Upload
trisman-putra
View
75
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kebidanan
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR
OLEH :NURLAMA SIREGAR, S,KEP, NS
JURUSAN KEPERAWATAN 2010
• jaringan lunak
• Perdarahan Edema otot dan sendi
• Dislokasi sendi
• Ruptur tendon
• Kerusakan saraf
• Kerusakan pembuluh darah
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang biasanya akan mempengaruhi jaringan disekitarnya seperti :
Penyebab Fraktur :
Tekanan yang menimpa tulang lebih besar dari pada daya tahan tulang Tulang yang sakit (osteoporosis ),
ini dinamakan fraktur patologis
Manifestasi Klinis :
Nyeri terus menerus dan bertambah berat sampai fragmen tulang
diimmobilisasi Deformitas, karena pergeseran
fragmen tulang Ekstremitas tidak berfungsi karena
fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot
Terjadi pemendekan tulang karena kontraksi otot
Krepitasi karena pergeseran fragmen tulang
Adanya luka terbuka dengan atau tanpa bone ekspose (pada fraktur terbuka)
Bengkak dan kemerahan pada daerah fraktur akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur
PENATALAKSANAAN KEDARURATAN PENATALAKSANAAN KEDARURATAN FRAKTURFRAKTUR
– Bila dicurigai adanya fraktur, penting untuk segera mengimmobilisasi sebelum pasien dipindahkan
– Immobilisasi dapat dilakukan dengan cara : - Memasang bidai sementara dengan bantalan yang memadai kemudian dibebat dengan kencang - Pada ekstremitas bawah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tungkai secara bersama-sama dengan ekstremitas yang
sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas yang cedera
• Bila pasien yang mengalami cedera harus dipindahkan sebelum dapat dilakukan pembidaian, ekstremitas harus disangga diatas dan dibawah tempat patah untuk mencegah gerakan rotasi maupun angulasi, karena gerakan fragmen tulang dapat menyebabkan nyeri kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lebih lanjut
Pada cedera ekstremitas atas lengan dapat dibebatkan kedada, jika cedera pada lengan bawah dapat digantung pada sling
Peredaran darah dari bagian distal dari cedera harus dikaji untuk menentukan kecukupan perfusi jaringan perifer
Pada fraktur terbuka luka ditutup dengan pembalut bersih (steril) untuk mencegah kontaminasi jaringan lebih lanjut
Pada bagian gawat darurat, evaluasi pasien dengan lengkap, lepas pakaian dengan lembut, dimulai dari bagian yang sehat kemudian pada sisi yang cedera. Mungkin pakaian harus digunting pada sisi yang cedera.
Ekstremitas sebisa mungkin jangan sampai digerakkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
PRINSIP PENATALAKSANAAN FRAKTUR
1. Reduksi
Mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya.
Reduksi harus dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah
jaringan lunak kehilangan elastisitasnya.Biasanya reduksi fraktur akan menjadi semakin sulit bila cedera sudah mengalami penyembuhan
Reduksi fraktur dapat dilakukan dengan :
Reduksi tertutup, mengembalikan tulang ke posisinya dengan manipulasi dan traksi manual
Traksi
Reduksi terbuka, pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. Fragmen tulang direduksi dengan pendekatan bedah dan dilakukan fiksasi.
2. Immobilisasi Fraktur
Setelah direduksi fragmen tulang harus diimmobilisasi atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi interna dan fiksasi eksterna.
Fiksasi eksterna meliputi : pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, fiksator eksterna.
Fiksasi interna: implan logam yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimmobilisasi fraktur.
3. Rehabilitasi
1. Pengkajian KeperawatanPengkajian Fisik
1. Kaji Manifestasi Klinis Dari Fraktur2. Immoblisasi Kaji rentang gerak pasien,apakah pasien
mengalami keterbatasan pergerakan Perhatikan apakah pasien sudah
memakai bidai, gips, bebat, dll3. Integritas Fungsi
Perlu diperhatikan apakah ada keterbatasan fungsiKaji status neurovaskuler, fungsi sensorik dan motorik
……………..Integritas Fungsi Kaji warna ekstremitas atau bagian tubuh yang fraktur, apakah pucat, merah, dingin, hangat bila disentuh
Kaji adanya kerusakan kulit; hematoma, edema, robekan atau nekrosis
Kaji nadi pada daerah fraktur, bandingkan derngan bagian yang sehat
Status Nutrisi Cairan Dan Obat-obatan
Ukur tinggi dan berat badan , kadar protein darah. Segala bentuk defesiensi nutrisi harus dikoreksi, peningkatan protein dapat membantu perbaikan jaringanKaji status hidrasi pasien; kaji kulit, tanda vital, haluaran urine. Immobilisasi dan tirah baring dapat menyebabkan trombosis vena dalam, statis urine dan infeksi kandung kemih yang diakibatkannya, juga pembentukan batu. Hidrasi yang adekuat dapat menurunkan kekentalan darah, memperbaiki aliran kemih, membantu mencegah terjadinya tromboplebitis dan masalah saluran kemihKaji riwayat pemakaian obat seperti; therapy steroid ( dapat memperburuk kemampuan memperbaiki stres
Pengkajian Psiko-Sosial-Spiritual
Segala bentuk stres fisik maupun psikis akan selalu dikuti oleh suatu reaksi emosional tertentu oleh pasien, apakah reaksi tersebut jelas, tersembunyi, normal atau abnormal.
Hal-hal utama yang harus dikaji
a. Adanya rasa takut Takut diekspresikan berbeda
oleh orang yang berbeda, ketakutan dapat berupa :
- Takut terhadap nyeri - Takut terhadap kematian - Takut tentang ketidaktahuan - Takut terhadap deformitas dan ancaman lain dari citra tubuh
b. Sistem Pendukung Pasien
Peran dari keluarga, sahabat dan orang
terdekat lainnya yang dapat memberi
dukungan
c. Kepercayaan Spiritual
Memainkan peranan penting dalam menghadapi ketakutan dan ansietas tanpa memandang anutan keagamaan pasien
d. Nilai Budaya
Inform ConsentPastikan sebelum dilakukan tindakan yang berhubungan dengan pembedahan, sudah ada izin tertulis yang dibuat secara sadar dan sukarela dari pasien atau yang bertanggung jawab terhadap pasien
Tanggung jawab perawat adalah : memastikan bahwa inform consent telah didapat secara sukarela dari pasien
Masalah Keperawatan1. Nyeri b/d gerakan fragmen tulang, cedera
jaringan lunak, prosedur pembedahan2. Resiko perubahan perfusi jaringan b/d
gangguan aliran arterio-vena Prosedur anastesi dan perubahan status cairan, penekanan yang terlalu kuat
3. Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri, ketidaknyamanan, kerusakan skeletal, gangguan neurovaskuler, prosedur pembedahan, Immobilisasi
4. Resiko infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan primer, kerusakan jaringan kulit, trauma jaringan
5. Ansietas b/d nyeri, perubahan bentuk tubuh dan pengalaman pembedahan
Intervensi Dan Rasional1. Cedera Nyeri b/d gerakan fragmen
tulang, jaringan lunak, prosedur pembedahanKaji Lokasi integritas dan type nyeri, untuk dapat menentukan pilihan dan memberikan pengawasan kepada intervensiKaji adanya keluhan nyeri yang tiba-tiba semakin berat dan tidak menghilang dengan pemberian analgetik, menandakan adanya komplikasi seperti; syndrom kompartemen
Pertahankan immobilisasi fraktur, menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi
Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena, meningkatkan aliran balik vena, menurunkan edema dan mengurangi
Ajarkan dan bantu pasien relaksasi, distraksi. Kolaborasi; pemberian analgetik, untuk mengurangi/mengontrol nyeri
1. Resiko perubahan perfusi jaringan b/d gangguan aliran arterio-vena, Prosedur anastesi dan perubahan status cairan, penekanan yang terlalu kuatPantau status neurovaskuler pada daerah operasi, Untuk dapat mengetahui/ mendeteksi kelancaran peredaran darahLatih pasien untuk melakukan pergerakan yang dapat ditoleransi, memperlancar aliran darah
3.Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri, ketidaknyamanan, kerusakan skeletal, gangguan neurovaskuler, prosedur pembedahan, ImmobilisasiKaji derajat imobilitas dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi, memerlukan informasi/ intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatanPertahankan tirah baring dalam posisi yang diharapkan, mempertahankan posisi fraktur dan mengurangi nyeriBerikan dorongan pada pasien dalam melakukan ADL dalam lingkup keterbatasan, berikan bantuan sesuai kebutuhan, Meningkatkan rasa kontrol diri/ harga diri dalam memenuhi ADL
Ajak pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang dirancang untuk memperbaiki tingkat mobilitas fisik, mempercepat penyembuhan dan memperbaiki tingkat mobilitas fisik
Mendiskusikan pembatasan pembebanan berat badan, fiksasi interna dirancang untuk dapat mempertahankan posisi tulang sampai terjadi penulangan bukan untuk menahan berat
Gunakan alat bantu (tongkat/walker) untuk mobilitas pasca operasi, melindungi fiksasi terhadap stres yang berlebihan
4. Resiko infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan primer, kerusakan jaringan kulit, trauma jaringanInspeksi kulit, kaji adanya robekan dan perdarahan, munculnya tulang pada luka, merupakan manifestasi pada fraktur terbukaKaji sisi kulit, perhatikan keluhan peningkatan nyeri, rasa terbakar, edema, eritema, drainase, bau tidak enak, mengindikasikan timbulnya infeksi lokal, necrosis jaringanBerikan perawatan luka dengan prinsip bersih dan steril, instruksikan pasien untuk tidak menyentuh daerah luka, mencegah kemungkinan infeksi dan kontaminasi silang
5. Ansietas b/d nyeri, perubahan bentuk tubuh dan pengalaman pembedahan Kumpulkan riwayat kesehatan secara cermat, dapat menemukan kekhawatiran pasien. Kekhawatiran dapat memperberat ketegangan emosional dan dapat mempengaruhi prospek pembedahanDorong pasien untuk mengungkapkan kekhawatirannya. Perawat harus mendengarkan, memahami, memberikan informasi yang benar, dapat mengurangi/ menyingkirkan kekhawatiran tersebutKaji kepercayaan spiritual pasien, memegang peranan penting dalam menghadapi ketakutan dan ansietas
Kaji adanya sistem pendukung pasien, Keluarga, sahabat, atau orang terdekat pasien lainnya akan dapat memberikan kekuatan pada pasien
Berikan pendidikan peri operatif dengan memperhatikan segala keunikan, ansietas, kebutuhan dan harapan-harapannya, meningkatkan pengetahuan pasien tentang masalah-masalah dan harapan-harapan dari tindakan operasi
Harus diusahakan untuk kembali ke aktifitas biasa sesegera mungkin.
Penyembuhan fraktur dan pengembalian kekuatan penuh serta immobilisasi memerlukan waktu berbulan-bulanPasien diajarkan bagaimana mengontrol pembengkakan dan nyeri s/d fraktur dan trauma jaringan.Tirah baring diusahakan seminimal mungkin.
PERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR PERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR TERTUTUPTERTUTUP
Latihan harus segera dimulai untuk mempertahankan kesehatan otot yang sehat dan untuk meningkatkan kekuatan otot.
Ajari pasien menggunakan alat bantu (tongkat, walker) dengan aman
Bantu pasien menyesuaikan lingkungan rumahnya sesuai kebutuhan
Ajarkan pada pasien tentang perawatan diri, informasi obat-obatan, memantau kemugkinan masalah potensial
Lakukan supervisi perawatan kesehatan
PERAWATAN PASIEN DENGAN PERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR TERBUKAFRAKTUR TERBUKA
Pada fraktur terbuka terdapat masalah resiko :
1. Infeksi → osteomyelitis
2. Gas gangren
3. Tetanus
Tujuan penanganan
meminimalkan kemungkinan infeksi jaringan lunak dan tulang serta mempercepat penyembuhannya. Pada fraktur terbuka yang penting harus dilakukan adalah tindakan debridemant untuk membersihkan luka dari benda asing dan jaringan mati sebelum dilakukan tindakan penatalaksanaan fraktur
TERIMA KASIH