Upload
naomifetty
View
49
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Askep Gangguan Jiwa2 Seminat Jiwa
Citation preview
MASALAH KESEHATAN JIWA NASIONALMental health problem(Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007)
Gangguan mental berat Nasional: 0.5 %
JAWA TENGAH : 3.3 %
1.Sragen : 7.4 %
2.Wonogiri : 6.1 %
3.Purworejo : 6 %
MASALAH GANGGUA JIWA MASALAH GANGGUA JIWA
AKIBATNYABEBAN KELUARGA• EKONOMI• PSIKOLOGIS BEBAN
NASIONAL• PRODUKTIVITAS• SOSIAL• SPIRITUAL
AKIBATNYABEBAN KELUARGA• EKONOMI• PSIKOLOGIS BEBAN
NASIONAL• PRODUKTIVITAS• SOSIAL• SPIRITUAL
TARGET KESEHATAN JIWATARGET KESEHATAN JIWA
1. SEHAT JIWA TETAP SEHAT2. RISIKO GANGGUAN JIWA JADI
SEHAT JIWA3. GANGGUAN JIWA JADI MANDIRI
DAN PRODUKTIF
INDONESIA SEHAT JIWA
TANDA & GEJALAGangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh rusaknya fungsi jiwa (ingatan, pikiran, penilaian/ persepsi, komunikasi, aktivitas, motivasi) sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam melakukan fungsi sosial
Tanda-tandanya :Sedih berkepanjangan dalam waktu lama
Berkurangnya kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari
Menurunnya motivasi untuk melakukan kegiatan (malas)
Marah-marah tanpa sebab
Bicara atau tertawa sendiri
Mengamuk
Menyendiri
Tidak mau bergaul
Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
Mengatakan atau mencoba bunuh diri
Risiko Masalah PsikososialAdalah keluarga yang memiliki kondisi tertentu yang
termasuk risiko untuk timbulnya masalah psikososial
Risiko masalah psikososial :
Kehilangan anggota keluarga atau orang yang dicintai
Kehilangan pekerjaan
Kehilangan harta benda
Kehilangan anggota tubuh
Penderita penyakit kronis : darah tinggi, TBC, Kencing manis, Jantung, Ginjal, rematik
Ibu hamil dan ibu melahirkan
MASALAH KESEHATAN JIWA
NODIAGNOSIS MEDIK
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
PSIKOTIK 1. PSP: HALUSINASI
2. GG KONSEP DIRI: HDR
3. ISOLASI SOSIAL
4. GG PROSES/ISI PIKIR: WAHAM
5. RISIKO PERILAKU KEKERASAN6. DEFISIT PERAWATAN DIRI
DIAGNOSIS GANGGUAN KESEHATAN JIWA
1. Gg sensori persepsi : Halusinasi (disturb sensory percention)
2. Berduka kompleks (Grieving Coplicated)
3. Defisit perawatan diri (self care deficit)
4. Isolasi social (Social isolation)
5. Regiment terapetik tidak efektif (infective therapeutic regiment)
6. Waham (Disturb throught of procces)
7. Risiko bunuh diri (Risk for suicide)
8. Harga diri rendah kronik ( Cronic Low Self Esteem)
9. Kerusakan komunikasi verbal (Impaired Verbal Disturbance)
10. Resiko Perilaku kekerasan (Risk for other directed)
11. Tidak efektif regiment terapetik keluarga (Ineffective family regiment therapeutic)
DIAGNOSIS YANG UMUM TERJADII. HALUSINASI
• Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam pola dan jumlah stimulasi (yang diprakarsai secara internal atau eksternal) disekitar dengan pengurangan, berlebihan, distorsi, atau kelainan berespon terhadap setiap stimulus (Townsend, 2009)
Karakteristik
• Disorientasi (waktu/ tempat/ orang)• Konsentrasi kurang• Penyimpangan pendengaran/
penglihatan• Gelisah • Mudah tersinggung• Perubahan kemampuan memecahkan
masalah• Perubahan pola perilaku• Perubahan pola komunikasi
Karakteristik halusinasi sesuai dengan jenis halusinasi yang dialami
– Halusinasi penglihatan: merasa melihat bayangan
– Halusinasi pendengaran: merasa mendengar suara/ bisikan/ percakapan
– Halusinasi pengecapan: merasa mengecap rasa seperti rasa darah/ urin/ feses
– Halusinasi perabaan: merasa mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.
– Halusinasi penghidu: Membaui bau-bauan tertentu yang tidak menyenangkan
INTERVENSI
PASIENSP1:1.Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu
terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon
2.Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan
3.Latih cara mengontrol halusinasi dg menghardik
4.Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik
SP 2
1.Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian
2.Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
3.Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat
SP 3
1.Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat. Beri pujian
2.Latih cara mengontrol halusinasi dg bercakap-cakap saat terjadi halusinasi
3.Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap-cakap
SP 4
1.Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat & bercakap-cakap. Beri pujian
2.Latih cara mengontrol halusinasi dg melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
3.Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian
II. RISIKO PERILAKU KEKERASAN
• Marah merupakan emosi yang normal pada manusia yakni respons emosional yg kuat tidak menyenangkan terhadap suatu provokasi ataupun yang dipersepsikan individu ( Videbeck, 2008)
• Perilaku kekerasan: Perilaku yang ditunjukkan oleh individu yang dapat membahayakan diri atau orang lain secara fisik, emosional, dan atau penganiayaan seksual (Nanda, 2009 - 2011)
Karakteristik
Kognitif• Mempunyai pikiran
yang negative dalam menghadapi stressor
• Mendominasi• Bawel• Sarkasme• Berdebat• Meremehkan
keputusan
• Flight of idea
• Gangguan berbicara
• Perubahan isi pikir
• Kosentrasi menurun
• Persuasif
Afektif
• Mudah tersinggung
• Tidak sabar
• Frustasi
• Ekspresi wajah Nampak tegang
• Merasa tidak nyaman
• Merasa tidak berdaya• Jengkel• Dendam• Ingin memukul orang
lain• Menyalahkan dan
menuntut
Fisiologis
• Tekanan darah meningkat
• Denyut nadi dan pernapasan meningkat
• Pupil dilatasi
• Tonus otot meningkat
• Mual
• Bab meningkat/ konstipasi
• Kadang-kadang konstipasi Reflek tendon meningkat
• Peristaltik gaster menurun
• Pengeluaran urine dan saliva meningkat
• Kewaspadaan juga meningkat disertai ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yang cepat.
Behaviour• Agresif pasif
• Bermusuhan
• Sinis
• Curiga
• Mengamuk
• Nada suara keras dan kasar
• Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain: Menyerang, menghindar (fight of flight). Menyatakan secara asertif (assertiveness). Memberontak (acting out). Perilaku kekerasan.
INTERVENSI
SP 1:
1.Identifikasi penyebab, tanda & gejala, PK yang dilakukan, akibat PK
2.Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual
3.Latihan cara mengontrol PK secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal
4.Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik
SP 2
1.Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
2.Latih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
3.Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
SP 3
1.Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat. Beri pujian
2.Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara, yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar)
3.Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan verbal
SP 4
1.Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat & verbal. Beri pujian
2.Latih cara mengontrol spiritual (2 kegiatan)
3.Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal dan spiritual
III. DEFISIT PERAWATAN DIRI
• Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang yang mengalami gangguan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan, dan toileting (Wilkinson, 2007).
Nanda (2011), defisit perawatan diri terbagi atas atas 4 kegiatan
Defisit perawatan diri : mandiDefisit perawatan diri : berpakaianDefisit perawatan diri: makanDefisit perawatan diri: eliminasi
SP 1:
1. Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan/minum, BAB/BAK
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jalaskan cara dan alat kebersihan diri
4. Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
5.Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per minggu)
SP 2
1.Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian
2.Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
3.Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
4.Masukkan pada jadual kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan
SP 3
1.Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian
2.Jelaskan cara dan alat makan dan minum
3.Latih cara makan dan minum yang baik
4.Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan dan makan & minum yang baik
SP 4
1.Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan & minum. Beri pujian
2.Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik
3.Latih BAB dan BAK yang baik
4.Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan, makan & minum dan BAB&BAK
IV. ISOLASI SOSIAL
• Isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang mengancam (Nanda, 2011).
Karakteristik menarik diritidak komunikatifmencoba
menyendiriasyik dengan
pikiran dan dirinya sendiri/ autistik
tidak ada kontak mata
sedihafek tumpul
perilaku bermusuhanmenyetakan
perasaan sepi atau ditolak
kesulitan membina hubungan di lingkungannya
menghindari orang lain
mengungkapkan perasaan tidak dimengerti orang lain
INTERVENSI
Sp 1:
1. Identifikasi penyebab isolasi sosial: siapa yang serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya
2. Keuntungan punya teman dan bercakap-cakap
3. Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap
4. Latih cara berkenalan dengan pasien dan perawat atau tamu
5. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan
Sp 2:
Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
SP 3:
Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
SP 4:
Latih cara bicara sosial: meminta sesuatu, menjawab pertanyan
V. HARGA DIRI RENDAH
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama ( NANDA, 2011).
Karakteristik
Mengatakan hal yang negatif tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus menerus
Mengekspresikan sikap malu/ minder/ rasa bersalah
Kontak mata kurang/ tidak adaSelalu mengatakan ketidak
mampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatuBergantung pada orang lainTidak asertifPasif dan hipoaktifBimbang dan ragu-raguMenolak umpan balik positif dan membesarkan
umpan balik negatif mengenai dirinya
INTERVENSI
SP 1:
1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar kegiatan)
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih
4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
5. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan dua kali per hari
SP 2:
Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
SP 3:
Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
SP 4:
Latih kegiatan ke empat (alat dan cara)
VI. RISIKO BUNUH DIRI
• Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari untuk mengakhiri kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati (Yosep, 2007).
• Bunuh diri berhubungan dengan kebutuhan yang dihalangi atau tidak terpenuhi, perasaan ketidakberdayaan, keputusasaan, konflik ambivalen antara keinginan hidup dan tekanan yang tidak dapat ditanggung, menyempitkan pilihan yang dirasakan dan kebutuhan meloloskan diri; orang bunuh diri menunjukkan tanda-tanda penderitaan (Kaplan & Saddock, 2010)
INTERVENSI
SP 1:
1. Identifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri: isarat, ancaman, percobaan (jika percobaan segera rujuk)
2. Identifikasi benda-benda berbahaya dan mengankannya (lingkungan aman untuk pasien)
3. Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif diri sendiri, latihan afirmasi/berpikir aspek positif yang dimiliki
4.Masukan pada jadual latihan berpikir positif 5 kali per hari
SP 2:
• Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif keluarga dan lingkungan, latih afirmasi/berpikir aspek positif keluarga dan lingkungan
SP 3:
1.Diskusikan harapan dan masa depan
2.Diskusikan cara mencapai harapan dan masa depan
3.Latih cara-cara mencapai harapan dan masa depan secara bertahap (setahap demi setahap)
SP 4:
1.Latih tahap kedua kegiatan mencapai masa depan
2.Masukkan pada jadual latihan berpikir positif tentang diri, keluarga dan lingkungan, serta kegiatan yang dipilih untuk persiapan masa depan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KADER1. Melakukan deteksi dini keluarga sehat, keluarga risiko
masalah psikososial, dan keluarga dengan gangguan jiwa di masyarakat
2. Menggerakkan individu, keluarga, dan kelompok sehat jiwa untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa
3. Menggerakkan keluarga, dan kelompok yang mempunyai risiko masalah psikososial untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa
4. Menggerakkan keluarga, dan kelompok yang mengalami gangguan jiwa untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa
5. Menggerakkan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti Terapi Kelompok dan rehabilitasi
6. Melakukan kunjungan rumah pada pasien yang telah mandiri
7. Melakukan rujukan kasus masalah psikososial atau gangguan jiwa pada petugas kesehatan puskesmas setempat
8. Membuat dokumentasi kegiatan kader kesehatan jiwa