ASKEP IBU POST PARTUM.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

  • ASKEP IBU POST PARTUMSRI HANDAYANI

  • APA ITU POST PARTUM ?Masa sesudah persalinan berakhir hingga pulihnya kembali organ-organ reproduksi (external dan internal).

    Masa pulihnya kembali ibu yang melahirkan bayi sejak sesaat setelah bayi lahir sampai alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

  • Lanjutandimulai setalah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

    Lamanya 6-8 minggu, pulih sempurna seperti sebelum hamil dalam 3 bulan

  • Konsep Keperawatan post partum Konsep lama

    Partus dianggap kondisi sakit sehingga butuh waktu istirahat lama (> 10 24 hari)Ketergantungan sangat tinggiAskep diberikan sampai 6 minggu

  • Lanjutan .Konsep baru

    Partus merupaka proses normal waktu istirahat yang dibutuhkan hanya sekitar 2 3 hari (rawat)Self care ibu bayiTeaching Learning : Kolaborasi, istirahat, Lebih ditingkatkan hubungan ibu bayi keluarga, nyaman dan pemulihan

  • Periode post partum 1. Immediate Post partum yaitu 24 jam pertama post patum2. Early Post partum yaitu minggu petama post partum3. Late Post Partum yaitu minggu II VI post partum

  • Perubahan Fisiologi Post PartumTanda tanda Vital

    Tanda tanda VitalPenyimpangan a. Temperatur 24 jam pertama akan meningkat 38 C karena dehidrasi, perubahan hormonal dan eksersi otot selama melahirkanBila > 24 jam dan menetap dalam 2 hari suhu 38 C sepsis puerperalis atau mastitis. Endometritis, infeksi tractus urinarius, infeksi lain

  • Lanjutan .

    b. Nadi / Pulse 6 8 hari post partum terjadi bradikardi karena penurunan cardiac out put dan stroke volume, Nadi : 50 - 70 x/mnt masih dianggap normal, nadi akan kembali normal dalam 3 bln post patumNadi cepat hipovolume, hemorrhagi. Cemas, infeksi atau penyakit jantung c. Respirasi Akan kembali normal dalam periode post partumHipoventilasi hipotensi gejala penyerta blok anestesi d. Tekanan Darah 24 jam pertama hipotensi orthostatikPenurunan TD indikasi hipovolemi sekunder hemorrhagiTD tinggi menetap Pre / eklamsi

  • B. Cardio Vaskuler

    Volume darah 5,5 ltr antepartum 5 ltr persalinan 4,5 ltr pada minggu ke-1 4 ltr minggu ke-3Hematokrit Hemokonsentrasi (pada hari ke-3-15 pasca persalinan) perdarahan >20% volume, maka dapat terjadi hemodelusiEritrositHamil; bertambah 30% dibandingkan tidak hamil, postpartum: bertambah 15% dibandingkan tidak hamilLeukositLeukositosis pada persalinan & awal nifasPada persalinan kadar leukosit>10.000 belum dianggap infeksi. Pada ibu hamil kadar leukosit sekitar 20.000-25.000, bila>25.000 telah terjadi infeksiFaktor pembekuan darahUmumnya meningkat seiring dengan terjadinya hemokonsentrasiCardiac output80% peningkatan segera setelah persalinan dan kembali normal dalam beberapa hariCVPMeningkat segera setelah persalinan, kembali normal dalam beberapa hariPHAlkalosis respiratorik pada saat kehamilanAsidosis metabolik pada saat awal persalinan sampai nifasGlucosa menurun

  • C. Sistem Pernapasan

    Volume tidal, kapasitas inspirasi, dan volume residual meningkat Akan kembali normal secara bertahap dalam periode post partum

    d. Sistem Perkemihan

    GFR dan volume urine meningkatProteinuria (2 hari postpartum)Glukosuri (hamil) meningkatBUN meningkat

  • Sistem Endokrin Berubah secara tiba-tiba selama kala IV s.d plasenta lahir : estrogen turun, progesteron turun dan prolaktin naik untuk proses laktasi. Pada ibu yang tidak menyusui menstruasi akan terjadi 12 mg post partum dan pada ibu yang menyusui menstruasi terjadi 36 mg post partum, pertama kali mens anovulatory

    Sistem Gastro Intestinal

    Penurunan motilitas usus dan tonus otot abdomen, kehilangan cairan, rasa tidak nyaman pada perineum, penggunaan enema kala I menurunkan tonus otot, hemorroid merupakan predisposisi konstipasi. Minggu pertama post partum fungsi usus besar akan kembali normal, nafsu makan meningkat, intake cairan cukup dan kondisi perineum membaik sehingga b.a.b lancar

  • Sistem Integumen

    Chloasma gravidarum tidak tampak pada akhir kehamilan, hiperpigmentasi areola mammae dan linea nigra belum menghilang dengan sempurna, palmar erithema, spider angioma (nevi) berkurang seiring dengan penurunan estrogen

    Kehilangan Berat Badan Setelah partus akan kehilangan BB 5 6 kg, terdiri dari 750 gr plasenta, 1000 gr darah dan cairan amnion dan sisanya berat bayi, dalam 2 4 hari terjadi diuresis mengakibatkan kehilangan BB 2,5 kg, setelah involusi lengkap akan kehilangan BB 900 gr

  • Sistem Muskuloskeletal

    Selama hamil otot abdomen secara bertahap melebar dan terjadi penurunan tonus otot. Periode post partum penurunan tonus otot jelas terlihat, abdomen lunak, lembut dan lemah, musculus rectus abdominalis memisah (diastasis recti abdominis). Proses bersalin menyebabkan trauma musculus pubo coccygeal dan sfingter mayor pelvis. 24 jam PP sebagian klien mengeluh nyeri, lemah pada kaki akibat tegangan otot dan penggunaan tenaga sewaktu partus, apabila dalam persalinan dilakukan anesthesi lokal sensasi selama 24 jam pertama PP akan turun. Terjadi tromboplebitis karena aktivitas turun dan protrombin naik

  • Adaptasi Organ Reproduksi Involusi Uterus Involusi adalah kembalinya ukuran uterus ke keadaan semula, sebelum hamil.

    Mekanisme involusi tergantung :

    Kontraksi miometriumUterus 90% massa terberatnya terdiri dari miometrium sehingga proses pengecilan uterus sebagian besar terjadi di miometrium dan sel-selnya menjadi lebih sedikit serta beberapa serabut miometrium terfagositosis sehingga menjadi kecil.Pemberian uterotonika (ergometrin, orgonivimaleat) ditujukan untuk mempercepat terjadinya involusi, dipergunakan sebagai terapi pada kasus subinvolusi. Subinvolusi : involusi yang terhambat

  • Kerja enzim proteolitik terhadap sitoplasma sel miometrium

    Proses otolisis sel miometrium (aktomiosin)

    Fagositosis serabut kolagen dan jaringan lemak inter-miometrium

  • Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uteri Bayi lahirUri lahir1 minggu

    2 minggu

    6 minggu8 minggu Setinggi pusat2 jari di bawah pusatPertengahan pusat simfisisTidak teraba di atas simfisisBertambah kecilSebesar normal 1000 gr750 gr500 gr

    350 gr

    50 gr30 gr

  • Lochia

    adalah cairan/discharge yang dikeluarkan dari uterus pada wanita setelah melahirkan Lochia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari PP. Lochia sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 PPLochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 PPLochia Alba : cairan putih, setelah 2 mingguLochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busukLochiostasis : lochia tidak lancar keluarnya

  • b. Endometrium (pada masa kehamilan, endometrium diganti dengan jaringan desidua) Nekrotisasi dan eksfoliasi desidua superfisialis (sampai minggu ke-6), akibat tersumbatnya arteria spiralis. Proliferasi struktur epitelial pada desidua basalisPlasental bed, yaitu tempat perlekatan atau implantasi plasenta, biasanya ikut terlepas pada saat persalinan. Plasental bed mengeluarkan darah dan berlanjut sampai masa nifas.

  • Berhentinya perdarahan pada plasental bed disebabkan oleh karena :kontraksi miometrium. Kontraksi tersebut menyebabkan cabang-cabang terminal dari sistem arteriola uterus yang tumbuh diantara serabut-serabut miometrium akan menutup.koagulasi / trombositosis dari ujung-ujung arteriolaproliferasi sel-sel permukaan (epitel) plasental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke-6 menjadi 2,4 cm dan akhirnya pulih.

  • c. Cerviks Setelah bersalin bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistensi lunak, kadang terdapat perlukaan kecil, edema dan tipis. Setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rahim, 2 jam kemudian dapat dilalui 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari. Osteum uteri externa Fish Mouth

    d. Vagina, Vulva dan Perineum Pada immediate : edema, luka dan biru-biru, laserasi, ruggae tidak ada, akan kembali pada minggu ke-3, luka epis sembuh 5-6 minggu, timbul rasa tidak nyaman, tergantung pada bentuk insisi, repair (perbaikan), lamanya kala II, multipara dan efektifnya penanganan. Introitus vagina : eritema, edem terutama pada epis / laserasi.

  • Dinding vagina yang lembut akan kembali 6-8 minggu PP, ruggae kembali dalam 4 minggu PP (tidak sama dengan wanita yang belum pernah melahirkan)Hipoestrogen akan menurunkan produksi mukus vagina sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman saat coitus. Kadang dijumpai haemorrhoid

    e. Dinding Abdomen Hari I PP otot tidak mampu menampung isi, tampak seperti masih hamil ajarkan senam nifas

    f. Ligamen-ligamen Ligamen, fasia dan diafragma pelvis meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur menjadi ciut dan pulih kembali, kadang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum kendor.

  • g. Perubahan Payudara

    Selama kehamilan dibawah pengaruh estrogen dan progesteron payudara disiapkan. Colostrum keluar pada kehamilan trimester III, colostrum pada minggu pertama PP banyak mengandung protein, lemak dan antibodi. Produksi ASI pada hari ke-3 PP. Pembesaran payudara karena penambahan sistem vaskuler dan limfatik sekitar payudara, produksi ASI oleh sel-sel alveolar di bawah pengaruh prolaktin (let down reflex)

  • Adaptasi Psikologis Post PartumProses adaptasi menjadi orang tua Menurut STEELE and POLLACK (1968), proses menjadi orang tua mencakup 2 komponen yaitu :Cognitif motor skillsBerkaitan dengan perawatan bayi : menyusui, menggendong, memakaikan baju, memandikan dsb.Kemampuan tersebut tidak timbul otomatis, dipengaruhi oleh budaya danpengalaman individu, sehingga beberapa ortu per;u belajar bagaimana melaksanakan tugas perawatan bayi kepada : teman, tetangga, baca buku, nenek dsb

  • 2. Cognitif afektif skillsMerupakan komponen psikologik baik ayah maupun ibu sebagai dasar menjadi ortuAspek kecintaan menerima sebagai figur ortu mencakup sikap kehalusan / kelembutan, kesadaran dan perhatian terhadap kebutuhan bayi berpengaruh terhadap lingkungan bayi

  • BENEDEK (1950) : hubungan ibu anak yang positif sebagai dasar untuk perkembangan rasa percaya diri

    ERICSON (konsep basic trust) : individu yang mendapat pengalaman positif dalam berhubungan dengan orang tuanya cenderung akan dapat bersosialisasi dengan orang lain secara baik. Tetapi bila sebaliknya akan mengisolasi diri

  • Parental Attachment (kasih sayang orang tua) MERCER (1982) : ada 5 pre kondisi yang mempengaruhi kasih sayang1. Kesehatan mental orang tua (termasuk kemampuan percaya terhadap orang lain)2. Sistem support dari lingkungan sosial, teman orang tua3. Kemampuan berkomunikasi dan merawat bayi4. Pendekatan-kedekatan ortu terhadap bayi5. kecocokan ortu-bayi (status bayi, temperamen dan sex)

  • FREUD (teori psikoanalisa) : perkembangan ikatan anak-ibu, sebagai hasil dari pemenuhan kepuasan bayi oleh ibu dalam hal kebutuhan bayi

    BOWLBY (1958) : Konsep attachment merupakan identifikasi keluarga terhadap bayi secara bertahap, dimulai dari : proses mengklaim, mirip siapa (dibandingkan anggota keluarga yang lain, perbedaannya / keunikan /kekhasannya)

  • Sensual Responses :1. Touch (raba) Digunakan secara meluas oleh orang tua / pengasuh sebagai cara untuk mengenal dengan bayi sebagai anggota baru. Jari-jari merupakan alat raba yang sensitif untuk meraba danmenggendong2. Eye to eye contact (kontak mata) Membantu perkembangan awal untuk pembentukan hubungan saling percaya3. Suara (voice) Orang tua-bayi saling mengenal melalui suara, misal ibu mengenal keinginan bayi melalui suara tangis4. Bau (odor) Ibu berkomentar terhadap bau bayinya yang unik Bayi belajar dengan cepat mengenal bau ibunya terutama bau ASI

  • Kontak AwalSangat penting di dalam perkembangan hubungan di masa yang akan datangSegera dilakukanpada jam-jam pertama sesudah kelahiran merupakan waktu yang sangat sensitif untuk interaksi ibu-bayiKeuntungan : Bagi ibu dapat meningkatkan kadar prolaktin-oxytosinBagi bayi mempercepat reflek menghisapMempercepat proses attachment

  • Peran orang tua sesudah kelahiran anakDimulai sejak kehamilan, misal ibu makan bergizi, istirahat cukup, senam untuk mendapatkan bayi yang sehat. Ayah memberi dukungan pada ibuPada periode post partum tugas baru dan tanggung jawab baru meningkat sehingga perlu modifikasi perilaku lama

  • Tugas dan tanggung jawab orang tua1. Menerima anak apa adanya (kondisi fisik, sek, temperamen)2. meyakini bahwa bayi sebagai orang terpisah dari dirinya sehingga memerlukan ketergantungan dan perlu pemeliharaan3. Perlu mengadaptasi di dalam perawatn bayi dalam :Aktivitas perawatanKomunikasiMemberi respon yang sesuai terhadap kebutuhan bayi4. Mengetahui kriteria keberhasilan atau kegagalan dalam perawatan bayi : Respon bayi Aktivitas dalam merawat bayi Pendapat orang-orang yang berarti

  • 5. Menetapkan sesuatu tempat untuk bayi di dalam kelompok keluarga6. Menetapkan perannya yang paling utama :Perawatan bayiPeran sexualPeran ganda (karir)

  • Penyesuaian Ibu (Maternal Adjusment)Menurut RUBIN, ada 3 fase :1. Fase Dependent (Taking in)Terjadi pada hari ke-1 s.d 2 post partum, ketergantungan sangat dominan pada ibu (pasif)Fokus pada diri sendiriVerbalisasi : butuh tidur dan makanMelepas tanggung jawab dan mempercayakan kapada orang lain untuk memenuhi rasa nyaman istirahat pada immediate post partumKegembiraan berlebihMenceritakan pengalaman kehamilan melahirkanRasa tidak nyaman akibat : episiotomi, hemorroid dan after pain

  • 2. Fase dependent-independent (Taking hold)Ibu mulai muncul keinginan untuk tidak bergantungTerjadi setelah hari ke 2-3Fokus meluas ke bayinya, mulai antusias melakukan perawatan bayiDalam perawatan diri mulai tidak ketergantunganMulai terbuka untuk belajar tentang perawatan dirinya dan bayiIbu ibu yang memerlukan dorongan : primipara, wanita karir, ibu yang tidak punya keluarga

  • 3. fase Independent (Letting Go)Peningkatan kemampuan independensi dalam perawatan diri dan bayiIbu dan keluarga berinteraksi sebagai suatu sistemPenerimaan adanya bayi sebagai bagian dari dirinyaSering terjadi stress dalam menentukan karir atau merawat bayi

  • Post Partum Blues and depresiPerubahan emosi tiba-tiba, hari ke-10 sering terjadi pada primiparaMenangis, iritabel, gangguan makan dan tidurKonflik peranFluktuasi hormonalKelelahanRasa tidak puas tentang penampilan post partum

  • Penyesuaian Ayah Ayah mulai melibatkan diri dalam perawatan bayiAyah terpikat pada bayiSering mengadakan kontak dengan sentuhan atau kontak mataMerasa meningkat harga dirinyaMerasa lebih besar, lebih matur dan lebih tuaMerasa bangga sebagai laki-laki terhadap peran ayah

  • Bonding Attachment Hubungan ibu-anak atas dasar kasih sayang (bonding)Keterikatan (attachment)Pada kala IV (pada jam I) sesudah kelahiran waktu paling optimal untuk bonding perlu kontak lebih dekat berguna untuk perkembangan selanjutnyaTimbul respon spesifik ketika pertama kali bayi diberikanPerlu umpan balik antara respon ortu-bayi melalui tingkah lakunya gerakan tubuh, mata, senyumOrtu yang menyaksikanproses persalinan timbul keterikatan dengan bayi

  • Bonding attachment penting untuk mencapai kesehatan bayi yang optimal. Peran perawat adalah memfasilitasi. Bonding attachment dilakukan segera di kamar bersalin dan catat reaksi tingkah laku penolakan tergantung pada : pengalaman prenatalPada jam I yang terpenting :MenyentuhMemeriksaBicaraLetakkan di dada

  • Reaksi bayi bangun, muka merah, mata berbinar seolah-olah melihatBonding attachment dapat melibatkan ayah Komplikasi bonding attachment :Pada ibu yang mengalami persalinan resiko tinggi dan komplikasi akan kontradiksi bonding attachment, karena : sakit sehingga bayi dituduh sebagai penyebab, komplikasi sehingga berpisah dengan bayiKecemasan tinggi : bayi dibenci, benci diri dan benci dengan suamiAttachment merupakan prioritas I

  • Adaptasi Sibling Memperkenalkan bayi kepada keluarga terutama pada kakaknyaOrang tua harus mampu membagi kasih sayang perhatian pada semua anakReaksi cemburu sering sekali terjadi pada kakaknya, terutama jika bayi menyita waktu dan perhatian

  • Cara adaptasi siblingMenjenguk ke rumah sakitTeleponWaktu pulang : Ayah dan bayi sementara inu dengan siblingBeri hadiah dari bayi untuk siblingAnjurkan pengunjung menegur siblingSibling terlibat waktu perawatan bayi misal meniru dengan bonekaJangan mengurangi waktu kontak dengan sibling

  • Tugas ortu dalam mengurangi sibling rivalryUpayakan anak yang besar (sibling) merasa tetap dicintai dan diperhatikanMonitor perilaku sibling dari kemungkinan melakukan perilaku agresifAtur waktu dan ruang dalam perawatan anakPerkenalkan sibling dengan anggota baru (bayi) sejak dalam kandungan

  • Perawatan Nifas 1. Pemantauan keadaan umum dan tanda-tanda vitalMeliputi pemeriksaan nadi, tekanan darah, frekuensi nafasKeadaan tersebut terus dipantau setiap hari

    2. Pemantauan involusiDilakukan dengan meraba tinggi fundus uteri (TFU) dan melihat perubahan warna lochia, dipantau setiap hari2 minggu / 15 hari post-partum : 1 jari diatas os simpisis pubis40 hari post-partum, tidak teraba sama sekali dapat terjadi gangguan involusi (subinvolusi) karena produk kehamilan yang tertinggal, infeksi, nutrisi yang kurang baik (terutama protein), anemia, atau pada multigravida, dimana fungsi uterus tidak sebaik sebelumnya

  • 3. Perawatan perineum dan perlukaan persalinan Perlu dijaga agar luka bekas episiotomi tetap kering dan bersih, dengan cara ditutup dengan pembalut, jika sudah terasa lembab atau basah langsung diganti (minimal 2 kali sehari)Perlu diberi antiseptik lokal dan antibiotik topikal (golongan sulfat) untuk mencegah infeksi sekunderPerlu pengawasan tiap hariLuka jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 5-7 hari

  • 4. Pengawasan fungsi miksi dan defekasi Biasanya dalam 2 hari ibu postpartum belum bisa BAB, karena :Rektum kosong karena menjelang persalinan dilakukan enemaIbu takut jongkok karena takut merasa nyeri dan kawatir jahitan episiotominya robekBAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.Bila sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan laksan per-oral atau per-rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.

  • Miksi hendaknya dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing karena sfinter uretra ditekan kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama persalinan, juga karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dikateterisasi untuk mengistirahatkan otot kandung kencing. Mobilisasi secepatnya, kadang dapat mengatasi masalah ini.

  • 5. Mobilisasi dan latihanSetelah melahirkan ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Setelah itu boleh miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk, hari ke-3 boleh jalan. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, tergantung komplikasi persalinan nifas dan sembuhnya luka-luka.Latihan mobilisasi ini baik bagi ibu untuk mencegah komplikasi jika ibu berbaring terus. Setelah partus ibu suka merasa sakit jika tidur miring karena rahim berada diluar panggul sehingga ikut berpindah-pindah ketika ibu melakukan gerakan. Hal tersebut dapat diatasi dengan memakai gurita. Perlu diperhatikan gurita bermanfaat langsung pada saat rahim masih besar, karena gurita ini berfungsi untuk fiksasi perut si ibu. Setelah 4 bulan rahim sudah kembali berada di dalam panggul, jadi tidak perlu lagi difiksasi.

  • Ibu perlu malakukan latihan otot perut dan panggul dengan cara sebagai berikut:Tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai 5 kemudian rilex. Ulangi sebanyak 10 kali. Untuk melatih kekuatan otot jalan lahir dan dasar panggul dengan cara berdiri dengan tungkai tidak tegang. Kerutkan dubur tahan dalam hitungan 1 sampai 5 kemudian kendorkan dan ulangi latihan tersebut sebanyak 5 kali. Kedua latihan tersebut dimulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap kali gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.

  • Perawatan payudara dan proses laktasi, dilakukan perawatan kebersihan, massage Perawatan payudara harus sudah dimulai sejak masa kehamilan, supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :Pembalutan payudara sampai tertekanPemberian estrogen untuk supresi LH seperti lynoral dan parlodel

  • Menyusui

    ASI harus diberikan setiap kali bayi merasa lapar atau setidaknya 10 sampai 12 kali dalam 24 jam. Jika bayi tidur lebih dari 3 4 jam bayi harus dibangunkan dan diberikan ASI. Jika payudara tidak dikosongkan dengan baik tiap kali menyusui maka ASI yang dikeluarkan lebih sedikit. Jaga payudara agar tetap bersih dan kering terutama putting susu dan gunakan BH yang menyokong payudara. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum agar produksi ASI tetap banyak. Bayi baru lahir harus diberikan ASI harus diberikan ASI 2 jam pertama setelah kelahiran

  • Keluarga berencana (KB)

    Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang mencegah kehamilan yang belum diinginkan. Memberikan edukasi bagi ibu mengenai jenis kontrasepsi dan memberikan motivasi bagi ibu yang sudah mempunyai banyak anak untuk melakukan kontrasepsi mantap (kontap).Biasanya kontrasepsi permanen lebih mudah dilakukan pada masa nifas karena rahim masuh tinggi.

  • 8. Nutrisi pada nifas dan laktasiSama dengan masa kehamilan yaitu 15% diatas kebutuhan sebelum hamil. Intake makanan harus tinggi protein, kalsium, dan asam folat. Intake caian juga harus ditingkatkan, setelah ibu menyusui harus minum 2 gelas airKarena ibu saat ini sedang menyusui bayinya maka ibu harus:mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari (1 piring nasi)makananan yang dimakan harus seimbang yang terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk, buah serta susu.Minum sedikitnya 3 liter (12 gelas) perhari dan ibu sebaiknya minum setiap kali akan menyusui.Pil zat besi harus di minum setidaknya selama 40 hari setelah persalinan.Minum kapsul vitamin A agar bisa memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASI.

  • Pemecahan masalah imunologik Darah bayi membawa protein-protein ayah yang belum tentu cocok dengan ibu.10. IstirahatIbu harus istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Untuk kembali kepada kegiatan-kegiatan rumah tangga harus dilakukan secara bertahap dan perlahan-lahan. Manfaatkan waktu untuk istirahat pada saat bayi tidur karena kurang istirahat akan mempengaruhi produksi asi, proses pengecilan rahim dan memperbanyak perdarahan.

  • SeksualSecara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya ke dalam kemaluan tanpa merasa nyeri. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai 40 hari setelah persalinan. Keputusan tergantung kepada kesepakatan pasangan.

  • KEBIASAAN-KEBIASAAN YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN PADA MASA NIFASMenghindari makanan yang berprotein seperti ikan, ayam dan telur akan merugikan karena ibu menyusui perlu tambahan makanan sebesar 500 kalori perhari.Mengurangi tindakan atau kebiasaan yang tidak bermanfaat seperti penggunaan bebat perut (setagen) pada 2-4 jam pertama masa nifas.Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam pertama setelah kelahiran karena masa transisi adalah masa krisis untuk ikatan batin bayi dan ibu dan memulai menyusui.Memijat daerah perut tidak disarankan karena dapat menyebabkan posisi rahim.

  • Komplikasi Post-partumPerdarahan pasca persalinan Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan lebih dari normal (normal 500 cc) dan terjadi dari kelahiran sampai 42 hari (setelah kala 3), dengan ditandai sistolik < 90 mmHg, nadi > 100, Hb < 8 g %. Perdarahan post-partum ini terbagi 2 :perdarahan post-partum dini, terjadi setelah lahir sampai 24 jamperdarahan lanjut, terjadi setelah 24 jam sampai 42 hari

  • Perdarahan pasca persalinan dapat disebabkan :

    Retensio plasenta, plasenta tertinggal didalam uterusRetensio sisa plasenta, plasenta sudah keluar tapi masih ada sisa selaput yang tertinggal di dalam uterus.Robekan jalan lahir, terjadi karena bayi lahir terlalu cepat, bayi besar, malformasi.Atonia yteri, apabila bayi telah keluar dan uterus tidak berkontraksi. Hal ini disebabkan pada saat uterus kontraksi terjadi penjepitan arteri-arteri spiralis sehingga perdarahan akan berhenti.koagulopati, terdapat pada ibu dengan kelainan patologis pada fungsi pembekuan darah, contohnya hemofilia dan hipofibinoginemia.

  • Infeksi nifas Adalah infeksi pada dan melalui traktus genitalis yang terjadi setelah melahirkan.

    Tanda 48 utama yang bisa dideteksi adalah adanya demam. Kenaikan suhu sampai 38C atau lebih.

    Infeksi nifas terjadi pada hari kedua, tidak hari ke-1 post-partum karena infeksi membutuhkan waktu inkubasi kurang lebih jam.

    Jadi infeksi nifas dimulai hari kedua postpartum.

    Bila infeksi terjadi pada hari pertama kemungkinan infeksi terjadi sebelum persalinan.

  • Apabila terjadi kenaikan suhu tubuh yang terjadi pada masa nifas tetapi tidak ditemukan sebab-sebab ekstragenital maka dianggap sebagai infeksi nifas Faktor predisposisi :daya tahan tubuh menurun, kurang gizi, malnutrisi, anemia, kelelahan, sedang sakithygiene burukproses persalinan bermasalahtertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah

  • Kelainan dan penyakit lain dalam masa nifasKelainan ini berupa : Kelainan pada mammae, berupa bendungan air susu, mastitis, galaktocele, kelainan putting susuKelainan pada uterus, yakni subinvolusi (bisa dicegah dengan menyusui bayi), metritis, perdarahan post-partum lanjut (perdarahan setelah 24 jam pasca persalinan)Kelainan-kelainan lainnya, berupa trombosis dan embolisme, nekrosis hipofisis (sindrom sheehan), depresi post-partum.

  • Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :CemasKurang pengetahuan Ketidakefektifan menyusui Resiko infeksiProses parenting