Upload
widia-widiaa
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Asma Kehamilan I
1/10
Kelainan saluran pernafasan yang ditandai dengan inamasi saluran nafas
kronik dengan episode obstruksi saluran nafas akut akibat adanya
stimulus oleh berbagai macam alergen. Di Indonesia, prevalensi asma
dalam kehamilan sekitar 3,7-!. "al tersebut membuat asma men#adisalah satu permasalahan yang biasa ditemukan dalam kehamilan.
$tiologi
%danya bronkospasme yang diakibatkan oleh alergen spesi&k, faktor
intrinsik kelelahan &sik atau komplikasi faktor-faktor tersebut.
'ato&siologi
%sma merupakan penyakit inamasi kronis saluran pernapasan
dengan komponen genetik yang utama. 'eningkatan respon dari saluran
pernapasan dan inamasi subakut yang persisten telah banyak
dihubungkan dengan gen-gen pada kromosom (, )), dan )* yang
meliputi kumpulan gen sitokin, gen reseptor +-adrenegik dan
glukokortikoid, serta gen reseptor antigen sel . elain itu, #uga di#umpai
adanya stimulan alergen lingkungan seperti virus inuena dan asap
rokok pada penderita-penderita yang rentan.3
'ada asma terdapat penyempitan saluran pernafasan yang
disebabkan oleh spasme otot polos saluran nafas, edema mukosa dan
adanya hipersekresi yang kental. 'enyempitan ini akan menyebabkan
gangguan ventilasi /hipoventilasi0, distribusi ventilasi tidak merata dan
sirkulasi darah pulmonal dan gangguan difusi gas di tingkat alveoli.
%khirnya akan berkembang men#adi hipoksemia, hiperkapnia, dan asidosis
pada tingkat lan#ut. anda khas dari asma berupa obstruksi saluran pernapasan yang
reversibel akibat konstriksi otot polos bronkus, kongesti vaskuler, produksi
mukus yang kental, dan edema mukosa saluran pernapasan. elain itu,
#uga di#umpai adanya inamasi saluran pernapasan dan meningkatnya
respon terhadap berbagai stimuli seperti iritan-iritan, infeksi virus, aspirin,
udara dingin, dan latihan &sik. 'roses inamasi disebabkan oleh respon
sel mast, eosino&l, limfosit, dan epitelium bronkus yang mengakibatkandisekresikannya mediator-mediator inamasi seperti histamin, leukotrien,
8/16/2019 Asma Kehamilan I
2/10
prostaglandin, sitokin, dan lain sebagainya. Ig$ #uga memegang peranan
penting dalam pato&siologi dari asma.3
'erubahan &siologis selama kehamilan mengubah prognosis asma,
hal ini berhubungan dengan perubahan hormonal selama kehamilan.1ronkodilatasi yang dimediasi oleh progesteron serta peningkatan kadar
kortisol serum bebas merupakan salah satu perubahan &siologis
kehamilan yang dapat memperbaiki ge#ala asma, sedangkan
prostaglandin 2* dapat memperburuk ge#ala asma karena efek
bronkokonstriksi yang ditimbulkannya.
'engaruh kehamilan pada asma
'erubahan hormonal yang ter#adi selama kehamilan mempengaruhi
hidung, sinus dan paru. 'eningkatan hormon estrogen menyebabkan
kongesti kapiler hidung, terutama selama trimester ketiga, sedangkan
peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan peningkatan la#u
pernapasan /%%%I, *44*0.
1eecroft dkk mengatakan bah5a #enis kelamin #anin dapat
mempengaruhi serangan asma pada kehamilan. 'ada studi prospektif
blind, ditemukan (4! ibu bayi perempuan mengalami peningkatan ge#ala
asma selama kehamilan dibandingkan dengan **,*! ibu bayi laki-laki. Ibu
dengan bayi laki-laki menun#ukkan perbaikan ge#ala asma /,!0,
sementara tidak satu pun ibu dari bayi perempuan mengalami perbaikan.
'enelitian ini menyimpulkan bah5a ge#olak adrenergik yang dialami ibu
selama mengandung #anin laki-laki dapat meringankan ge#ala asma. %da
hubungan antara keadaan asma sebelum hamil dan morbiditasnya pada
kehamilan. 'ada asma ringan )3 ! mengalami serangan pada kehamilan,
pada asma moderat *6 !, dan asma berat (4 !. ebanyak *4! dari ibu
dengan asma ringan dan moderat mengalami serangan intrapartum, serta
peningkatan risiko serangan ) kali lipat setelah persalinan dengan seksio
sesarea #ika dibandingkan dengan persalinan pervaginam.
'engaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma pada setiap
penderita tidaklah sama, bahkan pada seorang penderita asma
serangannya tidak sama pada kehamilan pertama dan kehamilan
8/16/2019 Asma Kehamilan I
3/10
berikutnya. 1iasanya serangan akan timbul mulai usai kehamilan *
minggu sampai 36 minggu, dan akan berkurang pada akhir kehamilan.
'engaruh asma pada ibu dan #anin sangat bergantung dari frekuensi
dan beratnya serangan asma, karena ibu dan #anin akan mengalamihipoksia. Keadaan hipoksia #ika tidak segera diatasi tentu akan
memberikan pengaruh buruk pada #anin, berupa abortus, persalinan
prematur, dan berat #anin yang tidak sesuai dengan umur kehamilan.
Diagnosis
%namnesis
- esak nafas tiba-tiba- 8i5ayat serangan asam sebelumnya- 8i5ayat atopi pada keluarga
9e#ala utama
- $kspirasi meman#ang- :heeing /;0
9e#ala lain
- akikardi- 8etraksi suprasternal- ianosis
)#am0 sebanyak ? * kali
seminggu- '$28 @ 4!- 2$A) @ 4! dari yang dipresiksikan saat asimtomatik
o %sma sedangBmoderat
- $ksaserbasi simtom @ * kali seminggu- $ksaserbasi mempengaruhi aktivitas- $ksaserbasi dapat berlangsung hingga beberapa hari- '$28, 2$A) berkisar antara 64-4! dari yang diprediksikan- Cemerlukan obat secara rutin untuk mengontrol ge#ala
o %sma berat
- $ksaserbasi berlangsung terus menerusBsering ter#adi sehingga
menghambat aktivitas
8/16/2019 Asma Kehamilan I
4/10
- '$28,2$A) >64! dari yang diprediksikan- Cemerlukan kortikosteroid secara rutin untuk mengontrol ge#ala.
keterangan
2$A) /2orces eEpiratory volume in one second0
'$28 /'eak eEpiratory o5 rate0
9e#ala klinis
'enilaian secara sub#ektif tidak dapat secara akurat menentukandera#at asma. 9e#ala klinik bervariasi dari 5heeing ringan sampai
bronkokonstriksi berat. 'ada keadaan ringan, hipoksia dapat dikompensasi
hiperventilasi, ditandai dengan 'F* normal, penurunan 'F*, dan alkalosis
respirasi. =amun, bila bertambah berat akan ter#adi kelelahan yang
menyebabkan retensi F* akibat hiperventilasi, ditandai dengan 'F*
yang kembali normal. 1ila ter#adi gagal napas, ditandai asidosis,
hiperkapnea, adanya pernapasan dalam, takikardia, pulsus paradoksus,ekspirasi meman#ang, penggunaan otot asesoris pernapasan, sianosis
sentral, sampai gangguan kesadaran. Keadaan ini bersifat reversibel dan
dapat ditoleransi. =amun, pada kehamilan sangat berbahaya akibat
adanya penurunan kapasitas residu.
Canifestasi klinis asma ditandai dengan dyspnea, kesesakan dada,
wheezing, dan batuk malam hari, di mana hanya men#adi tanda dalam
beberapa kasus. 'asien melaporkan ge#ala seperti gangguan tidur dannyeri dada.
8/16/2019 Asma Kehamilan I
5/10
1atuk yang memicu spasme atau kesesakan dalam saluran
pernapasan, atau berlan#ut terus, dapat berbahaya. 1eberapa serangan
dimulai dengan batuk yang men#adi progresif lebih GsesakH, dan kemudian
bunyi 5heeing ter#adi. %da pula yang berbeda, beberapa penderita asmahanya dimulai 5heeing tanpa batuk. 1eberapa yang lain tidak pernah
5heeing tetapi
hanya batuk selama serangan asma ter#adi.
elama serangan asma, mucus cenderung men#adi kering dan sukar,
sebagian karena cepat, beratnya pernapasan umumnya ter#adi saat
serangan asma. Cucus #uga men#adi lebih kental karena sel-sel mati
terkelupas.
Kontraksi otot bronkus menyebabkan saluran udara menyempit atau
konstriksi. "al ini disebut brokokonstriksi yang memperbesar obstruksi
yaitu asma.
%nalisa gas darah merupakan penilaian ob#ektif oksigenasi maternal,
ventilasi, keseimbangan asam-basa. 'emeriksaan fungsi paru merupakan
penanganan rutin pada semua pasien asma kronis dan akut. 'engukuran
2$A) sekuensial merupakan gold standard yang menggambarkan dera#at
asma. 2$A) >) l />*4!0 menggambarkan asma berat. 'eak $Epiratory
2lo5 8ate /'$280 berkolerasi erat dengan 2$A) dan dapat diukur dengan
spirometri dengan mudah.
Tabel 7. tadium Klinik %sma
tadium 'F* 'F* p" 2$A /!0Alkalosis respirasi
ringan
=ormal 6(-4
Alkalosis respirasi (4-6Zona bahaya =ormal =ormal 3(-Asidosis respirasi >3(
'engaruh kehamilan terhadap asma
idak ada bukti bah5a kehamilan memiliki efek yang dapat diprediksi
terhadap asma yang telah ada sebelumnya. 9luck dan 9luck /*4460
melaporkan bah5a sekitar sepertiga kasus mengalami perberatan
penyakit, sepertiga kasus lainnya mengalami menifestasi klinis yang lebihringan dibandingkan sebelum kehamilan, dan sepertiga terakhir tidak
8/16/2019 Asma Kehamilan I
6/10
mengalami perubahan manifestasi klinis asma sebelum dan sesudah
kehamilan. =amun, "endler et al /*4460 melaporkan bah5a 5anita
dengan tingkat keparahan asma yang lebih berat memiliki kemungkinan
eksaserbasi asma yang lebih besar dalam kehamilan.
3
ecara umum, chat et al /*4430 melaporkan bah5a sekitar *4!
5anita dengan tingkat keparahan asma ringan dan sedang akan
mengalami eksaserbasi asma intrapartum.3
$fek asma pada kehamilan%sma, terutama apabila dengan tingkat keparahan yang berat,
dapat mempengaruhi hasil kehamilan secara bermakna. Dalam sebagian
besar penelitian, di#umpai peningkatan insidensi preeklampsia, persalinan
preterm, bayi berat lahir rendah, dan mortalitas perinatal. :alaupun
belum terbukti, secara logika asma yang terkontrol baik akan memberi
hasil yang lebih baik. Kematian ibu dapat ter#adi akibat status asmatikus.
'enyulit yang mengancam nya5a adalah penumotoraks,
pneumomediastinum, kor pulmonale akut, aritmia #antung, kelelahan otot
serta henti napas.(
$fek asma terhadap #anin
'enelitian pada baik manusia maupun he5an menun#ukkan bah5a
alkalosis pada ibu dapat menyebabkan hipoksemia #anin #auh sebelum
oksigenasi maternal terganggu. 9angguan pada #anin diperkirakan
merupakan akibat dari beberapa faktor, yaitu berkurangnya aliran darah
fetus, berkurangnya aliran darah balik vena ibu, dan pergeseran kurva
disosiasi oksihemoglobin ke kiri akibat keadaan basa. %pabila ibu tidak
lagi mampu mempertahankan tekanan oksigen normal dan ter#adi
hipoksemia, #anin akan berespon dengan mengurangi aliran darah
umbilikus, meningkatkan resistensi vasukler sistemik dan paru, dan
akhirnya mengurangi curah #antung. Kesadaran bah5a #anin dapat
mengalami gangguan berat sebelum penyakit ibu men#adi parah
menun#ukkan pentingnya pemantauan dan tatalaksana agresif pada
semua 5anita hamil dengan asma akut. 'emantauan respon #anin pada
dasarnya men#adi indikator gangguan pada ibu.(
8/16/2019 Asma Kehamilan I
7/10
'enatalaksanaan
'enanganan asma kronik
Cenurut =ational %sthma $ducation and 'revetion 'rogram $Epert
'anel,)7, penanganan yang efektif asma kronis pada kehamilan harusmencakup hal berikut.
- 'enilaian ob#ektif fungsi paru dan kese#ahteraan #anin- CenghindariBmenghilangkan faktor presipitasi lingkungan- erapi farmakologi- $dukasi pasien
'asien harus mengukur '$28 * kali sehari dengan target 34-((4 lBmenit.
iap pasien memiliki nilai baseline masing-masing sehingga terapi dapat
disesuaikan. Kromolin disodium atau ipratropium inhalasi menghambat
degranulasi sel mast. Jadi, hanya efektif sebagai pencegahan pada asma
kronis. /dapat menggunakan leukotrien modi&er0. eo&lin /metilsantin0
merupakan bronkodilator antiinamasi.
Tabel 8. 'enanganan %sma Kronis pada Kehamilan
Dera#at asma erapiRingan
intermiten
+ agonis inhalasi
Ringan
persisten
+ agonis inhalasi ; kromolinBkortikosteroid inhalasi
Moderat
persisten
+ agonis inhalasi ; kortikosteroid inhalasi ; teofilin
per oralSevere
persisten
+ agonis inhalasi ; kortikosteroid inhalasi ; teofilin
per oral ; kortikosteroid per oral'endekatan farmakologis pada penderita asma disesuaikan dengan
tingkat keparahan penyakit sesuai tabel diatas. 'ada penderita asma
intermitten ringan, agonis +-adrenegik inhalasi hanya diberikan apabila
keluhan timbul sedangkan pemberian kortikosteroid inhalasi dosis rendah
diberikan sebagai tambahan agonis +-adrenegik inhalasi sebagai
pengendali penyakit pada penderita asma persisten ringan. 'ada
penderita asma persisten sedang kombinasi kortikosteroid inhalasi dosis
ringan hingga sedang ditambahkan dengan agonis +-adrenegik inhalasi
ker#a pan#ang diberikan untuk mengontrol keluhan pasien. Kortikosteroid
inhalasi dosis tinggi yang dikombinasikan dengan agonis +-adrenegikinhalasi ker#a pan#ang diberikan sebagai pengendali penyakit pada
8/16/2019 Asma Kehamilan I
8/10
penderita asma persisten berat. teroid oral #uga dapat diberikan pada
penderita asma persisten berat bila pemberian terapi inhalasi tidak dapat
meredam ge#ala yang timbul.
'enanganan asma akut
'enanganan asma akut pada kehamilan sama dengan non hamil,
tetapi hospitality treshold lebih rendah. Dilakukan penanganan aktif
dengan hidrasi intravena, pemberian masker oksigen, supaya 'F*64
mm"g dan saturasi F* (!. Juga perlu dilakukan pemeriksaan analisa gas
darah, pengukuran 2$A), '$28, pulse oEimetry, dan fetal monitoring.
'enanganan lini pertama adalah + adrenergic agonis /subkutan, per
oral, inhalasi0 loading dose -6 mgBkg11 dan dilan#utkan dengan dosis 4,-
) mgBkg11B#am sampai tercapai kadar terapeutik dalam plasma sebesar
)4-*4 LgBml. Fbat ini akan meningkatkan reseptor spesi&k permukaan sel
dan mengaktifkan adenilil siklase untuk meningkatkan c%C' intrasel dan
relaksasi otot polos bronkus. Dan kortikosteroid, metilprednisolon 4-64
mg IA tiap 6 #am. erapi selan#utnya bergantung pada pemantauan
respons hasil terapi. 1ila 2$A ), '$28 74! baseline, boleh pulang.
=amun, bila '$28 >74! baseline setelah 3 kali pemberian + agonis, perlu
diobservasi di rumah sakit.
%sma berat yang tidak berespons terhadap terapi dalam 34-64 menit
dimasukkan dalam kategori asmatikus. 'enanganan aktif, di IM dan
intubasi dini, serta penggunaan ventilasi mekanik pada keadaan
kelelahan, retensi F* dan hipoksemia akan memperbaiki morbiditas dan
mortalitas.
1erikut langkah penanganan asma pada kehamilan
ebelum kehamilan
- Konseling mengenai pengaruh kehamilan dan asma, serta
pengobatan.- 'enyesuaian terapi maintenance untuk optimalisasi fungsi
respirasi.- "indari faktor pencetus, alergen
- 8u#ukan dini pada pemeriksaan antenatal elama kehamilan
8/16/2019 Asma Kehamilan I
9/10
- 'enyesuaian terapi untuk mengatasi ge#ala.- 'emantauan kadar teo&lin dalam darah, karena selama hamil
ter#adi hemodiusi sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi.- 'engobatan untuk mencegah serangan dan penanganan dini bila
ter#adi serangan- 'emberian obat sebaiknya inhalasi, untuk menghindari efek
sistemik pada #anin.- 'emeriksaan fungsi paru Ibu.- 'ada pasien yang stabil, = dilakukan pada akhir trimester
IIBa5al trimester III- Konsultasi anastesi untuk persiapan persalinan
aat persalinan
- 'emeriksaan 2$A), '$28 saat masuk rumah sakit dan diulang bila
timbul ge#ala.- 'emberian oksigen adekuat- Kortikosteroid sistemik /hidrokortison )44 mg i.v tiap #am0
diberikan minggu sebelum persalinan dan terapi maintenance
di berikan selama persalinan.- %nastesi epidural dapat digunakan selama proses persalinan.
'ada persalinan operatif lebih baik digunakan anastesi regional
untuk menghindari rangsangan pada intubasi trakea.
'enanganan hemoragi pasca persalinan sebaiknya menggunakanuterotonika atau '9$ karena '92 dapat merangsang
bronkospasme 'asca persalinan
- 2isioterapi untuk membantu pengeluaran mukus paru, latihan
pernapasan untuk mencegah atau meminimalisasi atelektasis,
mulai pemberian terapi maintenance.- 'emberian %I tidak merupakan kontraindikasi meskipun ibu
mendapatkan obat antiasma termasuk prednison.
Komplikasi
erdapat komplikasi preeklampsia ))!, IM98 )*! dan prematuritas )*!
pada kehamilan dengan asma. Komplikasi ini bergantung pada dera#at
penyakit asma. tatus asmatikus dapat menyebabkan gagal napas,
pneumotoraks, pneumomediastinum, kor pulmonale akut, dan aritmia
#antung. Cortalitas meningkat pada penggunaan ventilasi mekanik.
8/16/2019 Asma Kehamilan I
10/10
'ada asma berat hipoksia #anin dapat ter#adi sebelum hipoksia pada ibu
ter#adi. 9a5at #anin ter#adi akibat penurunan sirkulasi uteroplasenter dan
venous return maternal. 'eningkatan p" /alkali0 menyebabkan
pergesseran ke kiri kurva disosiasi oksihemoglobin. "poksemia maternalmenyebabkan penurunan aliran darah pada tali pusat, peningkatan
retensi vaskular pulmonar, dan sistemik, dan penurunan cardiac output.
Fbat-obat antiasma yang biasa digunakan tidak memiliki efek samping
teratogenik. 8esiko pada anak untuk terkena asma bervariasi antara 6-
34! bergantung pada faktor herediter dari ibu dan ayah atopik atau
penderita asma.