16
IN MEMORIAM Asmara Victor Michael Nababan

Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

IN MEMORIAM

Asmara Victor Michael Nababan

Page 2: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

1

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! ~ Roma 12:12

MENGENANG ASMARA VICTOR MICHAEL NABABAN ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Asmara Victor Michael Nababan adalah nama yang yang diberikan kedua orang tuanya yang sangat bangga ketika putera bungsu mereka lahir di Siborong-borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1946. Asmara lahir sebagai anak ke-11 dari pasangan Bapak Jonathan L. Nababan, seorang guru HIS (Hollandsch Inlandsch School) di Tarutung, dan Ibu Erna Intan Dora boru Lumban Tobing, seorang guru perempuan pertama di Tapanuli Utara dan juga sebagai Kepala Sekolah Meisjes School di Balige sebelum ia menikah dengan Bapak Jonathan L. Nababan. Kedua orangtuanya merupakan panutan dan kebanggaannya.

Lobi Timbona Dope Lobi timbona dope sian bintang Do manondangi panondang di ho Sabam disi ma roham jala sonang Arsak ni roha ndang dais be tu ho Arsak ni roha ndang dais be tu ho Lobi timbona dope sian bintang Gabe torang ma sude na buni Na hinirimmu nuaeng gabe jumpang Las ni roham ndang mansohot disi Las ni roham ndang mansohot disi Lobi timbona dope sian bintang Ndang hahuaon ni musu be ho Sahat tu ho ma disi hamonangan Marolopolop tongtong nama ho Marolopolop tongtong nama ho Lobi timbona dope sian bintang Surusuruan na manomu ho Endehononna ma ho, ala monang Sian sitaonon na porsuk ho ro San sitanonon na porsuk ho ro.

Lagu kesenangan Asmara Nababan selain lagu Indonesia Raya …

Lebih Tinggi dari Bintang Lebih tinggi lagi dari bintang Yang memancarkan sinar untukmu Tenang dan senanglah hatimu disana Tiada lagi duka dan derita yang menimpamu Tiada lagi duka dan derita yang menimpamu

Lebih tinggi lagi dari bintang Segala yang tersembunyi akan terlihat Apa yang kau harapkan kini tercapai Sukacitamu akan meluap-luap Sukacitamu akan meluap-luap

Lebih tinggi lagi dari bintang Tidak akan ada lagi musuh yang menyerang engkau Sampai kepadamulah kemenangan Bersukacitalah engkau Bersukacitalah engkau

Lebih tinggi lagi dari bintang Malaikat akan menjemput engkau Akan dinyanyikannya engkau karena kemenangan Dari penderitaan yang berat Dari penderitaan yang berat *....kini engkau sudah bahagia bersama Tuhan di tempat yang lebih tinggi dari bintang-bintang”

Page 3: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

2

Setamat SMA, Asmara sempat melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), kemudian Fakultas Sastra Inggris di UKI, lalu melanjutkan studi perfilman di Lembaga Kesenian Jakarta sebelum akhirnya ia menamatkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1975). Pada masa kuliahnya, Asmara dikenal sebagai aktivis kampus yang konsisten memperjuangkan demokrasi. Ia turut dalam pergerakan mahasiswa bersama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di awal tahun 1970-an, dimana ia menjadi senior terfavorit bagi para anggota yang lebih muda.

Sebelum Pemilu 1971, ia mempelopori Deklarasi Golongan Putih (Golput) bersama Arief Budiman dan Adnan Buyung Nasution yang mengkritisi penyelenggaraan pemilu yang tidak demokratis dan turut dalam aksi protes pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, serta membentuk Komite Anti Korupsi bersama Arie Budiman, Akbar Tanjung, dkk (1970).

Sebagai mahasiswa yang aktif, ia berjumpa dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Inilah yang akhirnya membentuk pemuda Asmara menjadi orang yang mudah bergaul, mencintai sesama, dan setia memperjuangkan hak asasi manusia.

Ia Telah Berpulang

Jarang sekali keluarga dan kerabatnya mendengar Asmara mengeluh sakit. Keseriusannya dalam bekerja dan kegigihannya berjuang untuk orang lain yang sering terabaikan, membuatnya lupa bahwa tubuhnya mengidap penyakit serius. Kanker paru-paru yang dideritanya seakan mengganggu ‘keasyikannya’ memperjuangkan hak-hak asasi manusia di Indonesia.

Setelah menyadari adanya penyakit yang sering membuat ciut nyali banyak orang ini, Asmara tetap tidak gentar menghadapinya. Sementara ia berobat dan beberapa kali sempat dirawat inap di rumah sakit, Asmara tetap giat mengikuti rapat-rapat rutin dan melakukan tugasnya ke luar kota.

Upaya untuk memperoleh kesembuhan juga dilakukannya bersama keluarga hingga ke Rumah Sakit Fuda, Guangzhou, China. Tetapi Tuhan ternyata mempunyai rencana lain. DIA sangat mencintai Asmara, sehingga belum sempat beliau mengalami penderitaan berat akibat penyakitnya, Tuhan Yang Maha Kuasa telah memanggilnya untuk beristirahat dengan tenang pada hari Kamis tanggal 28 Oktober 2010 jam 12:30 waktu setempat atau 11:30 WIB di Rumah Sakit Fuda, Guangzhou, China pada usia 64 tahun.

Asmara Nababan telah meninggalkan kita dengan kenangan yang begitu mengesankan dan teladan keteguhan hati yang sangat baik. Asmara adalah teman dan sahabat sejati untuk siapa pun yang berjuang untuk menegakkan hak asasi manusia dan demokrasi di Indonesia.

Pemuda Asmara tidak hanya pandai dalam studinya, namun ia juga disenangi teman-temannya. Kegiatannya tidak hanya fokus ke masalah sosial dan hukum, namun juga dunia pendidikan, agama, lingkungan hidup dan seni.

Asmara adalah salah satu pendiri dan pemimpin redaksi majalah anak-anak Kawanku, sebagai bentuk perjuangan dan kontribusinya bagi anak Indonesia. Asmara pernah menjadi Direktur Eksekutif Yakoma-DGI (Yayasan Komunikasi Massa Dewan Gereja-gereja di Indonesia) 1978-1983. Selain itu, Asmara juga aktif sebagai Sekretaris Dewan Pembina Yayasan Leuser Indonesia (2008).

~~~~~~~~~~~~ Asmara Nababan once said that he was often subject to

intimidation for his activity but that such threats failed to dampen his spirit. “My life and fate depend not on human

rights abusers but on Almighty God. I am ready to die here and now if that’s His will,” he told The Jakarta Post in 2005.

Setiap kita yang mengenal dan mencintai Asmara Nababan ~ mempunyai kenangan yang baik mengenai beliau, namun barangkali juga tak luput dari kenangan yang kurang berkenan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami Keluarga Asmara Victor Michael Nababan, mengharapkan Bapak, Ibu dan Saudara Saudari sekalian agar berkenan memaafkan beliau atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah Asmara Nababan lakukan semasa hidup beliau.

Terima kasih yang tak terhingga atas segala doa dan perhatian, kunjungan yang menghibur sekaligus menguatkan semangatnya di kala Asmara Nababan sedang dirawat di rumah sakit, mau pun Anda yang hadir dalam kesempatan terakhir di rumah ini serta di tempat peristirahatan beliau.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa membalas budi perbuatan mulia dan cinta kasih Bapak, Ibu, dan Saudara Saudari.

Jakarta ~ Kamis, 28 Oktober 2010 Hari terakhir perjalanan Bapak Asmara Nababan, Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda ke-82.

Asmara sangat mencintai ibunya dan ia anak kesayangan orang tua dan semua saudaranya.. Ketika ibunya sakit berkepanjangan, Asmara memutuskan untuk datang dan menemani beliau selama dua tahun, “Waktu kecil, saya ingin sekali memberikan hadiah sepatu emas untuk ibu saya. Merawat ibu saya merupakan sepatu emas untuk beliau” ujar Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60.

Masa Kecil Asmara …..

Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah (1952-1964), Asmara menghabiskan masa kecilnya di Medan. Kemudian oleh ayahnya, Asmara disekolahkan ke Jakarta.

Sebagai anak bungsu, Asmara cilik sering dibela oleh abang-abangnya tatkala ia harus berkelahi dengan teman sekolahnya atau bertemu dengan pemuda berandalan. Betapa tidak, abangnya terdiri dari enam orang dan disegani para pemuda di sekitar tempat tinggalnya.

Page 4: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

3

Setamat SMA, Asmara sempat melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), kemudian Fakultas Sastra Inggris di UKI, lalu melanjutkan studi perfilman di Lembaga Kesenian Jakarta sebelum akhirnya ia menamatkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1975). Pada masa kuliahnya, Asmara dikenal sebagai aktivis kampus yang konsisten memperjuangkan demokrasi. Ia turut dalam pergerakan mahasiswa bersama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di awal tahun 1970-an, dimana ia menjadi senior terfavorit bagi para anggota yang lebih muda.

Sebelum Pemilu 1971, ia mempelopori Deklarasi Golongan Putih (Golput) bersama Arief Budiman dan Adnan Buyung Nasution yang mengkritisi penyelenggaraan pemilu yang tidak demokratis dan turut dalam aksi protes pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, serta membentuk Komite Anti Korupsi bersama Arief Budiman, Akbar Tanjung, dkk (1970).

Sebagai mahasiswa yang aktif, ia berjumpa dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Inilah yang akhirnya membentuk pemuda Asmara menjadi orang yang mudah bergaul, mencintai sesama, dan setia memperjuangkan hak asasi manusia.

Ia Telah Berpulang

Jarang sekali keluarga dan kerabatnya mendengar Asmara mengeluh sakit. Keseriusannya dalam bekerja dan kegigihannya berjuang untuk orang lain yang sering terabaikan, membuatnya lupa bahwa tubuhnya mengidap penyakit serius. Kanker paru-paru yang dideritanya seakan mengganggu ‘keasyikannya’ memperjuangkan hak-hak asasi manusia di Indonesia.

Setelah menyadari adanya penyakit yang sering membuat ciut nyali banyak orang ini, Asmara tetap tidak gentar menghadapinya. Sementara ia berobat dan beberapa kali sempat dirawat inap di rumah sakit, Asmara tetap giat mengikuti rapat-rapat rutin dan melakukan tugasnya ke luar kota.

Upaya untuk memperoleh kesembuhan juga dilakukannya bersama keluarga hingga ke Rumah Sakit Fuda, Guangzhou, China. Tetapi Tuhan ternyata mempunyai rencana lain. DIA sangat mencintai Asmara, sehingga belum sempat beliau mengalami penderitaan berat akibat penyakitnya, Tuhan Yang Maha Kuasa telah memanggilnya untuk beristirahat dengan tenang pada hari Kamis tanggal 28 Oktober 2010 jam 12:30 waktu setempat atau 11:30 WIB di Rumah Sakit Fuda, Guangzhou, China pada usia 64 tahun.

Asmara Nababan telah meninggalkan kita dengan kenangan yang begitu mengesankan dan teladan keteguhan hati yang sangat baik. Asmara adalah teman dan sahabat sejati untuk siapa pun yang berjuang untuk menegakkan hak asasi manusia dan demokrasi di Indonesia.

Pemuda Asmara tidak hanya pandai dalam studinya, namun ia juga disenangi teman-temannya. Kegiatannya tidak hanya fokus ke masalah sosial dan hukum, namun juga dunia pendidikan, agama, lingkungan hidup dan seni.

Asmara adalah salah satu pendiri dan pemimpin redaksi majalah anak-anak Kawanku, sebagai bentuk perjuangan dan kontribusinya bagi anak Indonesia. Asmara pernah menjadi Direktur Eksekutif Yakoma-DGI (Yayasan Komunikasi Massa Dewan Gereja-gereja di Indonesia) 1978-1983. Selain itu, Asmara juga aktif sebagai Sekretaris Dewan Pembina Yayasan Leuser Indonesia (2008).

~~~~~~~~~~~~ Asmara Nababan once said that he was often subject to

intimidation for his activity but that such threats failed to dampen his spirit. “My life and fate depend not on human

rights abusers but on Almighty God. I am ready to die here and now if that’s His will,” he told The Jakarta Post in 2005.

Setiap kita yang mengenal dan mencintai Asmara Nababan ~ mempunyai kenangan yang baik mengenai beliau, namun barangkali juga tak luput dari kenangan yang kurang berkenan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami Keluarga Asmara Victor Michael Nababan, mengharapkan Bapak, Ibu dan Saudara Saudari sekalian agar berkenan memaafkan beliau atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah Asmara Nababan lakukan semasa hidup beliau.

Terima kasih yang tak terhingga atas segala doa dan perhatian, kunjungan yang menghibur sekaligus menguatkan semangatnya di kala Asmara Nababan sedang dirawat di rumah sakit, mau pun Anda yang hadir dalam kesempatan terakhir di rumah ini serta di tempat peristirahatan beliau.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa membalas budi perbuatan mulia dan cinta kasih Bapak, Ibu, dan Saudara Saudari.

Jakarta ~ Kamis, 28 Oktober 2010 Hari terakhir perjalanan Bapak Asmara Nababan, Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda ke-82.

Asmara sangat mencintai ibunya dan ia anak kesayangan orang tua dan semua saudaranya.. Ketika ibunya sakit berkepanjangan, Asmara memutuskan untuk datang dan menemani beliau selama dua tahun, “Waktu kecil, saya ingin sekali memberikan hadiah sepatu emas untuk ibu saya. Merawat ibu saya merupakan sepatu emas untuk beliau” ujar Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60.

Masa Kecil Asmara …..

Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah (1952-1964), Asmara menghabiskan masa kecilnya di Medan. Kemudian oleh ayahnya, Asmara disekolahkan ke Jakarta.

Sebagai anak bungsu, Asmara cilik sering dibela oleh abang-abangnya tatkala ia harus berkelahi dengan teman sekolahnya atau bertemu dengan pemuda berandalan. Betapa tidak, abangnya terdiri dari enam orang dan disegani para pemuda di sekitar tempat tinggalnya.

Page 5: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

4

Menjadi Suami dan Ayah Idola

Pasangan Asmara dan Magdalena dikaruniai tiga orang puteri dan seorang putera. Puteri pertama Juanita Miryam Hotmaida Nababan saat ini sedang menempuh program doctoral Bidang Ekonomi dan tinggal di Frankfurt. Puteri kedua, Natasha Ruth Mariana Nababan berkarir sebagai praktisi hukum di perusahaan minyak internasional. Sedangkan puteri ketiga, Aviva Selma Bulan Nababan bekerja sebagai peneliti dan penerjemah di Jakarta. Putera bungsu Yehonathan Uli Asi Nababan yang saat ini tengah menyelesaikan studinya sambil menggeluti bidang bela diri. Ia menikah dengan Sarina Attaliotis dan tinggal di Adelaide.

“Sebenarnya ia dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya

keluarganya, tapi ia memilih tetap sederhana dan rendah hati. Ia selalu bersepatu

sandal dan menyandang tas kain. Kesederhanaan itulah kekuatan Bang As”, ujar

Usman Hamid Koordinator Kontras.

Advocat senior Adnan Buyung Nasution menegaskan, “Pengabdian Asmara

dalam gerakan HAM adalah luar biasa dan patut menjadi contoh bagi generasi

muda, beliau pejuang HAM nomor wahid, penuh dedikasi, tegas dan berani”.

Abdul Haris Semendawai, rekan kerjanya menjelaskan, “Asmara orang yang

hangat dan sangat perhatian pada teman-teman, namun suka berbincang

tentang hukum dan HAM karena memang cita-citanya menegakkan HAM di

Indonesia”.

Ketua DPP PAN Bara Hasibuan mengenang aksi perjuangan Asmara dalam

membela berbagai kasus HAM. “Asmara aktivis HAM yang mampu bersikap

realistis dalam berjuang. Selama Asmara menjabat Sekjen, Komnas HAM sangat

aktif membentuk KPP HAM untuk menyelidiki berbagai kasus pelanggaran HAM”,

tegasnya.

“Sebagai orang Kristen, Asmara adalah role model saya,” ujar Ignas Kleden

sahabatnya di Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) melalui sms.

Seorang sahabatnya menyampaikan puisi atas kepergiannya.

Maut telah menjemputmu di hari Sumpah Pemuda Selamat jalan, Bang! Telah kau berikan hidupmu di medan sepi perjuangan Dimana bayang-bayang maut selalu mengintai dari balik satu sudut gelap Tapi tak sekejap pun kau ragu Tak selintas pun kau biarkan gentar merasukmus Jiwamu terisi penuh oleh ketulusan dan nyali Kau lindungi dirimu dengan perisai kesederhanaan Kau jaga hatimu dengan perisai kebaikan Tak kuragukan itu, Bang Tak kuragukan sumpahmu pada perjuangan melawan kezaliman Maut memang telah menjemputmu, Bang Pun memang kuucapkan selamat jalan untukmu Sebagaimana laiknya peradaban mengajarkan kita Sebagaimana kita mengajarkan pada anak-anak kita Agar bersumpah menjaga hati nurani, Bersumpah setia menjaga kebenaran Agar selalu menjadi adil dan berani mengatakan ‘lawan’! Itu tak kan pernah mati dalam dirimu Tak sekejap pun kuragukan itu Bahkan kematian pun Sesungguhnya tak mampu membunuhmu Karena itu, Bang Di hari Sumpah Pemuda yang luhur ini (Oh, betapa jernih pertanda ini, betapa jelas pesan kepergianmu) Ijinkan aku menambahkan satu kalimat untukmu ‘selamat jalan, Bang kami akan terus berjuang!’ Jakarta, 28 0ktober 2010

fx rudy gunawan

Bertemu Kekasih Hati

Perjumpaan dengan seorang dara manis bernama Magdalena Helmyna Maniara Sitorus (sering disebut Butet), berawal dari suatu pertemuan di GMKI. Magdalena adalah puteri dari Bapak R. W. Sitorus dan Ibu Jumika Silaen.

Kisah Asmara dan Magdalena dilanjutkan dengan pernikahan pada tanggal 20 Februari 1974 di gereja HKBP Hang Lekiu Jakarta.

Page 6: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

5

Menjadi Suami dan Ayah Idola

Pasangan Asmara dan Magdalena dikaruniai tiga orang puteri dan seorang putera. Puteri pertama Juanita Miryam Hotmaida Nababan saat ini sedang menempuh program doctoral Bidang Ekonomi dan tinggal di Frankfurt. Puteri kedua, Natasha Ruth Mariana Nababan berkarir sebagai praktisi hukum di perusahaan minyak internasional. Sedangkan puteri ketiga, Aviva Selma Bulan Nababan bekerja sebagai peneliti dan penerjemah di Jakarta. Putera bungsu Yehonathan Uli Asi Nababan yang saat ini tengah menyelesaikan studinya sambil menggeluti bidang bela diri. Ia menikah dengan Sarina Attaliotis dan tinggal di Adelaide.

“Sebenarnya ia dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya

keluarganya, tapi ia memilih tetap sederhana dan rendah hati. Ia selalu bersepatu

sandal dan menyandang tas kain. Kesederhanaan itulah kekuatan Bang As”, ujar

Usman Hamid Koordinator Kontras.

Advocat senior Adnan Buyung Nasution menegaskan, “Pengabdian Asmara

dalam gerakan HAM adalah luar biasa dan patut menjadi contoh bagi generasi

muda, beliau pejuang HAM nomor wahid, penuh dedikasi, tegas dan berani”.

Abdul Haris Semendawai, rekan kerjanya menjelaskan, “Asmara orang yang

hangat dan sangat perhatian pada teman-teman, namun suka berbincang

tentang hukum dan HAM karena memang cita-citanya menegakkan HAM di

Indonesia”.

Ketua DPP PAN Bara Hasibuan mengenang aksi perjuangan Asmara dalam

membela berbagai kasus HAM. “Asmara aktivis HAM yang mampu bersikap

realistis dalam berjuang. Selama Asmara menjabat Sekjen, Komnas HAM sangat

aktif membentuk KPP HAM untuk menyelidiki berbagai kasus pelanggaran HAM”,

tegasnya.

“Sebagai orang Kristen, Asmara adalah role model saya,” ujar Ignas Kleden

sahabatnya di Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) melalui sms.

Seorang sahabatnya menyampaikan puisi atas kepergiannya.

Maut telah menjemputmu di hari Sumpah Pemuda Selamat jalan, Bang! Telah kau berikan hidupmu di medan sepi perjuangan Dimana bayang-bayang maut selalu mengintai dari balik satu sudut gelap Tapi tak sekejap pun kau ragu Tak selintas pun kau biarkan gentar merasukmus Jiwamu terisi penuh oleh ketulusan dan nyali Kau lindungi dirimu dengan perisai kesederhanaan Kau jaga hatimu dengan perisai kebaikan Tak kuragukan itu, Bang Tak kuragukan sumpahmu pada perjuangan melawan kezaliman Maut memang telah menjemputmu, Bang Pun memang kuucapkan selamat jalan untukmu Sebagaimana laiknya peradaban mengajarkan kita Sebagaimana kita mengajarkan pada anak-anak kita Agar bersumpah menjaga hati nurani, Bersumpah setia menjaga kebenaran Agar selalu menjadi adil dan berani mengatakan ‘lawan’! Itu tak kan pernah mati dalam dirimu Tak sekejap pun kuragukan itu Bahkan kematian pun Sesungguhnya tak mampu membunuhmu Karena itu, Bang Di hari Sumpah Pemuda yang luhur ini (Oh, betapa jernih pertanda ini, betapa jelas pesan kepergianmu) Ijinkan aku menambahkan satu kalimat untukmu ‘selamat jalan, Bang kami akan terus berjuang!’ Jakarta, 28 0ktober 2010

fx rudy gunawan

Bertemu Kekasih Hati

Perjumpaan dengan seorang dara manis bernama Magdalena Helmyna Maniara Sitorus (sering disebut Butet), berawal dari suatu pertemuan di GMKI. Magdalena adalah puteri dari Bapak R. W. Sitorus dan Ibu Jumika Silaen.

Kisah Asmara dan Magdalena dilanjutkan dengan pernikahan pada tanggal 20 Februari 1974 di gereja HKBP Hang Lekiu Jakarta.

Page 7: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

6

Demokrasi (KID), INFID, HAK di Timor Leste, HRRCA dan lain sebagainya. Bahkan ketika pada tahun 1983-1985 saat ia kembali ke Siborong-borong untuk menjaga ibunya yang sakit, ia tetap terlibat dalam pembentukan Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) guna membangkitan gerakan masyarakat sipil di Sumatera Utara.

Ia menjadi anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 1993-2002 dan pernah menjabat Sekretaris Jenderal pada tahun 2000-2002. Di Komnas HAM, Asmara Nababan bertugas dalam beberapa misi dari Aceh hingga Papua untuk investigasi pelanggaran HAM, termasuk menjadi anggota KPP HAM untuk Pelanggaran Berat di Timor Timur. Kiprah Asmara Nababan dalam dunia perjuangan penegakan HAM dan demokrasi di Indonesia diawali ketika ia menjadi aktivis kampus Universitas Indonesia.

Asmara juga pernah menjabat Sekretaris Eksekutif NGOs Forum on Indonesian Development (INFID) tahun 1994-1998. “Dia tak pernah gentar menghadapi orang-orang kuat yang punya kekuasaan,” kata Usman Hamid, Koordinator Kontras kepada Kompas.

Salah satu sifatnya yang paling menonjol adalah ia selalu melihat orang lain dari sisi yang terbaik, dan selalu ingin membantu. Bagi Don Marut, Direktur Eksekutif INFID, Asmara selalu ada ketika dimintai saran, nasihat dan bantuan tanpa rasa lelah. “Di balik ketegasannya selalu ada rasa cinta yang luar biasa kepada sesama,” ujarnya. “Ia pejuang HAM yang tak pernah kendor semangatnya, bahkan ketika dia sudah terbaring sakit,” tambah Don kepada Suara Pembaruan.

Sebagaimana barang koleksi favoritnya, Asmara sering mendefinisikan dirinya sendiri seperti teko. Menjadi wadah air sekaligus membaginya. “Prinsip membagi dan merelakan dirinya ini begitu menonjol,” Kata

Antonio Prajasto, Direktur Eksekutif Demos. “Walaupun demikian”, tambah Antonio kepada Kompas, “Asmara bisa menjadi sangat keras dan tak kenal kompromi jika sudah menyangkut perjuangan hak asasi manusia”.

Hingga akhir hayatnya, Asmara Nababan masih aktif sebagai Ketua Badan Pengurus Demos (www.demosindonesia.org), Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi (Center for Democracy and Human Rights Studies) dan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM).

Bang As, demikian ia kerap dipanggil oleh teman-teman sesama aktivis HAM dan demokrasi, juga adalah penggagas dan anggota Governing Board of the Human Rights Resource Centre for ASEAN (HRRCA). Lembaga ini berdiri sejak 31 Maret 2010 dan bergerak di bidang riset dan pendidikan hak asasi manusia serta pengembangan human rights resource centre untuk kawasan ASEAN. Asmara menggagas berdirinya lembaga ini bersama-sama dengan Marzuki Darusman, Ong Keng Yong (mantan Sekjen ASEAN), Harkristuti Harkrisnowo, dll.

Asmara Nababan di Mata Sahabat

Asmara Nababan kerap terlibat dalam Tim Pencari Fakta (TPF) sejumlah kasus HAM, antara lain anggota TPF kasus penyerbuan markas PDI-P 27 Juli 1996, anggota Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998, dan Wakil Ketua TPF Kasus Pembunuhan Munir, rekan seperjuangannya dalam menegakkan HAM di Indonesia. Asmara juga dipercaya untuk menjadi anggota Dewan Pakar Komisi Pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Bidang HAM.

Asmara Nababan seringkali dianggap sebagai abang, guru dan sahabat yang sangat konsisten dalam penegakan HAM dan demokrasi di Indonesia. Banyak yang merasa kehilangan atas kepergiannya.

“Bang As merupakan salah satu intelektual dan aktivis HAM dan demokrasi, yang

tidak saja mengembangkan gagasan-gagasan ilmiah dan progresif, tapi juga

menjalani dan menekuninya sebagai bagian hidup yang tak terpisahkan,” ujar

Ketua Setara Institute, Hendardi.

Menurut Ifdhal Kasim, Ketua Komnas HAM, “Seumur hidupnya Asmara tidak

ingin mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah, bahkan beberapa jalan tol di

Jakarta juga tidak ingin dilewatinya karena Asmara tahu persis terdapat

kecurangan atau korupsi di balik pembangunan jalan tersebut”.

Sosok Asmara Nababan bukan hanya seorang ayah yang sangat mencintai putera-puterinya, namun ia juga sahabat terbaik bagi semua anaknya dan terutama bagi Magdalena istrinya terkasih yang juga seorang aktivis hak asasi perempuan dan anak-anak. Saat ini Magdalena adalah Komisioner di Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Ia senantiasa berdiskusi dengan istri dan anak-anaknya tentang berbagai masalah, termasuk isu-isu sosial dan politik.

Pejuang HAM Indonesia yang Sejati

HAM, ‘Hak Asasi Manusia’ seakan sudah menjadi nama tengah dari Asmara Nababan. Sepanjang hidupnya, Asmara Nababan dikenal dengan kiprahnya memperjuangkan tegaknya hak asasi manusia di Indonesia. Ia sangat percaya dengan kekuatan masyarakat sipil dan berpartisipasi dalam pembentukan ataupun menjadi Dewan Pembina dari pelbagai organisasi yang berfokus pada HAM dan demokrasi, seperti Kontras, PIJAR, ELSAM, Demos, Komunitas Indonesia untuk

Page 8: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

7

Demokrasi (KID), INFID, HAK di Timor Leste, HRRCA dan lain sebagainya. Bahkan ketika pada tahun 1983-1985 saat ia kembali ke Siborong-borong untuk menjaga ibunya yang sakit, ia tetap terlibat dalam pembentukan Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) guna membangkitan gerakan masyarakat sipil di Sumatera Utara.

Ia menjadi anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 1993-2002 dan pernah menjabat Sekretaris Jenderal pada tahun 2000-2002. Di Komnas HAM, Asmara Nababan bertugas dalam beberapa misi dari Aceh hingga Papua untuk investigasi pelanggaran HAM, termasuk menjadi anggota KPP HAM untuk Pelanggaran Berat di Timor Timur. Kiprah Asmara Nababan dalam dunia perjuangan penegakan HAM dan demokrasi di Indonesia diawali ketika ia menjadi aktivis kampus Universitas Indonesia.

Asmara juga pernah menjabat Sekretaris Eksekutif NGOs Forum on Indonesian Development (INFID) tahun 1994-1998. “Dia tak pernah gentar menghadapi orang-orang kuat yang punya kekuasaan,” kata Usman Hamid, Koordinator Kontras kepada Kompas.

Salah satu sifatnya yang paling menonjol adalah ia selalu melihat orang lain dari sisi yang terbaik, dan selalu ingin membantu. Bagi Don Marut, Direktur Eksekutif INFID, Asmara selalu ada ketika dimintai saran, nasihat dan bantuan tanpa rasa lelah. “Di balik ketegasannya selalu ada rasa cinta yang luar biasa kepada sesama,” ujarnya. “Ia pejuang HAM yang tak pernah kendor semangatnya, bahkan ketika dia sudah terbaring sakit,” tambah Don kepada Suara Pembaruan.

Sebagaimana barang koleksi favoritnya, Asmara sering mendefinisikan dirinya sendiri seperti teko. Menjadi wadah air sekaligus membaginya. “Prinsip membagi dan merelakan dirinya ini begitu menonjol,” Kata

Antonio Prajasto, Direktur Eksekutif Demos. “Walaupun demikian”, tambah Antonio kepada Kompas, “Asmara bisa menjadi sangat keras dan tak kenal kompromi jika sudah menyangkut perjuangan hak asasi manusia”.

Hingga akhir hayatnya, Asmara Nababan masih aktif sebagai Ketua Badan Pengurus Demos (www.demosindonesia.org), Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi (Center for Democracy and Human Rights Studies) dan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM).

Bang As, demikian ia kerap dipanggil oleh teman-teman sesama aktivis HAM dan demokrasi, juga adalah penggagas dan anggota Governing Board of the Human Rights Resource Centre for ASEAN (HRRCA). Lembaga ini berdiri sejak 31 Maret 2010 dan bergerak di bidang riset dan pendidikan hak asasi manusia serta pengembangan human rights resource centre untuk kawasan ASEAN. Asmara menggagas berdirinya lembaga ini bersama-sama dengan Marzuki Darusman, Ong Keng Yong (mantan Sekjen ASEAN), Harkristuti Harkrisnowo, dll.

Asmara Nababan di Mata Sahabat

Asmara Nababan kerap terlibat dalam Tim Pencari Fakta (TPF) sejumlah kasus HAM, antara lain anggota TPF kasus penyerbuan markas PDI-P 27 Juli 1996, anggota Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998, dan Wakil Ketua TPF Kasus Pembunuhan Munir, rekan seperjuangannya dalam menegakkan HAM di Indonesia. Asmara juga dipercaya untuk menjadi anggota Dewan Pakar Komisi Pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Bidang HAM.

Asmara Nababan seringkali dianggap sebagai abang, guru dan sahabat yang sangat konsisten dalam penegakan HAM dan demokrasi di Indonesia. Banyak yang merasa kehilangan atas kepergiannya.

“Bang As merupakan salah satu intelektual dan aktivis HAM dan demokrasi, yang

tidak saja mengembangkan gagasan-gagasan ilmiah dan progresif, tapi juga

menjalani dan menekuninya sebagai bagian hidup yang tak terpisahkan,” ujar

Ketua Setara Institute, Hendardi.

Menurut Ifdhal Kasim, Ketua Komnas HAM, “Seumur hidupnya Asmara tidak

ingin mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah, bahkan beberapa jalan tol di

Jakarta juga tidak ingin dilewatinya karena Asmara tahu persis terdapat

kecurangan atau korupsi di balik pembangunan jalan tersebut”.

Sosok Asmara Nababan bukan hanya seorang ayah yang sangat mencintai putera-puterinya, namun ia juga sahabat terbaik bagi semua anaknya dan terutama bagi Magdalena istrinya terkasih yang juga seorang aktivis hak asasi perempuan dan anak-anak. Saat ini Magdalena adalah Komisioner di Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Ia senantiasa berdiskusi dengan istri dan anak-anaknya tentang berbagai masalah, termasuk isu-isu sosial dan politik.

Pejuang HAM Indonesia yang Sejati

HAM, ‘Hak Asasi Manusia’ seakan sudah menjadi nama tengah dari Asmara Nababan. Sepanjang hidupnya, Asmara Nababan dikenal dengan kiprahnya memperjuangkan tegaknya hak asasi manusia di Indonesia. Ia sangat percaya dengan kekuatan masyarakat sipil dan berpartisipasi dalam pembentukan ataupun menjadi Dewan Pembina dari pelbagai organisasi yang berfokus pada HAM dan demokrasi, seperti Kontras, PIJAR, ELSAM, Demos, Komunitas Indonesia untuk

Page 9: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

8

Asmara Nababan di Mata Sahabat

Asmara Nababan kerap terlibat dalam Tim Pencari Fakta (TPF) sejumlah kasus HAM, antara lain anggota TPF kasus penyerbuan markas PDI-P 27 Juli 1996, anggota Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998, dan Wakil Ketua TPF Kasus Pembunuhan Munir, rekan seperjuangannya dalam menegakkan HAM di Indonesia. Asmara juga dipercaya untuk menjadi anggota Dewan Pakar Komisi Pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Bidang HAM.

Asmara Nababan seringkali dianggap sebagai abang, guru dan sahabat yang sangat konsisten dalam penegakan HAM dan demokrasi di Indonesia. Banyak yang merasa kehilangan atas kepergiannya.

“Bang As merupakan salah satu intelektual dan aktivis HAM dan demokrasi, yang

tidak saja mengembangkan gagasan-gagasan ilmiah dan progresif, tapi juga

menjalani dan menekuninya sebagai bagian hidup yang tak terpisahkan,” ujar

Ketua Setara Institute, Hendardi.

Menurut Ifdhal Kasim, Ketua Komnas HAM, “Seumur hidupnya Asmara tidak

ingin mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah, bahkan beberapa jalan tol di

Jakarta juga tidak ingin dilewatinya karena Asmara tahu persis terdapat

kecurangan atau korupsi di balik pembangunan jalan tersebut”.

Sosok Asmara Nababan bukan hanya seorang ayah yang sangat mencintai putera-puterinya, namun ia juga sahabat terbaik bagi semua anaknya dan terutama bagi Magdalena istrinya terkasih yang juga seorang aktivis hak asasi perempuan dan anak-anak. Saat ini Magdalena adalah Komisioner di Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Ia senantiasa berdiskusi dengan istri dan anak-anaknya tentang berbagai masalah, termasuk isu-isu sosial dan politik.

Pejuang HAM Indonesia yang Sejati

HAM, ‘Hak Asasi Manusia’ seakan sudah menjadi nama tengah dari Asmara Nababan. Sepanjang hidupnya, Asmara Nababan dikenal dengan kiprahnya memperjuangkan tegaknya hak asasi manusia di Indonesia. Ia sangat percaya dengan kekuatan masyarakat sipil dan berpartisipasi dalam pembentukan ataupun menjadi Dewan Pembina dari pelbagai organisasi yang berfokus pada HAM dan demokrasi, seperti Kontras, PIJAR, ELSAM, Demos, Komunitas Indonesia untuk

Demokrasi (KID), INFID, HAK di Timor Leste, HRRCA dan lain sebagainya. Bahkan ketika pada tahun 1983-1985 saat ia kembali ke Siborong-borong untuk menjaga ibunya yang sakit, ia tetap terlibat dalam pembentukan Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) guna membangkitan gerakan masyarakat sipil di Sumatera Utara.

Ia menjadi anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 1993-2002 dan pernah menjabat Sekretaris Jenderal pada tahun 2000-2002. Di Komnas HAM, Asmara Nababan bertugas dalam beberapa misi dari Aceh hingga Papua untuk investigasi pelanggaran HAM, termasuk menjadi anggota KPP HAM untuk Pelanggaran Berat di Timor Timur. Kiprah Asmara Nababan dalam dunia perjuangan penegakan HAM dan demokrasi di Indonesia diawali ketika ia menjadi aktivis kampus Universitas Indonesia.

Asmara juga pernah menjabat Sekretaris Eksekutif NGOs Forum on Indonesian Development (INFID) tahun 1994-1998. “Dia tak pernah gentar menghadapi orang-orang kuat yang punya kekuasaan,” kata Usman Hamid, Koordinator Kontras kepada Kompas.

Salah satu sifatnya yang paling menonjol adalah ia selalu melihat orang lain dari sisi yang terbaik, dan selalu ingin membantu. Bagi Don Marut, Direktur Eksekutif INFID, Asmara selalu ada ketika dimintai saran, nasihat dan bantuan tanpa rasa lelah. “Di balik ketegasannya selalu ada rasa cinta yang luar biasa kepada sesama,” ujarnya. “Ia pejuang HAM yang tak pernah kendor semangatnya, bahkan ketika dia sudah terbaring sakit,” tambah Don kepada Suara Pembaruan.

Sebagaimana barang koleksi favoritnya, Asmara sering mendefinisikan dirinya sendiri seperti teko. Menjadi wadah air sekaligus membaginya. “Prinsip membagi dan merelakan dirinya ini begitu menonjol,” Kata

Antonio Prajasto, Direktur Eksekutif Demos. “Walaupun demikian”, tambah Antonio kepada Kompas, “Asmara bisa menjadi sangat keras dan tak kenal kompromi jika sudah menyangkut perjuangan hak asasi manusia”.

Hingga akhir hayatnya, Asmara Nababan masih aktif sebagai Ketua Badan Pengurus Demos (www.demosindonesia.org), Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi (Center for Democracy and Human Rights Studies) dan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM).

Bang As, demikian ia kerap dipanggil oleh teman-teman sesama aktivis HAM dan demokrasi, juga adalah penggagas dan anggota Governing Board of the Human Rights Resource Centre for ASEAN (HRRCA). Lembaga ini berdiri sejak 31 Maret 2010 dan bergerak di bidang riset dan pendidikan hak asasi manusia serta pengembangan human rights resource centre untuk kawasan ASEAN. Asmara menggagas berdirinya lembaga ini bersama-sama dengan Marzuki Darusman, Ong Keng Yong (mantan Sekjen ASEAN), Harkristuti Harkrisnowo, dll.

Page 10: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

9

Asmara Nababan di Mata Sahabat

Asmara Nababan kerap terlibat dalam Tim Pencari Fakta (TPF) sejumlah kasus HAM, antara lain anggota TPF kasus penyerbuan markas PDI-P 27 Juli 1996, anggota Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998, dan Wakil Ketua TPF Kasus Pembunuhan Munir, rekan seperjuangannya dalam menegakkan HAM di Indonesia. Asmara juga dipercaya untuk menjadi anggota Dewan Pakar Komisi Pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Bidang HAM.

Asmara Nababan seringkali dianggap sebagai abang, guru dan sahabat yang sangat konsisten dalam penegakan HAM dan demokrasi di Indonesia. Banyak yang merasa kehilangan atas kepergiannya.

“Bang As merupakan salah satu intelektual dan aktivis HAM dan demokrasi, yang

tidak saja mengembangkan gagasan-gagasan ilmiah dan progresif, tapi juga

menjalani dan menekuninya sebagai bagian hidup yang tak terpisahkan,” ujar

Ketua Setara Institute, Hendardi.

Menurut Ifdhal Kasim, Ketua Komnas HAM, “Seumur hidupnya Asmara tidak

ingin mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah, bahkan beberapa jalan tol di

Jakarta juga tidak ingin dilewatinya karena Asmara tahu persis terdapat

kecurangan atau korupsi di balik pembangunan jalan tersebut”.

Sosok Asmara Nababan bukan hanya seorang ayah yang sangat mencintai putera-puterinya, namun ia juga sahabat terbaik bagi semua anaknya dan terutama bagi Magdalena istrinya terkasih yang juga seorang aktivis hak asasi perempuan dan anak-anak. Saat ini Magdalena adalah Komisioner di Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Ia senantiasa berdiskusi dengan istri dan anak-anaknya tentang berbagai masalah, termasuk isu-isu sosial dan politik.

Pejuang HAM Indonesia yang Sejati

HAM, ‘Hak Asasi Manusia’ seakan sudah menjadi nama tengah dari Asmara Nababan. Sepanjang hidupnya, Asmara Nababan dikenal dengan kiprahnya memperjuangkan tegaknya hak asasi manusia di Indonesia. Ia sangat percaya dengan kekuatan masyarakat sipil dan berpartisipasi dalam pembentukan ataupun menjadi Dewan Pembina dari pelbagai organisasi yang berfokus pada HAM dan demokrasi, seperti Kontras, PIJAR, ELSAM, Demos, Komunitas Indonesia untuk

Demokrasi (KID), INFID, HAK di Timor Leste, HRRCA dan lain sebagainya. Bahkan ketika pada tahun 1983-1985 saat ia kembali ke Siborong-borong untuk menjaga ibunya yang sakit, ia tetap terlibat dalam pembentukan Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) guna membangkitan gerakan masyarakat sipil di Sumatera Utara.

Ia menjadi anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 1993-2002 dan pernah menjabat Sekretaris Jenderal pada tahun 2000-2002. Di Komnas HAM, Asmara Nababan bertugas dalam beberapa misi dari Aceh hingga Papua untuk investigasi pelanggaran HAM, termasuk menjadi anggota KPP HAM untuk Pelanggaran Berat di Timor Timur. Kiprah Asmara Nababan dalam dunia perjuangan penegakan HAM dan demokrasi di Indonesia diawali ketika ia menjadi aktivis kampus Universitas Indonesia.

Asmara juga pernah menjabat Sekretaris Eksekutif NGOs Forum on Indonesian Development (INFID) tahun 1994-1998. “Dia tak pernah gentar menghadapi orang-orang kuat yang punya kekuasaan,” kata Usman Hamid, Koordinator Kontras kepada Kompas.

Salah satu sifatnya yang paling menonjol adalah ia selalu melihat orang lain dari sisi yang terbaik, dan selalu ingin membantu. Bagi Don Marut, Direktur Eksekutif INFID, Asmara selalu ada ketika dimintai saran, nasihat dan bantuan tanpa rasa lelah. “Di balik ketegasannya selalu ada rasa cinta yang luar biasa kepada sesama,” ujarnya. “Ia pejuang HAM yang tak pernah kendor semangatnya, bahkan ketika dia sudah terbaring sakit,” tambah Don kepada Suara Pembaruan.

Sebagaimana barang koleksi favoritnya, Asmara sering mendefinisikan dirinya sendiri seperti teko. Menjadi wadah air sekaligus membaginya. “Prinsip membagi dan merelakan dirinya ini begitu menonjol,” Kata

Antonio Prajasto, Direktur Eksekutif Demos. “Walaupun demikian”, tambah Antonio kepada Kompas, “Asmara bisa menjadi sangat keras dan tak kenal kompromi jika sudah menyangkut perjuangan hak asasi manusia”.

Hingga akhir hayatnya, Asmara Nababan masih aktif sebagai Ketua Badan Pengurus Demos (www.demosindonesia.org), Lembaga Kajian Demokrasi dan Hak Asasi (Center for Democracy and Human Rights Studies) dan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM).

Bang As, demikian ia kerap dipanggil oleh teman-teman sesama aktivis HAM dan demokrasi, juga adalah penggagas dan anggota Governing Board of the Human Rights Resource Centre for ASEAN (HRRCA). Lembaga ini berdiri sejak 31 Maret 2010 dan bergerak di bidang riset dan pendidikan hak asasi manusia serta pengembangan human rights resource centre untuk kawasan ASEAN. Asmara menggagas berdirinya lembaga ini bersama-sama dengan Marzuki Darusman, Ong Keng Yong (mantan Sekjen ASEAN), Harkristuti Harkrisnowo, dll.

Page 11: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

10

Menjadi Suami dan Ayah Idola

Pasangan Asmara dan Magdalena dikaruniai tiga orang puteri dan seorang putera. Puteri pertama Juanita Miryam Hotmaida Nababan saat ini sedang menempuh program doctoral Bidang Ekonomi dan tinggal di Frankfurt. Puteri kedua, Natasha Ruth Mariana Nababan berkarir sebagai praktisi hukum di perusahaan minyak internasional. Sedangkan puteri ketiga, Aviva Selma Bulan Nababan bekerja sebagai peneliti dan penerjemah di Jakarta. Putera bungsu Yehonathan Uli Asi Nababan yang saat ini tengah menyelesaikan studinya sambil menggeluti bidang bela diri. Ia menikah dengan Sarina Attaliotis dan tinggal di Adelaide.

“Sebenarnya ia dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya

keluarganya, tapi ia memilih tetap sederhana dan rendah hati. Ia selalu bersepatu

sandal dan menyandang tas kain. Kesederhanaan itulah kekuatan Bang As”, ujar

Usman Hamid Koordinator Kontras.

Advocat senior Adnan Buyung Nasution menegaskan, “Pengabdian Asmara

dalam gerakan HAM adalah luar biasa dan patut menjadi contoh bagi generasi

muda, beliau pejuang HAM nomor wahid, penuh dedikasi, tegas dan berani”.

Abdul Haris Semendawai, rekan kerjanya menjelaskan, “Asmara orang yang

hangat dan sangat perhatian pada teman-teman, namun suka berbincang

tentang hukum dan HAM karena memang cita-citanya menegakkan HAM di

Indonesia”.

Ketua DPP PAN Bara Hasibuan mengenang aksi perjuangan Asmara dalam

membela berbagai kasus HAM. “Asmara aktivis HAM yang mampu bersikap

realistis dalam berjuang. Selama Asmara menjabat Sekjen, Komnas HAM sangat

aktif membentuk KPP HAM untuk menyelidiki berbagai kasus pelanggaran HAM”,

tegasnya.

“Sebagai orang Kristen, Asmara adalah role model saya,” ujar Ignas Kleden

sahabatnya di Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) melalui sms.

Page 12: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

11

Seorang sahabatnya menyampaikan puisi atas kepergiannya.

Maut telah menjemputmu di hari Sumpah Pemuda Selamat jalan, Bang! Telah kau berikan hidupmu di medan sepi perjuangan Dimana bayang-bayang maut selalu mengintai dari balik satu sudut gelap Tapi tak sekejap pun kau ragu Tak selintas pun kau biarkan gentar merasukmus Jiwamu terisi penuh oleh ketulusan dan nyali Kau lindungi dirimu dengan perisai kesederhanaan Kau jaga hatimu dengan perisai kebaikan Tak kuragukan itu, Bang Tak kuragukan sumpahmu pada perjuangan melawan kezaliman Maut memang telah menjemputmu, Bang Pun memang kuucapkan selamat jalan untukmu Sebagaimana laiknya peradaban mengajarkan kita Sebagaimana kita mengajarkan pada anak-anak kita Agar bersumpah menjaga hati nurani, Bersumpah setia menjaga kebenaran Agar selalu menjadi adil dan berani mengatakan ‘lawan’! Itu tak kan pernah mati dalam dirimu Tak sekejap pun kuragukan itu Bahkan kematian pun Sesungguhnya tak mampu membunuhmu Karena itu, Bang Di hari Sumpah Pemuda yang luhur ini (Oh, betapa jernih pertanda ini, betapa jelas pesan kepergianmu) Ijinkan aku menambahkan satu kalimat untukmu ‘selamat jalan, Bang kami akan terus berjuang!’ Jakarta, 28 0ktober 2010

fx rudy gunawan

Bertemu Kekasih Hati

Perjumpaan dengan seorang dara manis bernama Magdalena Helmyna Maniara Sitorus (sering disebut Butet), berawal dari suatu pertemuan di GMKI. Magdalena adalah puteri dari Bapak R. W. Sitorus dan Ibu Jumika Silaen.

Kisah Asmara dan Magdalena dilanjutkan dengan pernikahan pada tanggal 20 Februari 1974 di gereja HKBP Hang Lekiu Jakarta.

Menjadi Suami dan Ayah Idola

Pasangan Asmara dan Magdalena dikaruniai tiga orang puteri dan seorang putera. Puteri pertama Juanita Miryam Hotmaida Nababan saat ini sedang menempuh program doctoral Bidang Ekonomi dan tinggal di Frankfurt. Puteri kedua, Natasha Ruth Mariana Nababan berkarir sebagai praktisi hukum di perusahaan minyak internasional. Sedangkan puteri ketiga, Aviva Selma Bulan Nababan bekerja sebagai peneliti dan penerjemah di Jakarta. Putera bungsu Yehonathan Uli Asi Nababan yang saat ini tengah menyelesaikan studinya sambil menggeluti bidang bela diri. Ia menikah dengan Sarina Attaliotis dan tinggal di Adelaide.

“Sebenarnya ia dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya

keluarganya, tapi ia memilih tetap sederhana dan rendah hati. Ia selalu bersepatu

sandal dan menyandang tas kain. Kesederhanaan itulah kekuatan Bang As”, ujar

Usman Hamid Koordinator Kontras.

Advocat senior Adnan Buyung Nasution menegaskan, “Pengabdian Asmara

dalam gerakan HAM adalah luar biasa dan patut menjadi contoh bagi generasi

muda, beliau pejuang HAM nomor wahid, penuh dedikasi, tegas dan berani”.

Abdul Haris Semendawai, rekan kerjanya menjelaskan, “Asmara orang yang

hangat dan sangat perhatian pada teman-teman, namun suka berbincang

tentang hukum dan HAM karena memang cita-citanya menegakkan HAM di

Indonesia”.

Ketua DPP PAN Bara Hasibuan mengenang aksi perjuangan Asmara dalam

membela berbagai kasus HAM. “Asmara aktivis HAM yang mampu bersikap

realistis dalam berjuang. Selama Asmara menjabat Sekjen, Komnas HAM sangat

aktif membentuk KPP HAM untuk menyelidiki berbagai kasus pelanggaran HAM”,

tegasnya.

“Sebagai orang Kristen, Asmara adalah role model saya,” ujar Ignas Kleden

sahabatnya di Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) melalui sms.

Page 13: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

12

~~~~~~~~~~~~ Asmara Nababan once said that he was often subject to

intimidation for his activity but that such threats failed to dampen his spirit. “My life and fate depend not on human

rights abusers but on Almighty God. I am ready to die here and now if that’s His will,” he told The Jakarta Post in 2005.

Setiap kita yang mengenal dan mencintai Asmara Nababan ~ mempunyai kenangan yang baik mengenai beliau, namun barangkali juga tak luput dari kenangan yang kurang berkenan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami Keluarga Asmara Victor Michael Nababan, mengharapkan Bapak, Ibu dan Saudara Saudari sekalian agar berkenan memaafkan beliau atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah Asmara Nababan lakukan semasa hidup beliau.

Terima kasih yang tak terhingga atas segala doa dan perhatian, kunjungan yang menghibur sekaligus menguatkan semangatnya di kala Asmara Nababan sedang dirawat di rumah sakit, mau pun Anda yang hadir dalam kesempatan terakhir di rumah ini serta di tempat peristirahatan beliau.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa membalas budi perbuatan mulia dan cinta kasih Bapak, Ibu, dan Saudara Saudari.

Jakarta ~ Kamis, 28 Oktober 2010 Hari terakhir perjalanan Bapak Asmara Nababan, Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda ke-82.

Asmara sangat mencintai ibunya dan ia anak kesayangan orang tua dan semua saudaranya.. Ketika ibunya sakit berkepanjangan, Asmara memutuskan untuk datang dan menemani beliau selama dua tahun, “Waktu kecil, saya ingin sekali memberikan hadiah sepatu emas untuk ibu saya. Merawat ibu saya merupakan sepatu emas untuk beliau” ujar Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60.

Masa Kecil Asmara …..

Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah (1952-1964), Asmara menghabiskan masa kecilnya di Medan. Kemudian oleh ayahnya, Asmara disekolahkan ke Jakarta.

Sebagai anak bungsu, Asmara cilik sering dibela oleh abang-abangnya tatkala ia harus berkelahi dengan teman sekolahnya atau bertemu dengan pemuda berandalan. Betapa tidak, abangnya terdiri dari enam orang dan disegani para pemuda di sekitar tempat tinggalnya.

Setamat SMA, Asmara sempat melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), kemudian Fakultas Sastra Inggris di UKI, lalu melanjutkan studi perfilman di Lembaga Kesenian Jakarta sebelum akhirnya ia menamatkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1975). Pada masa kuliahnya, Asmara dikenal sebagai aktivis kampus yang konsisten memperjuangkan demokrasi. Ia turut dalam pergerakan mahasiswa bersama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di awal tahun 1970-an, dimana ia menjadi senior terfavorit bagi para anggota yang lebih muda.

Sebelum Pemilu 1971, ia mempelopori Deklarasi Golongan Putih (Golput) bersama Arief Budiman dan Adnan Buyung Nasution yang mengkritisi penyelenggaraan pemilu yang tidak demokratis dan turut dalam aksi protes pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, serta membentuk Komite Anti Korupsi bersama Arie Budiman, Akbar Tanjung, dkk (1970).

Sebagai mahasiswa yang aktif, ia berjumpa dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Inilah yang akhirnya membentuk pemuda Asmara menjadi orang yang mudah bergaul, mencintai sesama, dan setia memperjuangkan hak asasi manusia.

Ia Telah Berpulang

Jarang sekali keluarga dan kerabatnya mendengar Asmara mengeluh sakit. Keseriusannya dalam bekerja dan kegigihannya berjuang untuk orang lain yang sering terabaikan, membuatnya lupa bahwa tubuhnya mengidap penyakit serius. Kanker paru-paru yang dideritanya seakan mengganggu ‘keasyikannya’ memperjuangkan hak-hak asasi manusia di Indonesia.

Setelah menyadari adanya penyakit yang sering membuat ciut nyali banyak orang ini, Asmara tetap tidak gentar menghadapinya. Sementara ia berobat dan beberapa kali sempat dirawat inap di rumah sakit, Asmara tetap giat mengikuti rapat-rapat rutin dan melakukan tugasnya ke luar kota.

Upaya untuk memperoleh kesembuhan juga dilakukannya bersama keluarga hingga ke Rumah Sakit Fuda, Guangzhou, China. Tetapi Tuhan ternyata mempunyai rencana lain. DIA sangat mencintai Asmara, sehingga belum sempat beliau mengalami penderitaan berat akibat penyakitnya, Tuhan Yang Maha Kuasa telah memanggilnya untuk beristirahat dengan tenang pada hari Kamis tanggal 28 Oktober 2010 jam 12:30 waktu setempat atau 11:30 WIB di Rumah Sakit Fuda, Guangzhou, China pada usia 64 tahun.

Asmara Nababan telah meninggalkan kita dengan kenangan yang begitu mengesankan dan teladan keteguhan hati yang sangat baik. Asmara adalah teman dan sahabat sejati untuk siapa pun yang berjuang untuk menegakkan hak asasi manusia dan demokrasi di Indonesia.

Pemuda Asmara tidak hanya pandai dalam studinya, namun ia juga disenangi teman-temannya. Kegiatannya tidak hanya fokus ke masalah sosial dan hukum, namun juga dunia pendidikan, agama, lingkungan hidup dan seni.

Asmara adalah salah satu pendiri dan pemimpin redaksi majalah anak-anak Kawanku, sebagai bentuk perjuangan dan kontribusinya bagi anak Indonesia. Asmara pernah menjadi Direktur Eksekutif Yakoma-DGI (Yayasan Komunikasi Massa Dewan Gereja-gereja di Indonesia) 1978-1983. Selain itu, Asmara juga aktif sebagai Sekretaris Dewan Pembina Yayasan Leuser Indonesia (2008).

Page 14: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

13

~~~~~~~~~~~~ Asmara Nababan once said that he was often subject to

intimidation for his activity but that such threats failed to dampen his spirit. “My life and fate depend not on human

rights abusers but on Almighty God. I am ready to die here and now if that’s His will,” he told The Jakarta Post in 2005.

Setiap kita yang mengenal dan mencintai Asmara Nababan ~ mempunyai kenangan yang baik mengenai beliau, namun barangkali juga tak luput dari kenangan yang kurang berkenan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami Keluarga Asmara Victor Michael Nababan, mengharapkan Bapak, Ibu dan Saudara Saudari sekalian agar berkenan memaafkan beliau atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah Asmara Nababan lakukan semasa hidup beliau.

Terima kasih yang tak terhingga atas segala doa dan perhatian, kunjungan yang menghibur sekaligus menguatkan semangatnya di kala Asmara Nababan sedang dirawat di rumah sakit, mau pun Anda yang hadir dalam kesempatan terakhir di rumah ini serta di tempat peristirahatan beliau.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa membalas budi perbuatan mulia dan cinta kasih Bapak, Ibu, dan Saudara Saudari.

Jakarta ~ Kamis, 28 Oktober 2010 Hari terakhir perjalanan Bapak Asmara Nababan, Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda ke-82.

Asmara sangat mencintai ibunya dan ia anak kesayangan orang tua dan semua saudaranya.. Ketika ibunya sakit berkepanjangan, Asmara memutuskan untuk datang dan menemani beliau selama dua tahun, “Waktu kecil, saya ingin sekali memberikan hadiah sepatu emas untuk ibu saya. Merawat ibu saya merupakan sepatu emas untuk beliau” ujar Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60.

Masa Kecil Asmara …..

Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah (1952-1964), Asmara menghabiskan masa kecilnya di Medan. Kemudian oleh ayahnya, Asmara disekolahkan ke Jakarta.

Sebagai anak bungsu, Asmara cilik sering dibela oleh abang-abangnya tatkala ia harus berkelahi dengan teman sekolahnya atau bertemu dengan pemuda berandalan. Betapa tidak, abangnya terdiri dari enam orang dan disegani para pemuda di sekitar tempat tinggalnya.

Setamat SMA, Asmara sempat melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), kemudian Fakultas Sastra Inggris di UKI, lalu melanjutkan studi perfilman di Lembaga Kesenian Jakarta sebelum akhirnya ia menamatkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1975). Pada masa kuliahnya, Asmara dikenal sebagai aktivis kampus yang konsisten memperjuangkan demokrasi. Ia turut dalam pergerakan mahasiswa bersama Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di awal tahun 1970-an, dimana ia menjadi senior terfavorit bagi para anggota yang lebih muda.

Sebelum Pemilu 1971, ia mempelopori Deklarasi Golongan Putih (Golput) bersama Arief Budiman dan Adnan Buyung Nasution yang mengkritisi penyelenggaraan pemilu yang tidak demokratis dan turut dalam aksi protes pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, serta membentuk Komite Anti Korupsi bersama Arie Budiman, Akbar Tanjung, dkk (1970).

Sebagai mahasiswa yang aktif, ia berjumpa dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Inilah yang akhirnya membentuk pemuda Asmara menjadi orang yang mudah bergaul, mencintai sesama, dan setia memperjuangkan hak asasi manusia.

Ia Telah Berpulang

Jarang sekali keluarga dan kerabatnya mendengar Asmara mengeluh sakit. Keseriusannya dalam bekerja dan kegigihannya berjuang untuk orang lain yang sering terabaikan, membuatnya lupa bahwa tubuhnya mengidap penyakit serius. Kanker paru-paru yang dideritanya seakan mengganggu ‘keasyikannya’ memperjuangkan hak-hak asasi manusia di Indonesia.

Setelah menyadari adanya penyakit yang sering membuat ciut nyali banyak orang ini, Asmara tetap tidak gentar menghadapinya. Sementara ia berobat dan beberapa kali sempat dirawat inap di rumah sakit, Asmara tetap giat mengikuti rapat-rapat rutin dan melakukan tugasnya ke luar kota.

Upaya untuk memperoleh kesembuhan juga dilakukannya bersama keluarga hingga ke Rumah Sakit Fuda, Guangzhou, China. Tetapi Tuhan ternyata mempunyai rencana lain. DIA sangat mencintai Asmara, sehingga belum sempat beliau mengalami penderitaan berat akibat penyakitnya, Tuhan Yang Maha Kuasa telah memanggilnya untuk beristirahat dengan tenang pada hari Kamis tanggal 28 Oktober 2010 jam 12:30 waktu setempat atau 11:30 WIB di Rumah Sakit Fuda, Guangzhou, China pada usia 64 tahun.

Asmara Nababan telah meninggalkan kita dengan kenangan yang begitu mengesankan dan teladan keteguhan hati yang sangat baik. Asmara adalah teman dan sahabat sejati untuk siapa pun yang berjuang untuk menegakkan hak asasi manusia dan demokrasi di Indonesia.

Pemuda Asmara tidak hanya pandai dalam studinya, namun ia juga disenangi teman-temannya. Kegiatannya tidak hanya fokus ke masalah sosial dan hukum, namun juga dunia pendidikan, agama, lingkungan hidup dan seni.

Asmara adalah salah satu pendiri dan pemimpin redaksi majalah anak-anak Kawanku, sebagai bentuk perjuangan dan kontribusinya bagi anak Indonesia. Asmara pernah menjadi Direktur Eksekutif Yakoma-DGI (Yayasan Komunikasi Massa Dewan Gereja-gereja di Indonesia) 1978-1983. Selain itu, Asmara juga aktif sebagai Sekretaris Dewan Pembina Yayasan Leuser Indonesia (2008).

Page 15: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah

14

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! ~ Roma 12:12

MENGENANG ASMARA VICTOR MICHAEL NABABAN ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Asmara Victor Michael Nababan adalah nama yang yang diberikan kedua orang tuanya yang sangat bangga ketika putera bungsu mereka lahir di Siborong-borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1946. Asmara lahir sebagai anak ke-11 dari pasangan Bapak Jonathan L. Nababan, seorang guru HIS (Hollandsch Inlandsch School) di Tarutung, dan Ibu Erna Intan Dora boru Lumban Tobing, seorang guru perempuan pertama di Tapanuli Utara dan juga sebagai Kepala Sekolah Meisjes School di Balige sebelum ia menikah dengan Bapak Jonathan L. Nababan. Kedua orangtuanya merupakan panutan dan kebanggaannya.

Lobi Timbona Dope Lobi timbona dope sian bintang Do manondangi panondang di ho Sabam disi ma roham jala sonang Arsak ni roha ndang dais be tu ho Arsak ni roha ndang dais be tu ho Lobi timbona dope sian bintang Gabe torang ma sude na buni Na hinirimmu nuaeng gabe jumpang Las ni roham ndang mansohot disi Las ni roham ndang mansohot disi Lobi timbona dope sian bintang Ndang hahuaon ni musu be ho Sahat tu ho ma disi hamonangan Marolopolop tongtong nama ho Marolopolop tongtong nama ho Lobi timbona dope sian bintang Surusuruan na manomu ho Endehononna ma ho, ala monang Sian sitaonon na porsuk ho ro San sitanonon na porsuk ho ro.

Lagu kesenangan Asmara Nababan selain lagu Indonesia Raya …

Lebih Tinggi dari Bintang Lebih tinggi lagi dari bintang Yang memancarkan sinar untukmu Tenang dan senanglah hatimu disana Tiada lagi duka dan derita yang menimpamu Tiada lagi duka dan derita yang menimpamu

Lebih tinggi lagi dari bintang Segala yang tersembunyi akan terlihat Apa yang kau harapkan kini tercapai Sukacitamu akan meluap-luap Sukacitamu akan meluap-luap

Lebih tinggi lagi dari bintang Tidak akan ada lagi musuh yang menyerang engkau Sampai kepadamulah kemenangan Bersukacitalah engkau Bersukacitalah engkau

Lebih tinggi lagi dari bintang Malaikat akan menjemput engkau Akan dinyanyikannya engkau karena kemenangan Dari penderitaan yang berat Dari penderitaan yang berat *....kini engkau sudah bahagia bersama Tuhan di tempat yang lebih tinggi dari bintang-bintang”

Page 16: Asmara Victor Michael Nababan · 2010-11-01 · Asmara menjelaskan keputusan tersebut pada hari ulang tahun ke-60. Masa Kecil Asmara ….. Semasa di bangku sekolah dasar dan sekolah