21
ASPEK AKUNTANSI PADA PERBANKAN SYARIAH Pendahuluan Kemunculan bank-bank dan lembaga keuangan Islam sebagai organisasi yang relatif baru menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus mencari dasar bagi penerap-an dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi bank dan lembaga keuangan konvensional seperti telah dikenal selama ini. Standar akuntansi tersebut menjadi kunci sukses bank Islam dalam melayani masyarakat di sekitarnya sehingga, seperti lazim-nya, harus dapat menyajikan informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah Islam. Penyajian informasi semacam itu penting bagi proses pem-buatan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan bank Islam. Lebih dari itu, akan memiliki dampak positif terhadap distribusi sumber-sumber ekonomi untuk kepentingan masyarakat. Hal ini karena prinsip-prinsip syariah Islam memberi-kan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Investasi merupakan dasar aktivitas ekonomi pada suatu masyarakat. Tetapi tidak setiap individu mampu menginvestasikan tabungannya secara langsung. Karenanya, bank Islam memainkan peran penting dengan bertindak sebagai sarana untuk menarik tabungan para individu dan menginvestasikan tabungan-tabungan ini untuk kepentingan individu dan masyarakat. Islam secara jelas mendorong investasi dan perputaran dana. Ketika Islam mewajibkan zakat, ia mengharuskan bahwa harta harus diinvestasikan. Jika tidak, akan habis oleh zakat pada periode tertentu. Diriwayatkan bahwa Nabi e berkata: “Perdagangkanlah harta anak yatim itu jika tidak ingin habis termakan zakat.” (H.R. Thabrani)

AspekAkuntansiPadaPerbankanSyariah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Education

Citation preview

ASPEK AKUNTANSI PADA PERBANKAN SYARIAHPendahuluanKemunculan bank-bank dan lembaga keuangan Islam sebagai organisasi yang relatif baru menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus mencari dasar bagi penerap-an dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi bank dan lembaga keuangan konvensional seperti telah dikenal selama ini.

Standar akuntansi tersebut menjadi kunci sukses bank Islam dalam melayani masyarakat di sekitarnya sehingga, seperti lazim-nya, harus dapat menyajikan informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah Islam.

Penyajian informasi semacam itu penting bagi proses pem-buatan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan bank Islam. Lebih dari itu, akan memiliki dampak positif terhadap distribusi sumber-sumber ekonomi untuk kepentingan masyarakat. Hal ini karena prinsip-prinsip syariah Islam memberi-kan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat.

Investasi merupakan dasar aktivitas ekonomi pada suatu masyarakat. Tetapi tidak setiap individu mampu menginvestasikan tabungannya secara langsung. Karenanya, bank Islam memainkan peran penting dengan bertindak sebagai sarana untuk menarik tabungan para individu dan menginvestasikan tabungan-tabungan ini untuk kepentingan individu dan masyarakat.

Islam secara jelas mendorong investasi dan perputaran dana. Ketika Islam mewajibkan zakat, ia mengharuskan bahwa harta harus diinvestasikan. Jika tidak, akan habis oleh zakat pada periode tertentu. Diriwayatkan bahwa Nabi e berkata:

Perdagangkanlah harta anak yatim itu jika tidak ingin habis termakan zakat. (H.R. Thabrani)Hadits ini menjelaskan, bahwa sekalipun anak yatim itu masih kecil, tetapi kalau harta warisannya memenuhi nishab, maka wajib dipenuhi zakatnya. Untuk itu, wali yatim wajib mengeluarkan atas nama si Yatim (kaya) yang berada dalam perwaliannya. Bila si wali mendiamkan saja harta tersebut, maka setiap tahun akan terpotong zakat. Oleh karena itu, Rasulullah r menghimbau untuk memutarkan-nya dengan baik dan feasible, sehingga diharapkan ada keuntungan. Jika terdapat keuntungan, maka zakatnya tidak lagi dari asal pokok tetapi dari penambahan keuntungan. Dengan demikian, harta anak yatim bertambah dan tidak berkurang.

Tetapi, untuk mendorong individu menginvestasikan dananya melalui bank Islam, perlu disadari bahwa individu-individu itu harus terlebih dahulu percaya bahwa bank Islam mampu merealisasikan tujuan-tujuan investasinya. Ketiadaan kepercayaan pada ke-mampuan bank Islam untuk berinvestasi secara efisien dan penuh kepatuhan kepada syariah Islam, menyebabkan banyak individu yang menahan diri untuk berinvestasi melalui bank Islam.

Salah satu prasyarat pengembangan kepercayaan itu adalah ketersediaan informasi yang meyakinkan nasabah terhadap kemam-puan bank Islam dalam mencapai tujuannya. Di antara sumber-sumber informasi yang penting adalah laporan keuangan dari bank Islam yang disiapkan sesuai dengan standar yang dapat diterapkan pada bank Islam.

Untuk mengembangkan standar tersebut, penting untuk mendefinisikan tujuan dan konsep akuntansi keuangan bank Islam terlebih dahulu. Dalam hal, ini tidak ada salahnya untuk mulai mengembangkannya dari standar akuntansi keuangan bank yang ada, tentu saja dengan berbagai perubahan dan modifikasi. Syarat-nya, standar yang telah ada tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah Islam.

Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial InstitutionLangkah pengembangan standar akuntansi keuangan bank Islam dimulai pada tahun 1987. Sedikitnya lima volume telah terkumpul dan tersimpan di perpustakaan Islamic Research and Training Institute, Islamic Development Bank (IDB).

Studi itu telah mendorong pembentukan Acounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (Organisasi Akuntansi Keuangan untuk Bank dan Lembaga Keuangan Islam) yang didaftarkan sebagai organisasi nirlaba di Bahrain pada tahun 1411 H (1991). Sejak didirikan, organisasi ini terus mengembang-kan standar keuangan melalui pertemuan periodik Komite Pelaksana untuk Perencanaan dan Tindak Lanjut.

1. Pendekatan dan Fungsi Pendekatan yang digunakan: 1. Mengidentifikasi konsep akuntansi yang telah dikembang-kan sebelumnya dengan prinsip Islam tentang ketepatan dan keadilan. Sangat dimungkinkan seseorang akan menentang penerapan konsep-konsep itu, misalnya yang berkaitan dengan definisi karakteristik informasi akuntansi yang bermanfaat seperti relevansi dan realibilitas.

2. Mengidentifikasi konsep yang digunakan dalam akuntansi keuangan konvensional tetapi tidak sesuai dengan syariah Islam. Konsep semacam itu ditolak atau dimodifikasi secukupnya untuk mematuhi syariah supaya membuatnya bermanfaat. Contoh dari konsep ini adalah nilai waktu dari uang (time value of money) sebagai sifat pengukuran.

3. Mengembangkan konsep-konsep yang mendefinisikan aspek-aspek tertentu dari akuntansi untuk bank Islam yang tersendiri (unik) kepada cara bertransaksi bisnis yang Islami. Contohnya, konsep yang dikembangkan berdasarkan hukum-hukum yang mendefinisikan risiko dan balasan yang dikaitkan dengan transaksi bisnis, serta terjadinya biaya dan perolehan keuntungan.

Fungsi Bank-bank IslamBank-bank Islam dikembangkan berdasarkan prinsip yang tidak membolehkan pemisahan antara hal yang temporal (kedu-niaan) dan keagamaan. Prinsip ini mengharuskan kepatuhan kepada syariah sebagai dasar dari semua aspek kehidupan. Kepatuhan ini tidak hanya dalam hal ibadah ritual, tetapi tran-saksi bisnis pun harus sesuai dengan ajaran syariah. Sebagai contoh dalam hal ini adalah aspek yang paling terkemuka dari ajaran Islam mengenai muamalah, yaitu pelarangan riba dan persepsi uang sebagai alat tukar dan alat melepaskan kewajiban. Uang bukanlah komoditas. Dengan demikian, uang tidak me-miliki nilai waktu, kecuali nilai barang yang ditukar melalui penggunaan uang sesuai dengan syariah.

Sebagai konsekuensi dari prinsip ini maka bank Islam dioperasikan atas dasar konsep bagi untung dan bagi risiko yang sesuai dengan salah satu kaidah Islam, yaitu keuntungan adalah bagi pihak yang menanggung risiko. Bank Islam menolak bunga sebagai biaya untuk penggunaan uang dan pinjaman sebagai alat investasi.

Dalam melaksanakan investasinya, bank Islam memberi keyakinan bahwa dana mereka sendiri (equity), serta dana lain yang tersedia untuk investasi, mendatangkan pendapatan yang sesuai dengan syariah dan bermanfaat bagi masyarakat.

Bank Islam menerima dana berdasarkan kontrak mudhara-bah, yaitu salah satu bentuk kesepakatan antara penyedia dana (pemegang rekening investasi) dan penyedia usaha (bank). Dalam melaksanakan usaha berdasarkan mudharabah, bank menyatakan kemauannya menerima dana untuk diinvestasikan atas nama pemiliknya, membagi keuntungan berdasarkan per-sentase yang disepakati sebelumnya, serta memberitahukan bahwa kerugian akan ditanggung sepenuhnya oleh penyedia dana selama kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh kelalaian atau pelanggaran kontrak.

Dalam paradigma akuntansi Islam, bank syariah memiliki fungsi sebagai berikut:Manajemen InvestasiBank-bank Islam dapat melaksanakan fungsi ini ber-dasarkan kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan.

Menurut kontrak mudharabah, bank (dalam kapasitasnya sebagai mudharib, yaitu pihak yang melaksanakan inves-tasi dana dari pihak lain) menerima persentase keuntungan hanya dalam kasus untung. Dalam hal terjadi kerugian, sepenuhnya menjadi risiko penyedia dana (shahibul maal), sementara bank tidak ikut menanggungnya.

InvestasiBank-bank Islam menginvestasikan dana yang ditem-patkan pada dunia usaha (baik dana modal maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan alat-alat investasi yang konsisten dengan syariah. Di antara contohnya adalah kontrak al murabahah, al mudharabah, al musyarakah, bai as salam, bai al ishtisna, al ijarah, dan lain-lain.

Rekening investasi dapat dibagi menjadi tidak terba-tas (unrestricted mudharabah) atau terbatas (restricted mudharabah).

Rekening investasi tidak terbatas (general investment)Pemegang rekening jenis ini memberi wewenang kepada bank Islam untuk menginvestasikan dananya dengan cara yang dianggap paling baik dan feasible, tanpa menerapkan pembatasan jenis, waktu dan bidang usaha investasi.

Dalam skema ini bank Islam dapat mencampurkan dana pemegang rekening investasi dengan dananya sendiri (modal) atau dengan dana lain yang berhak dipakai oleh bank Islam (misalnya rekening koran). Pemegang rekening investasi dan bank Islam umumnya berpartisipasi dalam keuntungan dari dana yang diinvestasikan.

Rekening investasi terbatas (restricted investment)Pemegang rekening jenis ini menerapkan pembatasan tertentu dalam hal jenis, bidang, dan waktu bank meng-investasikan dananya. Lebih jauh lagi, bank Islam dapat dibatasi dari mencampurkan dananya sendiri dengan dana rekening investasi terbatas untuk tujuan investasi. Bahkan bisa saja ada pembatasan lain yang diterapkan pemegang rekening investasi.

Sebagai contoh, pemegang rekening investasi dapat meminta bank Islam untuk tidak menginvestasikan dananya dalam bidang pertanian dan peternakan. Bisa juga pe-megang rekening investasi meminta bank Islam itu sendiri yang melaksanakan investasi, bukan melalui pihak ketiga.

Jasa-Jasa KeuanganBank Islam dapat juga menawarkan berbagai jasa ke-uangan lainnya berdasarkan upah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan. Contohnya garansi, transfer kawat, L/C, dan sebagainya.

Jasa SosialKonsep perbankan Islam mengharuskan bank Islam me-laksanakan jasa sosial, bisa melalui dana qardh (pinjaman kebajikan), zakat, atau dana sosial yang sesuai dengan ajaran Islam. Lebih jauh lagi, konsep perbankan Islam juga mengharuskan bank Islam memainkan peran dalam pengembangan sumber daya insani dan menyumbang dana bagi pemeliharaan serta pengembangan lingkungan hidup.

2. Definisi Pernyataan KeuanganSecara umum, pernyataan keuangan untuk bank Islam dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Pernyataan keuangan yang menggambarkan fungsi bank Islam sebagai investor, hak dan kewajibannya, dengan tidak memandang tujuan bank Islam itu dari masalah investasinya, apakah ekonomi atau sosial. Mekanisme investasi yang diguna-kan terbatas hanya kepada beberapa cara yang dibolehkan syariah. Karenanya, pernyataan keuangan meliputi:

o

Pernyataan posisi keuangan

Pernyataan pendapatan

Pernyataan aliran kas

Pernyataan laba ditahan atau pernyataan perubahan pada saham pemilik

2. Sebuah pernyataan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam investasi terbatas, yang dikelola oleh bank Islam untuk kepentingan masyarakat, baik berdasarkan kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan. Pernyataan semacam ini akan dirujuk sebagai Pernyataan Perubahan dalam Investasi Terbatas.

3. Pernyataan keuangan yang menggambarkan peran bank Islam sebagai fiduciary dari dana yang tersedia untuk jasa sosial ketika jasa semacam itu diberikan melalui dana terpisah.

4. Pernyataan sumber dan penggunaan dana zakat dan dana sosial.

5. Pernyataan sumber dan penggunaan dana qardh

3. Definisi Unsur-Unsur Dasar Pernyataan Keuangan Pernyataan posisi keuangan 1. AssetAsset adalah sesuatu yang mampu menimbulkan aliran kas positif atau manfaat ekonomi lainnya, baik dengan dirinya sendiri ataupun dengan asset yang lain, yang haknya didapat oleh bank Islam sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Untuk bisa digambarkan sebagai sebuah asset pada pernyataan posisi keuangan bank Islam, asset itu harus memiliki karakter tambahan berikut:

i. Dapat diukur secara keuangan dengan tingkat reliabilitas yang wajar.

ii. Tidak boleh dikaitkan dengan kewajiban yang tidak dapat diukur atau hak bagi pihak lain.

iii. Bank Islam harus mendapatkan hak untuk menahan, menggunakan, atau mengelola aset itu.

2. LiabilitasLiabilitas adalah kewajiban yang berjalan untuk me-mindahkan aset, meneruskan penggunaannya, atau menyediakan jasa bagi pihak lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Untuk bisa digambarkan sebagai sebuah liabilitas pada pernyataan posisi keuangan bank Islam, liabilitas itu harus memiliki karakter tambahan berikut:

i. Bank Islam harus memiliki kewajiban kepada pihak lain dan kewajiban bank Islam tidak boleh saling bergantung (reciprocal) dengan kewajiban pihak lain kepada bank.

ii. Kewajiban bank Islam harus bisa diukur secara keuangan dengan tingkat reliabilitas yang wajar.

iii. Kewajiban bank Islam harus bisa dipenuhi melalui pemindahan satu atau lebih aset bank Islam kepada pihak lain, meneruskan kepada pihak lain akan penggunaan aset bank Islam untuk suatu periode, atau menyediakan jasa pihak lain.

i. Porsi pemegang rekening investasi tak terbatas Rekening investasi tak terbatas merujuk kepada dana-dana yang diterima bank Islam dari individu-individu atau lainnya dengan dasar bahwa bank Islam akan memiliki hak untuk menggunakan dan menginvestasikan dana-dana itu tanpa pembatasan. Bank Islam dengan demikian juga berhak mencampurkan dana yang diinvestasikan itu dengan modalnya sendiri. Keuntungan atau kerugian suatu investasi usaha dibagi secara proporsional setelah bank Islam menerima bagian keuntungan/kerugiannya sebagai mudharib.

ii. Saham pemilikSaham pemilik merujuk kepada jumlah yang tersisa pa-da tanggal pernyataan posisi keuangan dari aset bank Islam sesudah dikurangi kewajiban, porsi pemegang rekening investasi tak terbatas dan yang setara dengannya, serta pendapatan yang dilarang (nonhalal), jika ada. Itu sebabnya saham pemilik terkadang dirujuk sebagai the owner residual interest. 4. Pernyataan pendapatanPendapatanPendapatan adalah kenaikan kotor dalam aset atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa, atau aktivitas lain yang bertujuan meraih keuntungan, seperti manajemen rekening investasi terbatas.

BiayaBiaya adalah penurunan kotor dalam aset atau kenaikan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal, perdagangan, atau aktivitas, termasuk pemberian jasa.

KeuntunganKeuntungan adalah kenaikan bersih dari aset bersih sebagai akibat dari memegang aset yang mengalami peningkatan nilai selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan. Keuntungan juga bisa diperoleh dari pemindahan saling tergantung insidental yang sah dan yang tidak saling tergantung, kecuali transfer yang tidak saling tergantung dengan pemegang saham, atau pemegang pemegang rekening investasi tak terbatas dan yang setara dengannya.

KerugianKerugian adalah penurunan bersih dari aset bersih seba-gai akibat dari memegang aset yang mengalami penurunan nilai selama periode yang dipilih oleh pernyataan pen-dapatan. Kerugian juga bisa terjadi akibat pemindahan saling tergantung insidental yang sah dan yang tidak saling tergantung, kecuali transfer yang tidak saling tergantung dengan pemegang saham, atau pemegang rekening investasi tak terbatas dan yang setara dengannya.

Keuntungan pada rekening investasi tak terbatas dan yang setaranyaKeuntungan bersih (kerugian bersih)Pernyataan perubahan dalam saham pemilik atau pernyataan laba ditahanPernyataan perubahan dalam saham pemilik

Pernyataan laba ditahan

Pernyataan aliran kasKas dan setara kasAliran kas dari transaksiAliran kas dari aktivitas investasiAliran kas dari aktivitas pembiayaan 5. Pernyataan perubahan dalam investasi terbatas dan setaranyaInvestasi terbatas

Simpanan dan penarikan oleh pemegang rekening investasi terbatas dan ekuivalensinya

Keuntungan (kerugian) investasi sebelum bagian ke-untungan manajer investasi sebagai seorang mudharib, atau kompensasi sebagai wakil (agen) investasi.

Bagian manajer investasi dalam keuntungan investasi terbatas sebagai seorang mudharib atau kompensasi sebagai manajer investasi 6. Pernyataan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana sosialSumber dana zakat dan dana sosial

Penggunaan dana zakat dan dana sosial

Saldo dana zakat dan dana sosial

7. Pernyataan sumber dan penggunaan dana dalam qardhQardh

Sumber dana dalam qardh

Penggunaan dana dalam qardh

Saldo dana dalam qardh

8. Asumsi-Asumsi AkuntansiKonsep satuan akuntansi

Konsep keberlanjutan (going concern)

Konsep periode

Stabilitas daya beli satuan uang

9. Konsep Pengakuan dan Pengukuran AkuntansiDefinisi pengakuan dan pengukuran akuntansi

Pengakuan akuntansi

Pengakuan pendapatan

Pengakuan biaya

Pengakuan laba dan rugi

Pengakuan laba dan rugi investasi terbatas

10. Konsep pengukuran akuntansiKonsep kesesuaian (matching)

Sifat-sifat pengukuran

Sifat-sifat yang harus diukur

Nilai setara kas yang diperkirakan akan direalisasi atau dibayar

Revaluasi aset, liabilitas, dan investasi terbatas pada akhir periode akuntansi

1.

1. Penerapan aset, liabilitas, dan investasi terbatas

2. Sifat pengukuran alternatif kepada nilai setara kas.

11. Karakteristik Kualitatif serta Penyiapan dan Penyajian Informasi Akuntansi 12. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Arti karakteristik kualitatif informasi akuntansi

Relevansi

Reliabilitas

Representasi keyakinan

Objektivitas

Netralitas

Dapat dibandingkan

Konsistensi

Dapat dimengerti

13. Penyiapan dan Penyajian Informasi AkuntansiMaterialitas

Biaya informasi

Pembukaan

Peran Strategis Akutansi Sebagai Instrumen Validitas Informasi Dan Penjaga Keadilan Bagi Stakeholders

BAB IPENDAHULUAN

Seiring dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat Muslim menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi bisnis Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Untuk mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan. Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dengan karakteristik tertentu yang sesuai dengan syariah. Pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis Islami inilah yang kemudian berkembang menjadi akuntansi syariah. Akuntansi syariah (sharia accounting) menurut Karim (1990) merupakan bidang baru dalam studi akuntansi yang dikembangkan berlandaskan nilai-nilai, etika dan syariah Islam, oleh karenanya dikenal juga sebagai akuntansi Islam (Islamic Accounting). Akuntansi syariah dapat dipandang sebagai kontruksi sosial masyarakat Islam guna menerapkan ekonomi Islam dalam kegiatan ekonomi. Akuntansi syariah merupakan sub-sistem dari sistem ekonomi dan keuangan Islam, digunakan sebagai instrument pendukung penerapan nilai-nilai Islami dalam ranah akuntansi, fungsi utamanya adalah sebagai alat manajemen menyediakan informasi kepada pihak internal dan eksternal organisasi. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut. Akuntansi Islam memiliki beberapa peran, dan salah satunya adalah sebagai instrumen validitas informasi dan menjaga keadilan bagi stakeholders serta akuntansi mampu mencari dan memberi keadilan bagi pelaku-pelaku kegiatan ekonomi di dalam institusi tersebut (stakeholders). BAB IIPEMBAHASAN

A. Peranan Akuntansi SyariahDalam dunia ekonomi akuntansi syariah memilki peran yang sangat signifikan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Turut berperan dalam menunjang pembangunan ekonomi bangsa Indonesia terutama melalui upaya peningkatan peranan pengusaha muslim dalam perekonomian nasional dan bertindak sebagai katalisator pengembangan lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia.2. Memberikan laba yang wajar bagi pemegang saham.3. Mengusahakan pertumbuhan perusahaan yang optimal.4. Memberikan kontribusi yang positif pada masyarakat islam.5. Memelihara dan meningkatakan mutu kehidupan pekerja.

B. Akuntansi Sebagai Landasan Informasi

Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan informasi dan pengetahuan lainnya yang menyangkut berbagai aspek masalah yang akan diputuskan. Semakin luas informasi yang dimiliki pengambil keputusan semakin tepat keputusan yang diambilnya. Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman seseorang di bidang itu semakin tepat keputusan yang diambilnya. Informasi itu merupakan kumpulan data yang dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal tertentu manusia menggunakan pertimbangan yang berasal dari perintah dari atasan, keadaan alam, pendapat, dan sebagainya. Namun manajemen yang rasional akan menggunakan informasi faktual sebagai dasar pengambilan keputusan bukan melalui jalan lainnya. Dan belakangan ini para ahli telah mencoba melakukan berbagai upaya untuk merumuskan bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat.

Dalam ilmu pengambilan keputusan dikenal tahap-tahap yang diikuti dalam proses pengambilan keputusan, proses yang umum adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi persoalan dengan cara membandingkan keinginan dengan kejadian yang sebenarnya.2. Merumuskan persoalan utama.3. Merinci persoalan.4. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan.5. Memutuskan pilihan terbaik.6. Melaksanakan keputusan.7. Memonitor dan menindaklanjuti.

Informasi akuntansi sudah lama menjadi sumber informasi utama bagi manajemen dalam mengelola perusahaan, bagi investor dalam memilih investasi, dan pihak lainnya. PEMAKAI LAPORAN KEPUTUSANManajer Organisasi Kemana kegiatan diperluas dan dikurangi?Bagaimana prestasi bawahan?Siapa yang akan diberi penghargaan?Kreditur/Jasa Pemberian pinjaman? Bagaimana persyaratan yang diberikan?Pemilik Saham Menambah/mengurangi investasi?Kantor Pajak Apakah perhitungan pajak tepat?BAPEPAM/Bursa Efek Apakah laporan keuangan sesuai dengan aturan BAPEPAM?DPR/Pemda Apakah perusahaan mengikuti aturan yang ditetapkan?Bank Indonesia Apakah laporan keuangan dan Bank sudah menyesuaikan diri dengan sikap dan ketentuan lainnya seperti CAR, LLL, LDR, DSB.

Manajemen dalam melaksanakan tugasnya memerlukan informasi mengenai bisnis atau lembaga yang dipimpinnya. Informasi ini dimaksudkan untuk dua hal:1. Untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Decision Making).2. Untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan (Accountability).

Untuk memenuhi tujuan inilah akuntansi berperan. Akuntansi memberikan informasi yang sangat dibutuhkan manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsinya yaitu:1. Perencanaan (Planning)2. Pengorganisasian (Organizing)3. Pengarahan (Actuating)4. Pengawasan (Controlling)

Manajemen dalam melaksanakan tugasnya berupaya memadukan resorsis:1. Resorsis manusia2. Resorsis alam3. Resorsis keuangan4. Resorsis informasi

Akuntansi sebagian dari informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu gugusan tugas manajemen dalam mencapai tujuannya. Di sini akuntansi merupakan alat pembantu untuk memperlancar tugas-tugas manajemen (facilitating function) terutama dalam fungsi perencanaan dan pengawasan.Dalam fungsi perencanaan informasi akuntansi sangat berguna terutama sebagai pemberi data aktual yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan anggaran atau perencanaan operasi perusahaan. Dalam fungsi pengawasan tugas akuntansi sangat strategis sebagai alat pembanding dengan rencana. Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui penyimpangan (variance) yang terjadi sehingga manajemen dapat dengan mudah melakukan penilaian dan upaya koreksi dan perbaikan secara lebih dini. Sehingga kekeliruan tidak berlangsung lama. Dalam fungsi pengarahan dan koordinasi maka sistem akuntansi sengaja didesain untuk menampung segala informasi sehingga hasilnya dapat dijadikan dasar dalam mengarahkan kegiatan perusahaan dan menilai pertanggungjawaban masing-masing unit pertanggungjawaban. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa akuntansi memiliki peran sentral dalam mencapai keberhasilan perusahaan baik dari segi upaya pencapaian tujuannya maupun dalam pengelolaan dan pengawasannya.Tujuan Sistem Informasi Akuntansi dalam perbankan syariah adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendukung operasi sehari-hari yang dilakukan secara rutin.Transaksi dalam perbankan merupakan operasi sehari-hari yang dilakukan secara rutin. Transaksi-transaksi tersebut terdiri dari:a. Transaksi akuntansi, contohnya laporan arus kas biasanya mengunakan sistem informasi akuntansi untuk pemerosesan.b. Transaksi non akuntansi, contohnya akad jual beli (salam) ada akhirnya akan mengarah kepada transaksi akuntansi. Misalnya jika suatu pesanan telah terpenuhi, dan pengiriman telah diterima, maka akan dicatat sebagai transaksi akuntansi.2. Untuk menunjang pengambilan keputusan oleh pembuat keputusan internal.Misalnya perbankan menggunakan Sistem Informasi Akuntansi untuk pemrosesan informasi yang penting seperti ekspektasi pendapatan yang akan diterima dari kerjasama tertentu untuk tahun berikutnya.3. Untuk memenuhi kewajiban seperti pelaporan finansial kepada stakeholder.Pemakai dari Sistem Informasi Akuntansi dapat berupa pemakai internal, yaitu manajer, maupun pemakai eksternal, yaitu nasabah (mudhorib), sohibul mal, pemerintah dan para stakeholder lainnya. Agar sebuah laporan keuangan tersebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan maka kualitas informasi yang diberikan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain : a) Asas manfaat, terutama bagi pihak pemakainyab) Relevansi antara laporan keuangan tersebut dengan tujuan pelaporannyac) Tingkat kepercayaand) Komparabilitas, artinya dapat diperbandingkan berdasarkan periode waktu tertentue) Konsistensi, artinya metode yang digunakan konsisten dan tidak mudah berubahf) Mudah dipahami, serta tidak multi interpretasi.

Selain keenam hal tersebut, informasi yang diberikan juga harus mencakup beberapa aspek:1. Informasi yang tersedia harus mampu menggambarkan pencapain tujuan yang ada dan konsistensinya dengan syariat. Jika bank melakukan deal pada transaksi yang diharamkan, misalnya terkait dengan sistem riba, maka harus dijelaskan secara detil mengenai pemisahan pencatatan transaksi tersebut.2. Informasi tersebut harus mampu membantu pihak luar bank untuk mengevaluasi rasio kecukupan modal, resiko investasi, likuiditas, dan berbagai aspek finansial perbankan lainnya. Ini sangat penting dilakukan, sehingga kredibilitas bank dapat dipertanggungjawabkan.

C. Akuntansi Sebagai Keadilan bagi Stakeholders

Dalam konteks akutansi, kata adil secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar. Bila misalnya, nilai transaksi adalah sebesar Rp 100 juta, maka akuntansi (perusahaan) akan mencatatnya dengan jumlah yang sama; dengan kata lain, tidak ada window dressing dalam praktik akuntansi perusahaan. Pada pengertian ini praktik moral yaitu kejujuran, merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran ini informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Pengertian kedua dari kata adil, bersifat lebih fundamental [dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika (syariah) dan moral]. Prinsip keadilan tidak hanya merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melakat dalam fitrah manusia. Berarti manusia menilai kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalam setiap kehidupan.

Akuntansi dalam Konteks Organisasi Selama beberapa kurun waktu yang lalu, akuntansi secara tradisional telah dipahami dan diajarkan sebagai satu set proseur rasional yang digunakan untuk menyediakan informasi yaitu informasi yang bermanfaat untuk mengambil keputusan dan pengendalian.dalam pengertian semacam ini, akuntansi tampak seperti teknologi yang kelihatan konkret, tangible dan bebas dari nilai masyarakat (value-free) dimana ia dipraktikkan. Pada tingkat mikro (organisasi), akuntansi juga telah berubah sesuai dengan arah dan pengaruh lingkungan organisasi seperti restrukturisasi dan perbaikan organisasi; tugas-tugas organisasi; strategi; struktur dan pendekatan dalam pembagian kerja; teknologi dan praktik; dan konflik sosial dalam organisasi. Akuntansi tidak begitu saja ada (eksis) dibentuk oleh lingkungannya, tetapi juga secara aktif menebarkan kekuatan (pengaruh) potensialnya untuk memengaruhi dan membentuk lingkungan serta realitas di mana ia hidup dan dipraktikkan. Morgan (1988), mengatakan bahwa akuntansi tidak hanya merefleksikan realitas, tetapi juga membentuk realitas. Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Hopwood (1990) yang berpendapat bahwa akuntansi memainkan peranan yang sangat penting dalam memengaruhi dan membentuk perubahan organisasi. Hopwood (1990) menekankan tiga peranan umum akuntansi dalam proses perubahan organisasi yaitu bagaimana akuntansi menciptakan visibilitas dalam sebuah organisasi, bagaiman akuntansi berfungsi sebagai praktik kalkulasi dan bagaimana akuntansi menciptakan domain untuk aksi ekonomi. Keterangan di atas merupakan gambaran yang jelas bahwa akuntansi, pada dasarnya sebuah entitas yang selalu berubah (berkembang); dimana arah perkembangannya banyak ditentukan oleh faktor lingkungan.

Organisasi Syariah Dalam perkembangannya akuntansi banyak dipengaruhi oleh banyak faktor salah satu diantaranya adalah bentuk organisasi. Organisasi dalam perspektif syariah adalah perusahaan yang dalam pengertian tradisional mempunyai tujuan memaksimalkan laba untuk kepentingan pemilik perusahaan (stakeholders) tanpa harus ada kewajiban sosial (social responsibility). Pandangan ini diperkuat oleh Milton friedman (1970)seorang ekonom pemenang hadiah Nobelyang dlam tulisannya berjudul The Social Respinsibility of Business is Increase Its Profits.Friedman jelas menolak adanya tanggung jawab sosial bagi perusahaan, atau dengan kata lain, ia mereduksi tanggung jawab sosial dalam bentuk pencapaian laba (yang maksimal). Dalam dunia nyata, konsep ini bukannya tanpa masalah. Karena motivasi untuk memperoleh laba maksimal, secara psikologis, akan menstimulasi timbulnya perilaku egoistik secara berlebihan.

BAB IIIPENUTUP

Dalam dunia ekonomi akuntansi syariah memilki peran yang sangat signifikan diantaranya adalah sebagai berikut:1. Memberikan laba yang wajar bagi pemegang saham.2. Mengusahakan pertumbuhan perusahaan yang optimal.3. Memelihara dan meningkatakan mutu kehidupan pekerja. Informasi itu merupakan kumpulan data yang dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam fungsi perencanaan informasi akuntansi sangat berguna terutama sebagai pemberi data aktual yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan anggaran atau perencanaan operasi perusahaan. Dalam fungsi pengawasan tugas akuntansi sangat strategis sebagai alat pembanding dengan rencana. Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui penyimpangan (variance) yang terjadi sehingga manajemen dapat dengan mudah melakukan penilaian dan upaya koreksi dan perbaikan secara lebih dini. Sehingga kekeliruan tidak berlangsung lama.Tujuan Sistem Informasi Akuntansi dalam perbankan syariah adalah sebagai berikut:1. Untuk mendukung operasi sehari-hari yang dilakukan secara rutin.2. Untuk menunjang pengambilan keputusan oleh pembuat keputusan internal.3. Untuk memenuhi kewajiban seperti pelaporan finansial kepada stakeholder.Dalam konteks akutansi, kata adil secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar. praktik moral yaitu kejujuran, merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran ini informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat.