Upload
phungque
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh,
Selamat pagi,
Newsletter Pusdiklat sudah berjalan dan terbit secara periodik dengan mengusung konsep green system dimana
newsletter diterbitkan secara elektronik. Kehadiran newsletter ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan
inspirasi pegawai melalui kegiatan menulis dan membaca sebagai budaya positif yang mulai dikembangkan di lingkungan
Pusdiklat BPK. Saya sangat berharap agar pegawai maupun peserta diklat dapat turut berperan aktif dalam
mengembangkan Newsletter Pusdiklat dengan sumbangan tulisan yang menarik.
Pada awal tahun ini Pusdiklat BPK memiliki tugas berat dalam membangun kompetensi CPNS BPK Tahun 2015
melalui pelaksanaan Diklat Prajabatan, Diklat Orientasi Ke-BPK-an dan Diklat Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP). Sesuai
dengan tagline Pusdiklat BPK: “BPK start at Pusdiklat” maka rangkaian diklat CPNS BPK Tahun 2015 tersebut merupakan
program pembentukan dasar karakter pegawai dan profesi pemeriksa keuangan negara di BPK.
Pelaksanaan rangkaian diklat CPNS Tahun 2015 ini melibatkan seluruh manajemen, widyaiswara, pegawai,
instruktur dan satuan kerja baik di Pusat maupun Perwakilan dalam proses pembelajaran para CPNS. Mereka dilibatkan
dalam proses mentoring dan coaching kepada para CPNS dalam rangka melahirkan sumber daya manusia dengan kualitas
terbaik untuk mendukung serta memperkuat pelaksanaan tugas dan fungsi pemeriksaan di BPK.
Metode pembelajaran yang diterapkan dalam diklat CPNS kali ini dilakukan secara seimbang dalam rangka
peningkatan knowledge, skill dan attitude dengan internalisasi nilai-nilai Independensi, Integritas dan Profesinalisme.
Keberadaan Perpustakaan Pusdiklat sebagai salah satu fasilitas penunjang pembelajaran diharapkan dapat
mendukung pengembangan kompetensi pegawai dan peserta diklat. Perpustakaan terus berupaya membenahi diri agar
dapat memberikan pelayanan terbaiknya. Salah satunya melalui kegiatan penyediaan literatur dan bahan-bahan
pembelajaran.
Perpustakaan juga menjadi wadah bagi pengembangan kompetensi pegawai dan peserta diklat sebagai meeting
point penyelenggaraan kegiatan community time. Community time adalah media pengembangan komunikasi internal
Pusdiklat yang diwujudkan dalam beragam kegiatan dengan memprioritaskan konsep kebersamaan, berbagi dan nilai-
nilai positif lainnya. Keseluruhan kegiatan selalu melibatkan peran aktif seluruh pegawai Pusdiklat. Beberapa kegiatan
yang pernah dilaksanakan adalah diskusi buku, bedah buku dan diskusi/ sharing pengalaman dengan para praktisi dengan
topik-topik menarik.
Akhirnya, saya berharap dapat mewujudkan Pusdiklat BPK sebagai ruang kreasi, inovasi serta silaturahmi dalam
rangka menggali nilai-nilai positif bagi organisasi dan individu yang ada di dalamnya. Ketika seluruh anggota organisasi
telah merasa nyaman dan tentram berada di lingkungan Pusdiklat, maka kita dapat menularkan virus budaya organisasi
yang baik kepada para stakeholder. Saya mengajak seluruh pegawai untuk belajar mengembangkan kearifan spiritual dan
kepedulian sosial bagi sesama.
Selamat menempuh perjalanan penuh makna di Pusdiklat BPK dan Perpustakaan BPK sebagai media untuk
mengembangkan learning process yang terbaik. Dan, Newsletter Pusdiklat edisi Mei 2015 kali ini telah merekam seluruh
perjalanan learning process tersebut dengan indah.
Wassalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh
Salam Pendidikan
Dwi Setiawan Susanto
Kepala Pusdiklat BPK
NEWSLETTER PUSDIKLAT MEI 2015
NEWSLETTER PUSDIKLAT MEI 2015
LAHIRNYA NEWSLETTER PUSDIKLAT BPK RI
Jumat, 8 Mei 2015 lalu merupakan momentum lahirnya
Newsletter Pusdiklat BPK RI. Lahirnya Newsletter Pusdiklat BPK RI
yang diinisiasi oleh Kepala Pusdiklat BPK RI, Dwi Setiawan Susanto
ini diharapkan dapat menjadi alah satu sarana komunikasi internal
Pusdiklat BPK RI.
Kehadiran Newsletter Pusdiklat juga bertujuan untuk
menstimulus dan menjadi wadah bagi pegawai-pegawai yang
memiliki kemampuan menulis. Kapusdiklat menghimbau agar
para pegawai yang berminat dalam dunia tulis menulis dapat
menyumbangkan ide atau gagasannya untuk dimuat dalam
newsletter. Pada kesempatan ini pengelola Newsletter Pusdiklat
memperkenalkan cara mengakses gratis newsletter melalui portal
Digital Library Perpustakaan Pusdiklat BPK RI. Newsletter
Pusdiklat BPK RI ini rencananya akan terbit sebulan sekali secara
elektronik.
Launching Newsletter Pusdiklat dilaksanakan dalam kegiatan
Community Time yang diselenggarakan di Perpustakaan yang diisi
dengan diskusi buku Google: How Google Works dan sosialisasi
Klub Membaca dan Menulis Perpustakaan Pusdiklat.
Pada kegiatan community time kali ini para pegawai yang hadir
diajak untuk nonton bersama tayangan film pendek Life at Google.
Film pendek tersebut bercerita tentang budaya kerja yang
tumbuh di kantor Google. Kapusdiklat menjelaskan bahwa
Google menerapkan prinsip 3 H1P kepada semua karyawannya,
yakni Healthier, Happier, Productive. Google percaya dengan
membuat karyawan menjadi lebih sehat dan bahagia, akan
memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan
produktifitas dan profitabilitas mereka.
Melalui diskusi buku tersebut, Kapusdiklat mengajak seluruh
pegawai dan peserta diklat yang hadir dalam acara tersebut dapat
menerapkan hal yang sama di tempat kerja masing-masing.
Pusdiklat BPK telah menyediakan fasilitas olahraga, poliklinik,
ruang karaoke, dan fasilitas pendukung lainnya dalam rangka
menumbuhkan prinsip-prinsip healthier dan happier bagi
pegawai. “Saya berharap produktifitas pegawai Pusdiklat BPK RI
pun dapat lebih ditingkatkan.”
Pada akhir acara, pengelola Perpustakaan melakukan sosialisasi
Klub Membaca dan Menulis yang bertujuan untuk mengakomodir
hobi membaca dan menulis para pegawai. Kapusdiklat mengajak
seluruh pegawai ikut berkontribusi dalam pengisian artikel di
Newsletter Pusdiklat. (AF)
NEWSLETTER PUSDIKLAT MEI 2015
PSST*…DIKLAT
After 2.5 months having internship at The Audit Board of the Republic of Indonesia (“BPK-RI”), the 255 candidates of civil servant (“candidates”) were summoned to join couple of mandatory trainings hosted by BPK-RI in Jakarta,
Medan, Yogyakarta, & Makassar.
116 out of 255 candicates were called to attend relevant trainings at Training Centre (“Pusdiklat”) located at Kalibata, Jakarta. We, the 116 candidates, are please to share about bittersweet experience during our trainings at
Pusdiklat. Psst… hey you! Yes you. Prepare yourself to listen this set of stories.
Let us clearly define our three interesting topics. First is who we are, second is trainings themselves, and last, but
not least, is the fringe benefits including the facilities we’ve been enjoying for almost two months.
Psst... Don’t move your eyes! This is about who we are. We are distributed into four classes, which are Class A, B, C, and D. For these past two
months, we have been together joining two types of training so-called Induction and Prajabatan. At the very first day, some persons were appointed as Senate consisting of the a Chairman (Andika Putra) and 3 PIC; Spiritual
Division (Eko Nugroho), Art Division (Roby Permanda), and Sport Division (Ady Pradana Bachrum). Psst... Psst… May we share about the trainings?
The two must-do activities in the trainings, Orientasi Ke-BPK-an and Prajabatan, are material session dan examination; except for Actualisation Class in Prajabatan. We have passed the first compulsory training plus
activities at Rindam Jaya. Currently, we are on the actualisation period until next early June. Hope we could nail this!
Another good story is about a patriotic part at National Awakening Day dated 20 May 2015. Pusdiklat conducted a ceremony celebrating Hari Kebangkitan Nasional where several candidates were partcipated as the officers,
including as the troop flag. Every single moment was so patriotic. Really. We meant it. Psst… Are you bored listening to our sharing?
Ok. For this time, let us show you the fringe benefits. Speaking about benefits, we should admit that we consume proper enjoyment such as guest house (“Wisma
Pusdiklat” or “Wisma”) facilities, meals (breakfast, lunch, dinner, not forget to mention coffee break session), and sport facilities (jogging track, gym and sport hall). At Wisma, we stay at floor 2 and 3. Each room is occupied by,
majorly, 4 candidates.
One point should be highlighted from the sharing-room-experience is we learn to be selfless and to build our teamwork meeting all rules determined by the Committee. To be honest, boredom attack is our big enemy while joining the trainings, but thanks to Vacation Permit (“Izin Berlibur”/”IB”) granted by the Committee which allows
us to enjoy weekend outside Wisma. However, we are authorized to get out from Wisma after Apel Malam or around 7 p.m. Indonesia Western Time.
The perfect closing story goes to love issue. We realize that this is actually the regular issue arises amongst training participants. But anyway, this is ours. Some of us might be so grateful meeting up with their life-partner-to-be at
Pusdiklat. Lately, there are not only two official date couples but also many potential ones. Our prayer is with them who are struggling to face the next crucial love issue, which is Long Distance Relationship (“LDR”). Whoops!
Phew! It comes to an end. You have listened our three main stories, haven’t you? Psst.. this our diklat. Psst… diklat!
Indah Pasaribu - CPNS 2015
NEWSLETTER PUSDIKLAT MEI 2015
PROFIL PEMBINA
BUDIYANA – RINDAM JAYA
Motivasi adalah dorongan psikologis yang
mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi
membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan
mempertahankan perilaku. Menurut Kartini Kartono, motivasi
menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau
melaksanakan sesuatu. Motivasi yang ada pada setiap orang
tidak sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.
Lalu, apa motivasi Budiyana (Rindam Jaya) yang
bertugas di Pusdiklat BPK RI dalam bekerja? Laki-laki berusia 44
tahun ini merupakan sosok tak asing lagi di lingkungan Pusdiklat
BPK RI, terutama di kalangan para peserta Diklat CPNS Tahun
2015. Budiyana dikenal sebagai sosok yang ramah dan humoris.
Pak Budi, begitu sapaan akrab di kalangan peserta diklat, lahir di
Yogyakarta pada 24 Februari 1971. Tugas utama Tentara
Angkatan Darat ini salah satunya adalah Pembina kegiatan diklat
Orientasi-Prajabatan CPNS BPK RI di Pusdiklat Kalibata, Jakarta.
Hari Kebangkitan Nasional ke 107 yang diperingati
pada 20 Mei 2015 yang lalu, Budiyana merupakan salah satu
contoh implementasi sikap nasionalisme dalam kehidupan
sehari-hari. Sosok Budiyana merupakan representasi pejuang di
era modern. Pria asal kota gudeg ini mengabdi dan mengemban
tugas negara dengan penuh tanggung jawab.
Sejak fajar menyingsing hingga mentari turun di ufuk
barat, Budiyana tak lelah mendampingi para siswa binaannya. Ia
kerap memberikan nasihat dan saran serta dengan senang hati
menjadi teman diskusi. Hal itu semata-mata dilakukan agar para
peserta diklat dapat terus terjaga semangatnya selama
mengikuti diklat. Panjangnya waktu rangkaian diklat CPNS
Tahun 2105 kali ini, para peserta diklat dituntut untuk menjaga
NEWSLETTER PUSDIKLAT MEI 2015
Hari Kebangkitan Nasional ke 107 yang diperingati pada 20 Mei 2015 yang lalu, Budiyana merupakan salah
satu contoh implementasi sikap nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Sosok Budiyana merupakan representasi
pejuang di era modern. Pria asal kota gudeg ini mengabdi dan mengemban tugas negara dengan penuh tanggung jawab.
Sejak fajar menyingsing hingga mentari turun di ufuk barat, Budiyana tak lelah mendampingi para siswa
binaannya. Ia kerap memberikan nasihat dan saran serta dengan senang hati menjadi teman diskusi. Hal itu semata-mata
dilakukan agar para peserta diklat dapat terus terjaga semangatnya selama mengikuti diklat. Panjangnya waktu rangkaian
diklat CPNS Tahun 2105 kali ini, para peserta diklat dituntut untuk menjaga stamina dan fisiknya agar tetap prima. Karena
mereka harus mengikuti rangkaian pembelajaran on class dan off class yang menguras tenaga dan pikiran.
Bergabung dengan dunia militer sejak tahun 1991, Budiyana ditempa menjadi pribadi yang bertanggung
jawab. Rasa tanggung jawab itu pula yang membebaskannya dari rasa jenuh dan lelah. Baginya, disiplin adalah kunci
keberhasilan yang mendukung terlaksananya tanggung jawab tugasnya.
Menurut Budiyana, ia selalu mengedepankan sikap disiplin dalam segala hal, baik di kantor, di rumah
maupun di tempat ibadah. Namun, sikap disiplin tersebut tidak membuat Budiyana menjadi pribadi yang kaku. Sikap
disiplin harus dijalankan secara seimbang dan bertanggung jawab. “Ketika diberikan kesempatan beristirahat, maka
manfaatkanlah kesempatan tersebut secara maksimal, jangan disia-siakan. Ketika diinstruksikan bertugas, maka
lakukanlah dengan memberikan yang terbaik,” papar Budiyana.
Sosok yang lekat dengan seragam loreng hijaunya ini mengungkapkan tiga faktor yang membuatnya selalu
menjaga integritas pribadi yaitu: cinta tanah air, rasa tanggung jawab, dan disiplin. Ketiga factor tersebut menjaga diri
dan hati Budiyana jauh dari sikap-sikap lalai dan penyelewengan dalam tugas. Seluruh aktifitas beliau selalu dijalankan
sesuai prosedur, ketentuan, dan peraturan yang berlaku.
Hal serupa juga diterapkan dalam mendidik para siswa CPNS BPK RI 2015. Disiplin selalu ditegakkan.
Apabila ada anak binaannya yang melakukan kesalahan, Budiyana akan memberlakukan sanksi sesuai dengan peraturan
yang berlaku, tanpa tebang pilih. Menurut Budiyana, penegakan hukum harus didukung oleh semua pihak yang terlibat;
mulai dari diri sendiri, pimpinan, hingga pada seluruh jajaran pelaksana.
Para pahlawan pendiri bangsa ini bercita-cita untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, bebas dari
penindasan hak, dan penyalahgunaan kekuasaan. Hal itu akan tercapai apabila nilai-nilai dasar Pancasila dapat
diaplikasikan ke dalam tindakan nyata yang dimulai dari hal terkecil sekalipun. Budiyana selalu berpesan kepada para
anak binaannya agar nilai-nilai yang telah diperoleh selama mendapatkan pendidikan di Rindam Jaya dan Pusdiklat dapat
diterapkan dalam keseharian. Jangan hanya berhenti pada saat pelaksanaan diklat. Dengan demikian cita-cita para
pahlawan Indonesia untuk kejayaan bangsa terwujud. (DR)
NEWSLETTER PUSDIKLAT MEI 2015
NEWSLETTER PUSDIKLAT MEI 2015
Bagaimana memulai menulis?
Anda kerap mengalami kebuntuan saat akan memulai menulis? Jangan kuatir, ternyata hal tersebut merupakan hal
yang wajar bahkan bagi seorang penulis professional sekalipun. Lalu, apa yang harus dilakukan?
Merumuskan sebuah ide sebelum memulai menulis kerap menjadi boomerang dan membuat kepala justru makin
pening bagi beberapa orang yang memang tak terbiasa menulis. Lalu, bagaimana caranya menemukan ide menulis?
Salah satu kiat jitu dalam menulis adalah mulai melakukan hal-hal sederhana dan mudah. Tips berikut semoga dapat
membantu Anda dalam menemukan ide-ide cemerlang dalam menulis.
1. Perbanyak membaca koran dan majalah
Cobalah untuk membaca secara cepat dari awal hinga akhir tulisan tanpa perlu benar-benar memahami isinya.
Sebuah headline atau kutipan dapat memicu ide untuk sebuah cerita. Catat atau tandai kata atau kalimat atau
informasi yang menurut kita menarik untuk ditulis.
2. Buat daftar kata dari lirik lagu
Coba dengarkan dan tulis daftar judul lagu atau lirik yang menurut kita menarik dan menyenangkan untuk
didengar. Hal ini dapat membuat memori kita “merekam” kata-kata dengan kategori easy listening. Lirik lagu
populer biasanya bisa merangsang penulis untuk mengembangkan ide menjadi sebuah tulisan panjang.
3. Simpan foto atau klip gambar dari majalah
Salah satu cara untuk memulai menulis adalah untuk melihat sesuatu yang memberi kita sebuah adegan atau
beberapa tindakan yang berpotensi untuk merancang sebuah cerita.
4. Buat catatan potongan percakapan yang menarik perhatian
Cara ini dapat memicu lahirnya sebuah cerita menarik dari potongan percakapan yang terjadi di lingkungan
sekitar atau dari adegan film.
5. Gunakan pengalaman pribadi atau orang lain
Cermati kembali pengalaman-pengalaman menarik yang pernah Anda atau orang lain alami dalam kehidupan
nyata. Menulis sesuatu yang kita ketahui dengan baik biasanya akan lebih mudah dilakukan.
6. Liarkan imajinasi
Imajinasi yang kerap kita lakukan tak jarang justru mampu memunculkan ide-ide dalam menulis. Bahkan ide
paling liar sekalipun. Jadi, tak ada salahnya mencoba mengembangkan imajinasi Anda.
Proses penemuan ide adalah titik awal dalam menulis. Lalu, apa yang harus dilakukan setelah kita “menggenggam ide?”
Buat sebuah outline untuk menentukan secara sistematis alur cerita yang akan Anda pilih
Cobalah mulai menuliskan sebuah kata atau frase atau kalimat dari ide yang kita pilih
Jangan takut untuk menuliskan semua rangkaian kalimat yang muncul di benak Anda. Setelah itu, coba baca
kembali dan susunlah kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah rangkaian cerita yang nyaman untuk dibaca.
Tentukan tokoh-tokoh yang akan kita pilih dengan detil karakternya
Tentukan setting cerita yang meliputi informasi tentang setting waktu dan lokasi
Tentukan isu atau permasalahan apa yang akan diangkat dalam alur cerita
Penentuan tokoh dan setting cerita akan memunculkan rangkaian-rangkaian kalimat yang akan memberikan
deskripsi yang lebih baik untuk pembaca agar merasa lebih dekat dengan tokoh tersebut
Bagi pemula, Anda tidak perlu mengkhawatirkan ejaan atau tata bahasa yang benar. Biarkan apa yang kita tulis mengalir
lebih dulu. Saat selesai, kita mungkin akan mendapati sebuah tulisan yang berhasil dirampungkan. Beri penghargaan
kepada diri sendiri atas karya tersebut. Namun jangan berpuas hati, mungkin masih butuh revisi dan pengembangan
lebih luas lagi.
Jangan khawatir! Ambil break sesaat. Hidupkan kembali imajinasi, kita akan melihat banyak hal yang membantu
merevisi dan mengembangkan karya yang sudah ada. Jadi, mulailah menulis sekarang!
Semut di ujung pulau tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak.
Kiasan tersebut merupakan gambaran yang terjadi dalam kalangan
masyarakat Indonesia saat ini, khususnya penikmat wisata.
Indonesia, negeri dengan segala kekayaan alam dan keberagaman
budaya, keindahan dan keunikan tempat-tempat wisatanya ternyata tidak
begitu dikenal dengan baik oleh masyarakatnya sendiri. Saat ini masih
banyak potensi negeri ini yang belum tereksplorasi dengan maksimal.
Buku ini memperkenalkan pembaca pada kekayaan Indonesia yang
belum populer, bahkan sebagian masih berupa “potensi” wisata. Buku ini
merangkum cerita perjalanan menuju tempat-tempat eksotis tersebut
menjadi potongan perjalanan yang mengeksplorasi keindahan dan
keunikan alam Indonesia. “Jelajah Negeri Sendiri” merupakan catatan
perjalanan para blogger Kompasiana ini dikemas dengan pendekatan
deskriptif yang menceritakan pengalaman dan kondisinya sesungguhnya
saat berkunjung ke lokasi wisata.
Jalan cerita dari buku ini dikelompokkan sesuai dengan makna yang
dirasakan oleh masing-masing penulis dari pengalamannya. Topik yang
diangkat antara lain adalah alam sebagai laboratorium, alam yang
mengajarkan kesederhanaan, belajar masa depan dari sejarah, belajar di
tengah keterbatasan, dan merawat perbatasan, merawat nasionalisme.
Namun, sayangnya buku ini kurang mampu memberikan ruang
pemaparan dalam bercerita. Narasi yang dituangkan pada setiap kisah
menjadi kurang mampu membawa pembacabya berkelana dan ikut
merasakan sensasi pengalaman yang dialami oleh para penulisnya.
Satu hal yang pasti, melalui catatan perjalanan dari buku ini para
penulis berhasil mengungkap kekayaan lain alam Indonesia. Perjalanan
yang dilakukan oleh para penulis tersebut diharapkan dapat menggerakkan
hati masyarakat untuk ikut mengembangkan potensi alam yang belum
terkelola dengan baik dan belajar mencintai alam negeri Indonesia. (DR)
NEWSLETTER PUSDIKLAT MEI 2015