20
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PRE EKLAMSIA BERAT ASUHAN KEPERAWATAN PADA ny.w P DENGAN MASALAH PREEKLAMSIA BERAT Tanggal masuk : 17 Maret 2010 Tanggal pengkajian : Dx medis : PEB A. PENGKAJIAN 1. Biodata a. Identitas klien Nama : Ny.W Umur : 32 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : ibu rumah tangga Suku bangsa : Jawa Alamat : Yogyakarta b. Identitas penanggung jawab Nama : Tn.P Umur : 34 th Jenis kelamin : laki laki Agama : Islam Pendidikan : SLTA

Asuhan Keperawatan Dengan Pre Eklamsia Berat Maximus

Embed Size (px)

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PRE EKLAMSIA BERATASUHAN KEPERAWATAN PADA ny.w P DENGAN MASALAHPREEKLAMSIA BERAT

Tanggal masuk : 17 Maret 2010Tanggal pengkajian : Dx medis : PEBA. PENGKAJIAN1. Biodataa. Identitas klienNama : Ny.WUmur : 32 tahunJenis kelamin : PerempuanAgama : IslamPendidikan : SDPekerjaan : ibu rumah tanggaSuku bangsa : JawaAlamat : Yogyakartab. Identitas penanggung jawabNama : Tn.PUmur : 34 thJenis kelamin : laki lakiAgama : IslamPendidikan : SLTAPekerjaan : swastaSuku bangsa : JawaAlamat : YogyakartaHub dg klien : suami2. Riwayat Kesehatan.a. Keluhan utama: mengeluh mual muntahb. Riwayat kesehatan sekarang: klien mengeluh nyeri kemudian di bawa ke RS untuk menjalani perawatan medisc. Riwayat kesehatan dahulu: d. Riwayat kesehatan keluarga: ibu klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.e. Genogram: -f. Riwayat alergi obat dan makanan: tidak ada alergi obat dan makanan3. Pola Fungsi Kesehatan3. Persepsi terhadap kesehatan: ibu klien melihat tanda dan gejala nyeri pada anaknya kemudian langsung membawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan yang optimal.3. Pola aktivitas- latihan: Aktivitas01234

Makanx

Minumx

Eliminasix

Mobilisasix

Berpakaianx

Keterangan:0 : mandiri1 : dengan alat Bantu2 : bantuan orang lain3 : bantuan orang lain dan peralatan4 : tergantung total2. Pemeriksaan fisika. AktivitasGejala : kelemahan, penambahan berat badan, reflek fisiologis +/+ , reflek patologis -/-.Tanda : pembengkakan kaki, jari tangan, dan mukab. SirkulasiGejala : penurunan oksegenTanda : a. AbdomenGejala : Inspeksi : Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, sikatrik bekas operasi ( - ) Palpasi : Leopold I : teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus teraba massa besar, lunak, noduler Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian bagian kecil janin di sebelah kanan. Leopold III : teraba masa keras, terfiksir Leopold IV : bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul Auskultasi : BJA 142 x/1 regularEliminasiGejala : proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup, oliguriad. Makanan / cairanGejala : peningkatan berat badan, muntah-muntahTanda : nyeri epigastrium, e. Integritas egoGejala : perasaan takut.Tanda : cemas.f. NeurosensoriGejala : hipertensiTanda : kejang atau komag. Nyeri / kenyamananGejala : nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus, gangguan penglihatan.Tanda : gelisah, h. PernafasanGejala : vesikuler, Rhonki -/-, Whezing -/-, sonorTanda : irama teratur, bising tidak adai. KeamananGejala : jatuh, gangguan pengihatan, perdarahan spontan.Tanda : j. SeksualitasGejala : Status Obstetrikusa. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Darah lengkap: trombositopeni, 2. Urin : proteinuria, oliguria3. USG b. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri Akut b/d peningkatan tekanan darah2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak mampuan dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena factor biologi3. Resiko kekurangan volume cairan b/d retensi garam dan airc. DATA FOKUSData subyektif: klien mengatakan mengalami nyeri hebat pada daerah perut P: nyeri berkurang setelah minum obat Q: nyeri berat R: nyeri pada daerah perutS: skala 8 T: nyeri terasa selama 3menit sekali klien mengatakan susah makan karena sering mual muntah klien mengatakan sering merasa haus Data obyektif: klien tampak pucat, dehidrasi klien tampak kurus, anoreksia, konjungtiva pucat klien tampak lemah, bedrestANALISA DATANOSYMPTOMPROBLEMETIOLOGI

1.DS :DO :- Dipsnea- Napas pendek- Nyeri dada- batuk- hemoptisis- pembesaran limpa- hipoksiaPola nafas tidak efektifDeformitas dinding dada (adanya edema pada paru)

2.DS: klien mengatakan anaknya mengalami nyeri hebat pada daerah perut P: nyeri berkurang setelah minum obat Q: nyeri berat R: nyeri pada daerah perut S: skala 8 T: nyeri terasa selama 3 menit sekali DO: klien tampak menahan nyeriNyeri akutAgen cidera biologi

3.DS: klien mengatakan susah makan karena sering mual muntah DO: klien tampak kurus, lemah, anoreksia, konjungtiva pucatKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhKetidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi

4.DS: ibu klien mengatakan sering merasa haus DO: klien tampak lemah, bedrest, dehidrasi, turgor kulit lambatResiko kekurangan volume cairanRetensi garam dan air

5.Ds :Do :- Pasien selalu merasa ingin BAK (anyang-anyangan)- Pasien merasa nyeri saat awal setelah BAK- Dipermukaan saluran kencing bawah (orifisium uretra) merah (eritematus) dan membengkak (oedema)Gangguan eliminasi urinSindroma nefrotik(penurunan filtrasi)

6.DS :DO :- Pasien tampak lemah- Skala nyeri 8- Tampak terpasang kateterResiko infeksiTindakan invasif

Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah1. Pola nafas tidak efektif b/d Deformitas dinding dada (adanya edema pada paru)2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera biologi3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan retensi garam dan air5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan sindroma nefrotik (penurunan filtrasi)6. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasifeINTERVENSIWAKTUNO. DxNOCNICRASIONAL

TglJam

1.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.X24 jam diharapkan pola nafas klien normal dengan kriteria hasil:Respiratorystatus: Ventilation(0703)- Respirasi dalam batas normal - Mudah bernafas- Tidak ada dipsnea- TTV normalAirway Management (3140)- Buka jalan nafas dengan tehnik chin lift- Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi- Identifikasi jika pasien perlu pemasangan alat jalan nafas buatan- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan- Monitor respirasi dan status O2- Observasi TTV- Agar memudahkan bernapas dengan lancar- Untuk memenuhi kebutuhan O2 klien- Mencegah terjadinya hipoksia- Untuk mengetahui adanya suara nafas tambahan- Untuk mengetahui respirasired dan kebutuhab O2- Mengetahui keadaan umum klien

2.Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil:Pain control (1605) Mengenali faktor penyebab Menggunakan metode pencegahan Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan Mengenali gejala-gejala nyeri Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya Melaporkan nyeri yang sudah terkontrolKeterangan penilaian NOC:1. Tidak dilakukan sama sekali2. Jarang dilakukan 3. Kadang dilakukan 4. Sering dilakukan5. Selalu dilakukanPain management (1400)1. Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi: lokasi, karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi2. Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga, dengan nyeri kronis3. Evaluasi tentang keefektifitan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan 4. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan5. Berikan analgetik sesuai anjuran6. Beritahu dokter jika tindakan berhasil atau terjadi keluhan 1 Mengindikasikan terjadinya komplikasi.2.Dapat membandingkan nyeri yang ada dari nyeri sebelumnya3.Penggunaan persepsi diri/ perilaku untuk menghilangkan nyeri dapat membantu pasien mengatasinya lebih efektif4. Informasi tentang nyeri dapat membantu dalam menurunkan persepsi nyeri5.Analgetik diberikan untuk nyeri ringan yang tidak hilang dengan tindakan kenyamanan.6.Untuk melanjutkan terapi selanjutnya

3.Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan nafsu makan klien normal lagi dengan kriteria hasil:Nutritional status (1004) Stamina,Tenaga Kekuatan menggenggam Penyembuhan jaringan Daya tahan tubuh Tidak ada penurunan BB yg berlebihKeterangan penilaian NOC:1. Tidak pernah menunjukkan2. Jarang menunjukkan3. Kadang menunjukkan4. Sering menunjukkan5. Selalu menunjukkanNutrition management (1100)1. Kaji adanya alergi makanan2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe3. Berikan substansi gula4. Berikan makanan yang terpilih( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)5. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian1. Untuk mengetahui apakah pasien ada alergi makanan2. intake fe dapat meningkatkan kekuatan tulang3. substansi gula dapat meningkatkan energi pasien4. Untuk memenuhi status gizi pasien5. Catatan harian makanan dapat mengetahui asupan nutrisi pasien

4.Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien dapat tidak ada resiko kekurangan volume cairan dengan kriteria hasil: Mempertahankan urin output sesuai dengan usia dan BB TTV dalam batas normal Elastisitas turgor kulit normal Tidak ada tanda-tanda dehidrasi Membran mukosa lembab Tidak ada rasa haus berlebihanKeterangan penilaian NOC:1. Tidak dilakukan sama sekali2. Jarang dilakukan 3. Kadang dilakukan 4. Sering dilakukan5. Selalu dilakukanFluid Management1. Pertahankan catatan intake output urin yang di buat2. Monitor adanya status dehidrasi3. Monitor hasil lab. yang sesuai dengan retensi cairan4. Monitor TTV5. Kolaborasi pemberian cairan atau makanan/ infus6. Monitor status nutrisi7. Dorong masukan oral1. Untuk mengetahui perubahan intake output urin klien2.antisipasi terjadinya dehidrasi berat3.untuk memberikan tindakan yang sesuai dengan kondisi klien4.untuk mengetahui keadaan umum klien5.Untuk memulihkan energi pasien6. Untuk mengetahui intake nutrisi pasien7. Mengoptimalkan keadaan pasien agar kembali normal

5.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selamax 24 jam eliminasi urin klien dalam rentang normal dengan urinary elimination kriteria hasil :- Frekuensi eliminasi urin dalam rentang normal - Tidak ada bengkak dan memerah pada saluran kemih- Tidak ada sekret/cairan nanah keluar dari saluran kencing- Urin tidak mengandung protein glukosa ataupun ketonUrinary elimination management - Monitor pengeluaran urin termasuk frekuensi, warna, volume, dan senyawa yang terkandung didalamnya- Monitor tanda dan gejala adanya retensi urin- Catat waktu pengeluaran urin terakhir- Ajarkan pasien untuk minum secara lancar yaitu 8 gelas sehari- Anjurkan klien untuk mengenali adanya ISK yang berkelanjutan- Untuk mengetahui warna, frekuensi, volume dan senyawa yang terkandung dalam urine yang di keluarkan oleh paisen.- Untuk mengetahui tanda dan gejala yang terjadi pada pasien pada saat terjadi retensi urine.- Untuk mengetahui pengeluaran urin pasien- Untuk membantu pasien dalam memasukkan cairan secara optimal.- Untuk membantu pasien mengetahui gejala apbila ISK kembali.

6.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan pasien mampu mengkontrol terjadinya infeksi dengan criteria hasil:Risk Control (1902)- faktor resiko dari lingkungan terpantau- strategi kontrol resiko berkembang dengan efektif- memonitor perubahan status kesehatan- melaksanakan strategi kontrol resiko yang terpilihSkala:Tidak pernah sampai diperlihatkan1.tidak diperlihatkan2.jarang diperlihatkan3.kadang-kadang diperlihatkan4.sering diperlihatkan5.konsisten diperlihatkanInfection Protection (16550)- Pertahankan tehnik isolasi- Batasi pengunjung bila perlu- Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung- Pertahankan lingkungan aseptic selama pemasangan alat- Tingkatkan intake nutrisi- Berikan terapi antibiotic bila perlu- Untuk mencegah terjadinya infeksi- Untuk mengurangi resiko infeksi dari pengunjung- Untuk mencegah penyebaran pathogen terhadap pengunjung- Untuk mengurangi penyebaran pathogen- Untuk mempertahankan asupan nutrisi klien- Antibiotic sebagai pelindung tubuh untuk menolak pathogen yang merugikan bagi tubuh

IMPLEMENTASITglNoDXImplementasiParaf

11. Membuka jalan nafas dengan tehnik chin lift2. memposisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi3. mengIdentifikasi jika pasien perlu pemasangan alat jalan nafas buatan4. mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan5. memonitor respirasi dan status O26. mengobservasi TTV

21. mengkaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi: lokasi, karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi2. mengkaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga, dengan nyeri kronis3. mengevaluasi tentang keefektifitan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan 4. memberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan pencegahan5. memberikan analgetik sesuai anjuran6. memberitaukan dokter jika tindakan berhasil atau terjadi keluhan

31. mengkaji adanya alergi makanan2. menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe3. memberikan substansi gula4. memberikan makanan yang terpilih( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)5. memberikan pasien bagaimana membuat catatan makanan hari

41. mempertahankan catatan intake output urin yang di buat2. memonitir adanya status dehidrasi3. memonitor hasil lab. yang sesuai dengan retensi cairan4. memonitor TTV5. mengkolaborasikan pemberian cairan atau makanan/ infus6. memonitor status nutrisi7. mendorong masukan oral

51. memonitor pengeluaran urin termasuk frekuensi, warna, volume, dan senyawa yang terkandung didalamnya2. memonitor tanda dan gejala adanya retensi urin3. mencatat waktu pengeluaran urin terakhir4. mengajarkan pasien untuk minum secara lancar yaitu 8 gelas sehari5. mengajarkan klien untuk mengenali adanya ISK yang berkelanjutan

61. Mempertahankan tehnik isolasi2. membatasi pengunjung bila perlu3. mengintruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung4. mempertahankan lingkungan aseptic selama pemasangan alat5. mmeningkatkan intake nutrisi6. memberikan terapi antibiotic bila perlu

EVALUASITGLNoDXEVALUASIPARAF

1S : -O : Pola nafas klien lancarA : Tujuan tercapai, masalah teratasiP : Pertahankan intervensi

2S : Klien mengatakan nyeri sudah berkurangO : wajah klien terlit tidak meringis menahan nyeriA : Tujuan tercapai, Masalah teratasiP : Pertahankan intervensi

3S : Klien mengatakan sudah tidak merasa mualO : Klien sudah tidak terlihat lemas, konjungtiva normalA : Tujuan tercapai, Masalah teratasiP : Pertahankan intervensi

4S : Klien mengatakan tidak merasa lemahO :Tugor kulit normalA : Tujuan tercapai, Masalah teratasiP : Pertahankan intervensi

5S : -O : Klien BAK dengan normalA : Tujuan tercapai, Masalah teratasiP : Pertahankan intervensi

6S : -O : Tidak terpasang kateterA : Tujuan tercapai, Masalah teratasiP : Pertahankan intervensi