Upload
others
View
23
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Atina Hussaana
Dept. Pharmacology & Therapy
Medical Faculty of UNISSULA
Preparasi
BahanEKSTRAKSI
Identifikasi
Kualitatif
Identifikasi
Kuantitatif
(Penetapan
Kadar)
Fraksinasi
Isolasi
Pemurnian
Pembuatan
Simplisia
STANDARISASI
(senyawa marker)
Alkaloid
Flavonoid
Terpenoid
Saponin
Bioassay in vitro
Bioassay in vivo
Clinical
assay
ALUR PENELITIAN BA /TO/OT
GOLONGAN
Penentuan
Struktur
kimia
TEKNIK IDENTIFIKASI KUALITATIF
Fraksinasi Pereaksi Pewarna Reaksi
Warna
Kromatografi
(KLT)
Pereaksi Pewarna
(Semprot)
Bercak
Berwarna
Sinar UV
254 dan 366 nm
Bercak
Berpendar
+
+
GOLONGAN
APA?
Dibandingkan
warna / Rf
dengan bercak
senyawa standar
SENYAWA
APA?
Identifikasi
Kualitatif
Alkaloid
GOLONGAN
Identifikasi Alkaloid : Metoda Culvenor-Fiztgerald
Kira-kira 4 gram sampel segar dirajang halus dan digerus dalam
lumpang dengan bantuan pasir, lalu ditambahkan kloroform
sedikit sampai membentuk pasta.
Tambahkan 10 ml larutan amoniak-kloroform 0.05 N dan digerus
lagi, saring campuran kedalam sebuah tabung reaksi kering.
Tambahkan 10 ml H2SO4 2 N dan kocok kuat. Diamkan larutan
sampai terbentuk dua lapisan.
Dengan menggunakan pipet yang telah diberi kapas pada
ujungnya untuk menyaring, ambil lapisan asam sulfat dan
masukan kedalam tabung reaksi kecil ( Lapisan kloroform
disimpan untuk pengujian terpenoid ).
Filtrat diuji dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf.
Terbentuknya endapan putih atau keruh dengan pereaksi Mayer.
Endapan coklat dengan pereaksi Wagner dan endapan orange
dengan pereaksi Dragendorf menunjukan sampel mengandung
alkaloid.
Pereaksi PewarnaFraksinasi +
Identifikasi
Kualitatif
Flavonoid
GOLONGAN
Identifikasi Flavonoid : Shinoda Test / sianidin Test
Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus,
diekstrak dengan 5 ml metanol dan dipanaskan selama
5 menit dalam tabung reaksi. Ekstraknya ditambahkan
beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk
magnesium. Bila terjadi perubahan warna merah/pink
atau kuning menunjukan sampel mengandung
flavonoid.
Pereaksi PewarnaFraksinasi +
Identifikasi
Kualitatif
Terpenoid
GOLONGANIdentifikasi Steroid / terpenoid : Metode Lieberman-
Burchard
Beberapa tetes kloroform pada uji alkaloid,
ditempatkan pada plat tetes. Tambahkan anhidrida
asetat 5 tets dan biarkan mengering. Kemudian
ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat. Timbulnya warna
merah jingga atau ungu menandakan uji positif
terhadap terpenoid, warna biru atau hijau
menunjukkan positif terhadap steroid
Pereaksi PewarnaFraksinasi +
Identifikasi
Kualitatif
Saponin
GOLONGANIdentifikasi Saponin : Uji Busa
Uji saponin ini sebaiknya digunakan sampel yang
telah dikeringkan, karena test yang digunakan adalah
test pembentukan busa. Bila sampel yang basah
dididihkan dengan air suling, kemungkinan cairan sel
akan membentuk busa bila dikocok.
Caranya : sampel kering dirajang halus, dimasukan
kedalam tabung reaksi dan ditambahkan air suling,
didihkan selama 2-3 menit. Dinginkan, setelah dingin
dikocok dengan kuat. Adanya busa yang stabil selama
5 menit berarti sampel mengandung saponin.
Pereaksi PewarnaFraksinasi +
METODA PEMISAHAN
Kromatografi : adalah suatu tehnik pemisahan tertentu, yang
pada dasarnya menggunakan dua fase yaitu satu fase tetap
(stationary) dan yang lain fase bergerak (mobile).
Kromatografi kertas (KKt)
Kromatografi lapisan tipis (KLT)
Kromatografi gas cair (KGC)
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
KKt untuk senyawa yang mudah larut dalam air (misalnya :
karbohidrat, asam amino, basa asam nukleat, asam organik,
senyawa fenolat).
KLT untuk senyawa yang larut dalam lipid (misalnya : lipid,
steroid, karotenoid, kuinon).
KGC untuk pemisahan senyawa atsiri yaitu asam lemah,
seskuiterpen, hidrokarbon dan senyawa belerang.
KCKT untuk senyawa yang keatsiriannya kecil.
POLA KROMATOGRAM
Ekstrak ditinbang, diekstraksi dengan pelarut dan cara
tertentu, kemudian dilakukan analisis kromatografi
sehingga memberikan pola kromatogram yang khas.
Kadar Total Golongan Kandungan Kimia
Dengan penerapan metode spektrofotometri, titrimetri,
volumetri, gravimetri atau lainnya, dapat ditetapkan kadar
golongan kandungan kimia.
Ada beberapa golongan kandungan kimia yang dapatdikembangkan dan ditetapkan metodenya, yaitu :
Golongan minyak atsiri
Golongan steroid
Golongan tanin
Golongan flavonoid
Golongan triterpenoid (saponin)
Golongan alkaloid
Golongan antrakinon
Kadar Kandungan Kimia Tertentu
Dengan tersedianya suatu kandungan kimia yang berupa
senyawa identitas atau senyawa kimia utama ataupun
kandungan kimia lainnya, maka secara kromatografi
instrumental dapat dilakukan penetapan kadar kandungan
kimia tersebut.
T U J U A N :
Memberikan data kadar kandungan kimia tertentu sebagai
senyawa yang diduga bertanggung jawab pada efek
farmakologi.
Kromatografi Lapisan Tipis (KLT)
Umumnya dibuat kromatogram pada lempeng silika dengan
berbagai jenis fase gerak sesuai dengan golongan kandungan
kimia sebagai sasaran analisis.
Kromatografi Gas Cair (KGC)
Sistem kromatografi gas cair mempunyai resolusi tinggi
sehingga optimal untuk pemisahan komponen yang stabil
dengan pemanasan.
yang
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT / HPLC)
Umumnya pola kromatogram kandungan kimiatermolabil dibuat dengan HPLC
Penetapan Kadar :
Minyak atsiri : destilasi
Steroid
Tanin
: spektrofotometri
: titrasi dengan KMnO4 (Permanganometri)
Flavonoid spektrofotometri
Saponin
Alkaloid
Antrakuinon
: hidrolisis, ekstraksi dan
: hemolisa
: ekstraksi dan spektrofotometri
: ekstraksi dan spektrofotometri
KLT lebih baik dari KKt yaitu dalam keserbagunaan, kecepatandan kepekaannya. Ini karena pada KLT dapat digunakanbermacam-macam zat penyerap lainnya selain cellulosa, yaitu :silika gel, aluminium oksida, kalsium hidroksida, damar penukarion, magnesium fosfat, poliamida, polivinil pirolidon.
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( KCKT / HPLC )
Hampir sama dengan KGC
KCKT dilakukan dalam suhu kamar
fenol , KCKT digunakan untuk senyawa-senyawa : terpemoid, alkaloid , lipid , gula.
Setelah senyawa diisolasi dan dimurnikan , pertama-tamaditentukan golongannya dulu, kemudian baru ditentukan jenissenyawa dalam golongan tersebut.
Metoda Identifikasi dilakukan dengan spektrofotometri :
Spektroskopi UV (Ultra Violet)
Spektroskopi IM (Infra Merah)
Spektroskopi Massa ( S.M. )
Spektroskopi RMI ( Resonansi Magnet Inti )
Spektroskopi UV ( Ultra Violet )
Spektrum serapan kandungan tumbuhan dapat diukur dalamlarutan yang sangat encer dengan pembanding blanko pelarutserta menggunakan spektrofotometer yang merekamotomatis. Senyawa tak berwarna diukur pada jangka 200sampai 400 nm, senyawa berwarna pada jangka 200 sampai700 nm.
Spektroskopi IM ( Infra Merah )
Spektrum infra merah tumbuhan dapat diukur denganspektrofotometri infra merah yang merekam secara otomatisdalam bentuk larutan ( dalam khloroform,karbontetrakhlorida, 1-5 % ), bentuk gerusan dalam minyaknuyol, atau bentuk padat yang dicampur dengan kaliumbromida.
Spektroskopi Massa (S.M. )
Spektroskopi Massa adalah penguraian sesepora
senyawa organik dan perekaman pola fragmentasi
menurut massanya.
Spektroskopi RMI
Spektroskopi
menentukan
RMI
struktur
merupakan
senyawa
sarana
organik
untuk
dengan
mengukur momen magnet atom hidrogennya.
Pada analisa hasil yang dilakukan adalah :
Analisa kualitatif
Analisa kuantitatif
Analisa kualitatif : Pada
diharapkan ditemukan beberapa kandungan
analisa kulaitatif, ini
yang
mempunyai struktur baru.
Analisa kuantitatif : Yaitu penentuan banyaknya
( jumlah gram ) senyawa yang ditemukan, biasanya
ditentukan dalam persentase.
Kromatografi
: suatu teknik pemisahan tertentu yang pada
dasarnya menggunakan 2 fase : fase tetap
(stationary) & fase bergerak (mobile).
Penggolongan sesuai dengan sifat-sifat dari
fase tetap, yang bisa berupa zat padat / zat
cair.
Jika fase tetap berupa zat padat disebut :
kromatografi serapan
Jika fase tetap berupa zat cair disebut :
kromatografi partisi.
TEKNIK KROMATOGRAFI
Keuntungan kromatografi :
Merupakan metode pemisahan yang
cepat, mudah, murah & sederhana,
membutuhkan campuran cuplikan sedikit
sekali.
Dapat diulang.
Kromatografi Lapisan Tipis :
metoda pemisahan fisikokimia menggu-
nakan lapisan tipis yang dilekatkan pada
penyokong berupa plat dari gelas / logam.
Keunggulan : lebih peka (dapat memisahkan
bahan yang jumlahnya sedikitnya / ukuran µg)
Deteksinya : dengan penyemprotan pereaksi
pewarna / lampu UV.
Biasanya untuk pemisahan senyawa larut lipid
(misalnya: lipid, steroid, karotenoid, kuinon )
Fase diam biasanya : silica gel
Fase gerak :
campuran pelarut organik dengan polaritas
rendah.
Penempatan cuplikan dengan pipa kapiler
/ mikropipet pada salah satu ujung plat KLT.
Kemudian plat KLT ditaruh dalam bejana
yang sudah ada dan dijenuhi dengan fase
gerak.
Deteksi hasil KLT :
•Untuk senyawa tak berwarna pada
kromatogram dengan alat UV pendek
(254 nm) & atau panjang (365 nm).
•Senyawa dengan 2 ikatan rangkap / lebih &
senyawa aromatik (benzena) punya serapan
kuat di 230 - 300 nm.
•Deteksi dengan pereaksi pewarna semprot.
Menggunakan alat penyemprot khusus.
•Metoda deteksi biologi untuk mendeteksi
senyawa kimia dengan aktivitas biologi
tertentu.
CONTOH KROMATOGRAM dengan pereaksi pewarna
Gambar 32. Hasil KLT trans- dan cis-UCA
Larutan trans-UCA 4% dalam
DMSO dipapar radiasi UVB
selama 60 menit, akan
mengalami isomerasi, sebagian
berubah menjadi konformasi
cis. a. trans-UCA murni b. hasil
ekspose trans-UCA pada
radiasi UVB.
Cis-UCA
Rf : 7/8.5
= 0.82
Trans-UCA
Rf : 4/8.5
= 0.47
a
b
CONTOH KROMATOGRAM dengan deteksi UV
Identifikasi & harga-harga Rf
Jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal
Harga Rf = --------------------------------------------------------------------
Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal
Rx / Rstd =
Jarak yang digerakkan oleh senyawa yang tak diketahui
--------------------------------------------------------------------------
Jarak yang digerakkan oleh senyawa standart yang
diketahui
Faktor yang mempengaruhi gerakan noda
dalam KLT (mempengaruhi harga Rf) :
a. struktur kimia dari senyawa yang
sedang dipisahkan.
b. sifat penyerap dan derajat aktifitasnya
c. tebal dan kerataan lapisan penyerap
d. pelarut & derajat kemurnian fase
bergerak
e. derajat kejenuhan dari uap dalam
bejana
f. teknik percobaan
g. jumlah cuplikan yang digunakan
h. suhu
i. kesetimbangan
Pembuatan Kromatogram
Totolkan cuplikan dengan pipa kapiler, pada jarak ± 1
cm dari bagian bawah plat KLT.
(plat kecil noda berupa titik, plat besar noda berupa
deretan titik membentuk garis). Biarkan beberapa saat
hingga kering. Penotolan cuplikan dapat diulang
seperlunya, pada tempat yg sama.
Plat KLT dimasukkan dalam bejana yang berisi fase
gerak (noda jangan sampai tercelup )
Setelah fase bergerak naik sampai hampir ujung atas
plat, plat kemudian diambil dan dibiarkan kering.
Tentukan harga Rf.
33
THANK
Y O
T H A N K Y O U