Upload
pieter-johny
View
10
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
n
Citation preview
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Presentasi Kasus: Jumat, 28 Agustus 2014
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
Nama : Pieter Johny
NIM : 11.2013.094
Dr. Pembimbing: dr. Lenny I Y, SpKJ
NOMOR REKAM MEDIS :
Nama Pasien : Ny. W
Nama Dokter yang merawat : dr. Ade Kurnia, SpKJ
Masuk RS pada tanggal : 10 Agustus 2015
Pasien diantar keluarga
Riwayat perawatan : -
IDENTITAS
Nama (inisial) : Ny.W
Tempat & tanggal lahir : Ngamprah, 11 November 1984
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Pegawai bensin
Status perkawinan : Janda
Alamat : Sasak besi, desa gado bangkong RT?RW 06/04
PAGE \* MERGEFORMAT 2
RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis : 25/8/2015 jam 9.00
Alloanamnesis : 26/8/2015 jam 19.00 dengan Tn Y, hubungan keluarga
sebagai paman yang tinggal serumah dengan pasien
Keluhan Utama
Pasien berbicara kacau.
Riwayat Gangguan Sekarang
Sejak 2 bulan yang lalu, pasien mulai tampak melamun dan bicara kacau
serta kata-kata kasar ke saudaranya dan suka berpergian ke luar rumah
dan sampai tidak pulang ke rumah (hiperaktivitas, autistik) pasien juga
membenturkan kepala dan mencoba meminum sabun pencuci piring
dicampur dengan teh kotak (agresif percobaan bunuh diri). Kejadian
ini terjadi setelah perceraian. Pasien sering mengeluh mendengar suara
yang mengajaknya bunuh diri (halusinasi auditorik) dan tidak pernah
melihat bayangan ataupun cahaya yang menakutkan. Sebelum perceraian
pasein bisa terkadang menjadi sangat bersemangat namun pekerjaan nya
menjadi terganggu (hiperaktivitas).
Untuk aktivitas sehari-harinya, pasien masih dapat makan sendiri
meskipun agak berantakan, BAK dan BAB di kamar kecil, Gejala
mengamuk pasien sering kambuh dalam jangka waktu yang tidak
menentu dan berlangsung setiap hari. Namun, menurut pengakuan
keluarga pasien, gejala yang dialami pasien semakin memburuk seiring
dengan berjalannya waktu, sehingga membuat keluarga cemas dan
dibawa ke RSJ, sebelumnya pasien belum pernah dibawa berobat medis,
ini baru kali pertama pasien seperti ini.
Dari anamnesa dengan pasien diperoleh bahwa pasien dapat mengingat
namanya dengan benar, namun mengingat usianya dengan baik dan
mengetahui tahun saat ini (memori jangka panjang baik). Pasien
memiliki fungsi kalkulasi yang baik karena mampu menjumlahkan
15+10 dengan tepat, tilikan yang buruk karena pasien menyangkal
PAGE \* MERGEFORMAT 2
dirinya sakit. Di luar dari itu, pada pasien tidak ditemukan gangguan
orientasi tempat dan waktu, gangguan dalam memori jangka pendek,
maupun uji daya nilai dan daya nilai sosial.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Gangguan Psikiatrik
Pasien dikatakan tidak pernah menunjukkan perilaku aneh maupun
mengamuk hebat tanpa sebab yang jelas sebelumnya.
Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada riwayat gangguan medik.
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang dan riwayat konsumsi
alkohol disangkal.
Riwayat Gangguan Sebelumnya (grafik)
Garis normal
Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat Perkembangan Fisik
Pasien lahir normal, cukup bulan dalam kondisi baik di rumah sakit
tanpa cacat bawaan maupun gangguan saat masih dalam kandungan.
Pasien juga tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak-anak
seusianya. Pasien juga tidak pernah mengalami kejang, kecelakaan,
operasi, maupun dirawat di rumah sakit atas indikasi tertentu.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Juni Juli Agustus
Riwayat Perkembangan Kepribadian
Masa kanak-kanak : pasien merupakan anak yang aktif, sering
bermain dengan anak-anak seusianya dan tidak suka berkelahi
Masa remaja : pasien memiliki banyak teman di sekolahnya, juga tidak pernah
berkelahi dan sedikit pemalu, tidak pede dan kurang percaya diri namun terkadang
bisa sangat bersemangat.
Masa dewasa : pasien sudah menikah namun bercerai, pasien biasanya pemalu,
pendiam, tidak pede dan percaya diri namun terkadang bisa sangat bersemangat.
Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah sampai tingkat SLTP, dimana pasien berhenti
sekolah karena tidak ada biaya. Selama di sekolah pasien memiliki
banyak teman dan dapat berteman dengan baik, dimana pasien juga
tidak pernah memiliki masalah dalam studinya dan selalu naik kelas.
Riwayat Pekerjaan
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah memiliki
pekerjaan sebelumnya namun pasien mengaku bahwa ia pernah
bekerja membantu mengangkut barang-barang di terminal.
Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Sebelum mengalami gangguan, pasien rajin
beribadah. Namun sejak mulai mengalami gangguan, pasien mulai
tidak beribadah.
Kehidupan Sosial dan Perkawinan
Hampir semua keluarga pasien menjauhi dan tidak memperdulikan
pasien karena takut disoleh pasien. Hanya paman pasien yang masih
memperlakukan pasien seperti biasa. Pasien sudah menikah namun
bercerai, riwayat berhubungan seksual tidak diketahui.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Riwayat Keluarga
Skema pohon keluarga
Keterangan : ibu pasien
Situasi Kehidupan Sosial Sekarang
Pasien tinggal bersama kakek dan keluarga pamannya.
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan
Raut wajah : biasa, terlihat senang, tidak nampak maupun
marah
Cara berpakaian : biasa, tidak terbalik maupun terlihat
berantakan
Postur : biasa, tidak membungkuk
Rambut tubuh : rambut kepala tampak rapi
Hygiene : baik, kulit pasien tidak tampak kusam
Penampakan berdasar usia: sekitar 35 tahun (sedikit lebih muda dari
usia biologisnya)
PAGE \* MERGEFORMAT 2
meninggal
pasien
Kesadaran
Kesadaran neurologis : kompos mentis
Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara : tenang, pasien sedang berbincang dengan
pasien lain.
Saat wawancara : tampak semangat yang berlebihan, mau menjawab pertanyaan,
sempat memberikan ancaman
Setelah wawancara : tenang, pasien kembali berbincang dengan
pasien lainnya.
Sikap terhadap Pemeriksa
Kooperatif namun aktif, di mana pasien mau diajak bekerja sama
dengan menjawab pertanyaan dengan semangat yang berlebih namun
sempat memberikan ancaman mau mengulang percobaan bunuh diri
dengan cara yang lain.
Pembicaraan
Cara berbicara : cepat, lancar dan spontan, koperatif menjawab
Gangguan berbicara : tidak ada gangguan bicara
Alam Perasaan (Emosi)
Suasana Perasaan (Mood): putus asa
Afek Ekspresi Afektif
Arus : cepat
Stabilisasi : stabil, respon emosi menurun
Kedalaman : dangkal, respon emosi sedikit saja
Skala diferensiasi : sempit, respon emosi terbatas
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Keserasian : serasi, pasien menunjukkan rasa sedih ketika ia menceritakan
bahwa ia bercerai
Pengendalian Impuls : lemah, terkadang masih sering mengikuti
bisikan untuk bunuh diri.
Ekspresi : wajar
Dramatisasi : tidak ada
Empati : tidak diperiksa
Gangguan Persepsi
Halusinasi : ditemukan (auditorik: bisikan untuk bunuh diri berupa suara
neneknya)
Ilusi : tidak ditemukan
Depersonalisasi : tidak ditemukan
Derealisasi : tidak ditemukan
Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
Taraf Pendidikan : SLTP
Pengetahuan Umum : Cukup (presiden sekarang Jokowi)
Kecerdasan : rata-rata
Konsentrasi : baik
Orientasi
Waktu : baik, pasien dapat membedakan waktu siang dengan malam
Tempat : baik, pasien mengetahui dirinya berada di rumah sakit jiwa
Orang : baik, pasien dapat menerka-nerka siapa pemeriksa dan orang di
sekitarnya
Situasi : baik, pasien dapat menyesuaikan diri dengan waktu makan siang
Daya Ingat
Tingkat
Jangka panjang : baik, pasien dapat menyebutkan usianya dengan benar.
Jangka pendek : baik, pasien dapat mengingat menu makanan besar yang ia
makan beberapa jam sebelumnya
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Segera : baik, mengetahui nama pemeriksa
Gangguan: tidak ditemukan
Pikiran Abstraktif: baik, pasien dapat membedakan kucing dan ikan
Visuospatial: baik, pada follow up pasien dapat menggambarkan pukul 11.00
dengan tepat
Bakat Kreatif: tidak diketahui
Kemampuan Menolong Diri Sendiri: baik, pasien dapat makan, minum, BAK-
BAB, dan mandi sendiri
Proses Pikir
Arus Pikir
Produktifitas : berbicara spontan
Kontinuitas : pasien menjawab terarah
Hendaya Bahasa: tidak ditemukan
Isi Pikir
Preokupasi dalam pikiran: ditemukan (pulang dari RS)
Waham : tidak ditemukan
Obsesi : tidak ditemukan
Fobia : tidak ditemukan
Gagasan rujukan: tidak ditemukan
Gagasan pengaruh : tidak ditemukan
Pengendalian Impuls
lemah, terkadang masih sering mengikuti bisikan untuk bunuh diri, jika
tidak pasien berdoa untuk menghindari bisikan itu.
Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : cukup baik, pasien dapat menilai bahwa
mencuri adalah perbuatan yang tidak baik
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Uji Daya Nilai : cukup baik, pasien dapat menilai tindakan
yang ia lakukan pada suatu situasi imajiner tertentu misalnya mencuci tangan
sebelum makan, makan menggunakan sendok, bila tidak punya uang maka harus
bekerja.
Daya Nilai Realitas : agak terganggu, pada pasien ditemukan
halusinasi, namun tidak ditemukan delusi, katatonia.
Tilikan
Tilikan derajat 1, dimana pasien hanya mau pulang tidak tahu sedang
sakit.
Reliabilitas
Baik, karena pasien dapat mempertahankan jawabannya akan beberapa
hal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tensi: 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu Badan : afebris
Frekuensi Pernafasan : 18x/menit
Bentuk Tubuh :
Kepala : Normocephali, rambut distribusi merata
Mata : pupil bulat isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Mulut : hipersalivasi (-)
Leher : KGB tidak membesar
Thorax : tidak tampak retraksi sela iga, dalam batas normal
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Abdomen : supel, datar, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
tidak teraba membesar
Ekstremitas : normal,tremor (-), cog wheel (-)
Sistem Kardiovaskular : BJ I-II murniregular, murmur (-), gallop(-)
Sistem Respiratorius : BN vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
Sistem Gastrointestinal : bising usus (+) normal
Sistem Muskuloskeletal : deformitas (-), nyeri gerak (-), krepitasi (-)
Sistem Urogenital : nyeri ketok CVA -/-, nyeri tekan
suprapubik (-)
Status Neurologik
Saraf Kranial (I-XII) : tidak dilakukan
Gejala Rangsang Meningeal : kaku kuduk (-), Lasegue (-), Kernig
(-)
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Pupil : isokor, diameter 3 mm, reflex cahaya +/+
Oftalmoskopi : tidak dilakukan
Motorik : normotoni, normotrofi
kekuatan motorik
Sensibilitas :
Sistem Saraf Vegetatif/Otonom : dalam batas normal
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Gangguan Khusus : tidak ditemukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 10 Agustus 2015
Hb 12,3 g/dL
Leukosit 7.800/µL
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Ht :34%
Trombosit : 338.000
SGOT 33,5 U/L
SGPT 41,2 U/L
Ureum: 28
Kreatinin: 1,4
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien perempuan berinisal W, usia 31 tahun, sudah menikah, bekerja,
dibawa keluarga ke RSJ provinsi Jawa Barat karena berbicara melantur sejak
1 minggu SMRS dan suka melamun serta menunjukan agresifitas berupa
percobaan bunuh diri seperti membenturkan kepala dan meminum sabun,
pasien juga mendengar suara bisikan yang menyuruhnya untuk mati.
Sebelum hal ini terjadi pasien tipe orang yang sangat bersemangat namun
beberapa pekerjaan nya terganggu kemudian pasien bercerai 2 bulan lalu
kemudian perilaku pasien mulai berubah dikarenakan rasa malu dan putus
asa karena cerai. Sejak kejadian perceraian itu pasien suka keluyuran malam,
sering marah terhadap keluarga nya, sering berasa putus asa dan mengikuti
bisikan untuk bunuh diri. Untuk aktivitas sehari-harinya, pasien masih dapat
makan sendiri meskipun agak berantakan, BAK dan BAB di kamar kecil,
Gejala mengamuk pasien sering kambuh dalam jangka waktu yang tidak
menentu dan berlangsung setiap hari. Namun, menurut pengakuan keluarga
pasien, gejala yang dialami pasien semakin memburuk seiring dengan
berjalannya waktu, sehingga membuat keluarga cemas dan dibawa ke RSJ,
sebelumnya pasien belum pernah dibawa berobat medis, ini baru kali
pertama pasien seperti ini.
Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan penampilan umum pasien dalam
batas normal, hygiene baik. Kesadaran psikiatrik tampak terganggu, perilaku
saat wawancara tampak semangat yang berlebihan, suasana perasaan (mood)
pasien sedang merasa putus asa karena malu sudah cerai, keserasian afek
cukup serasi, pengendalian impuls pasien lemah masih mau mengikuti
PAGE \* MERGEFORMAT 2
bisikan untuk bunuh diri padahal pasien tahu hal itu tidak benar, preokupasi
dalam pikiran ditemukan karena pasien hanya ingin pulang, Terdapat
gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, daya nilai realitas agak
terganggu ditemukan halusinasi, tilikan derajat 1 karena pasien hanya mau
pulang dan tidak tahu sedang sakit, pemeriksaan fisik didaptkan tekanan
darah 110/79 mmHg lainya dalam batas normal tidak ditemukan kelainan.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 12,3 g/dL, Leukosit 7.800/µL,
Ht :34%, Trombosit : 338.000, SGOT 33,5 U/L, SGPT 41,2 U/L, Ureum:
28, Kreatinin: 1,4
FORMULASI DIAGNOSTIK
Axis I
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna,pasien pada kasus ini dapat
dinyatakan mengalami:
Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran, perasaan dan perilaku
yang menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan gangguan dalam
kehidupan sehari-hari (hendaya)
Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO, karena tidak
terdapat gangguan kesadaran neurologik, orientasi dan daya ingat, maupun
gangguan organic yang diduga bersangkutan dengan gangguan jiwanya.
GMNO ini termasuk golongan gangguan suasana perasaan karena terdapat dua
keadaan dimana adanya keadaan manik dan depresi
Menurut PPDGJ-III, GMNO ini merupakan gangguan afektif bipolar, episode kini
depresif berat dengan gejala psikotik karena memenuhi kriteria :
Adanya episode depresif berat dengan gejala psikotik dan harus ada sekurang-
kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau.
Diagnosa banding dari kasus ini adalah
Ganggan skizoafektif tipe depresif
Pasien memiliki satu gejala jelas mengenai gejala skizofrenik yang
khas berupa halusinasi auditorik dan gejala depresif jelas, terkadang
PAGE \* MERGEFORMAT 2
pasien menunjukkan afek sedih, tetapi pasien terkadang bisa sangat
bersemangat dalam beraktifitas sehingga terdapat kejadian manik
Depresif berat dengan gejala psikotik F32.3 karena pasien memiliki afek depresif,
kehilangan minat dan kegembiraan, serta tidak bergairah beraktivitas, namun
pasien masih mengalami halusinasi auditorik sebagai gejala psikosis, di satu saat
pasien bisa mengalami perasaan yang amat senang (manik)
Axis II
Tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental
Axis III
Tidak ditemukan gangguan
Axis IV
Problem psikososial kasus ini adalah berkaitan dengan lingkungan sosial
(putus asa karena bercerai) dan primary support group (dikucilkan oleh
keluarga)
Axis V
Berdasarkan skala GAF, kasus ini saat dievaluasi memiliki skala GAF
50-41 (gejala berat, disabilitas berat) karena terdapat episode mencoba
bunuh diri karena mendengar bisikan menyebabkan pasien dibawa ke
RSJ
EVALUASI MULTIAKSIAL
Axis I : F 31.5 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan
gejala psikotik
Axis II : tidak ada
Axis III : tidak ada
Axis IV : bercerai, dikucilkan keluarga
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Axis V : GAF 50-41
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam, selama pasien tidak melakukan
perbuatan yang mengarah ke tentamentum suicidum
Ad functionam : dubia ad bonam, karena pasien ternyata dapat melakukan
fungsi hidup sehari-hari secara mandiri.
Ad sanationam : dubia ad malam, karena pasien memiliki gejala negative
yang relative lebih sukar diobati, dan muncul pada usia muda.
Faktor yang mendukung prognosis:
Baik Buruk
Presipitasi jelas Terkadang masih mengikuti bisikan
Riwayat keluarga
Gejala positif Gejala putus asa
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : tidak ada
Psikiatri : autistik, hiperaktivitas, agresifitas, halusinasi auditorik, tilikan derajat 1
Psikososial : bercerai, dikucilkan keluarga
TERAPI
Farmakoterapi
R/ Amitriptilin tab 25 mg No. XXI
S 3 dd tab 1
-------------------------------------------------
Pro: Ny. W
R/ Haloperidol tab 0,5 mg No. XIV
PAGE \* MERGEFORMAT 2
S 2 dd tab 1
-------------------------------------------------
Pro: Ny. W
R/ Trihexyphenidyl tab 2 mg No. XIV
S 2 dd tab 1
-------------------------------------------------
Pro: Ny. W
Psikoterapi
Psikoterapi supotif: persuasi (meyakinkan pasien bahwa tidak ada
gunanya lagi terus mengingat-ingat perceraiannya), reassurance
(meyakinkan pasien bahwa ia bisa melanjutkan kembali hidupnya) dan
bimbingan (memberi bimbingan cara berhubungan antar manusia, cara
berkomunikasi, bekerja, belajar)
Terapi sosial
Manipulasi lingkungan dengan tidak mengucilkan pasien dan mengatai
pasien “gila”, dan komunitas terapeutik dengan mengikut sertakan
pasien dalam kegiatan terapeutik
Edukasi
Edukasi keluarga mengenai penyakit pasien
Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien dan tidak mengucilkan
pasien
Edukasi minum obat teratur dan kontrol teratur bila sudah lepas rawat
FOLLOW UP
Follow up 26/8/2015
PAGE \* MERGEFORMAT 2
S: pasien merasa putus asa dan malu, serta merasa sulit tidur
O: Roman muka : sedih Persepsi : halusinasi (+)
Kontak/rapport: (+)/adekuat Pikiran : autistik, waham (-)
Kesadaran : compos mentis Emosi : stabil, afek datar
Orientasi : cukup
A: gangguan afektif bipolar,episode kini depresif berat dengan gejala
psikotik
P: terapi lanjut
Follow up 27/8/2015
S: pasien merasa masih mendengar suara bisikan
O: Roman muka : biasa Persepsi : halusinasi (+)
Kontak/rapport: (+)/adekuat Pikiran : autistik, waham (-)
Kesadaran : compos mentis Emosi : stabil, afek datar
Orientasi : cukup TL/bicara : hipoaktivitas
A: gangguan afektif bipolar,episode kini depresif berat dengan gejala
psikotik
P: terapi lanjut
PAGE \* MERGEFORMAT 2