43
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi kematian maternal yaitu adanya komplikasi-komplikasi yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan maupun nifas. Salah satu contoh komplikasi tersebut yaitu terjadinya perdarahan pada saat kehamilan atau disebut perdarahan antepartum. Perdarahan ini salah satunya disebabkan oleh Plasenta Previa. Plasenta previa terjadi karena adanya kelainan implantasi plasenta yang dapat menyebabkan tertutupnya sebagian atau seluruh jalan lahir. Salah satu faktor penyebabnya adalah belum siapnya endometrium untuk menerima implantasi. Selain faktor tersebut diatas maih banyak faktor penyebab terjadinya plasenta previa lainnya. Disamping itu komplikasi plasenta previa juga mempunyai pengaruh pada proses kehamilan dan persalinan. Sebagai seorang perawat hendaknya kita dapat memahami hal-hal tersebut termasuk diagnosa plasenta previa, jenis- jenis dari plasenta previa, komplikasi apa saja yang dapat terjadi dari plasenta previa. Dan juga perencanaan dan penanganan seperti apa yang boleh kita lakukan agar ibu dan janin tetap dapat selamat sehingga angka kematian maternal dan neonatal menjadi turun. 1

Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu  faktor  yang  mempengaruhi kematian maternal yaitu adanya

komplikasi-komplikasi yang terjadi pada saat kehamilan,  persalinan maupun

nifas. Salah satu contoh komplikasi tersebut yaitu terjadinya perdarahan pada

saat kehamilan atau disebut perdarahan antepartum. Perdarahan ini salah

satunya disebabkan oleh Plasenta Previa.

Plasenta previa terjadi karena adanya kelainan implantasi plasenta yang

dapat menyebabkan tertutupnya sebagian atau seluruh jalan lahir. Salah satu

faktor penyebabnya adalah belum siapnya endometrium untuk menerima

implantasi. Selain faktor tersebut diatas maih banyak faktor penyebab terjadinya

plasenta previa lainnya. Disamping itu komplikasi plasenta previa juga

mempunyai pengaruh pada proses kehamilan dan persalinan.

Sebagai seorang perawat hendaknya kita dapat memahami hal-hal tersebut

termasuk diagnosa plasenta previa, jenis-jenis dari plasenta previa, komplikasi

apa saja yang dapat terjadi dari plasenta previa. Dan juga perencanaan dan

penanganan seperti apa yang boleh kita lakukan agar ibu dan janin tetap dapat

selamat sehingga angka kematian maternal dan neonatal menjadi turun. 

Oleh  karena itulah, pada makalah ini kami akan mencoba membahas

asuhan keperawatan pada pasien dengan plasenta previa yang akan kami coba

ulas dari segi tinjauan teori maupun tinjauan kasus.

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk.

1. Memenuhi tugas belajar mengajar pada mata kuliah Sistem Reproduksi 2

2. Guna memberikan wawasan kepada para pembaca supaya dapat

memahami dan mengerti tentang placenta previa beserta asuhan

keperawatannya.

1

Page 2: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

1.3 Manfaat

Dengan penyusunan makalah ini para pembaca dapat mengetahui dan

memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan plasenta

prvia.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, kami membahas mengeanai asuhan

keperawatan pada pasien dengan placenta previa.

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun secara sistematis terdiri dari 4 bab yaitu sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,

manfaat ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis, yang terdiri dari definisi, etiologi, patofisiologi,

manifetasi klinik, komplikasi, penatalaksanaan,pemeriksaan diagnostik dan

asuhan keperawatan.

BAB III : Pembahasan Kasus yang terdiri dari definisi, etiologi, patofisiologi,

manifetasi klinik, komplikasi, penatalaksanaan, pemeriksaan diagnostik dan

analisa data dan asuhan keperawatan

BAB IV : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran

2

Page 3: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Teoritis

2.1.1 Definisi

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada

segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

pembukaan jalan lahir (FKUI, 2000).

Menurut Prawiroharjo (1992), plasenta previa adalah plasenta yang

ada didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud

plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali

hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.

Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan implantasi

plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta

menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim. Sedangkan

plasenta previa totalis ada beberapa pengertian yaitu :

Plasenta previa totalis adalah plasenta menutupi ostium  uteri internum

pada pembukaan 4 cm atau bila pusat plasenta bersamaan dengan sentral

kanalis servikalis (Manuaba, 2008 ).\

Plasenta previa totalis adalah apabila ostium internum serviks tertutup

sama sekali oleh plasenta (Risdingrum. R, 2008).

3

Page 4: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

2.1.2 Etiologi

Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa

diantaranya adalah mencakup :

1. Perdarahan (hemorrhaging)

2. Usia lebih dari 35 tahun

3. Multiparitas

4. Pengobatan infertilitas

5. Multiple gestation

6. Erythroblastosis

7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya

8. Keguguran berulang

9. Status sosial ekonomi yang rendah

10. Jarak antar kehamilan yang pendek

11. Merokok

Menurut Hanafiah (2004) klasifikasi plasenta previa dapat dibedakan menjadi 4

derajat yaitu :

1. Total bila menutup seluruh serviks

2. Partial bila menutup sebagian serviks

3. Lateral bila menutup 75% (bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir

tertutup oleh plasenta).

4

Page 5: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

4. Marginal bila menutup 30% (bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir

pembukaan jalan lahir).

2.1.3 Manifestasi Klinis

Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :

1. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang.

2. Darah biasanya berwarna merah segar.

3. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.

4. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin.

5. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,

kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan

berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.

6. Perdarahan berulang

7. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah

8. Timbulnya perlahan-lahan

9. Waktu terjadinya saat hamil

10. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi

11. Denyut jantung janin ada

12. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina

13. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul

2.1.4 Faktor Predisposisi dan Presipitasi

Menurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat

mengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah :

1. Melebarnya pertumbuhan plasenta :

Kehamilan kembar (gamelli).

Tumbuh kembang plasenta tipis.

2. Kurang suburnya endometrium :

Malnutrisi ibu hamil.

5

Page 6: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

Melebarnya plasenta karena gamelli.

Bekas seksio sesarea.

Sering dijumpai pada grandemultipara.

3. Terlambat implantasi :

Endometrium fundus kurang subur.

Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula

yang siap untuk nidasi.

2.1.5 Klasifikasi

a. Tipe I, berdasarkan letak rendah dibedakan menjadi :

1. Lokasi lebih banyak pada segmen atas uterus.

2. Persalinan pervaginam mungkin dapat dilakukan.

3. Perdarahan selalu sedikit.

4. Kondisi ibu dan janin biasanya baik.

5. Pinggir plasenta tidak menyentuh ostium uteri internum.

b. Tipe II (Marginalis)

1. Plasenta previa berlokasi pada segmen bawah dekat ostium uteri

internum (menyentuh sedikit).

2. Persalinan pervaginam mungkin dapat dilakukan pada bagian anterior.

3. Perdarahan selalu banyak walaupun komdisi ibu dan bayi akan

bervariasi.

4. Hpoksia janin lebih sering disbanding syok bagi ibu.

c. Tipe III (Parsialis)

1. Lokasi plasenta pada ostium internum tapi tidak persis di tengah-tengah.

2. Perdarahan biasanya hebat khusus pada saat segmen bawah rahim

(SBR) dan serviks mulai tertarik dan dilatasi pada akhir kehamilan.

3. Tidak mungkin persalinan pervaginam, oleh karena plasenta berada di

depan janin di jalan lahir.

4. Menutupi seluruh ostium internum tapi hanya sebagian mulut rahim.

d. Tipe IV (Totalis)

6

Page 7: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

1. Lokasi plasenta tepat di tengah-tengah diatas ostium uteri internum dan

menutupi seluruh jalan lahir atau mulut rahim.

2. Perdarahan hebat terjadi.

3. Tidak mungkin persalinan pervaginam.

4. Seksio sesarea esensial  untuk menyelamatkan ibu.

7

Page 8: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

Segmen uterus mengalamai perubahan

Perdarahan

Pelebarab segmen bawah uterus dan pembukaan serviks

Ansietas

Terlepasnya plasentaSinus uterus robek

Ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi

Risikon Kematian Pada Janin

Hipoksia pada janin

Suplai O2 ke janin turun

Resti Fetal Distress

Kurangnya pengetahuan tentang tindakan yang dilakukan

Syok hipovolemik

Kehilangan banyak darah

Kekurangan Volume Cairan

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2.1.6 Patofisologi

8

Page 9: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

2.1.7 Komplikasi

Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari

adanya plasenta previa adalah sebagai berikut :

1. Pada ibu dapat terjadi :

Perdarahan hingga syok akibat perdarahan

Anemia karena perdarahan

Plasentitis

Endometritis pasca persalinan

2. Pada janin dapat terjadi :

Persalinan premature

Asfiksia berat

3. Komplikasi lain yaitu :

Prolaps tali pusat

Prolaps plasenta

Plasenta melekat, sehingga harus dikeluarkan secara manual dan kalau perlu

dibersihkan dengan kerokan.

Robekan-robekan pada janin lahir karena tindakan persalinan

Perdarahan post partum

Infeksi karena perdarahan banyak

Bayi prematur atau lahir mati (rustam mochtar, 1998:275)

Selain itu dapat juga terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia

karena perdarahan, plasentitis dan endometritis pasca persalinan. Pada janin

biasanya terjadi persalinan prematur dan komplikasi lainnya. Seperti asfiksia

berat (arif mansjoer, 2001:277)

2.1.8 Penatalaksanaan

a. Konservatif bila :

Kehamilan kurang 37 minggu.

Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).

Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan

selama 15 menit).

Perawatan konservatif berupa :

Istirahat.

Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.

9

Page 10: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

Memberikan antibiotik bila ada indikasii.

Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.

Bila selama 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan

konservatif maka lakukan mobilisasi bertahap. Pasien dipulangkan bila tetap tidak

ada perdarahan. Bila timbul perdarahan segera bawa ke rumah sakit dan tidak boleh

melakukan senggama.

b. Penanganan aktif bila :

Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.

Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

Anak mati

Penanganan aktif berupa :

Persalinan per vaginam.

Persalinan per abdominal.

Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up) yakni

dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan :

Plasenta previa marginalis

Plasenta previa letak rendah

Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang,

kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya

sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin

pada partus per vaginam bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi

kehamilan). Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan seksio sesar.

c. Penanganan (pasif)

Tiap perdarahan triwulan III yang lebih dari show harus segera dikirim ke Rumah

sakit tanpa dilakukan suatu manipulasi/UT.

Apabila perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartus, kehamilan belum

cukup 37 minggu/berat badan janin kurang dari 2.500 gram persalinan dapat

ditunda dengan istirahat, obat-obatan; spasmolitik, progestin/progesterone,

observasi teliti.

Siapkan darah untuk transfusi darah, kehamilan dipertahankan setua mungkin

supaya tidak prematur

Bila ada anemia; transfusi dan obat-obatan penambah darah.

Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta previa dan janin

prematur tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas penundaan persalinan dengan

menciptakan suasana yang memberikan keamanan sebesar-besarnyabagi ibu

maupun janin. Perawatan di rumah sakit yang memungkinkan pengawasan ketat,

pengurangan aktivitas fisik, penghindaran setiap manipulasi intravaginal dan

10

Page 11: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

tersedianya segera terapi yang tepat, merupakan tindakan yang ideal. Terapi

yang diberikan mencangkup infuse larutan elektrilit, tranfusi darah, persalinan

sesarea dan perawatan neonatus oleh ahlinya sejak saat dilahirkan. Penundaan

persalinan, salah satu keuntungan yang kadang kala dapat diperoleh meskipun

relatif terjadi kemudian dalam kehamilan, adalah migrasi plasenta yang cukup

jauh dari serviks, sehingga plasenta previa tidak lagi menjadi permasalahan

utama. Arias (1988) melaporkan hasil-hasil yang luar biasa pada cerclage serviks

yang dilakukan antara usia kehamilan 24 dan 30 minggu pada pasien

perdarahan yang disebabkan oleh plasenta previa.

Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa digolongkan ke dalam

dua kategori, yaitu persalinan sesarea atau per vaginam. Logika untuk melahirkan

lewat bedah sesarea ada dua :

1. Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinakan uterus untuk

berkontraksi sehingga perdarahan berhenti

2. Persalinan searea akan meniadakan kemungkinan terjadinya laserasi serviks

yang merupakan komplikasi serius persalinan per vaginam pada plasenta previa

totalis serta parsial.

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang

1) Penentuan letak plasenta tidak langsung

Dapat dilakukan dengan Radiografi, radioisotopi dan USG. Nilai diagnotisnya cukup

tinggi di tangan yang ahli, akan tetapi ibu dan janin pada pemeriksaan radiografi dan

radioisotopi masih dihadapkan pada bahaya radiasi yang cukup tinggi pula sehingga

cara ini mulai ditinggalkan.

2) Ultrasonografi

Penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan

bahaya radiasi bagi Ibu dan janinnya dan tidak menimbulkan rasa nyeri.

3) Pemeriksaan Darah

Berupa hemoglobin, hematokrit, waktu pembekuan darah (Manuaba, 1998). Bila

akan dilakukan PDMO atau operasi, perlu diperiksa faktor waktu pembekuan darah,

waktu perdarahan dan gula darah sewaktu. Pemeriksaan lainnya dilakukan atas

indikasi medis.

2.2 Konsep Dasar Teoritis Asuhan Keperawatan

1.   Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan  yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi atau data-data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi,

11

Page 12: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

mengenal masalah, kebutuhan, kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik,

mental sosial, dan lingkungan (Effendy, 1999)

Pengelompokan Data

Data Subjektif

Adanya keragu-raguan menggendong bayi

Mengungkapkan masalah/kesulitan koping terhadap situasi

Melepaskan nyeri insisi

Nyeri payudara

Tidak dapat tidur

Sakit kepala

Tidak dapat beraktivitas secara mandiri

A. Data umum

Biodata, identitas ibu hamil dan suaminya.

B. Keluhan utama

Keluhan pasien saat masuk RS adalah perdarahan pada kehamilan 28 minggu.

C. Riwayat kesehatan yang lalu

D. Riwayat kehamilan

-Haid terakhir

- Keluhan

- Imunisasi

E. Riwayat keluarga

- Riwayat penyakit ringan

- Penyakit berat

Keadaan psikososial

- Dukungan keluarga

- Pandangan terhadap kehamilan

F. Riwayat persalinan

G. Riwayat menstruasi

- Haid pertama

- Sirkulasi haid

- Lamanya haid

- Banyaknya darah haid

- Nyeri

- Haid terakhir

H. Riwayat perkawinan

- Status perkawinan

12

Page 13: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

- Kawin pertama

- Lama kawin

Data Objektif

*    Keragu-raguan berinteraksi dengan bayi

*    Abdomen kembung

*    Nyeri tekan payudara

*    Ekspresi wajah meringis

*    Tampak meringis

*   ADL dibantu oleh perawat dan keluarga

Pemeriksaan fisik

1. Umum

Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan ibu hamil.

a. Rambut dan kulit

- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.

- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.

- Laju pertumbuhan rambut berkurang.

b. Wajah

- Mata : pucat, anemis

- Hudung

- Gigi dan mulut

c. Leher

d. Buah dada / payudara

- Peningkatan pigmentasi areola putting susu

- Bertambahnya ukuran dan noduler

e. Jantung dan paru

- Volume darah meningkat

- Peningkatan frekuensi nadi

- Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah

pulmonal.

- Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.

- Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.

- Diafragma meningga.

- Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.

f. Abdomen

Palpasi abdomen :

- Menentukan letak janin

- Menentukan tinggi fundus uteri

13

Page 14: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

g. Vagina

- Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda

Chandwick )

- Hipertropi epithelium

h. System musculoskeletal

- Persendian tulang pinggul yang mengendur

- Gaya berjalan yang canggung

- Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis

rectal

2. Khusus

- Tinggi fundus uteri

- Posisi dan persentasi janin

- Panggul dan janin lahir

- Denyut jantung janin

3. Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan inspekulo

- Pemeriksaan radio isotopic

- Ultrasonografi

- Pemeriksaan dalam

2. Analisa Data

No

.

Data Etiologi Masalah

1. DS :

Pasien

mengatakan

lemas.

Pasien

mengatakan

pusing.

DO :

Turgor kulit

menurun.

Anemis

Pasien tampak

lemah.

Perdarahan

Kehilangan banyak darah

Syok hipovolemik

Gangguan keseimbangan

cairan dan electrolit

Kekurangan volume cairan

Kekurangan volume

cairan

14

Page 15: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

2. DS :

Pasien

mengatakan ada

perdarahan.

Pasien

mengatakan

tidak ada nyeri

saat

perdarahan.

DO :

Perdarahan

Darah merah

segar

Tidak ada nyeri

saat perdarahan

Sinus uterus robek

Ketidakmampuan serabut otot

segmen bawah uterus untuk

berkontraksi

perdarahan

kehilangan banyak darah

syok hipovolemik

Syok hipovolemik

3. DS :

Pasien

mengatakan

sekarang

gelisah.

Pasien

mengatakan

bingung dengan

tindakan yang

dilakukan.

DO :

Pasien tampak

cemas dan

gelisah

Pasien susah

tidur

Perdarahan

Kurangnya pengetahuan

entang tidakan yang dilakukan

Ansietas

Ansietas

4. DS :

DO :

Hipoksia pada

janin

Kondisi janin

Perdarahan

Suplai O2 ke janin menurun

Hipoksia pada janin

Risiko kematian pada

janin

15

Page 16: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

lemah

Penurunan

detak jantung

janin

Risiko kematian pada janin

3. Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit.

b. Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan.

c. Ansietas berhungan dengan kurangnya pengetahuan tentang tindakan yang

dilakukan.

d. Risiko kematian pada janin berhubungan dengan hipoksia pada janin

4. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasoinal

1 Ansietas

berhubungan

dengan kurangnya

pengetahuan

terhadap tindakan

yang akan dilakukan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

1x24jam ansietas

berkurang dan

dapat diatasi

dengan criteria

hasil :

-klien tidak banyak

bertanya

-klien tampak

tenang dalam

proses perawatan

-

1. Jelaskan

prosedur,

intervensi dan

tindakan yang

dilakukan pada

pasien.

2. Pertahankan

komunikasi

terbuka,

diskusikan

kemungkinan

efek samping

dan hasil,

pertahankan

sikap optimis.

3. Anjurkan pasien

untuk

mengungkapkan

perasaannya

1. Membantu

dalam

memahami

kebutuhan

terhadap

prosedur ini.

2. Informasi yang

tepat akan

mengurangi

cemas pada

klien.

3. Klien dan

keluarganya

akan mersa

16

Page 17: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

4. Libatkan

pasangan /

keluarga untuk

mendampingi

pasien.

5. Kolaborasi

dengan dokter

pemberian

sedatif bila

tindakan lain

tidak berhasil.

tenang dan

dapat

mengurangi

rasa cemas.

4. Klien akan

merasa tenang.

5. Sebagai langkah

tindakan yang

selanjutnya.

2 Kekurangan volume

cairan b/d

kehilangan vaskuler

berlebihan.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24jam

volume cairan

terpenuhi dengan

criteria hasil :

Mendemostrasikan

kestabilan /

perbaikan

keseimbangan

cairan yang

dibuktikan oleh

tanda-tanda vital

stabil

1. Evaluasi,

laporkan, dan

catat jumlah

serta jumlah

kehilangan

darah. Lakukan

perhitungan

pembalut

Timbang

pembalut

pengalas.

2. Lakukan tirah

baring.

Instuksikan klien

untuk

menghindari

Valsalva

manover dan

1. Perkiraan

kehilangan

darah

membantu

membedakan

diagnosa,

Setiap gram

peningkatan

berat pembalut

sama dengan

kehilangan kira-

kira 1 ml darah.

2. Perdarahan

dapat berhenti

dengan reduksi

aktivitas.

Peningkatan

tekanan

abdomen atau

17

Page 18: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

koitus.

3. Posisikan klien

dengan tepat,

telentang

dengan panggul

ditinggikan atau

posisi semi –

fowler. Hindari

posisi

trendelenburg.

4. Catat tanda –

tanda vital

Penisian kapiler

pada dasar

kuku, warna

menbran

mukosa/ kulit

dan suhu. Ukur

tekanan vena

sentarl, bila ada

5. Hindari

pemeriksaan

rectal atau

vagina

orgasme ( yang

meningkatkan

aktivitas uterus)

dapat

meransang

perdarahan

3. Menjamin

keadekuatan

darah yang

tersedia untuk

otak;

peninggian

panggul

menghindari

kompresi vena

kava. Posisi

semi- fowler

memungkinkan

janin bertindak

sebagai tanpon.

4. Membantu

menentukan

beratnya

kehilangan

darah,

meskipun

sianosis dan

perubahan pada

tekanan darah,

nadi adalah

tanda-tanda

lanjut dari

kehilangan

sirkulasi atau

terjadinya syok

5. Dapat

meningkatkan

18

Page 19: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

6. Berikan larutan

intravena,

ekspander

plasma, darah

lengkap, atau

sel-sel

kemasan,

sesuai indikasi.

7. Siapkan untuk

kelahiran

sesaria.

hemoragi,

khususnya bila

plasenta previa

marginal atau

total terjadi.

6. Meningkatkan

volume darah

sirkulasi dan

mengatasi

gejala-gejala

syok.

7. Hemoragi

berhenti bila

plasenta

diangkat dan

sinus-sinus

vena tertutup.

3 Potensial terjadinya

hypovolemik syok

berhubungan

dengan perdarahan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24jam

syok hipovolemik

tidak terjadi

dengan criteria

hasil :

-perdarahan

berkurang

-tanda-tanda vital

dalam batas

normal

-kesadaran

komposmentis

1. Kaji perdarahan

setiap 15 – 30

menit

2. Monitor tekanan

darah, nadi,

pernafasan

setiap 15 menit,

bila normal

observasi

dilakukan setiap

30 menit.

3. Awasi adanya

tanda-tanda

syok, pucat,

menguap terus

keringat dingin,

1. mengetahui

adanya gejala

syok sedini

mungkin.

2. mengetahui

keadaan pasien

3. menentkan

19

Page 20: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

kepala pusing.

4. Kaji konsistensi

abdomen dan

tinggi fundur

uteri.

5. Catat intake dan

output

6. Berikan cairan

sesuai dengan

program terapi

7. Pemeriksaan

laboratorium

hematkrit dan

hemoglobin

intervensi

selanjutnya dan

mencegah syok

sedini mungkin

4. mengetahui

perdarahan yang

tersembunyi

5. produksi urine

yang kurang dari

30 ml/jam

merupakan

penurunan fungsi

ginjal.

6. mempertahanka

volume cairan

sehingga

sirkulasi bisa

adekuat dan

sebagian

persiapan bila

diperlukan

transfusi darah.

7. menentukan

intervensi

selanjutnya.

BAB III

20

Page 21: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

PEMBAHASAN KASUS

3.1. Kasus

Seorang ibu hamil datang ke unit gawat darurat sebuah rumah sakit dengan keluhan

darah keluar dari jalan lahir. Setelah dikaji klien G3P1Ao, Usia kehamilan 33 minggu.

Tekanan darah 100/60mmHg, Nadi 98x/menit, Respirasi 20x/menit. Pendarahan per

vaginal (+), nyeri (-). Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa plasenta menutupi

seluruh ostinum internum, maka dengan keadaan tersebut tim kesehatan lain

menganjurkan kepada klien harus segera dilakukan tindakan operasi section secaria,

karena apabila tidak dilaksanakan operasi maka akan mengalami pendarahan hebat

pada ibu serta hipoksia pada janin. Hasil laboratorium menunjukkan Hemoglobin

11gr/dl dan Hematokrit 70.

3.2. Pengkajian

1. Identitas klien

Nama : NN

Usia : -

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Menikah

Jumlah anak : -

Agama : -

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

2. Penanggung Jawab

Nama : NN

Umur : -

Hubungan dengan klien : Suami

Pekerjaan : Bekerja sebagai tulang punggung keluarga

A. Data Medik

Diagnose Medik : Plasenta Previa

B. Riwayat Kesehatan :

Keluhan Utama : Perdarahan pervaginal

Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien merasa perutnya kenceng-kenceng tapi

tidak periksa, mengeluarkan darah segar, Selama hamil pasien tidak pernah

mengeluarkan darah,  

Riwayat Kesehatan Keluarga : -

 Riwayat  kehamilan/persalinan :

21

Page 22: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

a. Persalinan                        :     3kali.

b. Jumlah anak hidup          :      1 orang.

c.  Jumlah anak mati            :     2 orang.

d.  Abortus                             :     -

C. Pemeriksaan Fisik :

Tanda-tanda vital : Tekanan Darah 100/60mmHg,

Nadi 98x/menit, dan

Respirasi 20x/menit.

Perdarahan per vaginal (+)

Nyeri tekan (-)

3.3. Pemeriksaan Diagnostik

Ditemukan dari hasil pemeriksaan diagnostik menunjukkan bahwa plasenta menutupi

seluruh ostinum internum, dan

Pemeriksaan Lab Darah : Hemoglobin 11gr/dl dan Hematokrit 70.

3.4. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1. DS :

Pasien mengatakan

lemas.

Pasien mengatakan

pusing.

DO :

Turgor kulit

menurun.

Anemis

Pasien tampak

lemah.

Perdarahan

Kehilangan banyak darah

Syok hipovolemik

Gangguan keseimbangan

cairan dan electrolit

Kekurangan volume cairan

Kekurangan volume

cairan

2. DS :

Pasien mengatakan

ada perdarahan.

Pasien mengatakan

tidak ada nyeri saat

perdarahan.

DO :

Perdarahan

Sinus uterus robek

Ketidakmampuan serabut otot

segmen bawah uterus untuk

berkontraksi

perdarahan

Syok hipovolemik

22

Page 23: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

Darah merah segar

Tidak ada nyeri saat

perdarahan

kehilangan banyak darah

syok hipovolemik

3. DS :

Pasien mengatakan

sekarang gelisah.

Pasien mengatakan

bingung dengan

tindakan yang

dilakukan.

DO :

Pasien tampak

cemas dan gelisah

Pasien susah tidur

Perdarahan

Kurangnya pengetahuan

entang tidakan yang dilakukan

Ansietas

Ansietas

4. DS :

DO :

Hipoksia pada janin

Kondisi janin lemah

Penurunan detak

jantung janin

Perdarahan

Suplai O2 ke janin menurun

Hipoksia pada janin

Risiko kematian pada janin

Risiko kematian pada

janin

3.5 Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan keseimbangan cairan

dan elektrolit.

23

Page 24: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

2. Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan.

3. Ansietas berhungan dengan kurangnya pengetahuan tentang tindakan yang

dilakukan.

4. Risiko kematian pada janin berhubungan dengan hipoksia pada janin

24

Page 25: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

3.6 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasoinal

1 Ansietas

berhubungan

dengan

kurangnya

pengetahuan

terhadap

tindakan

yang akan

dilakukan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

1x24jam ansietas

berkurang dan

dapat diatasi

dengan criteria

hasil :

-klien tidak banyak

bertanya

-klien tampak

tenang dalam

proses perawatan

-

1. Jelaskan

prosedur,

intervensi

dan tindakan

yang

dilakukan

pada pasien.

2. Pertahankan

komunikasi

terbuka,

diskusikan

kemungkinan

efek samping

dan hasil,

pertahankan

sikap optimis.

3. Anjurkan

pasien untuk

mengungkap

kan

perasaannya

4. Libatkan

pasangan /

keluarga

untuk

mendampingi

pasien.

1. Membantu

dalam

memahami

kebutuhan

terhadap

prosedur ini.

2. Informasi yang

tepat akan

mengurangi

cemas pada

klien.

3. Klien dan

keluarganya

akan mersa

tenang dan

dapat

mengurangi

rasa cemas.

4. Klien akan

merasa tenang.

25

Page 26: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

5. Kolaborasi

dengan

dokter

pemberian

sedatif bila

tindakan lain

tidak berhasil.

5. Sebagai langkah

tindakan yang

selanjutnya.

2 Kekurangan

volume

cairan b/d

kehilangan

vaskuler

berlebihan.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24jam

volume cairan

terpenuhi dengan

criteria hasil :

Mendemostrasikan

kestabilan /

perbaikan

keseimbangan

cairan yang

dibuktikan oleh

tanda-tanda vital

stabil

1. Evaluasi,

laporkan, dan

catat jumlah

serta jumlah

kehilangan

darah.

Lakukan

perhitungan

pembalut

Timbang

pembalut

pengalas.

2. Lakukan tirah

baring.

Instuksikan

klien untuk

menghindari

Valsalva

manover dan

koitus.

1. Perkiraan

kehilangan darah

membantu

membedakan

diagnosa, Setiap

gram peningkatan

berat pembalut

sama dengan

kehilangan kira-

kira 1 ml darah.

2. Perdarahan dapat

berhenti dengan

reduksi aktivitas.

Peningkatan

tekanan abdomen

atau orgasme

( yang

meningkatkan

aktivitas uterus)

dapat meransang

perdarahan

26

Page 27: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

3. Posisikan

klien dengan

tepat,

telentang

dengan

panggul

ditinggikan

atau posisi

semi – fowler.

Hindari posisi

trendelenburg

.

4. Catat tanda –

tanda vital

Penisian

kapiler pada

dasar kuku,

warna

menbran

mukosa/ kulit

dan suhu.

Ukur tekanan

vena sentarl,

bila ada

5. Hindari

pemeriksaan

rectal atau

vagina

6. Berikan

3. Menjamin

keadekuatan

darah yang

tersedia untuk

otak; peninggian

panggul

menghindari

kompresi vena

kava. Posisi semi-

fowler

memungkinkan

janin bertindak

sebagai tanpon.

4. Membantu

menentukan

beratnya

kehilangan darah,

meskipun sianosis

dan perubahan

pada tekanan

darah, nadi

adalah tanda-

tanda lanjut dari

kehilangan

sirkulasi atau

terjadinya syok

5. Dapat

meningkatkan

hemoragi,

khususnya bila

plasenta previa

27

Page 28: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

larutan

intravena,

ekspander

plasma,

darah

lengkap, atau

sel-sel

kemasan,

sesuai

indikasi.

7. Siapkan

untuk

kelahiran

sesaria.

marginal atau total

terjadi.

6. Meningkatkan

volume darah

sirkulasi dan

mengatasi gejala-

gejala syok.

7. Hemoragi berhenti

bila plasenta

diangkat dan

sinus-sinus vena

tertutup.

3 Potensial

terjadinya

hypovolemik

syok

berhubungan

dengan

perdarahan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24jam

syok hipovolemik

tidak terjadi

dengan criteria

hasil :

-perdarahan

berkurang

-tanda-tanda vital

dalam batas

normal

-kesadaran

komposmentis

1. Kaji

perdarahan

setiap 15 –

30 menit

2. Monitor

tekanan

darah, nadi,

pernafasan

setiap 15

menit, bila

normal

observasi

dilakukan

setiap 30

menit.

3. Awasi

adanya

1. mengetahui

adanya gejala

syok sedini

mungkin.

2. mengetahui

keadaan pasien

3. menentkan

intervensi

28

Page 29: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

tanda-tanda

syok, pucat,

menguap

terus keringat

dingin,

kepala

pusing.

4. Kaji

konsistensi

abdomen dan

tinggi fundur

uteri.

5. Catat intake

dan output

6. Berikan

cairan sesuai

dengan

program

terapi

7. Pemeriksaan

laboratorium

hematkrit dan

hemoglobin

selanjutnya dan

mencegah syok

sedini mungkin

4. mengetahui

perdarahan yang

tersembunyi

5. produksi urine

yang kurang dari

30 ml/jam

merupakan

penurunan fungsi

ginjal.

6. mempertahanka

volume cairan

sehingga

sirkulasi bisa

adekuat dan

sebagian

persiapan bila

diperlukan

transfusi darah.

7. menentukan

intervensi

selanjutnya.

29

Page 30: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah

rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Angka

kejadian plasenta previa adalah 0,4 – 0,6% dari keseluruhan persalinan.

Dengan penatalaksanaan dan perawatan yang baik, mortalitas perinatal adalah

50 per 1000 kelahiran hidup. Untuk itu, pada kehamilan usia > 35 tahun, hamil

usia dini dan pada wanita dengan kecacatan endomentrium akibat persalinan

berulang atau currettage harus lebih waspada terhadap terjadinya plasenta

previa. Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat

implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri

secara manual yaitu dengan melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan

penolong persalinan yang dimasukkan langsung kedalam kavum uteri.Indikasi

pelepasan plasenta secara manual adalah pada keadaan perdarahan pada kala

tiga persalinan kurang lebih 400 cc yang tidak dapat dihentikan dengan

uterotonika dan masase, retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah

persalinan buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan

dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir dan tali pusat putus. Plasenta sudah

lepas, akan tetapi belum dilahirkan dan dapat terjadi perdarahan yang

merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Hampir sebagian besar gangguan

pelepasan plasenta disebabkan oeh gangguan kontraksi uterus.

4.2 Saran

1. Bagi Masyarakat Luas

Masyarakat maupun ibu-ibu dalam masa kehamilannya, dapat menjaga

kesehatan selama hamil dengan maksimal, makan-makanan yang bergizi,

konsumsi Fe dan istirahat yang cukup agar selama proses persalinan tidak

terjadi kegawatan. Serta mampu memahami alasan dilakukannya manual

30

Page 31: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

plasenta apabila plasenta belum lahir > 30 menit setelah bayi lahir dan terjadi

perdarahan agar dapat menyelamatkan pasien sesegera mungkin.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan harus mengetahui sedini mungkin penyebab plasenta

tidak lahir segera setelah bayi lahir, serta melakukan tindakan segera apabila

pasien mengalami perdarahan kala III, dan merupakan indikasi untuk

dilakukanya manual plasenta dan untuk menurunkan angka kematian ibu.

31

Page 32: Bab 1 2 3 4 Plasenta Previa Totalis

DAFTAR PUSTAKA

http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/10/askep-plasenta-previa.html

Mansjoer, Arif. 2001. KapitaSelekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Bagus,Ida. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan & Keluarga Berencana untuk

pendidika kebidanan.EGC : Jakarta

Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan

Maternal/Bayi, edisi kedua. EGC. Jakarta.

Arif Mansjoer, 2001, Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius

FKUI . Jakarta

32