Upload
lina-fone
View
12
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
123
Citation preview
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 1/14
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam usaha memperoleh bukti-bukti yang diperlukan guna kepentingan
pemeriksaan suatu perkara pidana, seringkali para penegak hukum dihadapkan pada
suatu masalah atau hal-hal tertentu yang tidak dapat diselesaikan sendiri dikarenakan
masalah tersebut berada di luar kemampuan atau keahliannya. Dalam hal demikian
maka bantuan seorang ahli sangat penting diperlukan dalam rangka mencari kebenaran
materiil selengkap-lengkapnya bagi para penegak hukum tersebut.1Visum et Repertum
(VeR) merupakan salah satu bantuan yang sering diminta oleh pihak penyidik (polisi)
kepada dokter menyangkut perlukaan pada tubuh manusia atau mengenai hasil
pemeriksaan suatu perkara pidana. Visum et Repertum merupakan alat bukti dalam
proses peradilan yang tidak hanya memenuhi standar penulisan rekam medis, tetapi juga
harus memenuhi hal-hal yang disyaratkan dalam sistem peradilan.2
Data di beberapa rumah sakit menunjukkan baha jumlah kasus perlukaan dan
keracunan yang memerlukan Visum et Repertum pada unit gaat darurat mencapai !"-
#"$. Dibandingkan dengan kasus pembunuhan dan perkosaan, kasus penganiayaan
yang mengakibatkan luka merupakan jenis yang paling sering terjadi dan oleh
karenanya penyidik perlu meminta Visum et Repertum kepada dokter sebagai alat bukti
di depan pengadilan.2
Dalam praktik sehari-hari seorang dokter tidak hanya melakukan pemeriksaan
medis untuk kepentingan diagnostik dan pengobatan penyakit saja, tetapi juga untuk
dibuatkan suatu surat keterangan medis. Demikian pula halnya dengan seorang pasien
yang datang ke instalasi gaat darurat, tujuan utama yang bersangkutan umumnya
adalah untuk mendapatkan pertolongan medis agar penyakitnya sembuh. %amun dalam
hal pasien tersebut mengalami cedera, pihak yang berajib dapat meminta surat
keterangan medis atau Visum et Repertum dari dokter yang memeriksa. &adi pada satu
saat yang sama dokter dapat bertindak sebagai seorang klinisi yang bertugas mengobati
penyakit sekaligus sebagai seorang petugas 'orensik yang bertugas membuat Visum et
Repertum. edangkan pasien bertindak sebagai seorang yang diobati sekaligus korban
yang diperiksa dan hasilnya dijadikan alat bukti.2
1
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 2/14
Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan
penyidik yang berenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik
hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan
keilmuannya dan di baah sumpah untuk kepentingan peradilan. Visum et Repertum
secara utuh telah menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum sehingga dengan
membaca Visum et Repertum dapat diketahui dengan jelas apa yang telah terjadi pada
seseorang dan para praktisi hukum dapat menerapkan norma-norma hukum pada
perkara pidana yang menyangkut tubuh atau jia manusia. Visum et Repertum
menguraikan segala sesuatu tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang di dalam
bagian pemberitaan, yang karenanya dapat dianggap sebagai pengganti benda bukti.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 3/14
2.1. Definisi Visum et Repertum
Dalam tugas sehari-hari, selain melakukan pemeriksaan diagnostik, memberikan
pengobatan dan peraatan kepada pasien, dokter juga mempunyai tugas melakukan pemeriksaan medik untuk tujuan membantu penegakkan hukum, baik untuk korban
hidup maupun korban mati. *emeriksaan medik untuk tujuan membantu penegakkan
hukum antara lain pembuatan Visum et Repertum terhadap seseorang yang dikirim oleh
penyidik karea diduga sebagai korban suatu tindak pidana, baik dalam peristia
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, penganiayaan, pembunuhan, pemerkosaan,
meupun pada korban meninggal yang pada pemeriksaan pertama polisi terdapat
kecurigaan akan kemungkinan adanya tindak pidana.
Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan
penyidik yang berenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik
hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan
keilmuannya dan di baah sumpah untuk kepentingan peradilan.
ecara hukum, Visum et Repertum dapat diartikan sebagai +
uatu surat keterangan seorang dokter yang memuat kesimpulan suatu
pemeriksaan yang telah dilakukannnya, misalnya atas mayat seorang untuk
menentukan sebab kematian dan lain sebagainya, keterangan mana
diperlukan oleh hakim dalam suatu perkara.
aporan dari ahli untuk pengadilan, khususnya dari pemeriksaan oleh dokter
dan di dalam perkara pidana
urat keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas sumpahjanji
(jabatankhusus) tentang apa yang dilihat pada benda yang diperiksanya yang
mempunyai daya bukti dalam perkara-perkara pidana.
uatu laporan tertulis dari dokter yang telah disumpah tentang apa yang
dilihat dan ditemukan pada barang bukti yang diperiksanya serta memuat
pula kesimpulan dari pemeriksaan tersebut guna kepentingan perradilan.
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 4/14
2.2. Dasar Hukum Visum et Repertum
Dasar hukum yang memuat tentang Visum et Repertum yakni +
Dalam /itab 0ukum cara *idana (/0*) pasal 13# butir 4 +
/eajiban dokter untuk membantu peradilan yaitu dalam bantuk + keterangan
ahli, pendapat orang ahli, ahli kedokteran kehakiman, dokter dan surat
keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari
padanya.
/0* pasal 13 ayat 1 +
yang dimaksudkan dengan alat bukti yang sah yakni + keterangan saksi,
keterangan ahli, surat, petunjuk, keterangan terdaka.
/0* pasal 135 +
/eterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
/0* pasal 1 +
1. Dalam hal penyidik untuk kepentigan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristia
yang merupakan tindak pidana, ia berenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli
lainnya.
2. *ermintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas
untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat.
. 6ayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan
terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat,
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 5/14
dilak dan diberi cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari atau bagian lain
badan mayat.
2.3. Tujuan Visum et Repertum3
Visum et Repertumturut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana
terhadap kesehatan dan jia manusia. Visum et Repertum menguraikan segala sesuatu
tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian pemberitaan, yang
karenanya dapat dianggap sebagai pengganti benda bukti.
Visum et Repertum juga memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil
pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di dalam bagian kesimpulan. Visum et
Repertum secara utuh telah menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum
sehingga dengan membaca Visum et Repertum dapat diketahui dengan jelas apa yang
telah terjadi pada seseorang dan para praktisi hukum dapat menerapkan norma-norma
hukum pada perkara pidana yang menyangkut tubuh atau jia manusia.
2.4. Pemua! Visum et Repertum
Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik
hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan
keilmuannya dan di baah sumpah untuk kepentingan peradilan. 7erdasarkan
pengertian ini jelas baha yang membuat Visum et Repertum ialah seorang dokter atas
permintaan penyidik. 8ang berhak membuat Visum et Repertum berdasarkan /0*
*asal 1 ayat (1) + hli kedokteran kehakiman dan Dokter atau ahli lainnya.
2.". S#ara! Pemua!an Visum et Repertum
!
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 6/14
9erdapat beberapa syarat atau ketentuan pembuatan Visum et Repertum korban
hidup yakni sebagai berikut +1
1.
0arus tertulis, tidak boleh secara lisan
2. angsung menyerahkannya kepada dokter, tidak boleh dititip melalui
korban atau keluarganya, serta tidak boleh melalui jasa pos
. 7ukan kejadian yang sudah leat sebab termasuk rahasia jabatan dokter
. da alasan mengapa korban dibaa kepada dokter
!. da identitas korban
5. da identitas pemintanya
#. 6encantumkan tanggal permintaannya
3. /orban diantar oleh polisi atau jaksa.
2.$. A%ur Pemua!an Visum et Repertum,!,5
7erbeda dengan prosedur pemeriksaan korban mati, prosedur permintaan Visum
et Repertum korban hidup tidak diatur secara rinci di dalam /0*. 9idak ada
ketentuan yang mengatur tentang pemeriksaan apa saja yang harus dan boleh dilakukan
oleh dokter. 0al ini berarti baha pemilihan jenis pemeriksaan yang dilakukan
diserahkan sepenuhnya kepada dokter dengan mengandalkan tanggung jaab pro'esi
kedokteran. /0* juga tidak memuat ketentuan tentang bagaimana menjamin
keabsahan korban sebagai barang bukti. 0al-hal yang merupakan barang bukti pada
tubuh korban hidup adalah perlukaannya beserta akibatnya dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan perkara pidananya. edangkan orangnya sebagai manusia tetap diakui
sebagai subyek :oren dengan segala hak dan keajibannya.
5
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 7/14
/0* tidak mengatur prosedur rinci apakah korban harus diantar oleh petugas
kepolisian atau tidak. *adahal petugas pengantar tersebut sebenarnya dimaksudkan
untuk memastikan kesesuaian antara identitas orang yang akan diperiksa dengan
identitas korban yang dimintakan Visum et Repertumnya, seperti yang tertulis di dalam
surat permintaan Visum et Repertum. ituasi tersebut membaa dokter turut
bertanggung jaab atas pemastian kesesuaian antara identitas yang tertera di dalam
surat permintaan Visum et Repertum dengan identitas korban yang diperiksa.
danya keharusan membuat Visum et Repertum pada korban hidup tidak berarti
baha korban tersebut, dalam hal ini adalah pasien, untuk tidak dapat menolak sesuatu
pemeriksaan. /orban hidup adalah juga pasien sehingga mempunyai hak sebagai
pasien. pabila pemeriksaan ini sebenarnya perlu menurut dokter pemeriksa sedangkan
pasien menolaknya, maka hendaknya dokter meminta pernyataan tertulis singkat
penolakan tersebut dari pasien disertai alasannya atau bila hal itu tidak mungkin
dilakukan, agar mencatatnya di dalam catatan medis.
2.5.1 /etentuan standar dalam penyusunan Visum et Repertum korban hidup
a. *ihak yang berenang meminta keterangan ahli menurut /0* pasal 1
ayat (1) adalah penyidik yang menurut ** 2#1;3 adalah *ejabat *olisi %egara
R<. edangkan untuk kalangan militer maka *olisi 6iliter (*=6) dikategorikan
sebagai penyidik.
b. *ihak yang berenang membuat keterangan ahli menurut /0* pasal 1
ayat (1) adalah dokter dan tidak dapat didelegasikan pada pihak lain.
c. *rosedur permintaan keterangan ahli kepada dokter telah ditentukan baha
permintaan oleh penyidik harus dilakukan secara tertulis yang secara tegas telah
diatur dalam /0* pasal 1 ayat (2).
d. *enyerahan surat keterangan ahli hanya boleh dilakukan pada *enyidik yang
memintanya sesuai dengan identitas pada surat permintaan keterangan ahli.
*ihak lain tidak dapat memintanya.
#
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 8/14
2.5.2 *ihak yang terlibat dalam kegiatan pelayanan :orensic klinik
a. Dokter
b. *eraat
c. *etugas dministrasi
2.5.. 9ahapan-tahapan dalam pembuatan Visum et Repertum pada korban hidup
a. *enerimaan korban yang dikirim oleh *enyidik.
8ang berperan dalam kegiatan ini adalah dokter, mulai dokter umum sampai
dokter spesialis yang pengaturannya mengacu pada .=.*. Rumah akittersebut. 8ang diutamakan pada kegiatan ini adalah penanganan kesehatannya
dulu, bila kondisi telah memungkinkan barulah ditangani aspek
medikolegalnya. 9idak tertutup kemungkinan baha terhadap korban dalam
penanganan medis melibatkan berbagai disiplin spesialis.
b. *enerimaan surat permintaan keterangan ahlivisum et revertum
danya surat permintaan keterangan ahliVisum et Repertum merupakan hal
yang penting untuk dibuatnya Visum et Repertum tersebut. Dokter sebagai
penanggung jaab pemeriksaan medikolegal harus meneliti adanya surat
permintaan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.
• /orban datang ke *olisi atau langsung ke <>D*oliklinik R. 7iasanya
jika korban datang ke *olisi terlebih dahulu, *olisi akan membuatkan
urat *ermintaan Visum (*V) ke R
• /orban dari <>D*oliklinik kemudian dirujuk ke *usat *elayanan
9erpadu (**9) R untuk mendapatkan pelayanan komprehensi'
termasuk medikolegal. 7ila korban telah membaa *V dari *olisi
maka dokter akan membuatkan ?isum. edangkan jika korban tidak
membaa *V maka hanya akan dibuatkan urat /eterangan Dokter
atau hanya dibuatkan rekam medik 'orensik jika diduga terkait kasus
pidana.
• &ika *V datang menyusul dan pada tanggal yang sama dengan
pemeriksaan pertama maka hasil rekam medis aal masih bisa berlaku.
3
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 9/14
• &ika *V datang menyusul dengan tanggal yang berbeda dari tanggal
rekam medis aal maka dilakukan pemeriksaan ulang, dan hasil rekam
medis aal ditambahkan sebagai keterangan di Visum et Repertum.
c. *emeriksaan korban secara medis
9ahap ini dikerjakan oleh dokter dengan menggunakan ilmu 'orensik yang
telah dipelajarinya. %amun tidak tertutup kemungkinan dihadapi kesulitan
yang mengakibatkan beberapa data terleat dari pemeriksaan.da
kemungkinan didapati benda bukti dari tubuh korban misalnya anak peluru,
dan sebagainya. 7enda bukti berupa pakaian atau lainnya hanya diserahkan
pada pihak penyidik. Dalam hal pihak penyidik belum mengambilnya maka
pihak petugas sarana kesehatan harus menyimpannya sebaik mungkin agar tidak banyak terjadi perubahan. tatus benda bukti itu adalah milik negara, dan
secara yuridis tidak boleh diserahkan pada pihak keluargaahli arisnya tanpa
melalui penyidik.
d. *engetikan surat keterangan ahli Visum et Repertum
*engetikan berkas keterangan ahli Visum et Repertum oleh petugas
administrasi memerlukan perhatian dalam bentuk'ormatnya karena ditujukan
untuk kepentingan peradilan. 6isalnya penutupan setiap akhir alinea dengangaris, untuk mencegah penambahan kata-kata tertentu oleh pihak yang tidak
bertanggung jaab.
e. *enandatanganan surat keterangan ahli Visum et Repertum
ndang-undang menentukan baha yang berhak menandatanganinya adalah
dokter. etiap lembar berkas keterangan ahli harus diberi para' oleh dokter.
ering terjadi baha surat permintaan ?isum dari pihak penyidik datang
terlambat, sedangkan dokter yang menangani telah tidak bertugas di sarana
kesehatan itu lagi. Dalam hal ini sering timbul keraguan tentang siapa yang
harus menandatangani visum et repertun korban hidup tersebut. 0al yang sama
juga terjadi bila korban ditangani beberapa dokter sekaligus sesuai dengan
kondisi penyakitnya yang kompleks.
Dalam hal korban ditangani oleh hanya satu orang dokter, maka yang
menandatangani ?isum yang telah selesai adalah dokter yang menangani
tersebut (dokter pemeriksa). Dalam hal korban ditangani oleh beberapa orang
;
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 10/14
dokter, maka idealnya yang menandatangani ?isumnya adalah setiap dokter
yang terlibat langsung dalam penanganan atas korban. Dokter pemeriksa yang
dimaksud adalah dokter pemeriksa yang melakukan pemeriksaan atas korban
yang masih berkaitan dengan lukacederaracuntindak pidana.
Dalam hal dokter pemeriksa sering tidak lagi ada di tempat (di luar kota) atau
sudah tidak bekerja pada Rumah akit tersebut, maka Visum et Repertum
ditandatangani oleh dokter penanggung jaab pelayanan 'orensik klinik yang
ditunjuk oleh Rumah akit atau oleh Direktur Rumah akit tersebut.
'. *enyerahan benda bukti yang telah selesai diperiksa
7enda bukti yang telah selesai diperiksa hanya boleh diserahkan pada penyidik
saja dengan menggunakan berita acara.
g. *enyerahan surat keterangan ahliVisum et Repertum.
urat keterangan ahliVisum et Repertum hanya boleh diserahkan pada pihak
penyidik yang memintanya saja.
ALU& PE'BUATAN VISUM ET REPERTUM
1"
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 11/14
>ambar 2.1 lur *embuatan Visum et Repertum pada /orban 0idup dengan *V
11
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 12/14
>ambar 2.2 lur *embuatan Visum et Repertum pada /orban 0idup yang *Vnya
menyusul
BAB 3
12
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 13/14
PENUTUP
Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik
hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan
keilmuannya dan di baah sumpah untuk kepentingan peradilan.
Visum et Repertum juga memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil
pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di dalam bagian kesimpulan. Visum et
Repertum secara utuh telah menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum
sehingga dengan membaca Visum et Repertum dapat diketahui dengan jelas apa yang
telah terjadi pada seseorang dan para praktisi hukum dapat menerapkan norma-norma
hukum pada perkara pidana yang menyangkut tubuh atau jia manusia.
lur pembuatan Visum et Repertum pada korban hidupyakni + penerimaan korban
yang dikirim oleh penyidik, penerimaan surat permintaan keterangan ahlivisum et
revertum, pemeriksaan korban secara medis, pengetikan surat keterangan ahliVisum et
Repertum, penandatanganan surat keterangan ahli Visum et Repertum, penyerahan
benda bukti yang telah selesai diperiksa dan penyerahan surat keterangan ahliVisum et
Repertum.
danya keharusan membuat Visum et Repertum pada korban hidup tidak berarti
baha korban tersebut, dalam hal ini adalah pasien, untuk tidak dapat menolak sesuatu
pemeriksaan. /orban hidup adalah juga pasien sehingga mempunyai hak sebagai
pasien. pabila pemeriksaan ini sebenarnya perlu menurut dokter pemeriksa sedangkan
pasien menolaknya, maka hendaknya dokter meminta pernyataan tertulis singkat
penolakan tersebut dari pasien disertai alasannya atau bila hal itu tidak mungkin
dilakukan, agar mencatatnya di dalam catatan medis.
DA(TA& PUSTAKA
1
7/18/2019 BAB 1, 2 & 3__
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-2-3-5691ed2b3d8e4 14/14
1. ujadi. Visum et Repertum pada 9ahap *enyidikan dalam 6engungkap 9indak
*idana *emerkosaan @<nternetA. @cited 2"1! &uly 1A. *. 1. ?ailable 'rom+
http+donload.portalgaruda.orgarticle
2. 'andi Dedi. Visum et Repertum *erlukaan+ spek 6edikolegal dan *enentuanDerajat uka @<nternetA. @cited 2"1! &uly 1A. *. 13;. ?ailable 'rom+
http+indonesia.digitaljournals.orgindeB.phpidnmedarticle
. <lmu /edokteran Corensik. &akarta+ Cakultas /edokteran ni?ersitas <ndonesia
1;;. *. 3-;
. <dries 6. *edoman <lmu kedokteran Corensik. &akarta+ 7inarupa ksara 1;;#.
*. 2-
!. 'andi Dedi. Visum et Repertum pada /orban 0idup @<nternetA. @cited 2"1! &uly
1A. *. 13;. ?ailable 'rom+ http+docslide.usdocuments?isum-et-repertum-
pada-korban-hidup
5. /ementerian *emberdayaan *erempuan dan *erlindungan nak Republik
<ndonesia. *rosedur tandar =perasional, *elaksanaan tandar *elayanan
6inimal 7idang ayanan 9erpadu bagi *erempuan dan nak /orban
/ekerasan. &akarta+ /ementerian *emberdayaan *erempuan dan *erlindungannak Republik <ndonesia 2"11
1