Upload
precillya-grace
View
110
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiologi pertanian sebagai suatu bagian dari sosiologi terapan semakin pesat perkembangannya
dewasa ini. Hal ini dipicu dengan makin bertambahnya pemahaman bahwa sosiologi diperlukan bagi
perkembangan dan aplikasi ilmu yang lain kepada masyarakat luas. Dengan kata lain sosiologi
pertanian merupakan pembuka untuk diterapkannya suatu ilmu kepada masyarakat. Untuk itulah
diperlukan pemahaman mengenai Konseptualisasi sosiologi dan sosiologi Pertanian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam hal ini adalah :
1. Apa itu Sosiologi?
2. Apa yang dimaksud dengan Sosiologi Pertanian?
3. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup Sosiologi Pertanian?
M a k a l a h S o s i o l o g i P e r t a n i a n Halaman 6
Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sosiologi
Para sosiolog dan ahli terkait dengan sosiologi sampai saat ini masih terus melakukan
penyelidikan tentang sifat dan hakikat pengertian sosiologi. Nampaknya belum ada suatu
kesepakatan bersama yang formal tentang pengertian sosiologi, walaupun demikian ada beberapa
pengertian dasar tentang sosiologi yang dapat digunakan sebagai patokan sementara. Berdasarkan
akar katanya, Sosiologi berasal dari dua kata Yunani yaitu “socius” yang berarti “kawan atau teman”
dan “logos” yang berarti “ilmu atau pengetahuan”. Teman atau kawan dapat dimengerti secara luas
sebagai “keberadaan orang-orang lain dalam suatu hubungan”. Dengan demikian berdasarkan asal
katanya maka sosiologi berarti “ilmu tentang berkawan” atau “ilmu tentang bagaimana manusia
berkawan”.
Beberapa pengertian tentang sosiologi yang telah dikemukakan beberapa ahli terkemuka yang
mungkin bermanfaat antara lain sebagai berikut:
a. Giddens (2004) mendefinisikan bahwa “sociology is the study of human social life, groups
and socities” (sosiologi merupakan studi/ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial
manusia, kelompok dan masyarakat).
b. Pitrin Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari (1)
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, (2) hubungan dan
pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala non-sosial dan (3) ciri-ciri umum semua
gejala sosial (Soekanto, 2003).
c. Roucek dan Waren menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antar manusia dan kelompok-kelompok (Soekanto, 2003).
d. Ouburn dan Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap
interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial (Soekanto, 2003).
e. Doorn dan Lammers menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil (Soekanto, 2003).
f. Soemarjan dan Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu masyarakat yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial
(Soekanto, 2003).
M a k a l a h S o s i o l o g i P e r t a n i a n Halaman 6
Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian
g. Green (1960) dalam Rahardjo (1999) menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mepelajari kehidupan manusia dalam masyarakat, dalam pelbagai aspeknya.
Pengertian umum menyatakan bahwa sosiologi adalah “ilmu tentang masyarakat”. Menurut
Priyotamtomo (2001), sosiologi mepelajari perilaku masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan
meneliti kelompok yang dibangunnnya. Kelompok tersebut mencakup: keluarga, suku, komunitas,
pemerintah, organisasi soaial, kelompok ekonomi, kelompok politik, dan lain sebagainya. Sosiologi
mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-susul pertumbuhannya serta
menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap para anggotanya.
2.2 Sosiologi Pertanian
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang struktur sosial dan proses-proses sosial
termasuk di dalamnya perubahan sosial, dalam perkembangannya melahirkan berbagai teori
sosiologi dan berbagai cabang sosiologi. Obyek kajian yang berbeda selanjutnya menjadi cabang
baru seperti sosiologi industri, sosiologi politik, sosiologi agama dan cabang sosiologi lainnya.
Perkembangan ini juga termasuk sosiologi pedesaan dan sosiologi pertanian sebagai cabang
sosiologi yang khusus mengkaji masalah tentang masyarakat pedesaan dan dinamikanya.
Sedangkan Sosiologi Pertanian dapat diartikan sebagai suatu studi yang memahami perilaku
petani dalam kelompok dan hubungan dengan kelompok lain, kaitannya petani sebagai profesi,
meliputi secara luas yaitu usahatani, input, proses produksi, output, panen, paska panen dan
pemasaran.
Sosiologi pertanian adalah suatu pengetahuan sistematis dari suatu hasil penerapan metode
ilmu dalam mempelajarai masyarakat pedesaan, struktur sosial dan organisasi sosial, serta sistem
perubahan dasar masyarakat dan proses perubahan sosial yang terjadi. Tapi dalam pengertian ini
tidak hanya cukup mempelajari saja, namun juga harus paham mengenai penyebab terjadinya dan
dampak atau akibat dari segala tindakan sosial yang terdapat pada desa tersebut (Naution, 1983).
Sosiologi pertanian cenderung mengarah pada kehidupan keluarga petani yang mencakup dalam
hubungannya dengan kegiatan pertanian di kehidupan bermasyarakat, mislanya tentang pola-pola
pertanian, kesejahteraan masyarakat, kebiasaa atau adat istiadat, grup sosial, pola komunikasi dan
tingkat pendidikan masyarakat serta struktur sosialnya.
M a k a l a h S o s i o l o g i P e r t a n i a n Halaman 6
Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian
2.3 Sosiologi Pertanian dan Sosiologi Pedesaan
Sosiologi Pedesaan sebagai salah satu disiplin ilmu sosial telah lama dikenal di Indonesia.
Sementara sampai saat ini Sosiologi Pertanian sedang mencari bentuknya yang mapan sebagai suatu
disiplin ilmu sosial, namun sejumlah pengertian mengenainya telah dapat diungkapkan. Khususnya
mengenai perbedaan maupun persamaan dengan Sosiologi Pedesaan. Pertama, Sosiologi Pedesaan
lahir dan mengalami perkembangnnya yang mantap sebagai suatu disiplin ilmu di Amerika Serikat,
sedangkan Sosiologi Pertanian lahir dan berkembang di Eropa (Jerman).Kedua, Sosiologi Pedesaan
lahir terlebih dulu daripada Sosiologi Pertanian. Ketiga,Sosiologi Pertanian lahir dan berkembang
sebagai respon terhadap perkembangan yang terjadi di Barat-Utara saat ini.
Menurut Ulrich Planck, Sosiologi Pertanian membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi
pertanian. Sosiologi pertanian menurut Plank (1993:4) adalah sosiologi ekonomi seperti halnya
sosiologi industri yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian. Sosiologi
memusatkan hampir semua perhatiannya pada petani dan permasalahan hidup petani. Menurut
Planck Sosiologi pertanian sering disamakan dengan sosiologi pedesaan,tetapi ini hanya berlaku jika
penduduk desa terutama hidup dan pertanian saja,semakin sedikit kehidupan penduduk di desa
ditandai oleh kegiatan pertanian,semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkan dari sosiologi
pedesaan.
Obyek Sosiologi Pedesaan adalah seluruh penduduk pedesaan yang terus menerus menetap di
desa, sedangkan obyek Sosiologi Pertanian adalah penduduk yang bertani tanpa memperhatukan
tempat tinggalnya. Sosiologi Pedesaan lebih mengarah ke konteks pemukiman sedangkan Sosiologi
Pertanian lebih mengarah ke konteks ekonomi.
2.4 Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian
Ruang lingkup bidang kajian sosiologi pedesaan menekankan pada masyarakat pedesaan dan
segala dinamikanya yang antara lain mencakup struktur sosial, proses sosial, mata pencaharian, pola
perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Ulrich P. (1993)
Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology) sering disamakan dengan Sosiologi Pertanian (Agricultural
Sociology), karena menurut Rahardjo (1999) pertanian memang masih merupakan karakteristik
pokok dari umumnya desa-desa di Indonesia. Dilihat dari eksistensinya, desa merupakan fenomena
yang muncul dengan mulai dikenalnya cocok tanam. Dengan mengingat pentingnya faktor pertanian
bagi keberadaan desa, maka dapat dipahami bahwa kebanyakan ruang lingkup dan objek sosiologi
M a k a l a h S o s i o l o g i P e r t a n i a n Halaman 6
Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian
pedesaan masih selalu berkisar pada aspek pertanian, aktivitas serta dinamikanya. Secara singkat
ruang lingkup dari kedua aspek di atas adalah :
1. Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian : Meliputi masyarakat pertanian yaitu masyarakat yang
tidak identik dengan masyarakat pedesaan dan keseluruhan penduduknya bertani tanpa
memperhatikan tempat tinggalnya.
2. Ruang Lingkup Sosiologi Pedesaan : Seluruh penduduk di pedesaan yang terus-menerus
atau sementara tinggal disana.
Sosiologi petanian dan sosiologi pedesaan tidak sama, tapi memiliki beberapa kesamaan
didalamnya seperti hubungan antara petani petani. Sosiologi pertanian lebih menonjolkan hubungan
petani dengan pertaniannya seperti contohnya: petani dengan koperasi pertanian, tengkulak
ataupun dengan sistem pertaniannya. Sedangkan sosiologi pedesaan lebih menekankan tentang
hubungan timbal balik antar masyarakat yang lebih luas dalam suatu wilayah pedesaan. Jadi bisa
dikatakan, sosiologi pertanian masuk dalam ruang lingkup sosiologi pedesaan.
M a k a l a h S o s i o l o g i P e r t a n i a n Halaman 6
Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian
BAB III
PENUTUP
3.1SIMPULAN
Sosiologi Pedesaan sebagai salah satu disiplin ilmu sosial telah lama dikenal diIndonesia.
Sementara sampai saat ini Sosiologi Pertanian sedang mencari bentuknya yang mapan sebagai suatu
disiplin ilmu sosial, namun sejumlah pengertian mengenainya telah dapat diungkapkan. Khususnya
mengenai perbedaan maupun persamaan dengan Sosiologi Pedesaan. Pertama, Sosiologi Pedesaan
lahir dan mengalami perkembangnnya yang mantap sebagai suatu disiplin ilmu di Amerika Serikat,
sedangkan Sosiologi Pertanian lahir dan berkembang di Eropa (Jerman).Kedua, Sosiologi Pedesaan
lahir terlebih dulu daripada Sosiologi Pertanian. Ketiga,Sosiologi Pertanian lahir dan berkembang
sebagai respon terhadap perkembangan yang terjadi di Barat-Utara saat ini.
Menurut Ulrich Planck, Sosiologi Pertanian membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi
pertanian. Sosiologi Pertanian sebenarnya sama dengan Sosiologi Pedesaan, tetapi hanya sejauh
penduduk desa terutama hidup dari pertanian saja.
Obyek Sosiologi Pedesaan adalah seluruh penduduk pedesaan yang terus menerus menetap di
desa, sedangkan obyek Sosiologi Pertanian adalah penduduk yang bertani tanpa memperhatukan
tempat tinggalnya. Sosiologi Pedesaan lebih mengarah ke konteks pemukiman sedangkan Sosiologi
Pertanian lebih mengarah ke konteks ekonomi. Sosiologi pertanian lebih menonjolkan hubungan
petani dengan pertaniannya, sedangkan sosiologi pedesaan lebih menekankan tentang hubungan
timbal balik antar masyarakat yang lebih luas dalam suatu wilayah pedesaan. Jadi bisa dikatakan,
sosiologi pertanian masuk dalam ruang lingkup sosiologi pedesaan.
M a k a l a h S o s i o l o g i P e r t a n i a n Halaman 6