Bab 1 - Bab III Terbaru

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang PenelitianAir Susu Ibu (ASI) terbukti secara alami memberi manfaat bagi bayi dan ibu. Bagi ibu dapat mempercepat pemulihan kondisi pasca melahirkan dan bisa sebagai alat kontrasepsi alami (penundaan kehamilan). Sedangkan bagi bayi, Asi sangat baik dari aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, aspek neurolik, aspek ekonomik. Disamping itu, ASI juga dapat melindungi bayi dari sindroma kematian mendadak (Sudden Infant Death Syndrome / SIDS).Di Kecamatan Wonoayu pada tahun 2013 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 39,> 6 bulan1% atau 444 dari 1.121 bayi yang ada, ada kenaikan bila dibanding cakupan tahun 2012 yaitu bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 25,38% atau 303 dari 1.194 bayi yang ada.Pada Desa Lambangan sendiri pada tahun 2013 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 19,355 atau > 6 bulan dari 32 bayi, yang merupakan desa dengan pemberian ASI eksklusif terendah dari 23 desa yang ada di Kecamatan Wonoayu. Sesuai dengan data yang terima sebagai berikut :NODesaPersentase

1MOJORANGAGUNG100,00%

2WONOKALANG> 6 bulan> 6 bulan,> 6 bulan7%

3CANDINEGORO> 6 bulan4,44%

4SIMOKETAWANG> 6 bulan1,54%

5PAGERNGUMBUK57,14%

> 6 bulanMULYODADI45,45%

7PILANG44,59%

8JIMBARAN WETAN42,8> 6 bulan%

9WONOAYU42,11%

10SUMBEREJO41,07%

11SEMAMBUNG39,> 6 bulan> 6 bulan%

12SAWOCANGKRING38,> 6 bulan7%

13JIMBARAN KULON3> 6 bulan,3> 6 bulan%

14KETIMANG34,29%

15BECIRONGENGOR33,33%

1> 6 bulanTANGGUL31,11%

17KARANGPURI30,57%

18SIMOKETAWANG30,30%

19SIMOANGIN-ANGIN30,1> 6 bulan%

20PLOSO29,33%

21PLAOSAN2> 6 bulan,83%

22POPOH21,43%

23LAMBANGAN19,35%

Sehingga dari data yang kami dapat diatas, kami mengambil Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo untuk diteliti.B. Rumusan MasalahDengan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian : Adakah hubungan beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014? C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umumMenganalisis hubungan beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 20142. Tujuan khususa. Mengidentifikasi karakteristik respondenb. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia > > 6 bulan bulan 12 bulan tentang ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014c. Menganalisis hubungan tingkat penngetahuan ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan 12 bulan terhadap pemberian ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014d. Mengidentifikasi tingkat pendidikan ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan 12 bulan tentang ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014e. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan 12 bulan terhadap pemberian ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014f. Mengidentifikasi pekerjaan ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan 12 bulan tentang ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014g. Menganalisis hubungan pekerjaan ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan 12 bulan terhadap pemberian ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014h. Mengidentifikasi jumlah penghasilan kepala keluarga ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan 12 bulan tentang ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014i. Menganalisis hubungan jumlah penghasilan ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan 12 bulan terhadap pemberian ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014

D. Manfaat Hasil PenelitianManfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :1. Bagi masyarakatHasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi bagi masyarakat tentang masalah pemberian ASI eksklusif dan memotifasi masyarakat agar lebih bisa meningkatkan pemberian ASI eksklusif2. Bagi Puskesmas Wonoayu Bahan masukan bagi puskesmas Wonoayu dalam menentukan langkah-langkah untuk mencari solusi atas masalah memengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.3. Bagi daerah lainBahan masukan yang bermanfaat dalam memecahkan masalah rendahnya pemberian ASI eksklusif di daerah lain yang memiliki kondisi desa yang serupa.4. PenulisSebagai prasyarat yang harus dipenuhi dalam tugas kepaniteraan klinik ilmu kesehatan masyarakat dan bahan penelitian lebih lanjut.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. DefinisiAir susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, tidak satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI, karena ASI mempunyai kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek gizi, aspek kekebalan dan aspek kejiwaan berupa jalinan kasih sayang penting untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak (Depkes RI, 2005).

2. Kandungan ASI Air susu ibu (ASI) mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 > 6 bulan bulan pertama kehidupan, dianjurkan pada masa ini bayi hanya diberikan ASI. Kandungan zat gizi dalam ASI, menurut Soedibyo S. (1997) yaitu :a. ASI mengandung protein dan lemak yang paling cocok untuk bayi dalam jumlah yang tepat.b. ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula susu) daripada susu lainnya dan laktosa merupakan zat yang diperlukan bayi manusia.c. ASI mengandung vitamin yang cukup bagi bayi. Bayi selama > 6 bulan bulan pertama tidak memerlukan vitamin tambahan. d. ASI mengandung zat besi yang cukup untuk bayi. Tidak terlalu banyak zat besi yang dikandung, tetapi zat besi ini diserap usus bayi dengan baik. Bayi yang disusui tidak akan menderita anemia kekurangan zat besi.e. ASI mengandung cukup air bagi bayi bahkan pada iklim yang panas.f. ASI mengandung garam, kalsium dan fosfat dalam jumlah yang tepat 3. Manfaat ASIUntuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI harus diberikan kepada bayi segera setelah dilahirkan atau paling lambat 30 menit setelah lahir, karena daya isap bayi pada saat itu paling kuat untuk merangsang produksi ASI selanjutnya. ASI yang keluar beberapa hari setelah persalinan disebut kolostrum (Depkes RI, 2005).Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan pralaktal (sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus harus dihindari (Depkes RI, 2005). Pada usia 0 > 6 bulan bulan, bayi cukup diberi ASI saja (ASI esklusif), karena produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat. Pemberian makanan selain ASI pada umur 0 4 bulan dapat membahayakan bayi, karena bayi belum mampu memproduksi enzim untuk mencerna makanan bukan ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa menerima makanan bukan ASI, maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi seperti diare, alergi dan bahaya lain yang fatal. Tanda bahwa ASI eksklusif memenuhi kebutuhan bayi antara lain bayi tidak rewel dan tumbuh sesuai dengan grafik pada Kartu Menuju Sehat (KMS).4. Cara ASI Melindungi terhadap InfeksiBayi yang disusui lebih sedikit terkena diare bila dibandingkan dengan bayi yang diberikan makanan buatan. Bayi tersebut juga lebih sedikit menderita infeksi saluran pernafasan dan telinga tengah. Bayi yang diberi ASI akan menderita infeksi lebih sedikit, karena :a. ASI bersih dan bebas bakteri sehingga tidak membuat bayi sakit.b. ASI mengandung antibodi atau zat kekebalan immunoglobulin terhadap banyak infeksi. Hal ini akan membantu melindungi bayi terhadap infeksi sampai bayi bisa membuat antibodinya sendiri.c. ASI mengandung sel darah putih atau leukosit hidup yang membantu memerangi infeksi.d. ASI mengandung zat yang disebut faktor bifidus yang membantu bakteria khusus yaitu laktobacillus bifidus, tumbuh dalam usus halus bayi. laktobacillus bifidus mencegah bakteria berbahaya lainnya tumbuh dan menyebabkan diare.e. ASI mengandung laktoferin yang mengikat zat besi. Hal ini mencegah pertumbuhan beberapa bakteria berbahaya yang memerlukan zat besi. 5. Pola pemberian ASI Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Disamping itu, posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara efektif, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih (Depkes RI, 2005). Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta persiapan psikologi selama kehamilan akan menunjang keberhasilan menyusui. Seorang ibu yang menyusui harus menjaga ketenangan pikiran, menghindari kelelahan, membuang rasa khawatir yang berlebihan dan percaya diri bahwa ASI-nya mencukupi untuk kebutuhan bayi (Depkes RI, 199> 6 bulan).6. Masalah Pemberian ASI Kegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan kekurangan jumlah sel otak sebanyak 15% 20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi pada tahap selanjutnya. Pada umur 4 > 6 bulan bulan (masa transisi), bayi terus minum ASI dan mulai diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI berbentuk lumat atau setengah cair. Pada umur > 6 bulan 9 bulan, kuantitas dan kualitas MP-ASI perlu diperhatikan.MP-ASI diberikan sesuai dengan umur bayi, minimal diberikan 3 kali sehari. Porsi MP-ASI setiap kali makan yaitu pada umur > 6 bulan bulan minimal > 6 bulan sendok makan. Pada umur 7 bulan minimal 7 sendok makan. Pada umur 8 9 bulan berturut-turut berikan 8 dan 9 sendok makan (Depkes RI, 2005).Sejak umur 10 bulan, makanan keluarga perlu diperkenalkan kepada bayi agar pada saat umur 12 bulan, bayi sudah dapat makan bersama keluarga. Porsi makan anak 12 bulan kira-kira separuh dari porsi orang dewasa. Pemberian ASI tetap diberikan sampai bayi berumur 2 tahun. Makanan selingan yang bergizi (bubur kacang hijau, biskuit, pepaya dan jeruk) perlu diberikan. Pada umur 24 bulan, secara bertahap anak perlu disapih antara lain dengan menjarangkan waktu menyusui (Depkes RI, 199> 6 bulan).Apabila ibu menghadapi masalah grafik pertubuhan bayi tidak sesuai KMS, puting lecet, payudara bengkak, puting terbenam dan lain-lain dianjurkan menghubungi petugas kesehatan, bidan, klinik laktasi di Rumah Sakit Sayang Bayi (RSSB) atau Kelompok Pendudkung ASI (KPA). Bagi ibu pekerja dianjukan untuk tetap menyusui sebelum dan sesudah bekerja (Depkes RI, 199> 6 bulan). 7. Apa yang dapat dilakukan oleh ibu pekerjaWalaupun ibu bekerja sebaiknya terus menyusui bayinya. Dianjurkan untuk mengikuti cara-cara dibawah ini untuk mencegah penurunan produksi ASI dan penyapihan yang terlalu dini :a. Sebelum ibu berangkat bekerja bayi harus disusui. Selanjutnya ASI diperas dan disimpan untuk diberikan pada bayi selama ibu bekerja disamping susu formula kalau masih diperlukan.b. Bila mungkin, ibu pulang untuk menyusui pada tengah hari.c. Bayi disusui lebih sering setelah ibu pulang kerja dan pada malam hari.d. Tidak menggunakan susu formula pada hari libur.e. Tidak mulai bekerja terlalu cepat setelah melahirkan, tunggu sampai 1 2 bulan untuk meyakinkan lancarnya produksi ASI dan masalah pada awal menuyusui telah teratasi. Kalau ibu ingin memberikan susu formula dengan menggunakan botol, maka dapat dicoba setelah ibu yakin bahwa bayinya telah mampu menyusui pada ibu dengan baik untuk menghindari bayi bingung puting. Pastikan bahwa hak azasi menyusui bagi ibu bekerja di sektor formal dan informal didukung oleh pemerintah dan pengusaha. Mintalah menteri tenaga kerja untuk mengesahkan konvensi perlindungan persalinan. Kampanyekan perlunya fasilitas dan tetap memberi waktu menyusui atau memeras ASI ditempat kerja. Galilah cara-cara kreatif untuk mendukung hak azasi menyusui ibu pekerja di sektor informal (Depkes RI, 2000).Ditempat kerja, ibu dapat mengeluarkan ASI-nya dengan tangan dan disimpan dalam wadah bersih, tertutup dan selanjutnya diberikan kepadanya bayinya saat ibu pulang kerumah. ASI yang dikeluarkan tadi dapat disimpan dan tidak rusak selama > 6 bulan jam pada suhu kamar atau selama 24 jam dalam lemari es. Apabila bayi atau anak sakit tetap teruskan menyusui dan berikan MP-ASI lebih cair atau lunak (Depkes RI, 199> 6 bulan). 8. Cara Menyusui Bayi Terhadap Payudara Dalam Posisi Yang BenarCara-cara menyusui bayi dalam posisi yang benar yaitu a. Ibu harus duduk dan berbaring dengan santai. Kursi rendah biasanya jauh lebih baikb. Perhatikan cara memegang bayi sehingga bayi menghadap payudara dan lambung bayi menempel pada ibu. Bila diinginkan ibu dapat mengendong bayi diats bantal. Seluruh badan bayi harus menghadap payudara, tidak hanya membelokkan kepada bayi sajac. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala dan lehernya harus sedikit teregang. d. Ibu harus memegang dan menawrkan seluruh payudaranya, tidak boleh memencet puting susu atau aerolanya saja e. Ibu menyentuh pipi atau sisi mulut bayi dengan puting susu untuk merangsang refleks rooting f. Ibu menunggu sampai mulut bayi terbuka dan bayi ingin mulai menyusu, serta cepat gerakan bayi ke payudarag. Ibu harus mengarahkan bibir bawah bayi kedasar aerola. Hal ini membuat puting susu diatas pusat mulut, sehingga puting mudah menyentuh dan merangsang langit-langit (King FS, 2002).

9. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan sumberdaya manusia. Menurut Andrew E. Sikula dalam Martoyo S. (199> 6 bulan) pendidikan adalah suatu proses pendidikan jangka panjang yang dilakukan secara sistematis dan prosedurnya diorganisisr melalui konsep belajar manajerial perorangan dan pengetahuan teoritis untuk tujuan umum. Pendidikan diselenggarakan sebagi suatu proses pembudayaan dan pembedayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan (Anonim, 2003).Sciartino (1999) mengemukakan bahwa pendidikan yang cukup merupakan dasar dalam pengembangan wawasan sarana yang memudahkan untuk dimotivasi serta turut menentukan cara berpikir seseorang dalam menerima pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Menurut Sciartino, pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses belajar yang memberikan latar belakang berupa mengajarkan kepada manusia untuk dapat berpikir secara obyektif dan dapat memberikan kemampuan untuk menilai apakah budaya masyarakat dapat diterima atau mengakibatkan seseorang merubah tingkah laku.Menurut Maslow, motifasi berhubungan dengan 5 (lima) macam kebutuhan penting yang secara bersama dan membentuk hirarki yaitu :a. Kebutuhan fisiologi (Physiologikal needs )b. Kebutuhan rasa aman ( Safety needs )c. Kebutuhan sosial ( Social needs )Dari definisi di atas pendidikan dan latihan bersifat filosofis dan teoritis dan lebih diarahkan untuk golongan manajer. Sedangkan latihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relatif singkat.10.Istilah-istilah Yang Berhubungan dengan Pendidikana. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2003).b. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Anonim, 2005).c. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan (Anonim, 2005).d. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasaran tingkatan perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (Anonim, 2005).e. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan (Anonim, 2005).f. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (Anonim, 2005). a. Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Anonim, 2003).b. Prinsip Penyelenggaran Pendidikan1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskrimantif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. 2. Pendidikan diselenggaran sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. 3. Pendidikan diselenggarakan sebagi suatu proses pembudayaan dan pembedayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.4. Pendidikan dielenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. 5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan (Anonim, 2003).

11.Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan yang dipahami dan pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda secara obyektif. Pengetahuan juga berasal dari pengalaman tertentu yang pernah dialami dan yang diperoleh dari hasil belajar secara formal, informal dan non formal (Mangindaan, 199> 6 bulan) dalam Toruntju (2005). Menurut Sarwono (1997) dalam Toruntju (2005) pengetahuan lebih bersifat pengenalan terhadap sesuatu benda atau hal secara obyektif. Pengetahuan atau kognitif seseorang tentang ASI adalah hasil tahu yang terjadi setelah seorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu yang sebagian besar diperoleh melalui indera mata dan telinga. Pengetahuan ini merupakan bagian yang penting dalam membentuk perilaku seseorang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pengetahuan seseorang tentang ASI adalah merupakan hasil tahu seseorang setelah melakukan berbagai penginderaan terhadap sejumlah obyek yang berkaitan dengan pola pemberian ASI. 12.Status pekerjaan ibuIbu-ibu yang bekerja dari pagi hingga sore tidak memiliki waktu yang cukup bagi anak-anak dan keluarga. Dalam hal ini ibu mempunyai peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan wanita pekerja. Walaupun demikian ibu dituntut tanggung jawabnya kepada suami dan anak-anaknya, khususnya memelihara anak. Keadaan yang demikian dapat mempengaruhi keadaan gizi keluarga khususnya anak balita dan usia sekolah. Ibu-ibu yang bekerja tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memperhatikan makanan anak yang sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan serta kurang perhatian dan pengasuhan kepada anak (Berg, A & Sajogyo, 198> 6 bulan).13.Tingkat pendapatan keluarga (Adisasmito, 2007) mengatakan di Indonesia dan negara lain menunjukkan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara kurang gizi dan kemiskinan. Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi buruk, proporsi anak yang gizi kurang dan gizi buruk berbanding terbalik dengan pendapatan. Semakin kecil pendapatan penduduk, semakin tinggi persentase anak yang kekurangan gizi sebaliknya semakin tinggi pendapatan semakin kecil persentase gizi buruk.Menurut (Winarno, 1993) terdapat kecenderungan penurunan pengeluaran sesuai dengan kenaikan pendapatannya, namun pengeluaran untuk pangan masih merupakan bagian terbesar dari pengeluaran rumah tangga Indonesia, disamping itu Winarno juga menambahkan salah satu penyebab malnutrisi (kurang gizi) disebabkan oleh faktor ekonomi dan sosial budaya yang secara nyata telah memberikan gambaran menyeluruh mengenai masalah gizi di daerah masyarakat miskin. Hubungan pendapatan dan gizi dalam keluarga didorong oleh pengaruh yang menguntungkan dari peningkatan pendapatan untuk perbaikan kesehatan dan gizi. Sebaliknya jika rendahnya pendapatan seseorang maka daya beli berkurang sehingga kemungkinan kebiasaan makan dan cara-cara lain menghalangi perbaikan gizi sehingga kurang efektif untuk anak-anak.

BAB IIIKERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. FAKTOR INTERNAL Usia Ibu Pendidikan Ibu Pengetahuan Ibu Pekerjaan Ibu Penghasilan Keluarga Kerangka Konsep Penelitian

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

FAKTOR EKSTERNALPelayanan Kesehatan Lingkungan

Keterangan gambar : : Faktor yang diteliti : Fa : Faktor yang tidak ditelitiGambar 3.1 Kerangka Konsep, Modifikasi (Depkes RI, 2000).

Penjelasan :Penelitian disusun dengan kerangka konsep pemberian ASI eksklusif menjadi 2 (dua) bagian besar. Faktor internal diindikatori oleh penilaian seperti pendidikan, pengetahuan, pekerjaan ibu dan penghasilan keluarga. Faktor eksternal diindikatori penilaian berupa pelayanan kesehatan dan lingkungan.Penelitian berjudul Hubungan Beberapa Faktor Yang Memengaruhi Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Pada Bulan Agustus 2014, yang diteliti adalah faktor internal.B. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pendidikan dengan pemberian pemberian ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014.2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian pemberian ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014.3. Ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan pemberian pemberian ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014.4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian pemberian ASI eksklusif di desa Lambangan kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan rancangan case-control analytic study yaitu rancangan penelitian epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus (dengan paparan) dan kelompok kontrol (tanpa paparan) secara retrospektif untuk mengidentifikasi kemungkinan faktor risikonya (Dawson, 2004). Dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan beberapa faktor yang memengaruhi pemberian ASI ekslusif Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada Agustus 2014.

B. Tempat dan Waktu PenelitianTempat penelitian di Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo, dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus - 13 September 2014.

C. Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah bayi usia > 6 bulan bulan 12 bulan di Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo, dengan responden ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan bulan 12 bulan, sejumlah....................... D. Sampel penelitianSampel dalam penelitian ini adalah sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:a. Ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan bulan 12 bulan bertempat tinggal di Desa Lambangan, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.b. Mampu berkomuniksi dengan baik.c. Bersedia diwawancarai.Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi berusia 6 bulan bulan > 12 bulan .Karena terdapat 6 kasus pemberian ASI eksklusif selama 2013, maka sesuai case-control study, peneliti mengalokasikan jumlah subjek yang diteliti disesuaikan dengan standar minimal 30 yang akan menghasilkan distribusi normal (Dawson, 2004). Kontrolnya adalah sebagai penentuan faktor yang memengaruhi pemberian ASI ekslusif. Maka besar kontrol yaitu 30 (standar minimal) dikurangi jumlah kasus ( 6 ) sehingga kontrolnya menjadi 24.a. Besar sampel :Diambil menggunakan pendekatan analisis kesetaraan yang terdiri dari 30orang (standar minimal yang menghasilkan distribusi normal) dimana > 6 bulan bayi adalah bayi yang diberi ASI ekslusif dan 24 bayi tang tidak diberi ASI eksklusif di desa Lambangan, Kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014.b. Teknik penentuan anggota sampelSampel diambil dengan teknik simple random sampling berdasarkan catatan rekam medis yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wonoayu, Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2013. Dengan cara mengacak secara simple random sampling semua ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan -12 bulan dengan interval yang didapat dari hasil jumlah ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan -12 bulan dikurangi kasus, kemudian dibagi jumlah kontrol. Sehingga didapatkan interval sebanyak ...... Kemudian dicari sebanyak 24 kontrol.D. Variable PenelitianVariabel adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. Variabel-variabel dalam penelitian ini,yaitu:1. Variabel bebas atau variabel independent, yaitu:a. Faktor internalb. Faktor eksternal2 Variabel terikat atau variable dependent, yaitu pemberian ASI ekslusif.di Desa Lambangan, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo pada Agustus 2014.E . Teknik Pengumpulan Data 1. Data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner pada ibu yang mempunyai bayi usia > 6 bulan bulan 12 bulan , meliputi :a. Karakteristik responden (umur, pekerjaan, pengetahuan, pendidikan, dan penghasilan)b. Karakteristik anak (umur dan jenis kelamin)2.Data sekunder didapatkan dari data yang ada di Puskesmas Wonoayu Kabupaten Sidoarjo, yaitu seluruh data tentang ibu yang memiliki bayi usia > 6 bulan bulan 12 bulan yang memberikan ASI ekslusif di Desa Lambangan Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo pada bulan Agustus 2014.