6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, meskipun malnutrisi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, terutama di kalangan masyarakat miskin, tetapi prevalensi obesitas muncul sebagai masalah baru bagi kesehatan masyarakat. Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional pada tahun 2013 menunjukan bahwa kelebihan gizi ditemukan di semua kelompok usia. Prevalensi anak balita kurang gizi sekitar 12,1 % dan 11,9 % yang kelebihan gizi. Pada anak usia 6-12 tahun 11,2% kekurangan gizi, sedangkan kelebihan gizi sekitar 18,2%. Pada anak usia 13-15 tahun, prevalensi kekurangan gizi 11,1% dan kelebihan gizi hanya 10,8%. Pada usia dewasa prevalensi gizi kurang menjadi 8,7% dan kelebihan gizi meningkat mencapai 28,9 % untuk kegemukan dan obesitas (1). 1

Bab 1 Pendahuluan FIX (Zaid Hizbullah a G Z)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendahuluan

Citation preview

4

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, meskipun malnutrisi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, terutama di kalangan masyarakat miskin, tetapi prevalensi obesitas muncul sebagai masalah baru bagi kesehatan masyarakat. Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional pada tahun 2013 menunjukan bahwa kelebihan gizi ditemukan di semua kelompok usia. Prevalensi anak balita kurang gizi sekitar 12,1 % dan 11,9 % yang kelebihan gizi. Pada anak usia 6-12 tahun 11,2% kekurangan gizi, sedangkan kelebihan gizi sekitar 18,2%. Pada anak usia 13-15 tahun, prevalensi kekurangan gizi 11,1% dan kelebihan gizi hanya 10,8%. Pada usia dewasa prevalensi gizi kurang menjadi 8,7% dan kelebihan gizi meningkat mencapai 28,9 % untuk kegemukan dan obesitas (1). Status gizi dapat dinilai secara absolut dengan cara mengukur indeks massa tubuh (IMT), dimana berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter. Orang dewasa dengan IMT < 18,5 dianggap kurus, IMT 18,5 - < 24,9 dianggap normal, IMT 25,0 - < 30,0 dianggap kelebihan berat badan, dan IMT 30,0 dianggap sebagai obesitas (2). Indeks massa tubuh merupakan variabel independen yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran spirometri. Peningkatan IMT perlu diperhatikan untuk mengevaluasi efek pada fungsi paru. Pada beberapa penelitian menyimpulkan bahwa peningkatan IMT memberikan efek yang signifikan terhadap volume paru, khususnya pada volume cadangan ekspirasi (3,4). Obesitas dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan peningkatan gejala pernapasan bahkan pada individu tanpa obstruksi jalan napas. Efek fisiologis utama dari obesitas adalah berkurangnya penyesuaian sistem pernapasan, peningkatan kinerja dan jumlah oksigen pernapasan, serta peningkatan penutupan saluran pernapasan bawah (5). Orang yang memiliki berat badan kurang atau kurus sangat erat kaitannya dengan malnutrisi. Hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan pada massa otot pernapasan, kekuatan, daya tahan, serta mekanisme pertahanan sistem imun paru sehingga dapat mempengaruhi fungsi paru (6). Menurut Ristianingrum et al, IMT dengan kapasitas vital memberikan korelasi positif dengan angka signifikansi p=0,015. Sedangkan menurut penelitian Jones et al menyatakan hasil yang berbeda yaitu peningkatan satu unit IMT akan menyebabkan penurunan 0,5% pada kapasitas vital. Hal senada juga diungkapkan El-Baz. et al bahwa kapasitas vital memiliki korelasi negatif dengan IMT (7,8,9). Penelitian yang berkaitan dengan fungsi paru sudah dilakukan beberapa kali yang berhubungan dengan status gizi seperti halnya yang dilakukan oleh Watson et al (10) dan Piper et al (11). Namun, penelitian yang secara langsung berhubungan dengan IMT dirasa masih sedikit. Kesimpulan yang didapatkan dalam beberapa penelitian juga masih terasa kurang dan adanya perbedaaan pada beberapa hasil penelitian yang kemudian menimbulkan kerancuan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi antara IMT dengan fungsi paru khususnya kapasitas vital paru di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu, Apakah ada korelasi antara IMT dengan kapasitas vital paru pada mahasiswa FK UNLAM angkatan 2011-2013?

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara IMT dengan kapasitas vital paru pada mahasiswa FK UNLAM angkatan 2011-2013.2. Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah:a. Menghitung IMT mahasiswa FK UNLAM angkatan 2011-2013.b. Mengukur kapasitas vital paru mahasiswa FK UNLAM angkatan 2011-2013.c. Menganalisa korelasi antara IMT dengan kapasitas vital paru pada mahasiswa FK UNLAM angkatan 2011-2013.

D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, mahasiswa, masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Bagi penetili, diharapkan dapat memberikan data tentang hubungan antara IMT dengan fungsi paru pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat sehingga bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat memotivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kebugaran sehingga mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan tentang hubungan antara IMT dengan fungsi paru sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, diharapkan dapat menambah informasi ilmiah tentang hubungan antara IMT dengan fungsi paru.

1