Upload
thesyuricen
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
1/105
PERTANIAN, PENGAIRAN, DAN
KEHUTANAN
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
2/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
3/105
BAB XII
PERTANIAN, PENGAIRAN, DAN KEHUTANAN A.
PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian, pengairan, dan kehutanan pada
hakekatnya merupakan upaya untuk memanfaatkan kekayaan sumber
daya lahan dan air serta sumber daya hayati secara produktif dan
berkelanjutan. Upaya tersebut merupakan pengamalan dari amanat
Pasal 33 Ayat 3 Undang-Undang Dasar (UUD !"#$ yang
menyatakan bah%a bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat. Upaya di bidang pertanian dan kehutanan
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan penyediaan pangan, bahan
baku industri, ekspor, dan lapangan kerja dalam rangka meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, serta menjamin
pembangunan yang berkesinambungan.
&''3
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
4/105
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dan dominan
dalam kehidupan bangsa 'ndonesia dari sejak sebelum kemerdekaan.
)ebagian besar penduduk berada di perdesaan dan bersandar pada
sektor pertanian. Produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat hampir seluruhnya dihasilkan oleh pertanian rakyat.
*amun demikian selama masa penjajahan, pertanian rakyat tidak
banyak mengalami kemajuan. +ahkan di a%a, petani pada dasarnya
mensubsidi perusahaan besar dengan upah dan se%a tanah yang
rendah. )ebagai %arisan kolonial struktur pertanian bersifat dualistik,
antara sektor pertanian rakyat yang tradisional dengan usaha
pertanian besar khususnya perkebunan yang modern yang ditangani
oleh kaum pendatang.
Dalam rangka politik etis, pemerintah kolonial +elanda pada
tahun !"$ mendirikan Departemen Landbouw, Neiverheid en Handel
(Departemen Pertanian, erajinan dan Perdagangan, disusul dengan
pembentukan Landbouw Voorlichtings Dienst (Dinas Penyuluhan
Pertanian pada tahun !"! sebagai cikal bakal Dinas Pertanian
/akyat. *amun lembaga tersebut tidak efektif dalam
mentransformasikan pertanian rakyat karena memang usaha ke arah
itu tidak dilakukan dengan sangat sungguh-sungguh.
)ejak a%al kemerdekaan, pemerintah memberikan perhatian
khusus pada pembangunan pertanian. Upaya pokok untuk
meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan pangan penduduk
dititikberatkan pada peningkatan produkti0itas usaha tani. Pada
tahun !"#1 melalui 2/encana asimo2, diupayakan peningkatan
produksi pangan melalui perbaikan usaha tani. )etelah pengakuan
kedaulatan ada 2/encana esejahteraan 'stime%a2 (/' yang
merencanakan pembangunan +alai +enih, pengelolaan dan perbaikan
pengairan perdesaan, pembangunan +alai Pendidikan asyarakat
Desa (+PD, Percobaan Pengusahaan 4anah ering (PP4,
&''#
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
5/105
perbaikan lahan kritis, serta pembangunan taman ternak dan pusat -
pusat pembibitan ternak. Pada tahun !"$5 didirikan 2Padi )entra2,
yaitu intensifikasi yang dipusatkan pada sentra-sentra produksi padi
melalui pemberian kredit natura dan modal kerja kepada petani.
Dengan terus meningkatnya impor beras, ementerian Pertanian
abinet erja memutuskan bah%a dalam tiga tahun sejak tahun !"$"'ndonesia harus sudah s%asembada beras, dan untuk itu dibentuk
omando 6perasi 7arakan akmur (67. *amun upaya-upaya
tersebut tidak dapat terlaksana karena situasi politik dan keamanan
yang senantiasa bergejolak dan terbatasnya dana yang dapat
disediakan untuk mendukung pelaksanaannya.
onsep intensifikasi kemudian diperbaharui berdasarkan hasilPilot Proyek Demonstrasi Panca Usaha 8engkap yang dilakukan di
ara%ang pada musim tanam (4 !"939#. Panca Usaha
merupakan paket teknologi berupa penggunaan bibit unggul,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, perbaikan pengolahan
lahan, serta pengaturan tata air irigasi. Pada 4 !"9#9$
dilaksanakan Demonstrasi assal (Demas intensifikasi seluas
!.: hektare di !$ propinsi sentra produksi dengan hasil yang
sangat menggembirakan. *amun kondisi sosial ekonomi dan politik
pada saat itu sangat tidak memungkinkan bagi penerapan konsep
intensifikasi ini secara cepat dan meluas. +ahkan kegiatan petani
sangat terganggu dengan memanasnya situasi politik terutama karena
agitasi +arisan 4ani 'ndonesia (+4' yang merupakan bagian dari
Partai omunis 'ndonesia (P'. Produksi pertanian terutama beras
mengalami stagnasi yang diikuti dengan kenaikan harga yang tinggi.
elangkaan beras dan membumbungnya harga-hargamencerminkan keadaan ekonomi pada saat meletusnya pemberontakan7.3.)P'. etidaktegasan sikap pemerintah terhadap P' dankenaikan dari harga-harga yang makin tidak terkendali telah memicu
XII/5
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
6/105
terjadinya serangkaian demostrasi yang dipelopori oleh esatuan Aksi
ahasis%a 'ndonesia (A' dan esatuan Aksi Pemuda Pelajar
'ndonesia (APP'. Demonstrasi mahasis%a dan pelajar tersebut
mencapai puncaknya pada bulan anuari !"99, dengan
mengumandangkan 4iga 4untutan /akyat (4/'4U/A, yaitu
pembubaran P', perombakan abinet D%ikora, dan penurunan
harga.
Dalam situasi demikian lahirlah 6rde +aru yang bertekad untuk
memperbaiki seluruh aspek kehidupan bangsa, termasuk kehidupan
ekonomi, kembali secara murni dan konsekuen pada pengamalan
Pancasila dan pelaksanaan UUD !"#$. )etelah melalui masa
stabilisasi dan rehabilitasi, dilancarkan pembangunan nasional dengan
titik berat pada pembangunan ekonomi yang ditekankan pada
pembangunan sektor pertanian dengan sasaran terutama pada
peningkatan produksi pangan dan penciptaan lapangan kerja sekaligus
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Upaya untuk membangun sektor pertanian pada saat itu
dititikberatkan pada program intensifikasi yang dikenal dengan
+imbingan assal (+imas yang merupakan pelaksanaan Panca Usaha
lengkap didukung oleh bantuan kredit murah. Pada tahun !"95
diperkenalkan 0arietas unggul baru P+$ dan P+5 yang memiliki
potensi produksi lebih tinggi, tanggap terhadap pemupukan, dan
berumur pendek serta lebih tahan terhadap hama penyakit dibanding
0arietas unggul sebelumnya. Dengan makin meluasnya pelaksanaan
+imas dan makin tumbuhnya kesadaran petani untuk menerapkan
teknologi anjuran, maka sejak tahun !"95 dilaksanakan program
'ntensifikasi assal ('nmas yang merupakan program intensifikasi
tanpa bantuan kredit murah.
&''9
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
7/105
Pada a%al Pembangunan angka Panjang Pertama (PP ',
berdasarkan eppres *omor "$ 4ahun !"9" pelaksanaan program
intensifikasi +imas dan 'nmas dikembangkan dan lebih dimantapkan
dengan dibentuknya +adan Pengendali +imas, sebagai badan
koordinasi lintas sektor yang diketuai enteri Pertanian. )truktur organisasi +imas dikembangkan sampai ke tingkat propinsi, kabupaten
dan kecamatan, yang masing-masing diketuai oleh 7ubernur, +upati
dan ;amat. Untuk mengatasi kekurangan dana bagi pengadaan dan
penyaluran pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian telah dilibatkan 1
perusahaan asing dalam bentuk +imas 7otong /oyong. Program ini
berjalan selama empat musim tanam, kemudian diperbaiki dengan
+imas *asional yang Disempurnakan (+*D. +erdasarkan hasil pilot proyek Unit Desa +/' di penyaluransarana produksi (saprodi oleh kios%arung Unit Desa> dan
pengolahan serta pemasaran hasil oleh +adan Usaha Unit Desa
(+UUDoperasi Unit Desa (UD.
7una mensukseskan pelaksanaan program intensifikasi sekaligus
meningkatkan pendapatan petani, pembinaan +UUDUD selanjutnya
diatur dengan 'npres *omor : tahun !"15. emudian dengan 'npres *omor # 4ahun !"5# pembinaan dan pemantapan sistem organisasi
UD makin disempurnakan.
Dalam rangka mengembangkan usaha tani kecil, pelaksanaan
program intensifikasi dilakukan melalui pendekatan kelompok. Untuk
itu dibentuk kelompok tani yang beranggota :$-3 orang, sebagai
XII/7
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
8/105
kelompok belajar dan sekaligus sebagai kelompok usaha untuk
membina kerjasama antar petani. )ejak tahun !"1# diperkenalkan
'ntensifikasi husus ('nsus yang merupakan pengelolaan intensifikasi
usaha tani padi pada hamparan kelompok. Penanaman serentak pada
satu hamparan tersebut dilakukan juga dalam rangka menanggulangiledakan hama %ereng, sekaligus dibarengi dengan penggunaan
0arietas unggul tahan %ereng (?U4=. Di samping itu, diterapkan
pula 6perasi husus (6psus untuk daerah-daerah yang belum
terjangkau program intensifikasi, khususnya di %ilayah terpencil atau
%ilayah produksi padi gogo dan gogo rancah. Dalam perkembangan
selanjutnya digalang kerjasama antar kelompok tani dalam satu
%ilayah yang luas, seperti %ilayah irigasi tersier atau =ilayah erja+alai Penyuluhan Pertanian (=+PP. Pola intensifikasi tersebut
dikenal dengan )upra 'nsus, yang di beberapa daerah mencapai areal
seluas $ - ! ribu hektare. )upra 'nsus ini merupakan unit
pengembangan dengan skala usaha ekonomis yang dilayani oleh
UD, baik dalam penyaluran sarana produksi, pengolahan hasil
maupun pemasarannya. Partisipasi petani dalam )upra 'nsus
merupakan upaya mengembangkan kerjasama yang melembaga antarakelompok tani dengan UD. Areal intesifikasi yang belum
melaksanakan pengelolaan berkelompok melalui 'nsus dan )upra 'nsus
dikategorikan sebagai 'ntensifikasi Umum ('nmum.
elalui berbagai pola intensifikasi tersebut di atas, petani makin
terbiasa bekerja dengan menerapkan teknologi yang sesuai, sehingga
produkti0itas terus meningkat. )ementara itu dalam rangkamempercepat peningkatan produksi padi dilaksanakan pula upaya
rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi serta pencetakan sa%ah
baru. )a%ah-sa%ah baru tersebut segera dimanfaatkan dalam
perluasan areal intensifikasi. Upaya peningkatan produksi melalui
intensifikasi juga didukung oleh penyediaan pupuk yang diproduksi
dalam negeri, pengembangan benih-benih unggul baru, serta
XII/8
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
9/105
kebijaksanaan harga dan subsidi yang memberikan perangsang pada
petani untuk menerapkan teknologi baru. 4erjadilah apa yang disebut
/e0olusi @ijau, yang mengantarkan pada salah satu keberhasilan
pembangunan yang menonjol dalam PP ', yaitu tercapainya
s%asembada beras pada tahun !"5#. Pada tahun !"5# tersebut
produksi beras mencapai :$,5 juta ton dengan luas panen ",5 juta
hektare, diantaranya luas panen intensifikasi sekitar 1,# juta hektare,
serta melibatkan sekitar !: juta keluarga tani.
eluasnya pelaksanaan program intensifikasi denganmenggunakan paket sarana produksi telah mendorong meningkatnya penggunaan pestisida secara kurang bijaksana yang mengakibatkankerusakan lingkungan dan terbunuhnya musuh-musuh alami, serta
timbulnya eksplosi hama. +erdasarkan 'npres *omor 3 4ahun !"59telah dilarang penggunaan $1 jenis pestisida, dan pengendalian hamaterpadu (P@4 dijadikan sebagai strategi pengendalian llama dan penyakit. Para petani dilatih tentang penerapan teknik-teknik P@4melalui metode dinamika kelompok dalam )ekolah 8apangan P@4()8P@4. )ejak tahun !"5" subsidi pestisida dihapus. )ementara itudalam rangka meningkatkan pendapatan, taraf hidup dan kemandirian petani ditetapkan tatanan kelembagaan baru, yaitu Undang-Undang
*omor !: 4ahun !"": tentang )istem +udidaya 4anaman, yangantara lain memberi kebebasan kepada petani untuk memilih pengusahaan komoditas yang paling menguntungkan.
Pada tahun terakhir PP ' produksi beras mencapai 3!.3!5 ribu
ton dengan luas panen !!, juta hektare diantaranya luas panen inten-
sifikasi sekitar ",$ juta hektare. +erdasarkan sensus pertanian tahun
!""3 jumlah keluarga tani adalah :!,$ juta dengan pemilikan rata-rata
lahan ,53 hektare, yang sebagian besar mengusahakan tanaman pangan.
&''"
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
10/105
Pembangunan perkebunan mempunyai arti penting khususnya
dalam rangka meningkatkan ekspor serta perluasan lapangan kerja.
)ejarah perkembangan perusahaan pertanian berskala besar dimulai
dengan usaha perkebunan pada jaman penjajahan +elanda, yang
didorong oleh berkembangnya permintaan pasar dunia pada %aktu itu.
elalui )istem 4anam Paksa (Cultuurstelsel) tahun !53-!51,terutama di a%a dengan memanfaatkan lahan subur dan tenaga kerja
murah, dikembangkan usaha perkebunan yang menghasilkan berbagai
komoditas ekspor seperti gula tebu, kopi, teh, tembakau, karet dan
sebagainya. )istem perkebunan besar s%asta makin berkembang
setelah pemerintah kolonial mengeluarkan Agrarische wet pada tahun
!51, yang memungkinkan pengusaha dapat memperoleh konsesi
lahan selama 1$ tahun. )emenjak itu usaha perkebunan besar
berkembang di )umatera Utara, Aceh, 8ampung, )umatera )elatan,
dan )umatera +arat serta )ula%esi )elatan. Pada tahun !"3 tercatat
!5 pabrik yang mengolah hasil-hasil perkebunan, dan
mempekerjakan sekitar 5 ribu tenaga kerja. Pada tahun !"35
terdapat :.# buah perkebunan di a%a dan luar a%a yang
menguasai tanah sekitar :,$ juta hektare. Pada tahun !"35
perusahaan-perusahaan milik pemerintah +elanda bergabung menjadi
Gouvernements Landbouw Bedriven (78+.
Dalam periode pendudukan epang dan perang kemerdekaanusaha perkebunan hampir tidak terurus dan bahkan banyak areal yangditebangi dan ditanami dengan tanaman bahan makanan.
)etelah pengakuan kedaulatan pada tahun !"#", dalam rangka
nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik +elanda termasuk
perkebunan, maka kebun-kebun milik 78+ menjadi milik pemerintah
/' yang dikelola di ba%ah unit organisasi Pusat Perkebunan *egara
(PP*. Pada masa perjuangan pengembalian 'rian +arat, pemerintah
memutuskan untuk mengambil alih semua perusahaan +elanda, yang
&''!
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
11/105
dituangkan dalam eputusan Penguasa iliterenteri Pertahanan
*omor !93P4!"$1, 4ahun !"$1 jo Peraturan Pemerintah
*omor :# 4ahun !"$5. Untuk mengelola perusahaan-perusahaan di
bidang perkebunan tersebut pada tahun !"93 dibentuk # (empat
+adan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunanan *egara (+PU-
PP*, yang membina unit P* Perkebunan di daerah yaitu +PU-PP*
7ula dan arung 7oni dengan $ PP* 7ula dan 3 PP* arung 7oni,
+PU-PP* aret dengan !1 PP* aret, +PU-PP* 4embakau dengan
1 PP* 4embakau, dan +PU Aneka 4anaman dengan !# PP* Aneka
4anaman.
Dalam masa sebelum 6rde +aru, produksi perkebunan tidak
banyak mengalami kemajuan, bahkan yang terjadi adalahkemunduran. )ektor perkebunan bahkan telah menjadi ajang
pertarungan politik. Pada masa itu, sektor perkebunan masih
merupakan penghasil de0isa, namun jumlahnya terbatas dan nilainya
makin mengecil.
+anyak gejolak politik yang digerakkan oleh P' dalam rangka
memanaskan situasi menuju pemberontakan 7.3.)P' berkisar di
sekitar masalah tanah dan terjadi di daerah perkebunan.
)etelah 6rde +aru, diambil langkah-langkah untuk menatakembali usaha perkebunan secara bertahap. enyadari besarnya potensi sektor ini baik untuk perolehan de0isa maupun lapangan kerja, pemerintah 6rde +aru mulai membangun kembali perkebunan- perkebunan yang terlantar dan tidak terpelihara. +erdasarkanPeraturan Pemerintah (PP *omor !# 4ahun !"95, +PU-+PU PP*
dibubarkan dan dibentuk :5 unit perusahaan, yaitu P* Perkebunan 'sampai dengan &&?'''. emudian berdasarkan Undang-Undang *omor " 4ahun !"9" dan PP *omor !: 4ahun !"9" dilakukan pengalihan P* menjadi P4 Perkebunan (Persero atau P4P. )ejak saat
&''!!
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
12/105
itu program peremajaan mulai dilancarkan. Untuk mengatasi
keterbatasan dana pada tahun !"95 diperkenalkan sistem pungutan
Cess atas komoditas ekspor perkebunan. )ebagian besar dana
pungutan tersebut digunakan untuk pembangunan perkebunan
rakyat. Pada tahun !"19 Cess dihentikan karena dianggap tidak
efektif.
Pada tahun !"13 dengan bantuan dana dari +ank Duniadilaksanakan pengembangan perkebunan rakyat di )umatera Utarasebagai rintisan pola Unit Pelayanan Pengembangan (UPP, dan pengembangan perkebunan rakyat di a%a +arat yang melibatkan+adan Usaha ilik *egara (+U* sebagai rintisan pola Perusahaan'nti /akyat (P'/. Pengembangan perkebunan rakyat melalui pola P'/ dimulai tahun !"11 dengan dana pinjaman luar negeri, sedangkan pola UPP dimulai pada tahun !"1". Untuk mempercepat pembangunan perkebunan di luar a%a telah dikembangkan P'/ Perkebunan yang dikaitkan dengan transmigrasi berdasarkan 'npres *omor ! 4ahun !"59.
)ampai dengan akhir PP ' telah dibangun perkebunan rakyat
baru seluas !,9 juta hektare dengan komoditas utama kelapa, karet,kelapa sa%it, dan kopi yang melibatkan sekitar !,: juta keluarga tani.
Dengan keberhasilan pola P'/ Perkebunan, dikembangkan pula P'/
untuk peternakan dan perikanan rakyat, yaitu P'/ Perunggasan, P'/
Persusuan, dan P'/ 4ambak.
Pada akhir PP ' luas perkebunan rakyat mencapai !,1 juta
hektare dengan komoditas utama kelapa, karet, kopi, cengkeh, lada,kakao, jambu mete, tebu dan tembakau. Areal perkebunan besar
negara mencapai "#9,: ribu hektare dengan komoditas utama kelapa
sa%it, karet, kakao, teh, dan tebu. )edangkan perkebunan besar
s%asta mencapai sekitar !,# juta hektare dengan komoditas utama
&''!:
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
13/105
kelapa sa%it, tebu, karet dan teh. +idang perkebunan keseluruhannya
menyerap tenaga kerja sekitar $,3 juta orang. )umbangan PD+
subsektor perkebunan pada tahun !""3 mencapai /p".!#,5 miliar
atau !$,3 persen dari PD+ sektor pertanian sebesar /p$5."93,#
miliar, dan penerimaan ekspor mencapai U)3,3 miliar.
Usaha di bidang peternakan telah dirintis sejak jaman kolonial+elanda antara lain oleh Dr. . erkens yang pada tahun !":3 telahmemberikan sumbangan pengetahuan tentang peternakan domba7arut, sapi +ali, dan ayam edu sebagai ternak asli 'ndonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja ternak guna mendukung
perluasan pabrik gula dalam tahun !53-!53$ dilakukan impor sapi
6ngole dari 'ndia. )api impor ini kemudian ternyata menimbulkan
%abah penyakit ngorok di a%a +arat serta penyakit mulut dan kuku
di a%a 4imur tahun !55#. aum penjajah dalam memenuhi
kebutuhan susu melakukan impor sapi perah pertama kali dari +elanda
pada tahun !5"!. Pada tahun yang sama dilakukan pula impor sapi
6ngole secara besar-besaran. 8emahnya kelembagaan pada %aktu
itu menyebabkan terjadinya persilangan sapi 6ngole dengan sapi
Brisian @olland yang kemudian dikenal dengan sapi 7rati dengantingkat produksi susu yang rendah. Pada tahun !5#! dibentuk Dinas
ehe%anan di daerah-daerah dan pada tahun !"$ dibentuk a%atan
ehe%anan Pusat (Burgeli! Veeartseni!undige Dienst atau +?D.
Pada tahun !"!: timbul penyakit rinder "est yang telah menyebabkan
kematian pada ternak sapi sehingga menimbulkan kerugian yang
sangat besar.
Pada masa penjajahan epang pembinaan peternakan hampir tidak
dilakukan bahkan untuk kepentingan konsumsi terjadi pemotongan
yang berlebihan sehingga mengakibatkan pengurasan populasi ternak
sapi dari sekitar #.9# ribu ekor menjadi 3.5# ribu ekor atau turun
&''!3
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
14/105
!9,$ persen> kuda dari sekitar 1# ribu ekor menjadi $ ribu ekor atau turun 3: persen> kambing dari sekitar 1.9 ribu ekor menjadi9.! ribu ekor atau turun : persen> dan babi dari sekitar !.3: ribuekor menjadi $3 ribu ekor atau turun 9 persen.
)etelah kemerdekaan, pengembangan peternakan mulai mendapat
perhatian kembali, antara lain dengan didirikannya 'nduk 4aman
4ernak dengan tujuan memelihara bibit ternak unggul untuk
disebarkan kepada masyarakat melalui 4aman 4ernak yang didirikan
di berbagai kabupaten. 'nduk 4aman 4ernak yang dikembangkan
antara lain adalah 'nduk 4aman 4ernak +aturaden, a%a 4engah>
'nduk 4aman 4ernak /embangan, a%a 4imur> dan 'nduk 4aman
4ernak Padang engatas, )umatera +arat. 'mpor ayam ras telahdilakukan pada tahun !"$-an, namun sifatnya baru dalam taraf hobi
dan belum mengarah pada usaha intensif.
eskipun telah ada berbagai upaya namun sampai pada masa
menjelang 6rde +aru kondisi peternakan tidak banyak mencatat
kemajuan. Perkembangan populasi ternak berjalan sangat lamban,
antara lain karena tingkat kematian yang tinggi. +ahkan beberapa
jenis ternak mengalami penurunan populasi. )istem peternakan rakyat
di 'ndonesia pada umumnya bersifat tradisional dengan peran utama
ternak sebagai sumber tahungan dan tenaga kerja. Upaya
pengembangan peternakan rakyat menghadapi kendala terutama
karena rendahnya kemampuan sumber daya manusia dan keterbatasan
dana.
Pada masa 6rde +aru, pemerintah menyadari bah%a basis peternakan yang sebagian besar berada ditangan rakyat perlu segera
dibenahi. Untuk itu ditetapkan Undang-Undang *omor 9 4ahun !"91
tentang Pokok-pokok Peternakan dan esehatan @e%an, dan pada
tahun !"91 juga dilakukan sur0ei in0entarisasi he%an ()'@ nasional.
&''!#
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
15/105
Upaya terobosan dalam subsektor peternakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi protein rakyat 'ndonesia dilakukan melalui
pengembangan ayam ras dengan menggunakan bibit unggul ayam ras.
Usaha peternakan ayam ras berkembang dengan pesat, terutama sejak
dilancarkannya program +imas ayam pada tahun !"1:. Pada tahun!"5! ditetapkan eppres *omor $ 4ahun !"5! tentang Pembinaan
Usaha Peternakan Ayam /as yang telah mendorong perkembangan
lebih maju lagi peternakan ayam rakyat. etentuan ini diperbaharui
lagi dengan eppres *omor :: 4ahun !"" dalam rangka
memberikan perhatian khusus pada usaha peternakan rakyat terutama
yang tergabung dalam %adah koperasi. )kala usaha broiler pada
peternakan rakyat dari #.$ ekor per siklus diperbesar menjadi !$
ribu ekor per siklus, dan ayam petelur dari $ ribu ekor menjadi !
ribu ekor per siklus. )edangkan s%asta besar diberi kesempatan untuk
melakukan kerjasama dengan peternakan rakyat melalui pola P'/
Perunggasan.
)ementara itu perkembangan peternakan sapi perah di%arnai oleh
membanjirnya susu impor murah. Untuk mengembangkan usaha
peternakan sapi perah sekaligus meningkatkan pendapatan peternak sejak tahun !"15 telah dilaksanakan pembenahan pemasaran susu yang
di koordinasikan oleh lembaga enteri uda Urusan operasi.
@arga susu ditingkatkan dari rata-rata sekitar /p9$, per kilogram
menjadi /p!9$, per kilogram untuk luar akarta dan /p!5$, per
kilogram untuk akarta. Pada tahun !"1" dibentuk +adan oordinasi
operasi )usu 'ndonesia (+)', yang kemudian diubah menjadi
7abungan operasi )usu 'ndonesia (7)'.
Untuk mendorong perkembangan sapi perah disusun program
pengembangan sapi perah secara terpadu melalui satu paket
kebijaksanaan yang terdiri atas impor sapi perah, perbaikan mutu
&''!$
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
16/105
genetik melalui ka%in suntik, dan pelayanan kredit sapi perah. Pada
tahun !"5: ditetapkan pengkaitan impor bahan baku susu oleh 'ndustri
Pengolah )usu ('P) dengan ke%ajiban menyerap susu segar dalam
negeri ())D* melalui pengaturan rasio susu (perbandingan ))D*
dan impor serta ke%ajiban menunjukkan bukti serap (+U)CP pembelian susu dalam negeri sebagai persyaratan memperoleh ijin
impor. Untuk mengendalikan pelaksanaan kebijaksanaan tersebut
ditetapkan 'npres *omor : 4ahun !"5$ tentang oordinasi
Pembinaan dan Pengembangan Persusuan *asional, serta dibentuk
4im oordinasi Persususan.
)ampai dengan tahun !""3 koperasi yang bergerak dalam bidang
persusuan telah berjumlah :9 buah dengan jumlah anggota 53.":orang yang memiliki sapi perah sebanyak :39.359 ekor. Untuk meningkatkan mutu genetik sapi perah, sejak a%al /epelita '? telahdilaksanakan uji alih janin (embr#o trans$er)%
Pembangunan peternakan selama PP ' telah menunjukkan hasil
yang menggembirakan. Pada a%al PP ', populasi ternak sapi baru
mencapai 9,9 juta ekor, kerbau :," juta ekor, kambing 1,3 juta ekor,
domba 3,9 juta ekor, babi :,1 juta ekor, dan kuda 9!: ribu ekor. Padaa%al PP '' populasi ternak sapi telah meningkat menjadi !!,3 juta
ekor, kerbau 3,! juta ekor, kambing !!," juta ekor, domba 9,$ juta
ekor, babi ", juta ekor kecuali kuda menurun menjadi $5$ ribu ekor.
umlah tenaga kerja yang terlibat dalam subsektor peternakan adalah
sekitar :,# juta orang.
Di bidang perikanan, sebagai bangsa bahari sejak jaman dahulu perikanan merupakan sumber kehidupan bangsa 'ndonesia. egiatan
budidaya perikanan telah berkembang sejak sebelum penjajahan
kolonial +elanda, terutama tambak bandeng di 7resik dan kolam-
kolam ikan di a%a +arat.
&''!9
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
17/105
Pada masa penjajahan kolonial +elanda usaha perikanan laut
telah mulai diatur antara lain melalui &taat's Blad *omor !$1 4ahun
!"!9 tentang usaha perikanan siput mutiara, kulit mutiara, teripang
dan bunga karang yang dibatasi dalam jarak 3 mil laut, dan Visscheri
rdonnantie *omor 3"9 4ahun !": tentang perlindungan sumber daya perikanan dari penggunaan bahan kimia dan peledak.
)elanjutnya pemanfaatan sumber daya ikan %ilayah pantai, diatur
melalui ust Visscheri rdonnantie (Peraturan Perikanan Pantai
*omor !## 4ahun !":1, dan batas yuridiksi laut 'ndonesia (perairan
teritorial ditetapkan sejauh 3 mil dari garis pantai dalam &taat ' s Blad
*omor !#$ 4ahun !":1. +atas tersebut secara yuridis tetap berlaku
sampai diterbitkannya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang *omor # 4ahun !"9 yang menetapkan bah%a %ilayah laut
'ndonesia adalah !: mil dari garis pantai.
Pada masa sebelum 6rde +aru pembangunan perikanan
berkembang sangat lambat. Daerah penangkapan ikan yang sangat
luas belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan
pendapatan dan tingkat gii masyarakat maupun sebagai penghasilde0isa. ondisi nelayan dan kehidupan masyarakat desa pantai juga
sangat memprihatinkan.
emasuki 6rde +aru, masalah perikanan ditangani secara
sungguh-sungguh dan sistematis sebagai bagian kegiatan
pembangunan di bidang pertanian. Usaha di bidang ini berkembang
agak cepat setelah dikeluarkannya Undang-Undang *omor ! 4ahun!"91 tentang Penanaman odal Asing (PA dan Undang-Undang
*omor 9 4ahun !"95 tentang Penanaman odal Dalam *egeri
(PD*.
&''!1
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
18/105
Pada tahun !"19 telah terdapat !1 buah perusahaan asing yangmelakukan penangkapan ikan di perairan 'ndonesia dengan jumlahin0estasi sebesar U)#$ juta. *ilai ekspor hasil perikanan mencapaiU)!3! juta, yang pada tahun !"95 masih sekitar U):,5 juta. Akantetapi pesatnya pengembangan usaha perikanan tersebut telah
menimbulkan dampak negatif, yaitu nelayan-nelayan kecil hampir tersisih terutama dengan beroperasinya kapal-kapal pukat harimau(trawl)% Untuk melindungi nelayan kecil pada tahun !"19 dikeluarkanketentuan tentang alur-alur penangkapan ($ishing belt) di seluruh perairan dan penataan kegiatan penangkapan bagi kapal-kapal pukatharimau. *amun kapal pukat harimau masih tetap melakukan penangkapan ikan besar dan kecil di perairan yang biasanya menjaditempat nelayan-nelayan kecil beroperasi, sehingga acapkali
menimbulkan konflik. Akhirnya dengan eppres, *omor 3" 4ahun!"5 pukat harimau dilarang beroperasi di seluruh perairan teritorial'ndonesia.
Usaha perikanan berkembang makin pesat setelah duniainternasional menyepakati konsepsi Eona Ckonomi Cksklusif : mildari pantai, dan mengakui kedaulatan negara kepulauan atas perairandi dalam kepulauannya, yang merupakan perjuangan 'ndonesia berdasarkan =a%asan *usantara.
engikuti diterimanya hukum laut internasional atau *nited Nation Convention on the Law $ the &ea (*NCL&) pada tahun!"5:, diterbitkan Undang-Undang *omor $ 4ahun !"5: tentangEona Ckonomi Cksklusif 'ndonesia (ECC' yang ditindaklanjutidengan PP *omor !$ tahun !"5# tentang Pengelolaan )umber DayaAlam @ayati di ECC'. Dengan diakuinya ECC', luas perairan laut'ndonesia yang semula 3,! juta kilometer persegi bertambah menjadi
$,5 juta kilometer persegi.
XII/18
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
19/105
Untuk memberikan landasan hukum bagi pembangunan perikanan
dalam rangka pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan secara
optimal dan lestari, sekaligus mengganti peraturan perundangan
perikanan kolonial yang sudah tidak sesuai lagi, diterbitkan Undang-
undang Perikanan *omor " 4ahun !"5$. )ementara itu kegiatan penangkapan ikan di beberapa tempat telah menunjukkan tanda-tanda
melebihi daya dukung alam, sehingga untuk menjamin hasil perikanan
yang optimum dan lestari, pada tahun !"5$ ditetapkan total
penangkapan yang diperkenankan (+otal Allowable Catch+AC)%
)ampai saat ini potensi sumber daya perikanan laut 'ndonesiadiperkirakan sekitar 9,1 juta ton per tahun, terdiri atas sekitar #,# juta
ton di perairan 'ndonesia dan :,3 juta ton di perairan ECC'.Pemanfaatan potensi sumber daya perikanan di laut secarakeseluruhan telah mencapai sekitar #! persen. Potensi perairan umumseperti danau, %aduk, ra%a, sungai, dan genangan air lainnyamencapai areal sebesar !# juta hektare, dengan tingkat pemanfaatansekitar 3$ persen. Potensi budidaya tambak adalah sekitar 53 ribuhektare, dengan tingkat pemanfaatan mencapai 31 persen.
Untuk mendukung pemanfaatan potensi sumber daya perikanan,saat ini telah ada :5 unit galangan kapal milik s%asta dan +U*
yang mampu membuat kapal penangkap ikan berukuran 3-:$ 74.
Di samping itu, di berbagai daerah di %ilayah 'ndonesia ditemui
banyak galangan kapal tradisional atau perajin-perajin pembuat perahu
kayu. )ampai dengan tahun !""3 jumlah pelabuhan perikanan yang
telah dibangun mencapai 3: buah dan pangkalan pendaratan ikan
mencapai $9 buah.
)elama PP ' produksi perikanan telah tumbuh dengan cepat,
yaitu dari !,: juta ton pada a%al PP ' menjadi 3,5 juta ton pada akhir
PP '. Produksi perikanan laut meningkat sebanyak # kali menjadi :,"
&''!"
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
20/105
juta ton dengan jumlah kapal 35".#"5 buah. Produksi ikan budidaya
meningkat $ kali menjadi $1# ribu ton, sedangkan dari perairan umum
peningkatannya masih kecil, yaitu dari 3: ribu ton menjadi 33$ ribu
ton. umlah tenaga kerja yang berkecimpung dalam subsektor
perikanan sekitar :,! juta orang.
Peningkatan produksi tersebut telah mendorong konsumsi ikan per kapita per tahun dari ","9 kg pada tahun !"95 menjadi !1,! kg pada tahun !""3, serta mendorong ekspor hasil perikanan dari :!,1ribu ton pada tahun !"95 menjadi $:",: ribu ton pada tahun !""3.
eberhasilan pembangunan pertanian tidak terlepas daridukungan pembangunan sektor-sektor lainnya, seperti prasarana,
industri, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Di bidang prasarana,khususnya dukungan dari prasarana pengairan sangat besar pengaruhnya. Pembangunan pengairan, khususnya irigasi, secaratradisional telah berkembang ribuan tahun sejak jaman kerajaan-kerajaan @indu. )istem irigasi yang sudah panjang sejarahnya adalahirigasi subak di +ali dan irigasi kecil di a%a.
Pada masa kolonial, pembangunan pengairan didominasi oleh
penguasa kolonial yang diabdikan terutama untuk kepentingannyadengan menghilangkan hak penguasaan air yang sebelumnya dimilikioleh petani. Pada masa ini, segala urusan bangunan, termasuk bangunan pengairan, dikelola langsung oleh Binnenlandsch Bestuur (++ dibantu oleh para bupati sebagai penguasa di daerah.Pengelolaan oleh lembaga tersebut berlangsung sampai dengan tahun!5$#, saat didirikannya De"artement der Burgeli! "enbare -er!en(+6= atau Departemen Pekerjaan Umum. husus untuk irigasi, pada tahun !55" dibentuk +agian 'rigasi (A$deling .rrigatie) dalamDepartemen +6=. )elanjutnya, dalam &taat's Blad *omor $" tahun!"33, Departemen +6= digabung dengan Gouvernements Bedriven menjadi De"artement van Ver!eer en waterstaat%
&'':
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
21/105
Pembangunan irigasi mulai mendapat perhatian yang besar dari
pemerintah kolonial pada a%al abad &&, setelah dikumandangkannya
politik etis (etische "olitie!)% *amun demikian, pada dasarnya
pembangunan irigasi adalah tetap untuk . kepentingan dan keuntungan
pemerintah kolonial, bukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Pada beberapa daerah yang dibangun irigasinya, pemerintah kolonial
juga mendapatkan keuntungan dengan naiknya se%a tanah yang
dibayar oleh perusahaan perkebunan. +eberapa jaringan irigasi
besar yang dibangun sampai dengan tahun !"3, antara lain adalah
irigasi ;iujung (3!,: ribu hektare, ara%ang (15 ribu hektare,
;imanuk (5" ribu hektare, Pemali (3!,: ribu hektare, Demak
(33,1 ribu hektare, )idoarjo (3# ribu hektare, =arujayeng (!$,:
ribu hektare, serta +anyu%angi (3$ ribu hektare. Pada tahun
!"39 diberlakukan Algemeen /iter 0eglement (A=/, yaitu suatu
peraturan yang menyangkut secara umum peraturan-peraturan peng-
airan, yang selanjutnya dipakai sebagai dasar pengelolaan pengairan.
)etelah kemerdekaan, pengelolaan pengairan yang semula adalah
untuk kepentingan penguasa (kolonial, diarahkan kembali untuk
kepentingan masyarakat. Pembangunan pengairan ditangani oleh
a%atan Pengairan yang berada di ba%ah Departemen Pekerjaan
Umum (PU. )alah satu gagasan pengembangan pengairan pada masa
itu dicetuskan oleh D/. 'r. =..0an +lomenstein pada tahun !"#5
yang menggunakan pendekatan pengembangan secara terpadu.
7agasan ini memberikan gambaran tentang kemungkinan
pengembangan sungai di seluruh a%a sebagai satu kesatuan berikut
pembangunan sejumlah %aduk, antara lain =aduk )aguling,
;irata, dan atiluhur di ).;itarum.
Dalam masa /epublik 'ndonesia )erikat (/') masalah pengairan
ditangani oleh Departemen Pekerjaan Umum yang berada di ba%ah
&'':!
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
22/105
ementerian Perhubungan, 4enaga, dan Pekerjaan Umum. )ementara
itu, di pusat pemerintahan negara /epublik 'ndonesia yang
berkedudukan di
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
23/105
=alaupun telah dilakukan pembangunan beberapa prasarana
pengairan, namun sebagian besar jaringan irigasi masih merupakan
peninggalan jaman kolonial. )ampai dengan a%al masa 6rde +aru,
jaringan irigasi tersebut tidak memperoleh pemeliharaan dan
perbaikan yang memadai, sehingga pada a%al PP ' sebagian
besar jaringan irigasi tidak berfungsi dengan baik. Dengan keadaan
tersebut, dan tingginya laju pertambahan jumlah penduduk, produksi
beras tidak dapat memenuhi kebutuhan, sehingga pemerintah terpaksa
melakukan impor beras dalam jumlah yang cukup besar.
Pembangunan pengairan pada PP ' diarahkan terutama untuk
mendukung peningkatan produksi pangan, melalui upaya perbaikan
dan rehabilitasi jaringan irigasi, serta pembangunan jaringan irigasi
baru. Pembangunan jaringan irigasi baru juga dilaksanakan di luar
a%a, sehingga selain dapat menambah areal baru, sekaligus
mendukung upaya mengurangi kepadatan penduduk di pulau
a%a melalui program transmigrasi serta mempercepat pertumbuhan
ka%asan di luar a%a. Dalam pada itu, penanganan pembangunan
pengairan tetap berada pada Direktorat enderal Pengairan di ba%ah
Departemen PU, yang pada tahun !"95 berubah menjadi Departemen
Pekerjaan Umum dan 4enaga 8istrik (PU48. )elanjutnya, pada
tahun !"15 Departemen PU48 berubah kembali menjadi Departemen
PU.
)elama PP ' telah berhasil dibangun jaringan irigasi baru sekitar
!,9 juta hektare, perbaikan dan rehabilitasi jaringan irigasi pada
areal sekitar :," juta hektare, serta pengembangan daerah ra%a
seluas sekitar !,: juta hektare. Pada akhir /epelita ? luas
keseluruhan sa%ah beririgasi termasuk yang berada di daerah ra%a
meliputi areal sekitar $,1 juta hektare. )elain itu, telah dibangun pula
jaringan irigasi tambak yang melayani areal tambak seluas sekitar !5
&'':3
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
24/105
ribu hektare dan perlindungan ka%asan dari ancaman banjir maupun
lahar gunung berapi sekitar !," juta hektare. )ekitar # unit
%aduk dan !9# unit embung juga telah dibangun dengan tujuan
untuk penyediaan air bagi berbagai keperluan termasuk
pengendalian banjir, di samping sejumlah %aduk yang khusus
untuk pembangkit tenaga listrik. +eberapa %aduk besar telahdibangun antara lain arang ates ('r. )utami, )elorejo, dan
=lingi di a%a 4imur, )empor, =adaslintang, =onogiri, dan
edung 6mbo di a%a 4engah, Palasari di +ali, serta +atujai di
*4+. )elanjutnya dalam /epelita ? juga telah dirintis upaya
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang efisien dengan
melibatkan petani pemakai air.
)ementara itu, berbagai perangkat peraturan perundang-undangan untuk pengembangan dan pengelolaan pengairan juga terusdilengkapi dan disempurnakan. Pada tahun !"1# ditetapkan Undang-Undang *omor !! tentang Pengairan yang merupakan penyempurnaan A=/ tahun !"39. )ebagai kelengkapan dariundang-undang tersebut, telah diterbitkan 5 PeraturanPemerintah, ! eputusan Presiden, : 'nstruksi Presiden, dan 9Peraturan enteri PU.
Pembangunan pengairan telah berhasil mendukung peningkatan
produkti0itas pertanian dan menambah luas area persa%ahan baru,
sehingga s%asembada beras pada tahun !"5# dapat dicapai.
)elanjutnya, upaya pengendalian banjir telah meningkatkan rasa
aman masyarakat terhadap ancaman bencana banjir dan lahar gunung
berapi, khususnya di daerah permukiman dan sentra produksi
pertanian.
Pembangunan kehutanan dimaksudkan untuk mengoptimalkanfungsi hutan yang meliputi fungsi ekologi, ekonomi, dan fungsi
&'':#
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
25/105
sosial. Pembangunan kehutanan telah dilakukan sejak adanya upaya budidaya jati di a%a dan dipulau una yang dikembangkan padaaman kolonial +elanda dengan menggunakan teknik sil0ikultur erman. @asil kayu yang bermutu tinggi tersebut dipergunakanterutama dalam pembuatan kapal, bantalan rel kereta api di
samping sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga. )istem pemangkuan hutan dirintis oleh pemerintah kolonial. Penebangansecara belandong di a%a dan adura diganti dengan penebangansecara persil. Dengan Bosch 0eglement !51#, %ilayah hutan dibagimenjadi daerah-daerah kesatuan pemangkuan hutan.
ondisi hutan pada a%al kemerdekaan terutama di Pulau a%a
telah mengalami kerusakan yang parah. )elama masa penjajahan
epang, sekitar $ ribu hektare atau !1, persen hutan di a%a
mengalami kerusakan. Pada masa re0olusi fisik, fungsi hutan di
samping sebagai sumber produksi kayu, berperan pula sebagai basis
pertahanan para pejuang dan sebagai sumber bahan makanan. )etelah
pengakuan kedaulatan, upaya untuk melakukan reboisasi telah
dimulai, namun hasilnya tidak menggembirakan, karena lemahnya
kelembagaan dan tidak tersedianya dana yang memadai. elalui PP
*omor 9# 4ahun !"$1, sebagian dari urusan kehutanan diserahkankepada pemerintah daerah dengan dibentuknya Dinas ehutanan
Daerah di beberapa propinsi. Pada tahun !"9! dibentuk Perusahaan
ehutanan *egara (PC/@U4A*' terutama untuk mengelola hutan-
hutan jati di pulau a%a.
Pembangunan kehutanan pada masa sebelum 6rde +aru di%arnai
oleh eksploitasi hasil hutan yang kurang terencana, penyerobotan areal
hutan, dan meluasnya perladangan yang menimbulkan tanah kritis
sekitar #: juta hektare. )ementara itu potensi hutan tropika basah
yang sangat luas di luar a%a belum dimanfaatkan karena lemahnya
kemampuan teknologi dan terbatasnya dana.
&'':$
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
26/105
Dalam masa 6rde +aru, pembangunan kehutanan ditingkatkan
dengan dikeluarkannya Undang-Undang *omor $ 4ahun !"91
tentang etentuan-ketentuan Pokok ehutanan. )elanjutnya dengan
adanya Undang-Undang *omor ! 4ahun !"91 tentang PA, dan
Undang-Undang *omor 9 4ahun !"95 tentang PD*, pengusahaan
hutan terutama di luar a%a mengalami perkembangan yang sangat
cepat.
Pada a%al PP ', pemanfaatan sumber daya hutan terutama
ditujukan untuk menghasilkan modal dalam mempercepat
pembangunan diberbagai bidang lainnya. Upaya ini dilakukan melalui
pemberian ijin penanaman modal asing dan modal dalam negeridalam bentuk @ak Pengusahaan @utan (@P@, yang pada akhir PP
' berjumlah $1$ unit dengan luas 9!,1 juta hektare. Pada akhir
tahun !"1-an ekspor kayu telah menempatkan sektor kehutanan
menjadi penghasil de0isa nomor dua setelah minyak dan gas bumi.
*amun eksploitasi hutan yang berlebihan telah mengakibatkan
rusaknya ka%asan hutan di beberapa daerah dan daerah aliran
sungai. Untuk mengembalikan fungsi hutan yang rusak, sejak /epelita ''' upaya reboisasi dan rehabilitasi hutan serta lahan kritis
dilakukan dengan lebih intensif.
)ejak tahun !"5$ diterapkan kebijakan pelarangan ekspor kayu
bulat. )edangkan ekspor rotan asalan telah dilarang pada tahun !"1",
kemudian larangan tersebut dicabut pada tahun !"59, dan
diberlakukan kembali pada tahun !"5". Upaya mencegah ekspor bahan mentah tersebut dimaksudkan untuk mendorong perkembangan
industri pengolahan hasil hutan dalam negeri seperti kayu gergajian,
"l#wood dan pengolahan hasil hutan lainnya guna meningkatkan nilai
tambah dan memperluas kesempatan kerja, serta sekaligus menjaga
kelestarian hutan. )ejak a%al PP ' diberlakukan sistem 4ebang Pilih
&'':9
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
27/105
'ndonesia (4* yang kemudian pada tahun !"5" telah dikembangkan
menjadi sistem 4ebang Pilih dan 4anam 'ndonesia (4P4'. )ementara itu
sejak tahun !"51 dikembangkan hutan tanaman industri (@4', antara
lain untuk mengatasi kekurangan bahan baku industri, sekaligus juga
untuk menghutankan kembali areal hutan yang rusak.
'ndustri pengolahan hasil hutan telah berkembang sangat pesat,
sehingga pada akhir PP ', industri hasil kayu telah menghasilkan
de0isa sebanyak U)$."!,: juta, dan menempati urutan kedua
dalam perolehan de0isa setelah minyak dan gas bumi. 'ndustri ini
telah mempekerjakan sekitar 39 ribu orang. *amun demikian, dalam
perkembangannya dihadapi masalah karena kapasitas industri pengolahan kayu melebihi kemampuan penyediaan bahan baku
dari hutan alam.
Pembangunan kehutanan juga berupaya untuk memberikan
perhatian yang lebih besar pada peningkatan manfaat hutan bagi
masyarakat sekitar hutan, selain dikembangkan hutan rakyat serta
hutan kemasyarakatan. Dengan ditetapkannya Undang-Undang *omor :# 4ahun !"": tentang 4ata /uang *asional, pembangunan
kehutanan dilaksanakan dengan makin terintegrasi dengan
pembangunan sektor lainnya melalui pengaturan peruntukan ka%asan.
Dalam kaitan ini, pada tahun !""3 pemerintah telah menyerahkan
sebagian urusan kehutanan kepada Pemerintah Daerah 4ingkat ''
dan membentuk Dinas Perhutanan dan onser0asi 4anah.
'ndonesia memiliki hutan negara seluas !#,# juta hektare dan
hutan rakyat yang telah dibangun sampai dengan akhir PP ' seluas
399 ribu hektare. @utan negara terdiri atas hutan lindung seluas 3
juta hektare, hutan produksi seluas 9# juta hektare, hutan konser0asi
seluas :1,# juta hektare serta ka%asan konser0asi alam dan hutan
%isata seluas !" juta hektare. a%asan hutan tetap seluas !3 juta
&'':1
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
28/105
hektare yang terdiri atas hutan lindung, ka%asan konser0asi dan hutan%isata, serta hutan produksi akan terus dipertahankan dalam rangkamemantapkan fungsi ekonomis dan ekologis hutan secara berkesinambungan.
@utan merupakan sumber kehidupan manusia serta lingkungan
hidup. 6leh karena itu pengelolaan hutan senantiasa dikaitkan
dengan kebijaksanaan lingkungan hidup. Dalam rangka itu masyarakat
diupayakan untuk turut serta bertanggung ja%ab, termasuk para
pengusaha. Pengusaha di bidang kehutanan turut bertanggung ja%ab
dalam memelihara kelestarian hutan. Pemerintah daerah bertanggung
ja%ab dalam memelihara kelestarian hutan di %ilayahnya.
Pemerintah membantu dengan dana penghijauan dan reboisasi yang
diberikan melalui program 'npres.
Pembangunan ekonomi dalam PP ' telah berhasil memperbaiki
struktur ekonomi nasional, yang telah beralih dari titik berat sektor
pertanian ke sektor industri, )ecara keseluruhan sumbangan sektor
pertanian termasuk kehutanan terhadap produk domestik bruto (PD+
nasional menurun dari #1, persen pada a%al /epelita ' menjadi !1,9
persen pada akhir /epelita ?. Demikian pula sumbangan penyerapan
tenaga kerja sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja
nasional pada periode yang sama menurun dari 9#,: persen menjadi
sekitar #9,! persen. eskipun pangsanya berkurang, sektor pertanian
tetap berperan penting dalam perekonomian, dan telah mencatat
banyak kemajuan, antara lain dengan s%asembada pangan serta
peningkatan taraf hidup petani. +erkurangnya secara cepat jumlah
penduduk yang hidup di ba%ah garis kemiskinan sebagian besar
dikarenakan kemajuan taraf hidup masyarakat yang bergerak di sektor
pertanian.
&'':5
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
29/105
Upaya pembangunan bidang pertanian, pengairan dan kehutananyang diuraikan di atas selama PP ' telah konkrit menciptakan landasan bagi pembangunan yang makin meningkat dalam PP '', dia%alidengan /epelita ?'.
B. PERTANIAN
1. Sasaran, Kebia!sanaan "an Pr#$ra% Re&e'i(a )I
)asaran pembangunan pertanian dalam /epelita ?' sesuai amanat
7+@* !""3 adalah meningkatnya pendapatan dan taraf hidup petani
dan nelayan, meningkatnya di0ersifikasi usaha dan hasil pertanian,
serta meningkatnya intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian yang
didukung oleh industri pertanian. enjadi sasaran pula pembangunan
pertanian dalam /epelita ?' adalah meningkatnya produkti0itas tenaga
kerja dan kesempatan kerja di sektor pertanian, ter%ujudnya
penyediaan pangan yang beraneka ragam, dan hasil pertanian dengan
mutu dan derajat pengolahan hasil yang lebih baik, serta
meningkatnya peran pertanian dalam pembangunan %ilayah. )asaran
selanjutnya adalah terpeliharanya kemantapan s%asembada
pangan, meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan dan
menguasai teknologi pertanian, meningkatnya produkti0itas usaha
tani, meningkatnya daya saing dan pangsa hasil pertanian di pasar
dalam negeri dan luar negeri, makin berfungsi dan meningkatnya
kemampuan kelembagaan pertanian dalam mengembangkan agrobisnis
dan agroindustri.
Dalam /epelita ?' sektor pertanian diperkirakan tumbuhdengan rata-rata sebesar 3,# persen per tahun. Untuk itu, pertumbuhan tanaman pangan dan hortikultura sebesar :,$ persen, peternakan 9,# persen, perkebunan #,: persen, perikanan
&'':"
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
30/105
$,: persen per tahun. )asaran penyerapan tenaga kerja adalah sekitar !," juta orang. )umbangan sektor pertanian terhadap PD+ akanmenurun dari :,: persen pada tahun !""3 menjadi sekitar !1,9 persen pada tahun !""5, atau menurun sekitar :,9 persen per tahun.
ebijaksanaan untuk mencapai sasaran tersebut antara lain adalahmeningkatkan efisiensi sistem produksi pertanian dan mengem-
bangkan iklim usaha yang sehat untuk meningkatkan in0estasi di
bidang pertanian, terutama untuk mendukung pengembangan usaha
pertanian rakyat> menjaga kestabilan harga pangan melalui pe -
ngendalian harga, khususnya harga pangan yang sangat
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan riil dan kestabilan
ekonomi> mengembangkan usaha pertanian rakyat terpadu melaluisistem agrobisnis, termasuk mengembangkan sistem lembaga
keuangan di perdesaan, meningkatkan penyediaan sarana produksi,
dan mengembangkan kelembagaan pemasaran, serta meningkatkan
peranan koperasiUD di perdesaan> menyederhanakan prosedur
periinan dan meningkatkan jaminan kepastian berusaha> mendorong
in0estasi di bidang usaha pertanian di daerah tertinggal, terutama di
ka%asan timur 'ndonesia dan daerah tertinggal lainnya di ka%asan
barat 'ndonesia> memperluas usaha di0ersifikasi komoditas dalam
usaha tani rakyat dan di0ersifikasi %ilayah> serta meningkatkan
konser0asi dan rehabilitasi tanah kritis, lahan pertanian yang
diterlantarkan serta mencegah eksploitasi sumber daya perikanan laut
yang melampaui daya dukung lestari sumber daya.
Untuk mencapai sasaran serta melaksanakan kebijaksanaan
tersebut di atas disusun program pembangunan, yang terdiri atas program pokok dan program penunjang. Program pokok meliputi program peningkatan produksi pangan> program peningkatankesempatan kerja dan produkti0itas tenaga kerja pertanian> program pengembangan ekspor hasil pertanian> program pembinaan
&''3
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
31/105
dan pengembangan kelembagaan pertanian> serta program peningkatan produksi dan di0ersifikasi pertanian. Adapun program penunjang terdiri atas program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan pertanian> program penelitian dan pengembangan pertanian dan program pengembangan transmigrasi.
Program-program tersebut dilaksanakan oleh pemerintah
dan masyarakat melalui dana AP+* maupun non AP+* dengan
memberikan perhatian khusus kepada peningkatan kualitas sumber
daya manusia, pemerataan pembangunan dan penanggulangan
kemiskinan, serta pelestarian fungsi lingkungan hidup.
*. Pe'a!sanaan "an Hasi' Pe%ban$+nan Ta+n Per(a%a
Re&e'i(a )I
)ecara umum pelaksanaan pembangunan pertanian pada tahun
pertama /epelita ?' merupakan kelanjutan, peningkatan, perluasan
dan pembaharuan dari pelaksanaan repelita-repelita sebelumnya.
Dalam /epelita ?' perhatian khusus diberikan kepada pengembangan
agrobisnis, pengembangan kelembagaan petani serta desentralisasi
penyelenggaraan pembangunan, terutama dalam pelaksanaan
pembangunan pertanian yang dibiayai melalui AP+*, yaitu program
pembangunan pertanian rakyat terpadu> program pembangunan usaha
pertanian> dan program pengembangan sumber daya, sarana dan
prasarana pertanian.
Produksi hasil pertanian pada tahun !""# secara keseluruhan
meningkat, terutama dalam komoditas prioritas seperti
peternakan, perikanan dan hortikultura. )edangkan dalam produksi padi, sasaran produksi tahun !""# tidak tercapai, bahkan menurun
sebesar 3,: persen. Penyebabnya terutama adalah karena musim
kemarau yang panjang, serta bencana banjir di beberapa daerah.
&''3!
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
32/105
Untuk mengatasi masalah penyediaan pangan beras nasional, dalam
musim tanam rendengan !""#"$ dan musim gadu !""$ telah
dilakukan upaya khusus untuk meningkatkan produksi padi melalui
percepatan pengolahan tanah pada areal yang mengalami kekeringan,
penanaman padi gogo sebagai tanaman sela di areal perkebunan,
rehabilitasi irigasi kecilperdesaan, peningkatan mutu intensifikasi.
a. Pr#$ra% P#!#!
1- Pr#$ra% Penin$!a(an Pr#"+!si Pan$an
4ujuan program peningkatan produksi pangan adalah untuk
meningkatkan taraf hidup petani dan masyarakat melalui pendekatan pertanian rakyat terpadu dalam rangka memelihara. kemantapan
s%asembada pangan dan penyediaan bahan baku industri pangan.
Bokus kegiatan program ini adalah meningkatkan produkti0itas usaha
tani melalui peningkatan mutu perluasan dan areal intensifikasi>
menyediakan bibit unggul dan sarana produksi> memperbaiki
pengelolaan pasca panen dengan menggunakan alat dan mesin
pertanian> dan meningkatkan penyerapan teknologi konser0asi.
Untuk meningkatkan produksi pangan, maka usaha intensifikasi
berupa +imas, 'nmas, 'nmum, 'nsus, dan )upra 'nsus ditingkatkan.
utu intensifikasi ditingkatkan melalui pembinaan kelompok tani
dan penyuluhan agar para petani menggunakan benih bersertifikat,
pemupukan secara efisien dan seimbang, pengendalian hama
terpadu (P@4, penggunaan teknologi usaha tani hemat air serta
teknologi pasca panen untuk mengurangi kehilangan hasil.
Pada tahun pertama /epelita ?' produksi padi mengalami
penurunan sebesar 3,: persen dibanding dengan akhir /epelita ?,
yaitu dari #5.!5! ribu ton menjadi #9.9#! ribu ton (4abel &''-!.
&''3:
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
33/105
/ealisasi luas panen intensifikasi padi yang meliputi 4 !""3"# dan
4 !""#"$ juga mengalami penurunan sebesar ,# persen.
Penurunan tersebut berasal dari 'nmum sebesar :!,! persen,
sebaliknya 'nsus mengalami kenaikan sebesar 3,: persen (4abel &''-
:. Penurunan ini terutama disebabkan karena kemarau panjang, dan
banjir pada sentra-sentra produksi sehingga luas panen dan hasil rata-rata per hektare mengalami penurunan sebesar :,$ persen dan ,$
persen (4abel &''-3 dan 4abel &''-#. enurunnya areal pertanaman
tersebut ternyata memba%a pengaruh pula pada penurunan
penggunaan pupuk sebesar :,! persen (4abel &''-$. Untuk
mendukung peningkatan produksi beras, pada tahun !""#
dilaksanakan pengembangan tanaman padi gogo 0arietas baru sebagai
tanaman tumpang sari pada areal perkebunan sekitar ! ribuhektare, disertai peningkatan pemanfaatan areal irigasi pedesaan
seluas !$ ribu hektare pada # propinsi (abar, ateng, atim dan
+ali, dan pemanfaatan areal pertanian di daerah transmigrasi 3: ribu
hektare.
8uas panen ubi kayu, ubi jalar, dan kedele pada tahun pertama
/epelita ?' juga mengalami penurunan masing-masing 3,: persen,
!:, persen, #,3 persen dibanding dengan luas panen pada akhir
/epelita ? , yang mengakibatkan turunnya produksi yang cukup
besar masing-masing ", persen, !!,9 persen, dan 5,# persen (4abel
&''-9. Penurunan produksi pala%ija tersebut disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain juga karena pengaruh kemarau panjang,
menurunnya minat menanam pala%ija karena harga di tingkat petani
yang rendah dan belum dikuasainya teknologi secara tepat.
Produksi sayur-sayuran pada tahun pertama /epelita ?'meningkat ,# persen, sebaliknya buah-buahan mengalami penurunansebesar ,: persen dibanding dengan akhir /epelita ? (4abel &''-1. Dalam hal buah-buahan, perdagangan yang makin bebas dan
&'33
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
34/105
pasar yang makin terbuka menyebabkan mengalirnya buah-buahan
subtropis impor yang menyaingi hasil produksi buah-buahan dalam
negeri.
Produksi berbagai komoditas perkebunan penting pada tahun
pertama /epelita ?' mengalami peningkatan yang cukup berarti.Produksi inti sa%it, minyak sa%it, teh, kopi, kelapakopra, dan
gula tebu masing-masing meningkat sebesar :,! persen, !",1
persen, :,# persen, !,1 persen, !, persen, dan ," persen
dibanding tahun sebelumnya.
Produksi perkebunan rakyat yang pada tahun pertama /epelita?' mengalami peningkatan adalah tembakau, kapas, kakao, teh,
lada, dan kopi dengan peningkatan masing-masing sebesar !$, persen, !!,! persen, #,9 persen, 3,3 persen, :,9 persen, dan !,$ persen. Dalam tahun yang sama produksi gula tebu meningkatsebesar ,3 persen dibanding akhir /epelita ? (4abel &''-5.Peningkatan produksi gula tersebut erat kaitannya dengan jumlahareal tebu rakyat intensifikasi yang meningkat sebesar !, persendibanding dengan tahun terakhir /epelita ? (label &''-".
Produksi perkebunan besar s%asta yang mengalami peningkatanadalah kelapakopra, kopi, dan inti sa%it masing-masing meningkat
sebesar !$,3 persen, !!,: persen, dan 3,: persen (4abel &''-!.
Produksi perkebunan besar negara yang meningkat adalah
minyak sa%it, inti sa%it, gula tebu, dan kakao masing-masing
sebesar 3," persen, :", persen, #,: persen dan 3,1 persen
dibanding dengan akhir /epelita ? (label &''-!!.
)elama /epelita ? populasi ternak pada umumnya meningkat,
kecuali kerbau dan kuda yang mengalami penurunan masing-masing
sebesar !,: persen dan 3,1 persen. *amun demikian peningkatan
&''3#
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
35/105
populasi ini tidak dapat mengimbangi meningkatnya permintaan
daging dalam negeri, sehingga dikuatirkan dalam /epelita ?' akan
terjadi pengurasan populasi ternak. Untuk mempertahankan populasi
ternak dan menjaga stabilitas pasar dalam negeri, diambil
kebijaksanaan untuk mengadakan impor sapi bakalan guna
digemukkan dan dipotong di dalam negeri. Pada tahun pertama/epelita ?' seluruh populasi ternak mengalami kenaikan dibanding
dengan akhir /epelita ?. enaikan tertinggi terjadi pada ayam broiler
yaitu sebesar !:,: persen, sedangkan kenaikan paling rendah
terjadi pada ternak sapi perah yaitu ,3 persen (4abel &''- !:.
)ementara itu penyebaran bibit sapi, kerbau dan kambingdomba
mengalami penurunan masing-masing !3,3 persen, 1!,$ persen dan
,$ persen dibanding tahun sebelumnya (4abel &''- !3. Dalamupaya meningkatkan populasi dan produksi ternak, upaya
inseminasi buatan amat penting, dan untuk itu diperlukan tenaga-
tenaga inseminator dan 0aksinator yang handal. Pada tahun pertama
/epelita ?' jumlah tenaga 0aksinator meningkat :!,# persen,
sebaliknya jumlah tenaga inseminator malah menurun 3!,3 persen,
antara lain sebagai akibat terjadinya alih profesi (4abel &''-
!#Produksi daging, telur dan susu selama a%al /epelita ?'
menunjukkan kenaikan masing-masing sebesar 9,9 persen, !,:
persen dan ,3 persen dibanding akhir /epelita ? (4abel &''-!$.
4ingginya produksi daging antara lain karena keberhasilan P'/
perunggasan dan penggemukan sapi rakyat yang telah berkembang
di beberapa daerah.
Upaya peningkatan produksi perikanan ditempuh melalui
pengembangan paket program intensifikasi dan ekstensifikasi, baik perikanan laut maupun perikanan darat. Usaha intensifikasi ini
didukung dengan pembangunan prasarana perikanan, pengem-
bangan teknologi dan penyediaan sarana produksi. )ampai dengan
tahun pertama /epelita ?' telah dibangun pelabuhan perikanan
&''3$
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
36/105
sebanyak 33 buah dan pangkalan pendaratan ikan (PP' sebanyak $9
buah. Pembangunanrehabilitasi saluran tambak telah mencapai
sekitar !.$! kilometer yang dapat mengairi tambak seluas sekitar
1.931 hektare. Pengembangan teknologi produksi mencakup
penyediaan benur unggul, pakan ikan berkualitas tinggi, pengelolaan
usaha serta teknik penangkapan ikan. Pemanfaatan sumber daya
perikanan di daerah perairan ECC' telah dilaksanakan sejak tahun
!"" dengan menggunakan sistem charter. Dengan paket
deregulasi pada bulan April !""$ pemanfaatan sumber daya
perikanan di daerah perairan ECC' akan ditingkatkan melalui
pengembangan usaha s%asta patungan.
Perkembangan produksi perikanan pada tahun pertama/epelita ?' secara keseluruhan meningkat sebesar $," persendibanding tahun sebelumnya. Peningkatan produksi usaha budidaya perikanan melalui tambak dan kolam mengalami kenaikan yangcukup tinggi yaitu masing-masing sebesar 5,5 persen dan 1, persen.Produksi ikan laut dan ikan darat mengalami kenaikan masing-masingsebesar $," persen dan $,5 persen (label &''-!9.
: Pr#$ra% Penin$!a(an Kese%&a(an Kera "an
Pr#"+!(ii(as Tena$a Kera Per(anian
4ujuan program peningkatan kesempatan kerja dan produkti0itas
tenaga kerja pertanian adalah meningkatkan dan memperluas
kesempatan kerja di perdesaan seiring dengan meningkatnya
efisiensi dan produkti0itas tenaga kerja. egiatan pokok yang
dilaksanakan antara lain adalah mendorong in0estasi di bidang
agrobisnis dan agroindustri di perdesaan> menerapkan teknologi tepatguna serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga kerja>
dan mendorong realokasi sumber daya pada kegiatan yang
produkti0itasnya lebih tinggi.
&''39
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
37/105
Dalam rangka meningkatkan produkti0itas tenaga kerja di sektor
pertanian telah dilaksanakan kegiatan intensifikasi usaha tani tanaman
pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan melalui penerapan
teknologi tepat guna, pelatihan dan penyuluhan serta sekolah
lapangan bagi petani dan kelompok tani. Penggunaan alat dan mesin
pertanian seperti traktor, alat pengering padi, alat penyosoh padi, alat
pembersih gabah, alat perontok padi, penggilingan padi, serta
motorisasi kapal-kapal perikanan dalam tahun-tahun terakhir
merupakan upaya peningkatan produkti0itas tenaga kerja di samping
untuk mengatasi berkurangnya tenaga kerja pertanian.
esempatan kerja juga meningkat dengan bertambahnya
kapasitas dan luas usaha pertanian. isalnya areal sa%ah baru yangdicetak pada tahun pertama /epelita ?' yang mencapai 3 ribu
hektare, akan menciptakan banyak kesempatan kerja baru, terutama di
daerah transmigrasi. Areal perkebunan juga bertambah luas terutama
di luar a%a melalui pola P'/, Unit Pelayanan dan Pengembangan
(UPP, serta pola s%adaya. Pada a%al /epelita ?', luas areal
perkebunan rakyat yang terdiri atas tanaman tahunan dan tanaman
semusim mengalami kenaikan sebesar :,! persen. Pada tanamantahunan kenaikan luas areal perkebunan rakyat terbesar adalah pada
komoditas pala dan kelapa sa%it, masing-masing sebesar !5, persen
dan !:,# persen. )elanjutnya, luas tanaman semusim yang
mengalami kenaikan adalah tembakau, kapas dan sereh %angi
masing-masing sebesar !#,: persen, 1,# persen dan $,1 persen
(4abel &''-!1.
8uas areal perkebunan besar negara mengalami kenaikan sebesar :,! persen. 8uas areal tanaman tahunan untuk perkebunan besar negara yang mengalami kenaik-an adalah pala, kakao, kelapa sa%it,dan karet masing-masing sebesar !,1 persen, #,$ persen, 3,# persen,
&''31
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
38/105
dan !,9 persen. )elanjutnya luas areal tanaman semusim yang
mengalami kenaikan adalah tembakau sebesar 5 persen (4abel &''-
!5.
Perluasan kesempatan kerja juga didukung oleh perluasan usaha
perikanan dan peternakan. Dalam usaha perikanan terdapat
pertambahan jumlah perahukapal motor dan tanpa motor penangkap
ikan yang dalam tahun !""#"$ masing-masing telah meningkat 3,3
persen dari !#!.1$3 buah menjadi !#9.35 buah dan !,! persen dari
:#1.1#$ buah menjadi :$.3$ buah (4abel &''-!". umlah a%asan
'ndustri 4ernak ('*A juga berkembang, sehingga sampai a%al
/epelita ?' mencapai 15 buah, terdiri dari P'/ sapi potong #3 buah,
P'/ ayam ras pedaging 3! buah dan P'/ ayam ras petelur # buah.
Perluasan dan peningkatan berbagai usaha pertanian telahmenciptakan pertambahan lapangan kerja. )elama periode !""-!""#sektor pertanian menyerap sekitar :,# juta angkatan kerja baru ataumeningkat rata-rata sekitar !,1 persen per tahun. eskipun secaraabsolut jumlah tenaga kerja pertanian meningkat, akan tetapi jikadibandingkan dengan total tenaga kerja maka secara rel ati f
persentasenya mengalami penurunan. Di lain pihak produkti0itastenaga pertanian yang diukur dari produk domestik bruto rill per tenaga kerja mengalami peningkatan.
- Pr#$ra% Pen$e%ban$an E!sr Hasi' Per(anian
4ujuan program pengembangan ekspor hasil pertanian adalah
meningkatkan penerimaan de0isa dengan meningkatkan daya saing
hasil pertanian. egiatan pokoknya adalah meningkatkan efisiensisistem produksi dan tataniaga hasil pertanian, memperbaiki mutu dan
efisiensi pengolahan hasil, serta meningkatkan promosi dan perluasan
akses pasar.
&''35
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
39/105
*ilai ekspor hasil pertanian pada tahun !""#"$ mengalamikenaikan yang cukup tinggi. omoditas seperti kopi> minyak sa%itdan biji kelapa sa%it> lada> karet> serta produk unggas meningkatlebih dari # persen, yaitu masing-masing meningkat sebesar !#!,# persen> !:, persen> ##,3 persen> #:,# persen> dan 1!," persen.
+eberapa komoditas lain seperti bungkil kopra> teh> tapioka dan bahan makanan lainnya> tembakau> udang, ikan dan hasil he%anlainnya>. serta kulit mengalami kenaikan masing-masing sebesar 3#,$ persen, 3!,$ persen, :$,1 persen, !$,5 persen, !$,3 persen, dan :,9 persen dibandingkan tahun !""3"#.
*ilai ekspor komoditas penting seperti udang, ikan dan hasilhe%an lainnya mengalami peningkatan dari U)!.#"",3 juta pada
tahun !""3"# menjadi U)!.1:",! juta pada tahun !""#"$. aretmeningkat dari U)!.3,! juta menjadi U)!.#:5,$. juta. inyak sa%it dan biji kelapa sa%it dari U)$!5, # juta menjadi U)!.#1, juta. opi mengalami peningkatan dari U)3":,! juta menjadiU)"#9,1 juta. enaikan ini terutama disebabkan oleh semakintingginya permintaan di pasar internasional.
Dilihat dari 0olumenya, sejalan dengan meningkatnya produksi,
kemampuan untuk mengekspor hasil pertanian dan menghasilkande0isa juga meningkat. Pada a%al /epelita ?', 0olume ekspor hasil-
hasil pertanian terpenting mengalami peningkatan yang cukup berarti.
Peningkatan ekspor tertinggi terjadi pada ekspor kacang tanah, lada,
dan minyak sa%it meningkat sebesar !:,9 persen, :",: persen, dan
:,5 persen dibanding akhir /epelita ? (4abel &''-:. )ementara itu
0olume ekspor udang, ikan segar, dan karet masing-masing meningkat
sebesar !, persen, :,3 persen, dan :,$ persen (4abel &''-:! dan
4abel &''-::. ?olume ekspor daging broiler, dan D6; ayam bibit
yang merupakan komoditas ekspor baru meningkat sangat pesat yaitu
&''3"
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
40/105
masing-masing !.93,1 persen, dan "#,: persen dibanding dengan
akhir /epelita ? (4abel &''-:3.
0- Pr#$ra% Pe%binaan "an Pen$e%ban$an Ke'e%ba$aan
Per(anian
4ujuan program pembinaan dan pengembangan kelembagaan pertanian adalah untuk menata dan membina kelembagaan pertanianguna memantapkan serta memperlancar proses pembaharuan dalam penyelenggaraan kegiatan pertanian. Program ini difokuskan padakegiatan untuk mengembangkan kelompok tani dan koperasi pertanian> mengembangkan kemitraan usaha antara petanikoperasidengan usaha besar +U*s%asta> meningkatkan mutu dan
kemampuan aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan>serta menata dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian.
Dalam rangka pengembangan dan pemantapan kelompok tani dan
koperasi pertanian, jumlah kelompok tani yang telah dibina sampai
dengan tahun pertama /epelita ?' adalah sebanyak 39$,$ ribu
kelompok, dengan jumlah anggota sekitar !#,# juta orang. Para
anggota kelompok didorong untuk berpartisipasi aktif di dalam
koperasiUD, sehingga tidak kurang dari 9,9 juta orang atau #$,5
persen secara formal telah menjadi anggota koperasi.
Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dilakukan berbagaiupaya, antara lain melalui proyek peningkatan pendapatan petani kecil(P# yang telah dimulai sejak /epelita '?. )ampai dengan bulanaret !""# telah dibina #.:"3 kelompok petani kecil (P yang beranggota :-:$ orang setiap kelompok, yang pembinaannyadititikberatkan pada proses dinamika kelompok. /encana kegiatanekonomi kelompok dibahas dan dirumuskan oleh kelompok itu sendiri
&''#
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
41/105
dengan bimbingan penyuluh sebagai fasilitator. umlah kredit yangtelah disalurkan mencapai sekitar /p#1,$ miliar, dengan tingkattunggakan kredit hanya !,5 persen.
Akses para petani terhadap kredit masih sangat terbatas. redit
usaha tani (U4 yang disediakan pemerintah pun belum seluruhnyadapat dimanfaatkan oleh petani, antara lain karena terjadinyatunggakan oleh UD. 6leh karena itu dalam upaya meningkatkan danmemperluas ketersedian sumber permodalan bagi kegiatanintensifikasi mulai 4 !""$ diberlakukan U4 pola khusus. Dalam penyaluran U4 pola khusus ini dapat diikutsertakan semua UDtanpa mengkaitkan dengan masalah tunggakan kredit. Dengankebijaksanaan ini akan dapat dilibatkan sekitar $ ribu UD, darisebelumnya hanya sekitar : ribu UD.
7una mendukung pembangunan pertanian yang berorientasiagrobisnis, memasuki a%al /epelita ?' telah dibentuk +adanAgribisnis dilingkungan Departemen Pertanian. Dalam rangka penataan kelembagaan +U* dilingkungan Departemen Pertaniantelah dilakukan restrukturisasi +U* dari :1 unit menjadi " unit,untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan. Untuk lebihmeningkatkan koordinasi dan keterpaduan dalam pengembangan dan
diseminasi teknologi pertanian sesuai dengan kondisi fisik dan sosialekonomi %ilayah, pada a%al /epelita ?' telah dibentuk !1 +alaiPengkajian 4eknologi Pertanian (+P4P regional. husus dalamupaya mempercepat aplikasi bioteknologi peternakan pada tahun !""#telah dibentuk +alai Cmbrio 4ernak (+C4 ;ipelang, a%a +arat.
5- Pr#$ra% Penin$!a(an Pr#"+!si "an Diersii!asi
Per(anian
4ujuan program peningkatan produksi dan di0ersifikasi pertanian
adalah untuk meningkatkan keanekaragaman hasil pertanian dan
&''#!
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
42/105
produk olahannya dalam rangka memanfaatkan peluang pasar domestik maupun internasional. egiatan pokoknya antara lain adalahmempercepat peningkatan produksi komoditas unggulan terutama peternakan, perikanan, dan hortikultura> mendorong perluasan areal pertanian pada lahan kering, gambut, dan pasang surut>
mengembangkan sistem usahatani terpadu> serta meningkatkan pemanfaatan sumber daya perairan terutama pada ECC'.
Dalam upaya peningkatan produksi dan di0ersifikasi pertanian
peran in0estasi sangat penting. Pada tahun pertama /epelita ?'
persetujuan penanaman modal dalam negeri di sektor pertanian
mencapai /p9,$ triliun atau meningkat #,# persen dibanding akhir
tahun /epelita ?. )edangkan persetujuan penanaman modal asing
mencapai U)1#3 juta atau meningkat :3!,$ persen dibanding akhir tahun /epelita ?.
Untuk mendorong di0ersifikasi komoditas, agrobisnis peternak-
an, perikanan darat dan hortikultura ditumbuhkembangkan dan
dipadukan dengan usaha tani yang telah ada. Pada tahun pertama
/epelita ?' telah dilaksanakan pengembangan tumpang sari padi gogo
0arietas baru seperti 7ajah ungkur, dan =ay /arem pada areal perkebunan rakyat. 4anaman nenas telah pula dikembangkan sebagai
tumpang sari pada P'/ perkebunan kelapa hibrida di propinsi /iau
seluas #.$ hektare, yang sekaligus dilengkapi dengan pabrik untuk
mengolah kelapa dan nenas.
Pada areal persa%ahan beririgasi teknis telah dikembangkan
budidaya mina padi yang pada tahun pertama /epelita ?' telah
mencapai !33.1$ hektare. +udidaya mina padi terus berkembang
berkat berhasilnya program P@4 yang meminimalkan penggunaan
pestisida pada tanaman padi. Untuk komoditas pertanian yang
mengalami kelebihan produksi seperti cengkeh, pada tahun pertama
&''#:
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
43/105
/epelita ?' telah dilanjutkan upaya penggantian tanaman cengkeh
pada perkebunan rakyat seluas !$ ribu hektare dengan tanaman lain
seperti kopi dan jambu mete.
Dalam rangka mengembangkan usaha ekonomi rakyat berskala
ekonomi guna mendorong perkembangan agrobisnis di perdesaan, pada tahun pertama /epelita ?' telah disalurkan paket terpadu
pengembangan tanaman pangan untuk !31 ribu hektare, perkebunan
".$ hektare, peternakan terdiri atas unggas sebanyak #!1 ribu ekor
dan kambingdomba sebanyak 5$ ribu ekor, perikanan :31 unit kapal
dan alat tangkap, serta 19# unit pengembangan budidaya perikanan.
7una meningkatkan intensitas pemanfaatan pekarangan telah dibina
!.:$ kelompok %anita tani (=4 yang didukung oleh penyediaan:$ ribu paket pengembangan pekarangan.
b. Pr#$ra% Pen+nan$
1- Pr#$ra% Pen"i"i!an, Pe'a(ian, "an Pen2+'+an
Per(anian
Program ini bertujuan meningkatkan keahlian dan keterampilan bagi penyuluh pertanian, petugas unit pelayanan dan pengembangan,melalui kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan lapangan.
Pada tahun pertama /epelita ?' telah dibina kelompok tani dan
nelayan sebanyak :9$.$:3 kelompok termasuk %anita tani sebanyak
$.9"$ kelompok dan taruna tani sebanyak 1.1! kelompok. Penyuluh
pertanian berjumlah 3".59 orang yang terdiri atas :.3: orang
penyuluh pertanian spesialis (PP) dan 31.$# orang penyuluh
pertanian lapangan (PP8. Dalam proses penyuluhan dan peningkatan
s%adaya masyarakat peran ontak 4ani *asional Andalan (4*A
yang berjumlah "$ orang semakin penting.
&''#3
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
44/105
Pendidikan pertanian pada tahun pertama /epelita ?' telahmenghasilkan ::1 orang Diploma 3 dan "9 orang Diploma # lulusan)ekolah 4inggi Perikanan ()4P, 95$ orang lulusan AkademiPenyuluhan Pertanian (APP, dan !.#"1 orang lulusan )ekolahPertanian Pembangunan ()PP.
*- Pr#$ra% Pene'i(ian "an Pen$e%ban$an Per(anian
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan,
penguasaan dan penerapan teknologi pertanian. egiatan penelitian
yang menghasilkan teknologi pertanian merupakan salah satu
komponen pokok dalam rangka peningkatan produkti0itas, mutu hasil
dan keberlanjutan sistem pertanian. Diseminasi teknologi dilaksanakan
melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan pertanian. Agar
penelitian dan pengembangan pertanian menghasilkan teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan, pada tahun pertama /epelita ?' kegiatan
yang partisipatif seperti on $arm research lebih ditingkatkan. )ampai
dengan tahun pertama /epelita ?' penelitian di bidang tanaman
pangan telah menghasilkan 1 0arietas padi, !5 0arietas kedele dan !:
0arietas kacang tanah. Di bidang peternakan telah dihasilkan teknologi
pakan melalui pemanfaatan limbah pertanian dan agroindustri,0aksinasi penyakit tetelo melalui pakan, budidaya kelinci /eF yang
menghasilkan kulit bulu kualitas ekspor, dan teknologi alih janin
(embr#o trans$er) pada ternak sapi. Di bidang perikanan telah
dihasilkan teknologi perbenihan bandeng, teknik ablasi pada
perbenihan udang, ino0asi produksi benur dan nener skala rumah
tangga (bac!#ard hatcher#)% Di bidang perkebunan telah dihasilkan :
0arietas kelapa sa%it, : klon baru kakao, : klon unggul kopi dan 30arietas kapas. Penelitian alat dan mesin pertanian sederhana telah
menghasilkan alat pembuat briket urea dan aplikator urea tablet.
&''##
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
45/105
TABEL XII — 2
PERKEMBANGAN HASIL RATA—RATA DAN LUAS PANEN PADI PROGRAM INTENSIFIKASI1)
1968, 1989 — 1993,1994
(ribu ton)
& ' ' ( #
$
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
46/105
& ' ' ( #
9
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
47/105
& ' ' ( #
1
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
48/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
49/105
TABEL XII — 5
PERKEMBANGAN PENGGUNAAN PUPUK PADA PROGRAM TANAMAN PANGAN1)
1968, 1989 — 1993, 1994(ton !t "!#!)
AwalPJP—I
Repelita V
Repelita VI
(1968) 1989 1990 1991 1992 1993 2) 1994 3)
1. N 95.000 1.496.649 1.345.0 1.360.0 1.356.2 1.271.6 1.261.582
2. P205 24.400 601.282 528.00 557.000 450.01 416.34 97.937
3. 20 400 289.397 126.000
267.000 96.260 59.366 351.687
J!"la# 119.800 2.387.328 1.999.0 2.184.0 1.902.5 1.747.3 1.711.206
1) A$%&a ta#!$a$
2) A$%&a 'ipeai&i3) A$%&a *e"e$taa
N+. Je$i* P!p!&
& ' ' ( #
"
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
50/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
51/105
& ' ' ( $
-
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
52/105
TABEL XII — 7PERKEMBANGAN LUAS PANEN,
PRODUKSI DAN HASIL RATA—RATA HORTIKULTURA 1)
1968, 1989 — 1993,
Awal Repelita Repelita VI
N+. ,aia$ -at!a$ PJP—I(1968) 1989 1990 1991 1992 1993
2) 1994 3)
1. !a* pa$e$ -a !a$ i! #a 660 1.487 828 885 855 842 849
!a#—!a#a$ i! #a 488 598 698 753 561 460 511
2. P+'!&*i -a!a$ i! t+$ 1.791 4.935 4.644 5.518 6.633 6.586 6.612!a#—!a#a$ i! t+$ 2.272 4.526 5.484 5.869 5.608 5.629 5.619
3. a*il ata—ata -a!a$ !i$tal/#a 2985 3318 5609 6235 7758 7825 7789!a#—!a#a$ &!i$tal/#a 4656 7566 7857 7794 9996 12234 11001
1) A$%&a ta#!$a$2) A$%&a 'ipeai&i
3) A$%&a *e"e$taa
& ' ' ( $ !
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
53/105
TABEL XII 8
PERKE4BANGAN PR9DUKSI PERKEBUNAN RAK:AT 1)
168,1989 -1, 10(rib+ton)
A%al /epelita ? /epelita ?'
*o. enis omoditi P 'P - '(!"95 !"5" !"" !""! !"": !""3 : !""#3 3
!. arat $3!, 5$3, "!3, "!", !.3,# !.!:, !.!!1,5
:. elapakopra !.!3!, :.!"3, :.3!3, :.3!1, :.#:9, :.$$1," :.$15,"
3. opi !##, 311, 35#, 3", #5,5 #!, #!9,
#. 4eh 33, :$, 3!, 3:, 3!,5 39,9 31,5
$. ; e ngkeh !1, $3, 9#, 5:, 1,3 9$,1 99,5
9. 8a da #1, 95, 1, 9", 9#," 9$,1 91,#
1. 4embakau $#, 11, !$:, !$1, !",9 !!5," !39,1
5. 7ula tebu :3, !.9:!, 89", !.9!, !.9$:,1 !.95#,9 !.95",$
". a pas#-
35.31#, 3:.5$1,!3.##3, !:.91, !3.11:, !$.3#,
!. ato ,$ 95,3 "1,# !!5,# !#$,9 !51,$ !"9,:
! Angka tahunan
: Angka diperbaiki
3 Angka sementara# Dalam ton
& ' ' ( $ :
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
54/105
TABEL XII - 9
PERKEMBANGAN AREAL TEBU RAKYAT INTENSIIKASI 1)
1978, 1989 - 1993, 1994!H"#$%&")
Ai Repelita Repelita
N+. +&a*i Re elita(1978) 1989 1990 1991 1992 1993 2) 1994 3)
1. Jawa aat 4) 6.086 13.857 13.296 13.665 14.705 14323 12.004
2. Jawa e$%a# 4) 19.352 68.660 68.664 68358 66327 64.448 71.020
3. .I. +%a&ata 4) 2.509 6.387 6.410 6.621 6.744 6.787 4.709
4. Jawa i"! 4) 49.685 131.021 132.12 136.660 140.701 152.336 152.855
5. -!"atea ,taa 5) 584 482 625 1.861 1.640 1.910
6. a"p!$% 6) 3.884 3.894 4.569 6.236 9.166 7.903
7. ali"a$ta$7
5.656 5.665 5.296 6.252 6.188 6.738
8. -!"atea -elata$8)
5 240 193 982 1.268
J!"la# 77.632 230.049 230.54 236.034 243.019 255.870 258.407
1) A$%&a ta#!$a$2) A$%&a 'ipeai&i3) A$%&a *e"e$taa4) !lai ta#!$ 1975
5) !lai ta#!$ 19856) !lai ta#!$ 19867) !lai ta#!$ 19888) !lai ta#!$ 1990
& ' ' ( $
3
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
55/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
56/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
57/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
58/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
59/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
60/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
61/105
TABEL XII — 16
PERKEMBANGAN PRODUKSI PERIKANAN1)1968, 1989 — 1993, 1994
(ribu ton)
Awal Repelita V Repelita VI
No. Jenis hasil PJP—I
(1968) 1989 1990 1991 199219932) 19943)
1. Ikan laut 723 2.272 2.370 2.505 2.692 2.886 3.056
2.Ikan darat 437 765 793 807 851 909 962
Usaha Budidaa 117 451 496 510 541 574 616
— Tambak 45 258 287 293 337 355 387
— 53 113 121 127 117 142 152
— Sawah 19 80 88 90 87 77 77
Perairan Umum 320314 297 297 310 335 347
Jumlah 1.160 3.037 3.163 3.312 -3.5433.795 4.018
1)Angka tahunan
2)Angka diperbaiki
3)Angka sementara
& ' ' ( 9
-
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
62/105
& ' ' ( 9 !
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
63/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
64/105
TABEL XII — 19
PERKEMBANGAN $UMLA" PERA"U%KAPAL PERIKANAN LAUT 1)
1968, 1989 — 1993, 1994(&'!)
A%al /epelita ? /epelita ?'
*o. enis Perahuapal PP G'(!"95 !"5" !"" !""! !"": !""3 : !""# 3
!. Perahukapal motor $.11 !!93#" !!".959 !::.9" !:".$:3 !#!.1$3 !#935
:. Perahu tanpa motor :15.:9 H:!5.:3 ::$3$" ::9.9! ::".353 :#1.1#$ :$3$
umlah :53."!3 33#.31: 3#$.#$ 3#".:!" 3$5."9 35".#"5 3"9.13
! Angka tahunan
: Angka diperbaiki3 Angka sementara&
' ' ( 9 3
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
65/105
TABEL XII *<
P E R K E 4 B A N G A N )9LU4E EKSP9R HASIL PERTANIAN TERPENTING 1-
168,18 1, 10rib+ (#n-
A%al /epelita ? /epelita ?' *o. enis Produksi P 'P - '
(!"95 !"5" !"" !""! !"": !""3 : !""# 3
!. aret 11," !.!$!,5 !.11,3 !.::, !3:$,9 !.:!#,9 !.:##,":. inyak sa%it !$:,# "!1,: "13,9 !.!91,1 !.3,3 !.93:, !."1!,1
3. 4 e h :,: !!#,1 !!," !!,: !:!,: !:3," 5#,"
#. o p i 5#,1 3$1,# #:!,5 35,9 :#",5 3#"," :5",3
$. 8 a d a :#,9 #:,5 #5,# $,3 9!,# :1,1 3$,5
9. 4embakau 5,: !1,# !1,# ::,# :5,# 31,3 3,"
1. Udang (segara%etan :," 11,: "#, "$,9 !,$ "5,9 "",$
5. 'kan segar 3,# 5!,1 !1," 5#, "$, :9:,! :95,:
". ulit ternak $,# :,3 :,5 !,9 !,$ !,3 !,#
!. agung "!, :33," !39,9 33,: !#",1 $:,! 3#,!
!!. acang tanah ",$ ,1 ,3 ,: ,1 !,3 :,$!:. 7aplekUbi ayu !9:, !.!"#,1 3.93," :.31",# 513,# ":$, 95#,"
1)Angka tahunan
2)Angka diperbaiki
3)Angka sementara
&
' ' ( 9 #
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
66/105
TABEL XII *1
PERKE4BANGAN )9LU4E EKSP9R HASILHASIL PERIKANAN 1-
168, 18 1, 10(#n-
A%al /epelita ? /epelita ?'
*o. enis omoditi PP-'
(!"95 !"5" !"" !""! !"": : !""3 : !""# 3
!. Udang segara%etan :.": 11.!" "#.31 "$.9:1 !.#$$ "5.$9" "".$:3
:. 'kan segar 3.#!9 5!.95" !1.5$! 53."5$ "#."19 :9:."3 :95.:!#
3. a ta k -
#.$1 3."!9 $.5: $.93 #."!: 3.5$5
#. 'kan hiss :3 !.9:# !.5:1 :.3:: :.$"3 3.!9! 3.:3:
$. Ubur-ubur !."3$ $.995 :.::: #.:! :.9! 3.53# #.35
9. 8ainnya !3.319 $1.5#" !!355 :!1.5!1 :!$.!3 !$9.9## !#!.1$
umlah :!.9$: ::5.$" 3:.:#! #".#3 #:!391 $:".:!3 $:.$1
! Angka tahunan: Angka diperbaiki3 Angka sementara
& ' ' ( $
9
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
67/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
68/105
8/19/2019 bab-12-1995-cek__20090203102309__1784__11
69/105
- Pr#$ra% Pen$e%ban$an Trans%i$rasi
Program ini bertujuan untuk mendukung pengembangan
pertanian di daerah permukiman dan lingkungan transmigrasi. Dalam
/epelita ?' ditekankan pengembangan transmigrasi pola agro-estate
dengan komoditas andalan berskala ekonomi yang mempunyai peluang pasar dan sesuai dengan agroekosistem setempat.
)ampai dengan aret !""# transmigrasi pola P'/-4rans yangdimulai sejak tahun !"59, telah direalisir sekitar #!".1# hektare,yang terdiri. dari plasma :"1.$9 hektare dan inti !::.!5 hektare,dengan jumlah yang ditempatkan sebanyak !5.1: . 8okasiP'/-4rans diutamakan d