6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya hiperglikemia. International Diabetes Federation memperkirakan pada tahun 2030 akan terdapat 522 juta penderita diabetes di seluruh dunia. Salah satu komplikasi dari diabetes adalah kaki diabetik. Diperkirakan 15% pasien diabetes akan mengalami komplikasi kaki diabetik (1). Setiap bulan terdapat kurang lebih 20 pasien baru kaki diabetik yang berkunjung ke Poliklinik Kaki Diabetik RSUD Ulin Banjarmasin. Kaki diabetik adalah komplikasi dari diabetes yang memiliki gambaran klinis berupa ulkus yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan dan memiliki proses penyembuhan yang lama. Ulkus pada kaki diabetik dibagi menjadi 5 derajat berdasarkan klasifikasi Wagner. Derajat 2 dan 3 merupakan ulkus profunda yang telah mencapai jaringan 1

BAB 1.docxa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: BAB 1.docxa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya

hiperglikemia. International Diabetes Federation memperkirakan pada tahun

2030 akan terdapat 522 juta penderita diabetes di seluruh dunia. Salah satu

komplikasi dari diabetes adalah kaki diabetik. Diperkirakan 15% pasien diabetes

akan mengalami komplikasi kaki diabetik (1). Setiap bulan terdapat kurang lebih

20 pasien baru kaki diabetik yang berkunjung ke Poliklinik Kaki Diabetik RSUD

Ulin Banjarmasin.

Kaki diabetik adalah komplikasi dari diabetes yang memiliki gambaran

klinis berupa ulkus yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan dan memiliki proses

penyembuhan yang lama. Ulkus pada kaki diabetik dibagi menjadi 5 derajat

berdasarkan klasifikasi Wagner. Derajat 2 dan 3 merupakan ulkus profunda yang

telah mencapai jaringan tendon hingga tulang dan dapat disertai abses serta

inflamasi yang membuat awal proses penyembuhan (2).

Jaringan granulasi merupakan komponen dari proses wound healing yang

terdapat dalam Extra Celullar Matrix (ECM) yang didalamnya memiliki dua

komponen utama yaitu proliferasi sel fibroblas dan sel kapiler. Sel-sel fibroblas

akan menggantikan sel-sel yang mati akibat dari kerusakan, yang disebabkan oleh

agen yang terakumulasi di dalam jaringan, akibat perfusi aliran darah yang tidak

adekuat, pembentukan ECM yang merupakan komponen terluar dari jaringan

granulasi akan dimulai dari proses inflamasi yang akan menandai proses

1

Page 2: BAB 1.docxa

2

penyembuhan, sehingga nantinya jaringan granulasi akan membentuk sebuah

jaringan fibrosis lalu berubah menjadi scar. Perfusi darah yang adekuat akan

menyebabkan jaringan granulasi terbentuk lebih cepat (3).

Pasien diabetes terdapat kelainan pembuluh darah berupa makroangiopati

dan mikroangiopati. Kedua kelainan ini akan menyebabkan penyempitan

pembuluh darah sehingga aliran darah menuju jaringan hingga menyebabkan

iskemia pada jaringan (3).

Cilostazol merupakan suatu obat yang telah disetujui penggunaannya oleh

Food and Drugs Administrations (FDA) Amerika Serikat sebagai penatalaksanaan

intermittent claudication (4). Obat ini memiliki efek vasodilatasi, anti agregasi

platelet, dan perbaikan profil lipid darah (5).

Aspirin merupakan suatu obat golongan analgetika Non Steroidal

Antiinflamantory Drugs (NSAID) yang berperan dalam memperpanjang waktu

pembekuan darah sehingga menghambat pembentukan trombus, yang nanti akan

mengakibatkan perfusi darah lebih lancar (6). Penelitian tentang perbandingan

efektivitas antara cilostazol dan aspirin terhadap ketebalan jaringan granulasi pada

kaki diabetik derajat 2 dan 3 wagner belum pernah dilakukan sehingga peneliti

tertarik untuk melakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut: bagaimanakah efektivitas antara cilostazol dan aspirin terhadap

ketebalan jaringan granulasi pada kaki diabetik derajat 2 dan 3 wagner ?

Page 3: BAB 1.docxa

3

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektifitas

antara cilostazol dan aspirin terhadap ketebalan jaringan granulasi pada kaki

diabetik derajat 2 dan 3 Wagner.

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:

1. Mengukur ketebalan jaringan granulasi pada kaki diabetik derajat 2 dan 3

Wagner sebelum diberikan terapi cilostazol.

2. Mengukur ketebalan jaringan granulasi pada kaki diabetik derajat 2 dan 3

Wagner setelah diberikan terapi cilostazol.

3. Mengukur ketebalan jaringan granulasi pada kaki diabetik derajat 2 dan 3

Wagner sebelum diberikan terapi aspirin.

4. Mengukur ketebalan jaringan granulasi pada kaki diabetik derajat 2 dan 3

Wagner setelah diberikan terapi aspirin.

5. Menghitung perbedaan ketebalan jaringan granulasi pada kaki diabetik derajat

2 dan 3 Wagner sebelum dan setelah diberikan terapi cilostazol.

6. Menghitung perbedaan ketebalan jaringan granulasi pada kaki diabetik derajat

2 dan 3 Wagner sebelum dan setelah diberikan terapi aspirin.

7. Menghitung perbandingan efektivitas antara cilostazol dan aspirin terhadap

ketebalan jaringan granulasi derajat 2 dan 3 Wagner.

Page 4: BAB 1.docxa

4

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui efektifitas perbandingan

antara cilostazol dan aspirin terhadap ketebalan jaringan granulasi pada kaki

diabetik derajat 2 dan 3 Wagner, sehingga dapat sebagai ajuvan terapi pasien kaki

diabetik.