BAB 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengabdian masyarakat lansia

Citation preview

BAB 2TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Lansia2.1.1 Pengertian LansiaLanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dan bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi tua. Hal ini norma, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial secara bertahap (Lilik Marifatul Azizah, 2011).Menurut Undang-Undang Nomer 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2,3,4 yang dimaksud lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia lebih dari 60 tahun ke atas (Maryam, 2008).Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-menerus, dan berkesimambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Depkes RI, 2001).

2.1.2 Teori-teori Proses MenuaMenurut (Azizah, 2011), teori proses menua dapat dibedakan menjadi dua yaitu teori penuaan secara biologi dan teori penuaan psikososial, yang dijelaskan sebagai berikut2.1.2.1 Teori BiologiPada teori ini akan disebutkan beberapa teori, diantaranya yaitu:1) Teori SelulerKempuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh diprogram untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sesl-sel yang akan membelah, julah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam Watson, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem tubuh itu tidak dapat diganti jika sel terebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengelami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem tubuh kita cenderung mengalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsenkuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat diganti. 2) Teori Genetik Clock Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species tertentu. Tiap species mempunyai di dalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal.Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species dilihat adanya beberapa harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing; 40 tahun, anjing; 27 tahun, sapi; 20 tahun). Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan pengaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu. 3) Sintesis Protein (kolagen dan elastin)Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen protein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dab karilago, dan alastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan fleksibelitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. (Tortora & Anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal. 4) Keracunan OksigenTeori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang yang mengadung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu. Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel mengalami pertumbuhan diri dari rigid, serta menjadi kesalahan genetik. (Tortora & Anagnostakos, 1990)Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien dengan ekskresi zat toksik di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses di atas, dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh. 5) Sistem ImumKemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkonstribusi dalam prses penuaan.Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat meneyababkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan mengahancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya pristiwa autoimun. (Golddstein, 1989).6) Mutasi Somatik (Teori Error Catastrophe)Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindarkan terkenanya radiasi atau tercemar zat kimia yang bersifat kasiogenik atau toksik dapat memperpanjang umur. Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sek somayik akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.Mekanisme pengontrolan genetik dalam tingkat sub seluler dan molekuler yang bisa disebut juga hipotesis Errer Catastrophe menurut hipotesis tersebut menua disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang beruntut. Sepanjang kehidupan seelah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transkrip ( DNA RNA ) mampu dalam proses translasi ( RNA protein/enzim) kesalahan tersebut akan menyebabkan terbentukanya enzim yang salah. Kesalahan tersebut dapat berkembang secara eksponensial dan akan menyebabkan terjadinya reaksi metabolisme yang salah, sehingga akan mengurangi fungsional sel, apalagi jika terjadi pula kesalahan dalam proses translasi (pembuatan protein) maka terjadi kesalahan yang mungkin banyak, sehingga terjadilah katastrop.7) Teori Menua Akibat MetabolismeMenurut (MC Key et all, 1935) yang dikutip (Darmojo dan Martono, 2004), pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena menurunya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormon pertumbuhan. Modifikasi cara hidup yang kurang bergerak menjadi lebih banyak bergerak mungkin dapat juga meningkatkan umur panjang. Hal ini menyerupai hewan yang hidup dialam bebas yang banyak bergerak dibanding dengan hewan laboratorium yang kurang bergerak dan banyak makan. Hewan dialam bebas lebih panjang umur dari pada hewan laboratorium (Suhara, 1994 dikutip oleh Darmojo & Martono, 2000).

8) Kerusakan Akibat Radikal BebasRadikal bebas (RB) dapat terbentuk dialam bebas, dan di dalam tubuh di fagosit (pecah), dan sebagai produk sampingan di dalam rantai pernafasan di dalam mitokondria. Untuk organisasi aerobik radikal bebas terutama terbentuk pada waktu nespirasi (aerob) di dalam mitokondria. Karena 90% oksigen yang ambil tubuh termasuk di dalam mitokondria. Waktu terjadi proses respirasi tersebut oksigen dilibatkan dalam mengubah bahan bakar menjadi ATP, melalui enzim respirasi di dalam mitokondria, maka radikal bebas (RB) akan dihasilkan sebagai zat antara. RB yang terbentuk tersebut adalah: superoksida (O2), radikal hidroksi (OH), dan juga peroksida hidrogen (H2O2). RB bersifat merusak, karena sangat reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan DNA, Protein, asam lemak tak jenuh, seperti dalam membran sel dan dengan gugus SH. Walaupun telah ada sistem penangkal, namun sebagian RB tetap lolos, bahkan makin lanjut usia makin banyak RB terbentuk sehingga proses pengerusakan terus terjadi, kerusakan organel sel-sel makin banyak dan akhirnya sel mati.2.1.2.2 Teori Psikologis1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)Seseorang yang dimasa mudahnya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap terplihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari usia lanjut. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia (Nugroho, 2000 dalam Lilik Marifatul Azizah. 2011).2) Kepribadian Berlajut (Continuity Theory)Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Identity pada lansia yang sudah mentap memudahkan dalam memlihara hubugan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan interpersonal. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang menjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalityyang dimiikinya (Kuntjoro, 2002 dalam Lilik Marifatul Azizah. 2011).3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya (Nugroho, 2000 dalam Lilik Marifatul Azizah. 2011). Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosial atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kualitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (tripel loss), yakin:a. Kehilangan peran (loss of role)b. Hembatan kontak sosial (restriction of contacts and relationships)c. Berkurangnya koomitmen (reduced commitment to social mores and values)

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penuaan1. Hereditas = Keturunan/GenetikTerjadi secara alami dan tidak dapat dirubah, sifat yang diturunkan dari orang sebelumnya.2. Nutrisi = MakananMerupakan suatu proses organisme yang menggunakan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.3. Status KesehatanMerupakan suatu riwayat kesehatan pada seseorang dari lahir sampai sekarang4. Pengalaman HidupBerasal dari kehidupan sebelumnya yang pernah dijalani5. LingkunganSuatu tempat dimana seseorang itu tinggal6. StresSuatu masalah yang belum diselesaikan oleh individu itu sendiri.

2.1.4 Batasan-batasan Lanjut UsiaMenurut WHO, 1999 dalam (Azizah. 2011), menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia berdasarkan usia kronologi/biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. Sedangkan (Nogroho, 2000 dalam Lilik Marifatul Azizah. 2011) menyimpulkan pembagian umur berdasarkan pendapat beberapa ahli, bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas.Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro dalam (Azizah, 2011), lanjut usia dikelompokkan menjadi usia dewasa muda (elderly adulhood), 18 atau 29-25 tahun, usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun, lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang dibagi lagi dengan 70-75 tahun (young old), 75-80 tahun (old), lebih dari 80 (very old).Menurut Departemen Kesehatan RI, 2006 dalam (Fatmah, 2010), memberikan batasan lansia sebagai berikut:1. Viriltas (Prasenium): Masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun).2. Usia lanjut dini (Senescen): Kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun).3. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif: Usia di atas 65 tahun.

2.1.5 Tipe-tipe pada Usia LanjutMenurut (Azizah, 2011), seorang lansia dibagi menjadi beberapa tipe-tipe yaitu diantara sebagai barikut:1) Tipe Aktif Bijaksana.Kaya dengan hikmah pengalaman menyesuaikan diri dengan perubahan jaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,memenuhi undangan, dan menjadi panutan.2) Tipe Mandiri.Mengantin kegiatan kegiatan yang hilang dngan kegiatan kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan. 3) Tipe Tidak Puas Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniyah, kehilangan kekuasaan, ststus, teman yang disayangi,, amrah, tidak sabar,mudah tersinggung, menuntut,sulit dilayani dan pengeritik. 4) Tipe PasrahMenerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap datang terang, mengikuti kegiatan beribadah, ringan kaki, ekerjaan apa saja yang dilakukan. 5) Tipe Bingung.Kaget kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, mental, sosial dan ekonominya. Tipe ini antara lain : Tipe optimis Tipe konstruktis Tipe ketergantungan Tipe devensif Tipe militan dan serius Tipe marah atau frustasi ( the angry man ) Tipe putus asa (benci pada diri sendiri) atau self heating man.

2.1.6 Klasifikasi LansiaMenurut (Maryam, 2008), klasifikasi pada lansia dibedakan menjadi lima, meliputi sebagai berikut:1) Pralansia (Prasenilis)Yang masuk ke dalam kriteria ini adalah seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

2) Lansia Seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih.3) Lansia Resiko TinggiSeseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003).4) Lansia PotensialLansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat mengahasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).5) Lansia Tidak PotensialLansia yang tidak bedaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).

2.1.7 Karakteristik LanisaMenurut Budi Anna keliat, 1999 dalam (Maryam, 2008), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tentang kesehatan).2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.3. Lingkungan temapat tinggal yang bervariasi.

2.1.8 Tugas Perkembangan LansiaMenurut Erickson kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut:1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun2. Menyiapkan diri untuk pensiun3. Membentuk diri agar dapat berhubungan baik dengan orang seusianya.4. Mempersiapkan kehidupan yang baru5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial dan masyarakat secara santai6. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.Berdasarkan dari uraian di atas, maka penulis tertarik mengangkat sumber dari (azizah,2011), karena didalamnya mencakup sumber tentang lansia dan kehidupan lansia. Pada lansia terjadipenurunan atau perubahan pada sistem pencernaan seperti: kehilangan gigi (ompong), indra pengecap menurun (akibat adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indra pengecap 80%, hilangnya sesitivitas

2.2 Konsep Dasar Stroke 2.2.1Definisi Stroke Menurut WHO , Stroke didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam dan dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan perdarahan otak.Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah ke otak,dimana secara mendadak atau secara cepat, timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal daerah otak yang terganggu.

2.2.2 Klasifikasi Strokea) Stroke Hemorrhagic Stroke yang disebabkan karena terjadi perdarahan pada pembuluh darah otak, dapat berupa : perdarahan intraserebral, atau perdarahan subarachnoid. b) Stroke InfarkStroke yang disebabkan karena adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. Dapat berupa : thrombosis serebri, emboli serebri, transcient ischemic attack.

2.2.3 Penyebab StrokeBeberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :1)Thrombosis Cerebral.Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah thrombosis.Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :a. AtherosklerosisAtherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut :-Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.-Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.-.Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan thrombus (embolus)-Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan.b. Hypercoagulasi pada polysitemiaDarah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.c. Arteritis( radang pada arteri )2)EmboliEmboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD)b. Myokard infarkc. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.3)HaemorhagiPerdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :a. Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.d. Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi pembuluh darah.4)Hypoksia Umuma. Hipertensi yang parah.b. Cardiac Pulmonary Arrestc. Cardiac output turun akibat aritmia5)Hipoksia setempata. Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.2.2.4 Faktor ResikoFaktor-faktor resiko stroke dapat dikelompokan sebagai berikut ::1)Akibat adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan DM.2)Penyebab timbulnya thrombosis, polisitemia.3)Penyebab emboli MCI. Kelainan katup, heart tidak teratur atau jenis penyakit jantung lainnya.4)Penyebab haemorhagic, tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma pada arteri dan penurunan faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan dengan anti koagulan)5)Bukti-bukti yang menyatakan telah terjadi kerusakan pembuluh darah arteri sebelumnya : penyakit jantung angina, TIA., suplai darah menurun pada ektremitas.

2.2.5 Tanda dan GejalaTanda dan Gejala stroke lebih dikenal dengan FAST (Face, Arms, Speechless, Time). Selain itu dapat juga ditandai dengan :a) Penglihatan berkurang mulai dari satu sisi hingga kedua sisib) Penurunan kekuatan otot, kelemahan, kelumpuhan pada satu sisi atau kedua sisic) Mual, muntahd) Bicara tidak jelas (pelo)e) Tidak mampu berfikir f) Pusing g) Hilang keseimbangan h) Penurunan kesadaran i) Rasa kesemutan

2.2.6 Pencegahan StrokeStroke dapat dicegah dengan berbagai cara antara lain : a) Hindari dan hentikan kebiasaan merokok.Kebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah menjadi mudah menggumpalb) Periksakan tensi darah secara rutin.Tekanan darah yang tinggibisa membuat pembuluh darah mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah tensi darah secara teratur.c) Kendalikanpenyakit jantungBila memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Mintalah saran dokter untuk langkah terbaik.d) Atasi dan kendalikan stres dan depresiStres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik. Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka panjang.e) Makanlah dengan sehatHindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.f) Kurangi garamKarena garam akan mengikatkan tekanan darah.g) Pantau berat badan AndaMemiliki badan gemuk atau obes akan meningkatkan risiko mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, dan semuanya dapat memicu terjadinya stroke.h) Berolahraga dan aktifMelakukan aktivitas fisik secara teratur membantu menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.i) Kurangi alcoholMeminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu menguranginya berarti menghindarkan dari tekanan darah tinggi.j) Mencari InformasiDengan mengikuti perkembangan informasi tentang kesehatan, banyak hal penting yang diperoleh guna menghindari kemungkinan atau menekan risiko stroke. Berhati-hatilah, beragam hormon termasuk pil dan terapi penggantian hormon HRT diduga dapat membuat darah menjadi kental dan cendrung mudah menggumpal

2.2.7 Penanganan Stroke Bila terjadi atau timbul gejala gejala dan tanda tanda stroke, segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat agar segera mendapatkan penanganan, agar tidak terjadi perluasan area infark atau perluasan area perdarahan.

2.2.8 Langkah-langkah Senam Anti Stroke 1) Jalan di tempat 2) Tepuk tangan 4 x 8 3) Tepuk Jari 4 x 84) Jalin tangan 4 x 85) Silang ibu jari 4 x 8, dan sebaliknya6) Adu sisi kelingking 4 x 87) Adu sisi telunjuk 4x88) Ketuk pergelangan tangan 4 x 8, sebaliknya, 9) Ketuk sisi nadi 4 x 8, lakukan sebaliknya,10) Tekan jari tangan dan gerakkan 4 x 8 11) Buka dan kepal telapak tangan 4 x 812) Tepuk Punggung tangan 4 x 813) Tepuk lengan 4 x 814) Tepuk bagian bahu 4 x 815) Tepuk bagian pinggang 4 x 816) Tepuk sisi paha 4 x 817) Tepuk sisi betis 4 x 818) Gerakan jongkok dan berdiri 4 x 819) Tepuk bagian perut 4 x 820) Kaki jinjit 4 x 8

2.3 Tekanan Darah 2.3.1Definisi tekanan darahTekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Takanan sistemik atau arteri darah, tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indicator yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke tekanannya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maksimum ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel rileks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan mimimal yang mendesak dinding arteri pada setiap waktu.Tekanan darah adalah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut: 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

2.2.2Pemeriksaan Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. 1.Metode langsungKateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain

2.Metode tidak langsungDilakukan dengan menggunakan sphygmomanometerdan stetoskop. Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dalam manset.

2.2.3Pembagian tekanan darahTekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :1.Tekanan darah rendah (hipotensi)Tekanan darah rendah adalah keadaan tekanan darah yang lebih rendah dari tekanan yang diperlukan oleh tubuh, sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup dan menyebabkan timbulnya gejala hipotensi. Seseorang yang memiliki tekanan darah yang rendah umumnya tidak mampu untuk berdiri dan atau duduk terlalu lama, karena akan timbul rasa pusing ketika ia beranjak dari posisi sebelumnya, contoh ketika duduk terlalu lama, lalu langsung berdiri tekanan darah akan memacu jantung lebih cepat secara tiba-tiba, tekanan darah akan meningkat secara cepat kemudian kepala terasa kunang-kunang atau pusing, bahkan beberapa diantaranya sampai menimbulkan pingsan. Seseorang yang mempunyai tekanan darah rendah membutuhkan waktu beberapa saat untuk mengembalikan tekanan darah kembali normal.2.Tekanan darah normalUkuran tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dari pada orang dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivits fisik. Tekanan akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan akan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah satu hari juga berbeda-beda paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

3. Tekanan darah tinggi (hipertensi)Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2001). Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens, 2003).Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi skunder. Hipertensi esensial (primer) merupakan tipe yang hampir sering terjadi 95 persen dari kasus terjadinya hipertensi. Hipertensi esensial (primer) dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup sepertikurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Sedangkan hipertensi sekunder berkisar 5 persen dari kasus hipertensi. Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain (misalnya penyakit jantung) atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu (Palmer, 2007).2.2.4Batasan tekanan darah menurut WHO

Tekanan Sistolik (mm.Hg)Tekanan Diastolik (mm.Hg)Klasifikasi

95Hipertensi

2.2.5Tekanan darah normal berdasarkan umur dan jenis kelamin

Usia(tahun)Diastolik(mmhg)Sistolik(mmhg)

Anak laki-laki3-56-1011-18>60>70>80>95>100>120

Anak perempuan3-56-1011-1415-18>60>70>80>80>95>110>120>130

2.2.6Faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah1.Umur:tekanan darah akan meningkat dengan bertambahnya umur.2.Waktu pengukuran:bila pagi hari tekanan darah agak menurun sedangkan bila siang hari dan sore hari sedikit lebih meningkat.3.Latihan (exercise) dan aktivitas:tekanan darah meningkat selama exercise dan aktivitas.4.Stress : ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengkibatkan stimulasi simpatik yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vascular perifer. Efek-efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.5.Ras : frekuensi hipertensi pada orang afrika amerika lebih tinggi dariapada orang eropa amerika. Kecendrungan populasi ini terhadap hpertensi di yakini berhubungan dengan genetic dan lingkungan.6.Medikasi : banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi tekanan arah. Selam pengkajian tekanan darah, perawat menanyakan apakah klien menerima medikasi anti hipertensi yang menurunkan tekanan darah.7.Variasi diurnal:tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara brangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya sama.8.Jenis kelamin : secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi, setelah menopause wanita cenderung memiliki teknan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut.9.Emosi dan nyeri:emosi tinggi dan rasa nyeri yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah, juga bila kandung kemih penuh atau pasien kedinginan, merokok dan posisi kaki silang dapat meningkatkan tekanan darah.10.Miscellaneus faktor:bila dalam posisi berbaring tekanan darah lebih rendah dari pada pasien duduk.

2.2.7Faktor faktor lain yang Mempengaruhi Tekanan Darah, yaitu :1.Curah jantungCurah hujan adalah volume darah yang dipompa jantung ( volume sekuncup) selama 1 menit ( frekuensi jantung). Curah hujan = frekuensi jantung volume sekuncup. Tekanan darah (TD) bergantung pada curah jantung dan tahanan vascular perifer. Tekanan darah= curah jantung tahanan vascular perifer. Bila volume meningkat dalam spasium tertutup, seperti pembuluh darah, tekanan dalam spasium tersebut meningkat. Jadi, jika curah jantung meningkat, darah yang dipompakan terhadap dinding arteri lebih banyak, menyebabkan tekanan darah naik. Curah jantung dapat meningkat sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung, kontraktilitas yang lebih besar dari otot jantung, atau peningkatan volume darah. Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi lebih cepat daripada perubahan kontraktilitas otot atau volume darah. Peningkatan frekuensi jantung tanpa perubahan kontraktilitas atau volume darah mengakibatkan penurunan tekanan darah.Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).

2.Tekanan Perifer terhadap tekanan darahSirkulasi darah melalui jalur arteriol kapiler venula dan vena. Arteri dan arteriol dikelilingi oleh otot polos yang berkontraksi atau rileks untuk mengubah ukuran lumen. Ukuran arteri dan arteriol berubah untuk mengatur aliran darah bagi kebutuhan jaringan local. Misalnya, apabila lebih banyak darah yang dibutuhkan oleh organ utama, arteri perifer berkontraki, menurunkan suplai darah. Normalnya arteri dan arteriol tetap berkontriksi sebagian untuk mempertahankan aliaran darah yang konstan. Tahanan pembuluh drah perifer adalah, tahanan terhadap aliaran darah yang ditentukan oleh tonus otot vaskuler dan diameter pembuluh darah. Semakin kecil lumen pembuluh semakin besar tahanan vaskuler terhadap aliran darah.Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :1)Viskositas darah.Hematokrit atau persentase sel darah merah dalam darah, menentukan visikositas darah apabila hematokrit meningkat, dan aliran darah lambat, tekanan darah arteri naik. Jantung berkontraksi lebih kuat lagi untuk mengalirkan darah yang kental melewati sistem sirkulasi.Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.2)Panjang pembuluhSemakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.3)Radius pembuluhTahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya.(a)jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun.(b)Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan meningkatenambelas kalip lipat dan tekanan darah akan naik.4)Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari perubahan radius pembuluh darah (Ethel, 2003: 238-239).5)Volume DarahVolume sirkulasi darah dalam sistem vaskuler mempengaruhi tekanan darah. Normalnya volume darh tetap konstan, bagaimanapun juga jika volume meningkat, tekanan terhadap dinding arteri menjadi lebih besar. Misalnya, penginfusan yang cepat dan tdak terkontrol dari cairan intravena meningkatkan tekanan darah. Bila darah sirkulasi menurun, seperti kasus hemoragi atau dehidrasi, tekanan darah menurun.6)ElastisitasNormalnya dinding darah arteri elastic dan mudah berdistensi. Bagaimanapun juga pada penyakit tertentu, seperti arteries klerosis, dinding pembuluh kehilangan elstistasnya dan digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak dapat meregang dengan baik.

2.2.8Alat dalam MengukurTekanan DarahAlat, yaitu :1.Meja periksa / tempat tidur2.Stopwatch / arloji (jam)3.Sphygmomanometer (tensimeter)4.Manometer air raksa + klep pembuka penutup5.Manset udara6.Selang karet7.Pompa udara dari karet

2.2.9Cara Mengukur Tekanan Darah1.Tempat pengukuran :Tempat pengukuran tekanan darah adalah pada lengan, kaki, paha, dan lengan bawah.2.Persiapan Pasien1)Dorong klien untuk menghindari latihan dan merokok selama 30 menit sebelum pengukuran.2)Jelaskan procedure dan jelaskan klien istirahat sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran.3)Pastikan bahwa ruangan hangat dan terang. Buatlah klien dalam posisi duduk atau berbaring. (bergantian, ukur beberapa kali dengan posisi duduk dan berbaring untuk mengukur efek pergantian postura).3.Mengukur tekanan darah1)Siapkan alat didekat pasien dan memberitahu pasien tentang prosedurpemeriksaanGunakan bahasa yang mudah dimengerti2)Cuci tangan dan keringkanPencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan3)Letakkan lengan atas sejajar dengan jantung, dengan cara diganjal/ oleh bantal atau buku.Telapak tangan menghadap keatas.4)Pastikan lengan atas bebas daripakaian (untuk mencegah konstriksi dan memudahkan untuk memasang manset).Agar pengukuran lebih akurat5)Palpasi arteri Brachial, letakkan manset2,5 cm diatas arteri tersebut dan bagian tengah bladder pasang diatas arteri tersebut, pasang manset melingkari lengan atas tersebut dan kaitkan ujungnya.6)Gunakan dua ujung jari (telunjuk dan jari tengah) untuk merasakan denyut kuat dibagian depan siku.7)Letakkan manometer sejajar dengan mata pemeriksaAgar pemeriksaan lebih akurat8)Gunakan stetoskop dan yakinkan suara terdengar bersihAgar pendengaran lebih jelas9)Letakkan bel atau diapragma dari stetoskop diatas arteri BrachialUntuk mendapatkan suara yang maksimal10)Tutup katup dan kunci sampai rapat lalu pompa bola manometer sampai 30 mmhg diatas tekanan systolicUntuk meyakinkan keakuratan pengukuran tekanan systolic11)Buka katup secara perlahan lahan2 3 mmhg/detikApabila penurunan air raksa terlalu cepat atau terlalu lambat dapat mengakibatkan hasil yang tidak akurat12)Keluarkan udara dari manset secara berangsur angsur dan perhatikan angka pada manometer saat terdengar bunyi (dup) pertama dan perhatikan suara keras yang terakhir.Kemudian keluarkan seluruh udara dari manset dengan cepatSuara pertama yang terdengar merupakanindikasi tekanan systolik dan bunyi terakhir menunjukkan indikasi tekanan diastolic.13)Buka manset dari lengan pasien14)Catat hasil pemeriksaan pada buku catatanUntukpendokumentasian15)Beritahu pasien hasil tekanan darahnyaGunakan suara yang jelas dan ramah16)Cuci tangan dan keringkanUntuk Mencegah transmisi organisme2.2.10Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengukur Tekanan Darah1.Tentukan anatomi terbaik untuk pengukuran tekanan darah. Hindari penempatan manset saat kateter infuse berada di fosa antekubital dan cairan sedang diteteskan.2.Jangan menepatkan manset ke ekstremitas dimana terpasang shunt arterivena, visual atau cangkokan (graft).3.Hindari lengan disisi dimana telah dilakukan operasi payudara atau ketiak dan pengangkatan jaringan limfe.4.Hindari lengan atau tangan yang mengalami trauma, penyakit atau bila lengan bawah telah diamputasi atau tertutup gips atau balutan yang keras.5.Pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk ataupun berbaring. namun yang penting, lengan tangan harus dapat diletakkan dengan santai.6.Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan angka yang agak lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring, meskipun selisihnya relatif kecil.7.Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran.a)pada orang yang baru bangun tidur akan didapatkan tekanan darah paling rendah, yang dinamakan tekanan darah basal.b)Tekanan darah yang diukur setelah berjalan kaki atau aktifitas fisik lain akan memberi angka yang lebih tinggi dan disebut tekanan darh kasual. Oleh karena itu, sebelum pengukuran tekanan darah, orang sebaiknya beristirhat duduk santai minimal sepuluh menit. Tekanan darah sistolik akan berubah-ubah sesuai dengan kegiatan yang dikerjakan, sedangkan tekanan darah diastolik relatif ttidak berubah.c)pada suatu pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3 kali berturut-turut. jika hasilnya berbeda, maka nilai yang dipakai adalah nilai yang terendah.8.ukuran manset (cuff) harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang mengembang harus melingkari 80 % lengan dan mencakup dua pertiga dari panjang lengan atas. untuk itu, sebaiknya digunakan ukuran manset yang berbeda untuk anak, dewasa dan orang gemuk.

5