22
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Korosi pada pipa air PDAM menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Masyarakat mengeluh tentang keadaan air PAM yang seringkali membuat warna pakaian yang dicuci berwarna kusam, air yang ditampung berwarna kekuningan dan tak jarang pula berbau. Serta, tersebut membuat tidak nyaman masyarakat selaku konsumen dan menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan, terutama bagi anak-anak. Pada beberapa kasus, ditemukan pipa berkorosi dengan tingkat tertinggi di lokasi yang melintasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai keterkaitan pH lingkungan dengan proses terbentuknya korosi. Makalah ini juga membahas mengenai penyebab dan metode pencegahan. Metode pencegahan terhadap korosi bermacam-macam, namun yang paling sering digunakan adalah Elektroplating. Elektroplating merupakan metode lapis logam dengan melindungi logam yang dilindungi oleh logam lain. Hal ini memanfaatkan prinsip yang dikenal dengan deret volta. Selain itu, makalah ini juga membahas cara kerja, mekanisme serta efisiensi yang akan menentukan kualitas baik/tidaknya logam yang digunakan. 2. Problem Statement Makalah Kimia Analitik Pemicu 1 oleh Kelompok 3 Halaman 1

bab 2 isi

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Korosi pada pipa air PDAM menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

Masyarakat mengeluh tentang keadaan air PAM yang seringkali membuat warna pakaian

yang dicuci berwarna kusam, air yang ditampung berwarna kekuningan dan tak jarang pula

berbau. Serta, tersebut membuat tidak nyaman masyarakat selaku konsumen dan

menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan, terutama bagi anak-anak.

Pada beberapa kasus, ditemukan pipa berkorosi dengan tingkat tertinggi di lokasi yang

melintasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Dalam makalah ini, kami akan

membahas mengenai keterkaitan pH lingkungan dengan proses terbentuknya korosi. Makalah

ini juga membahas mengenai penyebab dan metode pencegahan. Metode pencegahan

terhadap korosi bermacam-macam, namun yang paling sering digunakan adalah

Elektroplating.

Elektroplating merupakan metode lapis logam dengan melindungi logam yang dilindungi

oleh logam lain. Hal ini memanfaatkan prinsip yang dikenal dengan deret volta. Selain itu,

makalah ini juga membahas cara kerja, mekanisme serta efisiensi yang akan menentukan

kualitas baik/tidaknya logam yang digunakan.

2. Problem Statement

Dari latar belakang yang telah dibuat, bagaimana mekanisme terjadinya korosi pada

logam dan cara untuk menanganinya? Kemudian apa pengaruh korosi pada lingkungan

sekitar? Salah satu upaya dalam menangani terjadinya korosi pada logam adalah lapisi logam

tersebut dengan cat atau logam lainnya.

Dalam industry logam, logam yang diambil masih bercampur dengan logam lainnya.dan

perlu dilakukan pemurnian. Bagaimana mekanisme dalam proses electroplating dan

elektrowinning (pemurnian logam)? Apakah contohnya electroplating dan elektropwinning

dalam industri?

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 1

BAB II

ISI

TOPIK I : KOROSI

1. Jelaskan tentang penyebab dan mekanisme terjadinya korosi pada logam khususnya pada

besi.

a. Penyebab terjadinya korosi

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi

kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam

bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi

tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat

korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri

atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.

Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat

proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat

proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen

fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam

industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik.

Embun pagi saat ini umumnya mengandung aneka partikel aerosol, debu serta

gas-gas asam seperti NOx dan SOx. Dalam batubara terdapat belerang atau sulfur (S)

yang apabila dibakar berubah menjadi oksida belerang. Masalah utama berkaitan dengan

peningkatan penggunaan batubara adalah dilepaskannya gas-gas polutan seperti oksida

nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx).

Walaupun sebagian besar pusat tenaga listrik batubara telah menggunakan alat

pembersih endapan (presipitator) untuk membersihkan partikel-partikel kecil dari asap

batubara, namun NOx dan SOx yang merupakan senyawa gas dengan bebasnya naik

melewati cerobong dan terlepas ke udara bebas. Di dalam udara, kedua gas tersebut dapat

berubah menjadi asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4).

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 2

Sehingga, udara menjadi terlalu asam dan bersifat korosif dengan terlarutnya gas-

gas asam tersebut di dalam udara. Udara yang asam ini tentu dapat berinteraksi dengan

apa saja, termasuk komponen-komponen renik di dalam peralatan elektronik. Jika hal itu

terjadi, maka proses korosi tidak dapat dihindari lagi

b. Mekanisme korosi

Korosi berlangsung jika besi kontak dengan oksigen dan air. Dalam hal ini reaksi

katoda adalah

Ion Fe2+ yang terbentuk secara simultan pada anoda bermigrasi ke katoda, di mana

ion tersebut selanjutnya dioksidasi oleh O2 menjadi derajat oksidasi +3 untuk membentuk

karat (Fe2O3.xH2O). bentuk hidrasi besi (III) oksida :

(karat)

Ion hidronium yang dihasilkan dalam reaksi ini memungkinkan siklus korosi berlanjut.

Jika bagian cat yang melindungi besi atau baja mengelupas, daerah tersebut

bertindak sebagai katoda, karena daerah ini terbuka ke atmosfer yang kaya akan oksigen.

Sedangkan daerah yang kekurangan oksigen di bawah cat berlaku sebagai anoda. Karat

terbentuk pada katoda (terlihat daerah terbuka) dan lubang (kehilangan logam karena

oksidasi besi dan aliran ion Logam ke katoda) terjadi di anoda. Lubang ini dapat

menyebabkan kekurangan kekuatan struktural dalam balok penopang atau penyangga

lain. Kerugian yang serius yang disebabkan oleh korosi bukanlah yang terlihat,

melainkan yang berada di bawah permukaan cat.

Garam yang larut dapat menjadi faktor yang mempercepat korosi, garam yang

larut menghasilkan sebuah elektrolit yang menaikkan aliran muatan menuju larutan,

contohnya adalah pengkaratan mobil yang cepat di daerah di mana garam terseba di jalan

yang banyak es. Keasaman yang lebih tinggi juga meningkatkan korosi, seperti yang

terlihat pada peran H3O+ sebagai reaktan dalam proses reduksi katoda.

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 3

Keasaman diperkuat oleh adanya CO2 terlarut (yang menghasilkan ion H3O+ dan HCO3-)

dan oleh polusi udara belerang oksida, yang menyebabkan pembentukan asam sulfat yang

larut dalam endapan asam.

2. Bagaimana cara/metode yang digunakan orang untuk melindungi logam dari korosi dan

membedakan satu sama lain.

a. Ada beberapa cara/metode yang dapat ditempuh dalam upaya mencegah

terjadinya korosi pada logam, yaitu:

Cara pelapisan (coating).

Pelapisan adalah cara umum dan paling banyak di terapkan dalam istilah

tonase baja, untuk mengendalikan korosi, untuk melindungi/isolasi paduan logam

dari lingkungan yang korosif. Akan tetapi dalam prakteknya timbul banyak problem

dan biasanya kurang perhatian tentang masalah itu. Tersedia banyak sekali macam

pelapis dan yang paling umum adalah cat.  Jembatan, pagar dan railing biasanya

dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung

timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap

korosi. Kontak antara besi dengan oksigen dan air dapat dicegah dengan melapisi

besi dengan cat atau dengan logam lain. Hal ini dikarenakan jika besi dilapisi dengan

cat atau logam lain yang lebih sukar teroksidasi (logam yang mempunyai E0 lebih

besar). Yang akan bereaksi dengan udara adalah lapisan luarnya saja sehingga logam

tersebut bisa dilindungi oleh logam tersebut.

Jika logam seperti seng dan timah mengalami korosi, senyawa yang terbentuk

akan melindungi logam di bawahnya dari korosi selanjutnya. Seng, Zn dan timah

dapat digunakan sebagai logam pelapis untuk melindungi besi dan korosi.

Namun perlu diperhatikan potensial elektrode standar seng dan timah terhadap besi.

Fe2+ + 2e → Fe(s) E0 = -0,44 volt

Zn2+ + 2e → Zn(s) E0    = -0,76 volt

Sn2+ + 2e → Sn(s) E0  = -0,14 volt

Seng lebih mudah di oksidasi daripada besi. Jika besi dilapisi dengan seng, 

besi tidak akan berkarat walaupun lapisan seng tersebut berlubang sekalipun. Besi

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 4

lebih mudah dioksidasi daripada timah. Jika besi dilapisi dengan timah, besi tidak

akan berkarat.

Cara proteksi katodik (katode pelindung).

Cara ini digunakan terutama untuk logam besi yang di tanam di dalam tanah.

Prinsipnya adalah logam besi di hubungkan denga logam lain yang bertindak sebagai

anode dan besi sebagai katode. Jadi, logam yang digunakan untuk melindungi besi

harus yang lebih mudah teroksidasi daripada logam besi, yaitu memiliki potensial

reduksi yang lebih negatif daripada besi. Umumnya digunakan logam Magnesium

(Mg). Logam alkali tidak dapat di gunakan karena reaktif.Logam alumunium(Al)

dan seng (Zn) tidak dapat digunakan karena oksida logam tersebut (Al2O3 atau

ZnO) akan menghambat proses oksidasi berikutnya dengan cara menutupi

permukaan logam.

Pipa besi misalnya untuk air atau minyak yang ditanam di dalam tanah harus

dilindungi. Untuk mencegah korosi pada pipa-pipa ini batang logam yang lebih aktif,

seperti batang Magnesium (Mg) atau seng (Zn) ditanam di dekat pipa dan di

hubungkan dengan kawat, batang magnesium akan mengalami oksidasi dan Mg

yang rusak dapat diganti dalam jangka waktu tertentu sehingga dengan demikian

pipa yang terbuat dari besi itu terlindung dari korosi. Korosi besi ini juga dapat

dicegah dengan menghubungkan besi tersebut dengan kutub negatif sumber listrik.

Proteksi katodik juga merupakan teknik penanggulangan korosi komponen

baja jembatan, khususnya pada bagian tiang pancang pipa baja yang berada dalam

lingkungan air dan atau tanah karena pada bagian tersebut relatif sulit dilakukan

teknik penanggulangan korosi dengan teknik yang lebih murah yaitu pengecatan.

    Pada prinsipnya, korosi terjadi karena adanya aliran elektron dari bagian tiang

pancang pipa baja (anoda) yang diikuti dengan perubahan logam menjadi ion logam

(karat) ke bagian tiang pancang pipa baja lain yang karena kualitas baja atau kondisi

lingkungannya menjadi katoda. Pada proteksi katodik, terjadinya kerusakan baja

akibat aliran elektron dari anoda ke katoda ditanggulangi dengan memberikan

pasokan elektron secukupnya pada seluruh struktur baja yang dilindungi atau dengan

kata lain menjadikan seluruh struktur baja tersebut menjadi katoda yang kaya akan

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 5

elektron. Dilihat dari cara memasok elektron, proteksi katodik terbagi dalam dua

cara, yaitu:

o Metoda arus terpasang (impressed current), yaitu pasokan elektron

dilakukan dengan cara menghubungkan tiang pancang pipa baja dengan

katoda pada suatu sumber listrik. Metoda ini menggunakan sumber arus

searah dari luar, misalnya Transformer Rectifier, DC Generator, dan lain-

lain. Arus listrik pada sistem ini dialirkan ke permukaan logam yang

diproteksi melalui anoda pembantu, misalnya Anoda Graphite, Baja,

Platina, dan Besi Tuang. Keuntungan besar dari metoda arus terpasang

adalah bahwa sistem ini dapat menggunakan anoda inert atau anoda yang

tahan karat seperti platina dan karbon.

o Metoda anoda korban (sucricifial anode), yaitu pasokan elektron

dilakukan dengan cara menghubungkan tiang pancang pipa baja dengan

logam lain sebagai anoda korban yang memiliki potensial lebih rendah.

Pada cara ini terjadi aliran elektron dari logam dengan potensial yang

lebih rendah ke tiang pancang pipa baja yang potensialnya lebih tinggi.

Dengan demikian maka tiang pancang pipa baja akan terlindung dari

korosi namun sebagai konsekwensinya logam anoda dalam waktu

tertentu akan rusak/habis dan selanjutnya dapat diganti atau diperbaharui.

Mengganti anoda lebih ringan secara teknik maupun ekonomis dibanding

mengganti tiang pancang pipa baja.

o Anoda karbon.

Cara lain untuk mencegah korosi besi adalah dengan menggunakan

anoda karbon. Dengan membandingkan potensial reduksi standar besi

dan magnesium.

Fe2+  + 2e → Fe(s)                E0 = -0,41 volt

Mg2+ + 2e → Mg(s)               E0 =-2,39 volt

Terlihat bahwa Mg2+  lebih sulit direduksi dibandingkan dengan

Fe2+  atau sebaliknya, Mg(s) lebih mudah dioksidasi daripada Fe(s).

Sepotong Mg yang terhubung dengan besi akan lebih cenderung

dioksidasi dibandingkan dengan besi, dan sekali terpakai oleh oksidasi

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 6

harus diganti. Metode ini biasanya digunakan untuk melindungi lambung

kapal, jembatan, dan pompa air besi dari korosi. Pelat magnesium

dihubungkan dengan interval yang teratur sepanjang potongan pipa yang

terkubur, dan ini jauh lebih mudah untuk menggantikannya secara

periodik dari pada mengganti keseluruhan pipa.

o Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.

Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk

mencegah kontak dengan air.

o Pembalutan dengan Plastik

Berbagai macam barang misalnya rak piring dan keranjang sepeda

dibalut dengan plastik. Plastic mencegah kontak dengan udara dan air.

b. Perbedaan perlakuan metode yang dilakukan, bergantung pada fungsi dan logam yang

akan dilindungi.

3. Bagaimana mekanismenya magnesium dapat melindungi logam besi dari korosi.

Untuk mencegah korosi pada pipa di dalam tanah, di dekatnya ditanam logam yang lebih

aktif, misalnya Magnesium, yang dihubungkan dengan kawat.  Jika logam besi dihubungkan

dengan Magnesium, besi tersebut akan sukar mengalami korosi. Hal ini disebabkan

Magnesium lebih mudah teroksidasi dibandingkan besi . Magnesium akan bereaksi dengan

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 7

oksigen dan air dalam lingkungan yang mengandung karbon dioksida dan membentuk

senyawa Magnesium karbonat.

4. Apakah ada kaitan antara lingkungan dekat TPA dengan kecenderungan pipa besi

terkorosi? Mengapa?

Ya, ada. Sebab, proses dekomposisi sampah di TPA secara kontinu akan berlangsung

dan dalam hal ini akan menghasilkan berbagai gas seperti CO, CO2, CH4, H2S. Terutama

untuk gas CO2 yang terakumulasi menyebabkan korosi pada logam.

Karbondioksida (CO2), jika kardondioksida dilarutkan dalam air maka akan terbentuk

asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan meningkatkan korosifitas,

biasanya bentuk korosinya berupa pitting. Pitting yaitu korosi yang berbentuk lubang-

lubang pada permukaan logam karena hancurnya film dari proteksi logam yang disebabkan

oleh rate korosi yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lainnya pada

permukaan logam tersebut yang secara umum reaksinya adalah:

CO2 + H2O H2CO3

Fe + H2CO3 FeCO3 + H2

Dari reaksi di atas, menghasilkan asam karbonat yang merupakan penyebab korosi

5. Bagaimana saran Anda untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh pengguna pipa

tersebut?

Saran kami, untuk mengatasi masalah di atas dengan

menggunakan pipa HPDE (Polyethylene Kepadatan

Tinggi). Pipa HDPE adalah pipa plastic bertekanan

secara luas yang terbuat dari bahan polimer

polyethylene. Mengingat terjadinya korosi hanya pada

benda logam, maka bila menggunakan pipa HDPE tidak akan menyebab korosi pada pipa di

berbagai tempat. Pemakaian pipa jenis ini sangat membantu terutama untuk lokasi pipa yang

berada di sekitar TPA (Tempat Pembuangn Sampah). Namun, tentunya hal ini memerlukan

relokasi biaya yang cukup besar dan memakan waktu.

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 8

6. Dari data sekunder yang Anda peroleh, diketahui pH tanah sekitar lokasi penempatan pipa

besi adalah pH 6. Dapatkah Anda melakukan predisksi apakah terjadi proses korosi pada

pipa besi yang ditanam di daerah tersebut? Penjelasan sebaiknya menggunakan angka

yang akurat.

Menurut kelompok kami kondisi lingkungan dengan pH 6, belum dapat dikatakan

sebagai berbahaya namun memiliki potensi untuk menyebabkan terjadinya pengkorosian,

walau kecil. Telah digunakan suatu penelitian dengan menggunakan senyawa asetat dan

ammonia yang merupakan komponen penyebab korosi dalam lingkungan. PH lingkungan

asam asetat dan amonia yang diuji berkisar 4; 5; 5,5; 6; 7; 8; 8,5; 9 dan 10. Perhitungan laju

korosi dilakukan dengan metode Polarisasi Potensiodinamik. Pengujian polarisasi

potensiodinamik digunakan pula untuk melihat perilaku akti-pasif dari besi yang diuji. Dari

penelitian diperoleh bahwa terjadi penurunan laju korosi dalam media asam asetat dan

amonia dengan kenaikan nilai pH. Nilai laju korosi terbesar yang didapatkan adalah

0,052mm/yr pada pH 4. Maka, jika pH lingkungan 4 baru terjadi korosi yang harus segera

diatasi.

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 9

TOPIK II : PROSES ELEKTROLISIS LOGAM

1. Bagaimana menjelaskan reaksi yang terjadi pada proses perolehan logam alumunium dari

bauksit?

Perolehan Alumunium dari Bauksit

Hampir semua logam aluminium dihasilkan dengan proses elektrolisa Hall-

Heroult. Dalam proses peleburan aluminium secara elektrolisa, media penghantar

arus listrik yang digunakan yaitu elektrolit. Bahan baku utama dari elektrolit yang

digunakan untuk peleburan aluminium adalah kriolit (Na3AlF6) disamping bahan-

bahan tambahan lainnya.

Bath adalah leburan dari kriolit (Na3AlF6) yang terionisasi menjadi ion sodium

(ion positif) dan ion heksafluoroaluminat (ion (-)):

(Na3AlF6) 3 Na+ + AlF63-

Ion-ion heksafluoroaluminat akan terurai lagi menjadi :

AlF63- AlF5

2- + F-

2 e + AlF63- AlF5

4- + F-

Leburan kriolit sangat baik sebagai pelarut alumina (Al2O3) karena ion-ion AlF63 -

reaktif

terhadap alumina (Al2O3).

Pada konsentrasi alumina (Al2O3) yang rendah, reaksi yang terjadi yaitu :

Al2O3 + 4 AlF63- 3 Al2OF6

2- + 6 F-

Pada konsentrasi alumina (Al2O3) yang tinggi, reaksi yang terjadi yaitu :

2 Al2O3 + 2 AlF63- 3 Al2O2F4

2-

Ion-ion yang ada di dalam bath yaitu :

Na+, F- ,AlF4-, AlF52-, AlF6

3-, Al2OF62-, Al2O2F4

2-

Ion dengan muatan positif (+) akan tertarik ke katoda dan yang bermuatan negatif (-) akan

tertarik ke anoda.

Pada proses Hall-Heroult di atas, logam aluminium diperoleh melalui dari

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 10

alumina dengan menggunakan cairan kriolit (Na3AlF6), (titik lebur 1000 oC) yang

digunakan sebagai pelarut. Sejumlah besar aluminiun oksida/alumina (Al2O3)

dilarutkan dalam kriolit, dimana larutan kriolit dapat menurunkan titik lebur alumina.

Campuran kriolit dan aluminium oksida di elektrolisa dalam sel dan sel lapisan karbon

yang berfungsi sebagai katoda tersimpan di dalam cairan aluminium. Pada operasi sel,

cairan aluminium berada pada bagian bawah sel.

Arus listrik akan mengelektrolisa alumina menjadi aluminium dan oksigen

bereaksi membentuk senyawa CO2. Aluminium cair dari hasil elektrolisa akan turun ke

dasar pot dan selanjutnya dialirkan dengan prinsip siphon ke krusibel yang

kemudian diangkut menuju tungku-tungku pengatur (holding furnace). Kebutuhan

listrik yang dihabiskan untuk menghasilkan 1 kg aluminium berkisar sekitar 12 - 15

kWh. Satu kg aluminium dihasilkan dari 2 kg alumina dan ½ kg karbon. Reaksi

permunian alumina menjadi aluminium adalah sebagai berikut :

970 oC

2 Al2O3 + 3 C 4 Al + 3 CO2

Na3AlF6

2. Bagaimana bentuk sel elektrokimia yang digunakan dalam proses electroplating, berikan

contoh reaksi electroplating yang Anda ketahui?

a. Sel elektrokimia pada proses electroplating tembaga-seng

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 11

b. Contoh reaksi electroplating seng dengan tembaga

Pada anoda, terjadi reaksi :

Zn Zn2+ + 2e-

Pada katoda, terjadi reaksi:

Cu2+ + 2e- Cu

Reaksi keseluruhan lapis seng dengan tembaga :

Cu2+ + Zn Cu + Zn2+

3. Bagaimana Anda menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lapisan logam

electroplating yang diperoleh?

Efisiensi Electroplating

Kualitas lapisan logam dengan cara electroplating dipengaruhi oleh efisinesi katoda

dan efisiensi anodanya. Efisiensi plating pada umumnya dinyatakan sebagai efisiensi arus

anoda maupun katoda.

Efisiensi katoda yaitu arus yang digunakan untuk pengendapan logam pada katoda

dibandingkan dengan total arus masuk. Arus yang tidak dipakai untuk pengendapan

digunakan untuk penguraian air membentuk gas hidrogen, hilang menjadi panas atau

pengendapan logam-logam lain sebagai impuritas yang tak diinginkan.

Efisiensi anoda yaitu perbandingan antara jumlah logam yang terlarut dalam elektrolit

dibanding dengan jumlah teoritis yang dapat larut menurut Hukum Faraday. Kondisi plating

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 12

yang baik bila diperoleh efisiensi katoda sama dengan efisiensi anoda, sehingga konsentrasi

larutan bila menggunakan anoda aktif akan selalu tetap.

Efisiensi arus katoda sering dipakai sebagai pedoman menilai apakah semua arus

yang masuk digunakan untuk mengendapkan ion logam pada katoda sehingga didapat

efisisensi plating sebesar 100 % ataukah lebih kecil. Adanya kebocoran arus listrik, larutan

yang tidak homogen dan elektrolisis air merupakan beberapa penyebab rendahnya efisiensi.

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 13

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Korosi merata dapat terjadi pada logam dan paduan logam karena reaksi oksidasi dan

reduksinya tersebar secara merata pada logam dengan laju korosi yang relatif sama.

2. Logam yang terkorosi merata terjadi akibat seluruh permukaan logam kontak dengan

lingkungannya.

3. Semakin rendah pH lingkungan, maka semakin mudah terjadinya proses korosi.

4. Untuk melindungi suatu logam dari korosi dapat dilakukan dengan berbagai macam metode,

seperti Elektroplating (metode pelapisan pada logam).

5. Kualitas suatu lapis logam ditentukan oleh efisiensi katoda dan efisiensi anoda

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 14

Daftar Pustaka

Chandler, K.A. 1985. Marine and Offshone Corrosion. Batter Work

Helen L. Lou. Elektroplating. Departement of Chemical engineering, Lamar University,

Texas, U.S.A.

J.M.G. Cowie. 1991. Polymers : Chemistry and Physics of Modern Materials,

Chapman & Hall, United Kingdom.

Lou, Helen L. Elektroplating. Departement of Chemical engineering, Lamar University,

Texas, U.S.A.

M.E.P.Souza, E.Ariza, M.Ballester, I.V.P.Yoshida, L.A. Rocha, C.M.A.Freire.

2006. Characterization of organic-inorganic hybrid coatings for corrosion protection of

galvanized steel and electroplated. Material Research.

Oxtoby, David W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta:  Erlangga

T.P Cou, C. Chandrasekaran, S.J. Limmer, S. Seraji, Y. Wu, M.J. Forbess, C.Nguyen,

G.Z. Cao. 2001. Organic-inorganic hybrid coatings for corrosion protection. Journal of

Non-Crystalline Solids 290.

Makalah Kimia Analitik Pemicu 1oleh Kelompok 3 Halaman 15