Upload
azis-nurrochma-wardana
View
929
Download
37
Embed Size (px)
DESCRIPTION
recloser
Citation preview
BAB IV
CUBICLE
4.1 Gambaran Umum
Panel Hubung Bagi (cubicle) adalah peralatan yang berfungsi menerima
energi listrik dari PLN dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus
mengontrol penyaluran energi listrik tersebut melalui sirkit panel utama dan
cabang ke PHB cabang atau langsung melalui sirkit akhir ke beban yang berupa
beberapa titik lampu dan melalui kotak-kontak ke peralatan pemanfaatan listrik
yang berada di dalam bangunan. Dalam hal ini untuk tegangan pengenalnya ialah
24.000 Volt.
Ukuran dari cubicle di rancang sedemikian rupa, yang artinya panjang,
lebar dan tingginya di buat sedemikian rupa agar semua komponen yang
diperlukan dalam sebuah panel terpasang sempurna sesuai fungsi dan
kegunaannya serta memudahkan dalam penggunaan serta perawatan komponen
cubicle itu sendiri. Sebagian besar cubicle terbuat dari bahan yang tahan lembab,
kokoh dan tidak dapat terbakar seperti besi dan logam dengan ketebalan yang
sudah di rancang sesuai kebutuhan sehingga ketahanannya terhadap gaya mekanis
memenuhi persyaratan serta memperhatikan kondisi iklim di Indonesia.
Cubicle harus dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi
cukup dengan ketinggian sekurang-kurangnya 1,2 m dari lantai sampai alas box
(lemari) hubung bagi dan dapat di operasikan tanpa alat bantu misalnya tangga
33
34
atau meja. Tidak di perbolehkan pemasangan cubicle di ; kamar mandi, kamar
kecil, tempat cuci, tangga atau di ruangan lembab lainnya. Disekitar cubicle harus
terdapat ruang yang cukup sehingga pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan,
pengoperasian dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
4.2 Macam-Macam Merek Cubicle
4.2.1. Fluokit M 24
Gbr
Gbr. 4.1 Cubicle Tipe Fluokit M 24
Produksi Alsthom Perancis yang dirakit oleh PT Unindo Indonesia,
tampil dengan ukuran lebih kecil dengan KIT C 27.3 ukuran lebar 500
mm, tinggi 1650 mm. Dilengkapi heater untuk mengurangi kelembaban dan
efek corona. Peredam busur api menggunakan media SF 6 diperkirakan
beroperasi sejak 1990.
35
4.2.2. Merlin Gerin SM 6
Gbr. 4.2 Cubicle Tipe Merlin Gerin SM6
Panel TM / Cubicle ini merupakan cubicle proteksi atau metering
( CBOM: Circuit Breaker Outgoing Metering) dengan Circuit breaker
dengan media Gas / SF6, yang bisa dilengkapi dengan Program Relay
proteksi Sepam 1000 & metering. Biasanya digunakan pada Gardu PLN
atau untuk proteksi jaringan 20kv pada gardu konsumen. Garansi 1 Tahun.
Cubicle ini juga bisa dilengkapi Motorized dengan system PLC.
4.2.3. Kit C 27.2
Gbr. 4.3 Cubicle Tipe Kit C 27.2
Produksi Alsthom Perancis, sebagai pengembangan dari merek
DAB, di PLN beroperasi sejak tahun 1982. Ukuran lebar 500 mm dan
36
tinggi 1950 mm. Peredam busur api untuk jenis LBS dan jenis PMT
menggunakan gas SF6 sedangkan untuk jenis PMS tanpa peredam.
4.2.4 Kit C 25 Alsthom
Gbr. 4.4 Cubicle Tipe Kit C 25 Alsthom
Produksi Alsthom - Perancis di PLN diperkirakan beroperasi sejak
tahun 1975 dan jumlah gardu yang menggunakan merek ini diperkirakan
masih sekitar 500 gardu. Jenis LBS peredam busur api menggunakan udara.
Untuk jenis PMT peredam busur api menggunakan minyakenis sedangkan
jenis PMS tanpa peredam.
4.2.5. Merlin Gerin Vercor 6
Gbr. 4.5 Cubicle Tipe Merlin Gerin Vercor 6
37
Produksi Schnaidel Pperancis diperkirakan beroperasi sejak tahun 1985.
Ukuran lebar 500 m dan tinggi 1650 mm. Dilengkapi dengan pemanas (heater)
untuk mengurangi kelembaban dan efek korona. Peredam busur api
menggunakan gas SF6
4.3 Jenis Peralatan Cubicle
Nama id.
Nama Produsen
Merek Dagang
TipeKode Pabrik
Teg. Pengen
al
Arus Pengen
al
Ketahanan Arus
1Guna Era Manufaktura, PT
GAE24 kV LBS Cubicle and Controlgear
SF 24 kV 63 16 kA/1s
2Guna Era Manufaktura, PT
GAE24 kV Metering Cubicle LS 24 kV 630 16 kA/1s
3Guna Era Manufaktura, PT
GAE24 kV CB Outgoing Cubicle DSTA 24 kV 630 16 kA/1s
4Guna Era Manufaktura, PT
GAE
24 kV LBS Cubicle Transformer and Controlgear
RMF 24 kV 6 16 kA/1s
5 Schneider Indonesia, PT
Merlin Gerin dan Schneider Electric
Kubikel untuk keluaran dengan pemutus tenaga
SM6-DM1-A
24 kV 630 16 kA/1s
6 Schneider Indonesia, PT
Merlin Gerin dan Schneider Electric
Kubikel Metering SM6-CMB 24 kV 630 16 kA/1s
7 Schneider Indonesia, PT.
Merlin Gerin dan Schneider Electric
Kubikel untuk pengukuran
SM6-GBC/B
24 kV 630 16 kA/1s
8 Schneider Indonesia, PT.
Merlin Gerin dan Schneider Electric
Kubikel untuk keluaran dengan pemutus tenaga
SM6-DM1 24 kV 630 12,5 kA/1s
10 Schneider Indonesia, PT.
Merlin Gerin dan Schneider Electric
Kubikel untuk keluaran dengan pemutus tenaga
SM6-DM2 24 kV 630 16 kA/1s
11 Schneider Indonesia, PT.
Merlin Gerin
Kubikel terminasi kabel
SM6-GAM 24 kV 630 12,5 kA/1s
12 Schneider Indonesia, PT.
Merlin Gerin dan Schneider Electric
Kubikel saklar beban yang digerakkan motor dan dilengkapi pemindah otomatis
SM6-NSM 24 kV 630 16 kA/1s
38
13 Schneider Indonesia, PT.
Merlin Gerin dan Schneider Electric
Kubikel saklar beban
SM6-IM 24 kV 630 16 kA/1s
14 Unindo, PT Unindo
Kubikel untuk saluran keluaran dengan pemutus tenaga tipe 3A
FKM 24-PGB
24 kV 630 14.5 kA/1s
15 Unindo, PT Unindo Kubikel terminasi kabel tipe 4A
FKM 24-LST
24 kV 630 14.5 kA/1s
16 Schneider Indonesia, PT.
Merlin Gerin dan Schneider Electric
Kubikel proteksi transformator
SM6-PM 24 kV 400 12,5 kA/1s
17 Unindo, PT UnindoKubikel proteksi transformator tipe 2A
FKM 24-PF/C10 24 kV 630 14.5 kA/1s
18 Schneider Indonesia, PT.
Merlin Gerin dan Schneider Electric
Kubikel proteksi transformator
SM6-QM 24 kV 630 16 kA/1s
26 Unindo, PT Unindo
Kubikel untuk saluran keluaran dengan pemutus tenaga tipe 5A
FKM 24-PGC
24 kV 630 14.5 kA/1s
27 Unindo, PT UnindoKubikel transformator tegangan tipe 6A
FKM24 -TM 24 kV 630 14.5 kA/1s
28 Unindo, PT Unindo Kubikel saklar beban tipe 1A
FKM 24-IS/C10
24 kV 630 14.5 kA/1s
29 Unindo, PT UnindoKubikel proteksi transformator tipe 2A
FKM 24-PFA/C12 24 kV 630 14.5 kA/1s
30Guna Era Manufaktura, PT
GAEPHB-TR 3 Fase Pasangan Luar 8 Jurusan
- 400 V 1200 -
31Guna Era Manufaktura, PT
GAEPHB-TR 3 Fase Pasangan Dalam 8 Jurusan
- 400 V 2000 -
32Guna Era Manufaktura, PT
GAEPHB-TR 3 Fase Pasangan Dalam 6 Jurusan
- 400 V 1200 -
33Guna Era Manufaktura, PT
GAEPHB-TR 3 Fase Pasangan Dalam 8 Jurusan
- 400 V 1200 -
34Guna Era Manufaktura, PT
GAEPHB-TR 3 Fase Pasangan Dalam 8 Jurusan
- 400 V 1600 -
35 Nurinda, CV Nurinda
PHB dan Kontrol TR 3 fase Pasangan Dalam 6 Jurusan
- 230/400 V 1200 -
36 Nurinda, CV Nurinda
PHB dan Kontrol TR 3 fase Pasangan Dalam 8 Jurusan
- 230/400 V 2000 -
37 Nurinda, CV NurindaPHB dan Kontrol TR 3 fase Pasangan Luar
- 400 V 500
38 Semesta Contactplas Kubikel Proteksi DK-P 24 kV 31,5 16 kA/1s
39
Eltrindo Pura, PT
ma Transformator
39Semesta Eltrindo Pura, PT
Contactplasma Kubikel Keluaran DK-IG-M 24 kV 630 16 kA/1s
40Electra Inti Perkasa, PT Inti Low
PHB-TR 3 Fase Pasangan Dalam 8 Jurusan
- 400V 1600 -
41Electra Inti Perkasa, PT Inti Low
PHB-TR 3 Fase Pasangan Dalam 8 Jurusan
- 400V 2000 -
42Electra Inti Perkasa, PT Inti Low
PHB-TR 3 Fase Pasangan Dalam 8 Jurusan
- 230/400V 1200 -
43Semesta Eltrindo Pura, PT
Contactplasma
Kubikel Saklar Beban DK-A 24 kV 630 16 kA/1s
104Guna Era Manufaktura, PT
GAEPHB TM Metal Clad
Gaeclad GC 24 24 kV 2000A 25kA/3s
105Guna Era Manufaktura, PT
GAEPHB TM Metal Clad
Gaeclad 630 24 kV 630A 25kA/3s
106Guna Era Manufaktura, PT
GAEPHB - TM Kubikel PMT
Unifluore - DSA 24 kV 630 A 16kA-1s
107 Unindo, PT Unindo Kubikel Sakelar Beban
Fluokit M24+IS
24 kV 630 A 16 kA-Is
108 Unindo, PT Unindo Kubikel Proteksi Transformer
Fluokit M24+PFA
24 kV 630 / 80 A 16 kA-Is
109 Unindo, PT Unindo
Kubikel untuk Saluran Keluaran dengan Pemutus Tenaga
Fluokit M24+PGC
24 kV 630 A 16 kA-Is
110 Unindo, PT Unindo Kubikel Ring Main Unit (RMU)
FBX-E/24 24 kV 630 A 16 kA-3s
111PT Tamco Indonesia TAMCO
20 kV Kubikel masukan/keluaran Tipe TM8-CB
TM8-CB 20 kV 250 A 16 kA/1 s
112PT Tamco Indonesia TAMCO
24 kV Kubikel sakelar Beban Tipe TM8S
TM8S 24 kV 630 16 kA/1 s
113 PT Nurinda Nurinda Rak TR pasangan dalam 6 jurusan
- 230/400 V 1200 -
114 PT Nurinda Nurinda Rak TR pasangan dalam 8 jurusan
- 230/400 V 2000 -
115 PT Nurinda Nurinda Rak TR Pasangan Luar
- 400 V 500 -
Tabel 1. Jenis Peralatan Cubicle
4.4 Tipe-Tipe Cubicle
1. Cubicle tipe masukan (Incoming)
40
Pada Cubicle ini tenaga listrik dari penyulang ( gardu induk) masuk dan
dihubungkan pada jalur hantaran ( Busbar). Dengan criteria-kriteria
tertentu.Berikut tabel spesifikasi teknik pada Cubicle type Incoming.
No. Uraian Spesifikasi Satuan1 Kondisi Iklim:
a. Geografib. Ketinggianc. Suhu rata-rata maksimum
dalam 1 hari
Khatulistiwa< 100035
M (meter)ºC
2. Karakteristik listrika. Tegangan pengenalb. Frequensi pengenalc. Tegangan ketahanan Impuls
standartd. Arus ketahanan hubung
Singkat
2450125
20
KvoltHzKVolt
KAmpere
3 Karakteristik Dimensi Cubiclea. Tinggi maksimum (Height)b. Kedalaman maksimumc. Lebar maksimum
1635940 + 60375/500
MmMmMm
Tabel 2. Spesifikasi teknik Cubicle Incoming
2. Cubicle type metering (Pengukuran)
Berfungsi untuk pengukuran tidak langsung yang dihubungkan pada
kotak area pelayanan pelanggan (APP).cubicle tipe ini dilengkapi dengan CT
(Current Transformator) dan PT (Potensial Transformator) dengan ratio
perbandingan sesuai dengan besarnya daya pada konsumen.Untuk
spesifikasinya sebagai berikut:
No. Uraian Spesifikasi Satuan1 Kondisi Iklim:
d. Geografie. Ketinggianf. Suhu rata-rata maksimum
dalam 1 hari
Khatulistiwa< 100035
M (meter)ºC
2. Karakteristik listrik
41
e. Tegangan pengenalf. Frequensi pengenalg. Tegangan ketahanan
Impuls standarth. Arus ketahanan hubung
Singkat
2450125
20
KvoltHzKVolt
KAmpere
3 Karakteristik Dimensi Cubicled. Tinggi maksimum
(Height)e. Kedalaman maksimumf. Lebar maksimum
16351000375/500
MmMmMm
Tabel 3. Spesifikasi teknik Cubicle metering
3. Cubicle type keluaran (Outgoing)
adalah suatu Cubicle yang digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik
ke satu atau lebih sirkuit keluarannya. Dengan ditambahakan beberapa alat
proteksi untuk melindungi piranti konsumen dari gangguan
jaringan.Spesifikasinya hampir sama dengan cubicle type incoming,tetapi yang
membedakanya ialah pada dimensinya.
No. Uraian Spesifikasi Satuan1 Kondisi Iklim:
g. Geografih. Ketinggiani. Suhu rata-rata maksimum
dalam 1 hari
Khatulistiwa< 100035
M (meter)ºC
2. Karakteristik listriki. Tegangan pengenalj. Frequensi pengenalk. Tegangan ketahanan Impuls
standartl. Arus ketahanan hubung
Singkat
2450125
20
KvoltHzKVolt
KAmpere
3 Karakteristik Dimensi Cubicleg. Tinggi maksimum (Height)h. Kedalaman maksimumi. Lebar maksimum
1635940+215750
MmMmMm
Tabel 4. Spesifikasi teknik Cubicle outgoing
Gbr. 4.6. Kompartmen Cubicle
42
4.5 Komponen dan peralatan proteksi pada Cubicle.
Komponen yang terpasang pada masing-masing cubicle
(Incoming,outgoing,metering) pada umumnya terdiri dari:
1. Kompartmen
Adalah merupakan rumah dari penyambung kabel, sakelar pemisah,
sakelar beban, pemutus tenaga, pengaman lebur dan transformator
instrumen. Untuk masuk ke peralatan yang terpasang di dalam
kompartement tersebut dilakukan dengan membuka tutup atau pintu
berengsel. Operator hanya dapat masuk ke dalam kompartemen
apabila semua peralatan di dalam kompartemen dalam keadaan tidak
bertegangan atau dihubungkan ke pembumian apabila masih
tersambung ke sirkuit di luar komparternen.
43
Keterangan:
1. Kompartemen busbar
2. Kompartemen tegangan rendah
3. Pemutus beban dan saklar pentanahan 4. Kompartemen
mekanik operasi 5.Kompartemen kabel
2. Rel / Busbar
Busbar/rel adalah suatu konduktor dengan impedansi rendah, dimana
beberapa sirkit listrik dapat dihubungkan secara terpisah. Untuk
sistem busbar hantaran yang terdiri dari satu atau lebih busbar/reI
yang diberi jarak dan disangga dengan bahan-bahan isolasi dalam
suatu saluran, selungkup atau sejenisnya dan merupakan susunan dari
cubicle-cubicle hantaran utama, cabang dan lain-lain
3. Kotak Pemutus
Box (compartment) untuk tempat saklar Pemutus Tenaga (PMT).
Dengan dimensi yang cukup besar kotak pemutus dibagi menjadi 2
jenis. Yaitu: jenis kotak yang dapat ditarik keluar dan yang tidak dapat
ditarik keluar. Hal ini berpengaruh pada saat proses pemeliharaan
kontak pemutus. Pada kotak pemutus terdapat beberapa komponen
tambahan sebagaimana dijelaskan pada gambar dibawah ini.
44
Gbr. 4.7 Kotak Pemutus
(CB)
Keterangan:
1. Spring charging pegas PMT secara manual.2. Tanda/indicator kondisi CB3. Label Informasi4. Tombol open CB5. Tombol closed CB6. Indicator spring charge.7. Penghitung operasi.8. Terminal
4. Pemisah Hubung Tanah
Merupakan saklar pembumian untuk mengamankan operator dari
bahaya muatan listrik pada sirkit utama maupun sirkit bantu,
dihubungkan pada penghantar tembaga dan mampu mengalirkan arus
sebesar 12,5 kA selama 1 detik tanpa menjadi rusak.
5. Terminal Penghubung.
45
Terminal penghubung pada cubicle dibagi menjadi 2 yaitu terminal
sirkit utama dan terminal sirkit bantu. Pada terminal sirkit utama
digunakan untuk penghubung jalur utama dari penyulang ke cubicle
yang mana terdapat isolator keramik (Busing). Busing dengan model
post isolator dari bahan keramik atau bahan yang tidak mudah
terbakar, sedangkan pada terminal sirkit bantu terbuat dari jenis “heat
shrinkkable" alau "primoulded slip" atau" plug type”.
Gbr. 4.8 Terminal Penghubung
6. Fuse Holder
Fuse holder sama dengan rumah fuse dengan ketahanan menahan arus
sampai 630 A.
7. Trafo Tegangan (PT)
Transformator instrument yang tegangan sekundernya dalam
pemakaian kondisi nonmal, sebanding dengan tegangan primernya dan
berbeda fasa dengan sudut yang mendekati nol untuk arah hubungan
yang sesuai. Trafo tegangan ini digunakan untuk pengukuran
(metering) dan terkadang digunakan untuk pengamanan.letak PT pada
cubicle metering dengan ratio tegangan 20KV/√3 / 100V/√3.
20.000 Volt/√3 = E1 , tegangan primer trafo.
46
100V/√3. = E2, tegangan sekunder trafo.
Gbr. 4.9 Trafo Tegangan
8. Trafo Arus (CT)
Transforrnator instrumen dimana dalam kondisi pemakaian norrnal ,
arus sekunder bena-benar proporsional. Dengan arus primernya dan
berbeda fasa dengan sudut, yang mendekati nol untuk arah hubungan
yang bersesuaian.Pada umumnya arus nominal dari arus sekunder
adalah 1 Ampere atau 5 Ampere.Fungsi dari trafo CT ini pada kubikle
diantaranya untuk pengukuran dan proteksi arus lebih pada relai-relai
arus.Dengan berkoordinasi dengan PT ,output trafo CT dihubungkan
pada KWh meter untuk menghitung besarnya daya pemakaian.
47
Gbr. 4.10 Trafo Arus
Untuk menghitung besarnya ratio dari CT, berdasarkan pada daya
kontrak pelanggan dan disesuaikan dengan standart trafo CT yang
ada.
Contoh:
Daya kontrak PT. Ria Sarana Semarang sebesar 2800 KVA.dengan
tegangan nominalnya 20 KVolt. Maka trafo CT yang digunakan adalah
P kontrak = √3 x Vn x In
In =
P
√3 x Vn
=
2800 KVA
√3 x 20KV = 80,83 A ≈ 81 Ampere
Arus yang didapat dari perhitungan sebesar 81 Ampere, jadi CT yang
digunakan sebesar 100 Ampere dengan ratio 100/5 Ampere.
9. Kabel power
Kabel Power yang dimaksud adalah penghantar untuk menyalurkan
tenaga listrik dari penyulang ke Cubicle.jenis kabel yang digunakan
yaitu XLPE 3 x 240 mm2 dipilin dari bahan aluminium.
10. Lampu Indikator
48
Lampu indikator yang menunjukkan adanya tegangan pada masing-
masing phase. Indikator terletak pada cubicle incoming dan outgoing.
11. Pemanas (Heater)
Semua kubikel harus dilengkapi pemanas yang mampu bekerja selama
beroperasinya Cubicle. Pemanas ini digunakan untuk menjaga
kelembaban pada ruang cubicle. Apabila tidak dilengkapi pemanas
maka harus dijamin bahwa cubicle-cubicle tersebut dapat beroperasi
pada iklim tropis (kelembabanya tinggi) selama umur pemakaiannya.
12. Handle Kubikel (Tuas Operasi)
Tuas yang digunakan untuk mengopen maupun menngclose circuit
breaker dengan posisinya harus sedemikian rupa dengan penunjukkan
tanda saat tuas itu kondisi membuka atau menutup,
Untuk lebih menambah tingkat keandalan dan keamanan cubicle, perlu
ditambahakan peralatan proteksi. Tidak hanya sebatas proteksi, ada sistem
keamanan yang melindungi cubicle dan operator (manusia) saat pengoperasian.
Berikut akan dijelaskan uraian singkat untuk jenis-jenis peralatan dan system
proteksi pada Cubicle.
Peralatan proteksi, meliputi:
1. Circuit Breaker (Pemutus Tenaga)
CB atau Pemutus tenaga merupakan peralatan hubung yang bekerja
membuka dan menutup rangkaian arus listrik, mempunyai kemampuan
memutus arus beban, arus gangguan dan dilengkapi dengan media
49
pemadam busur api. CB terletak pada kotak pemutus disertai tuas
operasi (handle cubicle) pada Cubicle outgoing. CB ini dapat bekerja
secara manual maupun otomatis. mekanik untuk menggerakkan CB
menggunakan system pegas yang bilamana CB dalam keadaan open,
pegas harus diberi tekanan berupa gas / udara untuk menutup (close)
Circiut Breaker.
2. Load Break Switch (LBS)
LBS adalah peralatan hubung yang bekerja membuka dan menutup
rangkaian listrik, mempunyai kemampuan memutus arus beban dan
tidak mampu memutus arus gangguan. Peralatan hubung ini dilengkapi
dengan media pemutus busur api. LBS dipasang pada sisi cubicle
incoming dan metering.
3. Earthing Switch (Saklar pembumian)
Merupakan pengaman dari muatan tenaga listrik yang tersimpan pada
logam yang bukan merupakan bagian dari sirkit utama maupun bantu.
Hal ini untuk melindungi operator saat dilakukan proses pemeliharaan
dan sebagainya. Saklar pembumian ini harus dihubungkan dengan
Gbr. 4.11. Saklar Pemutus Beban (LBS)
50
sirkit grounding yang terbuat dari tembaga dengan luas penampang
sekurang-kurangnya 30mm2. Saklar pembumian harus mempunyai
kapasitas penyambunganya sebesar 31,5 KA(puncak). Dan untuk
kapasitas penyambungannya umumnya sebesar 5,8 KA.
Gbr. 4.12. Tuas Saklar Pentanahan (Earthing Switch)
4. Disconecting Switch (DS)
Berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak
berbeban dan pada umumnya DS tidak dapat memutuskan arus. Pada
pengoperasian cubicle, terutama apabila dalam kondisi pemeliharaan
untuk melepas DS terlebih dahulu CB harus dilepas. Untuk menjamin
hal tersebut harus ada keadaan saling mengunci (Interlock) antara CB
dan DS.
5. Sistem Saling Mengunci (Interlock)
Sistem interlok berfungsi untuk mencegah kemungkinan kesalahan
atau kelalaian operasi dari peralatan dan untuk menjamin keamanan
51
operator. tuas pengunci harus dari jenis mekanik dan pembuatan yang
tinggi dan memiliki kekuatan mekanis yang baik. Sistem Interlock
dibagi menjadi 3 jenis, meliputi:
1. Interlok pintu
- Pintu Cubicle harus tidak dapat dibuka jika :
a) Saklar utama ( sakelar tegangan menengah) dalam keadaan
tertutup.
b) Saklar pembumian dalam keadaan terbuka
- Pintu Cubicle harus tidak dapat ditutup jika sakelar pembumian
dalam keadaan terbuka
2. Interlok sakelar utama (CB)
Saklar utama (sakelar tegangan menengah) harus tidak dapat
dioperasikan jika :
a) Pintu PHB dalam keadaan terbuka
b) Sakelar pembumian dalam keadaan tertutup
3. Interlok saklar pembumian.
Saklar pembumian harus tidak dapat dioperasikan apabila saklar
utama dalam keadaan menutup.
52
6. Media Peredam Busur Api.
Pada cubicle tentunya mempunyai media pemadam busur api yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Maka dari itu, terkadang
pengklasifikasian cubicle didasarkan pada media pemadam busur api.
Media ini digunakan sering digunakan pada kontak LBS maupun CB
untuk mengurangi efek julat api ketika LBS bekerja. Karena memikul
beban daya yang besar, tentunya LBS saat dioperasikan menimbulkan
busur api pada ujung-ujung kontaknya. Adapun beberapa media
peredam busur api yang terpasang pada cubicle adalah sebagai berikut:
1. Minyak
Media pemadaman busur api berupa minyak harus mempunyai
nilai tahanan isolasi minyak tertentu. Tahanan isolasi ini untuk
menahan tegangan tembus saat kontak bekerja. Untuk
pengujian nilai ketahanan tingkat isolasi minyak menggunakan
alat ukur dielectrikum test.
Gbr. 4.13. Sistem Interlock Pada Cubicle.
53
Gbr. 4.14 Media Peredam Busur Api dengan Minyak
2. Udara
Udara dihembuskan pada kontak yang menimbulkan busur api
saat beroperasi.
3. Vacuum (hampa udara)
Karena busur api terjadi karena adanya kadar O2 disekiling
kontak, maka dengan media vacuum akan meminimalisir
terjadinya busur api pada kontak LBS maupun CB.
4. Gas (SF6/Sulfur Hexaflouride)
Untuk prinsip kerjanya hampir sama dengan peredam dengan
udara, hanya saja tekanan gas lebih besar.
Gbr. 4.15. Media Pemadam Busur Api dengan Udara
54
7. Pelebur (Fuse)
Pelebur ini bekerja apabila ada arus yang mengalir pada fuse melebihi
dari kapasitasnya. Pada cubicle dipasang pada sisi metering untuk
mengamankan PT dari arus lebih yang mengalir. Besarnya nilai
pelebur ini disesuaikan dengan besarnya daya kontrak antara
pelanggan dengan PLN.
8. Relai Proteksi.
Relai-relai pengaman yang terpasang pada cubicle terdiri dari :
1.OCR (Over Current Relay)
Relay yang bekerja apabila ada arus gangguan antara phase-phase.
OCR ini memiliki setting arus untuk merespon arus gangguan. Dan
memiliki setting waktu kapan relai bekerja (Trip) berdasarkan
grafiknya. Berikut terdapat tabel setting arus pada relai OCR
berdasarkan SPLN no. 118 tahun 1996 .
Tabel 5. Setting arus OCR
Gbr. 4.16. Media Pemadam Busur Api dengan Vacuum
55
2. GFR (Ground Fault Relay)
Relay yang bekerja apabila ada arus gangguan antara phase-ground.
Setting arus GFR ini lebih rendah dibanding setting OCR karena nilai
arus gangguan GFR lebih besar dan dengan setting waktu trip
berdasarkan grafik extreme. Dalam hal ini apabila ada gangguan dalam
waktu yang sangat singkat relay akan bekerja (trip).
3. UFR (Relai Frequensi)
Relay yang bekerja dengan sensor frequensi. Pada industri yang
menggunakan mesin-mesin perkakas yang sensitive dengan frekuensi
perlu menggunakan relai ini untuk mengamankan mesin dari
ketidakstabilan frekuensi. Terdapat 5 setting frekuensi dari UFR ini
sebagai nilai referensi. Frekuensi standar dari tenaga listrik di
Indonesia pada umumnya adalah 50 Hz. Maka dari itu UFR merespon
frekuensi minimum sesuai dengan setting frekuensi pada mesin-mesin
perkakas.
4. Relay Recloser.
Relay recloser atau PBO (Penutup balik Otomatis) ini bekerja
berkoordinasi dengan relai-relai arus lebih dengan pengontrol waktu
untuk membalik/menutup secara otomatis. Setting relai recloser ini
rata-rata diatur untuk 2 kali trip. Jadi,
apabila terjadi gangguan yang
56
menyebabkan relai OCR atau GFR bekerja, relay recloser akan
bekerja (trip). Dengan selang waktu tertentu relay akan membalik
seperti semula. Namun apabila gangguan belum teratasi, relai recloser
akan kembali trip dan tidak akan membalik seperti semula. Koordinasi
dari relai recloser ini untuk mengontrol CB (saklar utama) dari cubicle
outgoing, sehingga apabila terjadi gangguan baik dari jaringan luar
maupun dari instalasi pelanggan, relay-relai proteksi akan bekerja
untuk saling mengamankan. Koordianasi dari relai-relai proteksi
diatas tergabung (terintegrasi) pada sebuah alat yang disebut SEPAM
1000.
4.6 Wiring (pengawatan) pada Cubicle
Dalam pengawatan pada cubicle tergantung pada beban yang dipikul oleh
penyulang yang terpasang di pelanggan. Wiring ini mencakup komponen dan
peralatan proteksi pada cubicle. Namun, sesuai dengan standar PLN pada cubicle
konsumen tunggal, wiring harus memenuhi persyaratan:
1. Cubicle outgoing
a. Satu set busbar tiga phase 400 A atau 630 A
b. Satu pemisah tiga kutub dengan arus pengenal 400 A atau 630 A yang
dioperasikan secara manual
Gbr. 4.17. SEPAM 1000 Protection Relay
57
c. Satu pemutus tenaga tiga kutub jenis SF6 atau hampa udara dengan
pengoperasian melalui energi pegas yang pengisiannya dilakukan secara
manual atau motor listrik.
Pemutus tenaga tersebut dilengkapi kumparan trip dan indikator posisi buka/tutup
secara mekanis.
- Arus pengenal : 400 A atau 630 A
- Kapasitas pemutusan pada 24 kV : 12,5k A
- Kapasitas penyambungan (puncak) : 31,5k A
- Kapasitas pemutusan transformatoe pada beban : 16A
- Kapasitas pemutusan pengisian kabel : 50 A
d. Tiga buah transformator arus dengan dua inti yang ditempatkan disaluran
keluar:
- Arus primer . sesua kebutuhan (50, 100,200,400 atau 600 A)
- Arus sekunder : 5 - 5 A
- Kapasitas ketahanan arus lebih( 1 detik) : 12,5k A
-Beban pengenal : Kapasitasnya harus memenuhi relai dengan sekurang-
kurangnya : - 1 inti 30 VA kelas 0,5 untuk pengukuran
- 1 inti lainnya 15VA kelas5 P l0 untuk proteksi
e. Relai satu set lengkap dari rele arus lebih, beban lebih dan relay gangguan ke
bumi yang harus dihubungkan ke transformator arus tersebut di atas. Arus dan
waktu dapat diatur ( diset) secara terpisah. Untuk Karakteristik arus beban :
- Relai dirancang sedemikian sehingga dapat melepas( tnp) pemutus
tenaganya dengan atau tanpa sumber daya dari luar.
58
- Relei dilengkapi fasilitas untuk pengetesan arus dan pengetesan untuk
melepas pemutus tenaga
f. Tiga buah ammeter kebutuhan maksimum dengan waktu tunda 15 atau 20 menit
yang dipasang pada panel pengukuran di atas sakelar sekering.
g. Satu sakelar pembumian tiga kutub dan penghubung singkat yang
dioperasikan secara manual.
h. Tiga gawai kontrol tegangan
i. Busbar pembumian
j. Satu set lengkap terminal kabel( jika diperlukan)
k. Tersedia ruang yang cukup dibagian bawah kubikel serta tersedia
penunjang kabel untuk pernasangan atau terminasi kabel XLPE atau tiga
terminasi kabel berisolasi padat, konduktor dan aluminium dengan luas
penampang sampai dengan 150 mm2.
2. Cubicle metering
Kubikel terdiri dari :
- Satu set busbar fase tiga 400A atau 630A
- Satu pemisah tiga kutub dengan arus pengenal 100A yang dioperasikan
secara manual
- Tiga pengaman lebur dengan kapasitas pemutusan arus yang tinggal
a. Arus Pengenal 6,3 A
b. Kapasitas Pemutusan : 12,5 kA
- Tiga buah lransformator tegangan
59
a. Rasio 20kV/ √3 / 100 V / √3
b. Beban Pengenal 50 VA
c. Kelas ketelitian : 0,5
- Satu buah pengaman lebur tegangan rcndah pada setiap fase pengaman
lebur tersebut harus dapat dicapai dari luar kubikel
- Sistem saling mengunci (interlok) harus berfungsi baik.
- Busbar Pembumian.
Untuk mempermudah dalam penjelasan, berikut wiring diagram pada cubicle
24 KV konsumen tunggal.
Gbr. 4.18. Wiring Cubicle 24 KV Konsumen Tunggal
60
Keterangan:
M = Motor untuk pengisian pegas secara otomatis
Hz = Indikator frekuensi
V = Voltmeter
A = Ammeter
Gbr.4.19. Single Line Cubicle 24 KV
Keterangan:
-QS = Pemutus Beban
-PU = Indicator tegangan dengan lampu
-QB = Pemutus Tenaga
-QE = saklar pembumian
-BV = Trafo tegangan
-BC = Trafo Arus
-PV = Volt meter
-BR = Relai-relai proteksi (SEPAM 1000)
61
50/51 = OCR
50N/51N = GFR
49 = Thermal overload
46 = Negative Sequence Unbalance
79 = Relai Recloser
86 = latching parameter trip