Upload
truongminh
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Perencanaan
Menurut Robbins dan Coulter (1999, p200), perencanaan adalah suatu
proses yang melibatkan penentuan sasaran atau tujuan organisasi, menyusun
strategi secara menyeluruh untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dan
mengembangkan hierarki rencana menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan kegiatan.
Berdasarkan kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
perencanaan adalah kegiatan yang melibatkan sasaran atau tujuan organisasi
serta cara – cara untuk pencapaian tersebut.
2.2 Strategi
Pengertian strategi menurut Rangkuti (2000,p3) adalah alat untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
Menurut Martin (1990,p70), “Strategi adalah suatu pola dari sasaran,
kebijaksanaan dan perencanaan yang menentukan bagaimana suatu organisasi
seharusnya berfungsi dalam jangka waktu tertentu. Suatu strategi seharusnya
mampu menentukan area bagi perkembangan produk, tehnik – tehnik untuk
merespon persaingan, alat –alat keuangan, ukuran organisasi, gambaran proyek –
proyek yang akan dikerjakan perusahaan dan sebagainya.
Strategi dapat di definisikan sebagai suatu rangkaian tindakan – tindakan
terpadu yang menjadi alat untuk meningkatkan keberhasilan dan kekuatan jangka
panjang sebuah perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing (Ward, 2002,
p69).
8
2.3 Strategi Bisnis, Strategi SI, dan Strategi TI
Berikut akan dijelaskan definisi strategi bisnis, strategi sistem informasi
dan strategi teknologi informasi. Kemudian juga akan dijelaskan hubungan antar
strategi – strategi tersebut dalam kaitannya dengan perencanaan strategi sistem
dan teknologi informasi.
2.3.1 Definisi Strategi Bisnis
Strategi bisnis adalah strategi yang berorientasi pada fungsi – fungsi
kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi – strategi
yang berhubungan dengan keuangan (Rangkuti,2000,p7).
Strategi bisnis adalah sesuatu yang harus dibuat dan dipikirkan
terlebih dahulu dan akan mendasari segala hal. Strategi tersebut tidak
harus formal tetapi cukup mempunyai arah dan visi yang jelas, yang akan
menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari bisni, serta menjelaskan
bagaimana cara menjalankan dan mencapai tujuan bisnis tersebut (Tozer,
1996,p7).
Menurut Ward (2002,p188) Strategi bisnis dapat ditemukan dalam
berbagai bentuk, dapat berupa dokumen resmi perusahaan, dokumen
strategi dari suatu unit bisnis atau bahkan dapat berupa suatu pandangan
strategi yang tersimpan didalam pikiran seseorang. Dan suatu strategi
bisnis biasanya meliputi beberapa hal seperti berikut:
• Vision , adalah pencapaian dari sebuah misi, atau dapat diartikan
sebagai sebuah pandangan masa depan dari sebuah bisnis, yang
menjadi tujuan umum sebuah perusahaan.
• Mission , adalah pernyataan yang memberikan arahan tentang apa
yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai
visinya.
9
• Bussiness Driver , beberapa faktor kritis pendorong perubahan yang
dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat memenuhi
sasarannya.
• Objectives , adalah sasaran – sasaran yang ditetapkan dan harus
dipenuhi oleh perusahaan dalam pencapaian visi perusahaan.
• Strategies , kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih perubahan
sebagai alat untuk mencapai tujuan dna memenuhi misinya.
• Critical Success Factors (CSFs), adalah beberapa area kunci dimana
‘sesuatu harus berjalan dengan baik’ sehingga keberhasilan bisnis
dapat dicapai.
• Bussiness Area Plans, adalah perncanaan dari berbagai cara bisnis
yang ada berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.
2.3.2 Definisi Strategi Sistem Informasi
Strategi SI adalah strategi yang mendefinisikan kebutuhan
organisasi atau perusahaan terhadap informasi dan sistem yang
mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki organisasi tersebut.
Hal ini, dihubungkan dengan konteks bisnis dengan mempertimbangkan
dampak persaingan dalam bisnis dan kebutuhan perusahaan terhadap
teknologi informasi atau sistem informasi. Pada dasarnya, strategi SI
mendefinisikan dan memprioritaskan investasi yang harus dilakukan
perusahaan untuk mencapai portfolio aplikasi yang sesuai,
mendefinisikan tujuan yang akan dicapai dan menentukan perubahan
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut (Ward,2002,p44).
10
2.3.3 Definisi Strategi Teknologi Informasi
Strategi TI adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi
tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi
kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah organisasi (Ward,2002,p44).
2.3.4 Hubungan Antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI, dan Strategi TI
(Ward,2002,p41)
Gambar 2.1 mengilustrasikan hubungan antara strategi bisnis,
strategi SI dan strategi TI dalam suatu pendekatan perencanaan strategi
sistem dan teknologi informasi yang berdasar dan terintegrasi dengan
strategi bisnis perusahaan. Hubungan diantara strategi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Strategi Bisnis
11
Untuk merencanakan suatu strategi SI/TI terlebih dahulu perlu
di ketahui kondisi lingkungan, arah dan tujuan bisnis perusahaan,
informasi apa yang dibutuhkan, peluang, dan hambatan bisnis
yang dihadapi serta alternatif solusinya.
b. Strategi SI
Setelah mengetahui kondisi lingkungan, arah dan tujuan
dari kegiatan bisnis perusahaan, maka kita dapat mengevaluasi
sistem informasi apa yang sesuai dengan kebutuhan dan
mendukung strategi bisnis perusahaan dalam pencapaian visi dan
misi perusahaan.
c. Strategi TI
Untuk menghasilkan suatu sistem informasi yang strategis
bagi perusahaan, maka kita perlu menyeleksi dan memilih secara
tepat teknologi apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam
menunjang sistem informasi tersebut.
2.4 Sistem Informasi
Berdasarkan O’Brien (2003, pG-10) sistem informasi ialah (1)
kombinasi terorganisir apapun dari sumber daya orang, perangkat keras,
perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan data yang mengumpulkan,
mengolah, dan menyebarkan informasi di dalam organisasi. (2) Sistem
yang menerima sumber – sumber data sebagai masukannya, dan
mengolah outputnya menjadi produk – produk informasi.
UK Academy of Information Systems (UKAIS) mendefinisikan
sistem informasi (SI) sebagai suatu alat yang digunakan orang dan
organisasi untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan
menyebarkan informasi dengan dukungan teknologi (Ward, 2002,p3).
12
Sedangkan menurut Turban, Rainer, dan Porter (2003, p15)
Sistem informasi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mengolah,
menyimpan, menganalisis data, dan menyebarkan informasi untuk tujuan
tertentu.
2.5 Definisi Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) adalah kumpulan dari komponen
teknologi yang di organisir kedalam suatu sistem informasi berbasis
komputer (Turban et al, 2003,p3).
Teknologi Informasi adalah perangkat keras, perangkat lunak,
perangkat telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi
pengolahan informasi lainnya yang digunakan didalam sebuah sistem
informasi berbasis komputer (O’Brien,2003,G-10).
Teknologi Informasi atau yang biasa disingkat dengan TI secara
spesifik mengacu pada teknologi, baik berupa hardware, software, dan
jaringan telekomunikasi yang memfasilitasikan dan mendukung proses
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan pertukaran
informasi. Dapat di simpulkan bahwa TI adalah alat yang mendukung
aktivitas dari sebuah sistem informasi (Ward,2002,p3).
2.6 Definisi Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan pada sub bab –
sub bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan atas pengertian dari
perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi, yaitu suatu proses
analisis yang menyeluruh dan sistematis dalam merumuskan tujuan dan
sasaran perusahaan, serta menentukan strategi yang memanfaatkan
keunggulan sistem informasi dan dukungan teknologi informasi dalam
menunjang strategi bisnis dan memberikan perusahaan suatu keunggulan
jangka panjang dalam bersaing.
13
2.7 Model Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi
Menurut Ward dan Peppard ( 2002, p153 – 154 ) dalam suatu
perencanaan strategi sistem informasi terdapat 2 aktivitas , yaitu input
dan output.
Aktivitas inputnya terdiri dari :
1. Internal business environment, yaitu strategi bisnis yang lama
atau saat ini, objek – objek bisnis, sumber daya, prosesnya, dan
kebudayaannya serta nilai bisnisnya.
2. Eksternal business environment, yaitu meliputi ekonomi, industri,
dan persaingan dimana perusahaan tersebut beroperasi.
3. Internal IS / IT environment yaitu IS / IT yang lama atau saat ini
dalam bisnis, yang membantu jalannya bisnis dan merupakan salah satu
skill dan sumber serta infrastruktur teknologi dan perusahaan.
4. External IS/IT environment, yaitu meliputi trend teknologi baru
dan peluang penggunaan IS/IT yang lain, dan melihat IS/IT dari
pelanggan dan pesaing.
Sedangkan aktivitas outputnya :
1. IS/IT Management Strategy, yaitu meliputi elemen-elemen umum
dari strategi yang dipakai pada keseluruhan perusahaan.
2. Business IS Strategy, merupakan suatu strategi baru dari IS/IT
yang mungkin akan menghilangkan atau menambahkan beberapa unit
atau fungsi bisnis yang telah ada.
3. IT Strategy, merupakan strategi untuk mengelola teknologi dan
sumber daya khusus yang berhubungan dengan IT.
14
IT StrategyIS/IT Management
Strategy
Internal Business Environment
Internal IS/IT Environment
External IS/IT Environment
External Business
Environment
Current Application Portfolio
IS/IT Strategy Process
Future Application
Business IS Strategy
Gambar 2.2 Model Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi ( Ward dan Peppard, 2002, p154 )
15
a. Inputs
Sebagai masukan dalam perencanaan strategi sistem dan teknologi
informasi, terdiri atas:
1) The Internal Business environment :
Merupakan strategi bisnis yang digunakan pada masa
sekarang, tujuan, sumber daya, proses, dan budaya organisasi
serta nilai dari bisnis itu sendiri.
2) The External Business environment :
Sisi politik, ekonomi, sosial, teknologi, industri, dan iklim
kompetisi dimana perusahaan tersebut beroperasi.
3) The External IS/IT environment:
Perkembangan teknologi dan peluang yang ada, serta
SI/TI yang digunakan oleh pihak lain terutama konsumen, pesaing
dan pemasok.
b. Proses perencanaan srategi SI/TI
Proses dimana informasi yang diperoleh, serta hasil analisa yang
diperoleh dari inputs, akan diolah untuk menghasilkan outputs.
c. Outputs
Merupakan hasil dari proses yang mencakup:
16
1. Business IS Strategies :
Bagaimana setiap unit dapat memanfaatkan SI/TI dalam
mencapai sasaran bisnisnya. Mencakup portfolio aplikasi yang
akan dikembangkan untuk setiap unit dan model bisnis.
Menjelaskan arsitektur informasi setiap unit.
2. IT Strategy :
Strategi dan kebijakan yang diterapkan untuk mengatur
penggunaan teknologi dalam perusahaan dan mengatur sumber
daya teknisi ahli.
3. IS/IT management strategy :
Elemen umum dari strategi yang akan diaplikasikan pada
organisasi secara menyeluruh, memastikan konsistensi kebijakan
berdasarkan kebutuhan.
d. Future Application Portfolio
Rincian yang menjelaskan usulan aplikasi yang akan digunakan
perusahaan dalam waktu kedepan, untuk mengintegrasikan setipa unit
dari perusahaan dan menyesuaikan perkembangan teknlolgi dengan
perkembangan perusahaan.
17
e. Current Application Portfolio
Rincian mengenai aplikasi sistem informasi yang diterapkan
perusahaan saat ini, dengan melihat keuntungan dan kekuatan yang
diperoleh dengan menggunakan aplikasi tersebut serta melihat dukungan
aplikasi yang ada terhadap kegiatan operasional dan perencanaan strategi
sistem dan teknologi informasi bagi perusahaan untuk menghadapi
persaingan dan pasar pada saat sekarang ini.
2.8 Teori – Teori Alat Analisis
Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai teori – teori dari alat
– alat analisis yang akan digunakan dalam menganalisis objek,
diantaranya adalah teori analisis PEST, teori Portfolio Business, teori 5
Daya Porter, analisis SWOT, analisis CSF dan KPI, analisis Value Chain,
analisis Audit Grid, analisis Model Organisasi, analisis Portfolio
Mc.Farlan.
2.8.1 Analisis PEST
Menurut Ward (2007,p70) analisis PEST adalah analisis
terhadap lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial dan teknologi. PEST digunakan untuk menilai
pasar dari suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisa
PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan menilai
strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran, atau ide.
Dimana analisis ini cukup mempengaruhi perusahaan, karena
melalui analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman
bagi perusahaan.
18
1. Politik
Kondisi politik yang terjadi, baik dunia maupun dalam
negeri sangat memberi pengaruh besar bagi perkembangan
perdagangan yang sekarang maupun yang akan datang. Jika
kondisi politik suatu negara tidak stabil, sangat menutup
kemungkinan untuk menjamin adanya perbaikan perekonomian di
negara itu sendiri apalagi jika negara tersebut berencana
melakukan perdagangan dunia. Semua faktor – faktor politik
tersebut sangat berpengaruh pada suatu perdagangan atau bisnis,
maka perlu mengetahui faktor – faktor apa saja sehingga bisa di
analisis untuk membuat suatu strategi yang dapat mendukung
perusahaan dalam membuat keputusan demi memajukan
perusahaan.
2. Sosial
Dampak dari kondisi politik negara yang tidak stabil dan
perekonomian yang buruk, semakin memperburuk kondisi sosial
negara, terutama kehidupa bangsa yang semakin terperosot. Ini
disebabkan meningkatnya tingkat pengangguran yang tinggi yang
disebabkan oleh sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, juga
banyaknya perusahaan yang melakukan PHK terhadap karyawan
demi melakukan efisiensi perusahaan. Semua faktor diatas dapat
mempengaruhi posisi perusahaan di dalam dunia bisnis, maka
perlu menganalisis faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi
perusahaan dalam mengambil strategi untuk mengatasi
permasalahan yang ada.
3. Ekonomi
Jika kondisi perekonomian yang kurang tinggi yang
disebabkan oleh beberapa faktor seperti terjadinya inflasi, tingkat
19
suku bunga dari bank, nilai tukar mata uang yang rendah, sangat
menghambat perkembangan perdagangan yang ada dan dapat
menyebabkan beberapa perusahaan mengalami bangkrut
dikarenakan biaya produksi yang tinggi serta terlilit hutang. Dan
perekonomian yang buruk juga dapat menyebabkan para investor
beralih dan memilih negara berkembang lain yang
perekonomiannya lebih baik.
4. Teknologi
Dengan semakin berkembangnya teknologi yang ada,
sangat membantu suatu perusahaan dalam menciptakan suatu
inovasi produk, meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses
bisnis perusahaan, menciptakan peluang bisnis baru bagi
perusahaan, dan dapat meningkatkan kreatifitas dan performa kerja
para karyawan sehingga dapat memberi nilai tambah bagi
perusahaan. Dengan teknologi yang canggih dan didukung aplikasi
yang sesuai dengan kebutuhan sangat membantu perusahaan dalam
mengambil keputusan bisnis dan membuat perencanaan strategi –
strategi bisnis.
Tabel 2.1 Pertimbangan Faktor PEST
Politik
- Pajak Kendaraan
-Adanya PEMILU dan
PILKADA
- Situasi politik dan keamanan
- Perundang – undangan
Sosial
- Trend gaya hidup
- Demografi
- Tingkah laku konsumen
- Selera konsumen
- Tingkat penghasilan
20
- Kebijakan perdagangan - Acara – acara besar
- Budaya Negara dan internasional
Ekonomi
- Situasi ekonomi
- Bunga pinjaman
- Tingkat inflasi
- Nilai tukar mata uang
- Upah regional
Teknologi
- Informasi teknologi
- Penemuan teknologi baru
- Transfer teknologi
- Mekanisme teknologi pembelian
oleh konsumen
- Potensi inovasi teknologi
- Komunikasi dan informasi
2.8.2 Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2001, p18) analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknessess) dan ancaman (Threats).
Analisis SWOT adalah metode yang cukup sederhana
untuk mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan internal
perusahaan yang dimiliki dan juga mengkaji peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan. Jadi intinya adalah
memaksimumkan kekuatan dengan meminimumkan kelemahan
sekaligus meraih peluang pasar dan menekan ancaman yang ada
pada pasar. Dari sini dapat ditentukan faktor – faktor kritis apa
21
saja yang dapat dipakai untuk menentukkan “arah” perusahaan
kemana harus bergerak dan membantu untuk menetapkan
pengambilan keputusan yang penting. Juga dapat diperkirakan
persaingan yang akan dihadapi dan memperkirakan apakah
kekuatan perusahaan ini dapat dipertahankan. Perusahaan dapat
membangun kekuatan ini sambil mengatasi kelemahan yang
mungkin timbul. Untuk mengatasi kelemahan maka diperlukan
pengerahan sumberdaya perusahaan. Peluang yang ada sedapat
mungkin menggambarkan potensi pasar yang dapat diukur untuk
menghasilkan keuntungan.
Di bawah ini dijelaskan pengertian Strenghts, Weakness,
Opportunities, dan Threats.
1. Strenghts
Adalah sumber daya, keterampilan yang lebih dari pada
pesaing perusahaan sehingga memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.
2. Weakness
Adalah keterbatasan dalam sumber daya alam, keahlian
dan kemampuan yang menghambat kinerja perusahaan.
3. Opportunity
Adalah situasi penting yang menguntungkan dalam
lingkungan suatu perusahaan. Mengikuti trend merupakan hal
yang penting dalam menganalisis peluang bagi perusahaan.
4. Threats
Adalah situasi yang tidak menguntungkan bagi
perusahaan, tetapi untuk dihindari namun harus dihadapi
22
sebagai suatu tantangan. Pengertian terhadap peluang dan
ancaman yang ada akan membantu perusahaan untuk
mengidentifikasikan pilihan – pilihan yang nyata yang akan
dipilih untuk menyusun strategi yang paling efektif bagi
perusahaan.
2.8.3 Matrik SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor – faktor strategis
perusahaan adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
IFAS
EFAS
Strength (S)
Daftar faktor kekuatan
internal
Weakness (W)
Daftar faktor kelemahan
internal
Opportunities (O)
Daftar peluang
eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan –
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Threats (T)
Daftar ancaman
eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman.
Tabel 2.2 Matriks SWOT
23
Penjelasan tabel 2.2 Matriks SWOT :
• Strategi SO : Menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang – peluang eksternal
• Strategi WO : Memperbaiki kelemahan internal dengan cara
memanfaatkan peluang – peluang yang ada
• Strategi ST : Strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk mengatasi atau mengurangi ancaman – ancaman
eksternal
• Strategi WT : Strategi ini digunakan pada saat berada dalam
situasi yang genting yaitu dengan meminimalkan kelemahan – kelemahan
internal dan menghindari ancaman – ancaman lingkungan.
Diagram Analisis SWOT
Diagram analisis SWOT menunjukan titik koordinat dari posisi
SWOT seperti yang ditujukan pada
Gambar 2.3 Analisis SWOT (Rangkuti,2000,p19)
24
Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
(Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
ditetapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala / kelemahan
internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah –
masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang
lebih baik.
Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
2.8.4 5 Faktor Persaingan Porter
Menurut Porter (2003,p1-5) Persaingan sangat penting
bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Persaingan
menentukan kegiatan yang perlu bagi perusahaan untuk
berprestasi, seperti inovasi, budaya yang kohesif, atau
implementasi yang baik. Strategi bersaing merupakan upaya
mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu
industri, area fundamental dimana persaingan berlangsung.
Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan
dan kuat dalam melawan kekuatan yang menentukan persaingan
dalam industri. Strategi bersaing harus mencerminkan
25
pemahaman yang canggih mengenai aturan main persaingan yang
menentukan daya tarik industri. Tujuan akhir strategi bersaing
adalah menghadapi dan idealnya mengubah aturan ini sesuai
dengan kepentingan perusahaan. Dalam industri manapun, apakah
industri domestik atau internasional, apakah menghasilkan barang
atau jasa, aturan persaingan tercakup dalam lima faktor
persaingan, yakni: masuknya pendatang baru, ancaman produk
substitusi, daya tawar-menawar pembeli, daya tawar-menawar
pemasok dan persaingan diantara para peserta yang ada.
Gambar 2.4 Lima (5) Faktor Persaingan Porter
Kelima faktor persaingan yang terdapat pada gambar 2.6
menetukan kemampuan bersaing perusahaan dalam suatu industri,
hal ini karena mereka mempengaruhi harga, biaya dan investasi
yang diperlukan perusahaan dalam suatu industri. Lebih jelasnya
adalah sebagai berikut:
26
1) Daya tawar-menawar Pembeli
Mencakup faktor – faktor seperti jumlah para pembeli dipasar
itu, informasi pembeli, dan tersedianya produk pengganti
menentukan jumlah pengaruh yang dimiliki oleh para pembeli
dalam sebuah industri. Daya tawar-menawar pembeli akan
mempengaruhi harga yang ditetapkan perusahaan, serta juga dapat
mempengaruhi biaya dan investasi, karena daya pembeli yang
kuat menuntut pelayanan yang mahal.
Kelompok pembeli kuat jika :
1. Pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah besar.
2. Produk yang dibeli dari industry bersifat standar atau tidak
terdiferensiasi.
3. Produk yang dibeli dari industri merupakan komponen
penting dari produk pembeli dan merupakan komponen
biaya yang cukup besar.
4. Pembeli menerima laba yang rendah.
5. Produk industri tidak penting bagi kualitas produk atau
jasa pembeli.
6. Produk industri tidak menghasilkan penghematan bagi
pembeli.
7. Pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi
balik.
2) Daya tawar - menawar Pemasok
Mencakup faktor-faktor seperti derajat konsentrasi pemasok
dan tersedianya masukan-masukan pengganti menentukan jumlah
27
kekuatan yang dimiliki para pemasok terhadap perusahaan-
perusahaan didalam industri tersebut. Daya tawar-menawar
pemasok menentukan biaya bahan baku dan masukan lain.
Kekuatan masing-masing pemasok bergantung pada sejumlah
karakteristik situasi pasarnya dan pada tingkat kepentingan
relative penjualan atau pembeliannya dalam industry tersebut
dibandingkan dengan keseluruhan bisnisnya.
Kelompok pemasok kuat jika :
1. Kelompok ini didominasi oleh sedikit perusahaan dan
lebih terkonsentrasi ketimbang industri tempat mereka
menjual produk.
2. Produk pemasok bersifat unik atau setidak-tidaknya
terdiferensiasi, atau jika terdapat biaya pengalihan.
3. Pemasok tidak bersaing dengan produk-produk lain dalam
industry.
4. Pemasok memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi
maju ke industri pembeli. Ini memberikan kekuatan bagi
pemasok untuk memaksa industri menerima syarat-syarat
pembelian yang ditetapkan pemasok.
5. Industri bukan merupakan pelanggan penting bagi
pemasok. Jika industri adalah pelanggan penting, nasib
pemasok akan sangat bergantung pada industri yang
bersangkutan, dan mereka akan berusaha melindungi
industri melalui penetapan harga yang wajar dan dukungan
dalam kegiatan-kegiatan.
28
3) Ancaman Produk Pengganti
Mencakup faktor-faktor seperti biaya-biaya perpindahan dan
loyalitas pembeli menentukan kadar sejauh mana pelanggan-
pelanggan cenderung tuntuk membeli suatu produk pengganti.
Seperti daya tawar-menawar pembeli, ancaman produk pengganti
juga akan mempengaruhi harga yang ditetapkan perusahaan.
4) Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas
baru, keinginan untuk merebut bagian pasar dan sering kali
sumber daya yang cukup besar. Besarnya ancaman masuk
bergantung pada hambatan masuk yang ada dan pada reaksi dari
peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan calon
pendatang baru. Jika hambatan masuk tinggi dan calon pendatang
baru memperkirakan akan menghadapi perlawanan keras dari
peserta persaingan yang sudah ada, pendatang baru ini jelas tidak
merupakan ancaman yang serius.
Ada enam sumber utama hambatan masuk :
1. Skala Ekonomis
Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang
baru ke suatu industri karena memaksa pendatang baru ini
untuk masuk dengan skala besar atau harus memikul biaya
tinggi. Skala ekonomis dalam produksi, riset, pemasaran,
dan layanan barangkali merupakan hambatan masuk
utama dalam industri computer besar. Skala ekonomis
juga dapat berfungsi sebagai perintang dalam distribusi,
utilisasi armada penjual, pendanaan, dan nyaris semua
aspek bisnis lainnya.
29
2. Diferensiasi Produk
Identifikasi merek menimbulkan hambatan karena
memaksa pendatang baru untuk mengeluarkan biaya besar
guna merebut kesetiaan pelanggan. Iklan, layanan
pelanggan, menjadi yang pertama dalam industri, dan
diferensiasi produk merupakan beberapa factor yang
menciptakan identifikasi merek.
3. Kebutuhan Modal
Keharusan menanamkan sumber daya keuangan
yang besar agar dapat bersaing menimbulkan hambatan
masuk, khususnya jika modal tersebut dibutuhkan untuk
pengeluaran yang bersifat “tidak akan kembali” seperti
iklan rintisan atau R&D. Modal dibutuhkan bukan hanya
untuk fasilitas tetap melainkan juga untuk kredit
pelanggan, sediaan dan penutup kerugian awal.
4. Hambatan Biaya Bukan Karena Skala
Perusahaan – perusahaan yang sudah ada mungkin
memiliki keunggulan biaya yang tidak dimiliki calon
pendatang baru, terlepas dari ukuran dan skala ekonomis
yang dapat mereka capai. Keunggulan ini dapat bersumber
dari pengaruh kurva belajar, teknologi rahasia, akses ke
sumber bahan baku, asset yang dibeli dengan harga murah,
subsidi pemerintah, atau lokasi yang menguntungkan.
5. Akses ke Saluran Distribusi
Pendatang baru tentu saja harus mengamankan
distribusi produk atau jasa mereka. Adakalanya hambatan
30
ini begitu tinggi sehingga, untuk mengatasinya pendatang
baru harus menciptakan saluran distribusi sendiri.
6. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan melarang
masuknya pendatang baru ke dalam industri, melalui
tindakan – tindakan seperti keharusan adanya ijin dari
pembatasan akses ke bahan baku. Perkiraan pendatang
baru mengenai reaksi peserta persaingan yang sudah ada
juga akan mempengaruhi keputusannya untuk masuk.
5) Persaingan yang Ada
Mencakup faktor-faktor seperti pertumbuhan industri,
permintaan yang meningkat atau menurun, dan perbedaan produk
menentukan seberapa hebat akan terjadi persaingan diantara
perusahaan-perusahaan di industri itu. Intensitas persaingannya
akan mempengaruhi harga dan biaya bersaing diberbagai bidang
seperti pengembangan produk, periklanan, penjualan.
2.8.5 Analisis Critical Success Factor (CSF) dan Key Performance Indicator
Menurut Tozer (1996,p141) Critical Success Factor (CSF)
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan
perusahaan dalam mencapai sasarannya. CSF kadang di artikan sama
dengan Key Performance Indicator (KPI), padahal sebenarnya keduanya
sangat berbeda. CSF adalah sesuatu yang berpengaruh pada berhasil atau
tidaknya pencapaian suatu sasaran, sedangkan KPI adalah sesuatu yang
dapat digunakan untuk mengukur kinerja pencapaian sasaran.
Menurut Ward (2002,p209) mendefinisikan CSF sebagai area
tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut
memuaskan, maka akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam
31
bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana ‘sesuatu harus berjalan
dengan baik dan benar’, sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan
terus berkembang.
Manfaat dari analisis CSF menurut Ward (2002,p029) adalah
sebagai berikut :
• Analisis CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan
manajemen senior dalam mengembangkan strategi sistem informasi.
Karena CSF secara keseluruhan telah berakar pada bisnis dan
memberikan komitmen bagi manajemen puncak dalam menggunakan
sistem informasi, yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan
perusahaan melalui area bisnis yang kritis.
• Analisis CSF menghubungkan proyek SI yang akan di
implementasikan dengan tujuannya, dengan demikian sistem
informasi nantinya akan dapat direalisasikan agar sejalan dengan
strategi bisnis perusahaan.
• Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisis CSF dapat
menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang
diperlukan oleh setiap individu.
• Dengan menyediakan suatu hubungan antara tujuan dengan
kebutuhan informasi, analisis CSF memegang peranan penting dalam
memprioritaskan investasi modal yang potensial.
• Analisis CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi
pada saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan
perusahaan, dengan memfokuskan pada masalah - masalah tertentu
yang paling kritis.
• Analisis CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan
analisis value chain dalam mengidentifikasi proses yang paling kritis,
32
serta memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui kegiatan-
kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan.
2.8.6 Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis)
Gambar 2.5 Rantai Nilai
Rantai nilai ini menggambarkan nilai total yang terdiri atas aktivitas nilai
(value activity) dan marjin. Aktivitas nilai adalah kegiatan fisik dan teknologi
yang diselenggarakan perusahaan. Aktivitas nilai ini merupakan unsur
pembangun yang digunakan perusahaan dalam menciptakan produk yang
bernilai dan berkualitas bagi pembelinya. Marjin adalah selisih antara nilai total
dengan biaya kolektif untuk menyelenggarakan aktivitas nilai. Aktivitas nilai
dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu aktivitas utama (primary activity) dan
aktivitas pendukung (support activity).
1. Aktivitas utama (primary activity)
Aktivitas ini merupakan aktivitas dalam membuat produk secara fisik serta
menjual dan menyampaikan kepada pembeli. Aktivitas utama dapat dibagi
menjadi lima bagian, antara lain:
• Aktivitas logistic ke dalam (inbound logistics)
Aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan, dan
penyebaran sumber daya, seperti penanganan material, pergudangan,
pengendalian persediaan, pengembalian barang kepada pemasok.
33
• Aktivitas operasi (operations)
Aktivitas yang menyangkut proses pengubahan input menjadi produk dan
jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan, seperti pengemasan, perakitan.
• Aktivitas logistic ke luar (outbound logistics)
Aktivitas yang mendistribusikan produk ke pelanggan atau distributor,
sehingga pelanggan dapat memperoleh produk atau jasa serta dapat
membayarnya secara langsung.
• Aktivitas pemasaran dan penjualan (sales and marketing)
Aktivitas yang berhubungan dengan mempengaruhi pelanggan untuk
menggunakan produk atau jasa. Contohnya, promosi, iklan, penetapan harga,
pemilihan distributor.
• Aktivitas pelayanan (services)
Aktivitas yang berhubungan dengan menyediakan pelayanan untuk
memperkuat dan menjaga nilai produk atau jasa. Misalnya, garansi dan
penyesuaian produk.
2. Aktivitas pendukung (support activity)
Aktivitas pendukung adalah aktivitas yang menunjang aktivitas utama dan
aktivitas pendukung lainnya dengan menyediakan masukan yang dibeli,
teknologi, SDM, serta jumlah fungsi dengan perusahaan lainnya. Aktivitas
pendukung tersebut diantaranya adalah:
• Aktivitas pembelian (procurement)
Aktivitas yang berhubungan dengan pembelian bahan baku dan peralatan
pendukung, termasuk asset perusahaan.
• Aktivitas pengembangan teknologi (technology development)
Aktivitas yang menyediakan kebutuhan teknologi, prosedur, dan teknik
terbaru yang dibutuhkan oleh tiap aktivitas.
• Aktivitas Sumber Daya Manusia (human resource management)
Aktivitas yang berhubungan dengan penyeleksian, perekrutan, pelatihan,
promosi, penempatan, penghargaan, dan pengembangan karyawan, serta
menjaga hubungan antar karyawan.
34
• Aktivitas infrastruktur perusahaan (firm infrastructure)
Aktivitas yang berhubungan dengan mengelola masalah perencanaan,
keuangan, manajemen umum, akuntansi, hukum, dan hubungan dengan
pemerintah.
2.8.7 Analisis Audit Grid
Menurut Earl (1989, p70), analisis aplikasi yang ada sekarang
harus dilakukan oleh setiap perusahaan sebelum memulai atau
memperbaharui perencanaan sistem informasi pada perusahaan tersebut.
Ada empat kondisi umum yang disarankan dalam proses pengembangan
yaitu :
1. Hapuskan : Bila performa sistem buruk di kedua dimensi, sistem
harus dihilangkan. Sistem mungkin tidak pernah diperlukan atau
tidak cocok dengan perusahaan.
2. Perbaharui : Bila sistem bernilai tinggi bagi pemakai namun
rendah dalam kualitas teknis maka sistem harus diperbaharui.
3. Kaji kembali : Bila sistem bernilai tinggi pada kualitas teknis
namun rendah dalam nilai bisnis, maka sistem harus dikaji ulang.
4. Pelihara dan kembangkan : Bila sistem bernilai tinggi pada kedua
dimensi maka harus dipelihara dan dikembangkan.
Untuk mempermudah mengevaluasi aplikasi yang ada, digunakan
pendekatan Audit Grid seperti pada gambar di bawah ini :
35
Gambar 2.6 Diagram Audit Grid
Pada sumbu horizontal menggambarkan tinggi rendahnya kualitas
teknis suatu aplikasi yang menyangkut tentang bagaimana keandalan
aplikasinya, kemudahan pemeliharaan aplikasi dan efisiensi biaya
aplikasi tersebut.
Pada sumbu vertikal menggambarkan bagaimana dampak aplikasi
tersebut terhadap bisnis, tingkat kemudahan aplikasi yang digunakan dan
frekuensi penggunaan aplikasi tersebut.
2.8.8 Permodelan Organisasi
Berdasarkan pendapat Ward (2002,p226) pemodelan organisasi
adalah metode terstruktur untuk memastikan pemeriksaan menyeluruh
dan dokumentasi dari lingkungan bisnis dan SI/TI. Ini adalah sebuah
teknik yang berharga dalam pengembangan strategi SI/TI dan apabila
bisnis melakukan latihan business process re-engineering, metode ini
penting dapat memperoleh pengertian yang sangat mendalam tentang
organisasi.
36
Menurut Ward (2002,p205) pemodelan organisasi menyajikan
penilaian luas dari lingkungan bisnis dan SI/TI, serta sebuah mekanisme
untuk menyaring pilihan – pilihan untuk berubah.
Gambar 2.7 Pemodelan Organisasi
Menurut Ward (2002,p277-228) gambar pemodelan organisasi
diatas menggambarkan komponen – komponen dari suatu pemodelan
organisasi, yaitu :
• External Enviroment, yaitu merupakan pertanyaan yang
menanyakan mengenai dampak dari kebijakan fiscal, legislative,
trend industry dan trend ekonomi yang berdasarkan kompetisi.
• Dominant Coalition, ini adalah kunci internal yang dapat
mengatur kerjasama di sebuah organisasi. Menjelaskan bagaimana
cara bekerja sama sebagai satu team, karakter tiap individu dan
goal serta strategi tiap individu cukup member pengaruhi bagi
kerjasama team.
37
• Formal Organizational Arrangements, meliputi job description,
budget, perencanaan sistem, dan yang lainnya yang membantu
proses bisnis organisasi.
• Employees and Other Tangible Assets, merupakan kualitas dan
jumlah dari orang atau pegawai, keahlian mereka, dan training
yang diperlukan, intelektual pegawai, asset keuangan pegawai,
dan lain – lain.
• Social Structure, merupakan kebudayaan dari perusahaan,
kebudayaan dari para pegawai, status sosial pegawai.
• Technology Employed, merupakan teknologi – teknologi apa saja
yang digunakan oleh pegawai tiap levelnya, meliputi hardware
dan softwarenya serta bagaimana metodenya.
• Core Processes, ini merupakan proses dan aktivitas dari
organisasi dan bahan – bahan bakunya untuk membantu
terselesaikannya suatu produk atau service.
2.8.9 Portfolio Aplikasi
Gambar 2.8 adalah gambar dari portfolio aplikasi yang
menampilkan sebuah analisis dari keseluruhan aplikasi perusahaan, baik
yang ada saat ini, potensial ataupun yang masih direncanakan.
38
Gambar 2.8 Portfolio Aplikasi ( Ward dan Peppard, 2002, p42 )
Dalam portfolio aplikasi sebuah aplikasi dapat dikategorikan
sebagai strategic, high potential, key operational, atau support tergantung
dari peranannya dalam mendukung strategi bisnis perusahaan, baik pada
saat ini maupun di masa mendatang.
Kategori dalam portfolio aplikasi adalah sebagai berikut :
• Strategic adalah aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap
keberhasilan bisnis perusahaan di masa mendatang. Aplikasi strategis
adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dengan memberikan
keunggulan bersaing. Teknologi yang digunakan tidak menentukan apakah
suatu aplikasi strategis atau tidak, dampaknya pada bisnis perusahaanlah
yang menentukan.
• Key Operational adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan bisnis
perusahaan. Apabila terhenti, perusahaan tidak bisa beroperasi dengan
normal dan ini akan mengakibatkan menurunnya keunggulan perusahaan.
STRATEGIC HIGH POTENTIAL
Application that are
Critical to sustaining
Future business
Applications that may be important in achieving
future
success
Applications on which the organization currently depends for success
Applications that are valuable but
not critical to
success
SUPPORT KEY OPERATIONAL
39
• Support adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dalam meningkatkan
efesiensi bisnis dan efektifitas manajemen, namun tidak memberikan
keunggulan bersaing.
• High Potential, adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan peluang
keunggulan bagi perusahaan di masa mendatang, tapi masih belom terbukti.
Menurut Ward dan Peppard ( 2002, p306 – 308 ), Para pengguna dari
suatu aplikasi yang ada, mungkin saja memiliki penilaian dan pendapat
yang berbeda tentang pengkategorian dari aplikasi tersebut. Satu kelompok
pengguna mungkin berpendapat bahwa suatu aplikasi dapat dikategorikan
sebagai strategic, namun kelompok pengguna yang lain mungkin
berpendapat bahwa aplikasi itu masuk ke kategori support, high potential,
atau key operational. Perbedaan ini sudah pasti akan menimbulkan
ketidakpastian analisis yang mengarah pada tidak tercapainya tujuan
perencanaan secara maksimal. Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan
penilaian dan pengkategorian aplikasi yang tepat dan disepakati oleh semua
bagian yang terkait, maka diperlukan suatu alat yang dapat digunakan
untuk menilai masing-masing aplikasi tersebut. Salah satunya adalah
dengan menguji setiap aplikasi yang ada dengan daftar pertanyaan sebagai
berikut :
40
Tabel 2.3 Daftar Pertanyaan Portfolio Aplikasi
Pertanyaan
Ya/Tidak
a. Menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan?
b. Memungkinkan tercapainya sasaran bisnis yang spesifik atau
critical success factor
c. Mengatasi kendala bisnis yang berhubungan dengan
pesaing?
d. Menghindari resiko bisnis di masa depan agar tidak timbul
dalam waktu dekat?
e. Meningkatkan produktivitas bisnis dan mengurangi biaya?
f. Memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan?
g. Manfaatnya belum diketahui, tapi bisa jadi menghasilkan
poin (a) atau (b).
Untuk setiap jawaban ’Ya’ dari tabel 2.1 diatas dimasukkan kedalam tabel
berikut :
41
Tabel 2.4 Klasifikasi Portfolio Aplikasi
High Potential Strategic Key Operational Support
a Yes (i)
b Yes (i)
c Yes
d Yes
e Yes
f Yes (ii) Yes (ii)
g Yes
Apabila ada sebuah aplikasi yang menghasilkan jawaban ’Ya” lebih dari dua
kolom ( yang berarti aplikasi tersebut muncul di lebih dari satu kategori ) maka
aplikasi tersebut harus di uji ulang dengan memecah aplikasi tersebut menjadi
beberapa bagian dan masing-masing bagian di uji secara terpisah. Jika ini tidak
dilakukan, resiko kegagalan akan meningkatkarena tujuan yang tidak jelas dan
ketidakpastian yang akan terjadi saat proyek pengembangan dilaksanakan.
Berikut adalah daftar pertanyaan tambahan yang diperlukan untuk
memperoleh kejelasan dan kepastian :
(i) Apabila ini terjadi, maka pertanyaan tambahan untuk memperjelas adalah
”apakah manfaat bisnis dan bagaimana cara mencapainya telah jelas?”, jika
’Ya’ maka Strategic, jika ’Tidak’ maka High Potential.
42
(ii) Untuk memilih salah satu, maka pertanyaan berikut harus dijalankan,
”Apakah kegagalan memenuhi akan menimbulkan resiko bisnis yang
signifikan? ”, jika ’Ya’ maka Key Operational, jika ’Tidak’ maka Support
2.9 Pengertian Router dan Switch
Router
Router bekerja pada level network layer pada model jaringan OSI.
Router memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada bridge. Router
dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik
yang dibangkitkan oleh sebuah LAN terisolasikan dengan baik dari trafik
dari LAN lain. Contohnya, router dapat menghubungkan dua LAN yang
berbeda atau menghubungkan data link LAN dengan data link WAN.
Switch
Apabila LAN kita mempunyai beban kerja yang tinggi, penggunaan
router biasanya tidak cukup. Ini terjadi karena jalur koneksi yang ada
tidak mampu menampung aliran data yang sedemikian besar. Untuk
menangani masalah ini, diperlukan tambahan jalur koneksi yang lebih
banyak. Agar suatu router mampu menangani tambahan jalur, diperlukan
bantuan switch. Switch ini biasanya diimplementasikan dalam bentuk hub
dengan fasilitas switching, seperti module assignment hub, bank
assignment hub dan port assignment hub.