28
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Apartemen 2.1.1 Pengertian Apartemen Menurut (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia apartemen merupakan tempat tinggal (yang terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat atau bangunan bertingkat, dilengkapi dengan fasilitas (kolam renang, pusat kebugaran, toko, dsb). Menurut Ernst Neufert, 1980, bangunan hunian yang dipisahkan secara horizontal atau vertikal, agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat rendah atau tinggi, dilengkapi berbagai fasilitas dengan standar yang telah ditentukan. Menrut sumber Joseph De Chiara & John Hancock, 1968, sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dapur, ruang santai yang berada pada satu lantai bangunan vertikal yang terbagi dalam beberpa unit tempat tinggal. Apartemen adalah ruang atau beberapa ruang yang dirancang sebagai tempat tinggal dimana satu atau beberapa ruangannya sama dalam satu gedung, definisi apartemen tersebut berdasarkan Dictionary of Architecture and Construction, 1975. Dari pengertian diatas dapat didefinisikan secara umum bahwa apartemen merupakan bangunan vertikal yang terdiri dari beberapa unit hunian, yang mana dari tiap hunian tersebut terdapat ruang yang dapat menampung aktivitas sehari- hari, dan juga adanya fasilitas yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh para penghuni. 2.1.2 Prinsip dan Perkembangan Apartemen Perancangan yang baik adalah perancangan bangunan yang mampu mengakomodasi kebutuhan penggunanya secara optimal dalam arti sesuai dengan tuntutan pengguna bangunan dan memungkinkan pengguna bangunan untuk mengembangkan diri. Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 5. 31. · 6. Masak (Dapur Pantry), dl Fungsi Pendukung Fungsi sekunder yang ditambahkan pada sebuah apartemen untuk mendukung dan menambahkan kenyamanan

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Apartemen

    2.1.1 Pengertian Apartemen

    • Menurut (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia apartemen merupakan

    tempat tinggal (yang terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar

    mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat

    atau bangunan bertingkat, dilengkapi dengan fasilitas (kolam renang,

    pusat kebugaran, toko, dsb).

    • Menurut Ernst Neufert, 1980, bangunan hunian yang dipisahkan secara

    horizontal atau vertikal, agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan

    mencakup bangunan bertingkat rendah atau tinggi, dilengkapi berbagai

    fasilitas dengan standar yang telah ditentukan.

    • Menrut sumber Joseph De Chiara & John Hancock, 1968, sebuah unit

    tempat tinggal yang terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu,

    dapur, ruang santai yang berada pada satu lantai bangunan vertikal yang

    terbagi dalam beberpa unit tempat tinggal.

    • Apartemen adalah ruang atau beberapa ruang yang dirancang sebagai

    tempat tinggal dimana satu atau beberapa ruangannya sama dalam satu

    gedung, definisi apartemen tersebut berdasarkan Dictionary of

    Architecture and Construction, 1975.

    Dari pengertian diatas dapat didefinisikan secara umum bahwa apartemen

    merupakan bangunan vertikal yang terdiri dari beberapa unit hunian, yang mana

    dari tiap hunian tersebut terdapat ruang yang dapat menampung aktivitas sehari-

    hari, dan juga adanya fasilitas yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh

    para penghuni.

    2.1.2 Prinsip dan Perkembangan Apartemen

    Perancangan yang baik adalah perancangan bangunan yang mampu

    mengakomodasi kebutuhan penggunanya secara optimal dalam arti sesuai

    dengan tuntutan pengguna bangunan dan memungkinkan pengguna bangunan

    untuk mengembangkan diri. Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,

    yaitu:

    5

  • 6

    1. Kesesuaian Bangunan Dengan Tuntutan Penggunanya.

    Perancangan apartemen perlu memperhatikan target pengguna dan

    aktivitas yang diwadahi di dalamnya. Pada dasarnya apartemen adalah

    suatu wadah untuk aktivitas penghuni bangunan. Oleh karenanya,

    kegiatan yang berlangsung pada bangunan ini secara umum sama

    dengan kegiatan pada suatu pemukiman meskipun membutuhkan

    pertimbangan yang berbeda dengan perancangan sebuah hunian biasa.

    Berdasarkan konsumen sasarannya yang sebagian besar adalah

    golongan masyarakat ekonomi menengah keatas. Berikut klasifikasi

    kegiatan dalam suatu apartemen yang dapat dibedakan, yaitu :

    A. Jenjang Fungsi Apartemen

    Berdasarkan jenjang fungsinya dapat diklasifikasikan sebagai

    berikut :

    Fungsi Pengertian Fungsi Jenis Aktivitas Fungsi Utama

    Fungsi yang dominan dalam sebuah bangunan apartemen yaitu pemukiman. Kegiatan penghunian relatif sama dengan kegiatan penghunian pada pemukiman umumnya, hanya saja dengan penekanan aktivitas yang sedikit berbeda, misalnya pada aspek efisiensi

    1. Tidur (Kamar Tidur) 2. Makan (Ruang

    Makan) 3. Menerima Tamu

    (RuangTamu) 4. Berinteraksi Sosial

    (RuangKeluarga) 5. Mandi (Kamar

    Mandi) 6. Masak (Dapur

    Pantry), dl

    Fungsi Pendukung

    Fungsi sekunder yang ditambahkan pada sebuah apartemen untuk mendukung dan menambahkan kenyamanan berlangsungnya fungsi utama. Selain itu, juga dapat membantu aspek pemasaran apartemen tersebut

    1. Layanan Olahraga: Fitness Center, Aerobik, Kolam Renang, dll

    2. Layanan Kesehatan: Poliklinik, Apotik, dll

    3. Layanan Komersial: Minimarket, Restoran, Salon, dll

    4. Layanan Anak: Tempat penitipan anak, Area Bermain, dl

  • 7

    Fungsi Pengertian Fungsi Jenis Aktivitas Fungsi Pelengkap

    Fungsi yang diadakan untuk melengkapi berlangsungnya fungsi utama dan fungsi pendukung. Menurut tingkatannya tergolong fungsi tersier

    1. Ruang Administrasi, 2. Ruang Cleaning

    Service, dan 3. Ruang Satpam

    Tabel 2.1 Fungsi Apartemen Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersil, Endy Marlina, 2008

    B. Privatisasi

    Berdasarkan privatisasinya, ruang-ruang dalam apartemen dapat

    digolongkan sebagai berikut :

    Ruang Definisi Ruang Private Kelompok ruang yang bersifat

    privat, mempunyai aksesibilitas yang terbatas bagi kelompok atau golongan tertentu, misalnya ruang-ruang hunian

    Ruang hunian

    Semi publik

    Kelompok ruang dengan aksesibilitas bebas terbatas, dalam arti dapat diakses oleh pengunjung umum tetapi terbatas pada kelompok tertentu.

    Area Administrasi Pengelola.

    Publik Kelompok ruang dengan aksesibilitas tinggi, bebas diakses siapapun.

    Ruang Pendukung (Minimarket, Fitness Center, Restoran)

    Tabel 2.2. Privatisasi Apartemen Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersil, Endy Marlina, 2008

    Meskipun secara umum fungsi yang diwadahi dalam sebuah

    apartemen sama dengan fungsi dalam bangunan hunian, terdapat

    perbedaan pertimbangan antara perancangan hunian umum dengan

    apartemen. Sasaran konsumen apartemen yang berasal dari

    golongan masyarakat menengah ke atas mempunyai karakter khusus

    yang pada umumnya menuntut hal-hal sebagai berikut :

    1. Kemudahan akses dari apartemen ke tempat kerja atau tempat-

    tempat penting lainnya di kota. Hal ini merupakan dampak dari

    karakter konsumen yang efisien.

    2. Privasimtinggi merupakan msalah satu tuntutan konsumen yang

    pada umumnya merupakan golongan masyrakat pekerja.

    3. Kenyamanan tinggi, mendukung tujuan penghuni untuk

    beristirahat setelah seharian bekerja.

  • 8

    4. Estetika bangunan, merupakan salah satu strategi aktualisasi diri

    pada golongan masyarakat menengah ke atas.

    5. Kemananan tinggi, mendukung kelas ekonomi penghuni yang

    meupakan golongan ekonomi menengah ke atas.

    C. Pemilihan Lokasi Apartemen.

    Pemilihan lokasi merupakan aspek penting pada perancangan

    sebuah apartemen. Apartemen direncanakan berada di tempat-tempat

    yang berdekatan dengan zona perkantoran atau zona komersial dalam

    suatu wilayah sehingga meminimalkan waktu dan biaya tempuh. Secara

    umum terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam

    pemilihan lokasi sebuah apartemen (Ditjen Cipta Karya, DPU. 1980:

    11) yaitu :

    1. Waktu tempuh paling lama 30 menit untuk mencapai tempat kerja

    dan pusat-pusat pelayanan di perkotaan.

    2. Sudah terdapat jaringan infrastruktur yang lengkap. Kelengkapan

    jaringan infrastruktur dapat meminimalkan biaya pengadaan

    jaringan baru pada pengembangan sebuah Apartemen.

    3. Aksesibilitas baik, meliputi ketersediaan sarana dan prasarana

    transportasi dengan kualitas baik.

    4. Memberikan kesempatan untuk dapat membina individu dan

    keluarga serta terjamin dari segala bahaya. Poin ini dimengerti

    misalnya dengan pemilihan lokasi di area–area yang tidak rawan

    bencana dan memungkinkan terjadinya interaksi antara penghuni

    dengan berbagai fasilitas layanan pengembangan sumber daya

    (fasilitas pendidikan, fasilitas sosial, dan fasilitas komersial).

    2.1.3 Apartemen Mahasiswa

    Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menempuh studi atau belajar

    diperguruan tinggi atau universitas.

    Batasan pengertian apartemen mahasiswa adalah sebuah bangunan

    bertingkat tinggi yang terbagi dalam rumah tinggal dengan gaya hidup dan

    kebutuhan masyarakat modern. Gedung hunian/tempat tinggal yang dibangun

    dalam suatu lingkungan dekat dengan kampus yang diperuntukkan kepada

  • 9

    mahasiswa dimana cara pemakaiannnya dengan sewa ruang secara regular atau

    berkelanjutan dalam waktu atau periode tertentu.

    2.1.4 Klasifikasi Apartemen

    1. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sistem Kepemilikan (Akmal,

    2007) :

    • Apartemen Sewa

    Pada apartemen ini, penghuni hanya membayar sewa unit yang

    ditempatinya kepada pemilik apartemen dan biasanya dibayar

    perbulan atau pertahun. Biaya untuk keperluan utilitas ditanggung

    oleh penghuni, sementara biaya maintenance dan gaji pegawai

    pengelola apartemen ditanggung oleh pemilik.

    • Apartemen Milik Sendiri

    Jenis apartemen dengan sistem ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :

    A. Kepemilikan Bersama

    Setiap penghuni memiliki saham dalam perusahaan pemilik

    apartemen serta nemempati satu unit kepada orang yang telah

    dianggap cocok oleh penghuni apartemen lainnya. Apabila

    terdapat unit apartemen yang kosong, maka saham akan dibagi

    rata antara penghuni. Penghuni harus menanggung semua biaya

    maintenance secara bersama hingga terdapat penguni yang baru.

    B. Condominium

    Pada apartemen ini setiap penghuni menjadi pemilik dari unitnya

    sendiri dan memiliki kepemilikan yang sama dengan penghuni

    lainnya terhadap fasilitas dan ruang publik. Penghuni bebas untuk

    menjual, menyewa, atau memberikan kepemilikannya kepada

    orang lain. Jika terdapat unit yang kosong, maka biaya

    maintenance bangunan akan ditanggung oleh badan pengelola

    apartemen tersebut.

    • Serviced Apartment

    Apartemen yang dikelola secara menyeluruh oleh manajemen

    tertentu. Biasanya menyerupai cara pengelolaan sebuah hotel, yaitu

    penghuni mendapatkan pelayanan menyerupai hotel bintang lima,

  • 10

    misalnya unit berperabotan lengkap, house keeping, layanan kamar,

    laundry, business center.

    2. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Ketinggian Bangunan :

    Dalam Buku Housing yang ditulis oleh John Mascai (Mascai, 1982),

    macam-macam apartemen berdasarkan ketinggian bangunan adalah

    sebagai berikut.

    • Low-Rise Apartment

    Apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh lantai dan

    menggunakan tangga sebagai alat transportasi vertikal. Biasanya

    untuk golongan menengah kebawah.

    • Mid-Rise Apartment

    Bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai dengan sepuluh

    lantai. Jenis apartemen ini lebih sering dibangun dikota.

    • High-Rise Apartment

    Bangunan apartemen yang terdiri lebih dari sepuluh lantai.

    Dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis

    penuh. Struktur apartemen lebih kompleks sehingga desain unit

    apartemen cenderung standar. Jenis ini banyak di bangun di pusat

    kota.

    3. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Vertikal :

    Menurut James Hombeck, dalam buku Apartments and Dormitories

    (Hombeck, 1962), apartemen dapat dibedakan berdasarkan sistem

    sirkulasi vertical.

    • Walked-up Apartment

    Walk up apartement adalah pencapaian melalui sarana tangga dan

    pada umumnya berlaku bagi bangunan yang tidak lebih dari 4 lantai.

    • Elevated Apartment

    Elelvated apartemen adalah pencapaian bangunan melalui sarana

    elevator (lift), umumnya digunakan pada apartemen dengan

    ketinggian lebih dari 4 lantai.

    4. Berdasarkan Tipe Unit :

    Kebutuhan tiap penghuni bervariasi, sebagai respon terhadap variasi

    kebutuhan penghuni apartemen tersebut dapat dirancang dengan

  • 11

    berbagai tipe berdasarkan jumlah kamar dalam setiap unit apartemen

    sebagai berikut :

    Keterangan Ruang-Ruang Tipe Penghuni Studio 1. Satu kamar mandi 1. Lajang

    2. Dapur kecil dan ruang 2. Pasangan muda makan menjadi satu yang baru menikah 3. Ruang duduk dan 3. Orang lanjut usia kamar 1 Kamar 1. Satu kamar mandi 1. Lajang tidur 2. Dapur kecil dan ruang 2. Pasangan muda

    makan menjadi Satu yang baru menikah 3. Ruang duduk 3. Pasangan lanjut 4. Kamar tidur usia 2 Kamar 1. Satu kamar mandi 1. Keluarga kecil tidur 2. Dapur dengan 1 atau 2

    3. Ruang duduk dan anak yang masih ruang makan menjadi kecil/belum Satu menikah 4. Kamar tidur 2. Pasangan lanjut usia yang tinggal dengan sanak saudara 3 Kamar 1. 2 kamar mandi dengan 1. Keluarga kecil

    tidur satu kamar mandi dalam kamar tidur

    2. Dapur 3. Ruang duduk 4. Ruang makan (bisa

    juga ruang duduk dan ruang makan menjadi satu)

    5. Kamar tidur (bisa juga 2 kamar tidur ditambah satu kamar pembantu)

    dengan 3-4 anak yang masih kecil/belum menikah

    Penthouse 1. Terdiri atas 2 lantai 2. 3 sampai 5 kamar tidur 3. 3 kamar mandi 4. Dapur 5. Ruang makan 6. Ruang duduk/ruang

    keluarga 7. Ruang kerja 8. Ruang tamu 9. Foyer 10. Ada juga yang

    mempunyai kamar pembantu

    1. Pasangan muda yang baru menikah

    2. Keluarga besar dengan 4-5 anak

    3. Orang-orang kalangan atas

    Tabel 2.3 Tipe-Tipe Hunian Apartemen Sumber : Jurnal Saputra - 2014

  • 12

    5. Berdasarkan Penyusunan Lantai (Josep De Chiara, Julius Panero,

    Martin Zelnik, Time Saver Standarts for Housing and Residential

    Development 2nd Edition, 1995) :

    • Simplex

    - Satu unit hunian dilayani oleh satu lantai, dalam satu lantai ini

    juga terdiri dari beberapa unit hunian.

    - Merupakan bentuk yang paling sederhana dan paling ekonomis.

    • Duplex

    - Kebutuhan satu hunian dilayani dalam dua lantai.

    - Dapat mengeliminasi kebutuhan koridor, tidak setiap lantai

    membutuhkan koridor.

    - Membutuhkan tangga di dalam setiap unit hunian, untuk

    menghubungkan lantai satu dan lantai dua unit hunian.

    - Dalam setiap unit area privat terpisah dengan publik area.

    • Triplex

    - Kebutuhan satu unit hunian dilayani dalam tiga lantai.

    - Kegiatan dalam setiap unit hunian dapat dilanjutkan dalam area

    yang terpisah.

    6. Berdasarkan tujuan pembangunan (Akmal, 2007) :

    • Komersial

    Apartemen yang hanya ditunjukan untuk bisnis komersial yang

    mengejar keuntungan atau profit.

    • Umum

    Apartemen yang ditunjukan untuk semua lapisan masyarakat, akan

    tetapi biasanya hanya dihuni oleh lapisan masyarakat kalangan

    menengah kebawah.

    • Khusus

    Apartemen yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, dan

    biasanya dimiliki suatu perusahaan atau instansi yang dipergunakan

    oleh para pegawai maupun tamu yang berhubungan dengan

    pekerjaan.

  • 13

    7. Berdasarkan golongan sosial (Salvitri, Ignatius, Budiharjo, Anwar,

    & Rahwidyasa) :

    • Apartemen Sederhana

    • Apartemen Menengah

    • Apartemen Mewah

    • Apartemen Super Mewah

    Yang membedakan keempat tipe di atas adalah fasilitas yang terdapat

    dalam apartemen tersebut. Semakin lengkap fasilitas dalam sebuah

    apartemen, maka semakin mewah apartemen tersebut. Pemilihan bahan

    bangunan dan sistem apartemen juga berpengaruh. Semakin baik

    kualitas material dan semakin banyak pelayanannya, semakin mewah

    apartemen tersebut.

    8. Berdasarkan pada pelayanan (Chiara, 1986) :

    • Apartment Fully Service

    Apartemen yang menyediakan layanan standar hotel bagi

    penghuninya, seperti laundry, catering, kebersihan dan sebagainya.

    • Apartment Fully Furnished

    Apartemen yang menyediakan furnitur atau perabot dalam unit

    apartemen.

    • Apartment Fully Furnished and Fully Service

    Gabungan kedua diatas.

    • Apartment Building Only

    Apartemen yang tidak menyediakan layanan ruang atau furnitur.

    9. Berdasarkan pencapaian horisontal :

    • Single-Loaded Corridor Apartment

    Apartemen dengan tipe koridor ini dapat terbagi lagi menjadi dua

    yaitu:

    1. Open Corridor Apartment

    Koridor pada tipe ini bersifat terbuka dengan pembatas terhadap

    ruang luar berupa tembok atau railing.

  • 14

    2. Closed Corridor Apartment

    Koridor ini bersifat tertutup oleh dinding, kadang memiliki

    bukaan berupa jendela ataupun jalusi atau bahkan tidak ada

    bukaan sama sekali.

    • Double-Loaded Corridor Apartment

    Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingin oleh unit-unit hunian

    sehingga seringkali terletak di tengah-tengah bangunan (Central

    Corridor).

    10. Berdasarkan bentuk denah (De Chiara, Joseph, 2001, Time Saver

    for Building Type. Mc.Graw Hill) :

    • Tower Plan

    Terdapat core di tengah dengan unit -unit mengelilingi core tersebut,

    layout denah bangunan tipikal kecuali denah lantai atas.

    • Expanded Tower Plan

    Sama dengan tower plan namun dapat diperpanjang pada sisi

    tertentu untuk menambah jumlah unit hunian.

    • Cross Plan

    Memiliki empat sayap yang sama dan core service di bagian tengah.

    Biasanya terdiri dari delapan unit setiap lantai dengan penempatan

    dua unit setiap sayap.

    • Five-Wing Plan

    Sama dengan bentuk cross plan namun dengan lima sayap. Biasanya

    terdiri dari sepuluh unit tiap lantai dengan penempatan dua unit

    setiap sayap.

    • Circular Plan

    Sama dengan bentuk tower plan namun terdiri dari satu koridor

    pusat yang melingkar atau mengelilingi core. Jumlah unit tergantung

    panjang diameter bangunan.

    • Spiral Plan

    Memiliki bentuk melingkar seperti circular plan, namun

    menggunakan delapan proyeksi radial dari beton pra tekan dan tanpa

    kolom.

  • 15

    • Free From Plan

    Memiliki bentuk lingkar seperti circular.

    • Terrance Plan

    Menggunkan sistem satu koridor dengan lantai di atas lebih mundur

    dari pada lantai dibawahnya sehingga menciptakan teras pada tiap

    lantai bangunan.

    2.1.5 Standar Perencanaan dan Perancangan

    Dalam ruang Apartemen memiliki dimensi standar ruang yang umum

    digunakan dalam perancangan bangunan Apartemen, yaitu:

    1. Kamar Tidur

    Standar tempat tinggal harus memiliki kamar tidur yang memenuhi

    dimensi ruang internal minimal yang ditentukan. Semua kamar tidur

    harus menyediakan area di samping dimensi ruang internal, minimum

    untuk mengakomodasikan lemari pakaian.

    Tipe Kamar Tidur Lebar Minimal Kedalaman Minimal

    Kamar Tidur Utama 3 Meter 3,4 Meter Semua Jenis KT 3 Meter 3 Meter

    Tabel 2.4 Dimensi Kamar Tidur Sumber: Better Apartments – Design Standards, 2016: 12

    2. Ruang Tamu

    Tempat tinggal harus memiliki ruang tamu (tidak termasuk area

    makan dan dapur) yang memenuhi dimensi ruang internal minimum

    yang ditentukan pada tabel berikut :

    Tipe Kamar Lebar Minimal Area Minimal Studio atau 1 Kamar Tidur 3,3 Meter 10 Meter ≥ 2 Kamar Tidur 3,6 Meter 12 Meter

    Tabel 2.5 Dimensi Ruang Tamu Sumber: Better Apartments – Design Standards, 2016: 12

    3. Kedalaman atau Panjang Ruang Aspek

    Ruangan layak huni tidak boleh melebihi kedalaman ruang 2,5 kali

    lipat dari tinggi langit-langit ruangan. Aspek kedalaman atau panjang

    ruang huni dapat ditingkatkan sampai 9 meter, asalkan memenuhi

    persyaratan sebagai berikut, yaitu :

    1. Ruang menggabungkan ruang tamu, ruang makan dan dapur.

    2. Dapur terletak paling jauh dari jendela.

    3. Tinggi langit-langit (plafon) minimal 2,7meter dari tingkat lantai.

  • 16

    Gambar 2.1 Dimensi Kedalaman Ruang Dan Tinggi Langit-Langit Sumber: Better Apartments – Design Standards, 2016: 15

    4. Jendela

    Jendela di ruang yang layak huni harus di tempatkan di dinding luar.

    Jendela memberikan cahaya alami ke dalam kamar tidur dari area kecil

    dalam ruangan.

    1. Area paling sedikit (lebar minimum 1,2 meter, kedalaman

    maksimum 1,5 meter, diukur dari permukaan luar dari jendela)

    2. Jendela bersih atau terbuka ke langit (luar bangunan)

    5. Penyimpanan (Gudang)

    Setiap hunian harus memiliki ruang penyimpanan yang dapat

    digunakan dan aman. Total ruang penyimpanan minimum (termasuk

    dapur, kamar mandi dan kamar tidur) harus memenuhi persyaratan yang

    ditentukan sebagai berikut :

    Tipe Kamar Total volume penyimpanan

    minimum

    Volume penyimpanan

    minimum dalam hunian

    Studio 8 m3 5 m3

    1 Kamar Tidur Hunian

    2 Kamar Tidur Hunian

    3/ Lebih K. Tidur Hunian

    10 m3 6 m3

    14 m3 9 m3

    18 m3 12 m3

    Tabel 2.6 Penyimpanan Gudang Sumber: Better Apartments – Design Standards, 2016: 18

    6. Ukuran Balkon

    Setiap unit hunian pada apartemen memiliki balkon sebagai

    kantilever untuk menghalangi masuknya radiasi matahari secara

    langsung. Selain itu ruang terbuka untuk memperlebar pandangan.

    Berikut adalah standart dimensi balkon (Better Apartment Design

    Standards, 2016), yaitu :

  • 17

    Tipe Area Minimal Dimensi Minimal Studio 8 m3 1,8 m

    2 Kamar Tidur 8 m3 2 m ≥3 K amar Tidur 12 m3 2,4 m

    Tabel 2.7 Ukuran Balkon Sumber: Better Apartments – Design Standards, 2016: 28

    Gambar 2.2 Ukuran Balkon Apartemen Sumber: Better Apartments – Design Standards, 2016: 29

    7. Aksesibilitas

    Dalam unit hunian apartemen, setidaknya 50 persen harus memenuhi

    semua persyaratan (Better Apartments –Design Standards, 2016)

    sebagai berikut:

    1. Lebar bukaan minimal 850 mm di pintu masuk tempat tinggal dan

    kamar utama.

    2. Jalan yang jelas dengan lebar minimum 1,2meter yang

    menghubungkan tempat tinggal ke kamar tidur utama, kamar dan

    ruang tamu.

    3. Setidaknya kamar mandi memenuhi salah satu pilihan desain.

    2.1.6 Sistem Pengelolaan Apartemen

    Susunan dan tugas pada umunya adalah sebagai berikut :

    1. Direktur Utama, bertugas mengkoordinasikan berlangsungnya kegiatan

    kepergawaian, keuangan, dan tata usaha pada apartemen. Terdiri dari

    presiden direktur satu orang dan satu orang sekertaris.

    2. Manajer Properti, bertugas mangatur sistem persewaan apartemen.

    Terdiri dari satu orang manager, dibantu oleh tiga orang staf.

    3. Manajer Keuangan, bertugas mengatur sistem administrasi dan

    keuangan pada apartemen. Terdiri dari satu orang manajer, dibantu tiga

    orang karyawan.

    4. Bagian Pemasaran dan Hubungan Masyarakat, bertugas mengatur

    pemasaran dan iklan apartemen serta mengelola hubungan antara

    apartemen dan pihak luar. Terdiri dari satu orang manajer dan empat

    orang karyawan.

  • 18

    5. Bagian Umum dan Personalia, bertugas mengatur dan mengawasi

    karyawan yang bekerja di apartemen. Terdiri dari satu orang manajer

    dan tiga orang karyawan.

    6. Penerangan atau Resepsionis, bertugas menerima pesan, menerima

    pengaduan dan informasi dari penghuni apartemen, dan menjadi

    penerima untuk para tamu penghuni. Terdiri dari tiga orang karyawan.

    7. Pengelola Administrasi dan Fasilitas, terdiri satu kepala bagian yang

    mengatasi :

    • Pengelola fasilitas penitipan anak, terdiri dari empat orang perawat

    anak dan dua orang bagian administrasi.

    • Pengelola fasilitas spa dan salon, terdiri dari enam orang kapster,

    enam orang pelayan spa, satu orang bagian administrasi.

    • Pengelola fasilitas restoran, terdiri dari satu orang manajer restoran,

    satu orang kasir, empat orang koki, empat orang pelayan restoran,

    dan empat orang petugas kebersihan.

    • Pengelola fasilitas apotek dan klinik, terdiri dari satu orang

    resepsionis, satu orang kasir, satu orang penjaga apotek, dua orang

    apoteker, dan satu orang dokter jaga.

    • Pengelola fasilitas fitness center dan aerobic, terdiri dari satu orang

    resepsionis, enam ornag pelatih fitness, empat orang bagian perawan

    alat, dan dua orang administrasi.

    • Pengelola fasilitas kolam renang, terdiri dari satu orang resepsionis,

    empat orang pelatih, dua orang bagian perawatan, dan satu orang

    bagian administrasi.

    8. Mekanikal dan Elektrikal, bertugas memelihara dan melakukan

    perbaikan seluruh unsur mekanikal dan elektrikal bangunan, terdiri dari

    satu orang kepala bagian dan tiga orang staf.

    9. Perawatan Bangunan, bertugas untuk memelihara, merawat, dan

    memperbaiki bangunan apartemen. Terdiri dari satu orang kepala

    bagian, empat orang staf perawatan gedung, empat orang staf perawat

    luar gedung, dan tiga orang staf sistem oprasional bangunan.

  • 19

    10. House Keeping, bertugas untuk mengatur kegiatan rumah tangga

    seperti clening dan laundry. Terdiri dari satu orang kepala bagian, 14

    orang petugas kebersihan, dan lima orang petugas laundry.

    11. Security atau Keamanan, bertugas menjaga keamanan penghuni

    apartemen. Terdiri dari satu orang kepala bagian, delapan orang petugas

    keamanan, dan tujuh orang petugas parkir.

    Penjabaran diatas didasarkan pada struktur organisasi kepegawaian

    sebagai berikut :

    Tabel 2.8 Sistem Organisasi Pengelola Apartemen. Sumber : dikutip dari Skripsi Tommy Yanuar, Apartemen dengan konsep tropis di kota

    Yogyakarta, 2014

    2.1.7 Fasilitas Penunjang Apartemen

    Menurut Joseph de Chiara dan John Callender dalam buku Time Saver

    Standards For Building Types, apartemen dapat dibedakan berdasarkan fasilitas-

    fasilitas penunjang yang terdapat di dalamnya. Terbagi menjadi 3, yaitu:

    Letak Fasilitas Kriteria Fasilitas Penunjang Low Medium High Di dalam Apartemen

    Keamanan Keamanan, intercom, door signal, balkon dan unit AC

    Doorman dan telepon, balkon yang besar, AC sentral, servise entrance, pelayanan tempat tinggal

    Di dalam bangunan

    Fasilitas laundry dan minimum lobby

    Ruang laundry, ruang komersil, community room, dan central storage

    Ruang pertemuan, parkir tambahan, tempat perbelanjaan,

    MEE

    SECURITY

    SIPIL AND STORE

    ENGINEERING

    ● KOOR PENYEWAAN ● PENGELOLA

    ENGINEERING

    ● PERAWATAN ● INSTALASI

    HOUSE KEEPING

    ● KEBERSIHAN ● KEPERAWATAN

    GENERAL PERSONALIA

    FINANCE MANAGER

    PROPERTY

    PRESIDENT DIRECTOR

    OWNER APARTMENT

  • 20

    lift, doorman, system keamanan, cicuit TV, pelayanan kamar, helth club, kolam renang tertutup

    Tapak Lapangan parkir terbuka dan ruang jemur

    Kolam renang, playground and sitting area, ruang parkir yang aman dan terlindungi

    Taman, area rekreasi, country club, kolam renang terbuka

    Tabel 2.9 Fasilitas Penunjang Pada Apartemen Sumber: Time Saver Standards for Building Types

    2.1.8 Kebutuhan Apartemen

    Agar kebutuhan para penghuni apartemen dapat terpenuhi maka berbagai

    kebutuhan tersebut dapat meliputi sebagai berikut :

    1. Kebutuhan Kenyamanan

    Di dalam suatu tempat tinggal kenyamanan sangatlah mutlak

    diperlukan dan jika di dalam apartemen ada tiga tingkat kenyamanann

    yang harus dipenuhi yaitu :

    • Kenyamanan Termal

    Ini merupakan kenyamanan dari suhu udara. Suhu udara di dalam

    ruangan yang nyaman itu berkisar 24˚C. untuk mendapatkan suhu

    udara yang nyaman maka ruang yang digunakan perlu dikondisikan

    secara baik dan alami dengan cara memberikan ventilasi maupun

    dengan menggunakan fan atau air conditioner.

    • Kenyamanan Penglihatan

    Hal ini sangatlah berhubungan dengan pencahayaan karena ada dua

    macam pencahayaan yaitu pencahyaan alami dan pencahayaan

    buatan. Untuk penggunaan di dalam apartemen biasa menggunakan

    pencahayaan alami yaitu pada saat siang hari, akan tetapi untuk

    malam hari tetap diperlukan suatu pencahayaan buatan.

    • Kenyamanan Akustik

    Yang dimaksud dengan kenyamanan akustik adalah kenyamanann

    dari gangguan suara kebisingan misalnya yang disebabkan oleh

    keributan para tetangga atau unit hunian yang dilakukan dengan

    alami dan buatan, untuk alami sendiri biasa dilakukan dengan

  • 21

    mengurangi jumlah bukaan serta memasang barrier pada sekeliling

    apartemen, sedangkan untuk kenyamanann secara buatan dapat

    dengan penggunaan material yang meredam suara pada ruangan di

    dalamnya.

    2. Kebutuhan Privasi

    Ini merupakan kebutuhan akan ketenangan dan kenyamanan yang

    tinggi. Baik bagi pribadi maupun keluarga di dalam satu unit hunian,

    antara hunian dalam satu lantai, ataupun di dalam sat bangunan dari

    apartemen tersebut. Kebutuhan privasi sangat mutlak dipenuhi.

    3. Kebutuhan Interaksi Sosial

    Kebutuhan interaksi sosisl ini ada di dalam apartemen para penghuni

    hidup bersama-sama dnegan para penghuni lain sehingga akan terjadi

    interaksi sosial baik dengan tetangga anatara penghuni atapupun

    dengan lingkaran sekitar.

    4. Kebutuhan Keamanan

    Seperti bangunan yang lain kebutuhan akan keamanan sangatlah perlu

    dan harus dipenuhi karena kebutuhan keamanan tersebut dapat meliputi

    keamanan fisik dan psikologis. Keamanan fisik sendiri meliputi

    gangguan dari luar dan keamanan psikologis adalah kebutuhan akan

    rasa aman.

    5. Kebutuhan Ruang Dalam Unit Hunian

    Di dalam apartemen hal yang paling ada dalam ruang hunian yang

    berfungsi sebagai tempat tinggal para penghuninya. Selain itu

    berdasarkan fungsi dan sifatnya ruang-ruang di dalam apartemen dapat

    dikelompokan menjadi beberapa bagian yaitu :

    • Ruang Tamu

    Ruang tamu adalah bagian dari sebuah unit hunian yang berfungsi

    sebagai tempat untuk menerima tamu baik itu teman maupun

    keluarga.

    • Ruang Makan

    Ruang makan adalah bagian dari sebuah hunian yang sangat penting,

    intensitas kegiatan yang dilakukan tergantung pada kegiatan yang

    dilakukan oleh para penghuninya, akan tetapi fungsi ruang makan

  • 22

    pada apartemen mahasiswa tidaklah terlalu penting seperti ruang

    makan yang terdapat di dalam apartemen pada umumnya.

    • Ruang Kerja

    Ruang kerja yang terdapat dalam sebuah apartemen mahasiswa lebih

    menekankan sebuah privasi dimana ruang kerja ini dilakukan oleh

    mahasiswa.

    • Teras (Balkon)

    Teras terdapat pada sebuah apartemen berfungsi sebagai ruangan

    untuk bersantai bagi para penguninya, penambahan teras ini sendiri

    dapat memberikan sebuah nilai lebih dari apartemen di mana dapat

    menciptakan sebuah ruang terbuka privasi.

    6. Pengertian Apartemen Mahasiswa

    Berdasarkan beberapa kriteria dan penjelasan yang sudah diterangkan

    pada poin-poin di atas, maka yang dimaksud dengan apartemen

    mahasiswa adalah sebuah bangunan bertingkat yang dibangun dalam

    satu lingkungan bangunan yang terdiri dari banyak kamar yang dihuni

    satu atau beberapa mahasiswa yang tinggal di dalam satu kamar/unit,

    serta memiliki fasilitas sarana dan prasaranana yang mewadahi

    apartemen tersebut.

    2.2 Tinjauan Arsitektur Bioklimatik

    2.2.1 Pengertian Arsitektur Bioklimatik

    Bioklimatik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dan

    kehidupan, terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktifitas makhluk hidup

    sehari-hari. Bangunan bioklimatik adalah bangunan yang bentuk bangunannya

    didesain berdasarkan penggunaan teknik hemat energi yang berhubungan

    dengan iklim setempat dan data meteorologi. Hasilnya adalah bangunan yang

    berinteraksi dengan lingkungan, dalam penjelmaan dan operasinya serta

    penampilan yang berkualitas tinggi (Ken Yeang, 1994).

    Arsitektur Bioklimatik merupakan suatu pendekatan yang mengarahkan

    arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan

    hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkungan iklim daerah tersebut

    (Tumimomor, 2011).

  • 23

    2.2.2 Perkembangan Arsitektur Bioklimatik

    Perkembangan Arsitektur Bioklimatik berawal dari 1960-an. Arsitektur

    Bioklimatik merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi oleh iklim.

    Arsitektur bioklimatik merupakan pencermian kembali arsitektur Frank Loyd

    Wright yang terkenal dengan arsitektur yang berhubungan dengan alam dan

    lingkungan dengan prinsip utamanya bahwa di dalam seni membangun tidak

    hanya efisiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga ketenangan, keselarasan,

    kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan

    bangunannya, “Oscar Niemeyer dengan falsafah arsitekturnya yaitu penyesuaian

    terhadap keadaan alam dan lingkungan, penguasaan secara fungsional, dan

    kematangan dalam pengolahan secara pemilihan bentuk, bahan dan arsitektur”.

    Akhirnya dari Frank Wright dan Oscar Niemeyer lahirlah arsitek lain seperti

    Victor Olgay pada tahun 1963 mulai memperkenalkan arsitektur bioklimatik.

    Setalah tahun 1990-an Kenneth Yeang mulai menerapkan arsitektur bioklimatik

    pada bangunan tinggi bioklimatik yang memenangkan penghargaan

    Aga Khan Award tahun 1966 dan Award pada tahun 1966.

    2.2.3 Prinsip-Prinsip Arsitektur Bioklimatik

    Adapun prinsip-prinsip arsitektur bioklimatik yang dikemukakan oleh Ken

    Yeang (Bioclimatic Skyscrapers) yaitu :

    1. Core

    Posisi service core sangat penting dalam hal merancang bangunan

    tingkat tinggi. Service core bukan hanya sebagai bagian dari struktur,

    namun juga mempengaruhi kenyamanan termal. Posisi core dapat

    diklasifikasikan dalam tiga bentuk yaitu :

    A. Core Pusat

    B. Core Ganda

    C. Core Tunggal Terletak Pada Sisi Bangunan

    Core ganda dapat memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua

    core maka hal ini dapat dijadikan sebagai penghalang panas yang

    masuk kedalam bangunan. Penelitian ini menunjukkan penggunaan

    kondisi udara secara maksimum dari penempatan service core ganda

    yang tampilan jendalanya menghadap timur dan barat, serta core di

  • 24

    tempatkan pada sisi timur dan barat juga. Penerapan ini juga dapat

    diterapkan pada daerah beriklim sejuk.

    Gambar 2.3 Core Pusat, Core Ganda, Core Tunggal (Sisi Bangunan) Sumber : Buku Bioclimatic Skyscrapers dari Ken Yeang

    2. Orientasi

    Bangunan tingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara

    penuh dan radiasi panas. Orientasi bangunan sangat penting untuk

    menciptakan konservasi energi. Secara umum, susunan bangunan

    dengan bukaan menghadap utara dan selatan memberikan keuntungan

    dalam mengurangi insulasi panas. Orientasi bangunan yang terbaik

    adalah meletakkan luas permukaan bangunan terkecil menghadap timur

    dan barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada

    ruang terbuka. Kemudian untuk daerah tropis peletakan core lebih

    disenangi pada posisi timur-barat. Hal ini dimaksudkan untuk daerah

    buffer dan dapat menghemat penggunaan air conditioner dalam

    bangunan.

    Gambar 2.4 Orientasi Bangunan Sumber : Buku Bioclimatic Skyscrapers dari Ken Yeang

  • 25

    3. Bukaan

    Bukaan jendela sebaiknya menghadap timur dan barat, hal ini sangat

    penting untuk mendapatkan pencahayaan yang dapat dimanfaatkan

    sebagai pencahayaan alami di waktu pagi hingga sore hari. Bila

    memperhatikan alasan estetika penggunaan vertical garden dan sun

    shading dapat diterapkan pada fasad bangunan yang menghadap

    matahari. Pemakaian vertical garden dan sun shading dapat menjadi

    suatu pemecahan untuk mengantisipasi radiasi matahari berlebih.

    4. Balkon

    Gambar 2.5 Bukaan Jendela Sumber : Buku Bioclimatic Skyscrapers dari Ken Yeang

    Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi bersih dari

    panel-panel, sehingga mengurangi sisi panas yang terkena panas.

    Karena adanya teras-teras yang lebar akan mempermudah membuat

    taman dan menanam tanaman yang dapat dijadikan pembayang pasif

    dari pencahayaan sinar alami.

    Gambar 2.6 Penggunaan Balkon Sumber : Buku Bioclimatic Skyscrapers dari Ken Yeang

  • 26

    5. Ruang Transisional

    Menurut Ken Yeang, ruang transisional dapat diletakkan ditengah dan

    sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara. Ruang ini dapat menjadi

    ruang perantaran antara ruang dalam dan ruang luar bangunan.

    Membuat ruang transisional pada fasad bangunan bioklimatik dapat dilihat

    pada gambar dibawah.

    Gambar 2.7 Ruang Transisional Sumber : Buku Bioclimatic Skyscrapers dari Ken Yeang

    penempatan teras pada bagian dengan tingkat panas yang tinggi dapat

    mengurangi penggunaan panel – panel anti panas. Hal ini dapat

    memberikan akses ke teras yang dapat juga digunakan sebagai area

    evakuasi jika terjadi bencana seperti kebakaran. Puncak bangunan

    sebaiknya dilindungi oleh sirip – sirip atap yang mendorong angin

    masuk kedalam bangunan. Hal ini juga bisa didesain sebagai fungsi

    wind scoops untuk mengendalikan pengudaraan alami yang masuk

    kedalam bagian gedung.

    6. Fasad

    Penggunaan vertical garden yang menghubungkan bangunan dengan

    lingkungan dapat dijadikan sebagai kulit pelindung. Pada iklim sejuk

    dinding luar harus dapat menahan dinginnya musim dingin dan

    panasnya musim panas. Pada kasus ini, dinding luar harus seperti

    pelindung insulasi yang bagus tetapi harus dapat dibuka pada musim

    kemarau. Pada daerah tropis dinding luar harus bisa digerakkan yang

    dapat mengendalikan cross ventilation untuk kenyamanan dalam

    bangunan.

  • 27

    7. Lanskap

    Gambar 2.8 Desain Dinding Sumber : Buku Bioclimatic Skyscrapers dari Ken Yeang

    Lantai dasar bangunan tropis seharusnya lebih terbuka keluar dan

    menggunakan ventilasi yang alami karena hubungan lantai dasar

    dengan jalan juga penting. Fungsi atrium dalam ruangan pada lantai

    dasar dapat mengurangi tinggkat kepadatan jalan. Tumbuhan dan

    lanskap digunakan tidak hanya untuk kepentingan ekologis dan estetik

    semata, tetapi juga membuat bangunan menjadi lebih sejuk. Ketika

    terjadi integrasi antara elemen biotik (tanaman) dan elemen abiotik

    (bangunan) hal ini dapat memberikan efek dingin pada bangunan dan

    membantu proses penyerapan O2 dan pelepasan CO2.

    Gambar 2.9 Lantai Dasar Terbuka dan Intergrasi Biotik dan Abiotik Sumber : Buku Bioclimatic Skyscrapers dari Ken Yeang

    8. Pembayang Pasif

    Pembayang sinar matahari adalah esensi pembiasan sinar matahari pada

    dinding yang menghadap matahari secara langsung (pada daerah tropis

    berada disisi timur dan barat) sedangkan cross ventilation seharusnya

    digunakan (bahkan diruang yang menggunakan air conditioner) untuk

  • 28

    membuat udara segar dan mengalirkan udara panas keluar. Penggunaan

    alat pembayang pasif dapat dilihat pada gambar berikut ini.

    Gambar 2.10 Pembayangan Pasif Sumber : Buku Bioclimatic Skyscrapers dari Ken Yeang

    Pemberian ventilasi yang cukup pada ruangan dengan peraturan

    volumetric aliran udara. Dengan adanya ventilasi, maka udara panas di

    atas gedung dapat dialirkan ke lingkungan luar sehingga dapat

    menyegarkan ruangan kembali.

    9. Isolator Panar

    Isolator panas yang baik pada kulit bangunan dapat mengurangi

    pertukaran panas yang terik atau panas dengan udara dingin yang

    berasal dari dalam bangunan. Karakterisitk thermal insulation secara

    utama ditentukan oleh komposisinya. Dengan alasan tersebut maka

    thermal insolation dibagi menjadi lima bagian utama, walaupun banyak

    isolator yang utama merupakan turunan produk jenis – jenis ini. Lima

    jenis utama adalah :

    1. Flake (Serpihan)

    2. Fibrous (Berserabut)

    3. Granular (Butiran-butiran)

    4. Cellular (Terdiri dari sel)

    5. Reflective (Memantulkan)

    Struktur massa bangunan bekerja melepas panas pada siang hari dan

    melepas udara dingin pada siang hari. Pada iklim sejuk struktur

    bangunan dapat menyerap panas matahari sepanjang siang hari dan

    melepaskannya pada siang hari. Solar window atau solar-collector heat

    di tempatkan di depan fisik gedung untuk menyererap panas matahari.

  • 29

    Gambar 2.11 Isolator Panas Sumber : Buku Bioclimatic Skyscrapers dari Ken Yeang

    Gambar 2.12 Solar Window Sumber : Buku Bioclimatic Skyscrapers dari Ken Yeang

  • 30

    2.3 Studi Literatur

    2.3.1 Bosco Verticale / Stefano Boeri

    Nama Bangunan : Bosco Verticale / Stefano Boeri

    Deskripsi Studio : Boeri Studio Lokasi : Milan, Italia Kategori : Apartemen Arsitek : Stefano Boeri, Gianandrea Barreca, Giovanni L.V. Tahun : 2014

    Konsep

    Hutan Vertikal adalah konsep arsitektur yang menggantikan bahan tradisional pada permukaan perkotaan menggunakan polikrom daun yang berubah untuk dindingnya. Arsitek mengandalkan layar vegetasi, perlu menciptakan iklim mikro yang sesuai dan menyaring sinar matahari, dan menolak pendekatan teknologi dan mekanik yang sempit untuk kelestarian lingkungan. Hutan Vertikal meningkatkan keanekaragaman hayati. Ini mempromosikan pembentukan ekosistem perkotaan di mana berbagai jenis tanaman menciptakan lingkungan vertikal yang terpisah, tetapi yang bekerja dalam jaringan yang ada, dapat dihuni oleh burung dan serangga. Dengan cara ini, ini merupakan faktor spontan untuk mengisi kembali flora dan fauna kota.

    Gamabr

    Table 2.10 Bosco Verticale / Stefano Boeri Sumber: www.Archdaily.com

  • 31

    2.3.1 Chicland Hotel / Vo Trong Nghia

    Nama Bangunan : Chicland Hotel / Vo Trong Nghia

    Deskripsi Studio : VTN Architects Lokasi : Vietnam Kategori : Hotel Arsitek : Vo Trong Nghia, Takashi Niwa Tahun : 2019

    Konsep

    Chicland menciptakan arsitektur modern dan interior yang mengkilap dengan memaksimalkan penggunaan bahan-bahan alami spesifik seperti batu basal, batu pasir, bambu, dll. Fasad bangunan ditutupi dengan hijau lembut dan murni. tanaman, bagian depan bangunan yang mengubah bangunan menjadi oasis yang tenang di pasir indah pantai My Khe. Ini juga merupakan pencapaian lain yang membutuhkan proses yang rumit dan cermat untuk meneliti dan menyelesaikan semua masalah saat menerapkan teknologi yang sama sekali baru dalam proses konstruksi. Kombinasi yang cerdas antara tanaman dan bahan- bahan alami akan membawa pengalaman luar biasa antara kenyamanan dan alam.

    Gamabr

    Table 2.11. Chicland Hotel / Vo Trong Nghia Sumber: www.Archdaily.com

  • 32