Upload
anis-nadhifah
View
9
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
skripsi, kompetensi remaja
Citation preview
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Rekrutmen dan Seleksi
Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk memilih
orang yang tepat untuk sebuah pekerjaan tertentu dari sejumlah pelamar yang
melamar pada posisi tersebut. Proses ini tentunya sangat panjang, kompleks, dan
memberikan kesempatan untuk membuat keputusan yang dapat betul atau keliru
dalam memilihnya.
Stoner, dkk (1995) mendefinisikan rekrutmen sebagai suatu proses
pengumpulan calon pemegang jabatan yang sesuai dengan rencana sumber daya
manusia untuk menduduki suatu jabatan tertentu.
“The recruitment is the development of a pool of job candidates in accordance
with a human resource plan” (Stoner, at all, 1995).
Tujuan dari rekrutmen adalah mendapatkan calon karyawan sebanyak
mungkin sehingga memungkinkan pihak manajemen (recruiter) untuk memilih
atau menyeleksi calon sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Semakin banyak calon yang berhasil dikumpulkan maka akan
semakin baik karena kemungkinan untuk mendapatkan calon terbaik akan
semakin besar. Proses pemilihan atau penyeleksian karyawan/pegawai disebut
7
8
dengan proses seleksi. Definisi tersebut dikemukakan oleh Koontz & Weihrich
(1990) sebagai berikut:
“Selection is the process of choosing from among candidates, from within the
organization or from the outside, the most suitable person for the current position
or for the future positions” (Koontz & Weihrich, 1990).
Sebelum karyawan dapat direkrut untuk mengisi suatu jabatan tertentu,
recruiter harus memiliki gambaran yang jelas tentang tugas-tugas dan kewajiban
yang dipersyaratkan untuk mengisi jabatan yang ditawarkan. Oleh sebab itu
analisis jabatan merupakan langkah pertama dalam proses rekrutmen dan seleksi.
Sekali suatu jabatan telah dianalisis, maka uraian atau pernyataan tertulis tentang
jabatan dan posisi jabatan tersebut dalam perusahaan/organisasi akan tertuang
dengan jelas. Uraian atau pernyataan tertulis tersebut dinamakan uraian jabatan
(Job Description). Jika uraian jabatan telah tersusun dengan baik, maka
spesifikasi jabatan atau disebut juga “hiring specification” akan mulai
dikembangkan. “Hiring specification didefinisikan sebagai suatu uraian tertulis
tentang pendidikan, pengalaman, dan ketrampilan yang diperlukan untuk dapat
mengisi suatu jabatan tertentu sehingga dapat berfungsi dengan efektif”. Job
Description dan Hiring Specification inilah yang seharusnya dijadikan informasi
dasar untuk memulai proses rekrutmen dan seleksi dan penempatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode seleksi terbaik memiliki
koefisien validitas prediksi sebesar 0.6. Hal ini berarti masih ada kemungkinan
9
besar orang yang dipilih tidak akan mencapai standar yang diinginkan. Metode
yang paling sering digunakan adalah “face-to-face interview”, hanya dapat
mengklaim koefisien sebesar 0,2; berarti ada peluang besar untuk tidak
mendapatkan kandidat terbaik.
Keputusan seleksi yang buruk akan memberikan konsekuensi yang buruk
bagi organisasi. Meski untuk tingkat dasar, seorang pembelajar yang buruk yang
tidak bisa melakukan etos organisasi dapat merusak produksi, kepuasan pelanggan,
relasi dengan pemasok dan keseluruhan kualitas dari pelayanan, atau bahkan bisa
membangkrutkan perusahaan karena penalti yang harus dibayarkan. (Margaret,
1999)
2.2. Analisa Jabatan dan Deskripsi Pekerjaan
Tujuan dari rekrutmen, seleksi dan penempatan adalah mencocokkan (to
match) antara karakteristik individu (pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, dan
lain-lain) dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki individu tersebut dalam
memegang suatu jabatan. Kegagalan dalam mencocokkan kedua hal tersebut
dapat menyebabkan kinerja karyawan tidak optimal dan kepuasan kerja sangat
rendah, sehingga tidak jarang hal ini membuat individu dan organisasi menjadi
frustrasi. Dalam usaha mencari individu yang tepat dan sesuai untuk jabatan
tertentu maka pihak manajemen harus melakukan pengukuran (assessment)
terhadap tuntutan-tuntutan (demands) dan persyaratan-persyaratan (requirements)
dari jabatan tersebut. Proses pengukuran kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu
jabatan tersebut dinamakan Analisis Jabatan (Robbin, 1993).
10
Analisis jabatan merupakan hal mendasar dalam proses pengembangan
sumber daya manusia. Tanpa adaya data yang akurat tentang profil dari masing-
masing jabatan, jenis-jenis kemampuan dan ketrampilan yang dibutuhkan, serta
pengalaman dan pendidikan yang dipersyaratkan untuk menduduki jabatan
tersebut, maka proses pengembangan sumber daya manusia akan menjadi sulit.
Rekrutmen, seleksi dan penempatan akan timpang karena tidak diimbangi
informasi yang memadai dan akurat, pengembangan dan pelatihan mungkin tidak
dapat mencapai tujuan, begitu juga halnya dengan manajemen penilaian kinerja.
Secara umum analisis jabatan merupakan suatu proses untuk
mengidentifikasi dan menentukan secara rinci tugas-tugas (duties) dan persyaratan
dari suatu jabatan tertentu. Stephen Robbin (1993) mendefinisikan analisis jabatan
sebagai suatu bentuk pengembangan uraian terperinci dari tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam suatu jabatan, penentuan hubungan dari satu jabatan dengan
jabatan lain yang ada, dan penentuan tentang pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan karyawan untuk melakukan
pekerjaan secara efisien dan efektif.
“Job analisis is involves developing a detailed description of the tasks
involve in a job, determining the relationship of a given job to other jobs, and
ascertain the knowledge, skills, and abilities necessary for an employee to
successfully perform the job” (Robbin, 1993).
Menurut Milkovich & Newman (1999) analisis jabatan adalah proses
pengumpulan informasi secara sistematik terhadap berbagai informasi terpercaya
11
dan relevan, berhubungan dengan pekerjaan, dan asal-usul dari suatu jabatan
tertentu (“job analisis is the systematic process of collecting relevant, work-
related information related to the nature of a specific job”). Hal senada juga
dikemukan oleh Bernardin & Russel: “job analisis is the process of gathering
information about a job” (Bernardin & Russel, 1993).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis jabatan
merupakan suatu proses pengumpulan dan pencatatan informasi terpercaya dan
sahih dengan suatu prosedur tertentu terhadap suatu jabatan tertentu dan
persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh si pemegang jabatan. Termasuk
disini adalah:
1. Semua tugas, kegiatan dan tanggungjawab
2. Pengetahuan, kemampuan, ketrampilan dan karakter-karakter lain yang
dibutuhkan oleh si pemegang jabatan agar dapat bekerja dengan efektif
3. Alasan terhadap adanya suatu jabatan tertentu dan apa yang membuatnya
berbeda dari jabatan yang lain
4. Standard kerja atau target yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur
kinerja.
Satu konsep yang penting dalam analisis jabatan adalah bahwa analisis
dilakukan terhadap jabatan (the job), bukan terhadap orang (person). Meskipun
data diperoleh dari si pemegang jabatan (incumbent) melalui pengamatan,
wawancara atau pun kuestioner/angket, produk yang menjadi hasil analisis jabatan
adalah berupa uraian jabatan (job description) atau spesifikasi jabatan
12
(specifications of the job), bukan suatu uraian tentang orang (description of the
person).
Uraian Jabatan (Job description). Adalah suatu pernyataan tertulis yang
berisi uraian atau gambaran tentang apa saja yang harus dilakukan oleh si
pemegang jabatan (jobholder/incumbent), bagaimana suatu pekerjaan dilakukan
dan alasan-alasan mengapa pekerjaan tersebut dilakukan. Uraian tersebut berisi
tentang hubungan antara suatu posisi tertentu dan posisi lainnya di dalam dan di
luar organisasi dan ruang lingkup pekerjaan dimana si pemegang jabatan
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
oleh divisi/unit kerja atau tujuan organisasi secara keseluruhan.
Spesifikasi Jabatan (Job specification). Adalah suatu pernyataan tentang
kemampuan, ketrampilan, pengetahuan dan sikap-sikap yang dibutuhkan agar
dapat bekerja secara efektif, lengkap dengan kualifikasi khusus, pengalaman atau
hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang harus dimiliki oleh
seseorang sebelum menduduki jabatan tertentu. Spesifikasi jabatan sangat berguna
dalam mencocokkan seseorang dengan posisi atau jabatan tertentu, dan
mengidentifikasi pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan.
Uraian Jabatan (Job Descriptions) - ‘They providebasic information about
the job under the headings of the job title, reporting relationships, overall
purpose, and principal accountabilities and tasks or duties.’ (Armstrong, 1991)
Spesifikasi Jabatan (person/job specification) – ‘a statement derived from
the job analysis process and job description, of the characteristics that an
individual would need to possessin order to fulfil the requirements of a job.’
(Torrington & Hall, 1991)
13
‘a statement of the knowledge, skills, and abilities required of the person
performing the job.’ (Bohlander & Snell, 2004)
2.3 Proses Rekrutmen
Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk
mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut
mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan untuk waktu
yang lama. Meskipun tujuannya terdengar sangat sederhana, proses tersebut
ternyata sangat kompleks, memakan waktu cukup lama dan biaya yang tidak
sedikit dan sangat terbuka peluang untuk melakukan kesalahan dalam menentukan
orang yang tepat. Kesalahan dalam memilih orang yang tepat sangat besar
dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal tersebut bukan saja karena
proses rekrutmen & seleksi itu sendiri telah menyita waktu, biaya dan tenaga,
tetapi juga karena menerima orang yang salah untuk suatu jabatan akan
berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral kerja pegawai
yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya.
Pada saat ini dimana persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin
kuat, perusahaan seringkali mengalami kesulitan dalam menentukan kandidat
yang tepat mengingat bahwa ada banyak kandidat yang tersedia tetapi sangat
sedikit yang memiliki kualifikasi yang memadai. Rendahnya moral kerja dan
pengaruh budaya "bapakisme" yang telah berlangsung puluhan tahun semakin
menyulitkan perusahaan dalam mendapatkan kandidat yang benar-benar cocok.
Selain menuntut keahlian dan ketrampilan si petugas rekrutmen perusahaan juga
harus benar-benar mempersiapkan proses rekrutmen dan seleksi secara maksimal.
14
Pengertian rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan
menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai
calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan
dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang didapatkan dari proses
rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang akan memasuki proses seleksi,
yakni proses untuk menentukan kandidat yang mana yang paling layak untuk
mengisi jabatan tertentu yang tersedia di perusahaan.
Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi merupakan tugas yang sangat penting,
krusial, dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas
sumber daya manusia yang akan digunakan perusahaan sangat tergantung pada
bagaimana prosedur rekrutmen dan seleksi dilaksanakan.
Proses pelaksanaan rekrutmen dan seleksi biasanya terdiri dari beberapa
langkah atau tahapan. Di bawah ini adalah langkah-langkah yang biasanya
dilakukan dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi:
1. Mengidentifikasi jabatan yang lowong dan berapa jumlah tenaga
yang diperlukan
Proses rekrutmen dimulai saat adanya bidang pekerjaan baru di
perusahaan, karyawan dipindahkan atau dipromosikan ke posisi lain,
mengajukan permintaan pengunduran diri, adanya PHK, atau karena
pensiun yang direncanakan. Dengan melihat dinamika dari beberapa
hal tersebut dan mencocokkannya dengan perencanaan sumber daya
manusia yang sudah tersusun (jika ada) maka akan diketahui jabatan
15
apa saja yang sedang lowong dan berapa jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk mengisi jabatan tersebut.
2. Mencari informasi jabatan melalui analisa jabatan
Untuk memperoleh uraian jabatan (job description) dan spesifikasi
jabatan (job spessification) sebagai landasan dalam membuat
persyaratan jabatan. Persyaratan jabatan harus dibuat secara hati-hati
dan sejelas mungkin agar dalam penerapannya nanti tidak ditemui
kekaburan-kekaburan yang mengganggu proses selanjutnya.
3. Jika persyaratan jabatan telah tersusun, maka langkah
berikutnya adalah menentukan dimana kandidat yang tepat harus
dicari
Dua alternative untuk mencari kandidat yakni dari dalam perusahaan
atau dari luar perusahaan. Jika diambil dari dalam, apabila kebutuhan
staf untuk masa yang akan datang telah direncanakan, maka perlu juga
diketahui siapa kira-kira karyawan yang ada saat ini yang dapat
dipindahkan atau dipromosikan. Jika kandidat harus dicari dari luar
perusahaan maka perlu dipertimbangan dengan cermat metode
rekrutmen yang tepat untuk mendapatkan kandidat tersebut.
4. Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat untuk
jabatan
16
Ada banyak metode rekrutmen yang dapat dipilih oleh perusahaan
dalam melakukan rekrutmen seperti iklan, employee referrals, walk-ins
& write-ins, Depnakertrans, perusahaan pencari tenaga kerja, lembaga
pendidikan, organisasi buruh, dan lain sebagainya. Perusahaan juga
dapat memilih lebih dari satu metode, tergantung situasi dan kondisi
yang terjadi saat itu.
5. Memanggil kandidat-kandidat yang dianggap memenuhi
persyaratan jabatan
Mengumpulkan berkas-berkas lamaran mereka, dan meminta mereka
mengisi formulir lamaran pekerjaan yang telah disediakan untuk
selanjutnya diproses dalam tahap seleksi
6. Menyaring / menyeleksi kandidat
Prosedur seleksi perlu dilakukan jika: 1) pelaksanaan tugas pada
jabatan yang akan diisi memerlukan ciri-ciri fisik dan psikis tertentu
yang tidak dimiliki oleh setiap orang; 2) ada lebih banyak kandidat
yang tersedia dibandingkan jumlah jabatan yang akan diisi. Ada
banyak teknik atau metode seleksi yang dapat digunakan oleh
perusahaan. Hal terpenting untuk diperhatikan adalah bahwa masing-
masing teknik seleksi mengukur karaktristik tertentu, sehingga akan
memberi informasi yang berbeda-beda mengenai kandidat. Pemilihan
suatu teknik/metode sebagai predictor dalam prosedur seleksi sangat
tergantung pada: ciri-ciri pekerjaan, validitas dan reliabilitas metode,
17
persentase calon yang terseleksi, dan biaya penggunaan teknik tertentu.
Beberapa teknik seleksi yang sering digunakan adalah formulir
lamaran, data biografi, referensi dan rekomendasi, wawancara, test
kemampuan dan kepribadian, test fisik/fisiologis, test simulasi
pekerjaan dan assessment center.
7. Membuat penawaran kerja
Setelah proses seleksi dianggap cukup dan petugas rekrutmen sudah
dapat menentukan kandidat terbaik untuk jabatan tertentu, maka
selanjutnya perlu dipersiapkan penawaran kerja. Termasuk disini
adalah mempersiapkan perjanjian kerja (KKB), memperkenalkan
secara lebih mendalam tentang peraturan dan kondisi kerja di
perusahaan, dan memastikan kapan kandidat akan mulai bekerja. Hal
terpenting dalam tahap ini adalah petugas rekrutmen harus menyiapkan
kandidat cadangan untuk berjaga-jaga kalau kandidat pertama menolak
tawaran kerja atau terjadi hal-hal tak terduga.
8. Mulai bekerja
Proses rekrutmen tidak berhenti begitu saja setelah kandidat menerima
penawaran kerja. Pada saat sudah menjadi pegawai maka yang
bersangkutan masih perlu dibantu agar ia dapat bekerja secara optimal
dan bertahan untuk waktu yang lama. Pegawai yang bersangkutan
harus dimonitor dan dinilai kinerjanya secara teratur, serta diberikan
pelatihan dan pengembangan. Pada tahap ini petugas rekrutmen perlu
18
mengkaji ulang cara-cara yang dipakai dalam merekrut dan menyeleksi
pegawai, hal ini sangat penting demi mencegah masalah-masalah yang
mungkin timbul setelah pegawai diterima bekerja.
2.4. Kompetensi
Pendekatan kompetensi dikembangkan pada 1980-an dan 1990-an sebagai
salah satu cara untuk memberikan ukuran tertentu terhadap sumber daya manusia
yang ada. Ada 2 pendekatan yang berbeda dalam merumuskan kompetensi:
‘Competences – thing that a person who works in a given occupational
area should be able to do. Each one is an action, behavior or outcome that the
person should be able to demonstrate.’ (The training Agency, Definition of
competences and performance criteria, 1988, UK)
‘Competencies – those characteristics that differentiate superior from
average and poor performance … motives, traits skill, aspects of one’s self-image
or social role, or body of knowledge.’ (Boyatzis, 1982)
‘Competency – an underlying characteristic of an individual which
causally related to effective or superior performance in a job.’ – David
McClelland in Human Motivation (1989).
‘Competency is an underlying characteristic of an individual that is
causally related to criterion-referenced effective and/or superior performance in
a job or situation.
19
Underlying characteristic means the competency is a fairly deep and
enduring part of a person’s personality and can predict behavior in a wide variety
of situations and job tasks.
Causally related means that a competency causes or predicts behavior and
performance.
Criterion-referenced means that the competency actually predicts who
does something well or poorly, as measured on specific criterion or standard.
(Spencer & Spencer, 1993)
Perbedaan fundamental pandangan antara pendekatan US dan UK:
1. Sejumlah aspek kunci yang membedakan diantara kinerja mengabaikan
apakah hal tersebut dapat terlihat atau tidak
2. Melihat keseluruhan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
sebuah peran tanpa melihat apakah hal tersebut membedakan diantara
tingkatan kinerja yang berbeda, tetapi lebih kepada aspek-aspek individu
dalam melaksanakan pekerjaan yang bisa diobservasi atau diukur
(karenanya bisa dilatih dan dikembangkan) (Gareth, 1997)
Kompetensi bermanfaat dalam proses rekrutmen dan seleksi, antara lain:
1. Meningkatkan akurasi pada saat melakukan assessment terhadap kandidat
potensial.
2. Memfasilitasi kecocokan antara keterampilan dan kepentingan kandidat
dengan permintaan pekerjaan itu sendiri.
3. Membantu mencegah orang yang melakukan interview dan assessor
membuat penilaian subyektif terhadap kandidat atau dari penilaian
20
berdasarkan pada pertanyaan karakteristik yang irelevan terhadap sebuah
pekerjaan.
4. Menentukan dan membuat struktur teknik assessment dan development.
5. Membagi profil individu secara spesifik kedalam keterampilan dan
karakteristik; dan rencana pengembangan dapat lebih akurat fokus ke
kebutuhan pengembangan yang sebenarnya. (Wood & Payne, 1999)
2.5. Internet
2.5.1. Sejarah Internet Menurut Thomsen (1996, p.8), Internet adalah suatu jaringan yang
menghubungkan antar komputer sedunia dengan menggunakan jalur infrastruktur
telekomunikasi dunia. Internet terdiri dari sejumlah besar pengguna, mesin-mesin
yang terhubung satu sama lain, program piranti lunak, dan informasi yang
tersebar di seluruh dunia (Engst, 1997, p.6). Amerika mengklaim bahwa Internet
mulai dikembangkan pada tahun 1960-an oleh militer Amerika.
Semula tujuan pengembangan Internet adalah untuk menciptakan suatu
alat komunikasi yang handal yang tidak terganggu oleh serangan dari musuh.
Karenanya dibuatlah suatu sistem komunikasi yang tidak terpusat. Proyek ini
disebut dengan Advanced Research Project Agency yang kemudian disingkat
menjadi ARPAnet. Setelah selang beberapa waktu, dengan semakin banyaknya
universitas dan lembaga riset yang terhubung, ARPAnet mulai digunakan untuk
menghubungkan jaringan – jaringan ini. Sedangkan pihak militer menggunakan
MILnet.
21
Pada sekitar tahun 1980-an, National Science Foundation (NSF)
menciptakan NSFnet yang dapat menghubungkan server-server besar yang terdiri
dari beberapa superkomputer dengan kecepatan yang tinggi. Sejak saat itu Internet
mulai “dikendalikan” oleh NSFnet. Pada tahun 1991 US High Performance
Computing Act megumumkan didirikannya National Research and Education
Network (NREN) yang bertujuan untuk menyediakan dan menjaga jaringan
komunikasi yang cepat dan handal untuk menangani jaringan riset dan universitas.
2.5.2. Internet Sebagai Inovasi
Setelah melakukan beberapa tahap analisa, Prescott & Slyke (1996)
menyimpulkan bahwa Internet merupakan suatu inovasi. Menurut Tornatzky &
Fleischer (1990), inovasi dapat didefinisikan sebagai pengembangan dan atau
penemuan berdasarkan ilmu pengetahuan, suatu alat (bantu), atau artifak dimana
dapat digunakan untuk membantu manusia dan lingkungan. Sedangkan Roger
(1995), menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide atau gagasan, kegiatan atau
obyek yang dipandang sebagai sesuatu yang baru.
Analisa tersebut menggunakan teori bahwa inovasi tersebut dapat bersifat
radikal maupun incremental, dapat berwujud produk maupun proses, yang
berguna secara voluntary maupun involuntary dan merupakan dampak dari
technology push atau business pulls.
Berdasarkan analisa mereka, Internet memenuhi kriteria-kriteria seperti dibawah
ini:
22
1. Internet merupakan suatu inovasi yang radikal, contohnya dengan e-mail
telah merubah jalur komunikasi organisasi
2. Internet merupakan inovasi produk dan juga proses, misal bagi user yang
menggunakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari Internet
akan memandang Internet sebagai inovasi sebuah produk. Inovasi dalam
bidang sumber daya manusia adalah proses online rekrutmen.
3. Dengan melihat kompleksitas dan banyak macam fitur dan fungsi dari
Internet maka Internet dapat dikategorikan sebagai kegunaan inovasi yang
bersifat voluntary.
4. Internet timbul mula-mula karena adanya technology push namun dalam
perkembangannya paradigma Internet berubah menjadi business pulls.
Dengan tahapan analisa yang digunakan diatas maka internet dapat
dikategorikan sebagai sebuah inovasi. Bahkan menurut Roger (1995) ini bukan
semata-mata suatu inovasi tunggal tetapi lebih merupakan suatu technology
cluster innovations, dimana teknologi ini memiliki hubungan komplementer
dengan inovasi teknologi lainnya.
2.5.3. Teknologi Yang Ada Pada Internet
Ada beberapa teknologi yang digunakan dalam Internet, antara lain :
1. File Transfer Protocol (FTP), fungsi dari teknologi ini adalah untuk
memindahkan data dari satu komputer ke komputer lain yang terhubung
melalui jaringan.
2. Telnet, merupakan teknologi dimana pengguna dapat menggunakan
resource dari mesin yang lain yang terhubung dengan jaringan.
23
3. Gopher, dikembangkan oleh Universitas Minnesota, dimana Gopher
adalah antar muka di Internet yang cukup dikenal. Gopher memiliki
persamaan dengan World Wide Web (W W W) karena mereka sama-
sama menawarkan tampilan window graphis yang menarik bagi pengguna
Internet. Namun demikian Gopher tidak dapat digunakan pada
lingkungan HyperText.
4. Electronic Mail (e-Mail), merupakan salah satu teknologi pertukaran /
pemberian informasi yang paling lama yang digunakan dalam sejarah
perkembangan Internet dan masih digunakan sampai sekarang.
5. Usenet, berfungsi seperti e-mail. Aplikasi usenet dalam Internet
misalnya: newsgroup.
6. Wide Area Information Servers (WAIS), merupakan salah satu
teknologi di Internet yang sangat membantu user. Digunakan untuk
mencari database yang tersimpan di Internet.
7. World Wide Web (WWW), didefinisikan oleh December & Randall
(1997, p.6) sebagai antar muka yang menggabungkan dengan atar muka
lainnya. WWW dapat digunakan untuk mendukung HyperText, sehingga
tampilan dari WWW menjadi lebih dinamis. WWW juga mendukung
teknologi multimedia, hingga tampilannya menjadi lebih menarik.
8. HyperText, merupakan konsep dimana satu file atau dokumen dapat
dihubungkan ke file atau dokumen lain dengan meng-klik suatu link yang
sudah terpasang pada dokumen tersebut.Teknologi ini sangat berguna
dalam perkembangan Internet terutama www, karena pengguna Internet
dapat melihat terlebih dahulu outline atau tampilan-tampilan saja pada
24
saat melihat halaman situs tertentu, setelah pengguna Internet tersebut
tertarik pada suatu obyek, pengguna dapat meng-klik suatu link yang
akan menghubungkannya dengan informasi yang lebih detil tentang
obyek tersebut.
Internet memiliki dampak yang luar biasa terhadap transaksi bisnis karena
menawarkan berbagai kesempatan yang berbeda dan bermacam-macam. Hal ini
termasuk ‘global-sourcing and selling, mass-customization, and networking’
(Timmers, 1999). Dengan mengurangi ongkos transaksi dan informasi, teknologi
telah mengurangi friksi pasar dan memberikan alat yang signifikan untuk proses
memperluas pasar dunia. (Greenspan, 2000)
Sejak pertengahan 1990-an selain digunakan sebagai alat transaksi bisnis
online, internet juga mulai digunakan sebagai salah satau cara dalam melakukan
proses rekrutmen, sejumlah metode e-rekrutmen diperkenalkan di pasar
ketenagakerjaan, antara lain: job-board, corporate carreer web sites, dan e-
recruitning consortia.
Online rekrutmen atau e-rekrutmen adalah sebuah praktek atau aktifitas
yang memanfaatkan berbagai macam teknologi komunikasi untuk dapat mencari
dan mengisi posisi yang lowong secara efektif dan efisien.
25
Tabel 2.1 Kategori sumber e-recruiting dalam perspektif rekruter.
E-recruiting service Advantages Disadvantages Sample Participants1 General-Purpose Job Board Brand recognition; E-recruiting
experience; Industry best tools; Large candidate base; Large recruiter base
Relatively high job posting cost; potentially low quality applications; Limited content control; stickiness of the job board; Limited candidate relationship
Monster.com; HotJobs.com; CareerBuilder.com
2 Niche Job Board Gathering of passive job seekers; Focused search; community of professionals
Low brand recognition; possibility of identity theft
Dice.com; Erexchange.com; Taon-line.com; JournalismJobs.com; MarketingJobs.com; TexasJobs.com
3 E-recruiting Application Service Provider Low application development cost for recruiters; Quick application development
Integration issues with existing systems; possibility of closeout due to competition; possibility of lock-in; Low trafic
Recruitsoft; Brassring; RecruitUSA; PeopleClick; TalentFusion; Lawson
4 Hybrid Recruiting Service Providers Expertise in advertising industry; portfolio of recruiting media; price bundling with conventional media
Strong image as a conventional media; Low traffic; low technology
New York Times, wall Street Journal; Chronicle of Higher Education
5 E-recruiting Consortium Low service cost; Direct and immediate link to corporate career site
Potential comflicts among members; Low exposure; Low technology
DirectEmployers.com; NACElink
6 Corporate Career Web Site Candidate relationship management; High interest in jobs by job applicants; integration with existing systems
Needs for IT specialist; High up-front development cost
94% of Fortune 100 companies; 81% of Fortune 500 Companies
Sumber: In Lee, western Illinois University , USA – E-recruiting: categories and anlysis of Fortune 100 Career Web Sites