58
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti dalil, hokum atau peraturan. Sehingga Nurmianto (1996) mendefinisikan istilah ergonomi sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkuangan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan, sehingga ergonomi dapat diterapkan oleh ahli/pakar diberbagai bidang seperti ahli anatomi, arsitektur, psikologi, teknik industri, evaluasi proses kerja bagi pemerintahan, militer, dan lain-lain (Nurmianto, 1996 :Hal 1). Penerapan ergonomi umumnya diwujudkan dalam aktivitas rancang bangun (design) atau rancang ulang (redesign). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (access way), pintu(doors), jendela(windows), dan lain-lain. Ergonomi berkenan dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan

Bab 5 Ergonomi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 Dapatkah melalukan perakitan dengan beberapa unit sekaligus? Apakah peralatan telah dijalankan secara efisien?14. Kelambatan yang tak terhindarkan(Unavoidable delay) UD ^Yang dimaksud adalah kelambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi diluarkemampuan pengendalian pekerja. Ditimbulkan karena ketentuan cara kerja yangmengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan yang lainnya bekerja.Kelambatanini dapat dikurangi dengan mengadakan perubahan atau perbaikan pada proses operasi.15. Kelambatan yang dapat dihindarkan(Avoidable delay) AD Kelambatan ini ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pekerjanya itu sendiri baik disengaja atau tidak. Untuk mengurangi kelambatan ini, maka diadakan perbaikan olehpekerja itu sendiri tanpa harus mengubah proses operasinya.16. Merencana(Plan) Pnβ Merupakan proses mental, di mana operator berpikir untuk menentukan tindakan yangakan diambil selanjutnya. Elemen ini lebih sering terjadi pada seorang pekerja baru.17. Istirahat untuk menghilangkan fatique RHal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi terjadi secara periodik. Pertanyaanberikut untuk menjadi pedoman dalam memperbaiki kelambatan yang diakibatkan therblig 14,15, 16 dan 17 yaitu : Apakah anggota badan yang digunakan sudah tepat?  Apakah temperatur, kelembaban, ventilasi, kebisingan dan kondisi kerja yang laintelah memuaskan? B. Ekonomi GerakanSuatu sistem kerja yang baik terjadi apabila perancangan sistem kerja nya juga baik.Hal ini dikarenakan agar mendapatkan hasil yang maksimal pula. Pada ekonomi gerakan ini,tidak terlepas dari materi yang sudah dipelajari yakni pada bab ergonomi. Pentingnyaergonomi pada sistem kerja yaitu untuk membuat manusia sebagai operator nyaman danaman dalam bekerja. Terdapat beberapa prinsip gerakan ekonomi.Prinsip Ekonomi Gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakannya : Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama  Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada saatistirahat Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris danberlawanan arah Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat atau yang diperlukan saja Pekerja sebaiknya dapat memanfaatkan momentun untuk membantu pekerjaanya.Momentum suatu objek adalah masa objek dikalikan kecepatan Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan memperlambat gerakantersebut Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih dari pada gerakan yangdikendalikan Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya, irama kerja alamiah Usahakan sedikit mungkin gerakan mata1. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan Tata Letak TempatKerja Peralatan dan bahan mempunyai tempat tetap Bahan-bahan dan peralatan ditempatkan pada tempat yang mudah, cepat dan enak dicapai Tempat penyimpanan bahan memanfaatkan prinsip gaya berat. Mekanisme penyaluran objek dirancang dengan baik  Bahan-bahan dan peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan dengan urutan terbaik  Tinggi tempat kerja dan kursi memungkinkan pekerja melakukan aktivitas denganposisi berdiri atau duduk dengan nyaman2. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan Perancangan Peralatan Tangan terbebas dari semua pekerjaan jika penggunaan alat bantu/alat yangdigerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan Peralatan dirancang multiguna Peralatan dirancang mudah dalam pemegangan dan penyimpanan Bila jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, beban yang didistribusikanpada jari harus sesuai dengan masing-masing jari  Roda tangan, palang dan alat sejenis diatur agar badan dapat melayani denganposisi yang baik dan tenaga minimum.

Citation preview

  • 15

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Ergonomi

    Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos

    yang berarti dalil, hokum atau peraturan. Sehingga Nurmianto (1996) mendefinisikan

    istilah ergonomi sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkuangan

    kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen

    dan desain atau perancangan, sehingga ergonomi dapat diterapkan oleh ahli/pakar

    diberbagai bidang seperti ahli anatomi, arsitektur, psikologi, teknik industri, evaluasi

    proses kerja bagi pemerintahan, militer, dan lain-lain (Nurmianto, 1996 :Hal 1).

    Penerapan ergonomi umumnya diwujudkan dalam aktivitas rancang bangun (design)

    atau rancang ulang (redesign). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti

    misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan

    alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays),

    jalan/lorong (access way), pintu(doors), jendela(windows), dan lain-lain.

    Ergonomi berkenan dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan

    kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Didalam

    ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan

  • 16

    lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana

    kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai Human

    Factors(Nurmianto, 1996).

    Selain itu, ergonomi juga merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis, untuk

    memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan

    manusia untuk merancang sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada

    sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu

    dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979 :Hal 61).

    Berdasarkan berbagai pendefinisian ergonomi oleh beberapa pakar tersebut, dapat

    ditarik suatu kesimpulan yaitu didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem

    dimana manusia, fasilitas kerja, dan lingkungannya saling berinteraksi satu sama lain.

    Karena pada kenyataannya manusia memiliki batas-batas kemampuan pada saat

    berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerja yang berupa mesin, peralatan

    kerja, metode dan sistem kerja, prosedur perusahaan, dan lain-lain. Sehingga

    ergonomi menyangkut keilmuan yang multidisiplin karena mempelajari pengetahuan

    dari ilmu kehayatan, kejiwaan dan kemasyarakatan.

    Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan

    yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan teknologi

    dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem

    manusia-manusia (teknologi) yang optimal. Dengan demikian disiplin ergonomi

  • 17

    melihat permasalahan tersebut sebagai suatu sistem dengan pemecahan-pemecahan

    masalahnya melalui proses pendekatan sistem.

    Berikut merupakan beberapa pokok-pokok kesimpulan mengenai disiplin

    ergonomi, yaitu sebagai berikut :

    a. Fokus perhatian dari ergonomi ialah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia

    didalam perencanaan man-made object dan lingkungan kerja. Pendekatan

    ergonomi akan ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia

    baik secara fisik maupun secara mental psikologis dan interaksinya dalam

    sistem manusia mesin yang integral. Secara sistematis pendekatan ergonomi

    kemudian akan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang bangun,

    sehingga akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih sesuai

    dengan manusia. Pada gilirannya rancangan ergonomi yang akan dapat

    meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan produktivitas kerja, serta dapat

    menciptakan sistem serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman, dan sehat.

    b. Ergonomi didefinisikan sebagai a discipline concerned with designing man-

    made object (equipment) so that people can use them efectively and savely and

    creating environments suitable for human living and work. Dengan demikian

    jelas bahwa pendekatan ergonomi akan mampu menimbulkan fuctional

    effective dan kenikmatan-kenikmatan dari peralatan fasilitas maupun

    lingkungan kerja yang dirancang.

  • 18

    c. Maksud dan tujuan utama dari pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada

    upaya memperbaiki performans kerja manusia seperti menambah kecepatan

    kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk mengurangi energi kerja

    yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat.

    Disamping itu disiplin ergonomi diharapkan pula dapat memperbaiki

    pendayagunaan sumber daya manusia serta meminimalkan kerusakan peralatan

    yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error).

    d. Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin ergonomi adalah aplikasi yang

    sistematis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan

    karakteristik dan prilaku manusia di dalam perancangan peralatan, fasilitas dan

    lingkungan kerja yang dipakai. Untuk ini analisis dan penelitian ergonomi akan

    meliputi hal-hal yang berkaitan dengan :

    Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya) dan anthropometri (ukuran) tubuh manusia.

    Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.

    Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek maupun dalam waktu yang panjang ataupun membuat celaka manusia, dan

    sebaliknya ialah kondisi-kondisi kerja yang dapat membuat nyaman kerja

    manusia.

  • 19

    Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka penelitian dan pengembangan

    ergonomi akan memerlukan berbagai disiplin keilmuan seperti psikologi,

    anthopologi, faal/anatomi dan teknologi (engineering).

    2.2 Kondisi Lingkungan Fisik Kerja

    Manusia sebagai makhluk sempurna tetap tidak luput dari kekurangan, dalam

    arti kata segala kemampuannya masih dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor

    tersebut bisa datang dari diri sendiri (intern) atau mungkin dari pengaruh luar

    (extern). Salah satu faktor yang berasal dari luar yaitu faktor lingkungan kerja yaitu

    semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja misalnya temperatur, sirkulasi

    udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan dan lain-lain.

    (Sutalaksana, 1979).

    2.2.1 Temperatur

    Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal ini

    dengan suatu sistem tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan

    dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuhnya. Tetapi kemampuan

    manusia untuk menyesuaikan diri inipun ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia

    masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur

    luar tubuh ini tidak melebihi dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi

    dingin, semuanya dari keadaan normal tubuh. Dalam keadaan normal tiap anggota

  • 20

    tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda-beda seperti bagian mulut sekitar

    37o C, bagian dada 35o C, dan bagian kaki 28o C. Tubuh manusia bisa

    menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi

    dan penguapan jika terjadi kekurangan atau kelebihan panasnya.

    Menurut penyelidikan apabila temperatur udara lebih rendah dari 17o C, berarti

    temperatur udara ini ada dibawah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri (35%

    dibawah normal), maka tubuh manusia akan mengalami kedinginan, karena

    hilangnya panas tubuh yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi dan radiasi,

    juga sebagian kecil akibat penguapan. Sebaliknya apabila temperatur udara terlalu

    panas dibandingkan temperatur normal tubuh, maka akan menerima panas akibat

    konveksi dan radiasi yang jauh lebih besar dari kemampuan tubuh untuk

    mendinginkan dirinya melalui sistem penguapannya. Ini menyebabkan temperatur

    tubuh menjadi ikut naik dengan lebih tingginya temperatur udara. Sebagaimana kita

    ketahui dan rasakan bahwa temperatur yang terlalu dingin akan mengakibatkan cepat

    timbulnya kelelahan tubuh dan dalam bekerja cenderung membuat banyak kesalahan

    (Sutalaksana, 1979).

    Kondisi panas sekeliling yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan rasa letih

    dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja

    (Grandjean, 1986 dan Nurmianto, 1996).

    Internal Climate suatu ruangan, selama masih dalam batas kenyamanan, maka

    tidak akan ada masalah, namun jika sudah berada diluar batas kenyamanan akan

  • 21

    menjadi sebuah bahasan yang menarik. Ketidaknyamanan dapat berubah menjadi

    sebuah gangguan atau bahkan menimbulkan efek-efek psikologis ataupun salah satu

    nyeri pada fisiologis tergantung apda level dari proses pertukaran panasnya

    (Nurmantino, 1996).

    Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan

    pengaruh yang berbeda-beda seperti berikut (Sutalaksana, 1979):

    49o C : Temperatur yang dapat ditahan selama 1 jam, tetapi jauh diatas tingkat

    kemampuan fisik dan mental.

    30o C : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk

    membuat kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik.

    24o C : Kondisi optimum.

    10o C : Kelakuan fisik yang extrim mulai muncul.

    2.2.2 Pencahayaan

    Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat obyek

    secara jelas, tepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan

    yang baik, akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan yang

    memerlukan ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan yang terlalu suram,

    mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah, karena mata akan berusaha untuk

    bisa melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi

    keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan.

  • 22

    Kemampuan mata untuk dapat melihat obyek dnegan jelas dietnukan oleh : ukuran

    obyek, derajat kontras diantara obyek dan sekelilingnya, luminensi (brightness) dan

    lamanya melihat. Yang dimaksud dengan derajat kontras adalah perbedaan derajat

    terang relatif antara obyek dengan sekilingnya, sedangkan luminensi berarti arus

    cahaya yang dipantulkan oleh obyek. Salah satu contoh yang sederhana, apabila kita

    membaca buku atau meletakan benda-benda putih, maka warna alas untuk buku

    mempunyai derajat kontras yang lebih tinggi dibandingkan buku dan alasnya, begitu

    pula dengan benda-benda putih, agar derajat kontrasnya tinggi harus diletakkan pada

    alas yang berwarna gelap (Sutalaksana, 1979).

    2.2.3 Tingkat Kebisingan

    Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi yang bisa menentukan

    tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu :

    Lama waktu bunyi tersebut terdengar. Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan akan semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli).

    Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukkan besarnya arus energi persatuan luas.

    Frekwensi suara yang menunjukkan jumlah dari gelombang-gelombang suara yang sampai ketelinga kita setiap detik, dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik

    atau Hertz(Hz). Lama telinga kita menerima kebisingan akan mempengaruhi

    tingkat pendengaran kita (Sutalaksana, 1979).

  • 23

    Berbagai macam kesulitan mendengar ditentukan oleh beberapa hal sebagai

    berikut:

    Usia Penyakit Kebisingan yang menyebabkan ketulian (Noise Induced Deafness) Jenis Bahasa Pendidikan Kebisingan yang menyebabkan ketulian ditunjukkan oleh rentang frekwensi

    2000-6000 Hz. Para pekerja yang berada pada rentang tersebut harus selalu dites

    secara periodic pada kemampuan dengarnya (Nurmianto, 1996).

    2.2.4 Getaran

    Getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh

    alat-alat mekanis, yang sebagian getaran ini sampai ketubuh kita dan menimbulkan

    akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh kita. Besarnya getaran ini ditentukan

    oleh intensitas (meter/detik) dan frekwensi getarnya (getar/detik), getaran mekanis

    pada umumnya sangat menggangu tubuh karena tidak teraturannya, baik tidak teratur

    dalam intensitas ataupun frekwensinya. Sedangkan alat-alat yang ada dalam tubuh

    kitapun mempunyai frekwensi alami, dimana alat yang satu berbeda frekwensi

    alaminya dengan alat lain. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terjadi

    apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis.

  • 24

    Secara umum getaran mekanis ini dapat mengganggu tubuh dalam hal :

    menpengaruhi konsentrasi kerja dan mempercepat datanya kelelahan, menyebabkan

    timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap mata, syaraf,

    peredaran darah, otot-otot, tulang-tulang dan lain-lain (Sutalaksana, 1979).

    2.2.5 Bau-bauan

    Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran,

    apalagi kalau bau-bauan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat mengganggu

    konsentrasi bekerja, dan secara lebih jauh bau-bauan yang terjadi terus-menerus bisa

    mempengaruhi kepekaan penciuman. Temperatur dan kelembaban merupakan dua

    faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat ketajaman penciuman seseorang.

    Oleh karena itu pemakaian air conditioning yang tepat merupakan salah satu cara

    yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu disekitar

    tempat kerja (Sutalaksana, 1979).

    2.3 ERGOWEB JOB EVALUATOR TOOLBOX

    Penerapan ergonomi saat ini berkembang sesuai dengan berkembangnya

    teknologi, yaitu dimana kemajuan teknologi memicu berkembangnya ergonomi ke

    arah yang lebih maju dan praktis. Pembuatan software ergonomi merupakan salah

    satu solusi yang diberikan untuk mempermudah para ilmuwan, industri, dan pelaku

    riset dalam melakukan analisis, penelitian, dan perbaikan-perbaikan ergonomi secara

  • 25

    cepat, tepat, dan terarah. Selain itu dengan menggunakan software ergonomi,

    perhitungan dan proses analisis awal yang biasanya memakan waktu yang lama dapat

    diselesaikan dengan waktu yang relatif singkat.

    Ergoweb Job Evaluator Toolbox merupakan suatu software yang dibuat oleh

    Ergoweb Inc. dan University of Utah Research Foundation pada tahun 1999.

    Software ini dapat digunakan sebagai alat bantu (tool) bagi penelitian ergonomi.

    Secara garis besar, Ergoweb Job Evaluator Toolbox (Ergoweb JET) terdiri atas 3

    fungsi utama, yaitu sebagai sumber dasar-dasar teori ergonomi, alat bantu untuk

    mengidentifikasikan masalah ergonomi, dan sebagai alat analisis terhadap suatu

    masalah ergonomi.

    Secara garis besar tool ini terdiri dari 4 (empat) bagian besar, yaitu :

    1. Principles of Ergonomics

    Merupakan tuntunan yang sangat berguna untuk user yang baru mengerti

    ergonomi dan juga dapat berguna untuk mengingatkan kita yang telah familiar

    dengan ilmu dan aplikasi ergonomi.

    Bagian Principles of Ergonomics ini hanya berisi teori dasar ergonomi yang

    disusun seperti index dimana dilakukan pengelompokkan topik sehingga akan

    mempermudah user yang akan mencari informasi disini.

  • 26

    2. Anthropometry

    Merupakan dasar teori mengenai anthropometri, dimana disini disediakan metode

    tabel dan metode formula yang dapat digunakan untuk membuat estimasi mengenai

    ukuran tubuh yang anthropometris.

    Seperti halnya Principles of Ergonomics yang telah dibahas di atas, format

    tampilan dan penggunaan dari bagian Anthropometri ini juga menggunakan sistem

    index, sehingga user tinggal mengklik hyperlink yang diinginkan.

    Keistimewaan dari bagian ini adalah disediakannya 2 metode untuk menentukan

    data anthropometri dari seseorang, yaitu :

    Metode Tabel

    Pada pendekatan ini disediakan tabel anthropometri yang terdiri dari gambar

    tubuh manusia, keterangan ukuran tubuh yang diinginkan, serta persentil untuk

    mendapatkan ukuran yang diinginkan.

    Metode Formula

    Pendekatan ini mempunyai prinsip bahwa ukuran-ukuran bagian-bagian tubuh

    (misalnya lengan, lengan bawah, paha) memiliki proporsi rata-rata yang pasti

    dengan tinggi tubuh. Sehingga untuk mendapatkan ukuran suatu bagian tubuh

    tertentu, maka user hanya perlu melihat gambar untuk mengetahui proporsi

  • 27

    bagian tubuh tersebut dengan tinggi badan, lalu mengalikannya dengan tinggi

    badan.

    Untuk lebih mengetahui secara mendalam, coba klik Anthropometric Data

    Sources, baca informasi yang ditunjukkan lalu lihat tabel dan gambar.

    3. Ergonomics Analysis Strategy

    Pada bagian ini akan diberikan secara garis besar pendekatan-pendekatan yang

    dapat dilakukan untuk mengidentifikasi dan menghitung faktor resiko ergonomi di

    tempat kerja.

    Seorang peneliti diharapkan dapat menentukan keberadaan resiko ergonomi di

    tempat kerja beserta bahaya yang diakibatkannya. Terdapat banyak sekali pendekatan

    yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai tujuan tersebut, sehingga sebuah analisis

    yang sistematis meliputi :

    Penggunaan Passive Surveillance Method untuk menentukan apakah terdapat faktor resiko ergonomi di tempat kerja. Metode ini dilakukan dengan

    menggunakan data yang sudah ada.

    Penggunaan Active Surveillance Method untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai keberadaan faktor resiko ergonomi di tempat kerja dan

    menentukan apakah resiko pekerjaan perlu dihitung atau tidak. Survey ini

    memerlukan pengetahuan langsung dan interaksi dengan tempat kerja yang

  • 28

    diamati sehingga dapat memberikan detail yang lebih baik mengenai kondisi

    tempat kerja dimana terdapat faktor resiko ergonomi.

    Metode ini juga memberikan beberapa alternatif tool dan checklist yang dapat

    digunakan sesuai dengan kebutuhan riset, permasalahan ergonomi yang dihadapi, dan

    kondisi tempat kerja, dimana masing-masing data untuk tool dan checklist ini dapat

    diperoleh dengan cara wawancara atau pengamatan langsung di tempat kerja.

    4. Control of Ergonomics Risk Conditions

    Bagian ini berisi overview mengenai pengendalian dengan konsep engineering,

    administrative, dan work practice yang dapat diaplikasikan apabila terdapat sebuah

    permasalahan ergonomi. Secara garis besar, kontrol terhadap permasalahan ergonomi

    dibagi menjadi 3 jenis solusi, yaitu :

    Engineering Controls

    Engineering Controls melibatkan penggantian kondisi fisik tempat kerja untuk

    menghilangkan atau mengurangi resiko ergonomi. Penyebab utama (faktor resiko sep

    erti postur, gaya, dan pengulangan kerja yang tidak aman, dll.) diidentifikasi dan

    langsung ditujukan kepada modifikasi fisik tempat kerja.

    Administrative Controls

    Administrative Controls lebih terfokus pada penggantian organisasi kerja untuk

    mengurangi kecenderungan pekerja untuk bekerja di dalam resiko ergonomi.

  • 29

    Biasanya, kontrol ergonomi ini dilakukan dengan cara manipulasi jadwal kerja atau

    lingkungan kerja dimana pekerjaan dilakukan.

    Work Practice Controls

    Work Practice Controls meliputi pelatihan dan penggunaan metode khusus

    performansi kerja untuk mengurangi kecenderungan pekerja bekerja dalam resiko

    ergonomi. Selain berisi tentang strategi pengendalian resiko ergonomi, bagian ini

    juga memberikan informasi mengenai 6 (enam) konsep dasar yang membentuk suatu

    parameter untuk pengambilan keputusan dalam pengendalian risiko ergonomi

    (Control Strategy).

    2.3.1 Checklist For Upper Extremity Cummulative Trauma Disorder

    Checklist ini merupakan bagian dari tools yang berupa checklist yang terdapat

    pada Ergoweb Job Evaluator Toolbox (Ergoweb JET). Checklist ini digunakan

    untuk mengidentifikasi pekerjaan yang melibatkan tangan, lengan, bahu, dan atau

    leher. Bila pada pengisian checklist menunjukkan adanya masalah pada pekerjaan

    tersebut, maka checklist ini dapat berlanjut ke RULA, sebuah alat yang digunakan

    untuk mensurvey kerja tubuh bagian atas ( tangan ) secara lebih detail.

  • 30

    Checklist pada Upper Extremity ( tangan, lengan, bahu, leher ) Cumulative

    Trauma Tools terdapat beberapa yaitu:

    1. Upper Extremity Cumulative Trauma Summary Checklist

    Digunakan mengidentifikasi secara cepat pekerjaan mana yang memerlukan

    analisis tambahan lebih lanjut melalui Upper Extremity Cumulative Trauma Detailed

    Checklist. Jawaban Ya menunjukkan adanya upper extremity cumulative trauma

    disorder risk factors pada pekerjaan dan membutuhkan penyelidikan lebih lanjut

    dengan Upper Extremity Cumulative Trauma Detailed Checklist.

    2. Upper Extremity Cumulative Trauma Detailed Checklist

    Checklist ini merupakan checklist yang lebih rinci dibandingkan dengan Upper

    Extremity Cumulative Trauma Summary Checklist, dimana RULA dapat

    diaplikasikan untuk mengenali masalah ergonomi lebih lanjut.

    3. Upper Extremity Cumulative Trauma Walk Trough Checklist

    Checklist ini merupakan checklist untuk mengenal secara keseluruhan dari tempat

    kerja maupun pekerjaan yang dilakukan. Bila terdapat satu jawaban Tidak berarti

    kondisi yang ada berhubungan dengan resiko terjadinya cumulative trauma

    disorder.

  • 31

    2.3.2 Rapid Upper Limb Assesment Survey ( RULA )

    RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan tool yang berbentuk survey

    untuk mengidentifikasi pekerjaan yang menyebabkan risiko dari cedera yang

    kumulatif (cumulative trauma disorder) melalui analisis postur, gaya, dan

    penggunaan otot. Survey ini merupakan screening tool yang mendetail untuk menguji

    kecenderungan pekerja terhadap risiko cedera pada postur, gaya, penggunaan otot,

    dan pergerakan pekerja pada saat melakukan pekerjaannya. Tool ini tidak

    memberikan rekomendasi khusus untuk modifikasi pekerjaan. Tetapi tool ini

    dirancang untuk menjadi survey yang cepat dan mudah sehingga memudahkan untuk

    mengetahui apakah diperlukan analisis yang lebih detail.

    2.3.2.1 Kapan Menggunakan RULA

    RULA Suvey digunakan pada saat :

    1. Diperlukan sebuah analisis awal, yang merupakan screening tool untuk

    memutuskan derajat keterkaitan pekerja dengan risiko pada alat gerak tubuh

    bagian atas yaitu postur ,kontraksi otot statis, gerakan yang berulang , gaya.

    2. Diperlukan sebuah prioritas mengenai pekerjaan yang memerlukan modifikasi.

    Urutan pekerjaan dengan faktor risiko alat gerak atas ini dapat dibuat dengan

  • 32

    membandingkan nilai dari berbagai pekerjaan yang disurvey dengan

    menggunakan tool ini.

    3. Diperlukan pendekatan untuk pengurangan risiko dengan pertimbangan

    mendalam untuk pekerjaan dengan risiko pada alat gerak atas. Analis dapat

    menentukan faktor mana yang berperan banyak pada risiko pekerjaan dengan

    melihat penilaian dari setiap faktor.

    4. Diperlukan analisis sebelum dan sesudah modifikasi tempat kerja. Dengan

    menilai suatu pekerjaan dengan tool ini sebelum dan sesudah modifikasi kerja,

    nilai peningkatan kuantitatif relatif terhadap keempat faktor risiko alat gerak atas

    dapat ditentukan.

    2.3.2.2 Asumsi dan Pembatasan Pada RULA Survey

    Nilai dari model ini dipengaruhi oleh asumsi yang membatasi ketergantungannya

    dan cakupan aplikasinya. Namun, tool ini merupakan tool yang berguna ketika

    diaplikasikan dengan situasi yang tepat dengan menggunakan keputusan yang tepat

    atas pembatasannya. Asumsi dan pembatasannya adalah sebagai berikut :

    1. Faktor risiko yang dipilih dievaluasi. Tool ini tidak mempertimbangkan faktor

    risiko alat gerak atas seperti :

    Waktu tanpa istirahat.

  • 33

    Variasi individual pekerja seperti umur, pengalaman, ukuran / kekuatan atau sejarah klinikal

    Faktor lingkungan tempat kerja

    Faktor psikofisikal

    2. Pengamatan postur pekerja tidak meliputi analisis terhadap posisi jari (namun,

    gaya yang mungkin terjadi di sepanjang jari-jari tetap diperhitungkan).

    3. Waktu tidak diukur. Faktor ini penting ketika mempertimbangkan kelelahan otot

    dan kerusakan jaringan lunak dari kontraksi dan gaya isometrik.

    4. Gerakan yang berulang-ulang diberikan berat marginal.

    5. Tidak dianjurkan adanya pengabaian kerja khusus.

    2.3.2.3 Pengumpulan Data RULA

    Tool ini didisain untuk analisis terhadap pekerjaan yang ada dengan cara seperti

    menggunakan checklist. Tool ini dapat digunakan oleh engineer yang merancang

    sebuah proses kerja bila dapat dibayangkan posisi tubuh, kontraksi otot statis,

    gerakan berulang, dan gaya.

  • 34

    Cara termudah untuk menggunakan tool ini adalah dengan menjawab

    pertanyaan-pertanyaannya pada saat anda mereview pekerjaan anda. Lalu, masukkan

    data yang Anda kumpulkan ke komputer untuk menganalisis pekerjaannya.

    Amati pekerja dalam beberapa siklus kerja untuk memilih pekerjaan yang

    harus dievaluasi. Pilih :

    a. Posisi yang ditahan untuk sebagian besar waktu dari siklus kerja.

    b. Posisi yang ditahan ketika terdapat muatan kerja terberat.

    c. Posisi yang ditahan ketika posisi postur berada pada tingkat terburuk

    (pembengkokan sendi yang besar).

    Hanya salah satu sisi dari tubuh yang diuji. Apabila terdapat beberapa posisi /

    aktivitas faktor risiko pekerjaan yang tinggi yang berhubungan dengan pekerjaan,

    survey tiap masalah tersebut.

    Gambar 2.1 Posisi Lengan Atas Untuk Analisa RULA

  • 35

    Gambar 2.2 Posisi Lengan Bawah Untuk Analisa RULA

    Gambar 2.3 Posisi Pergelangan Tangan Untuk Analisa RULA

    Gambar 2.4 Posisi Leher Untuk Analisa RULA

  • 36

    Gambar 2.5 Posisi Tubuh Untuk Analisa RULA

    2.4 KUESIONER NORDIC BODY MAP

    Postur tubuh dan gerakan serta perubahannya dalam bekerja dapat dinyatakan

    sebagai sebuah variabel bebas. Jika setiap kondisi dan variabel seperti pekerjaan yang

    dilakukan dan lingkungannya dapat terkendali, maka dapat mempengaruhi beberapa

    variabel terikat lainnya. Variabel terikat ini dapat dinilai dari berbagai bidang

    misalnya : bidang fisiologi yaitu konsumsi energi, denyut jantung rata-rata, tekanan

    darah, bidang kedokteran yaitu gangguan akut, luka trauma yang terakumulasi,

    bidang anatomi dan biomekanis sepeerti CT-scan, kalkulasi model, X-rays, bidang

    teknik yaitu pengamatan tentang postur tubuh, sandaran kursi dan lantai,

    produktivitas, bidang psikofisik seperti wawancara (baik terstruktur maupun tidak)

    dan pemberian tingkat subjektif oleh objek percobaan atau pelaksana percobaan.

    (Kroemer, 2001 : hal 339)

  • 37

    Kuesioner mengenai rasa tidak nyaman atau rasa sakit telah dikembangkan,

    contohnya di Itali oleh Occhipinti dan kawan-kawan, di Skandinavia oleh Kiorinka,

    Jonsson, Kilborn, Vinterberg, Biering Sorensen, Andersson, dan Jorgensen (1987)

    dan oleh Chaffin dan Andersen (1991) di Amerika serikat. Menurut Andersson,

    Karlehagen dan Josson (1987), pengguna kuesioner dapat mengakibatkan timbulnya

    hal-hal yang harus sangat diperhatikan yaitu cara pengumpulan yang berbeda akan

    mengakibatkan hasil yang berbeda pula. Penggunaan nilai subjektif ini telah

    mencakup beberapa fenomena yang terjadi dalam psikologis, biomekanis dan

    pengukuran teknik, serta menjadi cara yang paling mudah untuk dinilai dan

    diinterpretasikan.(Kroemer, 2001 : hal 339-340)

    Kuesioner Nordic Body Map merupakan kuesioner yang digunakan untuk

    mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja, kuesioner ini paling sering

    digunakan karena sudah terstandarisasi dan tersusun rapi. Kuesioner ini

    menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi menjadi 9 bagian utama,

    yaitu :

    1. Leher

    2. Bahu

    3. Punggung bagian atas

    4. Siku

  • 38

    5. Punggung bagian bawah

    6. Pergelangan tangan/tangan

    7. Pinggang/pantat

    8. Lutut

    9. Tumit/kaki

    Responden yang mengisi kuesioner hanya perlu memberikan tanda ya untuk

    adanya keluhan dan tidak untuk tidak adanya gangguan bagian-bagian tubuh

    tersebut. Jika diperlukan, gambar tubuh ini dapat dibagi menjadi lebih teliti lagi

    menjadi 28 bagian tubuh seperti lengan atas bawah kiri dan lengan atas bawah kanan.

    Setiap responden harus mengisi ada atau tidaknya keluhan yang diderita, baik

    sebelum maupun sesudah melakukan pekerjaan tersebut.

    Kemudian akan dihitung banyaknya jawaban yang diberikan para responden dan

    dihitung persentase setiap anggota tubuh tersebut. Contoh perhitungan Nordic Body

    map dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  • 39

    Tabel 2.1. Contoh Perhitungan Kuesioner Nordic Body Map

    No Keluhan

    Jml Ya

    Sebelum

    Kerja

    Jml Ya

    Setelah

    Kerja

    Total

    Persentase=

    (Total / 8) x

    100%

    1 Sakit pada leher bagian atas 0 8 8 100

    Gambar 2.6 Sembilan Bagian Tubuh Dalam Kuesioner Nordic Body Map

    Sumber : Kroemer (2001)

  • 40

    2.5 Pengukuran Kerja

    2.5.1 Definisi dan Pembagian Pengukuran Kerja

    Menurut Sritomo (1995, p169-170) Pengukuran kerja merupakan bagian dari

    penelitian cara kerja. Pengukuran kerja adalah pengukuran kerja dilihat dari waktu

    kerja pada saat operator melakukan kerja. Pengukuran kerja merupakan metode

    penetapan keseimbangan antara kegiatan dengan manusia yang dikontribusikan

    dengan output yang akan dihasilkan. Pengukuran kerja dibagi menjadi dua yaitu :

    1) Pengukuran kerja langsung

    Pengukuran kerja langsung adalah pengukuran waktu kerja yang dilakukan

    secara langsung di tempat dimana pekerjaan diukur dan dijalankan. Cara

    pengukurannya dilakukan dengan menggunakan alat bantuan seperti jam henti

    (stopwatch) dan sampling kerja.

    2) Pengukuran kerja tidak langsung

    Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran kerja dengan cara dihitung

    dengan metode standar data / formula, pengukuran kerja dengan analisa regresi,

    penetapan waktu baku dengan data gerakan. Atau dengan kata lain si pengamat

    tidak harus berada di tempat pengukuran kerja. Biasanya dilakukan dengan WF

    (Work Factor) dan MTM (Methods Time Measurement).

  • 41

    2.5.2 Uji Kecukupan Data

    Menurut Ralph M. Barnes (1983 p273-274), dalam melakukan observasi dan

    pengumpulan data hendaknya melakukan evaluasi terhadap error dari data yang

    dikumpulkan. Untuk itu perlu untuk diketahui nilai N, yaitu jumlah observasi yang

    dibutuhkan untuk memprediksikan kebenaran data pada tingkat ketelitian dan tingkat

    kepercayaan yang sudah ditentukan. Berikut adalah rumus N dengan 95 persen

    tingkat kepercayaan dan 5 persen tingkat ketelitian :

    ( ) 22240'

    =

    XXXN

    N , Dimana :

    N = Jumlah observasi yang diperlukan untuk tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 5 %.

    N = Jumlah observasi awal yang dilakukan. 40 = Konstanta tingkat ketelitian (5% = 40, 10% = 20). X = Data waktu yang dikumpulkan.

    Menurut Sutalaksana (1979, p135), tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan

    adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah

    memutuskan tidak melakukan pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian

    menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian

    sebenarnya. Sedangkan tingkat kepercayaan menujukkan besarnya kepercayaan

    pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian yang ada.

  • 42

    2.5.3 Waktu Baku

    Menurut Sritomo (1995, p170), Waktu baku didefinisikan sebagai waktu yang

    dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat keahlian rata-rata untuk

    menyelesaikan suatu pekerjaan. Kegunaan dari waktu baku adalah :

    Untuk membuat penjadwalan kerja mengenai seberapa lama suatu pekerjaan berlangsung.

    Untuk merencanakan berapa banyak output yang dapat dihasilkan. Untuk mengetahui seberapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan pekerjaan tersebut.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan untuk menentukan waktu

    baku adalah :

    1. Faktor penyesuaian

    Faktor penyesuaian diberikan berkenaan dengan tingkat kecepatan kerja

    yang dilakukan pekerja dalam melakukan pekerjaannya terkadang dalam

    melakukan kerja terdapat ketidakwajaran yang dilakukan seperti bekerja

    sangat cepat seolah diburu waktu, bekerja tanpa kesungguhan, atau

    kesulitan kerja akibat pengaruh kondisi ruangan kerja yang buruk. Cara

    menentukan faktor penyesuaian adalah cara Shumard, cara Westinghouse,

    cara Bedaux, dan cara Objektif

  • 43

    2. Faktor kelonggaran

    Faktor kelonggaran diberikan berkenaan dengan adanya sejumlah

    kebutuhan pekerja diluar kerja yang terjadi selama pekerjaan berlangsung

    seperti kebutuhan pribadi, hambatan kerja yang tidak dapat dihilangkan,

    dan kebutuhan untuk melepas lelah.

    Menurut Sutalaksana (1979, p140 154), Rumus yang digunakan

    dalam perhitungan waktu baku adalah :

    )1( PrataRataSiklusWaktuNormalWaktu +=

    %%100%100

    ANormalWaktuBakuWaktu = , dimana :

    P = Faktor Penyesuaian

    A = Persentase Faktor Kelonggaran

    2.6 Line Balancing

    2.6.1 Latar Belakang Line Balancing

    Menurut Mikell P. Groover (2001, p529), line balancing merupakan suatu metode

    yang digunakan dalam mendesain suatu lini operasi atau perakitan yang dilakukan

    secara manual. Pada dasarnya dalam suatu lini operasi atau perakitan mengandung

    banyak elemen kerja yang berdiri sendiri. Dengan urutan kerja elemen tersebut, suatu

  • 44

    lini produksi harus beroperasi sesuai dari tingkat produksi yang spesifik dan

    menurunkan cycle time.

    Atas dasar inilah line balancing digunakan untuk menugaskan individual elemen

    kerja ke suatu situasi kerja agar semua pekerja memiliki persamaan jumlah kerja yang

    harus dikerjakan.

    2.6.2 Permasalahan Keseimbangan Lintasan Produksi

    Persoalan keseimbangan lintasan perakitan bermula dari adanya kombinasi

    penugasan kerja kepada operator atau grup operator yang menempati tempat kerja

    tertentu. Karena penugasan elemen kerja (work element) yang berbeda akan

    menyebabkan perbedaan dalam sejumlah waktu yang tidak produktif dan variasi

    jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan output produksi tertentu

    didalam suatu lintasan perakitan.

    Masalah kombinasi tersebut menjadi masalah penyeimbangan lintas perakitan,

    penyeimbangan operasi atau stasiun kerja dengan tujuan untuk mendapatkan waktu

    yang sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan.

    Masalah utama yang dihadapi dalam lintasan produksi adalah : (Biegel, 1992)

    1. Kendala sistem, yang erat kaitanya dengan maintenance (perawatan)

    2. Menyeimbangkan beban kerja pada beberapa stasiun kerja (work station) untuk :

    a. Mencapai suatu efisiensi yang tinggi

    b. Memenuhi rencana produksi yang telah dibuat

  • 45

    Gejala ketidakseimbangan lintasan produksi :

    Adanya stasiun kerja yang sibuk dan idle yang menyolok Adanya work in process (produk setengah jadi) pada beberapa stasiun kerja

    Sedangkan hal-hal yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pada lintasan

    produksi antara lain :

    Rancangan lintasan yang salah Peralatan atau mesin sudah tua sehingga seringkali break down dan perlu

    diset-up ulang

    Operator yang kurang terampil Metode kerja yang kurang baik

    Rancangan lintasan produksi yang seimbang bertujuan:

    1. Untuk menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada setiap stasiun

    kerja sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang seimbang dan

    mencegah terjadinya bottleneck.

    2. Menjaga lini perakitan agar tetap lancar dan kontinu berlangsung (Elsayed,

    1985)

    Pada usaha pencapaian keseimbangan lini, terdapat beberapa cara yang dikenal antara

    lain:

    1. Penumpukan material

    2. Pergerakan operator

    3. Pemecahan elemen Pekerjaan

  • 46

    4. Perbaikan operasi

    5. Perbaikan performasi operator

    6. Pengelompokan operasi

    Pada umumnya, merencanakan suatu keseimbangan di dalam sebuah lintas

    perakitan meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas optimal,

    dimana tidak terjadi penghamburan fasilitas. Tujuan tersebut dapat tercapai bila :

    a. Lintas perakitan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapat tugas yang

    sama nilainya diukur dengan waktu.

    b. Stasiun-stasiun kerja berjumlah minimum.

    c. Jumlah waktu menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintas perakitan

    minimum.

    Dengan demikian, criteria yang umum digunakan dalam suatu keseimbangan

    lintas perakitan adalah :

    a. Minimum waktu mengganggur.

    b. Minimum keseimbangan waktu senggang(balance delay).

    Selain itu ada pula yang menggunakan maksimum efisiensi, tetapi pada

    prinsipnya ketiga hal tersebut sama. Waktu menganggur biasanya digunakan untuk

    menyatakan ukuran ketidakseimbangan suatu lintas produksi.

  • 47

    Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keseimbangan lintas

    perakitan tersebut didasarkan pada hubungan antara :

    a. Kesepatan produksi (production rate)

    b. Operasi-operasi yang diperlukan dan urut-urutan kebergantungan (sequence)

    c. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi (work element

    time)

    d. Jumlah operator / pekerja yang melakukan operasi tersebut

    2.6.3 Terminologi Line Balancing

    Menurut Mikell P. Groover (2001, p529 532), dalam line balancing terdapat

    beberapa konsep yang digunakan untuk mengukur performansi line balancing

    problem. Berikut adalah konsep dan terminology yang digunakan :

    1. Work Element

    Bagian dari keseluruhan pekerjaan dalam proses assembly. Umumnya, N

    didefinisikan sebagai jumlah total dari elemen kerja yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan suatu assembly dan i adalah elemen kerja.

    2. Workstation (WS)

    Lokasi pada lini assembly atau pembuatan suat produk dimana pekerjaan

    diselesaikan baik manual maupun otomatis. Jumlah minimum dari stasiun

    kerja adalah K, dimana K harus i.

  • 48

    3. Minimum Rational Work Element (Elemen Kerja Terkecil)

    Untuk menyeimbangkan pekerjaan dalam setiap stasiun yang ada maka

    pekerjaan tersebut haus dipecah menjadi elemen-elemen pekerjaan. Elemen

    kerja minimum adalah elemen pekerjaan terkecil dari suatu pekerjaan yang

    tidak dapat dibagi lagi.

    4. Total Work Content (Total Waktu Pengerjaan)

    Jumlah dari seluruh waktu pengerjaan setiap elemen pekerjaan dari suatu

    lini.

    5. Workstation Process Time (Waktu Proses Stasiun Kerja)

    Elemen pekerjaan yang diselesaikan dalam satu stasiun kerja dapat terdiri

    dari satu elemen pekerjaan atau lebih.

    Waktu proses dalam stasiun kerja merupakan penjumlahan dari seluruh

    waktu pengerjaan setiap elemen kerja yang berada di dalam stasiun kerja

    tersebut.

    6. Precedence Constraints (Pembatas Pendahulu)

    Dalam menyelesaikan suatu elemen pekerjaan seringkali terdapat urutan-

    uruatan teknologi yang harus terpenuhi sebelumnya agar elemen itu dapat

    dijalankan.

  • 49

    Beberapa tipe pembatas dalam keseimbangan lini adalah:

    Pembatas teknologi (technological restriction) Pembatas ini disebut juga precedence constraints dalam bahasa

    keseimbangan lintasan. Yang dimaksud dengan pembatas teknologi

    adalah proses pengerjaan yang sudah tertentu. Urutan proses serta

    ketergantungannya digambarkan dalam suatu diagram ketergantungan

    (precedence diagram) dan operating proses chart (OPC).

    Pembatas fasilitas (facility restriction) Pembatas di sini adalah akibat adanya fasilitas/mesin yang tidak dapat

    dipindahkan (fasilitas tetap)

    Pembatas posisi (positional restriction) Membatasai pengelompokan elemen-elemen kerja karena orientasi

    produk terhadap operator yang sudah tertentu.

    Zoning constraint Zoning constraint terdiri atas Positive Zoning Constraint dan Negative

    Zoning Constraint.

    7. Precedence Diagram (Diagram Pendahuluan)

    Diagram pendahuluan adalah suatu gambaran secara grafis dari suatu

    urutan pekerjaan yang memperlihatkan keseluruhan operasi pekerjaan dan

    ketergantungan masing-masing operasi pekerjaan tersebut dimana elemen

  • 50

    pekerjaan tertentu tidak dapat dikerjakan sebelum elemen pekerjaan yang

    mendahuluinya dikerjakan lebih dahulu.

    8. Balance Delay

    Merupakan rasio dari total waktu menggangur dengan keterkaitan waktu

    siklus dan jumlah stasiun kerja atau dengan kata lain jumlah antara balance

    delay dan line efficiency sama dengan 1.

    100%n.Wd

    Wi-n.Wd senggangan waktu Keseimbang

    n

    1i ==

    Dimana:

    n = jumlah stasiun kerja

    Wd = waktu stasiun terbesar / waktu daur (cyle time)

    Wi = waktu sebenarnya pada setiap stasiun kerja

    i = 1, 2, 3, , n

    Atau BD = 100% - LE

    9. Assembled Product

    Produk yang melewati suatu urutan stasiun kerja dimana pekerjaan-

    pekerjaan diatur dan mencapai stasiun akhir.

  • 51

    10. Cyle Time (CT)

    Waktu rata-rata yang dibutuhkan untum menyelesaikan produk dari ini

    perakitan dengan asumsi setiap assembly mempunyai kecepatan yang

    konstan. Nilai minimum dari waktu siklus waktu stasiun yang terpanjang.

    TSimax CT

    11. Delay Time of A Station

    Merupakan selisih antara waktu siklus dengan waktu stasiun. Perbedaan

    antara waktu stasiun dengan waktu siklus atau disebut juga idle time.

    =

    ==

    n

    1iWi- Wd.n Menganggur Waktu Total

    Wi- WdStasiun MenganggurWaktu

    12. Line Efficiency (Efisiensi Lini)

    Rasio dari total waktu stasiun terhadap keterkaitan waktu siklus

    dengan jumlah stasiun kerja yang dinyatakan dalam persentase.

    %100)CT)(K(

    TSi LE =

    Dimana :

    TSi = station time atau waktu stasiun ke-i

    K = jumlah total stasiun kerja

  • 52

    CT = cycle time atau waktu siklus terpanjang

    13. Station Efficiency (Efisiensi Stasiun Kerja)

    Rasio dari waktu stasiun kerja terhadap waktu siklus atau waktu stasiun

    kerja terbesar.

    %100CTTSi SE =

    14. Smoothness Index (SI)

    Merupakan suatu index yang menunjukkan kelancaran relative dari suatu

    keseimbangan lini assembly. Suatu smoothness index sempurna jika nilainya

    0 atau perfect balance.

    2.7 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan

    Untuk menyempurnakan cara atau metode kerja yang digunakan dalam suatu

    proses maka perlu dilakukan analisis terhadap pekerjaan itu sendiri. Dan tentu jika

    setiap stasiun kerja telah disempurnakan, maka untuk memperbaiki proses secara

    keseluruhan akan lebih mudah dilaksanakan. Untuk mendapatkan gerakan-gerakan

    yang lebih terperinci, dan terutama untuk mengurangi gerakan yang tidak perlu dan

    untuk mengatur gerakan-sehingga diperoleh urutan yang terbaik maka diperlukan

    studi gerakan. Peta tangan kiri dan tangan kanan merupakan suatu alat dari studi

    gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan

    yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Sutalaksana, 1979).

  • 53

    Peta ini menggambarkan suatu gerakan pada saat bekerja dan pada saat

    mengganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, dan juga

    menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tanga

    nkanan pada saat melakukan suatu pekerjaan, peta ini memperlihatkan semua operasi

    secara cukup lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut dan

    sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana tiap siklus dari

    pekerja tadi terjadi dengan cepat dan terus berulang.

    Melalui peta ini kita bisa melihat semua operasi secara cukup lengkap, yang

    berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini sangat praktis untuk

    memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana setiap siklus dari pekerja terjadi dengan

    cepat dan terus berulang, sedangkan keadaan lain, peta ini kurang praktis untuk

    dipakai sebagai alat penganalisa. Inilah sebabnya dengan menggunakan peta ini kita

    bisa melihat dengan jelas pola-pola gerakan yang tidak efisien, dan atau bisa melihat

    adanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada saat

    pekerja manual tersebut berlangsung.

    Pada dasarnya, peta tangan kiri tangan kanan berguna untuk memperbaiki suatu

    stasiun kerja, sebagaimana peta-peta lain, peta inipun mempunyai kegunaan yang

    lebih khusus, diantaranya:

    1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan

    Dengan bantuan studi gerakan dan prinsip-prinsip ekonomi gerakan maka kita

    bisa mengurangi suatu pekerjaan lengkap menjadi elemen-elemen gerakan yang

  • 54

    terperinci. Setiap gerakan dari pekerjaan ini dibebankan ke setiap tangan

    sedemikian rupa sehingga seimbang dan memenuhi prinsip ekonomi gerakan.

    Dimana suatu pekerjaan yang sudah bisa memenuhi prinsip ekonomi gerakan,

    berarti akan mengurangi kelelahan.

    2. Menghilangkan atua mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak

    produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja

    Keadaan ini juga bisa dicapai dengan bantuan studi gerakan dan prinsip-prinsip

    ekonomi gerakan. Kemahiran untuk menguraikan suatu pekerjaan menjadi

    elemen-elemen gerakan dan kemudian memilih elemen-elemen mana saja yang

    efektif dan tidak efektif, tentu akan mempengaruhi efisien dan produktivitas kerja.

    Jika suatu pekerjaan sudah bisa dilaksanakan dengan efisien dan produktif, maka

    ototmatis waktu penyelesaian pekerjaan tersebut merupakan waktu tersingkat saat

    itu.

    3. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja

    Tata letak tempat kerja juga merupakanfaktor yang mempengaruhi lamanya

    waktu penyelesaian. Percobaan dengan merubah-rubah tata letak peralatan selain

    dapat menentukan tat letak yang baik ditinjau dari waktu dan jarak, juga kita bisa

    menemukan urutan-urutan pengerjaan yang baik dengan prinsip ekonomi

    gerakan.

  • 55

    4. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara yang ideal

    Kiranya sudah jelas, bahwa peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan

    urutan pengerjaan yang terabaik untuk saat itu. Peta ini berfungsi sebagai

    penuntun terutama bagi pekerja-perkerja baru, sehingga akan mempercepat proses

    belajar.

    2.8 Studi Gerakan (Sutalaksana, 1979)

    Studi gerakan atau lazimnya disebut dengan motion study adalah suatu sutid

    tentang gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya.

    Dengan studi ini diperoleh gerakan-gerakan standar untuk menyelesaikan suatu

    pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan-gerakan yang efektif dan efisien. Untuk

    memperoleh hal tersebut maka perlu diperhatikan terlebih dahulu kondisi pekerjaan

    yang ada yaitu kondisi pekerjaan yang memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan

    kerja yang ekonomis. Studi mengenai ini dikenal sebagai studi ekonomi gerakan.

    Maka dapat didefinisikan bahwa studi gerakan adalah analisa yang dilakukan

    terhadap beberapa gerakan bagian pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya

    (Sutalaksana, 1979). Setelah kondisi pekerjaan yang baik diperoleh maka kemudian

    dilakukan studi gerakan yaitu dengan menganalisa secara seksama berbagai gerakan

    tubuh manusia (umumnya gerakan tangan) yang ditujukan untuk menyelesaikan

    pekerjaan.

  • 56

    Studi gerakan ini dilakukan untuk mengurangi dan menghilangkan gerakan-

    gerakan yang tidak efektif dalam penyelesaian suatu pekerjaan sehingga akan

    diperoleh penghematan waktu kerja, serta dapat pula menghemat pemakaian fasilitas-

    fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut. Hal ini disebabkan karena gerakan-

    gerakan kerja tidak terlepas dari faktor-faktor lainnya, sehingga mesin, peralatan, dan

    lingkungan kerja akan terbahas bersama-sama. Dengan adanya penghematan-

    penghematan tersebut maka diharapkan bahwa pekerjaan akan dilaksanakan secara

    lebih mudah dan laju produksi bisa ditingkatkan.

    Untuk mempermudah penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari,

    perlu dikenal dahulu gerakan-gerakan dasar. Seorang tokoh yang telah meneliti

    gerakan-gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilberth beserta istrinya,

    Lilian. Ia menguraikan gerakan kedalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang

    dinamai Therblig. Sebagaian besar dari Therblig ini merupakan gerakan-gerakan

    dasar tangan. Hal ini mudah dimengerti karena pada setiap pekerjaan produksi

    gerakan tangan merupakan gerakan yang sering dijumpai, terlebih lagi dalam

    pekerjaan yang bersifat manual. Setiap pekerjaan mungkin hanya dapat diuraikan

    kedalam empat therblig, sedangkan pekerjaan yang lain mungkin hanya dapat

    diuraikan kedalam enam therblig. Dalam hal ini, kemampuan untuk menguraikan

    suatu pekerjaan ke dalam therblig-therblig dengan baik sangat diperlukan karena

    dengan demikian akan memudahkan penganalisaan gerakan dalam suatu pekerjaan.

    Selanjutnya dapat dengan baik pula diketahui gerakan-gerakan yang dapat

  • 57

    menghemat waktu kerja, atau gerakan mana yang sebetulnya tidak diperlukan oleh

    pekerja.

    Therblig ini dinyatakan dalam lambang-lambang tertentu, untuk selengkapnya

    lihat tabel berikut ini:

    Tabel 2.2 Lambang-Lambang Therblig

    Nama Therblig Lambang Therblig

    Mencari (Search) SH

    Memilih (Select) ST

    Memegang (Graps) G

    Menjangkau (Reach) RE

    Membawa (Move) M

    Memegang untuk memakai (Hold) H

    Melepas (Release Load) RL

    Pengarahan (Position) P

    Pengarahan sementara (Pre Position) PP

    Memeriksa (Inspection) I

    Merakit (Assemble) A

    Lepas rakit (Disassemble) DA

    Memakai (Use) U

    Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable delay) UD

    Kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable Delay) AD

    Merencanakan (Plan) Pn

    Istirahat untuk menghilangkan fatigue (Rest to Overcome Fatique) R

  • 58

    Sedangkan pengertian dari setiap elemen gerakan tersebut dapat diuraikan sebagai

    berikut:

    Mencari (search) Elemen gerakan mencari merupakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi

    obyek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata. Gerakan dimulai saat mata

    bergerak mencari obyek dan berakhir bila obyek sudah ditemukan. Tujuan dari

    penganalisaan therblig ini adalah untuk menghilangkan sedapat mungkin gerak

    yang tidak perlu. Mencari merupakan gerak yang tidak efektif dan masih dapat

    dihindarkan misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan pada

    tempat yang tetap sehingga proses mencari dapat dihilangkan

    Memilih (select) Memilih merupakan gerakan untuk menemukan suatu obyek yang tercampur,

    tangan dan mata adalah dua bagian yang digunakan untuk melakukan gerakan ini.

    Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih dan berakhir bila

    obyek sudah ditemukan. Batas antara mulai memilih dan akhir dari mencari agak

    sulit untuk ditentukan karena ada pembauran pekerjaan diantara dua gerakan

    tersebut yaitu gerakan yang dilakukan oleh mata. Gerakan memilih merupakan

    gerakan yang tidak efektif, sehingga sedapat mungkin elemen gerakan ini harus

    dihindari.

  • 59

    Memegang (graps) Therblig ini adalah gerakan untuk memegang obyek, biasanya didahului oleh

    gerakan menjangkau dan dilanjutkan dengan gerakan membawa. Therblig ini

    merupakan gerakan yang efektif dari suatu pekerjaan dan meskipun sulit untuk

    dihilangkan namun dalam beberapa hal masih dapat dikurangi.

    Menjangkau (reach) Pengertian menjangkau dalam therblig adalah gerakan tangan berpindah tempat

    tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi obyek. Gerakan ini

    biasanya didahului oleh gerakan melepas dan diikuti oleh gerakan memegang.

    Therblig ini dimulai pada saat tangan mulai berpindah dan berakhir bila tangan

    sudah berhenti seperti juga memegang, menjangkau sulit dihilangkan secara

    keseluruhan dari siklus kerja, yang masin mungkin adalah pengurangan waktu

    geraknya.

    Membawa (move) Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam

    gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan membawa biasanya

    didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau dapat juga oleh

    pengarahan.

    Memegang untuk memakai (hold) Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa

    menggerakkan obyek yang dipegang tersebut. Perbedaannya dengan memegang

  • 60

    adalah perlakuan terhadap obyek yang dipegang. Pada memegang dilanjutkan

    dengan gerak membawa, sedangkan memegang untuk memakai tidak demikian.

    Therblig ini merupakan gerakan yang tidak efektif, dengan demikian sedapat

    mungkin harus dihilangkan atau paling tidak dikurangi.

    Melepas (release hold) Elemen gerak melepas terjadi bila seorang pekerja melepaskan obyek yang

    dipegangnya. Bila dibandingkan dengan therblig lainnya, gerak melepas

    merupakan gerakan yang relatif lebih singkat. Therblig ini dimulai saat pekerja

    mulai melepaskan tangannya dari obyek dan berakhir bila seluruh jarinya sudah

    tidak menyentuh obyek lagi. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan

    mengangkut atau dapat pula gerakan mengarahkan dan biasanya diikuti oleh

    gerakan menjangkau.

    Pengarahan (position) Therblig ini merupakan gerakan mengarahkan suatu obyek pada suatu lokasi

    tertentu. Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti

    oleh gerakan merakit. Gerakan ini dimulai sejak tangan mengendalikan obyek

    dan berakhir saat gerakan merakit atau memakai dimulai.

    Pengarahan sementara (pre position) Pengarahan sementara merupakan elemen gerak mengarahkan pada suatu tempat

    sementara. Tujuan dari pengarahan sementara ini adalah memudahkan pemegang

    apabila obyek tersebut akan digunakan kembali. Dengan demikian untuk satu

  • 61

    siklus berikutnya elemen gerak mengarahkan diharapkan akan berkurang.

    Therbilig ini sering terjadi bersama dengan therblig yang lain diantaranya adalah

    mengangkut dan melepas.

    Memeriksa (inspection) Therblig ini merupakan pekerjaan memeriksa obyek untuk mengetahui apakah

    obyek telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen ini dapat berupa gerakan

    melihat seperti untuk memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan

    permukaan, mencium, mendengar dan kadang-kadang merasa dengan lidah.

    Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan obyek dengan suatu

    standart, sehingga banyak sedikitnya wakut yang di perlukan untuk memeriksa

    tergantung pada kecepatan operator untuk menemukan perbedaan obyek dengan

    standar yang dibandingkan.

    Merakit (assemble) Merakit adalah gerakan untuk menggabungkan suatu obyek dengan obyek lainnya

    sehingga mejadi suatu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh therblig

    membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan dengan therblig melepas. Pekerjaan

    perakitan dimulai bila obyek sudah siap dipasang dan berakhir bila obyek tersebut

    sudah tergabung secara sempurna.

    Lepas rakit (disassemble) Therblig ini merupakan kebalikan dari therblig perakitan, disini obyek dipisahkan

    dari satu kesatuan. Gerakan lepas rakit biasanya didahului oleh memegang dan

  • 62

    dilanjutkan oleh membawa dan biasanya juga dilanjutkan oleh melepas. Gerakan

    ini dimulai pada saat pemegangan atas obyek telah terpisah sempurna. Biasanya

    akhir dari lepas rakit merupakan awal dari salah satu gerakan membawa atau

    melepas.

    Memakai (use) Yang dimaksud memakai disini adalah bila satu tangan atau kedua-duanya

    dipakai untuk menggunakan alat. Lamanya waktu yang dipergunakan untuk

    gerak ini tergantung dari jenis pekerjaannya serta keterampilan dari pekerjaanya.

    Kelambatan yang tak terhindarkan (unavoidable delay) Kelambatan yang dimaksud disini adalah kelambatan yang diakibatkan oleh hal-

    hal yang terjadi diluar kemamuan pekerja. Hal ini timbul karena ketentuan cara

    kerja yang mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan lainnya

    bekerja. Kelambatan ini dapat dikurangi dengan mengadakan perubahan atau

    perbaikan pada proses operasi.

    Kelambantan yang terhindarkan (avoidable delay) Kelambatan ini disebabkan oleh hal yang ditimbulkan sepanjang kerja oleh

    pekerjanya baik disengaja maupun tidak disengaja. Untuk mengurangi

    kelambatan ini harus diadakan perbaikan oleh pekerjanya sendiri tanpa harus

    merubah proses operasinya.

  • 63

    Merencanakan (plan) Merencanakan merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk

    menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. Waktu untuk therblig ini

    sering terjadi pada seorang pekerja baru.

    Istirahat untuk menghilangkan fatique (rest to overcome fatique) Hal ini terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi secara periodic. Waktu untuk

    memulihkan lagi kondisi badan dari rasa fatique sebagai akibat kerja berbeda-

    beda, tidak saja karena jenis pekerjaanya tetapi juga karena individu pekerjanya.

    2.9 Ekonomi Gerakan (Sutalaksana, 1979 : 108-116)

    Ekonomi gerakan berisi prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam

    perancangan sistem kerja yang baik.

    2.9.1 Analisa Kerja (Operation Analysis) dan Prinsip-Prinsip Ekonomi

    Gerakan (Motion Economy)

    Analisa operasi adalah suatu posedur yang dilakukan untuk menganalisa suatu

    operasi kerja dengan tujuan untuk memperbaiki metode kerja yang selama ini

    diaplikasikan. Salah satu pendekatan yang dilaksananakan yaitu dengan melakukan

    identifikasi maksud dan tujuan operasi kerja.

    Identifikasi maksud dan tujuan operasi kerja bertujuan untuk mengeliminir atau

    mengkombinasikan operasi-operasi kerja (yang tidak dibutuhkan) sebelum

  • 64

    memperbaikinya. Banyak elemen-elemen kerja yang sebenarnya tidak diperlukan lagi

    tetapi jutru dilakukan sekarang. Banyak contoh pekerjaan atau proses yang

    seharusnya tidak cukup sekedar disederhanakan gerakan kerjanya (atau diperbaiki)

    akan tetapi harus dihilangkan sama sekali. Biasanya sekali standard kerja rutin

    ditetapkan, maka sulit sekali untuk membuat perubahan, sekalipun perubahan

    tersebut akan mengijinkan untuk mengeliminir dan atau menyederhanakan proses

    yang berlangsung. Penyederhanaan operasi kerja dapat dilakukan melalui

    perancangan komponen benda kerja.

    Proses telaah metode pada prinsipnya akan menitikberatkan pada studi tentang

    gerakan-gerakan kerja yang dilakukan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan.

    Dari hasil studi ini diharapkan akan menghasilkan gerakan-gerakan standar untuk

    penyelesaian pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan kerja yang efektif dan efisien.

    Untuk mencapai maksud ini maka terlebih dahulu haruslah diperoleh kondisi

    pekerjaan yang memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan secara ekonomis.

    Untuk mendapatkan kondisi kerja yang baik maka perlu diperhatikan faktor yang

    mempengaruhi yaitu :

    1. Penggunaan badan/anggota tubuh manusia serta gerakan-gerakannya.

    2. Pengaturan letak area kerja.

    3. Perancangan alat-alat dan perlengkapan kerja.

  • 65

    Dengan memperhatikan hal tersebut maka diharapkan akan diperoleh prinsip-

    prinsip perencanaan dan penetapan kondisi kerja yang sebaik-baiknya.

    Secara umum didalam usaha mengembangkan metode kerja dan gerakan kerja

    ekonomis, maka beberapa hal tersebut ini bisa dilaksanakan antara lain sebagai

    berikut :

    Hilangkan gerakan-gerakan kerja yang tidak perlu yang justru memeboroskan tenaga.

    Kombinasikan beberapa aktivitas menjadi aktivitas yang memungkinkan dilaksanakan secara bersamaan.

    Kurangi faktor kelelahan dengan memberi waktu istirahat dan waktu longgar lainnya yang cukup.

    Perbaiki pengaturan tempat kerja dan desain dari fasilitas/peralatan kerja yang ada.

    2.9.2 Aplikasi Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan (Motion Economy)

    Didalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja guna memperoleh metode

    kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi

    gerakan ( the pinciples of motion economy). Prinsip ekonomi gerakan ini bisa

  • 66

    dipergunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam

    sebuah stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya.

    Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung

    Tempat-tempat tertentu yang tak sering dipindah-pindah harus disediakan untuk semua alat dan bahan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin)

    Letakkan bahan dan peralatan pada jarak yang mudah dan nyaman dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha mencari-cari.

    Tata letak dan bahan dan perlatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan urut-urutan gerakan terbaik.

    Tinggi tempat kerja (mesin, meja kerja, dll) harus ssuai dengan ukuran tubuh manusia sehingga pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan

    nyaman.

    Kondisi ruangan pekerja seperti penerangan, temperatur, kebersihan, ventilasi udara, dll yang berkaitan dengan persyaratan ergonomis harus pula diperhatikan

    benar-benar sehingga dapat diperoleh area kerja yang lebih baik.

    Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang

    dipergunakan

    Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual) apabila hal tersebut dapat dilaksanakan dengan peralatan kerja.

    Usaha menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagai macam pekerjaan sekaligus, baik sejenis maupun yang berlainan.

  • 67

    Siapkan danletakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat dan cepat untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan pada saat diperlukan tanpa harus

    bersusah payah mencari-cari. Desain peralatan juga dibuat sedemikian rupa agar

    memberi kenyamanan genggaman tangan saat digunakan.

    Jika tiap jari melakukan gerakan tertentu maka beban untuk masing-masing jari tersebut haruslah seimbang sesuai energi dan kekuatan yang dimiliki oleh masing-

    masing jari.

    Dalam bukunya Motion and Time Study : Improving Productivity (Englewood

    Cliffs, N.J : Prentice Hall Inc., 1994), Marvin E Mundel membahas dan

    mensistematisasikan mengenai prinsip-prinsip ekonomi gerakan tersebut sebagai

    berikut :

    1. Eliminasi Kegiatan

    Eliminasi semua kegiatan/aktivitas yang memungkinkan, langkah-langkah atau gerakan-gerakan (dalam hal ini banyak berkaitan dengan aplikasi anggota

    badan, kaki, lengan, tangan, dll)

    Eliminasi kondisi yang tak beraturan dalam setiap kegiatan. letakkan segala fasilitas kerja dan material/komponen pada lokasi yang tetap (hal ini akan bisa

    menyebabkan gerakan-garakan kerja yang otomatis).

  • 68

    Eliminasi penggunaan tangan (baik satu atau keduanya) sebagai holding device, karena hal ini merupakan aktivitas tidak produktif yang

    menyebabkan kerja kedua tangan tidak seimbang.

    Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak semestinya, abnormal, dll. Hindari pula gerakan-gerakan yang membahayakan dan melanggar prinsip-prinsip

    keselamatan atau kesehatan kerja.

    Eliminasi penggunaan tenaga otot untuk melaksanakan kegiatan statis atau fixed position. Demikian pula sebisa mungkin untuk kegunaan tenaga mesin

    (mekanisasi) seperti power tools, power feeds. Material handling equipment,

    dll untuk menggantikan tenaga otot.

    Eliminasi waktu kosong (idle time) atau waktu menunggu (delay time) dengan membuat perencanaan/penjadwalan kerja sebaik-baiknya. Idle/delay time bisa

    ditolerir bilamana hal tersebut diperuntukan secara terencana guna

    melepaskan lelah.

    2. Kombinasi Gerakan atau Aktivitas Kerja

    Gantikan/kombinasikan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek atau terputus-putus dan cenderung berubah-ubah arahnya dengan sebuah gerakan

    yang kontinyu, tidak patah-patah, serta cenderung membentu sebuah curva.

    Kombinasikan beberapa aktivitas/fungsi yang mampu ditangani oleh sebuah peralatan kerja dengan membuat desain yang multi purpose.

  • 69

    Didistribusikan kegiatan dengan membuat keseimbangan kerja antara kedua tangan. Pola gerakan kerja yang simultan dan simetris akan memberikan

    gerakan yang paling efektif. Bilamana kegiatan dilaksanakan secara

    berkelompok maka diupayakan agar supaya terjadi beban kerja yang merata

    diantara anggota kelompok.

    3. Penyederhanaan Kegiatan

    Laksanakan setiap aktivitas/kegiatan kerja dengan prinsip kebutuhan energi otot yang digunakan minimal.

    Kurangi kegiatan mencari-cari obyek kerja (peralatan kerja, material, dll) dengan meletakkannya dalam tempat yang tidak berubah-ubah.

    Letakkan fasilitas kerja berada dalam jangkauan tangan yang normal. Hal ini akan menyebabkan gerakan tangan berada pada jarak yang sependek-

    pendeknya.

    Sesuaikan letak dari gandles, pedals, levers, buttons, dll dengan memperhatikan dimensi tubuh manusia (anthropomentri) dan kekuatan otot

    yang di butuhkan.

    Dan lain-lain.

  • 70

    2.9.3 Prinsip-Prinsip Ekonomi Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan

    Tubuh Manusia dan Gerakan-Gerakannya

    a. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang

    sama.

    b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada

    saat istirahat.

    c. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris

    dan berlawanan arah.

    d. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat yaitu hanya menggerakkan

    tangan atau bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan

    dengan sebaik-baiknya.

    e. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu

    pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam

    bekerja.

    f. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan memperlambat

    gerakan tersebut.

    g. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti dari pada

    gerakan yang dikendalikan.

    h. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan

    irama kerja harus mengikuti irama yang alamiah bagi sipekerja.

    i. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata.

  • 71

    2.9.4 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Pengaturan

    Tata Letak Tempat Kerja

    a. Sebaiknya diusahakan agar badan dan peralatan mempunyai tempat yang

    tetap.

    b. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah, cepat dan enak

    untuk dicapai.

    c. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan

    prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia ditempat

    yang dekat untuk diambil.

    d. Sebaiknya untuk menyalurkan obyek yang sudah selesai dirancang

    mekanismenya yang baik

    e. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga

    gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urut-urutan terbaik.

    f. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif

    berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan satu hal yang

    menyenangkan.

    g. Tipe tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya

    bersikap yang baik.

    h. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa

    sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.

  • 72

    2.9.5 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Perancangan

    Peralatan

    a. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan

    dari perkakas pembantu atau alat yang diapat digerakan dengan kai dapat

    ditingkatkan.

    b. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai lebih dari

    satu kegunaan.

    c. Peralatan sebaiknya dirancang sedeikian rupa sehingga memudahkan dalam

    pengunaan dan penyimpanan.

    d. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti

    pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan

    kekuatan masing-masing jari.