75
81 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahapan Pengolahan Data Pada masalah yang dihadapi oleh PT Percetakan Penebar Swadaya dalam mengurangi resiko cacat produk yang terjadi diterapkan langkah-langkah yang ada di Six Sigma yaitu Define, Measure, Analyze, Improve dan Control atau yang disingkat menjadi DMAIC. Tahapan ini dilakukan secara berulang dan membentuk peningkatan dan pengendalian kualitas pada produk yang dihasilkan. 5.1.1. Define 5.1.1.1. Mengidentifikasi Produk dan Proses yang Diteliti Penelitian yang dilakukan di PT. Percetakan Penebar Swadaya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan kualitas yang terjadi terutama di produk yang secara continue di cetak yaitu majalah. Banyaknya jenis majalah yang dicetak secara terus- menerus di percetakan ini harus difokuskan majalah mana yang akan diteliti. Untuk menentukan produk mana yang akan menjadi fokus pembahasan, digunakan data Magazine defect 2005-2006. Data yang digunakan adalah data historis dan berdasarkan jumlah defect dari majalah yang dicetak.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

  • Upload
    hatram

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

81

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Tahapan Pengolahan Data

Pada masalah yang dihadapi oleh PT Percetakan Penebar Swadaya dalam

mengurangi resiko cacat produk yang terjadi diterapkan langkah-langkah yang ada di Six

Sigma yaitu Define, Measure, Analyze, Improve dan Control atau yang disingkat

menjadi DMAIC. Tahapan ini dilakukan secara berulang dan membentuk peningkatan

dan pengendalian kualitas pada produk yang dihasilkan.

5.1.1. Define

5.1.1.1. Mengidentifikasi Produk dan Proses yang Diteliti

Penelitian yang dilakukan di PT. Percetakan Penebar Swadaya bertujuan untuk

menyelesaikan permasalahan kualitas yang terjadi terutama di produk yang secara

continue di cetak yaitu majalah. Banyaknya jenis majalah yang dicetak secara terus-

menerus di percetakan ini harus difokuskan majalah mana yang akan diteliti.

Untuk menentukan produk mana yang akan menjadi fokus pembahasan,

digunakan data Magazine defect 2005-2006. Data yang digunakan adalah data historis

dan berdasarkan jumlah defect dari majalah yang dicetak.

Page 2: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

82

Berikut adalah datanya:

Tabel 5.1 Data Magazine Defect Bulan Agustus 2005 – Juli 2006

Majalah Edisi bitmap(dwi

bulanan) Biskom Trubus

Agustus 2005 50 60 September 2005

40 52 53

Oktober 2006 45 78 November 2006 43 51 80 Desember 2006 49 90

Januari 2006 38 48 85 Februari 2006 54 87

Maret 2006 45 47 93 April 2006 54 92 Mei 2006 42 48 84 Juni 2006 43 84 Juli 2006 70 58 64

Sumber: PT. Percetakan Penebar Swadaya (2006)

Data Magazine Defect yang ditampilkan berdasarkan perhitungan dari pihak

internal dan data komplain customer yang telah mencetak di PT Percetakan Penebar

Swadaya. Berdasarkan standar yang telah ditetapkan, percetakan mempunyai toleransi

error sebesar 1% dari oplah atau total majalah yang dicetak. Untuk melihat apakah

majalah yang dicetak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dapat dilihat di data

persentase error berikut.

Page 3: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

83

Tabel 5.2 Data Persentase Error Majalah Bulan Agustus 2005 – Juli 2006

Majalah bitmap

(2000 eks) Biskom

(5000 eks) Trubus

(50.000 eks) Edisi defect %

defect defect %

defect defect %

defect Agustus 2005 50 1 % 60 0,12 %

September 2005 40 2 % 52 1,04 % 73 0,146 % Oktober 2005 45 0,9 % 78 0,156 %

November 2005 43 2,15 % 51 1,02 % 80 0,16 % Desember 2005 49 0,98 % 90 0,18 %

Januari 2006 38 1,9 % 48 0,96 % 85 0,17 % Februari 2006 54 1,08 % 87 0,174 % Maret 2006 45 2,25 % 47 0,94 % 93 0,186 % April 2006 54 1,08 % 92 0,184 % Mei 2006 42 2,1 % 48 0,96 % 84 0,168 % Juni 2006 43 0,86 % 84 0,168 % Juli 2006 70 3,5 % 58 1,16% 64 0,128 %

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2006)

Page 4: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

84

Berdasarkan data cacat di atas, maka dapat dilihat bahwa cacat terbesar terjadi baik pada

majalah bitmap maupun Biskom. Namun, untuk cacat pada majalah bitmap yang

menjadi fokus penelitian karena tingkat errornya lebih tinggi dibandingkan majalah

lainnya. Oleh karena itu, akan diteliti penyebabnya dengan melihat data penyebab jenis

cacat pada majalah bitmap.

Tabel 5.3 Data Penyebab Defects (Jenis) Cacat Produk Majalah bitmap Bulan Agustus 2005 – Juli 2006

Cause of Rejection (Defects)

Bulan Film Machine Susun Lipat Cutting Pengeleman Sortir Aug-05 Sep-05

0 4 6 2 6 2 40 Oct-05

November 2005 0 6 8 4 5 2 43

Dec-05 Jan-06 0 3 6 3 2 2 38 Feb-06 Mar-06 0 2 5 2 7 3 45 Apr-06 May-06 0 3 5 2 8 2 42 Jun-06 Jul-06 0 4 7 5 7 4 70

Total 0 22 37 18 35 15 278

Sumber: PT. Percetakan Penebar Swadaya (2006)

Page 5: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

85

Untuk data Sortir di atas telah digabungkan dengan data sortir yang ada di

pelanggan setelah melakukan komplain. Berikut data sortir terpisah dari klien majalah

bitmap.

Tabel 5.4 Data Penyebab Defects (Jenis) dari Klien Majalah bitmap Bulan Agustus 2005 – Juli 2006

Edisi Tanggal Pengamatan Unit Cacat Ags-Sept 2005 08 Agustus 2005 20 Okt-Nov 2005 06 Oktober 2005 25 Des-Jan 2005 05 Desember 2005 16 Feb-Mar 2006 06 Februari 2006 19 Apr-Mei 2006 5 April 2006 20 Juni-Juli 2006 06 Juni 2006 27

0

10

20

30

40

50

60

70

Aug-05

Sep-05

Oct-05

Nov-05

Dec-05

Jan-06

Feb-06

Mar-06

Apr-06

May-06

Jun-06

Jul-06

Edisi

Penyebab Jenis Cacat Majalah bitmap Bulan Ags 2005 - Juli 2006

FilmMachineSusunLipatCuttingPengelemanSortir

Gambar 5.1 Histogram Data Penyebab Jenis Cacat Bulan Ags 2005 – Juli 2006

Page 6: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

86

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa penyebab utama cacat pada majalah bitmap

adalah di bagian Sortir. Di mana, di bagian ini sering terjadi miss atau kurang fokus saat

melakukan proses sortir. Data sortir yang ada di atas merupakan gabungan antara data

sortir klien dengan data sortir bagian percetakan. Untuk cacat yang kedua, terdapat di

proses Susun. Di proses ini, jika terjadi kesalahan akan menyebabkan halaman tersusun

tidak rapi atau rusak, terdapat halaman yang berlebih atau kurang sehingga produk tidak

dapat dijual ke pasar. Sedangkan untuk error yang lain seperti pemotongan tidak rapi

karena mesin dan halaman buram karena komponen roll mesin bergeser saat beroperasi.

Oleh sebab itu, akan dilakukan pengamatan lebih detil terhadap proses sortir.

5.1.1.2. Mendefinisikan Proses Kunci dengan Metode SIPOC Diagram

Proses yang menjadi permasalahan munculnya defect pada majalah bitmap

sering terjadi di proses sortir. Pada proses ini akan dilakukan identifikasi hal-hal yang

berkaitan seperti supplier, input, proses, output dan customer dari proses produksi.

Berikut adalah gambar dari diagram SIPOC (Supplier – Input – Processes –

Output – Customer) yang ditunjukkan pada Diagram 5.1.

Page 7: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

87

Diagram 5.1 Diagram SIPOC Proses Sortir Majalah bitmap

Sumber: Analisa Data (2006)

5.1.1.3. Mendefinisikan Kebutuhan Pelanggan (VOC)

Identifikasi kebutuhan pelanggan (Voice of Customer) dilakukan terhadap

pelanggan internal produksi serta kebutuhan dari pelanggan eksternal. Proses

identifikasi kebutuhan pelanggan ini penting dilakukan karena dapat diketahui parameter

yang diinginkan akan suatu produk yang bebas defect seperti apa dari sudut pandang

pelanggan. Pelanggan eksternal adalah konsumen atau pembaca majalah bitmap.

Adapun kebutuhan pelanggan eksternal terhadap produk ini dilihat dari sudut

pandang produksi antara lain:

1. Majalah bitmap mempunyai tampilan yang menarik dalam arti

secara produksi berhasil menghasilkan warna dan desain yang telah

Page 8: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

88

dibuat sehingga cover majalah warnanya menarik dan diberi

finishing (lem) yang tidak mudah lepas.

2. Isi majalah bitmap tidak mengalami banyak defect sehingga

mengurangi kenyamanan saat membacanya, seperti halaman

berbayang, halaman berganda, potongan yang tidak rapi, cetakan

tidak rapi, dan lain-lain.

Sedangkan pelanggan internal adalah orang yang berkaitan langsung dengan

proses produksi, di mana pelanggan internal dari proses sortir ini adalah karyawan di

bagian pengendalian kualitas. Output yang dihasilkan haruslah memenuhi standar defect

yang telah ditentukan yaitu sebesar 1% dari total produksi.

5.1.1.4. Menetapkan Pernyataan Tujuan dari Proyek Six Sigma

Pernyataan tujuan dari dari proyek Six Sigma dinyatakan dalam Project

Charter. Lewat Project Charter ini proyek Six Sigma ini dapat lebih difokuskan dan

proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah.

Pada tahap mengidentifikasi produk dan proses yang telah dilakukan

sebelumnya, dinyatakan bahwa majalah bitmap menjadi pokok pembahasan dan proses

yang menyebabkan terjadinya permasalahan kualitas yang paling besar adalah proses

sortir. Berikut adalah Gambar 5.2 yang menggambarkan Project Charter.

Page 9: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

89

Gambar 5.2 Project Charter Sumber: Analisa Data (2006)

Page 10: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

90

5.1.2. Measure

5.1.2.1. Karakteristik Kualitas Kunci (Critical to Quality)

Setelah dilakukan wawancara dengan pihak perusahaan didapatkan 5 buah

Karakteristik Kualitas Kunci (CTQ). Berikut adalah penjelasannya:

1. Tidak mengalami error pada bagian pelipatan atau susun, di mana

bagian ini dikerjakan secara manual dengan cara menyusun per 4

halaman dengan menggunakan tanggan.

2. Tidak mengalami cacat cutting, di mana hasil pemotongan majalah

tidak berlebih atau kurang, sesuai garis tepi potong yang telah

ditetapkan.

3. Mesin tidak rewel dengan tiba-tiba bagian roll mesin cetak bergerak

dan menyebabkan kualitas cetak menjadi berbayang atau buram.

4. Tidak mengalami cacat saat berada di proses pengeleman untuk

mengelem semua halaman majalah menjadi satu.

5. Tidak mengalami cacat saat barang dibawa dari tempat cetak ke

tempat customer seperti robek, lecek, atau cacat lainnya.

5.1.2.2. Pengendalian Proses Statistik (Statistical Process Control)

Sebelum dilakukan proses peningkatan kualitas, perlu diketahui data mengenai

banyaknya cacat dari setiap pengamatan yang dilakukan di proses sortir. Oleh karena itu,

akan digunakan data historis dari edisi sebelumnya untuk melengkapi data penelitian.

Page 11: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

91

Tabel 5.5 Data Pengamatan Cacat Majalah bitmap

Edisi Majalah

Tanggal Pengamatan

Pengamatan ke- Jumlah

Unit Cacat

25 Juli 2005 1 416 526 Juli 2005 2 380 327 Juli 2005 3 372 428 Juli 2005 4 350 429 Juli 2005 5 300 230 Juli 2005 6 382 2

Ags-Sept 2005

08 Agustus 2005 7 2000 2026 September 2005 8 420 427 September 2005 9 453 528 September 2005 10 456 429 September 2005 11 400 230 September 2005 12 450 3

Okt-Nov 2005

06 Oktober 2005 13 2000 2521 November 2005 14 412 822 November 2005 15 457 723 November 2005 16 500 224 November 2005 17 245 325 November 2005 18 540 2

Des-Jan 2005

05 Desember 2005 19 2000 1623 Januari 2006 20 540 224 Januari 2006 21 356 725 Januari 2006 22 456 626 Januari 2006 23 513 527 Januari 2006 24 400 6

Feb-Mar 2006

06 Februari 2006 25 2000 1927 Maret 2006 26 600 828 Maret 2006 27 405 429 Maret 2006 28 548 630 Maret 2006 29 389 231 Maret 2006 30 345 2

April-Mei 2006

5 April 2006 31 2000 2022 Mei 2006 32 456 1023 Mei 2006 33 385 724 Mei 2006 34 458 6

Juni-Juli 2006

06 Juni 2006 35 2000 27

Sumber: PT. Percetakan Penebar Swadaya (2006)

Page 12: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

92

Perhitungan yang dilakukan untuk peta kendali P adalah sebagai berikut:

1. p (p-bar).

0,0107 35

0,3728

35cacat proporsi total p

=

=

=

2. Central Limit.

0,0106 24384

258

inspeksi totalcacat totalCL

=

=

=

3. Upper Central Limit.

in)0,0107-(1 0,0107 3 0,0107

in)p(1 p3pUCL

+=

−+=

4. Lower Central Limit.

in)0,0107-(1 0,0107 3 0,0107

in)p(1 p3pLCL

−=

−−=

Page 13: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

93

Berikut adalah hasil perhitungan UCL dan LCL dari data pengamatan cacat yang

dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini.

Tabel 5.6 Perhitungan UCL dan LCL Peta P Edisi

Majalah Tanggal

Pengamatan Pengamatan

ke- Jumlah Unit Cacat

Proporsi Cacat CL UCL LCL

25 Juli 2005 1 416 5 0,0120 0,0107 0,0257 -0,004426 Juli 2005 2 380 3 0,0079 0,0107 0,0264 -0,005127 Juli 2005 3 372 4 0,0108 0,0107 0,0266 -0,005328 Juli 2005 4 350 4 0,0114 0,0107 0,0271 -0,005829 Juli 2005 5 300 2 0,0067 0,0107 0,0284 -0,007130 Juli 2005 6 382 2 0,0052 0,0107 0,0264 -0,0051

Ags-Sept 2005

08 Ags 2005 7 2000 20 0,0100 0,0107 0,0175 0,003826 Sept 2005 8 420 4 0,0095 0,0107 0,0257 -0,004427 Sept 2005 9 453 5 0,0110 0,0107 0,0251 -0,003828 Sept 2005 10 456 4 0,0088 0,0107 0,0251 -0,003829 Sept 2005 11 400 2 0,0050 0,0107 0,0260 -0,004730 Sept 2005 12 450 3 0,0067 0,0107 0,0252 -0,0039

Okt-Nov 2005

06 Okt 2005 13 2000 25 0,0125 0,0107 0,0175 0,003821 Nov 2005 14 412 8 0,0194 0,0107 0,0258 -0,004522 Nov 2005 15 457 7 0,0153 0,0107 0,0251 -0,003823 Nov 2005 16 500 2 0,0040 0,0107 0,0244 -0,003124 Nov 2005 17 245 3 0,0122 0,0107 0,0303 -0,009025 Nov 2005 18 540 2 0,0037 0,0107 0,0239 -0,0026

Des-Jan 2005

05 Des 2005 19 2000 16 0,0080 0,0107 0,0175 0,003823 Jan 2006 20 540 2 0,0037 0,0107 0,0239 -0,002624 Jan 2006 21 356 7 0,0197 0,0107 0,0270 -0,005725 Jan 2006 22 456 6 0,0132 0,0107 0,0251 -0,003826 Jan 2006 23 513 5 0,0097 0,0107 0,0242 -0,002927 Jan 2006 24 400 6 0,0150 0,0107 0,0260 -0,0047

Feb-Mar 2006

06 Feb 2006 25 2000 19 0,0095 0,0107 0,0175 0,003827 Maret 2006 26 600 8 0,0133 0,0107 0,0232 -0,001928 Maret 2006 27 405 4 0,0099 0,0107 0,0260 -0,004729 Maret 2006 28 548 6 0,0109 0,0107 0,0238 -0,002530 Maret 2006 29 389 2 0,0051 0,0107 0,0263 -0,005031 Maret 2006 30 345 2 0,0058 0,0107 0,0272 -0,0059

April-Mei 2006

5 April 2006 31 2000 20 0,0100 0,0107 0,0175 0,003822 Mei 2006 32 456 10 0,0219 0,0107 0,0251 -0,003823 Mei 2006 33 385 7 0,0182 0,0107 0,0263 -0,005024 Mei 2006 34 458 6 0,0131 0,0107 0,0250 -0,0037

Juni-Juli 2006

06 Juni 2006 35 2000 27 0,0135 0,0107 0,0175 0,0038

Sumber: Hasil Perhitungan (2006)

Page 14: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

94

Setelah dilakukan perhitungan untuk CL, UCL dan LCL dapat dibuat peta

kendali P. Berikut adalah hasil plot datanya yang ditunjukkan oleh Gambar 5.3 di bawah

ini.

Peta Kendali P

-0,0200

-0,0100

0,0000

0,0100

0,0200

0,0300

0,0400

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34

Sample

Prop

ortio

n Proporsi CacatCLUCLLCL

Gambar 5.3 Peta Kendali P Majalah bitmap Sumber: Pengolahan Data (2006)

Dapat dilihat pada Gambar 5.3 bahwa proses sudah terkendali dan dapat dihitung

Kapabilitas Proses (Cp), yang dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan proses.

Berikut adalah perhitungannya:

1. a. Menghitung

9946,0 2100

1,07-1

2100cacat proporsi presentase-1a

=

×=

Page 15: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

95

2. Mengkonversi nilai a ke dalam nilai kurva normal.

Z = 2,55

3. Menghitung Kapabilitas Proses.

0,85 3

2,55

3 ZNilaiCp

=

=

=

Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai Cp sebesar 0,85 yang

menunjukkan bahwa proses produksi majalah bitmap masih berada dalam kategori

rendah atau kapabilitas proses dianggap tidak baik/rendah,

Peta kendali dan perhitungan Kapabilitas Proses telah dilakukan, langkah

selanjutnya adalah melakukan perhitungan Sigma Quality Level, untuk mengukur

kemampuan dan kapabilitas sigma dari proses pada saat sekarang ini. Berikut adalah

langkah-langkah perhitungannya:

1. Unit (U).

Unit adalah jumlah banyaknya produk yang diperiksa mulai tanggal

25 Juli 2005 sampai 06 Juni 2006, yaitu sebanyak 24.384 majalah.

2. Opportunities (OP).

Karakteristik Kualitas Kunci (CTQ) bagi majalah bitmap ada 5 buah.

3. Defect (D).

Defect atau jumlah cacat yang terjadi selama pengamatan dilakukan

sebanyak 258 majalah.

Page 16: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

96

4. Defect per Unit (DPU).

0,011 24.384

258

UDDPU

=

=

=

5. Defect per Opportunity (DPO).

Sebelum menghitung DPO, perlu dilakukan perhitungan TOP, di

mana

121.920 5 x 24.384

OP U TOP

==

×=

0,0021 121.920

258

TOPDDPO

=

=

=

6. Defect per Million Opportunities (DPMO).

2.100 1.000.000 0,0021

1.000.000 DPO DPMO

=×=×=

7. Tingkat Sigma.

362 4,

5,11.000.000

2.100-1.000.000

5,11.000.000

DPMO-1.000.000 SigmaTingkat

=

+=

+=

inv norms

inv norms

Page 17: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

97

Dengan tingkat sigma 4,362 bisa dibilang tingkat sigmanya masih perlu

ditingkatkan dengan cara dilakukan tindakan kontrol terus-menerus. Dengan demikian,

maka klaim dari pelanggan akan lolosnya majalah cacat dari sortir dapat dikurangi

sehingga memperbaiki image perusahaan.

5.1.3. Analyze

Setelah didapatkan tingkat sigma, tahap selanjutnya perlu dianalisa sebab-sebab

yang menyebabkan kurang optimalnya proses produksi yang telah berjalan. Selain itu,

pada tahap analisa ini dilakukan analisa terhadap tindakan korektif yang perlu dilakukan

untuk meningkatkan performansi proses sekarang ini sebagai upaya mencapai target.

Untuk menganalisa, akan digunakan diagram pareto kemudian diteliti lebih

lanjut dengan diagram sebab akibat atau biasa juga disebut diagram tulang ikan

(fishbone diagram). Selanjutnya, juga akan digunakan metoda FMEA (Failure Mode

and Effects Analysis). Berikut ini adalah hasil analisa dengan mengunakan diagram

pareto, fishbone diagram, dan FMEA.

5.1.3.1. Diagram Pareto

Sebelum membuat diagram pareto, diperlukan data jenis cacat sebagai titik

acuan membuat diagram pareto. Pada tabel 5.7 telah diambil data yang menjelaskan

jenis cacat yang terjadi pada majalah bitmap dan jumlahnya.

Page 18: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

98

Tabel 5.7 Data Jenis Cacat Jenis Cacat Total % Cacat % Kumulatif

Film 0 0 0 Mesin 22 5,432 5,432 Susun 37 9,136 14,568 Lipat 18 4,,444 19,012 Pemotongan 35 8,642 27,654 Pengeleman 15 3,704 31,358 Sortir 278 68,642 100,000 Jumlah 405

Sumber: PT. Percetakan Penebar Swadaya (2006)

Coun

t

Perc

ent

C1Count

9.1 8.6 5.4 4.4 3.7Cum % 68.6 77.8 86.4 91.9

278

96.3 100.0

37 35 22 18 15Percent 68.6

OtherLipatMesinPemotonganSusunSortir

400

300

200

100

0

100

80

60

40

20

0

Pareto Chart of Defect

Diagram 5.2 Diagram Pareto majalah bitmap Sumber: Pengolahan Data (2006)

Page 19: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

99

Berdasarkan diagram pareto di atas, dapat dilihat bahwa proses sortir yang

menyebabkan banyaknya defect pada majalah dengan persentase 68,642 %. Prinsip

diagram pareto yang berdasarkan hukum 80/20 terhadap salah satu jenis cacat, tidak

tercermin dari persentase kasus di atas. Oleh karena itu, penyebab defect majalah juga

akan dianalisa dari persentase kedua dan ketiga (Susun dan Pemotongan) agar diketahui

permasalahan yang terjadi.

Dalam melakukan analisa sumber penyebab ketiga penyebab cacat tersebut,

tools yang akan digunakan adalah diagram sebab akibat (fishbone diagram) serta FMEA

(Failure Mode and Effect Analysis). Berikut adalah tindakan analisa yang dilakukan

dengan menggunakan kedua tools tersebut.

5.1.3.2. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)

Diagram sebab akibat dibuat dengan melakukan proses observasi dan

wawancara dengan pihak perusahaan. Berikut adalah Diagram 5.3 yang menunjukkan

diagram fishbone untuk proses Sortir.

Page 20: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

100

Diagram 5.3 Diagram Fishbone Defect untuk Proses Sortir Sumber: Hasil Analisa (2006)

Page 21: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

101

Berikut adalah penyebab defect pada proses Susun, yang ditunjukkan oleh fishbone

diagram pada Diagram 5.4 di bawah ini.

Diagram 5.4 Diagram Fishbone Defect untuk Proses Susun Sumber: Hasil Analisa (2006)

Page 22: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

102

Diagram 5.5 Diagram Fishbone Defect untuk Proses Pemotongan Sumber: Hasil Analisa (2006)

Page 23: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

103

5.1.3.3. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

Penggunaan metode FMEA menghasilkan perbaikan dan pengurangan, yang

dilakukan berdasarkan sebuah ranking dari severity, occurrence dan detection.

Pemberian ranking dari ketiganya dilakukan melalui hasil wawancara dan observasi

dengan Manajer Produksi, Manajer Pemasaran, dan Staff PPKP. Pemberian ranking dari

severity, occurrence dan detection dapat dilihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

Berikut adalah FMEA untuk cacat press yang ditampilkan pada Tabel 5.8 berikut ini.

Page 24: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

104

Tabel 5.8 FMEA Proses Sortir

POTENTIAL FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (PROCESS FMEA) Key Date :

System : Proses Sortir FMEA Number : Model : Prepared By : Page : 1 of 3 FMEA Date : 18 Des 2006 Core Team : Rev :

Action Results Process Function/Requirem

ents

Potential Failure Mode

Potential Effects of Failure

Sev

Potential Cause of Mechanism Failure

Occ

Current Process Controls

Det

RPN

Recommended Action

Responsibility & Target Completion Date

Action Taken

New Sev

New Occ

New Det

New RPN

7

Karyawan letih

6

Pengatur-an shift

kerja dan load kerja

4168

7

Kurang konsen-

trasi

7

Pengatur-an shift

kerja dan load kerja

4196

Evaluasi lingkungan

kerja dengan load kerja

yang diberi-kan

Proses Sortir

Cacat Pada Majalah

Halaman berbayang, kertas terli-pat, kertas kosong, ber-ganda, pemotong-an tidak rapi, dan lain-lain

8

Tidak sadar

pentingnya tugas yang diberikan

8

Melihat dari hasil kerja

3192

Pemberian motivasi atau reward bagi

pekerja

Sumber: Hasil Analisa (2006)

Page 25: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

105

Tabel 5.9 FMEA Proses Susun

POTENTIAL FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (PROCESS FMEA) Key Date :

System : Proses Susun FMEA Number : Model : Prepared By : Page : 2 of 3 FMEA Date : 18 Des 2006 Core Team : Rev :

Action Results Process Function/Requirem

ents

Potential Failure Mode

Potential Effects of Failure

Sev

Potential Cause of Mechanism Failure

Occ

Current Process Controls

Det

RPN

Recommended Action

Responsibility & Target Completion Date

Action Taken

New Sev

New Occ

New Det

New RPN

7

Karyawan letih

5

Pengatur-an shift

kerja dan load kerja

4140

7

Kurang konsen-

trasi

5

Pengatur-an shift

kerja dan load kerja

4140

Evaluasi lingkungan

kerja dengan load kerja

yang diberi-kan

Proses Susun

Cacat pada majalah

Halaman double, miss, salah penyusunan halaman.

8

Tidak sadar

pentingnya tugas yang diberikan

8

Melihat dari hasil kerja

3192

Pemberian motivasi atau reward bagi

pekerja

Sumber: Hasil Analisa (2006)

Page 26: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

106

Tabel 5.10 FMEA Proses Pemotongan

POTENTIAL FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (PROCESS FMEA) Key Date :

System : Proses Pemotongan FMEA Number : Model : Prepared By : Page : 3 of 3 FMEA Date : 18 Des 2006 Core Team : Rev :

Action Results Process Function/Requirement

s

Potential Failure Mode

Potential Effects of Failure

Sev

Potential Cause of Mechanism Failure

Occ

Current Process Controls

Det

RPN

Recommended Action

Responsibility & Target Completion Date

Action Taken

New Sev

New Occ

New Det

New RPN

8

Mesin potong

6

Pengecekan

kelayakan mesin

4192

Evaluasi kelayakan

mesin

8

Kurang konsen-

trasi

7

Pengatur-an shift

kerja dan load kerja

4224

Evaluasi load dan shift kerja

Proses Pemotongan

Cacat Pada Majalah

Majalah tidak terpotong dengan rapi, terdapat sisa kertas putih di halaman.

8

SOP yang tidak

disosialisasikan

7

Penempelan SOP 3

168

Sosialisasi dan briefing

berkelanjutan

Sumber: Hasil Analisa (2006)

Page 27: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

107

5.2. Tahapan Usulan Peningkatan dan Penerapan

Melihat dari hasil analisa FMEA, dapat dilakukan berbagai tindakan untuk

meningkatkan kinerja dari proses sortir. Mengingat proses ini sebenarnya masih bisa

dikontrol, berbeda halnya jika mesin cetak yang telah cukup berumur sehingga perlu

diperbarui dengan membeli mesin baru yang lebih baik kinerjanya.

5.2.1. Improve

Untuk proses sortir, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kinerja sehingga mengurangi lolosnya defect yang kemungkinan ada dalam sebuah

majalah:

• Briefing dan rapat evaluasi yang memberitahukan bahwa ada

pelanggan merasa kecewa dengan banyaknya majalah defect yang

lolos sortir internal.

• Evaluasi mengenai perbedaan Voice of Customer dari klien dengan

pihak internal. Hal ini agar titik ketemu antara standar antara pihak

konsumen dengan pihak produksi, khususnya bagian Sortir.

• Memberikan reward bagi pekerja di setiap proses yang ada

sehingga dapat terpacu untuk melaksanakan tugasnya lebih baik.

• Lingkungan kerja yang kondusif. Jika dilihat dari segi

kenyamanan, proses sortir memiliki kondisi ruangan yang cukup

panas. Hal ini dapat membuat pekerja sortir tidak betah dan ingin

terburu-buru menyelesaikan pekerjaannya.

Page 28: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

108

• Evaluasi teknik yang digunakan dalam mensortir secara berkala

apakah sudah efektif dan dapat mengurangi lolosnya sortir.

Mengingat selama ini jika produknya adalah majalah dengan tebal

halaman di bawah 100 akan diperiksa majalah secara langsung 3-4

tumpuk dalam sekali proses sortir.

• Menunjuk satu kepala sortir dari unit sortir agar proses dapat lebih

terkendali. Mengingat banyaknya majalah, buku, dan produk lain

yang dibuat akan lebih baik dilakukan briefing harian kepada

kepala sortir akan produk yang akan disortir secara harian. Hal ini

akan meningkatkan ketelitian dan mengingatkan bahwa setiap

produk mempunyai metode atau catatan defect yang berbeda.

• Pembuatan Form ”Data Defect” untuk mempermudah pencatatan

data cacat di proses Sortir. Berikut ini usulan form ”Data Defect”:

Page 29: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

109

Tabel 5.11 Usulan Form “Data Defect”

Form “Data Defect Majalah” Nama Majalah:

Edisi Majalah Tanggal Pengamatan

Pengamatan Ke-

Jumlah Diperiksa

Unit Cacat

Penyebab Cacat

Mesin cetak: Berbayang = Tinta error = Blank = Warna kurang Tajam = Lipat: Tidak rata = Terlipat = Susun: Halaman double = Halaman kurang = Pengeleman: Kurang rekat = Sisa lem = Pemotongan: Tidak rata =

Page 30: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

110

5.3. Control

Melihat dari hasil pemetaan dari peta P menunjukkan bahwa PT. Percetakan

Penebar Swadaya memiliki proses produksi yang terkendali. Namun, kapabilitas proses

yang dimiliki masih kurang (Cp = 0,85) dan tingkat sigma yang termasuk kategori

rendah. Oleh karena itu, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengkontrol agar

proses dan output lebih baik antara lain:

• Meningkatkan kapabilitas proses dengan cara mengurangi variasi

penyebab khusus. Contohnya, mengurangi tingkat kesalahan

lolosnya sortir majalah defect karena kurang konsentrasi, lelah,

maupun faktor penyebab khusus lainnya.

• Memantau dan mengevaluasi terus-menerus peta kendali apakah

berada dalam kontrol atau tidak.

• Merencanakan perbaikan terus-menerus (continuous process

improvement) terhadap semua faktor penyebab yang muncul.

• Mereview kembali penggunaan alat-alat statistikal apakah masih

sesuai digunakan atau perlu dimodifikasi.

• Memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai tingkat 6 sigma

melalui perbaikan terus-menerus.

Page 31: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

111

5.4. Pengembangan Sistem Informasi

5.4.1. Analisis dan Pembahasan Sistem Berjalan

Sistem yang berjalan saat ini di PT. Percetakan Penebar Swadaya masih

dijalankan secara manual. Proses bisnis dimulai ketika order berhasil didapatkan dari

klien. Di mana, selanjutnya bagian sales akan memberikan data pesanan kepada bagian

PPKP. Bagian PPKP inilah yang sebagai pusat informasi mengenai majalah yang sedang

dibuat. PPKP kemudian membuat kantong order yang berisi detil pesanan seperti nama,

alamat, jumlah pesanan, dan detil lainnya. Setelah itu, kantong order akan diberikan ke

bagian produksi untuk diproses. Setelah proses cetak selesai maka pesanan yang telah

jadi akan dicek melalui proses sortir. Di proses ini, terdapat 8- 10 orang yang melakukan

sortir majalah secara manual. Proses ini ditinjau dari segi kualitas merupakan proses

critical. Di mana, jika terdapat majalah yang lolos pengecekan maka klien yang telah

memesan akan merasa kurang puas atau bahkan dapat berdampak terhadap pembaca

produk (majalah) tersebut. Untuk gambaran lebih jelasnya, berikut ini detil rich picture

dari sistem yang berjalan di PT. Percetakan Penebar Swadaya

Page 32: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

112

Gambar 5.4 Rich Picture Sistem Berjalan Sumber: Analisa Data (2006)

Page 33: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

113

5.4.2. Pembahasan Sistem Usulan

Sistem yang akan dibuat nantinya akan berguna bagi bagian Perencanaan

Pengendalian dan Kontrol Produksi (PPKP) dalam mengkontrol produksi yang berjalan

dan melaporkannya ke Manajer Produksi. Aliran sistem informasi pada sistem ini seperti

layaknya proses produksi yang telah ada. Tugas bagian PPKP yang akan memakai

sistem ini akan dimulai saat ”Kantong Order” yang berisi detil pesanan telah dibuat.

Setelah itu, bagian PPKP akan mengontrol proses produksi yang berjalan. Bagian PPKP

juga akan bertugas mengentry data ”Kantong Order” yang berisi perencanaan material,

spesifikasi majalah, rencana produksi, dan spesifikasi produksi ke dalam sistem. Setelah

itu, akan ditunjuk Kepala Sortir dari bagian Sortir yang akan mengentry data defect dari

form ”Data Defect Majalah”. Mengingat tugas dari bagian PPKP yang mengkontrol

semua bagian, maka untuk kemudahan proses, tugas entry data defect ke sistem yang

dibuat akan dilakukan oleh Kepala Sortir. Entry data defect ini akan dilakukan setiap

harinya setelah majalah selesai dicetak. Nantinya, Kepala Sortir ini akan menggunakan

sistem dan melaporkannya ke bagian PPKP. Fungsi utama dari sistem pengendalian

kualitas yang akan dibuat ini adalah menyimpan data cacat, membuat peta P,

menghitung kapabilitas proses, menghitung DPMO, menghitung tingkat sigma,

membuat grafik pareto, dan membuat laporan. Sistem Informasi yang akan dibuat ini

termasuk sistem informasi pendukung keputusan atau biasa disebut dengan DSS

(Decision Support System). Dengan DSS ini, diharapkan pihak manajemen dapat dengan

cepat dan mengurangi kesalahan dalam pengambilian keputusan.

Page 34: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

114

Gambar 5.5 Rich Picture Sistem Informasi yang Diusulkan Sumber: Analisa Data (2006)

Page 35: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

115

5.4.3. Kriteria FACTOR

Berikut ini adalah kriteria FACTOR yang digunakan untuk mendukung system

definition yang telah dibuat di atas.

Tabel 5.12 Kriteria FACTOR

Functionality

Sistem ini nantinya berguna untuk membantu bagian

Perencanaan Pengendalian dan Kontrol Produksi (PPKP) dan

Manajer Produksi untuk mengetahui jumlah cacat dan

mengendalikan agar cacat yang terjadi dapat dikurangi di

proses selanjutnya. Selain itu, sistem ini juga berfungsi

mengetahui laporan cacat dari majalah yang dibuat secara

visual sehingga mudah dimengerti.

Application Domain Sistem ini akan digunakan oleh Manajer Produksi, bagian

PPKP, dan Kepala Sortir.

Condition

Sistem akan dapat digunakan oleh pihak terkait di Application

Domain sehingga dapat membuat laporan mengenai majalah

yang di produksi secara cepat dan mudah dimengerti.

Technology

Sistem berupa desktop application dengan menggunakan

Visual Basic.NET sebagai bahasa pemprogaman dan

Microsoft SQL Server 2000 sebagai database. Sistem akan

dapat dipakai oleh bagian PPKP, Manajer Produksi, dan

Kepala Sortir.

Object Data defect, jenis cacat, penyebab cacat, kantong order, .

Responsibility

Sistem dapat mendukung untuk menyediakan informasi

mengenai kualitas produk yang dihasilkan sehingga dapat

digunakan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, sistem

dapat digunakan untuk menyimpan, menghitung, dan

melaporkan hasil analisa dari produksi majalah sehingga

mudah dimengerti dan dapat dijadikan tolak ukur untuk

mengendalikan kualitas cetak.

Page 36: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

116

5.5. Problem Domain Analysis

5.5.1 Event Table

Pada Problem Domain Analysis, digunakan event table untuk mengetahui hubungan

antara class dengan event.

Tabel 5.13 Event Table

Class Event

Proyek_6Sigma

Form_Data_Defect

Kantong_Order

Manajer_Produksi

Bagian_PPKP

Kepala_Sortir

define √ √ √ measure √ √ √ √ analyze √ √ √ improve √ √ √ control √ √ √ entry_data √ √ √ √ √ edit_data √ √ √ √ simpan_data √ √ √ √ cetak √ √ √ hapus_data √ √ √ √ lihat √ √ √ √ tambah_data √

Page 37: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

117

Dari kegiatan membuat event table di atas, dibuat hubungan antar kelas atau objek. Hubungan antar kelas atau objek ini didefinisi dalam bentuk class diagram.

Diagram 5.6 Class Diagram

Diagram 5.7 Class Diagram dengan atribute

Page 38: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

118

5.5.2. Statechart Diagram

Statechart Diagram merupakan diagram yang menjelaskan daur hidup dari class

yang ada dalam class diagram. Berikut ini adalah Statechart yang dimiliki tiap class.

• PPKP

Diagram 5.8 Statechart Diagram PPKP

• Manajer Produksi

Diagram 5.9 Statechart Diagram Manajer Produksi

• Kepala Sortir

Diagram 5.10 Statechart Diagram Kepala Sortir

Page 39: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

119

• Proyek Six Sigma

Diagram 5.11 Statechart Diagram Proyek Six Sigma

• Form Data Defect

Diagram 5.12 Statechart Diagram Form Data Defect

• Kantong Order

Diagram 5.13 Statechart Diagram Kantong Order 5.6. Application Domain Analysis

5.6.1. Use Case Diagram

Page 40: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

120

Tujuan dari tahap application domain analysis adalah untuk menentukan

bagaimana sistem yang diusulkan akan dibuat. Aktivitas yang akan dilakukan antara lain

Usage, Function, dan interfaces. Pada aktivitas usage, akan dihasilkan gambaran yang

jelas mengenai bagaimana sistem akan berinteraksi dengan actor. Aktivitas usage

digambarkan dalam bentuk use case diagram.

Diagram 5.14 Use Case Diagram

Page 41: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

121

Use case untuk Define, Measure, Analyze, Improve dan Control diuraikan

dalam beberapa use case diagram berikut ini.

Diagram 5.15 Uraian Use Case Diagram untuk proses Define

Page 42: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

122

Diagram 5.16 Uraian Use Case Diagram untuk proses Measure

Diagram 5.17 Uraian Use Case Diagram untuk proses Analyze

Page 43: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

123

Diagram 5.18 Uraian Use Case Diagram untuk proses Improve

Diagram 5.19 Uraian Use Case Diagram untuk proses Control

Page 44: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

124

Use Case Specifications akan menjelaskan bagaimana use case itu bekerja, dan

juga objek dan fungsi apa saja yang berhubungan langsung dengan use case tersebut.

Berikut ini Use Case Specifications berdasarkan diagram use case di atas.

Tabel 5.14 Use Case Specification PPKP

PPKP

Goal: PPKP adalah orang yang bertugas atas pengendalian kualitas atas produk yang

dihasilkan. Bila terjadi kesalahan dalam produksi maka PPKP akan

mendiskusikannya dengan Manajer Produksi.

Characteristics : PPKP akan mengisi data kantong order dari pesanan yang masuk

untuk menjadwalkan dan mengatur hal-hal yang dibutuhkan untuk produksi. Bagian

ini akan bertanggung jawab kepada Manajer Produksi atas produksi dan memberikan

laporan proyek six sigma.

Examples: Bagian PPKP bertugas monitoring atas proses yang berlangsung dan

memastikan bahwa proses tidak berada di luar kendali dengan menggunakan sistem

informasi yang telah ada. Jika produk cacat sudah sampai di tangan konsumen maka

akan dilakukan tindakan perbaikan untuk proses selanjutnya.

Tabel 5.15 Use Case Specification Manajer Produksi

Manajer Produksi

Goal: Manajer Produksi adalah orang yang bertugas memastikan bahwa proses

berada dalam kendali dengan mellihat laporan proyek yang diberikan PPKP atau

langsung melihatnya di sistem.

Characteristics : Manajer Produksi bertanggung jawab melakukan tindakan

perbaikan pada proses yang terjadi sebelumnya. Manajer akan mereview ulang

bersama PPKP akan proses yang telah terjadi untuk diambil tindakan perbaikan

dengan melihatnya melalui sistem.

Examples: Manajer Produksi akan memantau apakah produk yang dibuat terus

mengalami perbaikan dari segi tingkat cacat dengan melihatnya dari laporan yang

ada di sistem.

Page 45: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

125

Tabel 5.16 Use Case Specification Kepala Sortir

Kepala Sortir

Goal: Kepala Sortir adalah orang yang memiliki tugas memasukkan data cacat di

bagian Sortir. Setelah mencatat, Kepala Sortir dapat langsung memasukkannya ke

dalam sistem sehingga dapat diolah datanya.

Characteristics : Kepala Sortir bertanggung jawab terhadap PPKP untuk memastikan

bahwa majalah yang diperiksa tidak sampai ke tangan konsumen. Kemudian,

melaporkannya ke PPKP jika ada kesalahan fatal yang terjadi.

Examples: Kepala Sortir akan memeriksa majalah yang telah selesai melewati tahap

finishing untuk dicek setiap majalahnya. Pengecekan dilakukan menyeluruh seperti

pengecekan cover, isi, lem, dan lainnya.

Tabel 5.17 Use Case Specification Login

Login

Use Case : Use Case ini menentukan setiap bagian akan memiliki hak akses ke mana

saja dalam sistem yang telah dibuat. User akan mengisi username dan password

mereka dalam window ini. Jika data yang dimasukkan tidak sesuai, maka akan muncul

peringatan.

Objects : Pengguna

Functions : Cek data user, password, menentukan hak akses.

Page 46: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

126

Tabel 5.18 Use Case Specification Menginput Data Kantong Order

Menginput Data Kantong Order

Use Case : Use Case ini berfungsi untuk menyimpan data pesanan, detil produksi, dan

detil produk yang akan diproduksi. Use case ini penting bagi sistem informasi yang

dibuat karena ketika ingin memeriksa penyebab menurunnya kualitas, PPKP dapat

melihat beberapa faktor yang mungkin terkait di data Kantong Order ini. Faktor yang

terkait terhadap menurunnya kualitas ini antara lain sempitnya jadwal produksi, jumlah

pesanan, finishing yang diberikan, dan lain-lain.

Objects : Kantong_Order

Functions : Lihat data, Hapus, Tambah, Simpan data Kantong Order.

Tabel 5.19 Use Case Specification Mengentry Form ”Data Defect Majalah” Harian

Mengentry Form "Data Defect Majalah" Harian

Use Case : Use Case ini berfungsi untuk menyimpan data cacat yang telah dientry oleh

Kepala Sortir. Setelah itu, akan dihitung proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL agar

nantinya bisa digunakan untuk membuat peta kendali.

Objects : Form_Data_Defect

Functions : Lihat data, Hapus, Edit, Simpan, Hitung CL, UCL, LCL, dan Proporsi

cacat.

Page 47: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

127

Tabel 5.20 Use Case Specification Define

Define

Use Case : Use Case ini berfungsi mendefinisikan proyek six sigma dan mengetahui

suara pelanggan. Hasil dari use case ini diharapkan dapat menemukan kesamaan

persepsi antara keinginan dari pelanggan dengan pihak produksi.

Objects : VOC, Charter

Functions : Lihat data, edit, simpan

Tabel 5.21 Use Case Specification Measure

Measure

Use Case : Use Case ini berfungsi mengetahui kestabilan proses dengan cara melihat

peta kendali. Use case ini juga dapat menghitung kapabilitas proses dan tingkat sigma.

Bisa dibilang, use case ini merupakan pusat kendali pengendalian kualitas produk.

Objects : Define, Form Data Defect

Functions : Lihat grafik, hitung, input data, cetak

Tabel 5.22 Use Case Specification Analyze

Analyze

Use Case : Use Case ini berfungsi menganalisa penyebab cacat dengan menggunakan

grafik pareto dan fishbone.

Objects : Analyze, Fishbone, Pareto

Functions : Lihat grafik, lihat penyebab cacat.

Page 48: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

128

Tabel 5.23 Use Case Specification Improve

Improve

Use Case : Use Case ini berfungsi memberikan usulan berupa rencana perbaikan dari

proyek six sigma. Use case ini akan membantu agar di proses selanjutnya dapat

dikurangi tingkat cacat yang dapat mengurangi tingkat kepercayaan pelanggan.

Objects : Improve

Functions : Lihat data, simpan, edit.

Tabel 5.24 Use Case Specification Control

Control

Use Case : Use Case ini berfungsi melakukan monitoring terhadap proyek six sigma

yang sedang diteliti. Use case ini akan memberikan gambaran mengenai kondisi

produksi, penyebab cacat, dan informasi lainnya.

Objects : Measure, Analyze, Improve

Functions : Lihat grafik

Page 49: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

129

5.6.2. Function List

Function list berguna untuk menjelaskan fungsi dari sistem informasi yang ingin

dibuat disertai tingkat kompleksitas. Berikut ini adalah function list dari sistem yang

akan dibuat.

Tabel 5.25 Function List No Function Complexity Type 1 Login Simple Read 2 Mengentry data Kantong Order Simple Update 3 Melihat data Kantong Order Simple Read 4 Menghapus data Kantong Order Simple Update 5 Menambah data Kantong Order Simple Update 6 Menyimpan data Kantong Order Simple Update 7 Mengentry form “Data Defect Majalah” Simple Update 8 Menghitung UCL, LCL, CL, dan Proporsi cacat Medium Compute 9 Mengedit form “Data Defect Majalah” Simple Update

10 Menyimpan form “Data Defect Majalah” Simple Update 11 Menyimpan data proyek six sigma Simple Update 12 Mencetak data proyek six sigma Simple Read 13 Mengentry data proyek six sigma Simple Update 14 Mengedit data proyek six sigma Simple Update 15 Melihat data proyek six sigma Simple Update 16 Melakukan Define Simle Update 17 Melakukan Measure Medium Read, Compute 18 Melakukan Analyze Medium Read, Compute 19 Melakukan Improve Simple Update 20 Melakukan Control Simple Read 21 Menghapus data proyek six sigma Medium Update

Page 50: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

130

5.6.3. Sequence Diagram

Diagram 5.20 Sequence Login

Diagram 5.21 Sequence Menginput data Kantong Order

Page 51: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

131

Diagram 5.22 Sequence Define

Page 52: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

132

Diagram 5.23 Sequence Measure

Page 53: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

133

Diagram 5.24 Sequence Analyze

Diagram 5.25 Sequence Improve

Page 54: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

134

Diagram 5.26 Sequence Control

Diagram 5.27 Sequence Mencetak Laporan

Page 55: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

135

Diagram 5.28 Sequence Entry Form Data Defect

Page 56: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

136

5.6.4. Navigation Diagram

Diagram 5.29 Navigation Diagram 5.7. Architecture Design

5.7.1 Criteria

Berikut ini adalah kriteria yang diinginkan dari arsitektur sistem informasi pengendalian

kualitas yang dibuat.

Tabel 5.26 Criteria

Criterion Very important Important Less

important Irrelevant Easily fulfilled

Page 57: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

137

Usable Secure Efficient Correct Reliable Maintainable Flexible Testable Comprehensible Reusable Portable Interoperable

Keterangan:

1. Usable; pemenuhan context dalam organisasi dan teknis serta berhubungan dengan

tugas adalah kriteria yang sangat diutamakan dalam sistem yang sedang

dikembangkan ini.

2. Secure; keamanan dari sistem adalah hal yang penting agar data serta informasi tidak

dapat diakses oleh unauthorized user, namun dapat diakses oleh pengguna yang

berkepentingan.

3. Efficient; penggunaan ekonomis dari fasilitas technical platform tidak terlalu

dipentingkan, karena sistem ini baru akan dikembangkan.

4. Correct; kesesuaian dengan kebutuhan dari informasi adalah sangat penting untuk

dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam program pengendalian

kualitas pada khususnya, sehingga kriteria ini pun sangat diutamakan dalam sistem.

5. Reliable; keakuratan dalam perhitungan dalam program ini sangat diperhitungkan,

sehingga kriteria ini pun sangat dipentingkan dalam sistem.

6. Maintanable; biaya untuk mengalokasikan dan memperbaiki kerusakan sistem

adalah penting dalam daur hidup sistem.

Page 58: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

138

7. Testable; biaya lain yang penting adalah biaya pengujian untuk membuktikan bahwa

sistem terpasang dapat menampilkan fungsi yang dimaksud.

8. Flexible; biaya untuk melakukan modifikasi sistem yang terpasang menjadi kriteria

yang sangat penting bagi pengembangan sistem setelah terpasang atau pada daur

hidup sistem tersebut.

9. Comprehensible; sistem perlu dimengerti secara koheren agar sistem dapat

digunakan oleh para pengguna (user), sehingga kepentingan kriteria ini pun perlu

diutamakan.

10. Reusable; potensi untuk menggunakan bagian dari sistem pada sistem lain yang

berhubungan pun merupakan kriteria yang penting, sehingga sistem dapat

dikembangkan dalam ruang lingkup yang lebih luas dalam perusahaan.

11. Portable; biaya untuk memindahkan sistem ke technical platform yang lain tidak

dapat diperhitungkan dalam pengembangan sistem, karena sistem akan dipasang

pada technical platform yang tetap.

12. Interoperable; biaya untuk menghubungkan sistem ke sistem lain tidak terlalu

diutamakan, karena tidak ada sistem lain yang perlu dihubungkan dengan sistem.

5.7.2 Component Diagram

Aktivitas dari perancangan arsitektur selanjutnya setelah menentukan kriteria

bagi sistem adalah penentuan rancangan arsitektur komponen. Berdasarkan kebutuhan

sistem untuk dapat diakses oleh 3 user pada tempat yang berbeda-beda, maka ditetapkan

bahwa arsitektur yang digunakan adalah client-server architecture. diagram berikut akan

menyajikan component diagram yang telah ditetapkan bagi sistem.

Page 59: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

139

Diagram 5.30 Component Diagram

5.7.3 Deployment Diagram

Deployment Diagram dibawah ini menggambarkan bagaimana arsitektur sistem

informasi akan dijalankan pada perangkat keras sebenarnya. Beberapa perangkat keras

yang akan digunakan sudah terpasang, sehingga akan mempermudah penggunaan

software, Perangkat keras yang akan digunakan adalah beberapa komputer desktop yang

sudah terpasang di kantor masing – masing pengguna dan sebuah server.

Page 60: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

140

Diagram 5.31 Deployment Diagram

5.8. Rancangan Layar

Sistem informasi yang akan dibuat tidak akan lengkap tanpa aplikasi yang secara

tampilan menarik dan juga mudah digunakan sehingga mempermudah bagi yang

menggunakannya. Oleh karena itu, di bawah ini akan dijelaskan tampilan yang ada di

aplikasi guna menunjang sistem informasi pengendalian kualitas di PT. Percetakan

Penebar Swadaya.

• User Interface Login

Page 61: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

141

Gambar 5.6 User Interface Login

Di layar Login, pengguna sistem informasi pengendalian kualitas majalah harus

memasukkan username dan password yang benar. Pada contoh di atas, username

menggunakan hak akses bagian “PPKP” dengan password: “ppkp”. Terdapat tiga

pengguna yang dapat login ke dalam sistem, yaitu PPKP, Manajer Produksi, dan Kepala

Sortir.

• User Interface Bagian PPKP

Page 62: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

142

Gambar 5.7 User Interface Bagian PPKP

Di layar ini, bagian PPKP memiliki hak untuk mengakses “Kantong Order”,

“Form Data Defect”, “Proyek Six Sigma”, “Cetak Laporan”, “Logout”, dan “About”.

Berikut ini penjelasan setiap window yang bisa diakses PPKP.

1. Kantong Order

Page 63: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

143

Gambar 5.8 User Interface Kantong Order

Di window ini, bagian PPKP akan mengisi detil order dari keterangan yang

didapatkan oleh bagian Sales. Kegunaan dari kantong order ini dengan pengendalian

kualitas adalah sebagai tempat menyimpan informasi produk. Contohnya, saat kualitas

suatu produk menurun dan pelanggan melakukan komplain maka bagian PPKP dapat

melakukan traceback detil spesifikasi produk yang dibuat. Apakah karena jadwal

produksi yang terlalu sempit sehingga kualitas menurun, apa karena faktor finishing

yang diberikan pada produk, jumlah majalah yang dicetak, dan berbagai faktor lainnya

yang dapat mengurangi kualitas produk. PPKP bisa menambah data, menghapus, loncat

ke record awal atau akhir, maupun melihat record secara berurut. Data setiap kantong

order bisa disimpan ke database dengan mengklik tombol ”Save”.

2. Form Data Defect

Page 64: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

144

Gambar 5.9 User Interface Form Data Defect

Window ”Form Data Defect” Majalah ini berfungsi mencatat data harian dari

proses sortir yang dilakukan. Window ini selain dapat diakses oleh bagian PPKP juga

dapat diakses oleh Kepala Sortir. Perbedaannya terdapat pada tujuan pemakaiannya.

Bagian PPKP menggunakan window ini untuk mengecek data yang telah dimasukkan

oleh Kepala Sortir dan jika perlu melakukan perubahan sesuai keperluan. Di window ini,

juga dapat langsung dilakukan perhitungan untuk proporsi cacat, CL, UCL, dan LCL.

3. Proyek Six Sigma – Define VOC

Page 65: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

145

Gambar 5.10 User Interface Define-VOC

Pada window Define-VOC ini, bagian PPKP diminta memasukkan apa

parameter kepuasan pelanggan akan majalah yang dibuat. PPKP dapat melakukan

perubahan ataupun menambahkan jika ada perubahan parameter dari pelanggan. Tujuan

dari window ini adalah agar dapat diketemukan titik kepuasan akan kualitas majalah

antara pelanggan dengan percetakan. PPKP dapat menyimpan data keinginan pelanggan

ini dengan menekan tombol ”Save”.

4. Proyek Six Sigma – Define Charter

Page 66: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

146

Gambar 5.11 User Interface Define-Charter

Pada window Define-Charter ini, bagian PPKP akan memasukkan tujuan dan

detil dari proyek six sigma yang dijalankan. Project Charter ini sebelumnya telah

didiskusikan terlebih dahulu dengan manajer dan akan diubah sesuai kebutuhan. Bagian

PPKP juga dapat dengan mudah untuk menyimpan dan mengupdate detil proyek six

sigma ini.

5. Measure

Page 67: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

147

Gambar 5.12 User Interface Measure

Pengendalian kualitas produk yang ada dalam aplikasi terdapat di window

Measure ini. Pada window ini, bagian PPKP dapat dengan mudah mengkontrol apakah

produk yang telah diperiksa oleh kepala sortir berada dalam kend

ali atau tidak. Bagian PPKP juga dapat menentukan ingin mengamati dari mulai

pengamatan ke berapa sesuai keinginan. Selain itu, di window ini, akan dihitung juga

kapabilitas proses, Defect Per Million, dan tingkat sigma. Bagian PPKP cukup

memasukkan data berurut dari kiri atas ke kanan bawah. Untuk label “Masukkan Nilai

Z”, PPKP dapat menggunakan tabel Z untuk mencari nilainya. Selanjutnya, aplikasi

akan membantu menghitung nilai yang dibutuhkan.

6. Analyze-Pareto

Page 68: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

148

Gambar 5.13 User Interface Analyze-Pareto

Pada window Analyze-Pareto, PPKP dapat dengan cepat membuat report berupa

grafik pareto yang menunjukkan proses mana yang menyebabkan menurunnya kualitas

produk yang diproduksi. Bagian PPKP dapat memasukkan pengamatan yang ingin

dibuat grafiknya. Setelah itu, tombol “Hitung” dapat menghitung secara otomatis jumlah

data defect yang ada di “form data defect”. Kemudian, PPKP dapat menekan tombol

“Buat Grafik Pareto” untuk menampilkan grafik Pareto.

Page 69: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

149

7. Analyze-Fishbone

Gambar 5.14 User Interface Analyze-Fishbone

Pada window Analyze-Fishbone, PPKP dapat memasukkan data penyebab, detil

penyebab, dan Akibat untuk kemudian disimpan ke database. Dengan window ini, PPKP

dapat meringkas penyebab apa yang paling sering membuat kualitas produk menurun

sehingga dapat dilaporkan ke manajer produksi untuk dicari jalan pemecahannya.

8. Improve

Page 70: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

150

Gambar 5.15 User Interface Improve

Pada window Improve, akan dimasukkan berbagai rencana perbaikan yang ingin

diambil agar di proses produksi kualitas produk dapat ditingkatkan lebih baik lagi.

Bagian PPKP dapat mengupdate dan menyimpan data perbaikan dengan menekan

tombol ”Save” yang ada di pojok kanan atas.

9. Control

Page 71: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

151

Gambar 5.16 User Interface Control

Pengendalian kualitas majalah dapat dilakukan dengan cara melakukan

monitoring atau pengawasan. Oleh karena itu, dengan masuk ke window ”Control”,

bagian PPKP dapat dengan langsung menggunakan tool-tool SPC seperti peta kendali,

pareto, dan fishbone untuk melakukan controlling. Di window ini, hanya merupakan

shortcut ke window yang telah dibuat sebelumnya. Contohnya, jika bagian PPKP ingin

mengkontrol apakah proses berada dalam kendali atau tidak, dapat mengklik tombol

dengan label ”1. Lihat Peta Kendali P”. Otomatis, bagian PPKP akan dibawa ke window

”Measure”.

• User Interface Manager Produksi

Page 72: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

152

Gambar 5.17 User Interface Manager Produksi

Di layar ini dapat terlihat di menu bar bahwa manager produksi hanya memiliki

hak akses untuk “Cetak Laporan”, “Logout”, “About”. Berikut ini penjelasannya.

Cetak Laporan

Page 73: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

153

Gambar 5.18 User Interface Cetak Laporan

Pada window cetak laporan ini, manager produksi bisa dengan mudah melihat

dan kemudian mencetak laporan proyek six sigma yang dibutuhkan. Manager produksi

bisa langsung mencetak peta kendali, grafik pareto, data fishbone, dan rencana

perbaikan.

5.9. Pemprogaman

Page 74: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

154

Sistem informasi pengendalian kualitas majalah ini dibuat dengan menggunakan

Microsoft Visual Basic.NET 2005. Alasan penggunaan aplikasi ini karena konsep object

oriented yang dimiliki oleh program ini sehingga cocok dengan pembuatan aplikasi yang

menggunakan konsep OOAD. Selain itu, juga digunakan komponen dari Dundas

(www.dundas.com) untuk membuat grafik pareto dan peta kendali. Untuk database dan

server digunakan Microsoft SQL Server 2000, sehingga database bisa diakses melalui

jaringan atau Local Area Network.

5.10. Technical Platform

Sistem informasi yang telah dibuat ini memerlukan kebutuhan hardware dan

software seperti berikut ini:

• Hardware

a) Server

- Prosesor Intel Pentium IV Xeon 1,7 GHz

- Memori DDR2 2 x 512 MB

- Hard disk SATA II 250 GB dengan kecepatan 10.000 RPM

- DVD-RW untuk backup data

- LAN Card

- Hub/Switch untuk menghubungkan semua jaringan ke server. Minimal terdapat

6 port di Hub/Switch.

- Printer untuk mencetak laporan

b) Workstation

Page 75: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2007-2-000582-TISI-Bab 5.pdf · proses perbaikan dapat dilakukan secara terarah. Pada tahap

155

Prosesor Intel Pentium 3 600 MHz

Memori DDR 256 MB

Hard disk 80 GB

LAN Card

• Software

a) Server

- Windows XP Professional SP 2

- Microsoft SQL Server 2000

b) Workstation

- Windows XP Professional SP 2

- Microsoft Visual Basic. NET 2005

- Dundas charting untuk membuat peta kendali dan grafik pareto