Upload
lamnhan
View
247
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 5keseimbangan pasar uang dan perubahannya
5.1 PASAR UANG
Permintaan akan uang (L) yang dipakai dalam analisis ini adalah
permintaan uang yang dikemukakan oleh Keynes. Keynes mengatakan
bahwa ada tiga macam motif untuk memegang uang :
1. Motif transaksi (Lt)
Dimana uang tunai diperlukan untuk pertukaran barang dan jasa di
masa depan.
2. Motif berjaga-jaga (Lj)
Dimana saldo uang tunai dipegang karena adanya ketidakpastian di
masa depan.
3. Motif spekulasi (Lv)
Dimana uang dipegang jika investasi keuangan diperkirakan akan
mempunyai hasil yang negatif selama periode tertentu.
A. PERMINTAAN AKAN UANG UNTUK MOTIF TRANSAKSI
Rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah memegang saldo uang
tunai jika ada ketidaksamaan sinkronisasi antara penerimaan dan
pengeluaran uang. Lebih lama keterlambatan waktu antara penerimaan
dan pengeluaran pendapatan nominal, lebih besar saldo uang tunai yang
dipegang. Dengan asumsi bahwa uang yang dipegang oleh perusahaan dan
pemerintah serta rumah tangga ditentukan oleh kekuatan yang sama, maka
1
permintaan akan uang untuk keperluan transaksi agregat dalam jangka
pendek merupakan fungsi dari tingkat pendapatan agregat. Jadi, Lt = Lt (Y)
B. PERMINTAAN AKAN UANG UNTUK MOTIF BERJAGA-JAGA
Saldo uang untuk keperluan berjaga-jaga dipegang karena adanya
ketidakpastian tentang penerimaan dan pengeluaran pendapatan di masa
depan. Misalnya, rumah tangga yang mengkonsumsi seluruh
pendapatannya setiap bulan akan berada dalam kesulitan jika penerimaan
pendapatannya kadang-kadang terlambat. Demikian pula halnya jika
rumah tangga tidak dapat memperoleh manfaat dari adanya kesempatan
“pembelian yang menguntungkan” jika saldo uang tunai (uang
menganggur) tidak tersedia.
Determinan permintaan akan uang untuk keperluan berjaga-jaga
adalah sama dengan determinan permintaaan akan uang untuk keperluan
transaksi. Saldo yang diperlukan untuk berjaga-jaga menjadi lebih kecil jika
pendapatan lebih sering diterima. Bila tingkat pendapatan naik, maka saldo
untuk keperluan berjaga-jaga juga naik karena tingkat konsumsi naik.
Tetapi tidak seperti permintaan akan uang untuk keperluan transaksi,
permintaan akan uang untuk keperluan berjaga-jaga mungkin naik bila
kegiatan perekonomian turun. Rumah tangga dan perusahaan mungkin
meminta lebih banyak saldo tunai untuk berjaga-jaga bila mereka menjadi
kurang pasti akan penerimaaan dana. Demikian pula, saldo untuk
keperluan berjaga-jaga mungkin turun bila kegiatan perekonomian
membaik. Kecuali bila ditentukan lain, kita akan mengasumsikan bahwa
terdapat kurva permintaan akan uang untuk berjaga-jaga yang stabil. Kita
2
dapat menyajikan permintaan akan uang baik untuk motif transaksi
maupun motif berjaga-jaga sebagai Lj= Lj (Y).
C. PERMINTAAN AKAN UANG UNTUK MOTIF SPEKULASI
Para pakar ekonomi klasik mangakui bahwa motif transaksi dan
berjaga-jaga adalah alasan yang rasional untuk memegang uang. Tetapi
mereka juga menganggap sebagai tidak rasional bila memegang saldo uang
lebih banyak daripada kebutuhan karena kita tidak memperoleh bunga
dengan memegang uang tunai. Keynes memperkenalkan motif spekulasi
sebagai tambahan alasan yang rasional untuk memegang uang. Dia
memberikan alasan bahwa, tergantung pada hubungan antara suku bunga
sekarang dan masa mendatang, uang mungkin merupakan alat penyimpan
nilai yang lebih baik daripada obligasi.
Dalam memegang obligasi dengan tanggal jatuh tempo tertentu,
terdapat kemungkinan kerugian modal jika suku bunga naik dan surat-
surat berharga dijual sebelum tanggal jatuh tempo. Jadi, hasil efektif
memegang obligasi tidaklah hanya berupa penerimaan pembayaran bunga
saja, tetapi juga berupa keuntungan atau kerugian modal pada waktu
obligasi tersebut dijual.
Jika seorang investor memperkirakan bahwa pada penjualan
obligasi terdapat kerugian modal yang lebih besar dari pendapatan bunga,
maka dia akan lebih suka memegang uang karena ada hasil negatif bila
memegang obligasi. Jika kerugian modal yang diperkirakan sama dengan
pembayaran bunga, baginya tidak ada bedanya apakah memegang uang
atau obligasi. Dan jika pembayaran bunga lebih besar daripada kerugian
modal yang diharapkan, dia akan memegang obligasi. Dalam memilih
3
antara memegang uang atau obligasi semuanya tergantung pada hubungan
antara suku bunga sekarang dengan suku bunga yang diharapkan pada
masa mendatang untuk periode dimana pertukaran dapat dilakukan. Para
individu berbeda pendapat mengenai periode dimana dana harus
diinvestasikan . Mereka juga berbeda pendapat dalam hal perkiraan suku
bunga di masa mendatang. Jadi, permintaan akan uang untuk motif
spekulasi tergantung pada suku bunga sekarang dan perbedaan pendapat
mengenai suku bunga di masa mendatang. Permintaan akan uang untuk
motif spekulasi berhubungan secara negatif dengan suku bunga. Jadi, Lv =
Lv (r).
5.2 GABUNGAN PERMINTAAN AKAN UANG
Permintaan akan uang untuk motif transaksi, berjaga-jaga dan
motif spekulasi dapat digabungkan menjadi satu fungsi permintaan sebagai
berikut :
Permintaan untuk motif transaksi dan berjaga-jaga : Lt = Lt (Y)
Permintaan untuk motif spekulasi : Lv = Lv (r)
Gabungan permintaan akan uang : L = Lt + Lv
Jadi, L = L (Y , r)
5.3 MENURUNKAN KURVA DAN GRAFIK FUNGSI LM
Ekuilibrium di sektor moneter terjadi di mana jumlah uang beredar
M sama dengan permintaan akan uang L. Dengan jumlah uang beredar
tertentu, kombinasi suku bunga dan tingkat pendapatan terjadi dimana
terdapat ekuilibrium antara jumlah uang beredar dan permintaan akan
4
uang. Kombinasi r dan Y yang konsisten dengan ekuilibrium di pasar uang
membentuk kurva LM.
M = L
M = Lt + Lj + Lv
M = (Kt. Y) + (Kj.Y) + (Lo – sr)
M = (Kt + Kj)Y + (Lo – sr)
YLM = M – (Lo – sr)
Ktot
YLM = M – Lo + sr
Ktot Gambar 6.1 Kurva
Keseimbangan Pasang Uang (LM)
Di dalam kurva LM dapat dijelaskan, bahwa semakin tinggi tingkat
bunga mengakibatkan bertambahnya pendapatannya pendapatan
keseimbangan dalam pasar uang, dimana tingkat bunga berubah dari r1
naik ke r2 mengakibatkan berubahnya pendapatan dari Y1 naik menjadi Y2.
Keseimbangan di dalam pasar uang juga dapat dijelaskan melalui grafik
fungsi LM.
Di dalam grafik fungsi LM terdapat 4 kwadran (kurva). Kuadran
pertama merupakan kurva Lv, kwadran kedua merupakan kurva L,M
(dimana terjadi sesuatu keseimbangan antara permintaan dan penawaran
uang dengan demikian kurva tersebut membentuk sudut 450), kuadran
ketiga menggambarkan kurva Lt (motif transaksi dan berjaga-jaga),
kwadran keempat merupakan kurva LM. Pada tingkat bunga sebesar r1
besarnya pendapatan keseimbangan dalam pasar uang sebesar Y1, kondisi
tersebut berdampak pada besarnya jumlah uang yang beredar untuk
tujuan spekulasi sebesar (Lv’) dan pada akhirnya menjadikan besarnya
5
Y0
r2
r1
Y2Y1
r
Y
LM
permintaan untuk motif transaksi dan berjaga-jaga sebesar (Lt’). Naiknya
tingkat bunga dari r1 menjadi r2 justru mengakibatkan turunnya jumlah
uang yang beredar untuk tujuan spekulasi yaitu dari Lv’ menjadi Lv’’ dan
menaikkan jumlah permintaan uang untuk tujuan motif transaksi dan
berjaga-jaga dari Lt’ menjadi Lt’’ .
Gambar 6.2 Grafik Fungsi LM
5.4 PERGESERAN KURVA LM
Kurva ekuilibrium moneter terjadi pada jumlah uang beredar dan
gabungan fungsi permintaan akan uang yang tertentu . Jika permintaan
akan uang dan jumlah uang beredar berubah, maka akan terjadi pergeseran
6
r
YY2Y10 Lv0Y0
LM
Lt
Y450
0 0
r1
r2
Lv1Lv2Lv
Lt
M
M
M1
M2
L,M
L,M
0
r
iv
iii ii
i
kurva LM. Pada umumnya kurva LM bergeser (1) ke kanan jika ada
kenaikan jumlah uang beredar atau penurunan permintaan akan uang dan
(2) ke kiri jika jumlah uang beredar berkurang atau ada kenaikan dalam
permintaan akan uang.
Gambar 6.3 Pergeseran kurva LM
1. Permintaan akan uang untuk motif transaksi disajikan sebagai Lt =
0,60Y. Permintaan akan uang untuk motif spekulasi disajikan sebagai
Lv = Rp 150–750r. r = 7%, 10% serta M = 700 Carilah persamaan untuk
permintaan akan uang!
2. Gunakan persamaan permintaan akan uang dalam soal di atas untuk
mencari jumlah uang yang diminta bila (a) suku bunga adalah 0,35 dan
tingkat pendapatan sama dengan Rp.1200 dan (b) suku bunga adalah
0,20 dan tingkat pendapatan sama dengan Rp1350.
3. Carilah persamaan LM jika (a) M = 400, Lt = 0,5Y, Lv = 80 – 1000 r, atau
(b) M = 360, Lt = 0,40 Y, Lv = 100 – 400 r.
7
LATIHAN
LM0
Y
r
Y1 Y2
r1
r2
0
LM1LM2
4. Jika diketahui jumlah uang yang diminta (M) = 750, persamaan
permintaan uang untuk transaksi Lt = 0,5Y sedangkan persamaan
permintaan uang untuk spekulasi Lv = 100 – 2500r. Tentukan
persamaan untuk permintaan akan uang!
8
BAB 6KESEIMBANGAN pasar barang dan UANG dan
perubahannyaKeseimbangan IS – LM sama dengan ekuilibrium simultan di pasar
barang dan pasar uang, dimana mengharuskan ekuilibrium pada kedua
pasar tersebut pada tingkat pendapatan yang sama dan suku bunga yang
sama. Untuk menentukan besarnya pendapatan nasional dan tingkat bunga
yang menjamin ekuilibrium baik dipasar barang maupun pasar uang
dilakukan dengan mencari titik potong antara kurva IS dan kurva LM.
6.1 Ekuilibrium Pasar Barang dan Pasar Uang
Telah diketahui bahwa kurva IS merupakan kurva yang
menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan nasional pada berbagai
kemungkinan tingkat bunga, dimana dipenuhi syarat ekuilibriumnya pasar
komoditi. Kurva LM dilain pihak merupakan kurva yang menghubungkan
tingkat-tingkat pendapatan nasional pada berbagai kemungkinan tingkat
bunga dimana dipenuhi syarat ekuilibriumnya pasar uang.
Pada umumnya kurva IS mempunyai lereng yang negatif sedangkan
kurva LM mempunyai lereng yang positif. Ini berarti bahwa pada umumnya
tingkat pendapatan nasional yang memenuhi syarat ekuilibriumnya baik
pasar komoditi maupun pasar uang hanya terletak pada satu titik. Yaitu
pada titik potong kurva IS dengan kurva LM. Sehingga dapat dikatakan
berada dalam keseimbangan umum dan titik potongnya disebut titik
ekuilibrium IS – LM.
9
r
LM0
r0
IS0
Y0 Y
Gambar 7.1 Ekuilibrium pasar uang dan pasar barang
6.2 Perubahan Permintaan Investasi
Pergeseran kurva IS dan LM mengubah kondisi ekuilibrium dalam
setiap pasar dan juga tingkat pendapatan serta suku bunga dalam
perekonomian. Pergeseran kurva IS ke kiri menyebabkan tingkat
pendapatan dan suku bunga yang lebih rendah dan sebaliknya. Pergeseran
kurva IS ke kiri antara lain bisa disebabkan penurunan permintaan
investasi.
6.3 Perubahan Pengeluaran Pemerintah dan Perpajakan
Perubahan dalam pengeluaran pemerintah atau pajak-pajak juga
menyebabkan pergeseran dalam kurva IS. Kenaikan pengeluaran
pemerintah menggeser kurva IS ke kanan. Bila tingkat pendapatan naik,
jumlah permintaan uang untuk keperluan transaksi meningkat dan hanya
tersisa sedikit untuk motif spekulasi. Hal ini akan menaikkan suku bunga
yang selanjutnya akan mengurangi volume investasi dan karena itu
menghilangkan sebagian pengaruh yang mendorong kenaikan pengeluaran
pemerintah.
10
6.4 Perubahan Jumlah Uang Beredar
Kurva LM akan bergeser sebagai akibat dari perubahan
(1) permintaan akan uang untuk motif transaksi
(2) permintaan akan uang untuk motif spekulasi
(3) jumlah uang
Jika ada kenaikan jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan kurva LM
bergeser ke kanan.
Gambar 7.2 Grafik Fungsi IS-LM
11
Lv0
LM
Lt
Y450
0 0
r1
r2
Lv1Lv2Lv
Lt
M
M
`
L,
M
L,
M
0
r
iii ii
iI0
I=I
r1
r2
I2I1
r
I
4500
0 0
-a Y0I
S1
S2
Y2Y1Y
s
Y0Y2Y1
r
YIS
0I2I1
I s
iii
ivi
ii
6.5 Permintaan Agregat (AD)
Kurva permintaan agregat memperlihatkan kombinasi tingkat
harga dan tingkat output di mana pasar barang dan pasar uang serentak
berada pada kondisi ekuilibrium. Setiap titik pada kurva permintaan
agregat menggambarkan keseimbangan baik di pasar barang maupun di
pasar uang. Setiap pasang nilai P dan Y pada kurva permintaan agregat
berhubungan dengan satu titik dimana baik pasar barang maupun pasar
uang dalam keadaan keseimbangan.
Kurva AD dapat kita turunkan dari model IS-LM, pada model
tersebut menggambarkan hubungan antara tingkat bunga dan pendapatan
serta hubungan antara tingkat bunga dengan jumlah yang beredar.
r LM0
LM1
IS1
IS0
Y
P
P0
P1
Y
Gambar 7.3 Derivasi Kurva Permintaan Agregat dengan Model IS-LM
12
AD
Y1Y0
Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa terjadi pergeseran skedul
keseimbangan pasar barang dan pasar uang dimana kurva LM bergeser
dari LM0 ke LM1 serta kurva IS bergeser dari IS0 ke IS1 sehingga terjadi
kenaikan pendapatan riil sebesar Y1. Dari sini akan kita dapatkan suatu
kurva permintaan agregat yang mana penurunan harga akan menurunkan
jumlah uang beredar riil dan saldo riil. Sehingga tingkat harga P0 adalah
konsisten dengan tingkat pendapatan riil Y0 dan tingkat harga lebih rendah
adalah konsisten dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi.
1. Diketahui variabel-variabel ekonomi agregatif ebagai berikut:
Tabungan : S = -110 + 0,8Yd
Investasi : I = 150 – 600r
Jumlah uang yang beredar : M = 200
Pengeluaran pemerintah : G = 160
Permintaan uang tunai untuk spekulasi : r = 0,25 – 0,0025 Lv
Permintaan uang untuk trransaksi
Dan berjaga-jaga : Lt = 0,2Y
Pajak : Tx = 12,5 + 0,25Y
Pertanyaan:
a. Berapa besarnya pendapatan nasional dan tingkat bunga
keseimbangan ?
b. Berapa besarnya permintaan uang untuk spekulasi pada keadaan
keseimbagan tersebut
c. Berapa besarnya investasi pada keadaan keseimbangan tersebut?
13
LATIHAN
d. Berapa Konsumsi ekuilibrium pada tingkat pendapatan
ekuilibrium?
e. Gambarkan keadaan diatas pada grafik!
2. Dari suatu model perekonomian diketahui bahwa perrilaku
pengeluaran kosnumsi masyarakat ditunjukkan oleh: C = 150 + 0,625
Y ; pengeluaran investasi sektor perusahaan I = 150 – 100r ;
pengeluaran pemerintah sebesar 20; permintaan uang untuk transaksi
berjaga-jaga sebesar 0,25Y ; permintaan uang tunai untuk spekulasi
sebesar 60 – 200r dan jumlah uang yang beredar sebesar 200
Pertanyaan:
a. Hitunglah tingkat bunga keseimbangan (req)
b. Hitunglah tingkat konsumsi pada tingkat pendapatan
keseimbangan (Ceq)
c. Apabila jumlah uang yang beredar ditambah 50%, cateris paribus,
hitunglah tingkat pendapatan nasional keseimbangan yang baru
(Yeq)
d. Bertitik tolak pada pertanyaan di atas (c) apabila pengeluaran
pemerintah ditambah sebesar 10, maka berapakah besarnya
tingkat bunga keseimbangan dan pendapatan nasional
keseimbangan yang baru?
e. Gambarkan dengan grafik!
3. Diketahui:
S = -100 + 0,375 Y
I = 150 – 100 r
G = 20
Lt = 0,25 Y
14
M = 200
Lv = 60 -200 r
Pertanyaan:
Gambarkan grafik keseimbangan simultasn lengkap dengan
perhitungannya, jika diketahui suku bunga r = 0,1% ; 0,15% ; dan 0,2%!
4. Diketahui S = - 50 + 0,2Y ; I = 200 – 650r ; Lt = 0,2Y ; Lv = 100 – 350r ;
M = 250
Diminta:
a. Berapa tingkat pendapatan nasional keseimbangan?
b. Berapa tingkat konsumsi keseimbangan?
c. Apabila ada pengeluaran pemerintah sebesar 50 satuan uang
berapa YE yang baru?
d. Gambarkan dengan grafik
5. Dalam pererkonomian suatu negara diketahui datanya adalah sebagai
berikut
Pengeluaran konsumsi masyarakat C = 200 + 0,75 Yd
Pengeluaran investasi I = 500 – 600r
Pengeluaran pemerintah sama besarnya dengan jum;lah pajak G = Tx =
40
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga Lt = 0,2Y
Permintaan uang untuk spekulasi Lv = 100 – 200r
Jumlah uang yang ditawarkan M = 600
Diminta:
a. Berapa besarnya pendapatan keseimbangan sekarang?
b. Berapa tingkat bungan yag baru di pasar ?
15
6. Diketahui suatu model ekonomi dua sektor, data ekonomi agregatifnya
adalah sebagai berikut:
C = 90 + 0,625 Yd Lv = 50 – 200r
I = 150 – 100r M = 180
Lt = 0,25Y
Pertanyaan:
a. Tentukan tingkat r dan Y yang memenuhi kondisi keseimbangan
umum
b. Tentukan tingkat r dan Y yang baru yang memenuhi syarat
keseimbangan umum jika seandainya diketahui ada pengeluaran
pemerintah (G) sebesar 10
c. Hitung C, I, Lt, Lv pada posisi keseimbangan umum pada soal a
diatas!
16
BAB 7kebijakan fiskal dan moneter dalam
keseimbangan is-lmKeadaan perekonomian tidak selalu sesuai dengan yang
dikehendaki oleh pemerintah maupun masyarakat. Tingkat inflasi yang
tinggi, pengangguran, neraca pembayaran luar negeri yang terus menerus
defisit merupakan beberapa gejala ekonomi makro yang tidak dikehendaki
suatu negara. Menghadapi kenyataan seperti ini usaha untuk
menghilangkan atau mencegah timbulnya gejala tersebut sangat
diperlukan. Oleh karena itu, secara langsung menyangkut variabel ekonomi
agregatif dan hanya dapat diatasi dengan mengendalikan jalannya
perekonomian sebagai suatu keseluruhan, maka kebijaksanaan yang
diperlukan adalah kebijaksanaan ekonomi makro. Kebijaksanaan
ekonomi makro merupakan tindakan pemerintah untuk mempengaruhi
jalannya perekonomian dengan maksud agar keadaan perekonomian tidak
terlalu menyimpang dari keadaan yang diinginkan. Dua diantara
kebijaksanaan ekonomi makro adalah kebijaksanaan fiskal dan
kebijaksanaan moneter.
7.1 Kebijakan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal sering juga disebut “Politik Fiskal”, bisa
diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang
anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian. Pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
nasional, tingkat kesempatan kerja, tinggi rendahnya investasi nasional,
17
distribusi penghasilan nasional dan sebagainya. Kebijaksanaan fiskal
mempunyai 3 tujuan utama yaitu :
1. Menjamin bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya
menyamai laju pertumbuhan potensial
2. Mempertahankan kesempatan kerja penuh (full employment) untuk
mencapai tingkat harga umum
3. Menaikkan laju pertumbuhan potensial
Pemerintah yang belum melakukan campur tangan melalui
kebijaksanaan fiskal, maka sumber pendapatan nasionalnya adalah
pengeluaran masyarakat untuk barang konsumsi (C) dan pengeluaran
investasi (I) sehingga perumusan pendapatan nasionalnya adalah :
Y = C + I
Aktifnya pemerintah melalui kebijaksanaan fiskal melalui
pengeluaran pemerintah dan menarik pajak dari masyarakat, maka
komposisi pendapatan nasional masyarakat tersebut berubah. Pengeluaran
pemerintah tersebut ada yang bersifat sebagai government expenditure (G)
dan government transfer (Tr).
7.1.1 Pendapatan Nasional dengan Kebijakan Fiskal
Pendapatan nasional masyarakat jika dilihat dari segi pengeluaran
adalah:
Y = C + I + G + Tr
Pendapatan nasional tersebut digunakan untuk konsumsi (C), ditabung (S)
dan membayar pajak (Tx), sehingga pendapatan nasional adalah:
18
Y = C + S + TxApabila kedua rumus tersebut dihadapkan, maka diperoleh persamaan
yaitu:
C + I + G + Tr = C + S + Tx
I + G + Tr = S + Tx
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa pendapatan nasional masyarakat
berada dalam keseimbangan. Meskipun investasi tidak sama dengan
tabungan, jika I + G + Tr = S + Tx, maka pendapatan nasional akan tetap
berada dalam keseimbangan.
7.1.2 Fungsi Konsumsi dan Saving dengan Adanya Tindakan Fiskal
Pemerintah yang melakukan tindakan fiskal berakibat pada
pengeluaran masyarakat untuk konsumsi yang tidak lagi secara langsung
ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional, tetapi ditentukan
oleh tinggi rendahnya pendapatan yang siap untuk dibelanjakan yaitu
disposible income (Yd).
Yd = Y + Tr TxPersamaan fungsi konsumsi dengan kebijakan fiskal adalah
C = a + MPC. Yd
C = a + MPC (Y + Tr Tx)
Persamaan fungsi saving dengan kebijakan fiskal adalah
S = Yd C
= Yd (a + MPC. Yd)
= Yd a MPC. Yd
= (1 – MPC) Yd a
S = (1 – MPC) (Y + Tr Tx) a
19
7.1.3 Penentuan Tingkat Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Cara pertama:
Y = C + I + G
C = a + MPC. Yd
Yd = Y + Tr TxMaka :
Y = C + I + G
Y = a + MPC. Yd + I + G
Y = a + MPC. (Y + Tr Tx )+ I + G
Y = a + MPC. Y + MPC .Tr MPC .Tx + I + G
Y MPC. Y = a + MPC .Tr MPC .Tx + I + G (1 MPC) Y = a + MPC .Tr MPC .Tx + I + G
Y =a+MPC .Tr−MPC .Tx+ I + G(1−MPC )
Cara kedua:S + Tx = G + Tr + I
Yd – C + Tx = G + Tr + I
Yd – (a + cYd) + Tx = G + Tr + I
(Y + Tr – Tx) – [a + c (Y + Tr – Tx)] + Tx = G + Tr + I
Y + Tr – Tx – a – cY – cTr + cTx + Tx = G + Tr + I
Y – cY = -Tr + Tx + a + cTr – cTx –Tx + G + Tr + I
(1 – c) Y = a + cTr – cTx + G + I
Y = a+cTr−cTx+G+ I1−c
20
7.1.4 Angka-Angka Pengganda
Perekonomian tertutup dengan tindakan fiskal membuat kita
mengenal lima macam angka pengganda dan satu angka pengganda
konsumsi. Keenam angka pengganda tersebut adalah:
1. Angka Pengganda Investasi
Angka yang menunjukkan perbandingan antara berubahnya tingkat
pendapatan nasional ekuilibrium dengan berubahnya jumlah
pengeluaran investasi. Formulasi angka pengganda investasi yaitu:
K= ΔYΔI
= 11−c
2. Angka Pengganda Konsumsi
Angka yang menunjukkan perbandingan antara berubahnya tingkat
pendapatan nasional ekuilibrium dengan berubahnya nilai “a”
(besarnya konsumsi pada tingkat disposable income sebesar nol) yang
mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional tersebut.
Formula angka pengganda konsumsi yaitu:
K= ΔYΔa
= 11−c
3. Angka Pengganda Pengeluaran
Asumsikan ada perubahan otonom dalam Go, cateris paribus. Perubahan
tingkat pendapatan ekuilibrium ditentukan oleh persamaan berikut :
ΔY= ΔG1−c
Maka multiplier pengeluaran adalah:
K= ΔYΔG
= 11−c
21
4. Angka Pengganda Pembayaran Transfer
Perubahan tingkat pendapatan ekuilibrium pada persamaan (1) untuk
suatu perubahan otonom pada Tro adalah
ΔY= c . ΔTr1−c
Maka multiplier tranfer adalah
K tr=ΔYΔTr
= c1−c
5. Angka Pengganda Pajak
Nilai perbandingan antara perubahan tingkat pendapatan nasional
ekuilibrium dengan perubahan jumlah pajak yang dipungut oleh
pemerintah yang menyebabkan berubahnya tingkat pendapatan
nasional ekuilibrium. Formula angka pengganda pajak yaitu :
KTx=ΔYΔTx
= −c1−c
6. Multiplier Anggaran Belanja Berimbang
Asumsikan ada perubahan yang sama dalam Go dan Txo, perubahan
tingkat pendapatan ekuilibrium yaitu:
ΔY= ΔG−cΔTx1−c
Asumsikan suatu anggaran belanja berimbang dimana G = Tx,
ΔY= ΔG−cΔG1−c
ΔY=ΔG (1−c )1−c
22
ΔY = ΔGJadi, multiplier untuk perubahan yang sama dalam G dan Tx adalah
Kc = ΔYΔG
= 1
7.2 Kebijakan Moneter
Bank Indonesia bertanggung jawab melaksanakan dan mengawasi
bekerjanya sistem moneter dan perbankan. Ia bertugas melaksanakan
kebijakan yang telah diputuskan oleh Dewan Moneter dan Pemerintah.
Perumusan tujuan kebijakan ekonomi yang hendak dicapai yaitu
“mencapai kesejahteraan ekonomi masyarakat”. Tujuan kebijakan moneter
haruslah dirumuskan secara spesifik untuk menciptakan kesempatan kerja
bagi faktor-faktor produksi hingga dicapai tingkat output kesempatan kerja
penuh tanpa inflasi.
Kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan yang menggunakan
piranti-piranti untuk mempengaruhi dan mengatur penawaran uang atau
jumlah uang beredar dengan tujuan untuk menstabilkan harga dan output
total dan kesempatan kerja jangka pendek, serta mendorong pertumbuhan
ekonomi jangka panjang. Kebijakan moneter akan menaikkan atau
menambah jumlah uang beredar selama perekonomian mengalami resesi
dan kemandegan untuk merangsang pengeluaran dan sebaliknya
membatasi dan mengurangi supplai uang selama masa-masa inflasi untuk
mengerem pengeluaran.
Rantai urutan efek kebijakan moneter berupa perubahan jumlah
uang beredar terhadap kegiatan ekonomi. Otoritas moneter menetapkan
kebijakan moneter sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai melalui
23
berbagai piranti atau teknik kebijakan moneter yang dipilih. Bank sentral
sebagai pelaksana kebijakan dapat mempengaruhi besarnya cadangan
aktual dan cadangan wajib yang harus dipegang oleh bank-bank umum
serta cadangan kelebihan dengan menggunakan piranti kebijakan yang
telah dipilih tersebut. Akibat cadangan kelebihan merupakan dasar
kemampuan bank-bank umum menciptakan uang dengan memberikan
pinjaman maksimum sebesar cadangan kelebihan maka dengan melalui
teknik pengendaliannya Bank Indonesia dapat mempengaruhi jumlah uang
yang beredar, yaitu jumlah yang bank-bank umum mampu dan bersedia
memberikan pinjaman pada berbagai tingkat suku bunga.
Berdasarkan teori Keynesian yang menyatakan bahwa permintaan
dan penawaran uanglah yang menentukan tingkat suku bunga, maka bila
permintaan masyarakat terhadap uang sudah tetap, manipulasi jumlah
uang beredar atau penawaran uang akan mempengaruhi tingkat suku
bunga serta jumlah atau besarnya pinjaman yang ditawarkan oleh bank-
bank umum. Pengeluaran investasi merupakan fungsi yang dipengaruhi
oleh tingkat suku bunga, sehingga perubahan tingkat suku bunga akan
mempengaruhi keputusan pengeluaran investasi yang selanjutnya akan
mempengaruhi tingkat output, kesempatan kerja, pendapatan dan tingkat
harga.
24
Rantai Efek Kebijakan Moneter Perubahan Penawaran Uang
7.3 Kebijaksanaan Ekspansi dan Kebijaksanaan Kontraksi
Keadaan yang ingin dicapai oleh suatu kebijakasanaan disebut
sebagai tujuan kebijaksanaan. Tujuan kebijaksanaan dapat dicapai dalam
bentuk perubahan nilai variabel-variabel tertentu yang diinginkan.
Variabel-variabel yang oleh pemerintah diharapkan nilainya akan berubah
sebagai hasil dari suatu kebijaksanaan disebut dengan variabel target.
Dalam analisa IS-LM, sebagai variabel target baik untuk kebijaksanaan
fiskal maupun kebijaksanaan moneter, yang dipermasalahkan hanya
variabel target tingkat pendapatan nasional (Y) dan tingkat employment.
Oleh karena kebijaksanaan moneter meliputi tindakan pemerintah
yang bertujuan mempengaruhi jalannya perekonomian melalui
penambahan atau pengurangan jumlah uang yang beredar, maka dapat
dikatakan bahwa instrument variabel untuk kebijaksanaan moneter
adalah jumlah uang yang beredar (M) atau yang disebut penawaran uang.
Sedangkan kebijaksanaan fiskal mempunyai pajak (Tx), transfer
25
Kebijakan Moneter
Piranti/teknik Kebijakan Moneter
Cadangan Kelebihan Bank-bank Umum
Supply Uang Suku Bunga Pengeluaran Agregat
pemerintah (T) dan pengeluaran pemerintah (G) sebagai policy
instrument variable.
Kebijaksanaan fiskal dan moneter dapat dibedakan berdasarkan
arah perubahan nilai variabel target yang menjadi tujuan kebijaksanaan.
Dengan dasar pembedaan ini, maka dikenal:
a. Kebijaksanaan ekspansi, yakni kebijaksanaan ekonomi makro yang
mempunyai tujuan untuk memperbesar kegiatan ekonomi dalam
perekonomian.
b. Kebijaksanaan kontraksi, yakni kebijaksanaan ekonomi makro yang
tujuannya ialah untuk menurunkan kegiatan ekonomi dalam
perekonomian.
Kebijaksanaan ekspansi pada umumnya diambil pada masa
perekonomian menghadapi banyak pengagguran dan kapasitas produksi
nasional belum dalam pemanfaatan penuh. Sedangkan kebijaksanaan
kontraksi umumnya dilakukan pada masa perekonomian dalam keadaan
overemployment, yakni keadaan dimana permintaan agregatif melampaui
besarnya kapasitas produksi nasional yang ditandai oleh tingkat inflasi
yang tinggi. Jadi, baik kebijaksaan fiskal atau kebijaksanaan moneter yang
dipergunakan, diharapkan dapat memberikan hasil berupa meningkatnya
pendapatan nasional dan menurunnya tingkat pengangguran.
7.4 Aktivitas Kebijaksanaan Fiskal
Pada dasarnya bahwa target bekerjanya kebijaksanaan fiskal
maupun moneter adalah sama, yakni meningkatkan tingkat pendapatan
nasional. Hanya bedanya kalau kebijaksanaan moneter yang digunakan
sebagai variabel instrument kebijaksanaan adalah M (jumlah uang yang
26
beredar), maka dalam kebijaksanaan fiskal, variabel instrument
kebijaksanaan yang dipergunakan adalah G (pengeluaran pemerintah), Tx
(pajak) dan T (transfer pemerintah.
Dalam kebijaksanaan fiskal, jika tujuan ideal dari perekonomian
makro adalah peningkatan pendapatan nasional, maka melalui analisis
model IS-LM dapat digunakan pengeluaran pemerintah (G), pajak (Tx)
maupun transfer pemerintah (Tr) sebagai variabel instrumen. Dengan
demikian, kebijaksanaan fiskal adalah bagaimana sektor riil dapat
dipengaruhi oleh variabel-variabel tersebut agar kurva IS bergeser ke
kanan. Dengan bergesernya kurva IS ke kanan (dan kurva LM tetap) maka
pendapatan nasional akan meningkat.
7.5 Aktivitas Kebijaksanaan Moneter
Dalam kebijakan moneter, apabila tujuan ideal dari perekonomian
adalah peningkatan pendapatan masional, maka melalui analisa model IS-
LM dapat dipergunakan contoh peningkatan jumlah uang yang beredar (M)
sebagai variabel instrument. Dengan demikian, kebijakan moneter adalah
bagaimana sektor keuangan dapat dipengaruhi oleh variabel M tersebut
agar kurva LM bergeser ke kanan. Dengan bergesernya kurva LM ke kanan
(dan kurva IS tetap) maka pendapatan nasional akan meningkat.
Kebijakan moneter yang berupa penambahan jumlah uang yang
beredar akan menggeser kurva persamaan demand (permintaan) uang
menjadi lebih besar. Pergeseran ini dikarenakan penawaran uang (Ms)
menjadi lebih besar akibat kebijakan moneter tersebut. Hal ini
menandakan bahwa adanya kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh
27
pemerintah dapat mengakibatkan perubahan pada tingkat perekonomian
dari suatu negara.
1. Diketahui pereonomian tiga sektor rumah tangga, perusahaan dan
pemerintah sebagai berikut:
Pengeluaran sektor rumah tangga : C = 40 + 4/5 Yd
Pengeluaran sektor perusahaan : I = 60
Pengeluaran sektor pemerintah : G = 40
Pajak : Tx = 10%Y
Hitunglah:
a. Besarnya pendapatan (Y) keseimbangan
b. Besarnya pendapatan (Y) keseimbangan yang baru, jika dalam
perekonomian tersebut terdapat kenaikan pengeluaran perusahaan
(I) sebesar 20
c. Apabila dalam perekono0mian tersebut diketahui besarnya
pendapatan (Y) full employment adalah 600, maka bertitik tolah
pada soal a, kesenjangan apa yang terjadi dalam perekonomian
tersebut, Jelaskan jawaban saudara
d. Kalau pemerintah ingin menghilangkan kesenjangan (soal nomor c)
melalui pengeluarannya (G), maka bagaimana caranya, Jelaskan
jawaban saudara
2. Jika diketahui pada waktu disponsible income (Yd) besarnya 100, maka
tingkat konsumsi rumah tangga sebesar (C) 90 dan pada waktu
28
LATIHAN
pendapatan disponsible (Yd) sebesar 120, maka besarnya konsumsi (C)
adalah 105.
a. Tentukanlah fungsi konsumsi sektor rumah tangga kalau
seandainya diketahui fungsi tersebut berbentuk linier
Kalau seandainya diketahui besarnya pengeluaran investasi
perusahaan (I) = 5, pengeluaran pemerintah (G) = 10 pajak (Tx) = 4
dan pembayaran transfer (Tr) = 12, maka:
b. Hitunglah besarnya pendapatan nasional keeimbangan
c. Apabila pada perekonomian di atas diketahui besarnya pendapatan
nasional full employment adalah 132, maka kesenjangan (gap) apa
yang terjadi dalam perekonomian tersebut
d. Berapa besarnya kesenjangan (gap) tersebut
3. Diketahui fungsi konsumsi suatu negara per tahun:
C = 0,8 Yd + 40 Tx = 30 m rp per tahun
I = 14 m rp per tahun Tr = 10 m rp per tahun
G = 20 m rp per tahun Tk = 575 m rp per tahun
Agar pendapatan nasional per tahun dapat mencapai ekuilibrium pada tingkat
full employment maka:
a. Berapa besanya pajak (Tx) harus dinaikkan atau diturunkan apabila
pemerintah hanya ingin merubah besarnya pajak saja?
b. Berapa besarnya pengeluaran konsumsi pemerintah (G) harus
dinaikkan/diturunkan apabila pemerintah hanya ingin merubah
pengeluaran konsumsinya saja?
c. Berapa besarnya transfer payment pemerintah (Tr) harus
diperbesar/diperkecil, apabila pemerintah hanya ingin merubah
transfer paymennya saja?
29
d. Apabila pemerintah menjalankan Balance Budget Policy
(Kebijaksanaan Anggaran Berimbang) maka berapa besarnya
perubahan G dan perubahan Tx?
e. Gambarkan
4. Diketahui fungsi konsumsi suatu negara per tahun sebagai berikut:
C = 0,75 Y + 35 m rp Tr = 40 m rp
I = 40 m rp Tx = 20 m rp
G = 60 m rp
a. Berapa besarnya pengurangan/kenaikan pajak agar pedapatan
nasional mencapai ekuilibrium pada tingkat full employment
apabila kapasitas produksi nasional sebesar Rp 630 milyar dan
pemerintah hanya ingin merubah pajak saja.
b. Berapa pengurangan atau kenaikan pengeluaran konsumsi
pemerintah agar pendapatan nasional mencapai ekuilibrium pada
tingkat full employment jika kapasitas produsi naional sebesar Rp
630 milyar tersebut tetapi pemerintah hanya merubah pengeluaran
konsumsinya saja?
c. Pemerintah melaksanakan kebijaksanaan anggaran berimbang.
Berapa pengeluaran konsumsi pemerintah dan pajak setelah
kebijaksanaan, kalau diketahui kapasitas produksi nasional sebesar
Rp 630 milyar?
5. Diketahui suatu perekonomian nasional mempunyai keadaan sebagai
berikut:
Investasi I = 180 – 500I
Tabungan S = 60 satuan
Pajak Tx = 20 + 0,2Y
30
Konsumsi C = 160 + 0,75Yd
Pengeluaran pemerintah G = 160 satuan
Ditanyakan:
a. Pendapatan nasional keseimbangan Yeq
b. Suku bungan Keseimbangan I eq
c. Pajak keseimbangan Teq
d. Apabila pendapatan nasional pada tingkat kesempatan kerja penuh
YFE sama dentgan 1000 satuan. Jelaskan apakah keadaan ekonomi
berada dalam keadaan keseimbangan dengan kesenjangan inflasi
ataukah keenjangan deflasi? Mengapa demikian?
31
DAFTAR PUSTAKA
Dulio, Eugene A. 1994. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Rahardja, P. Dan M. Manurung. 2001. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Soediyono, R. 1992. Ekonomi Makro Analisa IS-LM. Yogyakarta: Liberty.
Soediyono, R. 1992. Ekonomi Makro Pengantar Analisis Pendapatan Nasional. Yogyakarta: Liberty.
Sudarman, Ali dan Algifari. 1990. Ekonomi Mikro-Makro. Yogyakarta: BPFE.
Sudarman, Ali dan Algifari. 1991. Ekonomi Mikro-Makro. Yogyakarta: BPFE.
Waluyo, E. D. 2004. Teori Ekonomi Makro. Malang: UMM Press.
Wibowo, Rudi. 2002. Ekonomi Makro. Jember: Program Studi Agribisnis Program Pasca Sarjana Universitas Jember.
32