2
 BAB I PENDAHULUAN Cedera kepala merupakan suatu masalah kesehatan dan sosioekonomi publik si seluru h dunia. Cedera kepa la menyeb abkan bany akny a ting kat kecacatan pada dewasa muda dengan usia produktif di , kesakitan dan kematian. Hal ini semakin  bertambah seiring dengan peningkatan penggunaan kendaraan bermotor pada ne gara beri nkam ren dah da n me nengah. Menurut WHO, pada tah un 20 20 kecelakaan lalulintas akan menadi penyebab cedera ketiga terbayak di dunia. !aat ini, kriminalitas uga disebutkan menadi salah satu faktor penyebab teradinya cedera kepala. " !alah satu konse p sentra l penei tian#pe neliti an yang dilakuka n yaitu kerusakan neurologis akibat cedera kepala tidak teradi bukan pada saat teradinya cedera melainkan berkembang dalam beberapa am hingga beberapa hari. $emudian,  peningkatan hasil akhir dari perkembangan kerusakan neurologis sekunder men gha silk an pen urunan per fusi sere bra l pad a bagian ota k ya ng men gala mi cedera sehingga penatalaks anaan yang diber ikan saat ini mence gah teradi nya teradinya hal tersebut. %encegahan ini terbukti dapat menurunkan angka kematian  pada cedera kepala dalam kurunwaktu &0 tahun terakhir, walaupun keparahan cedera 'diukur menggunakan (C!), usia, dan yang lainnya uga turut menentukan  prognosis pada cedera kepala. 2 1

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wrwf

Citation preview

BAB IPENDAHULUANCedera kepala merupakan suatu masalah kesehatan dan sosioekonomi publik si seluruh dunia. Cedera kepala menyebabkan banyaknya tingkat kecacatan pada dewasa muda dengan usia produktif di , kesakitan dan kematian. Hal ini semakin bertambah seiring dengan peningkatan penggunaan kendaraan bermotor pada negara berinkam rendah dan menengah. Menurut WHO, pada tahun 2020 kecelakaan lalulintas akan menjadi penyebab cedera ketiga terbayak di dunia. Saat ini, kriminalitas juga disebutkan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya cedera kepala.1Salah satu konsep sentral peneitian-penelitian yang dilakukan yaitu kerusakan neurologis akibat cedera kepala tidak terjadi bukan pada saat terjadinya cedera melainkan berkembang dalam beberapa jam hingga beberapa hari. Kemudian, peningkatan hasil akhir dari perkembangan kerusakan neurologis sekunder menghasilkan penurunan perfusi serebral pada bagian otak yang mengalami cedera sehingga penatalaksanaan yang diberikan saat ini mencegah terjadinya terjadinya hal tersebut. Pencegahan ini terbukti dapat menurunkan angka kematian pada cedera kepala dalam kurunwaktu 30 tahun terakhir, walaupun keparahan cedera (diukur menggunakan GCS), usia, dan yang lainnya juga turut menentukan prognosis pada cedera kepala.21