Upload
bbmnaek
View
1.307
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1. Latar Belakang
Didunia bisnis dan perdagangan banyak pelaku usaha gencar dalam mencari
modal tambahan untuk mengembangkan usahanya. Salah satunya adalah dengan menarik
minat (calon) investor dengan “memamerkan” kinerjanya didalam laporan keuangan, karena
laporan keuangan kerap dijadikan patokan oleh para investor dalam menilai dan memilih
perusahaan yang akan di danainya. Sepenting itukah laporan keuangan? bila dijawab secara
langsung, laporan keuangan memang mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia
bisnis entah itu untuk pelaku bisnis sendiri, investor, pemerintah bahkan masyarakat setempat.
Pelaku bisnis dapat mengembangkan usahanya dengan modal tambahan dari investor,
sebaliknya investor akan mendapatkan return yang menguntungkan dirinya. Dengan
berkembangnya usaha tentu akan menyerap tenaga kerja tambahan yang merupakan kabar
yang menggembirakan bagi masyarakat setempat. Sedangkan pemerintah jelas akan
mendapatkan income dari pajak dan tagihan lainnya yang akan meningkat seiring
berkembangkannya suatu perusahaan diwilayahnya. Tidak hanya itu, laporan keuangan juga
berfungsi sebagai syarat pertanggungjawab penggunaan modal kepada pemilik dan juga
kepada pemerintah (dalam hal ini pertanggungjawaban atas pajak dan pungutan lainnya). Atas
dasar inilah tim penulis akan sedikit membahas tentang laporan keuangan baik itu dari sisi
pengertian, jenis-jenis laporan keuangan, sampai contoh kasus sederhana, pembahasan dan
tentunya tidak lupa kesimpulannya.
Dalam pembahasan ini Tim Penulis akan membatasi masalah laporan keuangan
dengan hanya membahas tentang neraca dan laporan laba/rugi. Namun tidak berarti akan
mengurangi kualitas dari penulisan ini sendiri, karena kedua komponen (neraca dan laporan
laba/rugi) tersebut merupakan komponen vital dalam laporan keuangan.
1.2. Pengertian Umum Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan yang dikenal sebagai laporan keuangan
eksternal atau laporan keuangan umum (general purpose financial statements) yaitu laporan
keuangan yang disusun oleh perusahaan sebagai pertanggungjawaban kepada pihak luar
perusahaan (termasuk pemilik, pemegang saham atau calon investor). Laporan keuangan ini
1
bersifat resmi dan penyusunannya harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam prinsip
akuntansi. Laporan keuangan ini bersifat resmi dan penyusunannya harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam prinsip akuntansi. Karena sifat yang resmi ini, istilah yang digunakan untuk
menunjukkan laporan ini adalah statements bukan reports. Telah disebutkan sebelumnya
bahwa prinsip akuntansi umum (generally accepted accounting principels) terdiri atas standar
yang merupakan ketentuan resmi dan kebiasaan-kebiasaan pelaporan yang lazim dalam dunia
bisnis.
1.3. Kelengkapan Laporan Keuangan
Seperangkat laporan keuangan umum yang lengkap biasanya terdiri atas
(Suwadjono, Pengantar Akuntansi) :
a. Neraca (balance sheet)
b. Laporan laba-rugi (income statement)
c. Laporan perubahan modal (statement of changes in owner’s position)
d. Laporan perubahaan posisi keuangan (statement of changes in financial position)
e. Penjelasan laporan keuangan (notes to financial statements)
f. Laporan keuangan / informasi lain sebagai pelengkap (supplementary information)
Seperangkat laporan keuangan diatas biasanya disusun dan diterbitkan oleh
suatu perusahaan untuk tujuan pertanggungjawaban keuangan (kepada pemilik/pemegang
saham) atau untuk tujuan memenuhi persyaratan-persyaratan dalam memperoleh kredit dari
bank/calon investor atau menjual saham ke pasar modal lantai bursa (dalam hal ini Bursa Efek
Indonesia/BEI atau Indonesia Stock Excanges/IDX ). Dalam hal perusahaan akan menjual
sahamnya ke masyarakat umum, seperangkat keuangan diatas biasanya dimuat dalam
prospektus penawaran penjualan saham perusahaan.
Sebelum laporan keuangan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan,
laporan keuangan biasanya harus diperiksa atau di audit oleh auditor independen (akuntan
publik) untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi serta untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan yang diperiksa tidak mengandung
unsur ketidakjujuran dan kesalahan. Bila hasil pemeriksaan menunjukan bahwa kedua syarat
tersebut dipenuhi maka auditor akan menerbitkan laporan akuntan/pemeriksaan (audit report)
yang menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar.
2
Seperti bahasan diatas bahwa laporan keuangan terdiri dari beberapa
komponen. Namun, Tim Penulis membatasi masalah hanya kepada 2 komponen dari laporan
keuangan yaitu neraca dan laporan laba-rugi.
1.3.1. Neraca
Neraca memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan pada saat
tertentu. Dengan membaca neraca pemilik modal dan pihak-pihak yang berkepentingan akan
dapat menilai likuiditas dan kelancaran operasi perusahaan, menilai struktur pendanaan
perusahaan dan menganalisa komposisi kekayaan dan potensi jasa perusahaan. Di dalam
neraca terdapat dua lajur yaitu aktiva (penggunaan dana) dan pasiva (sumber dana), dimana
biasa dijabarkan dengan formula sebagai berikut :
Pada lajur aktiva dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa subkelompok,
diantaranya yaitu aktiva lancar, aktiva tetap, aktiva tetap tak berwujud, investasi jangka
panjang, dan aktiva lain-lain. Sama seperti aktiva, pasiva juga dapat dijabarkan lagi menjadi
beberapa subkelompok, yaitu utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal.
1.3.1.1. Aktiva lancar
Aktiva lancar (current assets) adalah aktiva yang diharapkan akan segera
terkonversi menjadi kas, terjual atau terpakai dalam kurang dari satu tahun atau kurang dari
satu periode operasi (siklus operasi) normal perusahaan. Periode operasi normal biasanya
diartikan sebagai jangka waktu siklus dari penggunaan kas untuk memperoleh barang dan jasa
dan kemudian mengolah dan menjualnya sampai kas tersebut diperoleh kembali. Kalau siklus
ini tidak jelas waktunya, akuntansi biasanya menggunakan periode satu tahun sabagai periode
operasi normal. Dalam kebanyakan perusahaan periode satu tahun dapat dianggap sebagai
periode normal dan dijadikan dasar untuk periode penyusunan laporan keuangan resmi. Pos-
pos aktiva lancar diurutkan penyajiannya atas dasar kelancarannya. Berikut ini pembahasan
ringkas pos-pos yang termasuk dalam subkelompok aktiva lancar.
3
AKTIVA = PASIVAAKTIVA = UTANG + MODAL
a. Kas (cash). Dalam akuntansi kas dapat diartikan sebagai uang atau alat pembayaran
lain yang dapat disamakan dengan uang dan dapat digunakan secara bebas oleh
perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan. Kas pada umumnya terdiri atas uang
kertas dan logam dan saldo rekening di bank yang penarikannya dapat dilakukan
sewaktu-waktu.
b. Piutang (receivables). Pos ini merupakan tagihan atau klaim perusahaan untuk
menerima kas atau jasa dari pihak lain. Pos ini digolongkan menjadi piutang usaha dan
piutang nonusaha.
c. Surat-surat berharga (marketable sucurities). Pos ini sering disebut juga sabagai
investasi jangka pendek (temporary investments). Pos ini biasanya terdiri dari saham,
obligasi atau surat berharga lainnya yang dibeli perusahaan untuk tujuan
mendayagunakan kelebihan kas yang sementara menganggur (idle money).
d. Persediaan (inventory). Merupakan barang atau bahan yang sengaja diperoleh
perusahaan dan disediakan dalam rangka operasi umum perusahaan. Dalam suatu
periode barang atau bahan tersebut dibeli dan digunakan dan pada akhir periode
biasanya masih terdapat barang atau bahan yang belum terpakai atau terjual.
1.3.1.2. Aktiva Tetap
Aktiva tetap (fixed assets) merupakan semua aset yang memiliki umur lebih dari
satu periode akuntansi (biasanya lebih dari satu tahun). Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah tanah, bangunan, kendaraan dan perlengkapan yang biasanya mempunyai manfaat
jangka panjang dan digunakan dalam operasi perusahaan. Walapun memiliki usia yang panjang
aktiva tetap biasanya dapat menyusut mengikuti usia pakai yang sudah cukup lama.
Subkelompok aktiva tetap yang biasanya dapat menyusut adalah bangunan, kendaraan, dan
mesin atau perlengkapan operasi perusahaan lainnya. Sedangkan tanah cenderung tidak dapat
disusutkan karena sifatnya yang tidak dapat diubah dan dipindah, sebaliknya tanah bisa
memiliki nilai lebih tinggi dari waktu ke waktu.
1.3.1.3. Aktiva Tetap Tak Berwujud
Pos ini biasanya digunakan untuk menunjuk kekayaan perusahaan yang melekat
pada perusahaan secara keseluruhan dan tidak dapat diidentifikasikan secara fisik wujudnya
(intangible assets). Yang termasuk dalam subkelompok ini antara lain adalah hak paten, merek
dagang (trade mark, atau biasa disimbolkan dengan : ™), goodwill, dan lisensi (franchise).
Pada umumnya aktiva tak berwujud ini berupa hak eksklusif yang diperoleh perusahaan dengan
4
membeli atau mengembangkan sendiri dan menjadikannya sebagai hak. Semua pengeluaran
yang berkaitan dengan hak tersebut akan menjadi kos aktiva tetap tak berwujud tersebut. Besar
kemungkinan bila perusahaan yang mencantumkan pos ini kedalam neracanya merupakan
perusahaan besar.
1.3.1.4. Investasi Jangka Panjang
Seperti investasi jangka pendek, investasi jangka panjang (long term
investments) merupakan pembelian aktiva (biasanya dalam bentuk surat berharga) bukan untuk
tujuan operasi perusahaan secara langsung tetapi untuk tujuan yang lain. Berbeda dengan
investasi jangka pendek yang bertujuan untuk sekedar memanfaatkan kas yang menganggur
(idle money), investasi jangka panjang mempunyai tujuan jangka panjang misalnya menguasai
perusahaan lain, pemupukan dana untuk ekspansi atau pelunasan utang dan memperoleh
pendapatan tambahan secara tetap.
1.3.1.5. Aktiva Lain-Lain
Pos-pos yang tidak memenuhi kategori aktiva diatas ditampung atau dimasukan
kedalam aktiva lain-lain. Namun dalam beberapa kasus perusahaan biasanya mencantumkan
aktiva lain-lain bersamaan dengan catatan kecil yang menyertai aktiva jenis ini. Contohnya
adalah uang jaminan kontrak pemasangan instalasi listrik.
1.3.1.6. Utang Jangka Pendek
Sebagai pasangan aktiva lancar, utang lancar (current liabilities) adalah utang
yang akan segera dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun atau kurang dari satu periode
normal sejak tanggal pelaporan (tanggal neraca) dan pelunasannya biasanya menggunakan
sumber ekonomik aktiva lancar. Termasuk dalam utang lancar adalah utang usaha/dagang
(accounts payable), utang wesel (notes payable), utang bunga (accrued interest payable), dan
utang pajak penghasilan.
1.3.1.7. Utang jangka panjang
Bila suatu jumlah utang baru akan terlunasi dalam waktu lebih dari satu periode
normal atau satu tahun, jumlah tersebut akan disajikan sebagai utang jangka panjang. Yang
termasuk dalam pengertian utang jangka panjang adalah utang obligasi (bonds payable), utang
hipotik (mortgaged loan payable), utang belisewa capital (capital lease obligation). Bagian utang
5
jangka panjang yang akan segera dilunasi dalam tahun berikutnya akan disajikan sebagai utang
lancar.
1.3.1.8. Modal
Telah dibahas sebelumnya bahwa secara konseptual dan atas dasar konsep
kesatuan usaha, modal dapat dipandang sebagai “utang” kepada pemilik dana karena itu
klasifikasi modal ada kaitannya dengan bentuk pemilikan perusahaan. Nama subklasifikasi juga
dipengaruhi oleh bentuk perusahaan.
Beberapa buku menyebut subklasifikasi modal ini dengan nama modal sendiri.
Kata “sendiri” di sini tidak jelas yang diacu, apalagi kalau bentuk perusahaan adalah perseroan
terbatas. Berdasarkan sudut pandang kesatuan usaha, istilah sendiri berarti mengacu ke
perusahaan itu. Jadi pengertian modal sendiri sebenarnya mengacu ke modal yang berasal dari
perusahaan dan kalau demikian maka istilah ini hanya cocok untuk menunjuk laba yang
diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan). Karena itu
penggunaan istilah ini sebaiknya dihindari agar tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan).
Karena itu penggunaan istilah ini sebaiknya dihindari agar tidak membingungkan. Barangkali
penggunaan kata sendiri adalah akibat pengaruh penerjemahan kata owner yng disangka
berasal dari kata own yang berarti sendiri. Kalau toh ingin menekankan pada pemilik, istilah
modal pemilik jauh lebih tepat dan deskriptif daripada istilah modal sendiri.
Dengan membaca bagian modal dalam neraca maka sebenarnya dapat segera
diidentifikasi bentuk perusahaan yang dilaporkan. Perusahaan-perusahaan yang menerbitkan
laporan keuangan umum biasanya berbentuk perseroan terbatas atau paling tidak perusahaan
yang berbadan hukum.
1.3.2. LAPORAN RUGI-LABA
Laporan rugi laba memberi informasi tentang keberhasilan manajemen dalam
mengelola perusahaan. Keberhasilan tersebut diukur dengan laba yang merupakan selisih
antara pendapatan dan biaya yang diperkirakan telah mendatangkan pendapatan tersebut.
Secara garis besar ada empat komponen pembentuk laba yaitu pendapatan, untung, biaya, dan
rugi. Untung biasanya diklasfikasi sebagai pendapatan nonoperasi dan rugi diklasifkasi sebagai
biaya nonoperasi. Pada prinsipnya semua perubahan aktiva yang berkaitan dengan
penggunaan dan pengelolaan aktiva akan masuk dalam laporan rugi laba. Walaupun demikian
perlu diadakan klasifikasi dalam penyajan laporan rugi laba karena hal tersebut akan
6
mempermudah pemakai dalam melakukan analisis terhadap laporan rugi laba tersebut. Berikut
ini diuraikan secara ringkas elemen yang membentuk laporan rugi laba.
1.3.2.1. Pendapatan
Pendapatan dalam arti luas adalah kenaikan aktiva bersih atau alliran dana yang
masuk ke kesatuan usaha yang terjadi akibat kegiatan perusahaan selain dari yang diakibatkan
oleh transaksi modal atau pendanaan (financing). Dalam kaitannya dengan operasi perusahaan
yang utama, pendapatan dilasifikasi menjadi komponen sebagai berikut :
Pendapatan operasi (operating revenue)
Pendapatan nonoperasi (nonoperating revenue)
Untung luar biasa (extraordinary gains)
a. Pendapatan operasi
Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam rangka kegiatan
utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan. Nama pendapatan operasi ini dipengaruhi
oleh jenis usaha perusahaan.
Contoh 1 : Untuk perusahaan jasa nama pendapatan disesuaikan dengan bidang usaha
perusahaan tersebut. Misalnya, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa fotokopi akan
menamai pendapatannya dengan pendapatan jasa fotokopi.
Contoh 2 : Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan akan menamakan
pendapatannya dengan pendapatan angkutan.
Contoh 3 : untuk perusahaan perdagangan atau manufaktur, yang memperoleh
pendapatannya dari menjual barang atau produk, pendapatan operasinya disebut dengan
penjualan (sales revenues)
Jadi dalam akuntansi, istilah penjualan juga berarti hasil penjualan yang biasanya merupakan
kuantitas barang terjual dikalikan dengan harga jual.
b. Pendapatan nonoperasi
Pendapatan nonoperasi adalah pendapatan selain yang diperoleh dari kegiatan utama
perusahaan yang sifatnya isidental atau yang tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan
utama perusahaan. Pendapatan ini sering disebut dengan pendapatan lain–lain dan untung
(other revenues and gains).
Contoh : pos yang termasuk dalam pendapatan nonoperasi antara lain : pendapatan bunga,
pendapatan dividen, untung penjualan aktiva tetap, dan untung penjualan investasi.
7
c. Pos atau untung luar biasa
Pos atau untung luar biasa adalah untung nonoperasi yang sifatnya luar biasa baik kejadiannya
maupun jumlahnya biasanya dipisahkan dan disebut dengan pos luar biasa. Untung semacam
ini biasanya diperoleh perusahaan akibat kejadian yang tidak dapat dikendalikan manajemen.
Contoh : suatu perusahaan memperoleh ganti rugi yang besar karena menang dalam perkara
pengadilan dalam kasus pelanggaran hak peten.
1.3.2.2. Biaya
Biaya dalam arti luas adalah penurunan aktiva bersih atau aliran dana
(kekayaan) yang keluar dari kesatuan usaha yang terjadi akibat kegiatan perusahaan selain
yang diakibatkan oleh transaksi modal (pendanaan). Karena biaya merupakan kos atau aktiva
yang dinyatakan dikorbankan dalam memperoleh pendapatan maka ada kaitan antara biaya
dan pendapatan. Kekayaan atau kos yang dianggap keluar dan akan ditandingkan dengan
pendapatan adalah biaya yang diperkirakan telah menghasilkan pendapatan yang diakui dalam
suatu periode. Karena ada kaitan antara biaya dan pendapatan, biaya juga dibagi menjadi
komponen yang parallel dengan komponen pendapatan yaitu :
Biaya operasi terdiri dari :
Kos barang terjual (cost of goods sold)
Biaya administrasi dan umum (general and administrative expenses)
Biaya pemasaran / penjualan (selling expenses)
Biaya nonoperasi terdiri dari :
Biaya nonoperasi (other expenses and losses)
Rugi luar biasa (extraordinary losses)
a. Biaya operasi
Biaya operasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan operasi. Biaya
ini merupakan biaya yang diperlukan untuk menunjang kegiatan utama perusahaan. Rincian
biaya operasi di atas adalah biaya operasi untuk perusahaan dagang karena memuat adanya
kos barang terjual. Kos barang terjual adalah semua kos yang melekat pada barang atau
8
produk yang telah terjual dan mendatangkan pendapatan. Istilah yang sering digunakan untuk
menunjuk jumlah rupiah ini adalah harga pokok penjualan. Kalau barang atau produk
diserahkan kepada pelanggan berarti kos keluar dari perusahaan (aktiva berkurang) menjadi
biaya dan biaya semacam ini jelas merupakan biaya operasi karena berkaitan langsung dengan
pendapatan utama perusahaan. (perlu ditegaskan lagi bahwa biaya adalah kos yang telah
dinyatakan keluar dari kesatuan usaha dan mempunyai kaitan dengan pendapatan suatu
periode).
b. Biaya nonoperasi
Biaya nonoperasi adalah biaya yang terjadi selain dari yang timbul akibat kegiatan utama
perusahaan dan yang sifatnya incidental atau yang tidak secara langsung berkaitan dengan
kegiatan utama perusahaan. Biaya ini sering disebut dengan biaya lain-lain dan rugi (other
expenses and losses).
Contoh : pos yang termasuk dalam biaya nonoperasi antara lain : biaya bunga, rugi penjualan
aktiva tetap, dan rugi penjualan investasi.
c. Pos atau rugi luar biasa
Pos atau rugi luar biasa adalah rugi nonoperasi yang sifatnya luar biasa baik kejadiannya
maupun jumlahnya biasanya dipisahkan dan disebut dengan rugi luar biasa. Rugi semacam ini
biasanya diderita perusahaan akibat kejadian yang tidak dapat dikendalikan manajemen atau
karena kejadian alam. Pada umumnya rugi luar biasa ini terjadi karena musibah (casualty) yang
menimpa perusahaan misalnya banjir atau kebakaran atau musibah lainnya.
9
BAB IISTUDI KASUS
2.1. Laporan Neraca PT. Jasa Marga
NERACAPT. JASA MARGA
Per 31 Desember 2006(dalam ribuan Rupiah)
AKTIVA Total KEWAJIBAN & EKUITAS TotalAktiva Lancar Kewajiban Lancar Kas dan Setara Kas 260,389,712 Hutang Bank 678,274,121Investasi Jangka Pendek 4,614,370 Hutang Usaha 40,003,175Piutang 510,176,847 Hutang Kontraktor 253,992,941Biaya Dibayar Dimuka 7,743,030 Hutang Pajak 23,190,950Pajak Dibayar Dimuka 41,076,873 Hutang Lain-lain 55,178,028Jumlah Aktiva Lancar 824,000,832 Biaya Yang Masih Harus Dibayar 260,350,547
Kewajiban Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun
Aktiva Tidak Lancar Kewajiban Karena Pemberian Hak Pengusahaan Jalan Tol -
Dana Ditetapkan Penggunaannya 98,133,562 Hutang Bantuan Pemerintah 40,628,095Investasi pada Perusahaan Asosiasi 20,045,927 Kewajiban Kerjasama Operasi 1,980,833Investasi Jangka Panjang Lainnya 117,612,443 Jumlah Kewajiban Lancar 1,353,598,690Aktiva Tetap Hak Penguasaan Jalan Tol 6,873,028,007 Kewajiban Tidak Lancar Selain Hak Penguasaan Jalan Tol 79,215,409 Pendapatan Ditangguhkan 22,523,323Aktiva Tetap Dalam Konstruksi 1,820,886,497 Hutang Bank 1,960,235,613Biaya Pelapisan Ulang 136,980,337 Hutang Obligasi 3,705,556,982Piutang Pembebasan Tanah - Kewajiban Pajak Tangguhan 302,554,152Aktiva Lain-lain 285,794,075 Kewajiban Jangka Panjang
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 9,431,696,257Kewajiban Karena Pemberian Hak Pengusahaan Jalan Tol -
Hutang Bantuan Pemerintah 104,286,438 Kewajiban Kerjasama Operasi 79,237,208
Kewajiban Karena Pengakhiran Perjanjian Kuasa Penyelenggaraan 202,454,407
Kewajiban Pembangunan Proyek 139,586,065 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 6,516,434,188 Jumlah Kewajiban 7,870,032,878 Hak Minoritas 117,339 Ekuitas Modal Saham
Modal Ditempatkan & Disetor penuh Rp 1,000,000 per saham 1,000,000,000
Tambahan Modal Disetor 659,222
Laba(Rugi) belum direaliasasikan efek tersedia untuk dijual (385,630)
Saldo Laba 1,385,273,280 Jumlah Ekuitas 2,385,546,872
JUMLAH AKTIVA 10,225,697,089JUMLAH KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN EKUITAS 10,225,697,089
10
Seperti yang telah kami utarakan sebelumnya bahwa kami akan membahas
tentang Laporan Keuangan, namun hanya terbatas pada Neraca dan Laporan Laba/Rugi. Pada
bagian pertama akan dibahas tentang studi kasus neraca yang dikeluarkan oleh pihak PT. Jasa
Marga. Laporan Neraca diatas adalah neraca yang disusun oleh pihak PT. Jasa Marga dengan
tujuan untuk memberikan informasi pada pihak-pihak yang berkepentingan tentang kinerjanya
selama tahun 2006. Semua laporan ini kami dapatkan dari pihak PT. Jasa Marga memalui
piblikasi di internet. Didalam neraca tersebut dapat diketahui bahwa PT. Jasa Marga telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena didalam kolom Kewajiban dan Ekuitas terdapat Akun
modal Saham. Modal saham sendiri merapakan modal yang didapat dari penjualan lembar
saham yang dilakukan oleh piha Jasa Marga.
2.2. Laporan Laba / Rugi
Laporan Laba / RugiPT. JASA MARGA
2006(dalam ribuan Rupiah)
Keterangan TotalPendapatan Operasional Pendapatan pelayanan jalan tol 1,601,598,215 Pendapatan non Operasional Laba(rugi) efek (385,630)Pendapatan Lain-lain 128Jumlaj Pendapatan Total Biaya 1,533,758,890Laba(rugi) sebelum pajak 67,453,823Pajak Penghasilan 5,396,305Laba(rugi)setelah pajak 62,057,518
Tabel diatas merupakan laporan laba / rugi PT. Jasa Marga yang dialami pada
tahun 2006. Sepintas dapat dilihat bahwa laporan laba/rugi pada perusahaan PT. Jasa Marga
mengalami keuntungan (laba). Perlu diingat bahwa pada tahun tersebut PT. Jasa Marga nyaris
tidak memiliki hambatan yang berarti. Tetapi pada tahun berikutnya (akhir 2007) muncul
masalah perihal pembebasan lahan dikawasan Tol (baru) Cikunir. Mungkin Anda masih ingat
11
perihal pembebasan lahan dikawasan Tol Cikunir, dimana pada pihak PT. Jasa Marga terpaksa
harus mengeluarkan uang pembebasan lahan sebanyak 2x lipat yang dipicu tidak jelasnya
kepemilikian lahan tersebut.
12
BAB III
ANALISIS & PEMBAHASAN
3.1. Analisis dan Pembahasan Neraca
Neraca merupakan laporan yang memberikan informasi kepada pihak yang
berkepentingan sebagai bentuk pertanggungjawaban modal sekaligus menilai perusahaan itu
sendiri. Setelah kita melihat bersama neraca PT. Jasa Marga per tanggal 31 Deseber 2006
terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah terlalu banyaknya piutang yang
dimiliki oleh pihak Jasa Marga, kita ketahui bersama bahwa bila suatu perusahaan memiliki
piutang terlalu berlebih dikhawatirkan semua piutang tersebut tidak dapat “diuangkan”. Pada
bab ini akan dibahas tentang neraca PT. Jasa Marga pada tahun 2006. Namun mustahil bila
membahas semua akun-akun yang ada dineraca PT. Jasa Marga tersebut, selain terlalu
banyak akun didalam neraca PT. Jasa Marga, Tim Penulis juga tidak mendapatkan akses untuk
menelusuri akun-akun tersebut lebih jauh, mengingat laporan keuangan (salah satunya neraca)
merupakan “ringkasan” kinerja perusahan yang diberikan untuk pihak luar.
3.1.1. Aktiva
Pada kelompok aktiva (aset) terdapat dua subkelompok yang dibuat oleh Jasa
Marga, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Dari kedua subkelompk tersebut kontribusi
terbesar dihasilkan oleh aktiva tidak tetap.
3.1.1.1. Aktiva Lancar
Hal pertama yang dapat dicermati dalam neraca PT. Jasa Marga yaitu dari
kelompok aktiva lancar. Didalam aktiva lancar ini ada lima akun yang terdiri dari kas dan setara
kas, investasi jangka pendek, piutang, baya dibayar dimuka, pajak dibayar dimuka. Jumlah
aktiva lancar secara keseluruhan adalah sebesar Rp 824.000.832.000. Didalam neraca PT.
Jasa Marga dituliskan jumlah aktiva lancar sebesar 824,000,832. Namun karena keterangan
yang ada pada judul neraca yang menuliskan “dalam ribuan Rupiah” maka angka 824,000,832
dikalikan Rp 1.000 (seribu rupiah) maka akan didapat hasil sebesar Rp 824.000.832.000,-.
Kontribusi jumlah aktiva lancar yang tinggi adalah dari akun piutang sebesar Rp
510.176.847.000,- atau sebesar 61,91% dari jumlah aktiva lancar. Perlu dicermati bahwa
memiliki piutang yang teramat besar sangat dikhawatirkan, karena (mungkin) tidak semua
13
piutang tersebut dapat ditagih oleh pihak Jasa Marga yang akan berakibat buruk pada posisi
keuangan Jasa Marga sendiri.
3.1.1.2. Aktiva Tidak Lancar
Pada dasarnya aktiva tidak lancar dengan aktiva tetap memiliki beberapa
persamaan, yaitu memiliki usia lebih dari satu tahun. Namun pada kasus neraca PT. Jasa
Marga, aktiva tetap tidak langsung dikategorikan sebagai aktiva tidak lancar melainkan
membuat kelompok “terpisah”. Ini mungkin dikarenakan pihak Jasa Marga juga melakukan
investasi pada perusahaan lain. Dimana investasi dan aktiva tak berwujud tidak bisa
dikategorikan langsung sebagai aktiva tetap.
Pada kelompok aktiva tetap, kontribusi terbesar diraih oleh akun Hak
Penguasaan Jalan Tol yang mencapai 72,87% dari jumlah aktiva tidak lancar secara
keseluruhan. Menilik hal tersebut bukan hal aneh, karena telah Kita ketahui bersama bahwa PT.
Jasa Marga merupakan perusahaan tunggal yang bergerak dibidang pelayanan jalan tol Tanah
Air.
3.1.2. Kewajiban dan Ekuitas
Pada kelompok kewajiban dan ekuitas terdapat 3 subkelompok, yaitu kewajiban
lancar, kewajiban tidak lancar dan jumlah ekuitas. Pada kelompok ini kontribusi terbesar
dihasilkan oleh kewajiban tidak lancar.
3.1.2.1. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar merupakan hutang yang harus dilunasi dalam waktu dekat
(jangka pendek). Jumlah kewajiban lancar yang tercatat pada neraca PT. Jasa Marga tahun
2006 adalah sebesar Rp 1.353.598.690.000,-. Jumlah yang cukup besar untuk sebuah utang
jangka pendek, namun mengingat besarnya perusahaan ini jumlah tersebut masih dalam batas
kewajaran. Didalam kelompok ini terdapat akun Hutang Bantuan Pemerintah sebesar Rp
40.628.095.000,- ini mencerminkan bahwa pemerintah juga turut ikut campur dalam melayani
masyarakatnya dibidang transportasi, yang merupakan komitmen pemerintah dalam
memperbaiki transportasi darat Tanah Air.
3.1.2.2. Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban tidak lancar disini merupakan hutang jangka panjang yang dimiliki
oleh PT. Jasa Marga pada Desember 2006. Besarnya kewajiban tidak lancar ini sebesar Rp
14
6.516.434.188.000,-. Kontribusi terbesar dihasilkan oleh Hutang Obligasi yaitu sebesar Rp
3.705.556.982.000,- atau sebesar 54,86% dari jumlah kewajiban tidak lancar secara
keseluruhan. Hutang Obligasi merupakan surat pernyatan hutang yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan yang diperuntukan bagi (calon) investor dengan tujuan untuk menambah modal.
Tentunya besarnya bunga obligasi tergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri dan
mengikuti perkembangan Suku bunga Bank Indonesia (SBI).
3.1.2.3. Ekuitas
Ekuitas merupakan modal yang ditanamkan oleh pihak yang berkepentingan
(pemiliki atau pemegang saham) untuk menjalankan dan mengembangkan suatu kegiatan
usaha. Pada neraca Pt. Jasa Marga tahun 2006 ini jumlah ekuitas mencapai Rp
2.385.546.872.000,-. Yang menarik dari kelompok ekuitas ini adalah adanya kerugian efek
sebesar Rp 385.630.000,- yang justru mengurangi jumlah ekuitas itu sendiri. Cukup aneh
mengingat keadaan lantai bursa pada tahun tersebut (2006) tidak mengalami gejolak yang
berarti.
3.2. Analisis dan Pembahasan Laporan Laba / Rugi
Secara eksplisit Laporan Laba / Rugi yang dikeluarkan oleh pihak Jasa Marga
mengalami keuntungan yang cukup memuaskan, yaitu sebesar Rp 62.057.518.000,-. Namun
perlu diingat bahwa pada tahun tersebut PT. Jasa Marga nyaris tidak memiliki hambatan yang
berarti. Tetapi pada tahun berikutnya (akhir 2007) muncul masalah perihal pembebasan lahan
dikawasan Tol (baru) Cikunir. Mungkin Anda masih ingat perihal pembebasan lahan dikawasan
Tol Cikunir, dimana pada pihak PT. Jasa Marga terpaksa harus mengeluarkan uang
pembebasan lahan sebanyak 2x lipat yang dipicu tidak jelasnya kepemilikian lahan tersebut.
Disini pihak Jasa Marga juga mencantumkan kerugian sebesar Rp 385.630.000,- pada sektor
perdagangan efek. Sayangnya pihak Jasa Marga tidak menyebutkan secara detail tentang
kerugian efek ini secara spesifik di situsnya.
15
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
4.1. Kesimpulan
Laporan Keuangan merupakan laporan pertangungjawaban yang diberikan
kepada pihak yang berkepentingan dan juga sebagai penilaian atas kesehatan serta kinerja
suatu perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari 6 komponen
(Suwadjono, Pengantar Akuntansi) yaitu neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal,
laporan perubahan posisi keuangan(arus kas), penjelasan laporan keuangan dan informasi
pelengkap.
Pada paper ini dibahas mengenai neraca dan laporan laba / rugi lengkap dengan
studi kasus (PT. Jasa Marga) dan pembahasannya. Pada bagian neraca PT. Jasa Marga per
Desember 2006 dapat dilihat bahwa posisi aktiva dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) memimilki
nominal sebesar Rp 10.225.697.089.000,-. Jumlah yang cukup besar bagi sebuah perusahaan.
Hal ini sebenarnya tidak mengejutkan, mengingat bahwa PT. Jasa Marga merupakan
perusahaan tunggal pelayanan jalan tol di Tanah Air. Pada bagian laporan laba/rugi kita dapat
mengetahui bahwa perusahaan tersebut membukukan keuntungan (setelah dikurangi pajak)
sebesar Rp 62.057.518.000,- pada tahun yang sama yaitu 2006.
4.2. Saran
Saran bagi Tim Penulis untuk pihak Jasa Marga adalah untuk terus maju
melayani kebutuhan masyarakat (dalam hal ini pelayanan jalan tol). Dan semoga untuk
kedepannya Jasa Marga tidak lagi tergantung dengan pemerintah dan tetap menjadi Indonesia
Highway Corporation yang berkualitas.
16