6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir semua ahli dan pakar menyatakan bahwa ikan ialah termasuk kelompok vertebrata dengan anggota kelompok paling tinggi (Nelson 2006, Carpenter dan Niem 1998, dalam Wiadnya dan Wijaya 2012). Jumlah total spesies ikan di dunia yang sudah tercatat sampai penemuan sebelum tahun 2004 mencapai 28506 spesies (Frorese dan Pauly 2011, dalam Wiadnya dan Wijaya 2012). Jumlah total spesies ikan yang ditemukan di dalam wilayah perairan Indonesia mencapai 4161 spesies terdiri dari 1125 ikan air tawar dan 3240 jenis ikan laut (Tabel 1). Tabel 1. Jumlah total spesies ikan (tawar dan laut) yang telah berhasil ditemukan pada 10 negara di dunia (Forese dan Pauly 2011, dalam Wiadnya dan Wijaya 2012). NO . NEGARA SPESIE S TAWAR SPESIE S LAUT TOTAL SPESIE S 1 Brazil 2,359 1,019 3,318 2 Amerikan Serikat (semua 924 2,137 2,935

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

up gums

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hampir semua ahli dan pakar menyatakan bahwa ikan ialah termasuk

kelompok vertebrata dengan anggota kelompok paling tinggi (Nelson 2006,

Carpenter dan Niem 1998, dalam Wiadnya dan Wijaya 2012). Jumlah total spesies

ikan di dunia yang sudah tercatat sampai penemuan sebelum tahun 2004 mencapai

28506 spesies (Frorese dan Pauly 2011, dalam Wiadnya dan Wijaya 2012). Jumlah

total spesies ikan yang ditemukan di dalam wilayah perairan Indonesia mencapai

4161 spesies terdiri dari 1125 ikan air tawar dan 3240 jenis ikan laut (Tabel 1).

Tabel 1. Jumlah total spesies ikan (tawar dan laut) yang telah berhasil ditemukan

pada 10 negara di dunia (Forese dan Pauly 2011, dalam Wiadnya dan

Wijaya 2012).

NO. NEGARASPESIES

TAWAR

SPESIES

LAUT

TOTAL

SPESIES

1 Brazil 2,359 1,019 3,318

2 Amerikan Serikat (semua bagian) 924 2,137 2,935

3 Australia 381 3,888 4,110

4 Filipina 361 2,794 2,993

5 Papua New Guinea 397 2,425 2,653

6 Afrika Selatan 214 1,894 2,019

7 Thailand 726 816 1,439

8 Malaysia 599 1,080 1,568

9 Belanda 70 166 210

10 Indonesia 1,125 3,240 4,161

Page 2: BAB I

Organisme akuatik merupakan salah satu indikator baik atau buruknya

kualitas dari suatu sungai. Pada saat ini salah satu sungai di Jawa Barat yaitu sungai

Citarum sedang mengalami kerusakan ekosistem yang di akibatkan oleh pencemaran

air dan bencana alam. Sungai Citarum merupakan salah satu sungai terbesar di Jawa

Barat, dan untuk potensi perikanannya sangat besar. Beberapa jenis ikan asli

(indigenous) sudah dikembangkan, sebagian lagi belum dikembangkan atau bisa jadi

telah punah. Pembangunan waduk dan pencemaran airnya telah menyebabkan

beberapa jenis ikannya menjadi punah (Eclave Conservation 2008 - 2011). Di satu

sisi jumlah jenis ikan semakin hari semakin bertambah karena adanya program

penebaran ikan (restocking), tetapi di sisi lain jumlah jenis ikan aslinya (indigenous)

semakin berkurang.

Adanya kerusakan dan pencemaran pada badan-badan air termasuk sungai,

akan menimbulkan masalah serta berdampak negatif bagi tingkat kelangsungan hidup

ikan-ikan di sungai. Penurunan kualitas perairan yang terjadi di sungai, akan

mengakibatkan penurunan daya dukung perairan terhadap kelangsungan hidup

organisme akuatik di sungai tersebut. Beberapa indikasi yang menyebabkan

berkurangnya ikan asli (indigenous) di sungai Citarum seperti penerbaran ikan non

asli yang menyebabkan ikan asli di perairan tersebut kalah bersaing dan

mengakibatkan kematian ikan aslinya (indigenous). Sulitnya mengembangkan ikan

asli (indigenous) yang memberikan keuntungan dari sisi komersil. Kemudian indikasi

dari pencemaran sungai yang mengakibatkan ikan asli (indigenous) tidak dapat

berkembang karena untuk makanannya (plankton) sendiri tidak dapat tumbuh.

Daftar ikan asli (indigenous) yang di temukan di sungai Citarum (Enclave

Conservation 2008 - 2011):

Arelot

Arengan

Belida Jawa

Belut

Betok

Beunteur

Bogo

Gabus

Genggehek

Gerang/Kebogeran

Page 3: BAB I

Hampala

Jambal

Jeler

Julung-julung

Kancra

Kehkel

Lalawak

Lele

Lempok

Lika Gagak

Lika Lejet

Lubang/Sidat

Moa

Paray

Sidat

Tagih

Tawes

Udang

Balidra

Colot

Gejed

Leat

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang timbul adalah

inventarisasi menjadi kegiatan yang paling baik untuk pelestarian dan pengkayaan

dari suatu spesies flora dan fauna. Terutama organisme akuatik seperti ikan yang

berada di aliran sungai Citarum.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengembangkan, menganalisis

dan melestarikan jenis ikan serta keanekaragaman ikan asli (indigenous) di perairan

sungai Citarum.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam melestarikan

dan mengembangkan serta menginformasikan ikan asli (indigenous) di perairan

sungai Citarum.

1.5. Pendekatan Masalah

Page 4: BAB I

Dari laporan Ekspedisi Cirarum Kompas yang dilakukan sekitar bulan April-

Mei 2011, disebutkan ada sekitar 14 jenis ikan yang menghilang dari sungai Citarum

dalam kurun waktu sekitar 40 tahun hingga 2007 (Kompas, Ikan-ikan pun Kalah di

Citarum 2011, dalam Budiman 2012).

Disebutkan di antara jenis-jenis ikan yang “menghilang” itu adalah sebagai

berikut:

Julung-julung (Dernigebys pussilus)

Tilan (Macrognathus aculeatus)

Tawes (Barbodes goniotus)

Genggehek (Mystacoleucus marginatus)

Arengan (Labeo crysophaekadion)

Kancra (Tor douronensis)

Nilem (Osteochillus hasselti)

Paray (Rasbora argytaenia)

Sedangkan dari 23 jenis ikan asli Sungai Citarum, dari penelitian tahun 1998-

2007, ditemukan 9 jenis asli yaitu hampal (Hampala macrolepidota), lalawak

(Barbodes bramoides), beunteur (Puntius binotatus), tagih (Mystus nemurus),

kebogerang (Mystus negriceps), lais (Lais hexanema), lele (Clarias bratachus),

lempuk (Callichrous bimaculatus), dan gabus (Channa striatus).