12
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem yang komponen-komponennya saling berhubungan, berkaitan, dan saling mempengaruhi dalam mencapai suatu tujuan termasuk pelayanan keperawatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak mungkin terlaksana tanpa adanya pelayanan keperawatan. Sebagai bagian integral dari proses penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, pelayanan keperawatan sangat diperlukan. Hal ini juga tercantum dalam pasal 32 ayat 2 UU RI no.23 tahun 1992 tentang kesehatan, yaitu penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. Dari dasar tersebut bahwa pelayanan keperawatan memegang peranan penting di dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 1

BAB I Dokumentasi dan Kepuasan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tulisan ini berisi BAB I berupa pendahuluan pada penelitian dengan judul hubungan dokumentasi keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien

Citation preview

Page 1: BAB I Dokumentasi dan Kepuasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem yang komponen-

komponennya saling berhubungan, berkaitan, dan saling mempengaruhi dalam

mencapai suatu tujuan termasuk pelayanan keperawatan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak mungkin

terlaksana tanpa adanya pelayanan keperawatan. Sebagai bagian integral dari

proses penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, pelayanan keperawatan

sangat diperlukan. Hal ini juga tercantum dalam pasal 32 ayat 2 UU RI no.23

tahun 1992 tentang kesehatan, yaitu penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. Dari dasar tersebut

bahwa pelayanan keperawatan memegang peranan penting di dalam

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pelayanan kepada pasien secara komprehensif memerlukan pelayanan

keperawatan dengan asuhan keperawatan secara berkesinambungan, yaitu melalui

lima tahapan proses yang konsisten sesuai dengan perkembangan profesi

keperawatan. Tahapan asuhan keperawatan tersebut meliputi pengkajian data,

diagnosa keperawatan, tujuan dan kriteria hasil, rencana tindakan keparawatan,

pelaksanaan tindakan keperawatan, evaluasi hasil tindakan keperawatan, tanda

tangan dan nama terang perawat, catatan keperawatan, resume keperawatan serta

catatan pulang atau meninggal dunia (Nursalam, 2007).

1

Page 2: BAB I Dokumentasi dan Kepuasan

2

Perawat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di rumah sakit

merupakan figur yang terus menerus selama 24 jam memantau perkembangan

pasien secara biopsikososiokultural dan spiritual. Dengan demikian perawat

menjadi ujung tombak mutu pelayanan rumah sakit. Mutu pelayanan keperawatan

yang merupakan hasil kegiatan asuhan keperawatan adalah terjaminnya penerapan

standar asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat, yang mana keseluruhan

proses tersebut harus tertuang dalam dokumen rekam medis. Apabila ada salah

satu proses asuhan keperawatan tidak dilaksanakan dengan baik, maka mutu

pelayanan keperawatan menjadi kurang baik pula, sehingga menimbulkan

keluhan-keluhan baik dari pasien maupun keluarga pasien (Al-Assaf, 2009).

Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan

seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan

pelayanan suatu jasa (Purwanto Setiyo, 2007). Kotler & Keller (2009)

menyatakan kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana evaluasi

yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan konsumen,

sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan.

Oleh karena itu, mengetahui ekspektasi pelanggan sangat penting untuk dipahami.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2007) kepuasan merupakan tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan

dibandingkan dengan harapannya. Apabila persepsi terhadap kinerja tidak baik

bisa memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan. Sebaliknya jika

persepsi terhadap kinerja bisa memenuhi harapan konsumen akan merasa sangat

puas. Saat ini masyarakat Indonesia semakin kritis dalam menyikapi pelayanan

kesehatan yang diberikan. Oleh karena itu, pihak penyedia layanan kesehatan

Page 3: BAB I Dokumentasi dan Kepuasan

3

perlu meningkatkan upaya untuk menjaga agar kliennya tetap puas. Akan tetapi

kenyataannya saat ini masih banyak klien yang belum merasa puas terhadap apa

yang didapatkan dari tempat pelayanan kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2005 yang

meneliti tentang kepuasan pasien di beberapa rumah sakit di Indonesia, rata - rata

hasil data yang didapatkan dari beberapa Rumah Sakit di Indonesia menunjukan

67% pasien mengeluh adanya ketidakpuasan dalam penerimaan pelayanan

kesehatan. Berdasarkan data Indeks Kepuasan Masyarakat yang menjadi database

di RSUD Tugurejo Semarang menunjukkan Data Indeks Kepuasan Masyarakat

RSUD Tugurejo Tahun 2005 – 2008 adalah 72,58 ; 71,89 ; 70,62 ; 69,55. ( Data

diambil dari PT. SRI (Semester 1 tahun 2008 ). Hasil penelitian di Ruang Rawat

Inap kelas III RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menunjukkan bahwa mutu

pelayanan perawat berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pasien

(Andriya, 2009). Tingkat kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan Ruang

Perawatan Mawar RSUD Datu Sanggul Rantau, sebagian besar menyatakan puas

(66%), sedangkan lainnya menyatakan tidak puas (34%). (Jurnal FKPUI, 2010).

Dokumen  merupakan suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan

bukti dalam persoalan hukum.  Sedangkan pendokumentasian  yaitu pekerjaan

mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa

(pelayanan) yang dianggap berharga dan penting. Dokumentasi merupakan suatu

informasi yang lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegia-

tan asuhan keperawatan serta respons pasien terhadap asuhan yang diteri-

manya. Dengan demikian dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang

Page 4: BAB I Dokumentasi dan Kepuasan

4

besar dari catatan klinis pasien yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi

yang terjadi selama asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat

sebagai wahana  komunikasi dan koordinasi antar profesi ( interdisipliner ) yang

dapat dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggung

jawabkan. (Nursalam, 2007). Berdasarkan beberapa hal tersebut, seharusnya

pendokumentasian keperawatan dilakukan dengan baik, tapi kenyataannya saat ini

banyak perawat yang melakukan pendokumentasian keperawatan hanya sebagai

rutinitas saja dan tidak komprehensif.

Data penelitian tentang pendokumentasian asuhan keperawatan beberapa

wilayah di Indonesia hasilnya antara lain yaitu, dari penelitian Abd. Rahim (2009)

tentang penerapan dokumentasi asuhan keperawatan di RSU Daerah Dr. Zainoel

Abidin Nanggroe Aceh Darussalam rata-rata 24,32%. Hasil penelitian oleh

Eveline (2009) tentang hubungan beban kerja perawat dengan kualitas

dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Doris Sylvanus

Palangka Raya, dari data menyebutkan bahwa beban kerja berat maupun beban

kerja ringan menunjukan kualitas dokumentasinya kurang (53,8 %). Penelitian

Isnani (2010) tentang kinerja perawat dalam pendokumentasian Di RSU PKU

Muhammadiyah Surakarta mengatakan ada 40-60% format dokumentasi yang

tidak terisi dalam 1 shif. Dari penelitian Mu'minatus Syarifah (2011) tentang

kualitas dokumentasi di RSI Surabaya dengan sample 39 menunjukkan (38%)

kualitas dokumentasi asuhan keperawatan dalam kategori kurang, sedang (34%)

dan baik (28%). Dari penelitian Agung Duta Nuswantara (2009) tentang

pelaksanaan pendokumentasian di RSK Mojowarno Jombang, disebutkan dari

Page 5: BAB I Dokumentasi dan Kepuasan

5

sampel sebanyak 60 orang. didapatkan tentang pelaksanaan dokumentasi

keperawatan adalah 40 orang ( 66, 6 % ) berada pada klasifikasi sedang, dan 20

orang ( 33, 4 % ) berada pada klasifikasi baik. Hal ini menunjukkan kinerja

bidang rekam medis rumah sakit masih perlu ditingkatkan.

Dalam Nursalam ( 2011 ) menyatakan bahwa salah satu manfaat dari

dokumentasi keperawatan adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Sedangkan hasil beberapa survei menunjukkan bahwa mutu pelayanan yang

diberikan, kecepatan pemberian layanan, prosedur serta sikap yang diberikan oleh

pemberi pelayanan kesehatan itu berhubungan dengan kepuasan pasien (Anwar,

1998 dalam Awinda, 2004). Hal itu didukung dengan pernyataan Suryawati

bahwa kepuasan pasien banyak dipengaruhi secara langsung oleh mutu pelayanan

yang diberikan rumah sakit terutama yang berhubungan dengan fasilitas rumah

sakit, proses pelayanan dan sumber daya yang bekerja di rumah sakit (Suryawati,

dkk., 2008 : 2).

Dari beberapa pernyataan diatas pengawasan terhadap dokumentasi

keperawatan melalui tim audit keperawatan dan supervisi kepala ruangan perlu

ditingkatkan, sehingga kualitas pelayanan yang diberikan bisa meningkat dan

kepuasan pasien dapat tercapai. Berdasarkan semua pernyataan yang sudah

dikemukakan, menurut peneliti perlu dilakukan penelitian apakah ada hubungan

antara dokumentasi asuhan keperawatan dengan kepuasan pasin. Oleh karena itu

penulis tertarik untuk meneliti “HUBUNGAN DOKUMENTASI ASUHAN

KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI IRNA

RSU Dr. SUDIRO HUSODO MOJOKERTO”.

Page 6: BAB I Dokumentasi dan Kepuasan

6

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan, maka dapat ditarik

sebuah rumusan masalah sebagai berikut, yaitu adakah hubungan dokumentasi

asuhan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien di IRNA RSU Dr. Wahidin

Sudiro Husodo Mojokerto ?

1.3. Tujuan penelitian

1.4.1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan dokumentasi asuhan keperawatan dengan tingkat

kepuasan pasien di IRNA RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto

1.4.2. Tujuan khusus

1) Mengidentifikasi dokumentasi asuhan keperawatan di IRNA RSU Dr.

Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto

2) Mengidentifikasi tingkat kepuasan pasien di RSU Dr. Wahidin Sudiro

Husodo Mojokerto

3) Menganalisa hubungan dokumentasi asuhan keperawatan dengan tingkat

kepuasan pasien di IRNA RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Manfaat teoritis

1) Menambah informasi bagi perawat berkenaan dengan manajemen

keperawatan di rumah sakit.

2) Referensi baru dalam bidang keilmuan majajemen keperawatan berkenaan

dengan pelaksanaan dokumentasi dan kepuasan pasien

Page 7: BAB I Dokumentasi dan Kepuasan

7

1.4.2. Manfaat praktis

1) Bagi rumah sakit

Sebagai bahan masukan bagi pengelola rumah sakit untuk meningkatkan

kepuasan pasien yang dirawat di instalasi rawat inap RSU Dr. Wahidin

Sudiro Husodo Mojokerto dengan cara meningkatkan kualitas asuhan

keperawatan yang diberikan melalui pendokumentasian asuhan

keperawatan.

2) Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam bidang penelitian atau research keperawatan

dalam bidang manajemen keperawatan.

3) Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi atau penunjang bagi penelitian yang akan dilakukan

selanjutnya berkenaan dengan manajemen keperawatan terutama masalah

pendokumentasian asuhan keperawatan dan tingkat kepuasan pasien.

1.5. Relevansi

Salah satu tugas dari perawat adalah sebagai researcher dan care giver.

Sebagai seorang researcher seorang perawat harus mampu meneliti

permasalahan-permasalahan terbaru yang muncul atau akan muncul dalam bidang

keperawatan. Sebagai seorang care giver seorang perawat harus mampu

memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif meliputi semua unsur bio-

psiko-sosio-spiritual pada diri manusia. Untuk menciptakan keperawatan yang

komprehensif perlu dilakukan pencatatan atau pendokumentasian yang baik.

Sehingga seorang perawat dapat mengetahui intervensi apa yang sudah dilakukan

dan belum dilakukan. Dengan demikian asuhan keperawatan kepada pasien dapat

terstruktur dan meminimalisir terjadinya pengulangan intervensi yang tidak perlu,

sehingga ahirnya pasien dapat merasa puas. Kepuasan pasien adalah tujuan dari

setiap pelayanan yang diberikan di rumah sakit.