Upload
reni-april-ana
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
1/14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kalium merupakan kation yang memiliki jumlah yang sangat besar dalam
tubuh, dimana sekitar 98% kalium tubuh berada pada intraselular. Kalium berfungsi
dalam sintesis protein, pengeluaran hormon, transpor cairan, perkembangan janin, serta
kontraksi otot dan konduksi saraf. Rasio kalium intraselular dan ekstraselular sangat
penting dalam menentukan potensial membran sel. Sedikit perubahan saja pada kalium
ekstraseluler dapat menimbulkan efek yang cukup berarti terhadap fungsi kardio-
vaskuler dan sistem neuromuskuler.1,2,3,4
Gambar 1. Komposisi elektrolit dalam cairan tubuhSumber: http://facstaff.gpc.edu/~mkim/C1211%261212Lec/04_ElectrolytesInBody.jpg
Hipokalemia (K+ serum
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
2/14
didapati mengalami hipokalemia,5
namun hipokalemia yang bermakna klinik hanya
terjadi pada 45% dari para pasien ini. Sedangkan kekerapan pada pasien rawat-jalan
yang mendapat diuretik golongan thiazid sebesar 40%.6 Di Indonesia belum ada data
yang lengkap terkait insidensi hipokalemia, namun Nasronudin menemukan bahwa
kejadian hipokalemia, di bangsal penyakit dalam divisi penyakit infeksi Rumah Sakit
Dr. Sutomo, adalah sekitar 51% selama rawat inap.
Penyebab dari kondisi hipokalemia sangat beragam, beberapa diantaranya
disebabkan karena pengeluaran kalium yang berlebihan melalui saluran cerna (muntah,
selang nasigastrik, diare, atau pemakaian pencahar), atau melalui ginjal yang terjadi
akibat pemakaian diuretik, khususnya golongan thiazid.
Walaupun kadar kalium dalam serum hanya sebesar 2% dari kalium total tubuh
dan, pada banyak kasus, fluktuasi ringan kadar kalium dapat ditoleransi oleh individu
yang sehat, namun hipokalemia yang berat dapat membahayakan nyawa, khususnya
pada individu dengan gangguan jantung. Sehingga diperlukan pemahaman yang baik
tekait kondisi hipokalemia dan penatalaksanaannya.1,7
B. TUJUAN
Menambah pemahaman terkait kondisi hipokalemia secara umum, dan khusus-
nya pada kondisi gangguan saluran cerna dan pengaruh diuretik sebagai penyebab,
mekanisme patofisiologi, serta penatalaksanaannya.
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
3/14
BAB II
TINJAUAN UMUM KALIUM
A. FISIOLOGI KALIUM
K+ adalah kation utama cairan intrasel yang berfungsi dalam meregulasi enzim
intraselular dan membantu dalam proses eksitabilitas jaringan otot dan jantung. Secara
keseluruhan, tubuh manusia mengandung 50-55 mEq K+ per kilogram berat badan,
dimana 95 hingga 98% ditemukan pada intraselular (ICF; terutama di jaringan otot).
Konsentrasi K+ intrasel normal berkisar pada 140 mEq/L (range 100 -150 mEq/L), dan
konsentrasi ekstraselular (ECF) dijaga pada kisaran 4-5 mEq/L. Fluktuasi ringan dari
konsentrasi K+ ekstrasel dapat berakibat fatal, dan aritmia kordis dapat muncul
bilamana konsentrasi K+ dibawah 3,5 mEq/L atau diatas 5-5,5 mEq/L.7,8
Gambar
Pada manusia, range sempit dari konsentrasi kalium ekstraselular harus dijaga
oleh mekanisme renal dan ekstrarenal. Mekanisme renal berperan utama dalam
eliminasi kalium dari tubuh, menggunakan sistem pump-leak kompleks yangmelibatkan baik mekanisme transport pasif maupun aktif (energy consuming enzyme
Na+, K+, ATPase yang memompa Na+ keluar dan K+ kedalam sel dalam rasio 3:2).
Enzim Na+K+ATPase juga terdapat di jaringan nonrenal (mekanisme ekstrarenal) yang
penting dalam regulasi cepat konsentrasi kalium ektrarenal, karena enzim ini menggeser
K+ langsung ke intrasel. Dalam mekanisme ekstrarenal, enzim ini dipengaruhi oleh
banyak hormone, khususnya insulin dan katekolamin.8,9
Berikut akan dibahas masing-masing mekanisme yang meregulasi konsentrasi
kalium dalam tubuh manusia: 9
1. Mekanisme Ekstra-renal (I nternal Balance)
Setelah makan, absorbs kalium di saluran pencernaan terjadi sangat cepat
dan langsung didistribusikan antara plasma dan kompartemen intraselular. Beberapa
sistem berinteraksi untuk meregulasikan pergerakan kalium transelular. Sistem-
sistem tersebut antara lain:
a. Insulin
Konsentrasi kalium serum yang tinggi meningkatkan kadar insulin.
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
4/14
Ikatan hormone insulin dengan reseptor insulin menyebabkan hiperpolarisasi
membrane sel yang memfasilitasi uptake kalium di hati, lemak, otot skeletal,
dan jantung. Insulin juga mengaktifkan enzim Na+K+ATPase yang menyebab-
kan uptake kalium ke intrasel.
b. Katekolamin
Katekolamin dan methylxanthines dapat menstimulasi reseptor -
adrenergic sehingga terjadi uptake kalium ke hati dan otot. Efek ini diperkuat
oleh cyclic adenosine monophosphate (cAMP) yang diaktivasi oleh enzim
Na+K+ATPase, menyebabkan influs kalium ke dalam sel dan pengeluaran
natrium sebagai gantinya. Agen terapetik seperti teofilin mempotensiasi reseptor
-adrenergic dengan menghambat degradasi cAMP.
Gambar... Mekanisme Homesotasis Kalium Ektrarenal: Insulin dan Katekolamin
Sumber: DeFronzo RA: Regulation of extrarenal potassium homeostasis by insulin and catecholamines. In Current
Topics in Membranes and Transport, vol. 28. Edited by Giebisch G. San Diego: Academic Press; 1987:299329.
c. Aldosteron
Walaupun mineralcorticoid ini memfasilitasi uptake kalium ke otot, bukti
signifikansi klinisnya dari efek ini masih kurang.
d. Asam-basa
Asidosis inorganic (cont: hydrochloric acid) memfasilitasi pergerakan kalium
dari ICF ke ECF. Proton memasuki sel, sedangkan ion inorganic yang
impermeant tidak, sehingga terjadi peningkatan charge positif di ICF.Peningkatan ini mendorong pergerakan kalium ke luar sel. Karen ion organic
Schematic representation of thecellular mechanisms by which insulin and
-adrenergic stimulation promote pota-
ssium uptake by extrarenal tissues. Insulin
binding to its receptor results in hyperpola
rization of cell membranes (1), which faci
litates potassium uptake.
After binding to its receptor, insulin
also activates Na+-K+-ATPase pumps, re-
sulting in cellular uptake of potassium (2).
The second messenger that mediates this
effect has not yet been identified. Cate
cholamines stimulate cellular potassium
uptake via the 2 adrenergic receptor (2R).The generation of cyclic adenosine
monophosphate (3, 5 cAMP) activates
Na+-K+-ATPase pumps (3), causing an
influx of potassium in exchange for
sodium
. By inhibiting the degradation of
cyclic AMP, theophylline potentiates
catecholaminestimulated potassium up-
take, resulting in hypokalemia (4).
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
5/14
(cont: laktat, ketoacid) lebih sulit memasuki sel, maka peningkatan kalium
serum (ECF) tidak terjadi pada asidosis organik.
e. Tonisitas
Hiperglikemi menyebabkan cairan kaya kalium keluar dari sel, sehingga
meningkatkan konsentrasi kalium ECF. Pada kebanyakan kasus, peningkatan
insulin memodulasi dan membalikan efek peningkatan tonisitas ekstraselular ini,
namun ketika insulin tidak dapat ditingkatkan (DM tipe 1) atau hiperglikemia
terjadi secara cepat (cont. pada pemberian glukosa 50%), terjadi hiperkalemia.
Pemberian manitol yang cepat juga menyebabkan hiperkalemia.
2. Mekanime Renal (Eksternal Balance)
Ekskresi urinari kalium merupakan hasil dari perbedaan antara kalium yang
disekresi dan kalium yang direabsorbsi di nefron distal. Kalium secara bebas
difiltrasi di glomerulus. Lebih dari 50% kalium yang difiltrasi direabsorbsi kembali
oleh tubulus proximal kontortus (proximal convulted tubule) melalui jalur
paraselular. Pada tubulus Henle desensus konsentrasi kalium meningkat. Pada
tubulus Henle asensus, kotransporter Na-K-2Cl mereabsorsi kalium. Ketika cairan
mencapai tubulus kontortus distal, hanya tersisa 10-15% kalium yang terfiltrasi.
Kalium disekresikan terutama oleh principal cell di cortical collecting tubule dan
outer medullary collecting tubule. Kalium juga diresorbsi di collecting tubule
melalui efek kerja sel intercalacted.
GambarRenal Handling
More than half of filtered potassium is passively reabsorb-
bed by the end of the proximal convolted tubule (PCT).Potassium is then added to tubular fluid in the descending limb
of Henles loop (see below).
The major site of active potassium reabsorption is thethick ascending limb of the loop of Henle (TAL), so that, by the
end of the distal convoluted tubule (DCT),only 10% to 15% of
filtered potassium remains in the tubule lumen.Potassium is secreted mainly by the principal cells of the
cortical collecting duct (CCD) and outer medullary collectingduct (OMCD). Potassium reabsorption occurs via the intercala-ted cells of the medullary collecting duct (MCD). Urinary pota-
ssium represents the difference between potassium secreted and
potassium reabsorbed.During states of total body potassium depletion, potassium
reabsorption is enhanced. Reabsorbed potassium initially enters
the medullary interstitium, but then it is secreted into the parsrecta (PR) and descending limb of the loop of Henle (TDL).
The physiologic role of medullary potassium recycling
may be to minimize potassium backleak out of the collectingtubule lumen or to enhance renal potassium secretion during
states of excess total body potassium [12].
The percentage of filtered potassium remaining in thetubule lumen is indicated in the corresponding nephron
segment.
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
6/14
Sumber: MacNight ADC: Epithelial transport of potassium.Kidney Int1977, 11:391397.
Penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG/GFR) tidak serta merta
menyebabkan penurunan ekskresi kalium dan kondisi hiperkalemia, hingga GFR
mencapai level dibawah 20 mL per menit. Faktor-faktor utama yang meregulasi
ekskresi kalium antara lain:
a. Distal nephron flow rate dan natrium delivery
Pada kondisi normal, natrium yang dikirim ke cortical collecting tubulus
b. Mineralokortikoid
c. Asupan diet kalium
d. Anion non-absorbable
e. WNK kinase
f.
Walaupun mekanisme ektrarenal mampu menggeser K+ intraselular secara
cepat, namun Peran regulasi kalium juga dipegang oleh intestinal transporters dan ion
channel. 8
Kemajuan dalam pemahaman mekanisme molekular yang berhubungan dengan
transport ion dan channel pada ginjal serta reseptor yang terlibat, sangat berperan dalam
pemahaman yang komprehensif dari fungsi fisiologis yang spesifik dan identifikasi
beberapa defek molecular dari kelainan genetik yang berkaitan dengan metabolisme
kalium.
Tergantung pada diet, normal intake kalium dapat bervariasi antara 50-500
mEq/hari. Intake buah-buahan, sayur, dan gandum mengandung banyak kalium, dan
kebalikannya intake tinggi lemak memberikan asupan kalium rendah.
Sembilan puluh persen (90%) total kalium tubuh berada pada cairan
intraselular (ICF; terutama pada jaringan otot), 10% pada cairan ekstraselular
(ECF), dan kurang dari 1% berada di plasma. Rasio kalium ekstraselular terhadap
kalium intraselular menentukan potensial membrane. Perubahan akut pada
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
7/14
konsentrasi kalium serum dan potensial membrane menentukan derajat keparahan
gejala klinis dan menjadi dasar temuan klinis yang disebabkan oleh gangguan
metabolism kalium.8
Kenyataannya, 98% dari simpanan kalium tubuh (3000-4000 mEq) berada di
dalam sel, dan 2% sisanya (kira-kira 70 mEq) terutama terdapat di kompartemen ECF.
Kadar K+ serum normal adalah 3,55,5 mEq/L dan sangat berlawanan dengan kadar di
dalam sel yang sekitar 160 mEq/L.7,8
Kalium merupakan bagian terbesar zat terlarut intrasel, sehingga berperan
penting dalam menahan cairan di dalam sel dan mempertahankan volume sel. Kalium
ECF, meskipun hanya merupakan bagian kecil dari kalium total, tetapi sangat
berpengaruh dalam fungsi neuromuskular. Perbedaan kadar K+ dalam kompartemen
ICF dan ECF dipertahankan oleh suatu pompa Na-K aktif yang terdapat di membrane
sel.
Rasio kadar K+ ICF terhadap ECF adalah penentu utama potensial membrane
sel pada jaringan yang dapat tereksitasi, seperti otot jantung dan otot rangka. Potensial
membrane istirahat mempersiapkan pembentukan potensial aksi yang penting untuk
fungsi saraf dan otot yang normal. Kadar kalium ECF jauh lebih rendah dibanding
dengan kadar di dalam sel, sehingga sedikit perubahan pada kompartemen ECF akan
mengubah rasio K+ secara bermakna. Sebaliknya, hanya perubahan K+ ICF dalam
jumlah besar yang dapat mengubah rasio ini secara bermakna. Salah satu akibat dari hal
ini adalah efek toksik dari hiperkalemia berat yang dapat dikurangi kegawatannya
dengan menginduksi pemindahan kalium dari ECF ke ICF. Selain berperan penting
dalam mempertahankan fungsi neuromuskuler yang normal, K+ adalah suatu kofaktor
yang penting dalam sejumlah proses metabolic.
Homeostasis K+ tubuh dipengaruhi oleh distribusi antara ECF dan ICF, juga
keseimbangan antara asupan dan pengeluarannya. Beberapa faktor hormonal dan
nonhormonal juga berperan penting dalam pengaturan ini, termasuk aldosteron,
katekolamin, insulin, dan variable asam-basa.
Pada orang dewasa yang sehat, asupan kalium harian adalah sekitar 50-100
mEq. Sehabis makan, semua K+ yang diabsorpsi akan masuk ke dalam sel dalam
beberapa menit; setelah itu ekskresi K+ yang terutama terjadi melalui ginjal akan
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
8/14
berlangsung beberapa jam kemudian. Sebagian kecil (
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
9/14
kalium serum sampai serendah 2,5 mmol per liter setelah pemberian intravenaselama 6 jam.
Teofilin dan kafein bukan merupakan obat simpatomimetik, tetapi bisamerangsang pelepasan amina simpatomimetik serta meningkatkan aktivitas
Na+
/K+
ATP ase. Hipokalemia berat hampir selalu merupakan gambaran khasdari keracunan akut teofilin. Kafein dalam beberapa cangkir kopi bisamenurunkan kalium serum sebesar 0,4 mmol/L. Karena insulin mendorongkalium ke dalam sel, pemberian hormon ini selalu menyebabkan penurunansementara dari kalium serum. Namun, ini jarang merupakan masalah klinik,kecuali pada kasus overdosis insulin atau selama penatalaksanaanketoasidosis diabetes.
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
10/14
Obat-obat lain yang bisa menyebabkan hipokalemia dirangkum dalam tabel:
Deplesi Kalium
Hipokalemia juga bisa merupakan manifestasi dari deplesi cadangan kaliumtubuh. Dalam keadaan normal, kalium total tubuh diperkirakan 50 mEq/kgBBdan kalium plasma 3,5--5 mEq/L. Asupan K+ yang sangat kurang dalam dietmenghasilkan deplesi cadangan kalium tubuh. Walaupun ginjal memberitanggapan yang sesuai dengan mengurangi ekskresi K+, melalui mekanismeregulasi ini hanya cukup untuk mencegah terjadinya deplesi kalium berat. Padaumumnya, jika asupan kalium yang berkurang, derajat deplesi kalium bersifatmoderat. Berkurangnya asupan sampai
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
11/14
Kehi langan K+Melalui Ginjal
Diuretik boros kalium dan aldosteron merupakan dua faktor yang bisamenguras cadangan kalium tubuh. Tiazid dan furosemid adalah dua diuretikyang terbanyak dilaporkan menyebabkan hipokalemia
Impl ikasi Kl in ik pada Pasien Penyakit Jantung2
Tidak mengherankan bahwa deplesi kalium sering terlihat pada pasien denganCHF. Ini membuat semakin bertambah bukti yang memberi kesan bahwapeningkatan asupan kalium bisa menurunkan tekanan darah dan mengurangirisiko stroke. Hipokalemia terjadi pada pasien hipertensi non-komplikasi yangdiberi diuretik, namun tidak sesering pada pasien gagal jantung bendungan,sindrom nefrotik, atau sirosis hati. Efek proteksi kalium terhadap tekanan darahjuga dapat mengurangi risiko stroke.
Deplesi kalium telah dikaitkan dalam patogenesis dan menetapnya hipertensiesensial. Sering terjadi salah tafsir tentang terapi ACE-inhibitor (misalKaptopril). Karena obat ini meningkatkan retensi kalium, dokter engganmenambah kalium atau diuretik hemat kalium pada terapi ACE-inhibitor. Padabanyak kasus gagal jantung bendungan yang diterapi dengan ACE-inhibitor,dosis obat tersebut tidak cukup untuk memberi perlindungan terhadapkehilangan kalium.
Potensi digoksin untuk menyebabkan komplikasi aritmia jantung bertambah jikaada hipokalemia pada pasien gagal jantung. Pada pasien ini dianjurkan untukmempertahankan kadar kalium dalam kisaran 4,5-5 mmol/L. Nolan dkk.mendapatkan kadar kalium serum yang rendah berkaitan dengan kematiankardiak mendadak di dalam uji klinik terhadap 433 pasien di UK.
Hipokalemia ringan bisa meningkatkan kecenderungan aritmia jantung padapasien iskemia jantung, gagal jantung, atau hipertrofi ventrikel kanan.Implikasinya, seharusnya internist lebih "care" terhadap berbagai konsekuensihipokalemia. Asupan kalium harus dipikirkan untuk ditambah jika kadar serumantara 3,5--4 mmol/L. Jadi, tidak menunggu sampai kadar < 3,5 mmol/L.
Derajat Hipokalemia
Hipokalemia moderat didefinisikan sebagai kadar serum antara 2,5--3 mEq/L,sedangkan hipokalemia berat didefinisikan sebagai kadar serum < 2,5 mEq/L.Hipokalemia yang < 2 mEq/L biasanya sudah disertai kelainan jantung danmengancam jiwa.
Hipokalemia pada Anak
Hipokalemia pada anak juga merupakan gangguan elektrolit yang lazimdijumpai dan memiliki manifestasi beragam serta serius, seperti kelumpuhanotot, ileus paralitik, kelumpuhan otot pernapasan, aritmia jantung, dan bahkan
henti jantung. Dari suatu kajian prospektif terhadap 1350 anak yang dirawat-inap6, diagnosis hipokalemia dipikirkan pada setiap anak dengan diare akut
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
12/14
dan kronik dengan gambaran klinik leher terkulai, kelemahan anggota gerak,dan distensi abdomen. Sebanyak 38 anak didiagnosis sebagai hipokalemia,dengan gejala bervariasi sebagai berikut:
Sebanyak 85% dari anak yang hipokalemia tersebut mengidap malnutrisi dan
50% di antaranya dikategorikan malnutrisi berat. Berbagai etiologi hipokalemiamencakup gastroenteritis akut dan kronik, renal tubular asidosis,bronkopneumonia, serta penggunaan diuretik. Pemberian kalium oral (20mEq/L) pada kasus ringan dan infus intravena 40 mEq/L pada kasus berat,diketahui aman dan efektif mengatasi hipokalemia.
Hipokalemia pada Pasien Bedah7
Hipokalemia lazim dijumpai pada pasien bedah. K+ < 2,5 mmol/L berbahayadan perlu tatalaksana segera sebelum pembiusan serta pembedahan. Defisit200400 mmol perlu untuk menurunkan K
+ dari 4 ke 3 mmol/L. Demikian juga
defisit serupa menurunkan K+ dari 3 ke 2 mmol/L.
Sebab-sebab
Asupan berkurang: asupan K+ normal adalah 40120 mmol/hari. Umumnya iniberkurang pada pasien bedah yang sudah anoreksia dan tidak sehat.
Meningkatnya influks K+ ke dalam sel: alkalosis, kelebihan insulin, B-agonis,stress, dan hipotermia. Semuanya menyebabkan pergeseran K+ ke dalam sel.Tidak akan ada deplesi K+ sejati jika ini adalah satu-satunya penyebab.
Kehilangan berlebihan dari saluran cerna: muntah-muntah, diare, dan drainaseadalah gambaran khas seorang pasien sebelum dan setelah pembedahanabdomen. Penyalahgunaan pencahar pada usia lanjut biasa dilaporkan danbisa menyebabkan hipokalemia pra-bedah.
Kehilangan berlebihan dari urin: hilangnya sekresi lambung, diuretik, asidosismetabolik, Mg++ rendah, dan kelebihan mineralokortikoid menyebabkanpemborosan K+ ke urin. Mekanisme hipokalemia pada kehilangan cairanlambung bersifat kompleks. Bila cairan lambung hilang berlebihan (muntahatau via pipa nasogastrik), NaHCO3 yang meningkat diangkut ke tubulus ginjal.Na+ ditukar dengan K+ dengan akibat peningkatan ekskresi K+. Kehilangan K+melalui ginjal sebagai respons terhadap muntah adalah faktor utama yangmenyebabkan hipokalemia. Ini disebabkan kandungan K+ dalam sekresilambung sedikit. Asidosis metabolik menghasilkan peningkatan transpor H+ ketubulus. H+ bersama K+ bertukar dengan Na+ , sehingga ekskresi K+ meningkat.
Keringat berlebihan dapat memperberat hipokalemia.
Risiko
Aritmia jantung, khususnya pada pasien yang mendapat digoksin. Ileus paralitik berkepanjangan Kelemahan otot Keram
Pendekatan Diagnostik
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
13/14
Anamnesis biasanya memungkinkan identifikasi faktor penyebab. pH darah dibutuhkan untuk menginterpretasikan K+ yang rendah. Alkalosis
biasa menyertai hipokalemia dan menyebabkan pergeseran K+ ke dalam sel.Asidosis menyebabkan kehilangan K+ langsung dalam urin.
Hipokalemia pada Pasien Stroke
8
Dalam suatu kajian observasi terhadap 421 pasien stroke, 150 pasien infarkmiokard, dan 161 pasien rawat-jalan dengan hipertensi, didapatkan hasilsebagai berikut:8 Hipokalemia didapatkan lebih sering pada pasien strokedibandingkan pasien infark miokard, yakni 84 (20%) vs 15 (10%), p = .008) ataupasien hipertensi 84 (20%) vs 13 (8%), p < .001. Bahkan, ketika pasien yangdiberi diurteik dikeluarkan dari analisis 56 (19%) vs 12 (9%) kelompok pasieninfark, p = .014 dan 56 (19%) vs 4 (5%) kelompok hipertensi, p = .005, masing-masing. Pada analisis terhadap kelangsungan hidup, kadar kalium yang lebihrendah ketika pasien masuk berkaitan dengan meningkatnya risiko kematian.
Tatalaksana Hipokalemia
Untuk bisa memperkirakan jumlah kalium pengganti yang bisa diberikan, perludisingkirkan dulu faktor-faktor selain deplesi kalium yang bisa menyebabkanhipokalemia, misalnya insulin dan obat-obatan. Status asam-basamempengaruhi kadar kalium serum.
Jum lah Kal ium
Walaupun perhitungan jumlah kalium yang dibutuhkan untuk mengganti
kehilangan tidak rumit, tidak ada rumus baku untuk menghitung jumlah kaliumyang dibutuhkan pasien. Namun, 40100 mmol K
+ suplemen biasa diberikanpada hipokalemia moderat dan berat.
Pada hipokalemia ringan (kalium 33,5 mEq/L) diberikan KCl oral 20 mmol perhari dan pasien dianjurkan banyak makan makanan yang mengandung kalium.KCL oral kurang ditoleransi pasien karena iritasi lambung. Makanan yangmengandung kalium cukup banyak dan menyediakan 60 mmol kalium 5.
Kecepatan Pemberian Kalium Intravena
Kecepatan pemberian tidak boleh dikacaukan dengan dosis. Jika kadar serum> 2 mEq/L, maka kecepatan lazim pemberian kalium adalah 10 mEq/jam danmaksimal 20 mEq/jam untuk mencegah terjadinya hiperkalemia. Pada anak,0,51 mEq/kg/dosis dalam 1 jam. Dosis tidak boleh melebihi dosis maksimumdewasa.
Pada kadar < 2 mEq/L, bisa diberikan kecepatan 40 mEq/jam melalui venasentral dan monitoring ketat di ICU. Untuk koreksi cepat ini, KCl tidak bolehdilarutkan dalam larutan dekstrosa karena justru mencetuskan hipokalemialebih berat.
Koreksi Hipokalemia Perioperat i f
7/28/2019 BAB I HIPOKALEMIA.docx
14/14
KCL biasa digunakan untuk menggantikan defisiensi K+, karena juga biasadisertai defisiensi Cl-.
Jika penyebabnya diare kronik, KHCO3 atau kalium sitrat mungkin lebih sesuai. Terapi oral dengan garam kalium sesuai jika ada waktu untuk koreksi dan tidak
ada gejala klinik. Penggantian 4060 mmol K+ menghasilkan kenaikan 11,5 mmol/L dalam K+
serum, tetapi ini sifatnya sementara karena K+ akan berpindah kembali kedalam sel. Pemantauan teratur dari K+ serum diperlukan untuk memastikanbahwa defisit terkoreksi.
Kal ium iv
KCl sebaiknya diberikan iv jika pasien tidak bisa makan dan mengalamihipokalemia berat.
Secara umum, jangan tambahkan KCl ke dalam botol infus. Gunakan sediaansiap-pakai dari pabrik. Pada koreksi hipokalemia berat (< 2 mmol/L), sebaiknyagunakan NaCl, bukan dekstrosa. Pemberian dekstrosa bisa menyebabkan
penurunan sementara K+ serum sebesar 0,21,4 mmol/L karena stimulasipelepasan insulin oleh glukosa.
Infus yang mengandung KCl 0,3% dan NaCl 0,9% menyediakan 40 mmol K+ /L.Ini harus menjadi standar dalam cairan pengganti K+.
Volume besar dari normal saline bisa menyebabkan kelebihan beban cairan.Jika ada aritmia jantung, dibutuhkan larutan K+ yang lebih pekat diberikanmelalui vena sentral dengan pemantauan EKG. Pemantauan teratur sangatpenting. Pikirkan masak-masak sebelum memberikan > 20 mmol K+/jam.
Konsentrasi K+ > 60 mmol/L sebaiknya dihindari melalui vena perifer, karenacenderung menyebabkan nyeri dan sklerosis vena.
Kesimpulan
Hipokalemia merupakan kelainan elektrolit yang cukup sering dijumpai dalampraktik klinik, dan bisa mengenai pasien dewasa dan anak. Berbagai faktorpenyebab perlu diidentifikasi sebagai awal dari manajemen. Pemberian kaliumbukanlah sesuatu yang perlu ditakuti oleh para klinisi, seandainya diketahuikecepatan pemberian yang aman untuk setiap derajat hipokalemia. Pemberiankalium perlu dipertimbangkan pada pasien-pasien penyakit jantung, hipertensi,stroke, atau pada keadaan-keadaan yang cenderung menyebabkan deplesikalium.