Bab I-III (27 JULI)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    1/44

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Era globalisasi di abad 21 ini, persaingan bisnis antar perusahaan

    semakin ketat baik dipasar domestik maupun internasional. Untuk

    memenuhi kepuasan pasien pada industri jasa, kualitas pelayanan

    sangat penting untuk dikelola dengan baik. Kualitas pelayanan

    merupakan tingkat keunggulan dan pengendalian yang diharapkanuntuk memenuhi keinginan konsumen (Kotler, 2005).

    Pelayanan adalah semua upaya yang dilakukan karyawan untuk

    memenuhi keinginan konsumennya dengan jasa yang akan diberikan.

    Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien, ditentukan oleh

    kenyataan apakah jasa yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan

    pasien, dengan menggunakan persepsi pasien tentang pelayanan

    yang diterima (memuaskan atau mengecewakan, termasuk lamanya

    waktu pelayanan). Kepuasan dimulai terhadap penerimaan pasien dari

    pertama kali datang sampai meninggalkan Rumah Sakit. Pelayanan

    dibentuk berdasarkan 5 prinsip Service Quality yaitu kehandalan

    (reliability) , daya tanggap (responsiveness) , jaminan (assurance) ,

    perhatian (empathy) dan bukti fisik (tangibles) . Faktor utama yang

    mempengaruhi kepuasan pasien adalah lengkapnya peralatan medis,

    bangunan dan fasilitas Rumah Sakit yang memadai, serta

    1

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    2/44

    kelengkapan sarana pendukung dalam pelayanan (Anief, 2000).

    Kualitas pelayanan dimulai dari kebutuhan konsumen dan

    berakhir pada persepsi konsumen. Hal ini dapat diartikan bahwakualitas yang baik dilihat dari persepsi konsumen bukan persepsi

    produsen. Persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan

    merupakan penilaian total atas keunggulan suatu produk yang berupa

    barang ataupun jasa.

    Harapan konsumen merupakan keyakinan konsumen sebelum

    membeli produk yang akan dijadikan standar dalam menilai kinerja

    produk tersebut. Harapan konsumen dibentuk dari pengalaman masa

    lalu, dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi konsumen dan promosi

    perusahaan. Harapan merupakan tuntutan atau keinginan konsumen

    yang seharusnya dipenuhi oleh penyedia jasa, sedangkan sikap

    merupakan orientasi relatif yang berpengaruh terus menerus dalam

    jangka waktu yang lama terhadap proses dan produk (Anonim, 2004).

    Rumah Sakit sebagai institusi jasa kesehatan masyarakat umum

    tidak hanya dituntut untuk memenuhi pelayanan kesehatan yang baik,

    akan tetapi harus mampu bersaing untuk mempertahankan

    kelangsungan hidupnya dengan memberikan kualitas pelayanan yang

    terbaik. Tuntutan ini mutlak agar tercipta sebuah loyalitas konsumen

    yang kelak akan menjadi asset berharga bagi Rumah Sakit dimasa

    depan. Oleh karena itu, diperlukan konsep berwawasan pelanggan

    dimana Rumah Sakit memusatkan perhatian penuh terhadap

    2

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    3/44

    kebutuhan dan keinginan pasien. Dalam memenuhi kebutuhan pasien

    tersebut, pelayanan prima menjadi utama dalam pelayanan Rumah

    Sakit. Pelayanan prima di Rumah Sakit akan tercapai jika SDM Rumah

    Sakit mempunyai ketrampilan khususnya, diantaranya memahami

    produk secara mendalam, berpenampilan menarik, bersikap ramah

    dan bersahabat, responsif (peka) dengan pasien, menguasai

    pekerjaan, berkomunikasi secara efektif dan dan mampu menanggapi

    keluhan pasien secara professional (Siregar, 2004).

    Usaha-usaha yang dilakukan Rumah Sakit untuk mencapaikualitas pelayanan yang baik belum tentu sesuai dengan harapan-

    harapan yang diinginkan pasien, karena pada kenyataannya pasien

    belum tentu mendapatkan kepuasan sesuai dengan harapan pasien.

    Kepuasan yang dirasakan konsumen tergantung dari persepsi mereka

    terhadap harapan dan kualitas pelayanan yang diabaikan Rumah

    Sakit. Tingkat persaingan Rumah Sakit saat ini sangat tinggi, agar

    dapat bertahan dan berkembang pihak Rumah Sakit harus proaktif dan

    memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumennya.

    Dengan cara memahami persepsi konsumen mengenai pelayanan di

    Rumah Sakit serta menerapkan sesuai dengan keinginan konsumen,

    Rumah Sakit akan mampu bertahan dan unggul di era globlalisasi saat

    ini. Masalah ini disebabkan karena pasien merupakan sumber

    pendapatan yang ditunggu oleh Rumah Sakit, baik secara langsung

    3

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    4/44

    (out of pocket) maupun secara tidak langsung melalui asuransi

    kesehatan (Aditama, 2004).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien dan menjadi

    masalah khususnya di negara-negara maju yaitu umur, jenis kelamin,

    hubungan pasien dengan petugas, harapan, jenis penyakit, pemilihan

    penyedia layanan kesehatan dan sosial ekonomi.

    Faktor asuransi kesehatan menjadi masalah penting dalam hal

    permintaan pelayanan kesehatan. Adanya asuransi kesehatan dan

    jaminan kesehatan dapat meningkatkan permintaan terhadappelayanan kesehatan. Secara nyata di negara-negara maju, sistem

    asuransi kesehatan berjalan dengan pendekatan ekonomi yaitu

    demand dan supply , sedangkan bagi mereka yang miskin akan

    mendapatkan bantuan dari negara.

    Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang

    secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para

    anggota asuransi tersebut jika mereka sakit atau mengalami

    kecelakaan. (Wikipedia Indonesia, 2005). Pemerintah berkontribusi

    sekitar 20%-30% untuk pendanaan kesehatan secara keseluruhan.

    Sementara itu pendanaan kesehatan dari sektor swasta pada

    umumnya merupakan pengeluaran dari kantong yang dibayar

    langsung (Out of Pocket/OOP) kepada pemberi pelayanan kesehatan

    (PPK) mencapai 60%-70%. Tingginya pengeluaran OOP dirasakan

    semakin berat bagi penduduk miskin dibandingkan dengan penduduk

    4

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    5/44

    yang tergolong ekonomi menengah ke atas, karena dapat

    menimbulkan kesenjangan dalam perolehan pelayanan kesehatan.

    (Thabrany, 2005)

    Sejumlah keluhan tidak resmi sering dikemukakan bahwa pasien

    Askes PNS tidak mendapatkan pelayanan setara dengan pasien

    Umum, sehingga menimbulkan ketidakpuasan, contoh Pasien

    menyatakan saya telah membayar lebih untuk mendapatkan

    pelayanan, seharusnya diutamakan dalam pelayanan daripada yang

    tidak membayar (Askes PNS) dan contoh Karena saya sebagaipasien yang gratis atau dibayari oleh pemerintah mendapat pelayanan

    berbeda dengan pasien yang membayar tunai. Masalah transportasi

    juga menjadi kendala saat sekarang ini, hal ini terjadi karena lokasi

    RSU Sangatta yang tidak berada pada area angkutan umum. Bagi

    pasien yang memiliki kendaraan pribadi mungkin masalah transportasi

    ini tidak menjadi kendala, tetapi bagi pasien yang kurang mampu

    apalagi datang atau tinggal di daerah yang jauh akan sangat kesulitan.

    Selain transportasi, masalah obat-obatan juga sedikit menjadi

    persoalan. Hal ini disebabkan dokter-dokter spesialis yang langsung

    memberikan resep kepada pasiennya dengan obat-obatan paten yang

    tidak terdaftar dalam DPHO(Daftar Plafon Harga Obat) yang sesuai

    ketentuan dari PT. Askes.

    Demikian halnya yang terjadi di Kutai Timur khususnya RSU

    Sangatta dan diketahui belum pernah dilakukan penelitian mengenai

    5

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    6/44

    kepuasan pasien. Menurut data yang diperoleh dari bagian Rekam

    Medik RS Sangata (2010), menunjukkan sebanyak 1.258 pasien

    Askes pada tahun 2008, kemudian tahun 2009 terdapat 1.176 pasien

    Askes dan terjadi penurunan menjadi 1.027 pasien Askes tahun 2010.

    Hal ini menunjukkan adanya penurunan kepuasan pasien Askes

    terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan RSU Sangatta. Tetapi

    belum diketahui apakah masalah ini terjadi disebabkan oleh

    ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan.

    Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud untuk mengetahuihubungan umur, jenis kelamin, hubungan pasien dan petugas

    terhadap kepuasan pasien Askes rawat jalan di RSU Sangatta

    Kabupaten Kutai Timur tahun 2011.

    B. Rumusan Masalah

    Setelah mengidentifikasikan masalah, perumusan masalah,

    penelitian yang diambil adalah Apakah ada hubungan antara jenis

    penyakit, lingkungan fisik, dan hubungan pasien dan petugas dengan

    kepuasan pasien askes rawat jalan di RSU Sangatta Kabupaten Kutai

    Timur Tahun 2011?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui hubungan jenis penyakit, lingkungan fisik,

    hubungan pasien dan petugas dengan kepuasan pasien askes

    rawat jalan di RSU Sangatta Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011.

    6

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    7/44

    2. Tujuan Khusus

    Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

    a.Mengetahui hubungan antara jenis penyakit dengan kepuasan

    pasien askes rawat jalan di RSU Sangatta Kabupaten Kutai

    Timur Tahun 2011

    b. Mengetahui hubungan antara lingkungan fisik dengan

    kepuasan pasien askes rawat jalan di RSU Sangatta Kabupaten

    Kutai Timur Tahun 2011

    c.Mengetahui hubungan antara hubungan pasien dan petugasdengan kepuasan pasien askes rawat jalan di RSU Sangatta

    Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011

    Manfaat Penelitian

    Bagi peneliti

    Sebagai pengalaman berharga bagi peneliti dalam

    memperluas wawasan dan pengetahuan tentang kepuasan

    peserta Askes melalui penelitian yang ada di Rumah Sakit

    tersebut.

    2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Sebagai bahan informasi dan referensi untuk pengembangan

    penelitian mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

    selanjutnya.

    7

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    8/44

    3. Bagi Instansi

    Sebagai bahan masukan bagi RSU Sangatta Kabupaten

    Kutai Timur untuk dapat mengetahui tingkat pelayanan Askes di

    RSU tersebut terhadap kepuasan pasien rawat jalan

    8

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    9/44

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan umum tentang Rumah Sakit

    Rumah Sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

    menyelenggarakan upaya dengan suatu kegiatan untuk memelihara

    dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan

    derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dan upaya

    kesehatan dilaksanakan dengan pendekatan pemeliharaan,peningkatan kesehatan (promotif) , pencegahan penyakit (preventif),

    penyembuhan (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitation) yang

    diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan

    (Notoatmodjo, 2003).

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No.

    159/Men-Kes/Per/II/1988 menjelaskan bahwa Rumah sakit adalah

    sarana kesehatan yang menyelengarakan kegiatan pelayanan

    kesehatan, pendidikan, tenaga kesehatan serta berfungsi sebagai

    aspek yang menyediakan pelayanan medis, penunjang medis,

    perawatan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan.

    Rumah Sakit sebagai subsistem pelayanan kesehatan

    menyelenggarakan dua jenis pelayanan kesehatan yaitu pelayanan

    kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan

    mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi

    9

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    10/44

    medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilakukan

    melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Dalam

    perkembangannya, pelayanan Rumah Sakit tidak terlepas dari

    pembangunan ekonomi masyarakat.

    Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit saat ini tidak saja bersifat

    penyembuhan (kuratif) tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif) .

    Keduanya dilaksanakan secara terpadu melalui upaya promosi

    kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) . Dengan demikian,

    sasaran pelayanan Rumah Sakit bukan hanya untuk individu pasientetapi juga berkembang untuk keluarga pasien dan masyarakat umum.

    Atas dasar sikap itu tersebut, pelayanan di Rumah Sakit merupakan

    pelayanan kesehatan yang paripurna (Muninjaya, 2004).

    Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan

    yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka

    meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas Rumah Sakit

    adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya

    guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan

    pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

    peningkatan, pencegahan dan pelaksanaan upaya rujukan (Dirjen

    Pelayanan Medik, 1997).

    10

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    11/44

    Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit

    Umum menyelenggarakan kegiatan :

    1. Pelayanan medis

    2. Pelayanan dan asuhan keperawatan

    3. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis

    4. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan

    5. Pendidikan, penelitian dan pengembangan

    6. Administrasi umum dan keuangna

    Menurut SK Menkes No. 983/Menkes/SK/XI/1992mengemukakan bahwa Rumah Sakit Umum adalah tempat yang

    memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan

    subspesialistik. Misi dari setiap Rumah Sakit yaitu memberikan

    pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat

    dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. Pelayanan kesehatan

    yang diberikan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara

    berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan

    pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu seperti

    pelayanan medis, pelayanan asuhan keperawatan, rujukan dan

    pengembangan pemeliharaan (Aditama, 2003).

    Jenis Rumah Sakit terbagi menjadi 3 yaitu :

    1. Pemiliknya, adalah Rumah Sakit pemerintahan dan

    Rumah Sakit swasta

    11

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    12/44

    2. Jenis Pelayanan, adalah Rumah Sakit Umum dan

    Rumah Sakit Khusus

    3. Lokasi Rumah Sakit, adalah Rumah Sakit Pusat, Rumah

    Sakit Provinsi dan Rumah Sakit Kabupaten (Azwar, 1996).

    Sesuai dengan UU Pokok Pemerintah Daerah No.5 Tahun

    1974, maka Rumah Sakit yang berada di Daerah dikelola oleh

    Pemerintah Daerah. Pengelolaan yang dimaksud tidaik hanya

    dalam pembiayaannya saja, tetapi juga dalam bidang kebijakan

    misalnya yang menyangkut pembangunan sarana, pengadaanperalatan dan ataupun penerapan tarif pelayanan.

    Ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, Rumah Sakit di

    Indonesia dibedakan menjadi 5 macam yaitu :

    1. Rumah Sakit Tipe A

    Rumah Sakit tipe A adalah Rumah Sakit yang mampu

    memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis

    luas. Oleh pemerintah Rumah Sakit tipe ini telah ditetapkan

    sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral

    hospital) disebut pula sebagai Rumah Sakit Pusat.

    2. Rumah Sakit Tipe B

    Rumah Sakit tipe B adalah Rumah Sakit yang mampu

    memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan

    subspesialis terbatas. Rencananya Rumah Sakit tipe B

    akan didirikan disetiap Ibukota Provinsi(provincial hospital)

    12

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    13/44

    yang menampung pelayanan rujukan dari Rumah Sakit

    Kabupaten.

    3. Rumah Sakit Tipe C

    Rumah Sakit tipe C adalah Rumah Sakit yang mampu

    memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas.

    Rumah Sakit tipe C ini didirikan di setiap Ibukota Kabupaten

    (regency hospital) yang manampung pelayanan rujukian dari

    Puskesmas.

    4. Rumah Sakit Tipe DRumah Sakit tipe D adalah Rumah Sakiit yang bersifat

    transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi

    Rumah Sakit tipe C. Saat ini kemampuan Rumah Sakit tipe

    D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan

    kedokteran gigi, yang juga menampung rujukan dari

    Puskesmas.

    5. Rumah Sakit Tipe E

    Rumah Sakit tipe E adalah Rumah Sakit khusus (special

    hospital) yang menyelenggarakan hanya satu macam

    pelayanan kedokteran saja (azwar, 1996).

    B. Tinjauan umum tentang Kualitas Pelayanan Rumah Sakit

    1. Pengertian Kualitas Pelayanan

    Kualitas pelayanan Rumah Sakit adalah derajat kesempurnaan

    Rumah sakit untuk memenuhi permintaan konsumen akan

    13

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    14/44

    pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan

    standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya

    yang tersedia di Rumah Sakit dengan wajar, efisien dan efektif

    serta diberikan saran secara aman dan memuaskan sesuai dengan

    norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan

    keterbatasan dan kemampuan pemerintah serta konsumen.

    Kualitas pelayanan merupakan fungsi harapan pasien pada

    saat sebelum melakukan keputusan atas pilihan yang dilakukan,

    pada proses penyediaan kualitas yang diterima dan kualitas output yang diterima. Kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan

    pasien dan berakhir dengan kepuasan pasien. Dua faktor utama

    yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap kualitas jasa yaitu

    jasa yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dirasakan

    atau dipersepsikan (perceived service) . Apabila perceived service

    sesuai dengan expected service , maka kualitas jasa akan

    dipersepsikan baik atau positif. Jika perceived service melebihi

    expected service , maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai

    kualitas ideal atau excellence . Apabila perceived service lebih

    buruk dibandingkan expected service , maka kualitas jasa

    dipersepsikan negatif atau buruk.

    Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkanbahwa

    kualitas pelayanan adalah ukuran seberapa bagus pelayanan yang

    14

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    15/44

    diberikan kepada pasien melalui pemenuhan kebutuhan pasien,

    sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan pasien.

    2. Aspek aspek Kualitas Pelayanan

    Aspek kualitas jasa atau pelayanan merupakan aspek sebuah

    pelayanan prima. Faktor yang menentukan kualitas Rumah Sakit

    yaitu :

    a. Kehandalan yang mencakup dua hal pokok, yaitu

    konsistensi kerja dan kemampuan untuk dipercaya

    b. Daya tanggap, yaitu sikap tanggap para karyawan RumahSakit melayani saat dibutuhkan

    c. Kemampuan yaitu, memiliki ketrampilan dan pengetahuan

    yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu

    d. Mudah untuk dihubungi dan ditemui

    e. Sikap sopan santun, respek dan keramahan karyawan

    f. Komunikasi, yaitu memberikan informasi kepada pelanggan

    dalam bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu

    mendengarkan saran dan keluhan pasien

    g. Dapat dipercaya dan jujur

    h. Jaminan keamanan

    i. Usaha untuk mengerti dan memahami kebutuhan pasien

    j. Bukti langsung, yaitu bukti fisik dari jasa,bias berupa fasilitas

    fisik, peralatan yang digunakan, representasi fisik dan jasa

    15

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    16/44

    Dalam perkembangan berikutnya, Parasuraman 10 faktor yang

    mempengaruhi kualitas yang ada dan dirangkum menjadi 5 faktor

    pokok dalam keunggulan pelayanan, yaitu :

    a. Bukti fisik(tangibles) , bukti langsung yang meliputi fasilitas

    fisik, perlengkapan dan material yang digunakan Rumah

    Sakit dan penampilan karyawan yang ada.

    b. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kehandalan dan

    kemampuan Rumah Sakit untuk memberikan pelayanan

    yang segera dan akurat sejak pertama kali tanpa membuatkesalahan apapun dan memuaskan.

    c. Jaminan (assurance) , yakni mencakup pengetahuan,

    ketrampilan, kesopanan, mampu menumbuhkan

    kepercayaan pasiennya. Jaminan juga berarti bebas

    bahaya, resiko dan keragu-raguan.

    d. Empati (empathy), berarti kemudahan dalam melakukan

    hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan

    memahami kebutuhan pasien sebagai pelanggan dan

    bertindak demi kepentingan pasien.

    C. Tinjauan umum tentang Kepuasan Pasien

    Kepuasan adalah psikis yang menyenangkan dirasakan karena

    terpenuhinya secara relatif semua kebutuhan yang memadai meliputi

    terciptanya rasa aman, kondisi lingkungan yang menyenangkan,

    16

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    17/44

    menarik, keadaaan sosial yang baik, adanya penghargaan, adanya

    perasaan diri diakui dan bermanfaat dalam lingkungan (Kotler, 1998).

    Menurut Irawan (2003), kepuasan adalah perasaan senang atau

    kecewa dari seseorang yang mendapat kesan dari membandingkan

    hasil pelayanan kinerja dengan harapan-harapannya.

    Kepuasan pelanggan adalah indikator utama dari standar suatu

    fasilitas kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan,

    kepuasan pelanggan yang rendah akan berdampak terhadap jumlah

    kunjuungan yang akan mempengaruhi provitabilitas fasilitas kesehatantersebut, sedangkan sikap karyawan terhadap pelanggan juga akan

    berdampak terhadap kepuasan pelanggan dimna kebutuhan

    pelanggan dari waktu ke waktu akan meningkat, begitu pula

    tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan (Atmojo, 2006).

    Tjiptono (2006) berpendapat bahwa kepuasan atau

    ketidakpuasan merupakan respon pelanggan sebagai hasil dan

    evaluasi ketidaksesuaian kinerja atau tindakan yang dirasakan sebagai

    akibat dari tidak terpenuhinya harapan. Hal ini juga dinyatakan oleh

    Sugito (2005) yang menyebutkan bahwa tingkat kepuasan merupakan

    fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan,

    apabila kinerja dibawah harapan maka pelanggan kecewa.

    Pada dasarnya harapan klien adalah perkiraan atau keyakinan

    klien tentang pelayanan yang diterimanya akan memenuhi

    harapannya, sedangkan hasil kinerja akan dipersepsikan oleh klien.

    17

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    18/44

    Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pengerrtian diatas,

    terdapat kesamaan pandangan bahwa kepuasan pelanggan atau klien

    merupakan ungkapan perasaan puas apabila menerima kenyataan

    atau pengalaman pelayanan yang memenuhi harapan klien.

    1. Faktor faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pasien

    Menurut Kotler dan Amstrong (dalam Huriyati, 2005 dan

    Rangkuti, 2006) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

    berhubungan dengan tingkah laku konsumen yaitu faktor budaya,

    faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi.a. Faktor Kebudayaan

    Faktor kebudayaan memberi pengaruh yang paling luas

    dan mendalam terhadap perilaku pelanggan. Faktor budaya

    terdiri dari bebrapa komponen yaitu budaya, sub-budaya dan

    kelas sosial. Budaya merupakan penentu keinginan dan

    perilaku yang mendasar dalam mempengaruhi keinginan atau

    kepuasan orang. Sub-budaya terdiri atas nasionalitas, agama,

    kelompok, ras dan daerah geografi sedangkan kelas sosial

    adalah sebuah kelompok yang relatif homogen mempunyai

    susunan hirarki dan anggotanya memiliki nilai, minat dan

    tingkah laku. Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh satu

    faktor melainkan di ukur sebagai kombinasi dari pekerjaan,

    pendapatan dan variabel lainnya.

    18

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    19/44

    b. Faktor Sosial

    Faktor sosial terbagi atas kelompok kecil, keluarga, peran

    dan status. Orang yang berpengaruh terhadap kelompokk atau

    lingkungannya biasanya orang yang mempunyai karakteristik,

    keterampilan, pengetahuan dan kepribadian. Orang ini biasanya

    menjadi panutan karena pengaruhnya yang sangat kuat.

    c. Faktor Pribadi

    Faktor pribadi merupakan keputusan seseorang dalam

    menerima pelayanan dan menanggapi pengalaman sesuaidengan tahap-tahap kedewasaannya. Faktor pribadi klien

    dipengaruhi oleh usia dan tahap siklus, jenis kelamin,

    pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, gaya hidup dan

    kepribadian atau konsep diri. Usia mempunyai dimensi

    kronologis dan intelektual serta dapat meningkatkan

    kemungkinan terjadinya penyakit seperti penyakit

    kardiovaskuler dengan peningkatan usia.

    Pendidikan merupakan proses pengajaran baik formal

    maupun informal yang dialami seseorang. Hasilnya akan

    mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam

    mendewasakan diri. selain itu pendidikan juga berkaitan dengan

    harapan. Seseorang yang tingkat pendidikannya tinggi akan

    mengharapkan pelayanan yang lebih baik dan lebih tinggi.

    19

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    20/44

    Pekerjaan merupakan aktifitas jasa seseorang untuk

    mendapatkan imbalan berupa materi dan non materi. Pekerjaan

    dapat menjadi faktor resiko kesehatan seseorang berdampak

    pada sistem imunitas tubuh. Pekerjaan ada hubungannya

    dengan penghasilan seseorang untuk berperilaku dalam

    menentukan pelayanan yang diinginkan.

    d. Faktor Psikologi

    Faktor psikologi yang berperan dengan kepuasan yaitu

    motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan pendirian.Motivasi mempunyai hubungan erat dengan kebutuhan. Ada

    kebutuhan biologis seperti lapar dan haus, ada kebutuhan

    psikologis yaitu pengakuan dan penghargaan. Kebutuhan akan

    menjadi motif untuk mengarahkan seseorang dalam mencari

    kepuasan (Sutojo, 2003).

    Menurut Kotler (2005) menyebutkan bahwa kepuasan

    pasien akan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain

    pendekatan dan perilaku petugas, perasaan klien terutama saat

    pertama kali datang, mutu informasi yang diterima, hasil

    pengobatan dan perawatan yang diterima, prosedur perjanjian

    dan waktu tunggu. Oleh sebab itu kepuasan pasien merupakan

    respon kebutuhan pasien terhadap keistimewaan suatu kualitas

    produk jasa atau pelayanan.

    20

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    21/44

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    22/44

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    23/44

    Dalam suatu organisasi atau perusahaan, manager

    harus menjamin mutu melalui kesesuaian dengan kebutuhan

    pelanggan sehingga manager dapat berorientasi mutu

    sebagai suatu elemen penting untuk formulasi dan

    perencanaan, menetapkan pasar usaha yang dimasuki dan

    bagaimana menyediakan nilai mutu bagi pelanggan. Oleh

    sebab itu manajemen strategi harus berorientasi pada dasar

    atau kepuasan pelanggan.

    Kepuasan pelanggan merupakan hasil yang dicapaipada saat keistimewaan produk merespon kebutuhan

    pelanggan. Selain itu kepuasan pelanggan sama dengan

    kepuasan produk yang merupakan suatu rangsangan

    terhadap daya jual produk dan dampak utamanya adalah

    pangsa pasar. Kepuasan pelanggan juga akan

    mempengaruhi pendapatan dan penjualan. Pelanggan

    merupakan seseorang yang terkena dampak produk atau

    proses.

    D. Tinjauan umum tentang Asuransi Kesehatan

    1. Pengertian Asuransi Kesehatan

    Pengertian asuransi (Insurance) memiliki bayak jenis.

    Beberapa di antaranya yang terpenting adalah :

    23

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    24/44

    a. Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan

    perlindungan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat

    mengakibatkan kerugian ekonomi (Azwar, 2006).

    b. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana si penanggung

    menerima suatu premi yang mengikat dirinya untuk memberi

    ganti rugi kepada tertanggung yang mungkin menderita, karena

    terjadinya suatu peristiwa yang mengandung ketidakpastian dan

    yang akan mengakibatkan kerugian atau kehilangan suatu

    keuntungan (Kitab UU Hukum Dagang dalam Azwar, 1996).c. Asuransi Kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan

    risiko (sakit) dari risiko perorangan menjadi risiko kelompok.

    Dengan cara mengalihkan risiko individu menjadi risiko

    kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-

    masing peserta asuransi akan lebih ringan, tetapi mengandung

    kepastian karena memperoleh jaminan ( Muninjaya, 2004).

    d. Asuransi Kesehatan merupakan sebuah jenis produk

    asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau

    perawatan para anggota asuransi tersebut, jika mereka jatuh

    sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada jenis

    perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi,

    rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (out-patient

    treatment) (Wikipedia, 2007).

    24

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    25/44

    2. Askes Indonesia

    PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau dikenal dengan nama

    PT. Askes Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara

    yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan

    jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil,

    penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis

    Kemerdekaan beserta keluarga.

    Askes dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65

    Tahun 1991 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992(Azwar, 1998).

    Dasar Penyelenggaraan yaitu :

    a. UUD 1945

    b. UU No. 23/1992 tentang Kesehatan

    c. UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial nasional (SJSN)

    d. Keputusan Menteri Kesehatan No.1241/MENKES/SK/XI/2004 dan Nomor

    56/MENKES/SK/I/2005

    Askes memberikan jaminan terhadap kerugian yang muncul

    dari kehilangan atau menurunnya kesehatan seseorang. Hilang

    atau berkurangnya kesehatan seseorang sebenarnya dapat

    berakibat menjadi suatu resiko yang lebih besar (Prawoto, 2004).

    Tujuan Askes adalah untuk menjamin pembayaran dalam

    menutup kehilangan penghasilan atau pengeluaran-pengeluaran

    25

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    26/44

    biaya pemeliharaan kesehatan dan biaya Rumah Sakit karena sakit

    atau keduanya (Prakoso, 2002).

    Macam-macam Asuransi Kesehatan

    Tergantung dari cirri-ciri khusus yang dimiliki, maka asuransi

    kesehatan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

    1. Ditinjau dari pengelola dana

    Jika ditinjau dari badan pengelola dana, asuransi kesehatan

    dapat dibedakan atas dua macam yaitu :

    a. Asuransi Kesehatan Pemerintahb. Asuransi Kesehatan Swasta

    2. Ditinjau dari keikutsertaan anggota

    a. Asuransi Kesehatan Wajib

    b. Asuransi Kesehatan Sukarela

    Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung

    a. Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan

    b. Menanggung sebagian biaya kesehatan yang diperlukan

    Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung

    a. Menanggung seluruh biaya kesehatan yang diperlukan

    b. Hanya menanggung pelayanan kesehatan dengan biaya

    yang tinggi saja

    Ditinjau dari jumlah peserta yang ditanggung

    a. Peserta adalah perseorangan (individual health

    insurance)

    26

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    27/44

    b. Peserta adalah satu keluarga (family health insurance)

    c. Peserta adalah satu kelompok (group health insurance)

    Ditinjau dari peranan badan asuransi

    a. Hanya bertindak sebagai pengelola dana

    b. Juga bertindak sebagai penyelenggara pelayanan

    kesehatan

    7. Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara

    pelayanan kesehatan

    a. Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan pesertab. Pembayaran dilakukan di muka

    Manfaat Asuransi Kesehatan

    Membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai

    Biaya kesehatan dapat diawasi

    Mutu pelayanan dapat diawasi

    Tersedianya data kesehatan (Azwar, 1996)

    Bagi kebanyakan orang, sakit merupakan peristiwa yang pasti

    dan mungkin jarang terjadi. Namun ketika peristiwa tersebut terjadi,

    implikasi biaya pengobatan yang besar dapat membebani ekonomi

    rumah tangga.

    Sistem asuransi kesehatan bertujuan untuk melindungi

    masyarakat dari kesulitan ekonomi dalam pembiayaan pelayanan

    kesehatan, serta mendekatkan pelayanan sesuai asas adil dan

    merata. Iuran akan ditentukan oleh besarnya pendapatan yang

    27

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    28/44

    merupakan sumber dana bagi penyelenggaraan pelayanan

    kesehatan, sehingga pengembangan sarana kesehatan dapat lebih

    terjamin pada penyelenggaraan kesehatan yang diselenggarakan

    sesuai dengan prinsip ekonomi (Murti, 2000).

    Salah satu masalah yang perlu diantisipasi adalah

    pembiayaan kesehatan dimasa depan. Oleh karena itu perlu

    dikembangkan suatu sistem pemeliharaan kesehatan yang dapat

    memadai bagi masyarakat yang dapat melindungi mereka terhadap

    beban biaya yang tinggi. Sistem ini harus dapat mengatasimasalah-masalah dibidang pembiayaan dan sekaligus dapat

    mengarahkan sistem pemeliharaan kesehatan ke suatu suatu

    pelaksanaan yang lebih terkoordinir.

    Menurut UU RI tahun 1992 tentang asuransi disebutkan

    bahwa program asuransi yang diselenggarakan secara wajib

    berdasarkan suatu undang-undang dengan tujuan untuk

    memberikan dasar bagi kesejahteraan masyarakat (Thabrany,

    2001). Oleh sebab itu pemerintah mengembangkan suatu sistem

    asuransi kesehatan (Askes) yaitu PT. Persero Asuransi Kesehatan

    Indonesia dibawah naungan Departemen Kesehatan, menerima

    tugas dari pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan

    bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), penerimaan pensiunan, veteran

    dan perintis kemerdekaan serta anggota keluarganya.

    28

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    29/44

    Keluhan utama dari peserta Askes PNS adalah kurang

    baiknya pelayanan yang apabila ditelaah lebih lanjut berasal dari

    pejabat di perkotaan yang keberatan pergi ke Puskesmas dan

    adanya diskriminasi pelayanan terhadap Pegawai Negeri Sipil di

    Rumah Sakit. Keluhan tentang obat dimana peserta tidak mau

    menggunakan obat generik, tetapi mengeluh jika harus membayar

    selisih harga. Keluhan lain adalah lamanya menunggu untuk

    mendapatkan pelayanan, prosedur pelayanan (administrasi) yang

    berbelit-belit dan sikap petugas yang kurang ramah dalammemberikan pelayanan serta kurangnya pengetahuan dari

    masyarakat yang akan menggunakan asuransi kesehatan.

    Tinjauan umum tentang Jenis Penyakit

    Jenis penyakit menurut (Sarafino, 2004) terbagi atas dua hal yaitu

    penyakit kronis dan penyakit akut. Penyakit kronis adalah penyakit

    degeneratif yang berkembang selama kurun waktu yang lama (bulan

    atau tahun) atau dikenal sebagai penyakit menahun misalnya TBC,

    sedangkan penyakit akut adalah gangguan atau penyakit yang

    timbulnya secara cepat atau berlangsung dalam waktu singkat (tidak

    lama) dalam kurun waktu jam, hari hingga minggu misalnya ISPA.

    Jenis penyakit yang paling banyak ada di RSU Sangatta pada pasien

    rawat jalan adalah diare, infeksi saluran kemih, ISPA, hipertensi dan

    jantung.

    29

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    30/44

    Tinjauan umum tentang Lingkungan Fisik

    Kualitas pelayanan dalam Rumah Sakit dapat ditingkatkan

    apabila didukung oleh peningkatan kualitas fasilitas fisik. Ruang

    tunggu bagi pasien rawat jalan merupakan salah satu wujud fasilitas

    fisik yang penting keberadaannya bagi pasien (Santosa, 2006).

    Kondisi lingkungan fisik ruang rawat jalan juga mempengaruhi

    psikologis pasien. Ruang rawat jalan yang bising, suhu udara terlalu

    panas, pencahayaan kurang, kebersihan dan kerapian yang tidak

    terjaga akan meningkatkan stres pada pasien. Ruang rawat jalanseharusnya meningkatkan bisa membangkitkan optimisme sehingga

    dapat membantu proses penyembuhan pasien (Robby, 2006).

    Sirkulasi udara di Rumah Sakit juga penting untuk dicermati

    sebab berhubungan langsung dengan kenyamanan tubuh manusia.

    Disamping menyuplai udara segar untuk pernapasan dan

    metabolisme tubuh, sirkulasi udara yang baik juga berkaitan dengan

    terciptanya suhu ruang yang kondusif bagi tubuh, sehingga energy dari

    dalam tubuh tidak akan terkuras untuk beradaptasi dengan perbedaan

    suhu ruang (Santosa, 2007).

    Pengaruh kebisingan terhadap manusia secara fisik tidak saja

    mengganggu organ pendengaran, tetapi juga dapat menimbulkan

    gangguan pada organ-organ tubuh yang lain seperti penyempitan

    pembuluh darah dan system jantung (Sasongko, 2000).

    30

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    31/44

    Pencahayaan juga merupakan salah satu faktor penting dalam

    perencanaan ruang, sebab intensitas cahaya perlu diatur untuk

    menghasilkan kesesuaian kebutuhan penglihatan di dalam ruang

    berdasarkan jenis aktifitasnya. Oleh karena itu arah cahaya beserta

    efek-efek pantulan atau pembiasannya juga perlu diatur untuk

    menciptakan kenyamanan pengkihatan ruang (Santosa, 2006).

    Tinjauan umum tentang Hubungan Pasien dan Petugas

    Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

    merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikapbelum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi

    merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup

    (Notoadmodjo, 2005).

    Sikap petugas merupakan interaksi pemberi pelayanan

    kesehatan dengan pasien (konsumen), antar sesama pemberi

    pelayanan kesehatan dan hunungan natara atasan dengan bawahan.

    Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan

    atau kredibilitas dengan cara saling menghargai seperti keseriusan,

    dihormati dan didengar, saling menghormati, responsif dan memberi

    perhatian (Wijono, 1999).

    Adapun pelayanan kesehatan yang bermutu antara lain bila

    pasien diterima dengan senyum dan ramah tamah, serta petugas

    bersikap baik terhadap keluarga pasien. Dalam hal ini faktor yang

    mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi,

    31

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    32/44

    kebudayaan, institusi atau lembaga pendidikan dan faktor emosi dalam

    diri (Pohan, 2004).

    Sikap merupakan salah satu contoh hubungan antar petugas

    dengan pasien yang direalisasikan dalam sikap yang baik. Dimana ada

    sikap saling menghargai, yaitu sikap menghormati orang lain dengan

    menganggap penting apa yang dianggap penting oleh orang tersebut.

    Dengan adanya sikap saling menghargai antara petugas dengan

    pasien maka petugas akan lebih responsif dan tanggap terhadap

    pasien, dengan lebih memberikan perhatian dan mendengarkankeluhan-keluhan yang disampaikan oleh pasien. Dalam suasana yang

    responsif ini pasien juga akan lebih terbuka dan merasa nyaman

    dalam menyampaikan keluhan yang dirasakan, sehingga dengan

    begitu akan tercipta komunikasi yang baik (Wijono, 1999).

    Berbagai tingkatan sikap seperti halnya dengan pengetahuan,

    sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :

    1. Menerima (receiving)

    Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

    memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)

    2. Merespon (responding)

    Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

    menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

    sikap

    32

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    33/44

    3. Menghargai (valuing)

    Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

    suatu masalah adalah suatu indikasi sikap

    4. Bertanggung jawab

    Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

    dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi

    Pasien akan cenderung menimbang dan memilih tempat

    pelayanan kesehatan dalam upaya pencarian pengobatan.

    Beberapa alasan mengapa pasien tidak berobat ke pelayanankesehatan adalah berkaitan dengan kepuasan mereka. Alasan

    yang sering didengar adalah perilaku petugas ksehatan yang

    tidak simpatik, judes, tidak responsif (Notoadmodjo, 2003).

    Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai

    kecenderungan untuk berespons (secara positif atau negative)

    terhadap orang, objek atau situasi terntentu. Sikap mengandung

    suatu penilaian emosional (senang, benci, sedih), disamping

    komponen kognitif (pengetahuan tentang subjek tersebut) serta

    aspek konatif (kecenderungan bertindak positif atau negative),

    sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda. Sikap

    tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu

    mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa

    seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan

    sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya

    33

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    34/44

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    35/44

    H. Kerangka Teori

    Terdapat 2 variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

    Peneliti membagi yaitu kepuasan pasien sebagai variabel terikat dan umur, jenis

    kelamin serta hubungan pasien dengan petugas sebagai variabel bebas.

    Gambar 2.1 Kerangka Teori Multidimensi Kepuasan PasienMenurut Pohan Imbalo (2006)

    Memberi informasi yanglengkap dan dimengerti, selalu

    memberi kesempatan bertanya

    Perhatian terhadapmasalah psiko-sosialpasien, empati, jenispenyakit

    Fokus pengaturan sistemlayanan kesehatan untukmemberikan kemudahanpasien

    Kepuasan Pasien

    35

    Lingkungan fisik gedung,peralatan, petugas, obat,kebijaksanaa, prosedur,standar

    Kesinambungan layanan,kesehatan, rujukan tepat,rekam medik akurat &lengkap

    Keluaran atau hasil layanankesehatan efektif, konsultasiefisien, tidak berulang-ulang

    Biaya layanankesehatan paling efisienkarena sesuai standar layanan kesehatan

    Hubungan antar manusiasaling menghargai &mempercayai, tepat waktu,nyaman, bersih, privasi

    Ramah, menghargai manusia, senimemberi layanan kesehatan, penuhperhatian, mau mendengarkan

    Kompetensi teknis :konsistensi terhadap standar layanan kesehatan

    Akses fisik, ekonomi &budaya bahasa danistilah yang dimengerti

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    36/44

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    37/44

    menggunakan pelayanan kesehatan di RSU Sangatta pada

    tahun 2010 yaitu sebanyak 1.027 pasien.

    . Sampel

    Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan

    objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi

    (Notoadmodjo, 2002).

    Dalam pengambilan sampel penulis menggunakan teknik

    sampel Accidental artinya salah satu yang cocok dengan

    pengambilan sampel adalah secara tidak sengaja.Untuk penelitian survey, biasanya jika besar populasi (N)

    diketahui, maka dicari dengan menggunakan rumus menurut

    Lemeshow. Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka

    penelitian bisa melakukan pengambilan sampel (Suyatna,

    2003):

    n = Z2 1/2 x p (1- p) x N

    d2 x (N 1) + Z2 1/2 x p (p -1)

    Keterangan :

    n : Jumlah sampel minimalZ2a 1/2 : Derajat kemaknaan

    P : Proporsi populasi presentasi kelompok (dapat

    dilakukan maksimum estimasi dengan p=0,5)

    37

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    38/44

    p-1 : Proporsi sisa dalam populasi

    N : Jumlah populasi

    D : Presentase perkiraan membuat kekeliruan 10%

    Dengan perhitungan jumlah sampel

    n = Z2 1/2 x p (1- p) x N

    d2 x (N 1) + Z2 1/2 x p (p -1)

    n = 1,962 x 0,5 (1-0,5) x 1.027

    o,12 X (1.027 -1) + 1,962 X O,5 (1-0,5)

    n = 3,8416 x 0,25 x 1.027

    0,01 x 1.026 + 3,8416

    n = 986,3308

    14,1016

    n = 69,9446

    n = 70

    38

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    39/44

    D. Kerangka Konsep

    Kerangka konsep penelitian berdasarkan variabel dependen yaitu

    kepuasan pasien dan variabel independent yaitu jenis penyakit,

    lingkungan fisik, hubungan pasien dan petugas adalah sebagai berikut

    Lingkungan Fisik

    Hubungan Pasiendan Petugas

    Biaya

    Jenis Penyakit

    Kepuasan Pasien

    39

    Etnis dan Sosialekonomi

    Sistem LayananKesehatan

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    40/44

    Keterangan :

    Variabel yang diteliti =

    Variabel yang tidak diteliti =

    Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

    E. Hipotesis Penelitian

    1. Ada hubungan antara jenis penyakit dengan kepuasan pasien

    Askes rawat jalan di RSU Sangatta Kabupaten Kutai Timur

    Tahun 20112. Ada hubungan antara lingkungan fisik dengan kepuasan pasien

    Askes rawat jalan di RSU Sangatta Kabupaten Kutai Timur

    Tahun 2011

    3. Ada hubungan antara hubungan pasien dan petugas dengan

    kepuasan pasien Askes rawat jalan di RSU Sangatta

    Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011

    F. Variabel Penelitian

    Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

    1. Variabel dependen (terikat) : kepuasan pasien

    2. Variabel independent (bebas) : jenis penyakit, lingkungan fisik,

    hubungan pasien dan petugas

    40

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    41/44

    G. Definisi Operasional

    No Variabel Definisi Kriteria Objektif Alat Ukur Skala Ukur

    1.

    2.

    3.

    4.

    KepuasanPasien

    Jenis Penyakit

    a. Kronis

    b. Akut

    LingkunganFisik

    HubunganPasien denganPetugas

    Suatu perasaan pasienyang timbul sebagaiakibat dari kinerjalayanan kesehatanyang diperolehnyasetelah pasienmembandingkannyadengan apa yangdiharapkannya

    Diagnosis atau dugaanyang diberikan dokter atas penyakit yang

    diderita selamaperawatan di RS

    Penyakit yang terjadidalam waktu lama ataumenahun . contoh :TBC, hepatitis, ginjaldan tipus

    Penyakit yang terjadisecara tiba-tiba dengantenggang waktusingkat. Contoh :influenza, diare, DBD

    Keadaan atau kondisidi sekitar pasien sepertifasilitas, kenyamanan,pencahayaan dan suhu

    Interkasi yang terjalinantara pasien denganpetugas dalam halpelayanan kesehatan

    1. Puas apabilanilai ..

    2. Tidak Puasapabila nilai..

    Kuesioner

    Kuesioner dan dataRM

    Kuesioner dan dataRM

    Kuesioner dan dataRM

    Kuesioner

    Kuesioner

    Nominal

    Nominal

    Nominal

    Nominal

    Nominal

    Nominal

    H. Teknik Analisis Data

    a. Pengumpulan Data

    Dalam memperoleh data yang diperlukan, maka penulis

    menggunakan cara sebagai berikut :

    41

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    42/44

    1. Tinjauan Kepustakaan

    Pengumpulan data melalui perpustakaan dengan cara

    mempelajari buku-buku literatur yang relevan dengan

    penelitian.

    2. Tinjauan Lapangan

    Penelitian langsung pada objek penelitian. Data-data yang

    dikumpulkan dengan cara :

    a) Observasi yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan

    mengamati langsung objekb) Wawancara yaitu tanya jawab langsung dengan

    responden

    c) Quesioner yaitu membagikan daftar pertanyaan untuk

    dijawab kepada responden

    d) Dokumen yaitu menggunakan data-data yang sudah

    ada

    Pengolahan Data

    Pengolahan data dilakuakn dengan menggunakan

    perangkat lunak pengolahan data dan disajikan dalam bentuk

    table serta melalui tahapan pengolahan data sebagai berikut :

    Pemeriksaan Data (Editing Data)

    Pelaksanaan editing data berfungsi untuk meneliti

    setiap pertanyaan yang telah terisi, antara lain pengisian

    yang lengkap dan benar serta kesalahan dalam pengisian.

    42

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    43/44

    Jika jawaban ada yang kosong, maka peneliti selaku

    pengumpul data bertanggung jawab untuk melengkapinya

    dengan melakukan kunjungan ulang ke rumah responden.

    2) Pemberian Kode (Koding)

    Pelaksanaan koding bertujuan untuk memudahkan

    dalam pengolahan data. Kegiatan yang di lakukan adalah

    memberikan kode dengan tanda () yang telah ditetapkan

    sebelumnya pada kotak kotak yang telah disiapkan pada

    bagian kanan kuisioner.3) Pemasukan Data (Entri Data)

    Entri data dengan menggunakan program komputer

    dengan perangkat lunak pengolah data statistik.

    c. Analisis Data

    Pengolahan data dan analisa data statistik dilakukan dengan

    menggunakan program perangkat lunak pengolahan statistik

    dengan melakukan analisa:

    1) Analisis Univariat

    Analisis yang dilakukan adalah univariat, yaitu

    analisis yang dilakukan pada tiap tabel dari hasil penelitian

    dan pada umumnya dalam analisis ini dapat menghasilkan

    distribusi dan presentase dari tiap variabel. Analisis ini

    dimaksudkan untuk mengetahui distribusi dari variabel-

    variabel yang diamati sehingga dapat mengetahui gambaran

    43

  • 8/6/2019 Bab I-III (27 JULI)

    44/44

    tiap variabel. Analisis univariat di lakukan dengan cara

    membuat tabel distribusi frekuensi tiap-tiap variabel dan

    mencari rata-rata.

    2) Analisis Bivariat

    Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan

    atau korelasi antara variabel bebas (jenis penyakit,

    lingkungan fisik, hubungan pasien dan petugas) dan variabel

    terikat (kepuasan pasien rawat jalan askes) dengan

    menggunakan uji chi square (Notoatmodjo,2002).

    44