17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya bagi setiap warga negara. Tingkat kesehatan yang tinggi daya produksi manusia akan meningkat, sehingga dapat pula meningkatkan kesejahteraan bangsa. Kesehatan lingkungan merupakan unsur dari program kesehatan , baik didaerah perkotaan maupun daerah pedesaan. Kesehatan lingkungan yang kurang baik adalah merupakan masalah utama dari timbulnya ganguan penyakit, misalnya : penyebaran penyakit menular dan angka kematian dan kesakitan yang tinggi. Sedangkan perkembanangan ilmu dan teknologi juga akan mengganggu keadaan kesehatan lingkungan masyarakat. Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977). Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan

BAB I MESJID.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi tingginya bagi setiap warga negara. Tingkat kesehatan yang tinggi daya produksi manusia akan meningkat, sehingga dapat pula meningkatkan kesejahteraan bangsa. Kesehatan lingkungan merupakan unsur dari program kesehatan , baik didaerah perkotaan maupun daerah pedesaan.

Kesehatan lingkungan yang kurang baik adalah merupakan masalah utama dari timbulnya ganguan penyakit, misalnya : penyebaran penyakit menular dan angka kematian dan kesakitan yang tinggi. Sedangkan perkembanangan ilmu dan teknologi juga akan mengganggu keadaan kesehatan lingkungan masyarakat.

Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977).

Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/pengurus tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempat-tempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan.

Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum, pada waktu waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah keagamaan Islam. Masjid-masjid besar di Indonesia pada umumnya dibangun dengan konsep masjid berkubah berbentuk setengah bola atau dome. Semestinya, pada saat merancang masjid, desain akustik tidak boleh dikesampingkan karena berpengaruh terhadap kualitas bunyi yang diterima pendengar diakibatkan dari suara dengung di dalam ruang masjid. Kegiatan yang sering dilakukan di dalam masjid adalah kegiatan yang menimbulkan kejelasan penyampaian suara, seperti sholat berjamaah dan ceramah agama.

Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid adalah Kep. Menkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit.

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat (Adriyani, 2005). Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial, belajar maupun melakukan aktifitas lainnya.

Menurut Chandra (2006), tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya.Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik.tempat-tempat umum perlu dijaga sanitasinya, seperti halnya transportasi baik darat,air dan udara.Pasalnya, tempat-tempat umum itu menjadi semacam indikator berbagai bidang, terutama sosial dan ekonomi(Rosyadi,2002).tempat-tempat umum memiliki berbagai kegiatan yang sangat penting. Salah satu hal utama dalam bidang sosial,tempat-tempat umum misalnya transportasi air (pelabuhan) bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk memperoleh akses jalur transportasi dari satu pulau ke pulau yang lainnya maupun dari satu negara ke negara yang lain. Dapat dimungkinkan dari kegiatan tersebut, lingkungan pelabuhan akan tercemar dengan mudah baik karena aktifitas manusia maupun karena faktor alam atau dari lingkungan itu sendiri. Kondisi lingkungan yang telah tercemar dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan terutama kepada masyarakat yang sering mengakses pelabuhan. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus maka akan terjadi permasalahan kesehatan yang cukup serius. Standar sanitasi tempat-tempat umum dengan standar internasional harusnya lebih baik dari manajemen sanitasi tempat-tempat umum pada umumnya guna mengantisipasi permasalahan kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum.

Jadi sanitasi tempat-tempat sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak menimbulkan berbagai masalah kesehatan,misalnya menimbulkan penyakit berbasis lingkungan,untuk itu penulis terdorong untuk melakukan penulisan mengenai surveilans epidemiologi agar mengubah pemikiran masyarakat akan arti dan kegunaan dari surveilans epidemiologi.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui kondisi Mesjid Nur Al-Weini Kelurahan melayu kota piring.

2. Untuk mengetahui sanitasi Mesjid Nur Al-Weini Kelurahan melayu kota piring.

1.3 Manfaat

1. Bagi masyarakat.

Bagi masyarakat terutama adalah untuk memperoleh informasi tentang masalah sanitasi mesjid berbasis lingkungan, membantu mengatasi masalah tentang masalah kesehatan lingkungan terutama masalah sanitasi mesjid dengan memberikan beberapa alternatif dan masukan masukan guna pemecahan masalah.

2. Bagi institusi.

Bagi institusi, mahasiswa dapat dipergunakan sebagai bahan informasi dan kepustakaan bagi mahasiswa lainnya.

3. Bagi mahasiswa.

Bagi mahasiswa yang melaksanakan inspeksi sanitasi mesjid dapat digunakan untuk menambah pengalaman secara langsung di lapangan (dimasyarakat) dari ilmu yang didapat. Selain itu, mahasiswa dapat mengetahui kondisi sanitasi mesjid ataupun lingkungan tempat praktek secara langsung.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mesjid

Masjid berasal dari kata sajada-yasjudu-sujudan, yang secara entomologis berarti tunduk, patuh dengan mengakui segala kekurangan, kelemahan dihadapan Yang Maha Kuasa dan Sempurna. Dalam pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat shalat orang muslim. Masjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.

2.2 Fungsi Mesjid

Masjid memiliki multifungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, fungsi-fungsi tersebut memiliki perbedaan antara zaman dahulu dengan zaman sekarang.

Fungsi masjid pada jaman nabi:

1. Tempat ibadah,

2. Tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi social budaya),

3. Tempat pendidikan,

4. Tempat santunan social,

5. Tempat tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya,

6. Tempat pengubatan korban perang,

7. Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa,

8. Aula dan tempat menerima tamu,

9. Tempat menawan tahanan,

10. Pusat penerangan atau pembelaan agama.

Menurut Moh. E. Ayub (1997:7) mengemukakan paling sedikit ada Sembilan fungsi yang dapat diperankan oleh masjid dalam rangka pemberdayaan masyarakat, yakni:

1. Merupakan tempat kaum muslim beribadah dan mendekatkan diri pada Allah SWT.

2. Tempat kaum muslim beritikaf membersihkan diri menggembleng batin / keagamaan.

3. Tempat bermusyawarah kaum muslim guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

4. Tempat konnsultasi mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.

5. Tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan gotong royong untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

6. Masjid dengan Majlis Talimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan.

7. Tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pemimpin umat.

8. Tempat menghimpun dana, menyimpan, dan membagikannya.

Tempat melaksanakan pengaturan dan supervise social.

2.3 Persyaratan Kesehatan Tempat Ibadah

1. Letak/lokasi

Sesuai dengan rencana tata kota.

Tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran (debu,asap,bau dan cemaran lainnya).

Tidak berada pada jarak < 100 meter dari sumber pencemaran debu, asap, bau & cemaran lainnya.

2. Bangunan

Kuat, kokoh dan permanen.

Rapat, bebas serangga dan tikus.

3. Lantai

Kuat, tidak terbuat dari tanah, bersih, rapat air, tidak licin dan mudah dibersihkan.

4. Dinding

Dinding bersih, berwarna terang, kedap air dan mudah dibersihkan.

5. Atap

Menutup bangunan,kuat, bersih, cukup landai dan tidak bocor.

6. Penerangan/Pencahayaan

Pencahayaan terang, tersebar merata dan tidak silau ( min. 10 fc).

7. Ventilasi

Minimal 10% dari luas bangunan, sejuk dan nyaman (tdk pengap dan tdk panas).

8. Pintu

Rapat serangga dan tikus, menutup dengan baik dan membuka ke arah luar. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.

9. Langit langit

Tinggi minimal 2,4 m dr lantai.

Kuat, tidak terdapat lubang-lubang.

Berwarna terang dan mudah dibersihkan.

10. Pagar

Kuat, aman dan dapat mencegah binatang pengganggu masuk.

11. Halaman

Bersih, tdk berdebu dan becek, tdk terdapat genangan air, terdapat tempat sampah yang cukup. Dan terdapat tempat parkir yang cukup.

12. Jaringan instalasi

Aman (bebas cross conection).

Terlindung.

13. Saluran air limbah

Tertutup.

Mengalir dengan lancar.

2.4 Fasilitas Sanitasi Mesjid

1. Air Bersih

Jumlah mencukupi / selalu tersedia setiap saat.

Tidak berbau, tidak berasa & tidak berwarna.

Angka kuman tidak melebihi NAB (Nilai Ambang Batas).

Kadar bahan kimia tidak melebihi NAB.

2. Pembuangan Air Kotor

Harus terawatt dan bebas dari tersumbat.

3. Toilet/ WC

Bersih.

Letaknya tidak berhubungan langsung dengan bangunan utama.

Tersedia air yang cukup.

Tersedia sabun & alat pengering.

Toilet pria & wanita terpisah.

Jumlahnya mencukupi untuk pengunjung terbanyak.

Saluran pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau (water seal).

Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar.

4. Peturasan

Bersih.

Dilengkapi dengan kran pembersih.

Jumlahnya mencukupi.

5. Tempat Sampah

Tempat sampah kuat, kedap air, tahankarat, dan dilengkapi dengan penutup.

Jumlah tempat sampah mencukupi.

Sampah diangkut setiap 24 jam ke TPA.

Kapasitas tempat sampah terangkat oleh 1 orang.

6. Tempat Wudhu

Bersih.

Terpisah dari toilet, peturasan, & ruang mesjid.

Air wudhu keluar melalui kran kran khusus & jumlahnya mencukupi.

Kolam air wudhu tertutup (rapat serangga).

Tidak terdapat jentik nyamuk pada kolam air wudhu.

Limbah air wudhu mengalir lancar.

Tempat wudhu pria dan wanita sebaiknya terpisah.

Tempat Sembahyang

Bersih, tidak berbau yang tidak enak.

Bebas kutu busuk & serangga lainnya.

Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30 cm sebagai tempat sujud.

Tempat sandal dan sepatu

Tersedia tempat sandal & sepatu yang khusus.

Bersih dan kuat.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Inspeksi Mesjid

Jenis Kegiatan: Survey Sanitasi Mesjid

Hari / Tanggal : Rabu, 17 Desember 2014

Waktu Survey : 15.00-15.30 WIB

Nama masjid: Masjid Nur AlWeini

Alamat : Jl. Peralatan Komp. Pemda Kelurahan Melayu Kota Piring

NO

KOMPONEN

BOBOT

NILAI

SKOR

I

LETAK (V)

Sesuai dengan rencana Tata kota.

10

4

40

II

KONTRUKSI (V)

Kuat dan aman sesuai dengan petunjuk dari PU.

30

5

150

III

PERSYARATAN

1. Halaman (V)

Bersih tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air.

2. Tempat sampah (V)

Tersedia tempat pengumpul sampah yang tertutup rapat, kedap air dan mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapisitas disesuaikan dengan kebutuhan.

3. Pembuangan air kotor / bekas. (V)

Air menglir lancar, saluran bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum yang kedap air.

4. Persediaan air (V)

a. Mutu mmenuhi persyaratan air minum atau air bersih dan harus selalu tersedia pada setiap saat.

b. Air wudhu keluar melalui kran kran kusus.

5. Jamban / peturusan (V)

Tersedia jamban / peturusan seniter minimum masing masing satu buah yang dilengkapi dengan kran pembersih.

6. Ruang tempat mengambil air wudhu harus terpisah dari jamban peturusan dan ruang mesjid. (V)

60

3

3

4

5

5

5

180

180

240

300

300

300

NO

KOMPONEN

BOBOT

NILAI

SKOR

2. Alat sembahyang (V)

a. Bersih dan bebas dari kutu busuk dan lain serangga.

b.Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih dengan lebar 30 cm, yang dipergunakan sebagai tempat sujud.

60

2

120

3. Lantai (V)

Mudah dibersihkan dan tidak lembab.

60

5

300

4. Ventilasi (V)

Lubang penghawaan harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung terbanyak, bila mungkin dilengkapi dengan ventilasi mekanis.

60

5

300

5. Pencahayaan (V)

a. Cukup terang minimal 10 fc.

b. Tidak menyilaukan.

60

5

300

6. Tempat sandal dan sepatu (V)

Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus.

60

3

180

JUMLAH

2890

KRITERIA :

Memenuhi Syarat : 2040 3400

Tidak Memenuhi syarat : < 2040

PETUGAS :

NANANG FAUZI