21
BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia dalam mengembangkan potensi peserta didik baik jasmani maupun rohani sesuai dengan budaya dan nilai-nilai yang ada di masyarakat selain itu juga pendidikan memiliki peran yang penting dalam menjamin peningkatan mutu pendidikan ditengah pengaruh global agar setiap warga Indonesia menjadi mahluk yang patuh terhadap Tuhan YME memiliki akhlak yang mulia, cerdas, proaktif dan berdaya saing tinggi baik di pergaulan nasional maupun di dalam pergaulan internasional. Pendidikan disekolah sangat berperan dalam membentuk “karakter anak supaya memiliki kepribadian yang religius pengalaman yang di lakukan setiap hari disekolah berdampak baik untuk anak dilingkungan masyarakat”. 1 Seperti salah satunya yaitu kegiatan berinfak disekolah ini membentuk siswa supaya lebih bisa peduli pada masyrakat serta tertanam bahwa ini adalah perintah Allah. Tujuan pedidikan yaitu membuat setiap manusia menuju perubahan tikah laku yang lebih baik dan lebih intelektual sehinga manusia dapat menjadi sosok individu yang mandiri sekaligus menjadi mahluk sosial yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. 1 Syarnubi, “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Religiusitas Siswa Kelas IV Di SDN 2 Pengarayan,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, No. 1 (2019), hal. 89.

BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Masalah

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia dalam mengembangkan

potensi peserta didik baik jasmani maupun rohani sesuai dengan budaya dan

nilai-nilai yang ada di masyarakat selain itu juga pendidikan memiliki peran

yang penting dalam menjamin peningkatan mutu pendidikan ditengah pengaruh

global agar setiap warga Indonesia menjadi mahluk yang patuh terhadap Tuhan

YME memiliki akhlak yang mulia, cerdas, proaktif dan berdaya saing tinggi baik

di pergaulan nasional maupun di dalam pergaulan internasional.

Pendidikan disekolah sangat berperan dalam membentuk “karakter anak

supaya memiliki kepribadian yang religius pengalaman yang di lakukan setiap

hari disekolah berdampak baik untuk anak dilingkungan masyarakat”.1 Seperti

salah satunya yaitu kegiatan berinfak disekolah ini membentuk siswa supaya

lebih bisa peduli pada masyrakat serta tertanam bahwa ini adalah perintah Allah.

Tujuan pedidikan yaitu membuat setiap manusia menuju perubahan tikah

laku yang lebih baik dan lebih intelektual sehinga manusia dapat menjadi sosok

individu yang mandiri sekaligus menjadi mahluk sosial yang menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas.

1Syarnubi, “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Religiusitas

Siswa Kelas IV Di SDN 2 Pengarayan,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, No. 1 (2019), hal.

89.

Adapun krakter secara bahasa berasal dari bahasa latin kharakter, dan

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti sifat-sifat kejiwaan,

akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain, atau

bermakna bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas,

sifat, tabiat, tempramen, dan watak.2

Menurut Kemendiknas karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau

kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi berbagai

kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk

cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Sementara pendidikan

karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter

bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan

karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga Negara yang

religious, nasionalis, produktif dan kreatif.3

Senada dengan pendapat tersebut Thomas Lickona dalam bukunya Euis

Winarti, mengemukakan Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk

membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti yang baik,

jujur, bertangung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras.4

Dari uraian diatas bahwa seseorang yang memiliki karakter baik atau

unggul ialah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap

Tuhan YME, diri sendiri, sesame, lingkungan, bangsa dan Negara serta dunia

internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan)

dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (persamaannya).

2Euis Winarti, Pengembangan Kepribadian Self Disclosure - Interpersonal Skills-Etichs

(Jakarta: Lentera Printing, 2012), hal. 1. 3Imam Mchal dan Muhajir, ed., Pendidikan Karater Pengalaman Implementas Pendidikan

Karakter di Sekolah (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2011), hal. 7. 4Ibid., hal. 4.

Selanjutnya pengertian infaq adalah Infaq berasal dari kata nafaqa, yang

berarti sesuatu yang telah yang telah berlalu atau habis, baik dengan sebab dijual,

dirusak, atau karena meninggal. Selain itu, kata infaq terkadang berkaitan dengan

sesuatu yang dilakukan secara wajib atau sunnah.

Secara istilah para ulama diartikan sebagai “perbuatan atau sesuatu yang

diberikan oleh seseorang untuk menutupi kebutuhan orang lain, baik

berupa makanan, minuman, dan sebagainya juga mendermakan atau

memberikan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas dan karena

Allah SWT semata”. 5

Jadi dari pendapat di atas bahwa infaq adalah mengeluarkan sebagaian

harta yang kita miliki untuk kepedulian sosial dengan rasa ikhlas dengan

mengharap ridho dari Allah dan agar dapat meringankan beban saudara kita yang

membutuhkan.

Maka dari itu bahwa pendidikan karakter ini harus ditanamkan kepada

peserta didik melalui kegiatan dan pembiasaaan yang dilakukan setiap hari di

sekolah supaya mereka memiliki bekal dan tertanam pada dirinya karakter yang

baik salah satunya dengan membiasakan peserta didik melakukan kegiatan infak

di sekolah.

Dari hasil observasi pada tanggal 15 sampai 30 April 2019, terlihat bahwa

kegiatan infak dilaksanakan setiap hari pada pagi hari yang merupakan kegiatan

rutinitas yang dilakukan peserta didik sebelum mulai pelajaran di dalam kelas

maupun aktivitas lainnya melalui kegiatan infak ini yang dibiasakan oleh pihak

sekolah memiliki tujuan yaitu untuk membiasakan anak hidup hemat, untuk

5Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), hal. 6.

membiasakan anak berinfak dan untuk membina ketaqwaan kepada Allah SWT

serta diharapkan dapat membentuk karakter siswa terutama dalam karakter peduli

sosial. Kegiatan ini termasuk di dalam kegiatan IMTAQ yang merupakan

program ungulan di SMP Negeri 10 Palembang.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian tentang Penanaman

Karakter Peduli Sosial di SMP Negeri 10 Palembang sangat penting untuk

dilakukan, untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan infak, penanaman karakter

peduli sosial melalui kegiatan infak dan karakter Peduli Sosial di SMP Negeri 10

Palembang.

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya kepedulian siswa terhadap keadaan sosial di sekolah

2. Beberapa siswa masih belum memiliki sikap peduli

3. Kurangnya pemahaman siswa mengenai manfaat dalam penanaman karakter

peduli sosial

4. Kurangnya pemahaman siswa tentang peduli sosial

5. Kurangnya pengetahuan peserta didik tentang penanaman karakter peduli

sosial

C. Rumusan Masalah

Bagaimana Penanaman Karakter Peduli Sosial Di SMP Negeri 10

Palembang?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Penelitian ini adalah :

Untuk Mengetahui Penanaman Karakter Peduli Sosial Di SMP Negeri 10

Palembang

2. Kegunaan Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia terutama dalam bidang

keagamaan.

b. Manfaat Praktis

1) Kampus, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah

referensi sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada

masa yang akan datang.

2) Sekolah, hasil peneitian in diharapkan dapat dijadikan sebagai

masukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkaitan

dengan Penanaman Karakter Peduli Sosial.

3) Guru sebagai alternatif yang diterapkan agar peserta didik dapat

membiasakan sikap peduli sosial.

4) Peserta didik bisa mengetahui penanaman karakter peduli sosial di

sekolah untuk bekal mereka di masyarakat.

5) Peneliti sendiri, agar lebih memahami dan mengetahui penanaman

karakter peduli sosial.

E. Tinjauan Pustaka

Banyak literatur penelitian, dijelaskan bahwa setelah angkah perumusan

masalah dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan kajian pustaka. Secara

teknis, kajian pustaka adalah proses pendalaman, penelaahan, dan

pengidentifikasinan pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan,

buku-buku referensi, atau hasil penelitian lain) yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti. Adapun tinjauan kepustakaan yang digunakan yang

berkaitan dengan penanaman karakter peduli sosial melalui kegiatan infak di

sekolah:

Pertama, Agus Kholidin,6 dalam skripsinya berjudul “Upaya Penerapan

Pendidikan Karakter di SMP Muhammadiyah 4 Metro Utara” dari hasil

penelitianya bahwa upaya penerapan pendidikan karakter di SMP

Muhammadiyah 4 Metro Utara ini dilaksanakan dengan menerapkan dalam

6Agus Kholidin, Upaya Penerapan Pendidikan Karakter di SMP Muhammadiyah 4 Metro

Utara (Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, 2017).

kemah dan MABIT (Malam Bina Imam dan Taqwa) dan ekstrakulikuler

ditanamkan karakter kerja keras, jujur, mandiri, semangat, kerjasama, percaya

diri, gemar membaca, bertangung jawab, peduli lingkungan, peduli sosial,

disiplin, toleransi, menghargai, persahabatan, dan akhlakulk karimah dan

religius, dengan pembiasaan hal-hal harus ditanamkan kepada peserta didik agar

peserta didik terbiasa meskipun tidak diingatkan melaksanakannya dengan penuh

kesadaran.

Dalam Penelitian diatas terdapat kesamaan yaitu membahas tentang

pendidikan karakter sedangkan perbedaanyan yaitu meneliti tentang penanaman

karakter peduli sosial melalui kegiatan infak sedangkan yang peneliti diatas teliti

yaitu upaya menanamkan karakter melalui kegiatan Kemah, MABIT dan

Ekstrakulikuler yang ditanamkan ke peserta didik melalui pembiasaan.

Kedua, Bagus Dwi Andika Pras Setiawan Jody,7 dalam skripsinya yang

berjudul “Penanaman Pendidikan Karakter Peduli Sosial dan Santun Peserta

Didik Melalui Budaya Sekolah (studi kasus SMK Negeri 08 Surakarta Tahun

Pelajaran 2014/2015 ”, dari hasil penelitiannya yaitu menanamkan pendidikan

karakter peduli sosial dan santun melalui budaya sekolah dengan memberikan

pembinaan rutin yang dilakukan setiap hari senin oleh wali kelas masing-masing,

percontohan dan suri tauladan dari bapak ibu guru, program-program sekolah,

kerja sama pihak sekolah baik di dalam maupun di luar sekolah dengan

7Bagus Dwi Anhdika Pras Setiawan Jody, Penanaman Pendidikan Karakter Peduli Sosial dan

Santun Peserta didik Melalui Budaya Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran

2014/2015) (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015).

membudayakan salaman 3S (senyum, salam, sapa), MOS, kegiatan auting class,

mengadakan pegelaran rutin setiap bulan (selasa kliwon, petilasan, memlikular,

pitulikular, dan songoligularan) melalui kegiatan ini dapat menanamkan karakter

peduli sosial dan santun.

Dalam Penelitian diatas terdapat kesamaan yaitu sama-sama membahas

tentang penanaman karakter peduli sosial sedangkan perbedaannya ialah yang

peneliti diatas teliti menanamkan karakter peduli sosial melalui budaya sosial

yang dilakukan setiap senin dan setiap bulan dengan kegiatan dan program-

program yang dilakukan disekolah sedangkan yang peneliti teliti yaitu

penanaman karakter peduli sosial melaui kegiatan infak yang dilaksanakan secara

rutin setiap hari disekolah.

Ketiga, Muhammad Arifin,8 dalam tesisnya yang berjudul “Implementasi

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada SD Negeri Mannuruki Makassar”, hasil

penelitiannya bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terintegrasi pada proses

pembelajaran adalah religius, disiplin, tekun, rasa ingin tau, peduli dan tanggung

jawab, melalui kegiatan drum band, seni tari, olahraga, dan pengayaan dengan

motivasi, pemahaman, nasihat, sangsi, keteladanan dan hadiah dengan tujuan

berkarakter yang berintegritas moral yang tinggi.

Dalam Penelitian di atas terdapat kesamaan yaitu membahas tentang

karakter sedangkan perbedaan yaitu yang peneliti teliti ialah penanaman karakter

8Muhammad Arifin, Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada SD Negeri

Mannuruki Makassar (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017).

peduli sosial melalui kegiatan infak yang dilaksanakan secara rutin di sekolah

sedangkan yang peneliti diatas meneliti mengenai implementasi nilai-nilai

pendidikan karakter melalui kegiatan drum band, olahraga dan pengayaan,

motivasi.

Keempat, Ahmad Riyan Fauzi, Zainuddin dan Rosyid Al Atok,9 dalam

jurnalnya yang berjudul “Penguatan Karakter Rasa Ingin Tahu Dan Peduli Soial

Melalui Discaveri Learning”, hasil penelitiannya bahwa penerapan kurikulum

2013 memberikan paradigma, dimana pada pada hasil akhir pembelajaran siswa

tidak hanya menguasai pengetahuan melaikan juga sikap dan keterampilan salah

dua karakter yang ingin dicapai yaitu rasa ingin tahu dan peduli sosial dengan

mengunakan tindakan pelajaran yang kompeten seperti pendekatan, model,

metode dan stategi pembelajaran yang tepat dengan mengunakan model

pembelajaran discovery learning dengan pendekatan saintifik yang mana ini

model pembelajaranyang efisien dan efektif.

Dalam Penelitian diatas terdapat persamaan yaitu sama-sama membahas

karakter peduli sosial dan perbedaannya yang peneliti diatas teliti ialah

penguatan karakter rasa ingintahu dan peduli sisal dengan menerapkan model

pembelajaran discaveri learning dan pendekatan santifik yang diterapkan pada

kurikulum 2013 sedangkan yang peneliti teliti ialah penanaman karakter peduli

9Rosyid Al Atok Ahmad Riyan Fauzi, Zainuddin, Penguatan Karakter Rasa Ingin Tahu Dan

Peduli Soial Melalui Discaveri Learning, pendidikan matematika 5 (2017).

sosial melalui kegiatan infak yang dilaksanakan secara rutin di sekolah setiap

pagi hari.

Kelima, Chairil Faif Pasani dan Lestari,10

dalam jurnalnya yang berjudul

“Karakter Peduli Sosial Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan

Pendekatan Contextual Teaching And Learning Di Kelas VII SMP Negeri 31

Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016/2017” dalam Penelitiannya di menjelaskan

bahwa karakter peduli sosial ini dapat dilihat dari peserta didik yang mau

membantu teman yang lain maupun masyarakat yang membutuhkan melalui

pendekatan Contextual Teaching And Learning pada mata pelajaran Matematika.

Dalam jurnal Penelitian diatas terdapat persamaan yaitu sama-sama

membahas tentang karakter peduli sosial dan perbedaannya yaitu yang peneliti

diatas teliti ialah melihat karakter peduli sosial melalui pendekatan Contextual

Teaching And Learning dalam Mata Pelajaran Matematika sedangkan yang

peneliti teliti ialah penanaman karakter peduli sosial yang ditanamkan ole

sekolah melalui kegiatan infak yang secara rutin di laksanakan di sekolah pada

waktu pagi hari.

Keenam, Ahsan Masrukhan,11

dalam jurnalnya yang berjudul

“Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peduli Sosial di SD Kotagede 5

Yogyakarta” dalam penelitiannya peneliti menjelaskan bahwa pelaksanaan

10Chairil Faif Pasani Lestari, Karakter Peduli Sosial Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Di Kelas VII SMP Negeri 13 Banjarmasin

Tahun Pelajaran 2016/2017, pendidikan matematika 5 (2017). 11Ahsan Masrukhan, Pelaksanaan Pendidikan Karakter Penduli Sosial di SD Katagede 5

Yogyakarta, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2016.

pendidikan karakter melalui pengembangan diri berupa kegiatan rutin dengan

infaq, guru memberikan keteladanan berupa contoh langsung, guru juga

melaksanakan kegiatan spontan dengan menegur siswa yang acuh dengan

temannya dan mengkondisikan memasang tata tertib, kode etik siswa dan poster

yang berkaitan dengan peduli sosial serta mengkondisikan semua kegiatan yang

berkaitan dengan karakter peduli sosial.

Dalam Penelitian ini terdapat persamaan yaitu sama-sama membahas

tentang karakter peduli sosial dan perbedaannya ialah yang peneliti diatas teliti

merupakan pelaksanaan penanaman karakter peduli sosial yang dilakukan

melalui kegiatan rutin pengembangan diri, infak dan lain-lain sedangkan yang

peneliti teliti ialah penanaman karakter peduli sosial melalui kegiatan infak yang

dilaksanakan secara rutin disekolah setiap pagi hari.

F. Kerangka Teori

1. Karakter

Menurut Thoamas Licona pendidikan karakter adalah pendidikan

untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti,

yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku

yang baik, jujur, bertangung jawab, menghormati hak orang lain, kerja

keras.12

12Winarti, Op. Cit., hal. 4.

Disisi lain Ramli berpendapat bahwa pendidikan karakter memiliki

makna moral dan akhlak dengan tujuan untuk membentuk tingkah laku

pribadi seseorang menjadi manusi yang baik. Dengan demikian karakter

adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan

terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil

olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau

sekelompok orang.

2. Karakter Peduli Sosial

Peduli sosial adalah merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.13

لعلكم ترحمون انما المؤمنون اخوة فاصلحوا بين اخويكم واتقوا الله

اايها ن نسا يه نهم ول نساء م ى ان يكونوا خيرا م ن قوم عسه منوا ل يسخر قوم م ء الذين اه

نهن ى ان يكن خيرا م وا باللقا عسه ا انسكم ول تناب و م ال ول تلم ال سوق ب

يمان لمون بعد ال م اله ك فاوله ن الن ومن لم ي منوا اجنبوا كثيرا م ـايها الذين اه

يها ان بعض الن اثم كم بع بع سسوا ول ي ل ت و احدكم ان ياكل لحم ا يح

موه اخيه ميا فكرحيم واتقوا الله ا تو

ن ذكر ان الله كم م ايها الناس انا خلقنه يه

قباكل لعافوا كم شعوبا وى وجعلنه انثه كم ان اك و ا تقه

عليم رمكم عند الله ان الله

خبيArtinya :

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah

antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu

mendapat rahmat. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum

mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan)

lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-

perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan

13Machali dan Muhajir, Op. Cit., hal. 91.

(yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).

Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil

dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang

buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah

orang-orang yang zhalim. Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari

prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu

mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang

menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan

daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah

kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. Wahai

manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar

kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah

ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

3. Indikator Karakter Peduli Sosial

a. Indikator Sekolah

1) Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.

2) Melakukan aksi sosial.

3) Menyediahkan fsilitas untuk menyambung.

b. Indikator Kelas

1) Berempati kepada sesama teman.

2) Melakukan aksi sosial.

3) Membangun kerukunan warga kelas.14

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti ini adalah jenis penelitian

kualitatif, menurut Saifuluddin Anwar dalam buku Pupuh Faturrohman

14Ibid., hal. 22.

menjelaskan bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih

menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta

pada analisis terdapat dinamika hubungan antar fenomena yang diamati,

dengan mengunakan logika ilmiah”.15

Jenis penelitian kualitatif dipilih karena

peneliti melihat fenomena yang diamati dengan tujuan untuk memperoleh

pemahaman tentang perilaku siswa di tinjau dari prilaku manusia itu sendiri.16

Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini mengunakan jenis peelitian yang

dapat menghasilkan data deskriptif artinya menganalisis dan mengambarkan

penelitian secara objektif detail untuk mendapatkan hasil yang akurat.

ء حسيبا كان علىه كل شي سن من ها أو دوا إن الل وإذا حييم بحية فحيوا بأح

Artinya : Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan,

maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau

balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah

memperhitungankan segala sesuatu.’’(4: 86)

2. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan data yang digunakan peneiti terdapat dua sumber data

yang digunakan, antara lain :

1) Sumber data primer atau tangan pertama adalah “data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh orang yang

15Pupuh Fathurrohman dkk, Pengembangan Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2013), hal. 81. 16Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:

Alfabeta, 2015), hal. 284.

melakukan penelitian. Data primer disebut juga data asli atau data baru.

Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat, baik yan

dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya juga

merupakan data primer. Data primer yang bersifat polos, apa adanya,

masih mentah memerlukan anaisis lebih lanjut”.17

2) Sumber data sekunder atau tangan kedua adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber

yang telah ada. Data ini bisa diperoleh dari perpustakaan atau dari

laporan-laporan peneliti terdahulu. Bahan kepustakaan dapat

dipergunakan dalam penelitian tidak hanya berupa teori-teori yang telah

matang, siap untuk dipakai, tetapi dapat pula berupa hasil-hasil peneliti

yang masih memerlukan pengujian kebenarannya.18 Seperti data yang

diperoleh yang digunakan dari pengamatan (observasi) yang berkaitan

dengan penelitian. Data sekunder yaitu data tambahan yang digunakan

yaitu data yang diperoleh di SMP Negeri 10 Palembang. Ialah sarana

prasarana, kegiata keagamaan dan kegitan proses belajar mengajar.

3. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena akan

melakukan observasi, wawancara, dokumentasi, maka perlu informan untuk

17Ibid., hal.146. 18Ibid., hal. 147.

memperoleh data informasi yang menjadi dalam hal ini yang menjadi

informan adalah sebagai berikut:

a) Kepala sekolah SMP Negeri 10 Palembang

b) Waka Kurikulum SMP Negeri 10 Palembang

c) Waka Kesiswaan SMP Negeri 10 Palembang

d) Guru Pendamping Kegiatan Infak di SMP Negeri 10 Palembang

e) Guru SMP Negeri 10 Palembang

f) Peserta didik SMP Negeri 10 Palembang

g) Wali Peserta didik SMP Negeri 10 Palembang

h) Karyawan SMP Negeri 10 Palembang

i) Masyarkat sekitar SMP Negeri 10 Palembang

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Observasi

Sugiyono Nasution menjelaskan “bahwa, observasi adalah dasar

ilmu pengetahuan.Para ilmua hanya dapat berkerja berdasarkan data, yaitu

fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”.19

Observasi yang dilakukan peneliti yaitu observasi partisipatif yang

mana peneliti ikut dalam kegiatan sehai-hari orang yang sedang diamati

sambil pelakukan pengamatan penelti ikut yang dilakukan oleh sumber

data dan ikut merasakan suka dukanya.20

19Ibid., hal. 310. 20Ibid.

Jadi dengan teknik observasi ini peneliti dapat mendapatkan data

dengan langsung ikut dalam kegiatan sehari-hari dan mengetahui

bagaimana kegiatan infak berjalan supaya dapat merasakan suka-duka dan

mendapatkan informasi yang objektif dan akurat.

b. Teknik Wawancara

Esterberg mendefinisikan wawancara adalah pertemuan dua orang

untuk tukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam topik tertentu.21

Esterberg mengemukakan beberapa cara wawacara, yaitu

wawancara tersetruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur. Dalam

penelitian ini peneliti mengunakan wawancara semi struktural yaitu

melakukan wawancara dimana akan memberi kebebasan dari sumber data

menjawab sehingga memperoleh data yang mendalam.

Teknik ini peneliti gunakan karena untuk mengetahui bagaimana

penanaman karakter peduli sosial melalui kegiatan infak di sekolah SMP

Negeri 10 Palembang.

c. Teknik Dokumentasi

21Ibid., hal. 317.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,

dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang.22

Teknik dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk memperoleh

latar belakang berdirinya sekolah, jumlah guru, staff, keaadan siswa, sarana

prasarana dan serta kegiatan keagaman yang dilaksanakan di SMP Negeri

10 Palembang.

5. Teknik Analisis Data

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu.23 Maka dalam penelitian ini, data yang

menjadi informan dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru

Pendamping kegiatan, dan peserta didik SMP Negeri 10 Palembang

disusun secara sistematis agar mendapat gambaran yang sesuai dengan

demikian peneliti akan lebih mudah untuk mengambarkan yang lebih jelas

dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.

b. Penyajian Data

Setelah direduksi langkah selanjutnya adalah “penyajian data

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara

22Ibid.,hal. 329. 23Ibid., hal. 338.

kategori.flowchart dan sejenisnya. Selanjutnya disarankan dalam

melakukan display data, selain dengan naratif, juga dapat berupa grafik.

Matrik, network (jejaring kerja) dan chart”.24Data yang didapat dari tahap

reduksi dikumpulkan sehinga peneliti mendapat kan kesimpulan.

c. Verifikasi / Penarikan Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada.25

Temuan dapat berupa deskriptif atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehinga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif. Jadi makna-

makna yang ditemukan harus diuji kebenaranya, kecocokan dan

kekokohannya dengan cara validitas.

H. Sistematika Penulisan

Supaya mempermudah pembaca mengetahui secara keseluruhan isi dari

skripsi ini maka disusun suatu sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan mengenai Latar Belakang

Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan

24Ibid. 25Ibid.

Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Meodologi Penelitian

dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori. Pada bab ini dijelaskan mengenai Pengertian

pendidikan Karakter, Tujuan Pendidikan Karakter, Fungsi Pendidikan Karakter,

Pengertian Infak, , Pengertian Infak, Manfaat Infak, Hikmah Infak.

Bab III Deskripsi Wilayah. Pada bab ini dijelaskan mengenai Sejarah

berdirinya sekolah dan Identitas Sekolah, Letak Geografis, Organisasi yang di

kembangkan, Administrasi, Visi dan Misi, Keadaan Guru yang membina

kegiatan zakat, infak dan sodakah, Keadaan Siswa, Sarana Prasarana, serta Tata

Tertib di SMP Negeri 10 Palembang.

Bab IV Analisis Data. Dalam bab ini berisikan inti dalam Penelitian

pembahasan, yang berisikan tentang penanaman Karakter Peduli Sosial di SMP

Negeri 10 Palembang dan Kegiatan Infak di SMP Negeri 10 Palembang.

Bab V Penutup.Pada bab ini dijelaskan mengenai Kesimpulan Dan

Saran.