47
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam menghadapi persaingan industri yang kian ketat di era global seperti pada masa sekarang, masing-masing perusahaan harus terus memupuk jiwa kompetitifnya agar para karyawan dapat memberikan kontribusi maksimal di dalam melaksanakan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya, sehingga perusahaan mampu untuk terus mempertahankan kelangsungan hidupnya serta dapat menghadapi para pesaing yang akan selalu berdatangan. Tuntutan tersebut haruslah didukung dengan manajemen yang dapat mendorong kinerja karyawan agar semakin baik. Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menciptakan atau membentuk sumber daya manusia yang baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yaitu dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas dan terampil serta dengan memperbaiki kualitas tenaga kerja yang telah dimiliki yaitu melalui pelatihan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perusahaan sangat mementingkan kualitas sumber daya manusia, dimana dalam menyelesaikan pekerjaan memerlukan tingkat kinerja yang handal, berbudi pekerti luhur dan berkompeten. Mengingat pentingnya tuntutan peningkatan kinerja karyawan dalam perusahaan,maka diperlukan usaha dan strategi yang tepat dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada pada perusahaan. Definisi kinerja karyawan menurut Kasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya satu tahun. Sedangkan definisi kinerja menurut Fahmi (2014) 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di dalam menghadapi persaingan industri yang kian ketat di era global seperti

pada masa sekarang, masing-masing perusahaan harus terus memupuk jiwa

kompetitifnya agar para karyawan dapat memberikan kontribusi maksimal di

dalam melaksanakan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya, sehingga

perusahaan mampu untuk terus mempertahankan kelangsungan hidupnya serta

dapat menghadapi para pesaing yang akan selalu berdatangan. Tuntutan tersebut

haruslah didukung dengan manajemen yang dapat mendorong kinerja karyawan

agar semakin baik. Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menciptakan atau

membentuk sumber daya manusia yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

perusahaan yaitu dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas dan terampil

serta dengan memperbaiki kualitas tenaga kerja yang telah dimiliki yaitu melalui

pelatihan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, perusahaan sangat mementingkan

kualitas sumber daya manusia, dimana dalam menyelesaikan pekerjaan

memerlukan tingkat kinerja yang handal, berbudi pekerti luhur dan berkompeten.

Mengingat pentingnya tuntutan peningkatan kinerja karyawan dalam

perusahaan,maka diperlukan usaha dan strategi yang tepat dalam mengoptimalkan

sumber daya yang ada pada perusahaan. Definisi kinerja karyawan menurut

Kasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu

periode, biasanya satu tahun. Sedangkan definisi kinerja menurut Fahmi (2014)

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

2

adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi dari anggota organisasi baik

organisasi tersebut bersifat profit oriented maupun non profit oriented yang

dihasilkan selama satu periode waktu. Tercapainya tujuan perusahaan tidak

hanya tergantung pada peralatan modern maupun sarana dan prasarana yang

lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan

pekerjaan tersebut. Organisasi pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai

keunggulan kompetitif harus mengusahakan kinerja individual yang setinggi-

tingginya, karena pada dasarnya kinerja individu akan memberikan pengaruh

terhadap kinerja tim atau kelompok kerja dan pada akhirnya akan mempengaruhi

kinerja organisasi secara keseluruhan. Karyawan merupakan sumber daya yang

penting dalam sebuah organisasi yang berperan aktif dalam mewujudkan tujuan

organisasi yang memiliki pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat

memengaruhi sikap terhadap pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya. Fisher, et

all (2013) mengemukakan keberhasilan organisasi dalam jangka panjang juga

tergantung pada kemampuannya mengukur seberapa baik karyawan melaksanakan

pekerjaannya, karena apabila karyawan mempunyai kinerja yang baik akan

berpengaruh terhadap kinerja organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.

Menurut Edy Sutrisno (2014), kepuasan keja menjadi suatu hal yang

penting karena terbukti besar manfaatnya bagi kepentingan individu, industri dan

masyarakat. Bagi sebuah industri, kepuasan kerja karyawan dapat berpengaruh

terhadap kinerja karyawan itu sendiri. Kepuasan kerja menurut Robbins (2013)

merupakan sikap umum karyawan terhadap pekerjaannya yang menunjukkan

adanya kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dengan realita yang ada

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

3

pada pekerjaan. Kepuasan kerja menurut F.Dadang (2013) adalah keadaan

emosional yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Kompensasi merupakan sebuah komponen yang penting bagi karyawan

karena mencerminkan ukuran nilai karya mereka. Menurut Sastrohadiwiryo

(2014:5) kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh

perusahaan kepada para tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut telah

memberikan sumbangan tenaga dan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Marwansyah (2016:269) kompensasi adalah penghargaan atau imbalan

perusahaan baik itu dalam bentuk materiil maupun non materiil, yang adil dan

layak kepada karyawan sebagai balasan atas kontribusinya terhadap pencapaian

tujuan perusahaan. Apabila nilai balas jasa atau kompensasi yang diberikan

perusahaan sesuai dengan harapan dari karyawan, maka dapat dikatakan

karyawan mengalami kepuasan kerja karena harapan karyawan akan besaran

kompensasi terpenuhi. Apabila kepuasan kerja terjadi, maka akan diwujudkan

dalam sikap karyawan terhadap kinerjanya. Pendapat ini didukung oleh teori

Hasibuan (2008), yakni kompensasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan

dengan terlebih dahulu mempengaruhi kepuasan kerja. Teori dua faktor oleh

Frederick Herzberg mengatakan bahwa kompensasi dapat mempengaruhi kinerja

karyawan. Jadi, mekanisme pengaturan dan pemberian kompensasi yang tepat

akan memberikan kepuasan kerja yang akan berdampak kepada kinerja karyawan.

Menurut penelitian yang dilakukan M.Adi Nugroho (2015),terdapat pengaruh

antara kompensasi terhadap kepuasan kerja serta terdapat pengaruh antara

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian lain dilakukan oleh John

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

4

Holleinbeck (2011) dengan judul The Impact of Compensation, Performance

Evaluation and Promotion Practices on Government Employees Performance VS

Private Employees Performance membuktikan bahwa kompensasi berpengaruh

terhadap kinerja karyawan. Mathis dan Jackson (2002) berpendapat bahwa

kompensasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan

mengapa orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi lain serta

kompensasi dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

Mengingat pentingnnya faktor kompensasi terhadap kepuasan kerja dan

kinerja karyawan, maka peniliti melaksanakan wawancara pendahuluan dengan

pembimbing riset perusahaan guna mengetahui program kompensasi apa saja

yang diberikan perusahaan kepada karyawan. PT.Sampurna Kuningan Juwana

memberikan kompensasi-kompensasi materiil kepada karyawannya berupa gaji

pokok dan upah, insentif, dan tunjangan karyawan. Tidak hanya kompensasi

materiil, perusahaan juga memberikan kompensasi non materiil berupa cuti kerja

dan pujian terhadap tindakan prestatif karyawan. Dengan program-program

kompensasi yang telah diberikan, perusahaan berharap hal tersebut dapat memicu

kepuasan kerja karyawannya sehingga mampu bekerja secara optimal dan dapat

mempengaruhi kinerja karyawannya agar terus meningkat tiap tahunnya.

Menurut Sedarmayanti (2013) lingkungan kerja merupakan segala sesuatu

yang berada disekitar karyawan pada saat mereka bekerja, baik berbentuk fisik

maupun non fisik yang dapat memengaruhi diri seorang karyawan pada saat

bekerja. Lingkungan kerja fisik dapat berupa ketersediaan fasilitas kerja, kualitas

dari fasilitas kerja, pencahayaan ruangan, sirkulasi udara, kerapian ruang kerja.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

5

Sedangkan lingkungan kerja non fisik seperti misalnya hubungan antar karyawan

maupun hubungan karyawan dengan pimpinan, serta adanya upaya pimpinan

dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan. Menurut Nitisemito (2013),

lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar para pekerja

yang dapat mempengaruhi dirinya di dalam menjalankan tugas-tugas yang

dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan lain sebagianya. Lingkungan kerja

merupakan salah satu faktor penting di dalam menciptakan kepuasan dan kinerja

karyawan. Kepuasan kerja karyawan dapat meningkat dalam bekerja pada saat

lingkungan kerja di sekitarnya mendukung aktivitas mereka dalam bekerja.

Sehingga, dengan adanya kepuasan kerja pada setiap karyawan maka diharapkan

hasil kerja karyawan pun menjadi memuaskan. Pendapat ini didukung oleh teori

Ishak dan Tajung (2003) yang menyatakan lingkungan kerja dapat mempengaruhi

kepuasan kerja, sehingga nantinya akan berdampak pada kinerja karyawan. Pada

teori dua faktor oleh Frederick Herzberg, mengatakan bahwa lingkungan kerja

dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Penelitian mengenai lingkungan kerja

dilakukan oleh Reza Almustofa (2014), menunjukan hasil bahwa lingkungan kerja

berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Penelitian lain juga dilakukan M.Adi

Nugroho (2015), hasilnya terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.

Peneliti juga melakukan pengamatan dan wawancara mengenai lingkungan

kerja PT.Sampurna Kuningan Juwana. Dari hasil yang didapat, perusahaan

memperhatikan lingkungan kerja para karyawannya dan mencoba memberikan

lingkungan kerja fisik yang nyaman dengan memberikan fasilitas-fasilitas seperti

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

6

ruang kerja beserta peralatannya, tempat ibadah, lahan parkir yang dapat

mendukung kayawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Tidak hanya itu

perusahaan juga sangat memperhatikan pencahayaan ruangan, sirkulasi udara, dan

juga melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga hubungan

antar karyawan seperti adanya kesempatan sharing antara para karyawan senior

dengan karyawan baru perusahaan pada jam isirahat maupun waktu fleksibel

lainnya. Perusahaan berharap dengan memberikan lingkungan kerja yang nyaman

dan memberikan fasilitas yang memadai akan dapat meningkatkan kepuasan kerja

dan kinerja karyawannya.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa penelitian terdahulu

mengenai variabel kompensasi, lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan kinerja

karyawan, diantaranya seperti pada hasil penelitian Reza Almustofa (2014)

menyatakan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai.

Lalu pada penelitian Safrianisa Dewi (2015) menyatakan bahwa terdapat

pengaruh antara kompensasi terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya pada

penelitian Muhammad Adi Nugroho (2015) menyatakan bahwa kompensasi

berpengaruh terhadap kinerja karyawan, lingkungan kerja berpengaruh terhadap

kinerja kayawan, kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan karyawan,

lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan karyawan, serta kepuasan

kerja berpengaruh terhadap kinerja kayawan. Dan menurut penelitian John

Hollinbeck (2011) menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Aditya Kiswuryanto (2014) juga menyampaikan hasil penelitian bahwa

terdapat pengaruh antara kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

7

kerja sebagai variabel intervening dan terdapat pengaruh antara lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

Pada penelitian ini akan menggunakan kepuasan kerja sebagai variabel

intervening dari variabel kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan. Menurut penelitian yang dilakukan Aditya Kiswuryanto (2014),

kepuasan kerja merupakan faktor mediasi yang kuat antara kompensasi dan

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan secara parsial. Hasil penelitian ini

didukung oleh teori yang disampaikan Hasibuan, (2008), bahwa salah satu tujuan

pemberian kompensasi adalah kepuasan kerja. Dengan rasa puas dari pemberian

kompensasi tersebut akan memberikan dorongan karyawan untuk bekerja secara

maksimal dan lebih berprestasi dalam mencapai target kerja yang telah ditentukan.

Sehingga, sebelum kompensasi mempengaruhi kinerja, terlebih dahulu

mempengaruhi kepuasan kerja. Menurut Ishak dan Tanjung (2003), lingkungan

kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja, sehingga nantinya akan dapat

berdampak pada kinerja karyawan. Menurut Edy Sutrisno (2014) kepuasan kerja

merupakan sebuah hasil emosional yang dirasakan oleh karyawan yang akan

berimbas pada kinerjanya. Menurut pendapat Robinson dan Corners dalam

Zoeldhan (2013), kepuasan kerja dapat meningkatkan produktivitas, prestasi kerja

dan semangat kerja, mengurangi tingkat absensi dan turnover, dan menimbulkan

sikap positif terhadap pekerjaan, dimana hal-hal tersebut merupakan indikator

kinerja karyawan dikatakan baik.

Menurut hasil wawancara bersama pembimbing riset perusahaan yang juga

merupakan kepala bagian personalia mengenai kepuasan kerja karyawan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

8

PT.Sampurna Kuningan Juwana diperoleh informasi bahwa biasanya karyawan

merasa tidak puas dalam bekerja paling banyak disebabkan oleh beberapa faktor

seperti besaran kompensasi serta lingkungan kerja perusahaan seperti misalnya

terdapat gesekan dengan rekan kerja, maupun ketidakpuasan karyawan pada masa

awal percobaan kerja atau mendapatkan pekerjaan lain yang dirasa lebih baik

menjadi penyebab dari beberapa karyawan memutuskan untuk resign.

Penelitian ini dilaksanakan di PT.Sampurna Kuningan Juwana yang

merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan

memproduksi kerajinan kuningan yang telah memasarkan produknya sampai ke

dalam pasar internasional.Perusahaan mengharuskan setiap anggota organisasinya

untuk dapat secara aktif membuka diri, mampu mengemukakan ide, mampu

memahami orang lain, mampu mengatasi konflik dengan sesama anggota

organisasi maupun di luar anggota organisasi. Pemilihan sumber daya yang

tepat dapat menentukan baik buruknya kinerja perusahaan. Semakin baik

sumber daya yang dimiliki maka semakin baik pula kinerja perusahaan dan

akan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan

perusahaan. Untuk dapat mengetahui kemajuan PT.Sampurna Kuningan Juwana

dilakukan dengan melihat data kinerja karyawannya. Wilson Bangun (2013:231)

menjelaskan bahwa penilaian kinerja adalah proses yang dilakukan organisasi

untuk mengevaluasi atau menilai keberhasilan karyawan dalam melaksanakan

tugasnya. Kegiatan ini dapat digunakan untuk menentukan kebijakan-kebijakan

personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan

kerja mereka. Untuk melihat kinerja karyawannya, PT.Sampurna Kuningan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

9

Juwana melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan dengan cara melakukan

evaluasi pekerjaan dengan melihat beberapa faktor seperti kemampuan kerjasama,

tingkat pemahaman terhadap pekerjaan, kesesuaian hasil kerja dengan standar

kerja, tanggung jawab, dan disiplin kerja. Adapun bobot penilaian masing-masing

indikator adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1.

Bobot Penilaian Kinerja Karyawan PT. Sampurna Kuningan Juwana

No. Indikator Penilaian Kinerja Karyawan Bobot Penilaian

1. Kemampuan kerjasama 10%

2. Tingkat pemahaman terhadap pekerjaan 20%

3. Tanggung jawab 20%

4. Disiplin kerja 20%

5. Kesesuaian hasil kerja dengan standar kerja 30%

Jumlah 100%

Sumber : PT. Sampurna Kuningan Juwana Tahun 2019

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bobot penilaian masing-masing

indikator kinerja karyawan PT.Sampurna Kuningan Juwana, dengan bobot

penilaian terkecil adalah indikator kemampuan kerjasama dan bobot penilaian

terbesar adalah kesesuaian hasil kerja dengan standar kerja perusahaan. Berikut

adalah tabel penilaian kinerja karyawan yang diukur melalui indikator-indikator

yang telah ditetapkan oleh PT.Sampurna Kuningan Juwana:

Tabel 2.2.

Penilaian Kinerja Karyawan

PT. Sampurna Kuningan Juwana Tahun 2014-2017 No Kategori

Penilaian

Inteval

Nilai

Tahun 2014

(Karyawan)

Tahun 2015

(Karyawan)

Tahun 2016

(Karyawan)

Tahun 2017

(Karyawan)

1. Sangat Baik 80-100 46 (77%) 46 (77%) 47 (85%) 42 (76%)

2. Baik 60-80 10 (16%) 8 (13%) 6 (11%) 6 (11%)

3. Cukup 40-60 3 (5%) 6 (10%) 2 (4%) 4 (7%)

4. Kurang 20-40 1 (2%) 0 0 2 (4%)

5. Sangat Kurang 0-20 0 0 0 0

Total Karyawan 60 (100%) 60 (100%) 55 (100%) 55 (100%)

Sumber : PT. Sampurna Kuningan Juwana,Data diolah Tahun 2014-2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

10

Pada tabel 1.2 dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi penilaian kinerja

karyawan setiap tahunnya. Dari tahun 2014-2017 mayoritas karyawan

mendapatkan penilaian dalam kategori sangat baik dengan rentang interval nilai

berkisar dari 80-100. Apabila kita membandingan penilaian kinerja tahun 2016

dan 2017, terjadi penurunan jumlah karyawan yang menduduki kategori sangat

baik, yakni dari 85% menjadi 76%. Sedangkan pada kategori baik, jumlah

presentase pada tahun 2016 dan 2017 sama, yakni sebesar 11% . Lalu, pada tahun

2016 jumlah karyawan yang berada pada kategori cukup dan kurang sebanyak

2%, sedangkan pada tahun 2017 berjumlah tujuh persen lebih banyak, yakni

sebesar 11%. Maka dari itu, dapat kita simpulkan bahwa terjadi penurunan kinerja

karyawan dari tahun 2016 ke tahun 2017.

Akibat dari penurunan skor penilaian karyawan ini mengakibatkan

perusahaan tidak dapat mencapai tujuannya secara maksimal sesuai dengan apa

yang menjadi harapan perusahaan yakni mampu memenuhi permintaan konsumen

secara tepat waktu dengan penggunaan waktu, tenaga, dan materi perusahaan

yang efektif dan efisien, karena terdapat kendala yang menghambat performa

kinerja karyawan. PT.Sampurna Kuningan Juwana merupakan perusahaan yang

melakukan proses produksi dengan berdasarkan pesanan konsumen yang biasanya

berasal dari hotel, mall, maupun toko-toko yang menjual barang-barang kuningan

baik itu di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga, tidak ada target khusus

setiap tahunnya karena mereka melakukan produksi sesuai pesanan dari para

konsumennya dan semua pesanan konsumen selalu terpenuhi. Akan tetapi,

melalui proses wawancara yang dilakukan dengan pembimbing riset di

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

11

perusahaan, ketika data penilaian karyawan menurun akan berpengaruh terhadap

performa karyawan dalam memenuhi permintaan konsumen. Seperti yang masih

sering terjadi, apabila karyawan tidak memahami pekerjaanya atau tidak mampu

menyesuaikan hasil kerjanya dengan standar kerja, maka biasanya yang terjadi

adalah terdapat kesalahan-kesalahan kerja, misalnya terdapat kecacatan-kecacatan

barang produksi yang tentunya akan merugikan perusahaan. Ketika ditemui

produk yang mengalami kecacatan, maka segera dilakukan tindakan, untuk

produk dengan kecacatan ringan biasanya masih bisa diperbaiki, sedangkan

produk dengan kecacatan cukup serius biasanya dilebur kembali dan diproduksi

dari awal. Jika dilihat dari indikator kemampuan kerjasama, pekerjaan di

perusahaan tidak dapat terlaksana dengan baik apabila karyawannya tidak mampu

melakukan kerjasama karena pekerjaan di perusahaan saling berhubungan satu

sama lain, seperti misalnya apabila bagian central order tidak cepat-cepat atau

bahkan tidak mampu berkoordinasi dengan baik bersama bagian produksi

mengenai permintaan konsumen, maka hal ini akan memperlama waktu memulai

pengerjaan kuningan karena bagian produksi yang tidak cepat mendapatkan

intruksi pengerjaan pesananan konsumen. Pada indikator tanggung jawab kerja,

apabila karyawan mendapat skor tidak maksimal, maka implikasinya pekerjaan

tidak dapat terselesaikan dengan baik karena kelalaian karyawan terhadap

pekerjaannya dengan tidak melaksanakan pekerjaannya dengan semaksimal

mungkin atau mengerjakan dengan asal-asalan, dan pada indikator disiplin kerja

apabila karyawan mendapat skor yang tidak maksimal maka perusahaan akan

lebih banyak mengeluarkan SP (surat peringatan) kepada karyawannya yangmana

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

12

hal tersebut akan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup karyawan itu sendiri

di perusahaan karena akibat dari ketidakdiplinan karyawan tersebut menyebabkan

waktu yang terbuang sia-sia. Sehingga, urgensi dari adanya penilaian kinerja

karyawan yang kurang maksimal ini akan berdampak pada bertambahnya waktu

lembur karyawan atau yang seharusnya pada hari itu tidak ada waktu lembur

menjadi diadakan lembur agar dapat menyelesaikan target pesanan karyawan

dengan tepat waktu yang disebabkan karena adanya ketidakefektivan dan

ketidakefisiensian dalam penggunaan waktu, tenaga dan materi perusahaan,

dimana hal tersebut jelas akan merugikan perusahaan. Dengan demikian, performa

atau kinerja karyawan perlu untuk ditingkatkan setiap waktunya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan meneliti permasalahan

yang berhubungan dengan variabel kompensasi, lingkungan kerja, kepuasan kerja,

dan kinerja karyawan, sehingga penelitian ini dapat memberikan informasi kepada

para pembaca mengenai pengaruh antar variabel tersebut pada karyawan PT.

Sampurna Kuningan Juwana dengan judul “Pengaruh Kompensasi dan

Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai

Variabel Intervening (Studi pada Karyawan PT. Sampurna Kuningan Juwana)’’.

1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang diajukan berangkat dari hasil pemaparan pada latar

belakang penelitian diatas. Masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan antara

harapan dengan kenyataan yang terjadi. PT.Sampurna Kuningan Juwana memiliki

harapan yaitu tingkat kinerja karyawan yang tinggi dan selalu meningkat untuk

dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan agar semakin baik setiap

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

13

periodenya, sehingga perusahaan dapat bersaing dengan para pesaing diluar sana

yang akan terus bermunculan. Akan tetapi, pada kenyataannya terjadi adalah

terdapat penurunan kinerja karyawan yang ditunjukkan melalui tabel penilaian

kerja. Pada tabel 1.1 dapat diketahui bahwa fluktuasi penilaian kinerja karyawan

setiap tahunnya. Dari tahun 2014-2017 mayoritas karyawan mendapatkan

penilaian dalam kategori sangat baik dengan rentang interval nilai berkisar dari

80-100. Apabila kita membandingan penilaian kinerja tahun 2016 dan 2017,

terjadi penurunan jumlah karyawan yang menduduki kategori sangat baik, yakni

dari 85% menjadi 76%. Sedangkan pada kategori baik, jumlah presentase pada

tahun 2016 dan 2017 sama, yakni sebesar 11% . Lalu, pada tahun 2016 jumlah

karyawan yang berada pada kategori cukup dan kurang sebanyak 2%, sedangkan

pada tahun 2017 berjumlah tujuh persen lebih banyak, yakni sebesar 11%. Maka

dari itu, dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kinerja karyawan dari tahun

2016 ke tahun 2017. Akibat dari penurunan skor penilaian karyawan ini

mengakibatkan bertambahnya waktu lembur karyawan atau yang seharusnya pada

hari itu tidak ada waktu lembur menjadi diadakan lembur agar dapat

menyelesaikan target pesanan karyawan dengan tepat waktu yang disebabkan

karena adanya ketidakefektivan dan ketidakefisiensian dalam penggunaan waktu,

tenaga dan materi perusahaan, dimana hal tersebut jelas akan merugikan

perusahaan.

Pada penelitian ini akan menggunakan kepuasan kerja sebagai variabel

intervening dari variabel kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan. Menurut penelitian yang dilakukan Aditya Kiswuryanto (2014),

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

14

kepuasan kerja merupakan faktor mediasi yang kuat antara kompensasi dan

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan secara parsial. Hasil penelitian ini

didukung oleh teori yang disampaikan Hasibuan, (2008), bahwa salah satu tujuan

pemberian kompensasi adalah kepuasan kerja. Dengan rasa puas dari pemberian

kompensasi tersebut akan memberikan dorongan karyawan untuk bekerja secara

maksimal dan lebih berprestasi dalam mencapai target kerja yang telah ditentukan.

Sehingga, sebelum kompensasi mempengaruhi kinerja, terlebih dahulu

mempengaruhi kepuasan kerja. Menurut Ishak dan Tanjung (2003), lingkungan

kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja, sehingga nantinya akan dapat

berdampak pada kinerja karyawan. Menurut Edy Sutrisno (2014) kepuasan kerja

merupakan sebuah hasil emosional yang dirasakan oleh karyawan yang akan

berimbas pada kinerjanya. Menurut pendapat Robinson dan Corners dalam

Zoeldhan (2013), kepuasan kerja dapat meningkatkan produktivitas, prestasi kerja

dan semangat kerja, mengurangi tingkat absensi dan turnover, dan menimbulkan

sikap positif terhadap pekerjaan, dimana hal-hal tersebut merupakan indikator

kinerja karyawan dikatakan baik.

Menurut beberapa teori para ahli, hasil penelitian terdahulu, serta studi

pendahuluan dapat diketahui bahwa diduga kinerja karyawan dapat dipengaruhi

oleh kompensasi dan lingkungan kerja dengan terlebih dahulu mempengaruhi

kepuasan kerja. Untuk itu perusahaan harus terus mencari cara memecahkan

permasalahan untuk meningkatkan kinerja karyawannya yang menurun guna

mencapai tujuan perusahaan yang akan memberikan dampak positif terhadap

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

15

kelangsungan hidup dan kesuksesan PT. Sampurna Kuningan Juwana. Maka

rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:

1. Apakah kompensasi mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan

PT. Sampurna Kuningan Juwana?

2. Apakah lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan PT. Sampurna Kuningan Juwana?

3. Apakah kepuasan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT.

Sampurna Kuningan Juwana?

4. Apakah kompensasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja dengan kepuasan

karyawan sebagai variabel intervening pada PT. Sampurna Kuningan Juwana?

5. Apakah lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan

dengan kepuasan karyawan sebagai variabel intervening pada PT. Sampurna

Kuningan Juwana?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan adanya rumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari diadakannya

penelitian antara lain :

1. Untuk mengetahui apakah kompensasi mempunyai pengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan PT. Sampurna Kuningan Juwana.

2. Untuk mengetahui apakah lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan PT. Sampurna Kuningan Juwana.

3. Untuk mengetahui apakah kepuasan kerja mempunyai pengaruh terhadap

kinerja karyawan PT. Sampurna Kuningan Juwana.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

16

4. Untuk mengetahui apakah kompensasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja

karyawan dengan kepuasan karyawan sebagai variabel intervening pada PT.

Sampurna Kuningan Juwana.

5. Untuk mengetahui apakah lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap

kinerja karyawan dengan kepuasan karyawan sebagai variabel intervening pada

PT. Sampurna Kuningan Juwana.

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat dengan dilakukannya penelitian ini yang akan

dijabarkan sebagai berikut :

a. Manfaat bagi Penulis

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan

penulis mengenai mata kuliah Sumber Daya Manusia yang mencakup di

dalamnya terdapat materi kompensasi, lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan

kinerja karyawan. Serta dengan adanya hasil penelitian dan teori-teori

didalamnya dapat dijadikan bekal penulis agar kelak dapat menerapkan hasil

penelitian ini kelak di dalam lingkungan kerja.

b. Manfaat bagi Pembaca

Dapat menambah perbendaharaan wawasan pembaca, serta juga dapat

dijadikan kajian atau referensi peneliti yang akan melakukan penelitian

lanjutan terhadap fokus permasalahan ini.

c. Manfaat bagi Perusahaan

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pihak PT. Sampurna Kuningan

Juwana di dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) pada periode

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

17

selanjutnya supaya dapat selalu memberikan kontribusi terbaiknya demi

kelangsungan hidup perusahaan untuk terus eksis dalam persaingan industri.

d. Manfaat bagi Perguruan Tinggi

Manfaat yang dapat diperoleh perguruan tinggi dalam terselenggaranya

penelitian ini adalah dapat menjalin hubungan dengan pihak industri atau

perusahaan serta memperoleh informasi-informasi untuk kepentingan

penelitian mahasiswanya dari industri atau perusahaan.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Hubungan Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja

Karyawan melalui Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening

Menurut Marwansyah (2016:269) apabila nilai kompensasi yang diberikan

perusahaan sesuai dengan harapan karyawan, maka dapat dikatakan karyawan

mengalami kepuasan kerja karena harapan akan besaran kompensasi terpenuhi.

Apabila kepuasan kerja terjadi, maka akan diwujudkan dalam sikap karyawan

terhadap kinerjanya. Pendapat ini didukung oleh teori Hasibuan (2008), yakni

kompensasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan dengan terlebih dahulu

mempengaruhi kepuasan kerja. Jadi, mekanisme pemberian kompensasi yang

tepat akan memberikan kepuasan kerja yang berdampak kepada kinerja karyawan.

Teori dua faktor oleh Frederick Herzberg menyatakan bahwa kompensasi dapat

mempengaruhi kepuasan kerja. Penelitian lain dilakukan oleh John Holleinbeck

(2011) dengan judul “The Impact of Compensation, Performance Evaluation and

Promotion Practices on Government Employees Performance VS Private

Employees Performance”,membuktikan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

18

kinerja karyawan. Mathis dan Jackson (2002) berpendapat bahwa kompensasi

merupakan faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang

bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi lain .

Menurut Nitisemito (2013), lingkungan kerja merupakan salah satu faktor

penting di dalam menciptakan kepuasan dan kinerja karyawan. Kepuasan kerja

karyawan dapat meningkat pada saat lingkungan kerja di sekitarnya mendukung

aktivitas mereka dalam bekerja. Sehingga, dengan adanya kepuasan kerja pada

setiap karyawan maka diharapkan hasil kerja karyawan pun menjadi memuaskan.

Pendapat ini didukung oleh teori Ishak dan Tajung (2003) yang menyatakan

lingkungan kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja, sehingga nantinya akan

berdampak pada kinerja karyawan. Pada teori dua faktor oleh Frederick Herzberg,

mengatakan bahwa lingkungan kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

Penelitian mengenai lingkungan kerja dilakukan oleh Reza Almustofa (2014),

menunjukan hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Penelitian lain juga dilakukan M.Adi Nugroho (2015), hasilnya terdapat pengaruh

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.

Menurut Edy Sutrisno (2014), kepuasan keja menjadi suatu hal yang

penting karena terbukti besar manfaatnya bagi kepentingan individu, industri dan

masyarakat. Bagi sebuah industri, kepuasan kerja karyawan dapat berpengaruh

terhadap kinerja karyawan itu sendiri. Menurut hasil penelitian Aditya

Kiswuryanto (2014), kepuasan kerja merupakan faktor mediasi yang kuat antara

kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan secara parsial

maupun simultan. Luthans dan Spector (2006) menyatakan bahwa kompensasi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

19

dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja melalui kepuasan kerja.

Menurut Edy Sutrisno (2014) kepuasan kerja merupakan sebuah hasil emosional

yang dirasakan oleh karyawan yang akan berimbas pada kinerjanya. Menurut

pendapat Robinson dan Corners (2013), kepuasan kerja dapat meningkatkan

produktivitas, prestasi kerja dan semangat kerja, mengurangi tingkat absensi dan

turnover, dan menimbulkan sikap positif terhadap pekerjaan, dimana hal-hal

tersebut merupakan indikator kinerja karyawan dikatakan baik.

1.5.2 Kompensasi

1.5.2.1. Definisi Kompensasi

Karyawan yang bekerja dalam sebuah organisasi pasti membutuhkan

kompensasi atau imbalan yang cukup dan adil. Sistem kompensasi yang baik

akan sangat mempengaruhi semangat kerja dan kinerja karyawan. Adapun

kompensasi menurut Marwansyah (2016:269) adalah imbalan perusahaan baik itu

dalam bentuk materill maupun non materiil, yang adil dan layak kepada

karyawan, sebagai balasan atau kontribusinya terhadap pencapaian tujuan

perusahaan. Menurut Hasibuan (2008:119) kompensasi adalah semua pendapatan

yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima

karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan.

Sistem kompensasi perusahaan memiliki dampak terhadap kinerja strategis.

Menurut Handoko (2014:155) kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima

karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka dan mencermintakan upaya

organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

20

1.5.2.2. Tujuan Pemberian Kompensasi

Menurut Hasibuan (2008:121), tujuan pemberian kompensasi antara lain adalah:

1. Ikatan kerja sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerjasama formal antara

majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugasnya dengan

baik, sedangkan pengusaha/majikan harus membayar kompensasi.

2. Kepuasan kerja

Karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan pemberian

kompensasi.

3. Stabilitas karyawan

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal

konsistensinya yang kompetitif maka stabilitasnya karyawan lebih terjamin

karena turnover yang relatife kecil.

4. Pengaruh serikat buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh Serikat Buruh dapat

dihindarkan dan karyawan akan konsenterasi pada pekerjaannya.

1.5.1.3. Sistem Kompensasi

Menurut Sutrisno (2009:195) Sistem pembayaran kompensasi yang umum

diterapkan diantaranya adalah:

1. Sistem waktu

Dalam sistem waktu kompensaasi diterapkan berdasarkan standar waktu.

Kebaikan sistem waktu adalah administrasi pengupahan mudah dan besarnya

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

21

kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan sistem waktu adalah

yang malas tetap dibayar sebesar perjanjian.

2. Sistem hasil

Besarnya kompensasi ditetapkan atas satuan unit yang dihasilkan pekerja,

seperti perpotong, permeter atau lainnya. Dalam sistem hasil besarnya

kompensasi yang akan dibayar didasarkan pada banyaknya hasil yang

dikerjakan bukan berdasarkan lamanya waktu..

3. Sistem borongan

Suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya didasarkan atas volume

pekerjaan dan lama mengerjakan. Dalam sistem borongan pekerja biasa

mendapat balas jasa besar atau kecil tergantung atas kecermatan kalkulasi.

Problema pengupahan yang sering dijumpai adalah berkenaan dengan tingkat

pembayaran, metode pembayaran, dan pengendalian pembayaran. Besarnya

gaji suatu kelompok jabatan dipertimbangkan berdasarkan tingkat kesulitan.

1.5.1.4 Indikator Kompensasi

Menurut Samsudin (2006) terdapat indikator-indikator untuk mengukur variabel

kompensasi, antara lain:

1. Kompensasi materiil:

a. Kesesuaian gaji pokok sesuai harapan karyawan

b. Upah lembur sesuai waktu yang dibebankan

c. Insentif/bonus sesuai dengan pencapaian kerja

d. Tunjangan sesuai dengan posisi kerja

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

22

2. Kompensasi non materiil:

a. Pujian pimpinan terhadap tindakan prestatif

b. Kebijakan cuti yang baik

1.5.3 Lingkungan Kerja

1.5.3.1. Definisi Lingkungan Kerja

Menurut Luthans (2015) lingkungan kerja adalah lingkungan di mana pegawai

melakukan pekerjaannya sehari-hari yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Menurut Sunyoto (2015:38)

lingkungan kerja merupakan komponen yang sangat penting ketika karyawan

bekerja. Dengan memperhatikan lingkungan kerja yang baik mampu memberikan

motivasi untuk bekerja, maka akan membawa pengaruh terhadap kinerja

karyawan dalam bekerja. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2013) lingkungan

kerja merupakan segala sesuatu yang berada disekitar karyawan pada saat mereka

bekerja, baik berbentuk fisik maupun non fisik yang dapat memengaruhi diri

karyawan dan pekerjaan mereka pada saat bekerja. Dengan demikian, lingkungan

kerja menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan.

1.5.3.2.Manfaat Lingkungan Kerja

Ishak dan Tanjung (2003) menyatakan, manfaat lingkungan kerja adalah

terciptanya gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja menjadi tinggi.

Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang yang

termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat, yang berarti

pekerjaan diselesaikan dengan standar yang benar dan dalam skala waktu yang

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

23

sudah ditetapkan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh individu yang berkaitan,

dan tidak akan mengakibatkan begitu banyak pengawasan.

1.5.3.3. Indikator-Indikator Lingkungan Kerja

Indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2013) antara lain :

1. Lingkungan Kerja Fisik :

a. Fasilitas kerja yang menunjang aktivitas

b. Kualitas fasilitas kerja yang diberikan

c. Sirkulasi udara di tempat kerja

d. Pencahayaan di tempat kerja

e. Tingkat kebisingan perusahaan

f. Kerapian ruang kerja

2. Lingkungan Kerja Non Fisik :

a. Hubungan kerja di perusahaan

b. Upaya pimpinan dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan

1.5.4. Kepuasan Kerja

1.5.4.1.Definisi Kepuasan Kerja

Menurut Edy Sutrisno (2014:73) kepuasan keja menjadi masalah yang cukup

menarik dan penting, karena terbukti besar manfaatnya bagi kepentingan

individu, industri dan masyarakat. Kepuasan kerja menurut Robbins (2013)

merupakan sikap umum seorang karyawan terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja

menunjukkan adanya kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dengan

realita yang ada pada pekerjaan. Kepuasan kerja menurut F.Dadang (2013:15)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

24

adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak terhadap suatu

pekerjaan yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaan.

1.5.4.2. Teori-Teori Kepuasan Kerja

1. Teori Dua Faktor (Two Factor Theory) Frederick Herzberg

Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu

satisfies atau motivator dan disatisfies. Satisfies adalah situasi yang merupakan

sumber kepuasan kerja terdiri dari pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada

kesempatan untuk berprestasi, kesempatan memperoleh penghargaan dan

promosi. Terpenuhinya faktor-faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan,

namun tidak terpenuhinya faktor ini tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan.

Disatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan, yang terdiri

dari : pekerjaan itu sendiri, kompensasi, promosi, supervisor, dan lingkungan

kerja. Faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan bioligis karyawan.

2. Teori Kesetaraan (Equity Model Theory) Edward Lawler

Teori ini menjelaskan kepuasan dan ketidakpuasan dengan pembayaran,

perbedaan antara jumlah yang diterima dengan jumlah yang dipersepsikan oleh

karyawan lain merupakan penyebab utama terjadinya ketidakpuasan. Untuk itu

pada dasarnya ada tiga tingkatan pembayaran, yaitu :

a. Memenuhi kebutuhan dasar karyawan

b. Memenuhi harapan karyawan sehingga tidak mau pindah kerja ketempat lain

c. Memenuhi keinginan karyawan lebih dari apa yang diharapkan

3. Teori keinginan relatif (Relative Deprivation Theory)

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

25

Terdapat tiga keputusan paling penting di dalam teori keinginan relatif

menyangkut kepuasan dengan pembayaran, menurut teori ini adalah :

a. Perbedaan antara apa yang diharapkan dengan kenyataan

b. Perbedaan antara pengeluaran dengan penerimaan

c. Ekspektasi untuk menerima pembayaran lebih

1.5.4.3. Manfaat Kepuasan Kerja

Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Robinson dan Corners dalam

Zoeldhan (2013), diperkirakan tidak kurang dari 3.350 buah artikel yang

berkaitan dengan kepuasan kerja, menyebutkan bahwa kepuasan kerja akan

memberikan manfaat antara lain, sebagai berikut:

1. Peningkatan produktivitas dan prestasi kerja

2. Pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawan

3. Meningkatkan gairah dan semangat kerja

4. Mengurangi tingkat absensi dan turnover

1.5.4.4. Indikator Kepuasan Kerja

Dengan mengerti output yang dihasilkan, maka perlu kita ketahui indikator-

indikator kepuasan kerja. Menurut Luthans dan Spector dalam Robins (2006),

indikator-indikator kepuasan kerjaantara lain :

1. Kepuasan terhadap isi pekerjaan

2. Kepuasan terhadap kompensasi

3. Kepuasan terhadap promosi

4. Kepuasan terhadap Organisasi dan Manajemen

5. Kepuasan terhadap Lingkungan Kerja

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

26

1.5.5 Kinerja Karyawan

1.5.5.1. Definisi Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan sering diartikan sebagai pencapaian tugas, dimana karyawan

dalam bekerja harus sesuai dengan program kerja organisasi untuk menunjukkan

tingkat organisasi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Definisi

kinerja karyawan menurut Kasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku

kerja seseorang dalam satu periode, biasanya satu tahun. Kinerja menurut Fahmi

(2014) adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi

tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan

selama satu periode waktu. Sedangkan definisi menurut Siswanto (2015:11)

kinerja ialah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan

pekerjaan yang diberikan kepadanya.

1.5.5.3. Penilaian Kinerja

Kemampuan perusahaan dalam mengukur kinerja karyawan merupakan salah satu

faktor penting yang akan menentukan keberhasilan jangka panjang perusahaan.

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu sistem terstruktur dalam

mengevaluasi atribut-atribut yang berhubungan dengan outcomes karyawan untuk

mengetahui efektivitas kerja. Kriteria untuk menilai kinerja karyawan antara lain:

1. Quality yaitu Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal

di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.

2. Quantity yaitu Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang,

jumlah unit, atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

27

3. Timeliness yaitu Tingkatan dimana aktifitas telah diselesaikan dengan tepat

waktu dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas lain.

4. Cost effectiveness yaitu Tingkatan dimana penggunaan sumber daya

perusahaan dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang tertinggi.

1.5.5.3. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut Werther dan Davis (2006) mempunyai beberapa tujuan

dan manfaat bagi organisasi dan pegawai yang dinilai, yaitu:

1. Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk

mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.

2. Compensation adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk

menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.

3. Placement decision. Menentukan promosi, transfer, dan demotion.

4. Training and development needs. Mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan

pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.

1.5.5.4. Indikator Kinerja Karyawan

Indikator kinerja karyawan antara lain menurut Mangkunegara, 2014 antara lain:

a. Memiliki tanggung jawab yang tinggi

b. Memiliki antusias tinggi dalam bekerja

c. Tingkat pemahaman yang baik terhadap pekerjaan

d. Terdapat kesesuaian hasil kerja dengan standar kerja

e. Disiplin kerja yang baik

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

28

Indikator kinerja karyawan antara lain menurut Fadel, 2009 antara lain:

a. Pemahaman terhadap tupoksi

b. Inovasi

c. Kecepatan kerja

d. Keakuratan kerja

e. Kemampuan kerjasama

1.5.6. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa

peneliti yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis :

Tabel 1.2

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Hasil Penelitian

1. Resa

Almustofa,

(2014)

Pengaruh Lingkungan

Kerja dan Disiplin Kerja

Terhadap Kinerja (Studi

Pada Pegawai Perum

Bulog Jakarta).

1. Lingkungan kerja berpengaruh

terhadap kinerja pegawai.

2. Aditya

Kiswuryanto

(2014)

Pengaruh Kompensasi dan

Lingkungan Kerja terhadap

Kinerja Karyawan dengan

Kepuasan Kerja sebagai

Variabel Intervening (Studi

pada Karyawan PT. PLN

(Persero) Semarang)

1. Terdapat pengaruh kompensasi

terhadap kinerja melalui

kepuasan kerja.

2. Terdapat pengaruh lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan

melalui kepuasan kerja

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

29

3. Muhammad

Adi

Nugroho

(2015)

Pengaruh Kompensasi dan

Lingkungan Kerja terhadap

Kinerja Karyawan melalui

Motivasi Kerja sebagai

Variabel Intervening (Studi

Kasus pada Karyawan

Bagian Produksi PT

Bandeng Juwana).

1. Kompensasi berpengaruh

terhadap kinerja karyawan

2. Lingkungan kerja berpengaruh

terhadap kinerja kayawan

3. Kompensasi berpengaruh

terhadap motivasi kerja

4. Lingkungan kerja berpengaruh

terhadap motivasi kerja

5. Motivasi kerja berpengaruh

terhadap kinerja kayawan

5. John

Holleinbeck

(2011)

The Impact of

Compensation,Performance

Evaluation and Promotion

Practices on Government

Employees Performance

VS Private Employees

Performance

1. Kompensasi mempunyai

pengaruh terhadap kinerja

karyawan pemerintahan maupun

karyawan swasta

Penelitian terdahulu menjadi pembuktian bahwa variabel-variabel yang

digunakan di dalam penelitian ini telah diteliti sebelumnya di berbagai jurnal.

Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian yang sedang dilakukan penulis

dengan beberapa penelitian terdahulu diatas, antara lain terdapat beberapa

perbedaan variabel yang diduga dapat mempengaruhi kinerja karyawan, dalam

pemilihan teori, definisi operasional, serta lokasi penelitian. Oleh karena itu,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh antara kompensasi

dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai

variabel intervening pada karyawan PT.Sampurna Kuningan Juwana.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

30

1.5.7. Pengaruh Antar Variabel

1.5.7.1. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

Kompensasi merupakan bentuk balas jasa yang diberikan perusahaan kepada

karyawan karena telah memberikan sumbangan tenaga dan pikirannya demi

kemajuan perusahaan. Apabila nilai kompensasi yang diberikan sesuai dengan

harapan karyawan, maka karyawan akan merasa puas karena harapan akan

besaran kompensasi terpenuhi. Karyawan akan merasa usaha yang dilakukannya

dalam bekerja untuk perusahaan dibayar atau dihargai setimpal, sehingga

timbulah kepuasan kerja. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Muhammad

Adi Nugroho (2015) yang menjelaskan bahwa kompensasi mempunyai pengaruh

terhadap kepuasan kerja karyawan. Teori Dua Faktor juga menjelaskan bahwa

kompensasi dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

H1 : Kompensasi mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

1.5.7.2. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Sedarmayanti (2014) menyatakan bahwa di dalam bekerja karyawan

mengharapakan bahwa lingkungan di sekitarnya dapat mendukukung aktivitas

kerja mereka. Dengan adanya lingkungan kerja yang baik akan dapat menciptakan

kepuasan kerja karyawan. Pendapat tersebut didukung Teori Dua Faktor oleh

Frederick Herzberg yang mengatakan lingkungan kerja dapat mempengaruhi

kepuasan kerja. Pendapat tersebut juga didukung oleh hasil penelitian terdahulu

yang dilakukan Muhammad Adi Nugroho (2015), dimana terdapat pengaruh

antara lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Menurut Nitisemito

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

31

(2013), lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting di dalam

menciptakan kepuasan kerja. Sehingga, dalam penelitian ini diajukan hipotesis:

H2 : Lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja.

1.5.7.3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Edy Sutrisno (2014), kepuasan keja menjadi suatu hal yang penting bagi

sebuah industri dan dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Menurut Edy

Sutrisno (2014) kepuasan kerja merupakan sebuah hasil emosional yang dirasakan

oleh karyawan yang akan berimbas pada kinerjanya. Menurut pendapat

Chukwuma & Obiefuna (2014), kepuasan kerja adalah kondisi yang mendorong

seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan semaksimal mungkin. Menurut

pendapat Robinson dan Corners (2013), kepuasan kerja dapat meningkatkan

produktivitas dan prestasi kerja, mengurangi tingkat absensi dan turnover, serta

menimbulkan sikap positif terhadap pekerjaan, dimana hal-hal tersebut

merupakan indikator kinerja karyawan dikatakan baik. Jadi, diajukan hipotesis:

H3 : Kepuasan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

1.5.7.4. Pengaruh Kompensasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan dengan

Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening.

Menurut Marwansyah (2016:269) apabila nilai kompensasi yang diberikan

perusahaan sesuai dengan harapan karyawan, maka dapat dikatakan karyawan

mengalami kepuasan kerja karena harapan akan besaran kompensasi terpenuhi.

Apabila kepuasan kerja terjadi, maka akan diwujudkan dalam sikap karyawan

terhadap kinerjanya. Pendapat ini didukung oleh teori Hasibuan (2008), yakni

kompensasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan dengan terlebih dahulu

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

32

mempengaruhi kepuasan kerja. Jadi, mekanisme pemberian kompensasi yang

tepat akan memberikan kepuasan kerja yang akan berdampak kepada kinerja

karyawan. Pernyataan tersebut didukung hasil penelitian Sigit Prasetiyo (2014)

yang membuktikan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan

dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Mathis dan Jackson (2002)

juga berpendapat bahwa kompensasi merupakan faktor penting yang

mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang bekerja pada suatu organisasi.

Sehingga, dalam penelitian ini diajukan hipotesis :

H4 : Kompensasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan dengan

kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

1.5.7.5. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan dengan

Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening.

Menurut Nitisemito (2013), lingkungan kerja merupakan salah satu faktor penting

di dalam menciptakan kepuasan dan kinerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan

dapat meningkat pada saat lingkungan kerja di sekitarnya mendukung aktivitas

mereka dalam bekerja. Sehingga, dengan adanya kepuasan kerja pada diri

karyawan maka diharapkan hasil kerja karyawan pun menjadi memuaskan.

Pendapat ini didukung oleh teori Ishak dan Tajung (2003) yang menyatakan

lingkungan kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja, sehingga nantinya akan

berdampak pada kinerja karyawan. Menurut hasil penelitian Muhammad Adi

Nugroho (2015) terdapat pengaruh antara lingkungan kerja tehadap kinerja

karyawan melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Jadi, dalam

penelitian ini diajukan hipotesis:

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

33

H5 : Lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan

dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

1.6. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2013 : 93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah. Setelah mengemukakan teori-teori penelitian, maka selanjutnya

peneliti merumuskan hipotesis yang bersifat sementara. Oleh karena itu, untuk

menganalisis permasalahan yang telah dikemukakan, maka perlu dirumuskan

hipotesis untuk selanjutnya diuji kebenarannya berdasarkan atas fakta empiris dan

data di lapangan. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Kompensasi mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

H2 : Lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

H3 : Kepuasan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

H4 : Kompensasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan melalui

kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

H5 : Lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan melalui

kepuasan kerja sebagai variabel intervening.

Dengan demikian variabel-variabel dalam penelitian ini adalah

kompensasi (X1), lingkungan kerja (X2), kepuasan kerja (Z), dan kinerja karyawan

(Y), dengan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

34

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

1.7. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel yang

dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam

mengoperasionalkannya di lapangan. Untuk memahami dan memudahkan dalam

menafsirkan banyak teori yang ada dalam penelitian ini, maka akan ditentukan

beberapa definisi konsep yang berhubungan dengan yang akan diteliti, antara lain:

1.7.1 Kompensasi

Menurut Marwansyah (2016:269) kompensasi adalah penghargaan atau

imbalan perusahaan baik itu dalam bentuk materiil maupun non materiil, yang

adil dan layak kepada karyawan sebagai balasan atas kontribusinya terhadap

pencapaian tujuan perusahaan.

1.7.2. Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2013) lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang

berada disekitar karyawan pada saat mereka bekerja, baik berbentuk fisik maupun

H3

Kompensasi (X1)

Kinerja

karyawan

(Y)

H5

Kepuasan

kerja (Z)

H1

H2

Lingkungan Kerja

(X2)

H4

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

35

non fisik yang dapat memengaruhi diri seorang karyawan dan pekerjaan mereka

pada saat bekerja.

1.7.3. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja menurut Robbins (2013) merupakan sikap umum seorang

karyawan terhadap pekerjaannya yang menunjukkan adanya kesesuaian antara

harapan seseorang yang timbul dengan realita yang ada padapekerjaan.

1.7.4. Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan menurut Kasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku

kerja seseorang dalam satu periode waktu.

1.8. Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2014) definisi operasional adalah penentuan konstrak atau

sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur..

Indikator-indikator variabel penelitian menjadi landasan penyusunan daftar

pertanyaan kuesioner penelitian.

1.8.1. Kompensasi

Kompensasi adalah penghargaan atau imbalan perusahaan baik itu dalam bentuk

materiil maupun non materiil, yang adil dan layak kepada karyawan sebagai

balasan atas kontribusinya terhadap pencapaian tujuan perusahaan, dalam hal ini

adalah kompensasi terhadap karyawan PT.Sampurna Kuningan Juwana.

Indikator-indikator kompensasi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Kompensasi materiil:

a. Kesesuaian gaji pokok sesuai harapan karyawan

b. Upah lembur sesuai lama waktu yang dibebankan

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

36

c. Insentif/bonus sesuai dengan pencapaian kerja

d. Tunjangan sesuai dengan posisi kerja

2. Kompensasi non materiil:

a. Pujian pimpinan terhadap tindakan prestatif

b. Kebijakan cuti yang baik

1.8.2. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada disekitar karyawan pada saat

bekerja, baik berbentuk fisik maupun non fisik yang dapat memengaruhi diri

karyawan pada saat bekerja di PT. Sampurna Kuningan Juwana. Indikator-

indikator lingkungan kerja yang relevan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lingkungan Kerja Fisik :

a. Fasilitas kerja yang menunjang aktivitas

b. Kualitas fasilitas kerja yang diberikan

c. Sirkulasi udara di tempat kerja

d. Pencahayaan di tempat kerja

e. Tingkat kebisingan perusahaan

f. Kerapian ruang kerja

2. Lingkungan Kerja Non Fisik :

a. Hubungan kerja di perusahaan

b. Upaya pimpinan dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan

1.8.3. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sikap umum karyawan terhadap pekerjaannya yang

menunjukkan adanya kesesuaian antara harapan karyawandengan realita yang

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

37

terjadi pada PT. Sampurna Kuningan Juwana. Indikator-indikator kepuasan kerja

yang relevan yang digunakan penulis di dalam penelitian ini antara lain :

1. Kepuasan terhadap kompensasi

2. Kepuasan terhadap lingkungan kerja

1.8.4 Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang

dalam satu periode, biasanya satu tahun pada PT. Sampurna Kuningan Juwana

yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Indikator-indikator kinerja karyawan yang digunakan penulis antara lain :

1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi

2. Memiliki kemampuan kerjasama yang baik

3. Tingkat pemahaman yang baik terhadap pekerjaan

4. Terdapat kesesuaian hasil kerja dengan standar kerja

5. Disiplin kerja yang baik

1.9. Metode Penelitian

1.9.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatori (explanatory

research) karena dilatarbelakangi oleh tujuan awal dari penelitian yaitu untuk

memberikan penjelasan mengenai pengaruh antar variabel-variabel penelitian

dimana variabel kompensasi sebagai X1, variabel lingkungan kerja sebagai X2,

variabel kepuasan kerja sebagai Z, dan variabel kinerja karyawan sebagai Y.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

38

1.9.2. Populasi dan Sampel

1.9.2.1. Populasi

Definisi populasi menurut Sugiyono (2003:72) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi dari penelitian berikut ini adalah seluruh

karyawan PT. Sampurna Kuningan Juwana yang berjumlah 55 orang.

1.9.2.2. Sampel

Menurut Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti. Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan dapat diberlakukan

untuk populasi. Dengan demikian, sampel yang diambil dari populasi harus

representatif. Apabila subjeknya kurang 100, lebih baik diambil semua sebagai

responden. Sampel dari penelitian berikut ini adalah seluruh karyawan PT.

Sampurna Kuningan Juwana yang berjumlah 55 orang. Y.

1.9.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

teknik pengambilan sampel jenuh. Pengertian dari sampling jenuh antara lain

teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi akan digunakan sebagai

sampel. Di dalam penelitian ini, jumlah populasi penelitian berjumlah 55 orang.

1.9.4. Jenis dan Sumber Data

1.9.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif,

dimana data kuantitaif dapat diperoleh dalam bentuk angka dari pengolahan

kuesioner tertutup serta pengumpulan data pendahuluan yang diperoleh peneliti

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

39

dari PT. Sampurna Kuningan Juwana. Selain itu, data kualitatif penelitian

diperoleh penulis melalui hasil wawancara dengan pihak perusahaan serta

informasi lainnya yang diperoleh penulis melalui website perusahaan mengenai

gambaran umum perusahaan, melalui buku referensi, maupun jurnal penelitian.

1.9.4.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dengan mengumpulkan

infomasi langsung dari objek penelitian, yaitu berupa data yang diberikan

langsung dari pihak perusahaan serta melalui proses wawancara pendahuluan,

observasi dan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau

melalui perantara yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder

penelitian ini adalah data mengenai gambaran umum PT. Sampurna Kuningan

Juwana yang diperoleh dari website perusahaan serta data lain yang bersumber

dari buku, jurnal, dan internet.

1.9.5 Skala Pengukuran

Pertanyaan kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert yaitu skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang tentang

fenomena sosial, Sugiyono (1992). Kuesioner yang diedarkan peneliti bersifat

tertutup, artinya setiap responden hanya memilih satu dari pilihan jawaban yang

tersedia. Selain itu, juga disediakan kuesioner terbuka agar penulis dapat

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

40

memperoleh informasi lebih dari responden untuk memperkaya analisis data.

Jawaban responden masih bersifat kualitatif, sehingga perlu mengkuantitatifkan

jawaban dengan menggunakan model skala Likert, yakni: skor atau nilai 1 sampai

dengan 5 yang berarti nilai 1= jawaban E, 2 = jawaban D, 3 = jawaban C, 4 =

jawaban B dan 5 = jawaban. Semakin tinggi skor, mempunyai indikasi bahwa

responden menunjukkan sikap semakin positif terhadap obyek yang diteliti.

1.9.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :

a. Angket : suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan

kepada responden untuk mendapatkan respon atas pertanyaan tersebut (Umar,

2002:82) yang ditujukan kepada karyawan PT.Sampurna Kuningan Juwana.

b. Wawancara pendahuluan : pengajuan pertanyaan langsung dari penulis kepada

beberapa karyawan perusahaan untuk memperkuat latar belakang

dilaksanakannya penelitian di PT.Sampurna Kuningan Juwana.

c. Studi kepustakaan : pengumpulan informasi dari beberapa jurnal dan teori yang

mempunyai hubungan dengan masalah yang dihadapi.

1.9.7 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:146) instrumen penelitian adalah “suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena yang diamati. Secara spesifik semua

fenomena ini disebut variabel penelitian”. Dalam penelitian ini alat

pengumpul data yang digunakan adalah non tes, yakni berupa kuesioner. Butir-

butir pertanyaan kuesioner didasarkan atas teori yang relevan dengan

penelitian yang sedang dilakukan.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

41

1.9.8 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini antara lain:

1. Editing

Editing yaitu proses pemerikasaan yang dilakukan setelah data terkumpul

untuk mengetahui kelengkapan jawaban responden.

2. Coding

Coding yaitu pemberian kode bagi data yang masuk dalam kategori yang sama

untuk diklasifikasikan menurut kategori yang telah ditetapkan.

3. Scoring

Scoringyaitu kegiatan pemberian nilai berupa angka/skor pada jawaban

kuesioner untuk memperoleh data dalam pengujian hipotesis.

4. Tabulating

Tabulating yaitu pengelompokkan data atas jawaban-jawaban dengan teliti dan

teratur, kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai terwujud dalam bentuk

tabel untuk mendapatkan hubungan-hubungan antar variabel.

1.9.9 Teknik Analisis

Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis dan diolah terlebih dahulu agar

terlebih dahulu agar dapat memunculkan manfaat dalam dasar pengambilan

keputusan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Analisis Kualitatif

Yaitu suatu analisis yang pengolahan datanya dalam bentuk uraian atau

penggambaran tentang fenomena yang sedang diteliti, dimana dalam

penelitian ini mengenai kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

42

karyawan melalui kepuasan kerja. Kemudian data diinteprestasikan sedemikian

rupa dengan tetap mengacu pada teori yang melandasi penelitian. Penggunaan

analisis dalam rangka penjelasan tentang pengaruh antar variabel.

b. Analisis Kuantitatif

Yaitu analisis data yang dapat diukur atau dihitung dengan perhitungan

statistik. Perhitungan statistik ini dimaksudkan untuk membuktikan

kebenaran hipotesis penelitian.

1.9.9.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Peneliti yang menggunakan instrumen yang disusun sendiri tidak dapat

melepaskan diri dari tanggung jawab mencobakan instrumennya, supaya layak

digunakan untuk mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto (1989:218),

instrumen dapat dikatakan memenuhi persyaratan sebagai alat pengumpul data

adalah sekurang-kurangnya instrumen tersebut valid dan reliabel.Maka diperlukan

uji validitas dan reliabilitas untuk menguji coba instrumen penelitian.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan

kevalidan atau kesahan suatu instrumen, Arikunto (1998). Instrumen

dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan secara tepat.

Sedangkan menurut Sugiyono, 2009:172 hasil instrumen dapat dikatakan valid

apabila terdapat kesamaan antara data data yang terkumpul dengan yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Suatu kuesioner dikatakan valid

apabila nilai korelasi (r hitung) > r tabel. Uji validitas pada penelitian ini

menggunakan rumus Produk Moment (Ridwan dan Akdon, 2005:191).

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

43

Rumus Produk Moment :

( )( )

√* ( ) * ( ) +

Dimana : N = Jumlah Responden

Y = Jumlah skor item yang diuji validitas

X = Skor item soal yang diuji validitasnya total

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data, Arikunto (1998). Reliabilitas merupakan ukuran

suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang

berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan kuesioner. Pada penelitian ini

untuk menguji reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha Cronbach karena

instrumen yang digunakan peneliti adalah kuesioner yang skornya bukan 1 dan

0 akan tetapi berbentuk 1-5. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai

Alpha (α) > 0,6 (Ghozali, 2005:41-42).

Rumus Alpha Cronbach

[

] [

]

Dimana : r11 = Realibilitas Instrumen

K = Banyaknya butir instrumen

= Jumlah varians butir

= Varians total

1.9.9.2 Analisis Tabulasi Silang

Analisis ini menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan

kolom. Analisis ini digunakan untuk mengetahui presentase kecenderungan

hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

44

1.9.9.3 Analisis Korelasi

Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara

variabel independent terhadap variabel dependent. Kriteria yang digunakan untuk

menentukan keerataan hubungan atau koefisien korelasi antar variabel yaitu :

Tabel 1.3.

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiono, 2008:149

1.9.9.4 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi ini dimasukkan untuk mengetahui prosentase besarnya

perubahan variabel terikat yang disebabkan variabel bebas. Perhitungan koefisien

determinasi dapat dilakukan setelah hasil output dari perhitungan regresi yang

dilakukan dengan aplikasi IBM SPSS.

KD = r² x 100%

Keterangan :

KD = Besarnya Koefisien Determinasi

r = Berdasarkan Koefisien Regresi Berganda

1.9.9.5 Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan apabila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal

atau fungsional. Untuk menentukan kedua variabel mempunyai hubungan kausal

atau tidak, maka harus didasarkan pada teori atau konsep-konsep tentang dua

variabel (Sugiyono, 2009:269).

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

45

a. Linear Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal suatu

variabel independent dengan satu variabel dependent (Sugiyono, 2009:270).

Persamaan umum regresi linear sederhana adalah :

Y = a + bX

Dimana :

Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)

X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)

a = konstanta

b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response yang timbul oleh Predictor.

Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini :

α = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy)

. n(Σx²) – (Σx)²

b = n(Σxy) – (Σx) (Σy)

. n(Σx²) – (Σx)²

Dimana :

Y = Variabel terikat

X = Variabel bebas

a = Konstanta (nilai y bila x=0)

b = Koefisien regresi variabel bebas terhadap variabel terikat.

1.9.9.6 Uji Signifikansi

a. Uji T

Uji t pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset pada 1915. Uji ini

dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan

melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung. Menurut Sudjana

(1989:380), uji t merupakan pengujian secara individual yang dimaksudkan untuk

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

46

mengetahui apakah variabel bebas (X) secara individual berpengaruh berarti atau

tidak terhadap variabel terikat (Y) menggunakan rumus sebagai berikut :

t = √

Keterangan :t = Nilai t hitung atau uji t r = Koefisiensi korelasi sebagai nilai perbandingan

n = Jumlah ukuran data

Nilai t tersebut digunakan untuk menentukan hasil dengan langkah:

1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

Ho = Tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap Y

Ha = Ada pengaruh antara variabel X terhadap Y

2. Menghitung tingkat keyakinan interval dengan signifikan α = 0,05.

3. Ho ditolak apabila t hitung > t tabel, artinya ada pengaruh antara variabel bebas

(X) dengan variabel terikat (Y).

4. Ho diterima apabila t hitung < t tabel, artinya tidak ada pengaruh antara

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).

5. Mengambil keputusan

Gambar 1.2

Kurva Uji t – Uji 2 pihak (Two Tail Test)

Uji t untuk menghitung besarnya angka t penelitian menggunakan SPSS

dengan ketentuan tarif signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan atau DK = n-2

Daerah

Penolakan

Ho

Daerah

Penolakan

Ho

t

tabe

t

hitung

Daerah

Penerimaan

Ho

0

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalaheprints.undip.ac.id/73839/2/BAB_I.pdfKasmir (2016) adalah sebuah hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam satu periode, biasanya

47

(Sugiyono, 2009:251). Dalam penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis

yaitu uji dua pihak (two tail test). Uji dua pihak (two tail test) digunakan apabila

hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (Ha)

bebunyi “tidak sama dengan” (Ho=, Ha≠) (Sugiyono, 2009:225).

1.9.9.7 Uji Sobel (Sobel Test)

Menurut Baron dan Kenny (1986), suatu variabel disebut variabel intervening jika

mempengaruhi hubungan variabel independen dan variabel dependen. Pengujian

hipotesis intervening dapat dilakukan dengan prosedur uji Sobel. Uji Sobel

dilakukan dengan menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen

kepada variabel dependen melalui variabel intervening. Pengaruh tidak langsung

X ke Y melalui M dihitung dengan mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur

M→Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c − c’), di mana c adalah pengaruh X

terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X

terhadap Y setelah mengontrol M. Standar error koefisien a dan b ditulis Sa dan

Sb, besarnya standar error tidak langsung Sab dihitung dengan rumus berikut:

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung

nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:

Nilai t hitung ini dibandingkan dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika nilai t

hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terjadi

pengaruh intervening.