Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generasi muda lahir sebagai bagian dari peradaban dunia. Semangat perubahan
terhadap hal yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang dapat diyakini
para pemuda menjadi landasan utama mereka dalam bergerak menentang sistem yang
tidak sesuai. Sejarah membuktikan bahwasannya gerakan para kaum muda berhasil
mempengaruhi semangat kebangsaan rakyat Indonesia untuk merdeka. Pada tahun 1928
misalnya, organisasi-organisasi kepemudaan lahir dengan bernafaskan semangat
pemuda dengan istilah “jong” atau pemuda.
Organisasi-organisasi pemuda yang ada di Indonesia pada dasarnya memiliki
tujuan untuk dapat menghimpun remaja serta menyalurkan kesibukan remaja ke dalam
hal yang produktif. Yang mana himpunan atau organisasi pemuda yang ada, di samping
bermanfaat untuk memberikan sumbangan dalam pembangunan negaranya, juga
berfungsi sebagai pengembangan sikap sosial generasi muda. Organisasi sendiri dapat
dikelompokkan menjadi paguyuban (Gemeinschaft) yakni yang didasarkan atas rasa
ikatan batin yang telah terbentuk sejak lama dan bergantung pada interaksi antar
individu atau primer.
Kemudian Karang Taruna merupakan suatu bentuk organisasi kepemudaan yang
berada di Indonesia yang merupakan sebuah tempat atau wadah dalam pengembangan
dan pembangunan jiwa sosial terhadap generasi muda. Maka dari itu Karang Taruna
dapat tumbuh melalui kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari masyarakat dan
untuk masyarakat itu sendiri terutama oleh generasi muda yang ada di suatu wilayah
desa, kelurahan atau bahkan komunitas sosial yang sederajat, terutama yang bergerak
2
dalam bidang kesejahteraan sosial. Bidang kesejahteraan sosial meliputi bidang
ekonomi, keterampilan, keagamaan, olahraga, dan kesenian yang sesuai dengan tujuan
didirikannya organisasi karang taruna untuk memberikan pembinaan dan pemberdayaan
terhadap para remaja yang ada di dalam suatu desa atau wilayah itu sendiri. Sebagai
bentuk dari organisasi sosial, Karang Taruna yaitu tempat untuk mengembangkan
kegiatan seperti halnya perekonomian, sosial, dan budaya dengan memanfaatkaan
potensi yang ada di dalam lingkungan masyarakat, baik itu dari Sumber Daya Manusia
(SDM) atau pun dari Sumber Daya Alam (SDA) yang telah tersedia. begitu generasi
muda dapat berpartisipasi ke dalam pembangunan yang lebih baik. Demikian generasi
muda dapat berpartisipasi dan produktif dalam pembangunan yang lebih baik.
Selanjutnya guna untuk mendukung kegiatan masyarakat, perlu untuk mencapai
suatu tujuan yang merupakan keinginan dari semua masyarakat. Maka didirikan lah
organisasi guna untuk mewujudkan suatu keinginan yang ingin dicapai bersama.
Organisasi kepemudaan juga diperlukan untuk mengkoordinasikan sumber-sumber
yang telah ada untuk mendapatkan hasil maksimal. Kemudian Organisasi Karang
Taruna ini seharusnya mendapatkan suatu perhatian lebih dari masyarakat, pemerintah
atau dengan pihak-pihak yang terkait. Diketahui akhir-akhir ini telah banyak pemuda-
pemudi yang kurang mendapatkan perhatian dan juga sulitnya untuk mengekspresikan
diri, sehingga dapat dilihat apa yang remaja lakukan saat ini merupakan hal-hal yang
tidak diharapkan oleh semua pihak. Pada faktanya masih banyak pemuda-pemudi yang
tidak peduli atau tidak tanggap akan kegiatan-kegiatan pemuda-pemudi, misalnya
pemuda-pemudi yang sedang bekerja atau melanjutkan pendidikannya diluar daerah,
sehingga ini membuat mereka tak acuh terhadap kegiatan Karang Taruna, selain itu juga
pemuda-pemudi yang mengalami pernikahan dini lebih banyak meluangkan waktunya
untuk mengurus rumah tangga mereka masing-masing, dan masih banyak lainnya.
3
Desa merupakan suatu wilayah yang penduduknya atau masyarakatnya bermata
pencaharian dibidang pertanian, bercocok tanam, atau agrarian, nelayan. Jika dilihat dari
segi sosial budaya, desa tampak dari hubungan sosial antar penduduknya yang bersifat
khas, yakni hubungan kekeluargaan, bersifat pribadi, tidak banyak pilihan, kurang
tampak adanya pengkotaan, atau dengan kata lain bersifat homogeny, serta bergotong-
royong. Kemudian pembangunan merupakan proses perubahan di dalam kehidupan
yang di dalamnya melibatkan masyarakat sebagai unsur yang tidak terpisahkan. Perlu
diketahui didalam konteks sebuah pembangunan pada desa wisata misalnya, melalui
perencanaan harus dimulai sejak awal dengan melibatkan masyarakat asli dari daerah
tersebut. Saat ini optimalisasi terhadap suatu wilayah atau desa, mulai banyak dilakukan
orang. Salah satu nya optimalisasi desa dilakukan dengan mengubah desa biasa menjadi
desa wisata. Dalam bentuk ini dilakukan pengembangan desa wisata yang tidak
dilepaskan dari ciri kegiatan masyarakat perdesaan yang telah ada, baik aspek ekonomi
maupun sosial budaya.
Secara mendasar atau secara esensial desa wisata merupakan pengembangan
suatu desa dengan memanfaatkan kemampuan unsur-unsur yang ada dalam masyarakat
dan desa yang berfungsi sebagai atribut produk wisata menjadi satu rangkaian aktivitas
pariwisata yang terpadu dan memiliki tema tertentu sesuai dengan karakteristik desa.
Dewasa ini, kejenuhan terhadap bentuk wisata modern dan ingin kembali merasakan
kehidupan di alam pedesaan serta berinteraksi dengan masyarakat dan aktifitas sosial
budayanya menyebabkan berkembangnya wisata di daerah-daerah pedesaan yang
kemudian dikemas dalam bentuk desa wisata.
Berdasarkan esensi desa wisata tersebut, maka suatu desa disebut sebagai desa
wisata apabila desa wisata tersebut adalah suatu kawasan pedesaan yang menawarkan
keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial
ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan
4
struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik
serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan,
misalnya atraksi, akomodasi, makanan-minuman dan kebutuhan wisata lainnya
(Hadiwijoyo, 2012:68).
Saat ini di Kabupaten Malang mulai banyak bermunculan destinasi-destinasi
wisata baru. Diantaranya terbentuknya destinasi Desa Wisata Panorama Jurang Toleh di
Desa Jatiguwi Kecamatan Sumberpucung, yaitu yang dipelopori oleh Karang Taruna
Muda Karya Desa Jatiguwi. Sebelumnya dilihat dari letak geografi, Desa Wisata
Panorama Jurang Toleh berada di Kebon Klopo lebih tepatnya di Desa Jatiguwi yang
mana daerah Kebon Klopo tersebut ikut dialiri Waduk Bendungan Ir. Sutami, Karang
Kates. Sebelumnya juga, mengapa ditempatkan di Dusun Jatimulyo? Karena
berdasarkan letak geografisnya dekat dengan waduk dan kebetulan di daerah dekat
waduk terdapat tanah atau lahan kosong. Dari situ juga, sebelumnya masyarakat Kebon
Klopo memanfaatkan Waduk tersebut sebagai tempat pemancingan serta untuk
penangkaran ikan mujaer, nila, lele, dll. Dikarenakan Desa Jatiguwi juga ikut
bekerjasama dengan Perum Jasatirta dan Kelompok Petani Ikan Desa Jatiguwi yang
sudah terbentuk, guna mengembangkan potensi alam dengan pemeliharaan ikan di
sungai Brantas dan Lahor dengan menggunakan jaring sekat.
Selain memanfaatkan sumber daya alam (SDA), Karang Taruna Muda Karya
Desa Jatiguwi ini terinspirasi dengan bermunculannya destinasi-destinasi wisata baru di
Kabupaten Malang, seperti kemunculannya Sumber Maron, Sumber Sirah, Kampung
Jodipan, Kampung Topeng dll sekaligus juga melihat angka pengangguran di Dusun
Jatimulyo tersebut. Maka dari itu dilihat dari segala aspek potensi desa, Desa Jatiguwi
memang belum memiliki potensi berbasis desa wisata. Bahkan dilihat dari segi
perekonomian pas-pasan dan juga tingkat pengangguran cukup banyak.
5
Pengembangan Desa Wisata didorong oleh tiga faktor. Pertama, wilayah pedesaan
memiliki potensi alam dan budaya yang relatif lebih otentik daripada wilayah perkotaan,
masyarakat pedesaan masih menjalankan tradisi dan ritual-ritual budaya dan topografi
yang cukup serasi. Kedua, wilayah pedesaan memiliki lingkungan fisik yang relatif
masih asli atau belum banyak tercemar oleh ragam jenis polusi dibandingankan dengan
kawasan perkotaan. Ketiga, dalam tingkat tertentu daerah pedesaan menghadapi
perkembangan ekonomi yang relatif lambat, sehingga pemanfaatan potensi ekonomi,
sosial dan budaya masyarakat lokal secara optimal merupakan alasan rasional dalam
pengembangan pariwisata pedesaan (Damanik, 2013:69).
Desa Wisata dapat dijadikan sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat
sekaligus menjadi sumber pemasukan bagi suatu wilayah. Dalam hal ini, proses
pengelolaan potensi alam menjadi sebuah obyek wisata desa dan juga tidak dapat
meninggalkan beberapa aspek pendukung seperti sumber daya manusia. Salah satu
sumber daya manusia tersebut adalah pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna.
Karang Taruna adalah generasi muda yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan
pada suatu masyarakat di suatu wilayah. Salah satu bentuk fakta sosialnya saat ini mulai
banyak pemuda-pemudi yang berhasil mengembangkan sebuah inovasi maupun
menjadi sebuah agen perubahan sosial ekonomi di daerahnya. Salah satunya dimulai
dengan terbentuknya Desa Wisata Panorama Jurang Toleh pada awal tahun 2017
dengan memanfatkan lahan personal yang disetujui dan kemudian di dukung oleh
Pemerintah Desa Jatiguwi dengan sistem bagi hasil hingga sampai saat ini. Dari
terbentuknya Desa Wisata Panorama Jurang Toleh, juga dimulai aktifnya kembali
Organisasi Karang Taruna Muda Karya di Kelurahan Jatiguwi.
6
Salah satu kabupaten di Jawa Timur yang mengembangkan serta memanfaatkan
potensi wisata alam dan budaya masyarakat yang dimiliki menjadi obyek dan daya tarik
wisata adalah Kabupaten Malang melalui Desa Wisata Jurang Toleh Bon Klopo yang
terletak di Dusun Jatimulyo Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung. Desa Wisata
Jurang Toleh memiliki berbagai potensi wisata yang dijadikan daya tarik bagi
wisatawan untuk berkunjung. Tempat wisata ini menyuguhkan beragam fasilitas seperti
danau yang unik. Pengunjung juga bisa menikmati hamparan taman bunga yang indah,
cocok untuk berteduh dan berfoto selfie. Apalagi, tren wisata sekarang ini cenderung
mengunggulkan spot-spot foto yang unik sebagai latar foto. Gazebo yang bertebaran
ikut memanjakan pengunjung untuk beristirahat. Selain itu, terdapat wahana lain seperti
dek terapung di pinggir danau yang memang di-setting sebagai tempat selfie. Ada juga
panggung yang menyatu dengan pohon seperti yang biasa dijumpai di tempat-tempat
wisata lain.
Dari beberapa penjelasan di atas, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perkembangan serta pembangunan terhadap
adanya Desa Wisata Panorama Jurang Toleh di Desa Jatiguwi.
Pembahasan ini bertujuan untuk mengkaji berlangsungnya proses peran Karang
Taruna dalam kegiatan pengembangan Desa Wisata pada Desa Wisata Panorama Jurang
Toleh di Desa Jatiguwi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Dari Pemaparan latar belakang diatas maka dari itu penulis terinspirasi untuk
membuat judul: Peran Karang Taruna dalam Pengembangan Desa Wisata Panorama
Jurang Toleh di Desa Jatiguwi Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang,
maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.2.1 Bagaimana peran Karang Taruna Muda Karya dalam kegiatan
pengembangan Desa Wisata Panorama Jurang Toleh di Desa Jatiguwi?
1.2.2 Bagaimana cara pengembangan Desa Wisata Panorama Jurang Toleh yang
dilakukan oleh Karang Taruna Muda Karya Desa Jatiguwi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1.3.1 Mengetahui peran Karang Taruna Desa Jatiguwi dalam kegiatan
pengembangan Desa Wisata Jurang Toleh.
1.3.2 Mengetahui cara pengembangan Desa Wisata Panorama Jurang Toleh yang
dilakukan oleh Karang Taruna Muda Karya Desa Jatiguwi.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat secara teoritis dan juga secara praktis, sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
atau masukan bagi ilmu pembangunan sosiologi khususnya ilmu sosiologi
pembangunan, kemudian dapat untuk mengetahui bagaimana peran dan cara Karang
Taruna dalam kegiatan pengembangan Desa Wisata Jurang Toleh yang ada pada
Dusun Jatimulyo Desa Jatiguwi Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.
Maka dari itu dapat diketahui bahwa peran Karang Taruna pada penelitian ini
menggunakan teori yang sesuai dengan peran Karang Taruna yaitu menggunakan
Teori Stuktur Fungsional - AGIL (Talcott Parsons).
8
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
bagi :
1) Manfaat bagi Karang Taruna, dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan
agar Karang Taruna Desa Jatiguwi untuk kedepannya agar tetap terus
berinovasi, berkarya, dan lain sebagainya guna untuk meningkatkan potensi
Desa Jatiguwi. Serta diharapkan untuk kedepannya Karang Taruna dapat terus
melakukan pembangunan desa yang dapat menunjang kesejahteraan serta
memakmurkan masyarakat Desa Jatiguwi.
2) Manfaat bagi Masyarakat, dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan
bagi masyarakat Desa Jatiguwi agar dapat tetap terus menjaga, merawat,
mengelola Wisata Jurang Toleh, dan lain-lain guna identity Desa Jatiguwi dan
generation yang akan mendatang Desa Jatiguwi.
3) Manfaat bagi Penulis, dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi
penulis, agar turut serta menjaga, melestarikan, mempromosikan Desa Wisata,
dan lain sebagainya.
4) Manfaat bagi Program Studi Sosiologi, dari hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan tambahan kajian dan masukan bagi Jurusan Sosiologi, melalui teori
pembangunan sosiologi dapat diterapkan melalui adanya peran Karang Taruna.
Serta dari peran Karang Taruna dapat pula merambah ke arah pembangunan,
pengembangan, serta pemberdayaan masyarakat Desa Jatiguwi.
9
1.5 Definisi Konsep
Definisi konsep adalah pernyataan yang mengartikan atau memberi makna suatu
konsep istilah tertentu. Definisi konsep merupakan penggambaran secara umum dan
menyeluruh yang menyiratkan maksud dan konsep atau istilah tersebut bersifat
konstruktif, formal, dan mempunyai pengertian yang abstrak.
1.5.1 Peran
Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh
individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Dalam Kamus
Sosiologi peranan atau peran (role) adalah pelaksanaan hak dan kewajiban
seseorang sesuai dengan kedudukannya. Peran juga dapat dikatakan sebagai
perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran
merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu
peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang
telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan normatif. Sebagai peran
normatif dalam hubungannya dengan tugas dan kewajiban dinas perhubungan
dalam penegakan hukum mempunyai arti penegakan hukum secara total
enforcement, yaitu penegakan hukum secara penuh, (Soerjono Soekanto 1987:
220).
Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup
berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara
anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya.
Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan. Di dalam
10
kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan peran (role). Peran
merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka
orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan. Untuk memberikan
pemahaman yang lebih jelas ada baiknya terlebih dahulu kita pahami tentang
pengertian peran, (Miftah Thoha, 1997).
1.5.2 Karang Taruna
Karang Taruna secara eksplisit merupakan wadah pembinaan dan
pengembangan generasi muda yang aktif dalam pembangunan nasional serta
dalam bidang kesejahteraan sosial dimana Karang Taruna sebagai salah satu
bentuk wadah kreativitas generasi muda yang memiliki peranan sangat penting
bagi tumbuh kembangnya kegiatan yang dilakukan (Muslam et al., 2016).
1.5.3 Pengembangan
Pengembangan secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara
perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap. Menurut Seels & Richey
(Alim Sumarno, 2012) pengembangan berarti
proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam
bentuk fitur fisik. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 18
tahun 2002 Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan yang telah
terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru
pengembangan sendiri merupakan proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini mengikuti
suatu langkah-langkah secara siklus. Langkah penelitian proses pengembangan
ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan
11
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut,
melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan
dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan (Punaji Setyosari,
2013:222-223).
Menurut Panen (2001) bahwa bahan ajar merupakan bahan-bahan atau
materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran (Andi 2011:16).
1.5.4 Desa Wisata
Desa wisata adalah desa yang memiliki potensi keunikan dan daya tarik
wisata yang khas serta desa wisata sendiri merupakan suatu wilayah pedesaan
yang menawarkan keaslian baik dari segi sosial budaya, adat–istiadat,
keseharian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa yang disajikan dalam
suatu-suatu bentuk integrasi komponen pariwisata antara lain seperti atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung.
Menurut Priasukmana & Mulyadin (2001), Desa Wisata merupakan suatu
kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang
mencerminkan keaslian pedesaaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial
budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur
tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik
serta mempunyai potensi untuk dikembangkanya berbagai komponen
kepariwisataan, misalnya atraksi, akomodasi, makanan-minuman, cindera-
mata, dan kebutuhan wisata lainnya.
12
1.5.5 Panorama
Panorama adalah gambar yang melukiskan pandangan umum atau secara
luas tentang sebagian wilayah suatu negeri. Menurut Kamus Besar Indonesia
(KBBI), Panorama merupakan pemandangan alam yang bebas dan luas.
Panorama dipertunjukkan bagian demi bagian pada suatu saat enggan membuka
gulungan demi gulungan di hadapan penonton. Panorama ditemukan
di Inggris oleh Robert Barker pada tahun 1787.
1.5.6 Jurang Toleh
Jurang Toleh adalah destinasi desa wisata yang terbilang masih baru,
menarik, dan menjadi tempat favorit untuk di jadikan sasaran berkunjung bagi
wisatawan baik dari desa maupun luar Desa Jatiguwi. Destinasi desa wisata ini
dibuka pada liburan Lebaran tahun 2017.
Tempat wisata ini menyuguhkan beragam fasilitas seperti danau yang
unik. Pengunjung juga bisa menikmati hamparan taman bunga yang indah.
Cocok untuk berteduh dan berfoto selfie. Apalagi, tren wisata sekarang ini
cenderung mengunggulkan spot-spot foto yang unik sebagai latar foto. Gazebo
yang bertebaran ikut memanjakan pengunjung untuk istirahat (Malang Times,
05 November 2017).
Selain itu, terdapat wahana lain seperti dek terapung di pinggir danau yang
memang di-setting sebagai tempat selfie. Ada juga panggung yang menyatu
dengan pohon seperti yang biasa dijumpai di tempat-tempat wisata lain.
Destinasi wisata ini masih terbilang sangat baru dan uniknya harga tiket
untuk masuk desa wisata ini tidak bayar alias gratis, akan tetapi pengunjung
hanya perlu membayar untuk parkir saja. Untuk kendaraan beroda dua tarif
13
parkir Panorama Jurang Toleh ini sebesar Rp 3.000 dan tarif parkir kendaraan
beroda empat sebesar Rp 5.000.
Pembangunan Desa Wisata Panorama Jurang Toleh ini mengusut unsur
air dan hutan. Yang mana air ini dari aliran Waduk Karangkates dengan
dipadukan pepohonan sengon atau jati sehingga menyerupai hutan. Selain itu
didalam desa wisata ini mengusut konsep Instagramable yang kekinian serta
menyuguhkan taman-taman bunga yang indah, gazebo yang nyaman untuk
bersantai, dan spot-spot menarik untuk ber-selfi. Selain itu desa Wisata
Panorama Jurang Toleh ini juga menyewakan kostum yakni kostum Apache,
untuk persewaan per kostum seharga Rp 10.000,- untuk 15 menit.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah metode yang digunakan dalam melakukan penilaian,
dalam hal ini yang dimaksudkan meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, unit
penelitian, lokasi penelitian, menentukan subyek penelitian, menentukan teknik
pengumpulan data, dan teknik analisa data yang akan dipaparkan sebagai berikut :
1.6.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan peneliti untuk meneliti yaitu menggunakan
penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mengatakan “Metode
Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif
berupa kata yang tertulis dari orang dan pelaku yang diamati (Moleong,
2000:3). Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (Natural
Setting) (Sugiyono, 2014:8).
Metode penelitian kualitatif menunjuk untuk penelitian yang mempunyai
sifat mengamati kasus dengan demikian proses dari pengumpulan data dan
analis itu mempunyai sifat yang khusus (Indrawan, Poppy, 2014:68).
14
Sedangkan menurut Lincoln dan Guba menyebutkan bahwa pendekatan
kualitatif disebut juga dengan case study atau bisa juga disebut dengan
qualitative, yaitu merupakan penelitian yang mendalam dan sangat detail
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan subyek-subyek penelitian
tersebut (Pujosuwarno, 1992:34).
1.6.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan analisis deskriptif
kualitatif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, atau
kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi di daerah
tertentu, dan penelitian jenis deskriptif cenderung tidak perlu menerangkan
saling hubungan dan menguji hipotesis (Zuriah, 2009:47). Metode kualitatif
adalah suatu proses dimana penelitian dan pemahaman yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia. Menurut Bodgan dan Taylor
sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong mendeskripsikan metodelogi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
data-data dan perilaku yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu tersebut secara holistik atau utuh.
Dengan metode ini dapat mengantarkan penulis untuk mengenal lebih
mendalam para subyek (Kepala Desa, Karang Taruna Desa Jatiguwi, dan
pemilik lahan) yang berkaitan dengan peran Karang Taruna Jatiguwi dalam
kegiatan pengembangan Desa Wisata Panorama Jurang Toleh. Penulis
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif adalah pendekatan ini lebih
mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dan lebih mudah dalam
memperoleh data-data untuk menjawab permasalahan penelitian.
15
1.6.3 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah tempat dimana peneliti mencari data yang
sebenarnya dari subyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini dilakukan di
Dusun Jatimulyo (Kebon Klopo atau Bon Klopo) RT 29 RW 07 Desa Jatiguwi,
Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Kemudian lokasi Desa Wisata
Panorama Jurang Toleh ini apabila dilihat dari pusat Kota Malang yaitu
berjarak 35 kilometer. Selain itu lokasi ini merupakan tempat desa wisata yang
dikelolah oleh Karang Taruna Muda Karya Desa Jatiguwi.
Lokasi penelitian ini dipilih karena berdasarkan pertimbangan bahwa Desa
Wisata Panorama Jurang Toleh Desa Jatiguwi ini merupakan wujud nyata dari
peran dan cara pengembangan Karang Taruna Muda Karya Desa Jatiguwi
dalam kegiatan pengembangan desa wisata.
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224), teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data disini
merupakan hal terpenting yang dapat menunjang dalam aktivitas penelitian. Di
dalam proses pengumpulan data, terdapat beberapa metode yang harus
dilakukan oleh peneliti. Karena dari hal ini dapat menunjang penelitiuntuk
mendapatkan sumber data yang akurat.
16
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi
(observation), wawancara, dan dokumentasi yang akan dilakukan oleh peneliti
dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi merupakan metode penggalian data terhadap sebuah
penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung
tentang kondisi lapangan, baik yang berupa keadaan fisik maupun
perilaku yang terjadi selama berlangsungnya penelitian. Selain itu
observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek ditempat terjadi
atau berlangsungnya peristiwa (Zuriah, 2019:173).
Selain itu, pengertian lain dari teknik pengamatan atau observasi
adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
bebagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2013:145).
Observasi merupakan tahapan melakukan pengamatan lapang
terhadap suatu objek. Dimana teknik observasi yang peneliti lakukan
adalah mengenai peran dan cara pengembangan Desa Wisata Panorama
Jurang Toleh oleh Karang Taruna Muda Karya Desa Jatiguwi,
Kecamatan Sumberpucung. Dari sini peneliti akan melakukan observasi
pada waktu siang hari atau malam hari, yakni menyesuaikan waktu
senggang Karang Taruna Muda Karya Desa Jatiguwi. Sehingga peneliti
bisa berinteraksi secara langsung dengan mudah dan Karang Taruna
Muda Karya tidak merasa terganggu dengan observasi yang dilakukan
oleh peneliti.
17
2) Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melihatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya
dengantujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi menjadi
dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur.
Wawancara tak terstruktur sering juga disebut sebagai wawancara
mendalam, wawancara secara intensif, wawancara kualitatif, dan
wawancara terbuka (openended interview). Sedangkan wawancara
terstruktur sering disebut sebagai sebagai wawancara baku (standardized
interview), yang susunan pertanyaannya sudah ditetapkan, dengan
pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah disediakan (Mulyana,
2007:180).
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan wawancara tidak terstruktur, karena penelitian yang
dilakukan oleh peneliti bersifat kualitatif. Sehingga dalam hal ini data
yang didapatkan berupa data secara naturalistik dan pertanyaan yang
diajukan tidak ditetapkan (bersifat baku).
Proses wawancara peneliti dilakukan dengan mewawancarai subyek
peneliti dengan bertemu langsung di tempat kediaman subjek. Yang
artinya dalam hal ini peneliti mengambil data secara langsung terkait
dengan peran dan cara pengembangan Desa Wisata Panorama Jurang
Toleh oleh Karang Taruna Muda Karya Desa Jatiguwi, Kecamatan
Sumberpucung Kabupaten Malang.
18
3) Dokumentasi
Dokumentasi juga merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk
menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti-bukti
yang akurat. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
didapat dari berbagai macam bentuk yaitu seperti catatan peristiwa yang
berbentuk tulisan, gambar-gambar, arsip, foto, dan berupa data-data yang
mendukung untuk dijadikan sebagai literatur sumber data. Teknik
dokumentasi merupakan pendukung dari observasi dan wawancara agar
data yang nantinya disajikan lebih akurat.
Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan cara menganalisis
dokumen-dokumen seperti foto kegiatan. Dokumentasi yang akan saya
lakukan adalah mengumpulkan bukti-bukti yang otentik untuk
mendukung penelitian.
1.6.5 Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Penentuan subyek penelitian merupakan salah satu hal yang penting
dalam melakukan penelitian. Penentuan subyek penelitian yang tepat,
memungkinkan di perolehnya data dan informasi yang valid serta akurat karena
subjek penelitian merupakan salah satu sumber data dalam penelitian kualitatif.
Dengan demikian penelitian menggunakan teknik purposive sampling
sebagai penentuan subjek penelitian. Penentuan sampel penelitian dilakukan
dengan cara purposive sampling.
Purposive sampling yaitu penentuan sumber informasi secara purposive
yang dilandasi dengan tujuan atau pertimbangan tertentu terlebih dahulu.
Purposive dapat diartikan sebagai maksud tujuan atau kegunaan. Oleh sebab
itu, pengambilan sumber informasi di dasarkan dalam maksud atau tujuan yang
19
telah ditentukan. Sehingga peneliti membuat pertimbangan dan kriteria yang
telah ditentukan (Yusuf, 2013:369).
Berdasarkan penjelasan di atas, sampel penelitian yang dipilih dengan
kriteria sebagai berikut:
1) Ketua Karang Taruna Muda Karya Desa Jatiguwi. Alasan memilih
sampel tersebut adalah individu tersebut yang mengerti dan paham
latar belakang atau asal-usul awal proses pembangunan Desa Wisata
Panorama Jurang Toleh Dusun Jatimulyo Desa Jatiguwi, Kecamatan
Sumberpucung Kabupaten Malang hingga saat ini.
2) Anggota Karang Taruna Muda Karya. Alasan memilih sampel tersebut
karena, anggota Karang Taruna Muda Karya yang mengetahui
bagaimana awal terciptanya Desa Wisata Panorama Jurang Toleh,
selain itu anggota tersebut juga yang ikut membangun serta
mengembangkan Desa Wisata Panorama Jurang Toleh tersebut
hingga saat ini.
3) Perangkat Desa (Kepala Desa). Alasan peneliti memilih kriteria
tersebut karena Kepala Desa Jatiguwi lah yang mendorong Karang
Taruna Muda Karya untuk dapat menciptakan pembangunan Desa
berbasis Desa Wisata Panorama Jurang Toleh Dusun Jatimulyo, Desa
Jatiguwi.
4) Pemilik Lahan atau tanah (Desa Wisata Panorama Jurang Toleh).
Alasan peneliti memilih kriteria tersebut karena, pemilik lahan merasa
bahwa lahan tersebut kurang menghasilkan. Sehingga pemilik lahan
menyetujui lahan tersebut kepada Karang Taruna untuk dijadikan
taman atau desa wisata atas dasar bagi hasil.
20
1.6.6 Sumber Data
Lofland (dalam Moleong, Lexy J, 2009:157) mengemukakan bahwa,
sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya yaitu data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Maka dari itu
data yang diperlukan untuk mengetahui bagaimanakah peran Karang Taruna
Muda Karya dan cara pengembangan Desa Wisata Panorama Jurang Toleh
yang dilakukan oleh Karang Taruna Muda Karya Desa Jatiguwi. Kemudian
data yang dikumpulkan yakni melalui wawancara, observasi, maupun studi
dokumentasi sumber data adalah objek dari mana data itu diperoleh.
Berdasarkan jenis data yang diperlukan maka dalam penelitian ini yang
di jadikan partisipan oleh peneliti adalah sekelompok objek yang dijadikan
sumber data dalam penelitian yang bentuknya dapat berupa manusia, benda-
benda, dokumen-dokumen, dan sebagainya. Dengan demikian berdasarkan
tujuan dan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka yang menjadi
populasi yang akan dipilih adalah Ketua Karang Taruna Muda Karya Desa
Jatiguwi dan anggota yang menjadi pelaku-pelaku pembangunan dan
pengembangan desa wisata serta populasi lainnya yang dapat membantu untuk
menjadi sebagai sumber data dalam penelitian ini.
21
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian yang dipercaya melalui sebuah observasi dan wawancara pada
objek penelitian yang di teliti (Munawaroh, 2012:82).
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapat melalui hasil observasi
maupun studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti. Dokumen-dokumen,
catatan komunikasi, foto-foto dokumentasi merupakan bentuk dari data
sekunder. Data sekunder juga merupakan salah satu teknik penunjang
data primer (Arikunto, 2012:22).
1.6.7 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini bertumpu pada
metode penelitian yang digunakan, dimana dalam penelitian ini menggunakan
metode kualitatif, yaitu dengan proses mengatur urutan data,
mengorganisasikan nya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar
(Moleong, 2002:103).
Selain itu analisis data juga merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244).
Dalam analasis data penulis menggunakan metode Miles dan Huberman.
Menurut Miles dan Huberman mengemukakan bahwa ada tiga tahapan yang
harus dilakukan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) Reduksi
data (data reduction), (2) paparan data (data display), (3) penarikan kesimpulan
dan verifikasi (conclusing drawing/veryfiying). Analisis data kualitatif
dilakukan dengan cara bersamaan pada proses pengumpulan data berlangsung,
22
artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan sesudah
pengumpulan data (Gunawan, 2013:210).
Teknis yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data yang
mencakup tiga kegiatan yang bersamaan sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencari yang bila diperlukan kembali. Kemudian dalam proses ini
peneliti menggabungkan data-data yang sudah diperoleh melalui proses
observasi, wawancara dan dokumentasi mendalam tentang peran Karang
Taruna dan cara pengembangan Desa Wisata Panorama Jurang Toleh Di
Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah kumpulan informasi yang tersusun dan member
kemungkinan untuk menarik kesimpulan serta pengambilan tindakan.
Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, jaringan,
dan bagian. Tujuannya adalah untuk memudahkan dan membaca
kesimpulan.
23
3. Menarik Kesimpulan
Dalam tahap ini peneliti membuat rumusan proposisi yang
berhubungan dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan
penelitian, kemudian dilanjutan dengan mengkaji secara berulang-ulang
terhadap data yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk dan
proposisi yang telah dirumuskan.
4. Keabsahan Data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain
digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian
kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur
yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif
(Moleong, 2007:320).
Keabsahan data dapat dilakukan untuk membuktikan apakah
penelitian yang dilaukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah
sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability,
dependability, dan confirmability (Sugiyono, 2007:270).