13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Pendidikan nasional juga berfungsi untuk menjamin dan melestarikan keberhasilan pembangunan. Pendidikan merupakan proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan adanya hal tersebut akan menimbulkan perubahan dalam diri individu yang memungkinkannya untuk berdistribusi dalam pembangunan bangsa. Dalam rangka adanya tuntutan masyarakat di era global yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka pendidikan lebih menekankan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Pembentukan sumber daya yang berkualitas tidaklah mudah, oleh karena itu banyak hal yang harus dilakukan dalam rangka untuk mewujudkannya. Khususnya bagi dunia pendidikan hal tersebut sangat lah sulit, diperlukan sebuah pendidikan yang berkualitas yang didukung dengan berbagai sistem dan alat yang memadai untuk menunjang agar terciptanya pendidikan yang berkualitas. Banyaknya tuntutan dari masyarakat pada era global menyebabkan dunia pendidikan memiliki tugas yang tidak ringan, pendidikan adalah masalah yang sangat penting terlebih lagi dalam lajunya pembangunan nasional yang dituntut adanya generasi yang lebih maju di samping mempersiapkan peserta didik untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) diharapkan juga mampu meningkatkan keimanan ketaqwaan (IMTAQ) terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan pendidikan nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Fungsi dan tujuan di atas, menunjukkan bahwa pendidikan di setiap satuan pendidikan harus diselenggarakan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Pendidikan nasional juga

berfungsi untuk menjamin dan melestarikan keberhasilan pembangunan.

Pendidikan merupakan proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat

menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan adanya hal

tersebut akan menimbulkan perubahan dalam diri individu yang

memungkinkannya untuk berdistribusi dalam pembangunan bangsa. Dalam

rangka adanya tuntutan masyarakat di era global yang telah membawa perubahan

pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka pendidikan lebih

menekankan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.

Pembentukan sumber daya yang berkualitas tidaklah mudah, oleh karena itu

banyak hal yang harus dilakukan dalam rangka untuk mewujudkannya.

Khususnya bagi dunia pendidikan hal tersebut sangat lah sulit, diperlukan sebuah

pendidikan yang berkualitas yang didukung dengan berbagai sistem dan alat yang

memadai untuk menunjang agar terciptanya pendidikan yang berkualitas.

Banyaknya tuntutan dari masyarakat pada era global menyebabkan dunia

pendidikan memiliki tugas yang tidak ringan, pendidikan adalah masalah yang

sangat penting terlebih lagi dalam lajunya pembangunan nasional yang dituntut

adanya generasi yang lebih maju di samping mempersiapkan peserta didik untuk

meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) diharapkan juga mampu

meningkatkan keimanan ketaqwaan (IMTAQ) terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Tujuan pendidikan nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia

Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena

itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan

pendidikan budaya dan karakter bangsa. Fungsi dan tujuan di atas, menunjukkan

bahwa pendidikan di setiap satuan pendidikan harus diselenggarakan secara

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2

sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Sistem pendidikan di indonesia harus

selalu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi

baik ditingkat lokal, nasional maupun global.

Tidak seimbangnya jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah pencari kerja,

menyababkan banyaknya pengangguran terdidik di Indonesia. Hal tersebut

membuat pemerintah mengeluarkan beberapa solusi untuk mengatasi masalah

pengangguran tersebut, salah satunya adalah dengan menetapkan kebijakan

memperbanyak jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan

memperbanyak jumlah SMK diharapan nantinya para lulusan SMK yang sudah

dibekali dengan kemampuan sesuai dengan bidangnya masing-masing dapat

menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Namun, program pemerintah tersebut

belum berjalan optimal. Hal ini terbukti dari banyaknya lulusan SMK yang masih

menganggur, bahkan berdasarkan data BPS pada bulan Agustus 2015, tingkat

pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK). Jumlah tersebut terdiri dari pengangguran lulusan SMK sebesar

12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54

persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah

Dasar ke bawah 2,74 persen.

Untuk mengurangi angka pengangguran, salah satu caranya adalah dengan

mengembangkan karakter kewirausahaan sedini mungkin. Namun sebagian besar

lulusan sekolah menengah kejuruan masih berorientasi pada bagaimana mencari

kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang legih tinggi. Sangat sedikit

lulusan yang punya tekad dan keinginan kuat untuk berbisnis, menciptakan

lapangan kerja. Upaya mendorong wirausaha mandiri sendiri tak lepas dari

program pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baik lokal maupun

nasional.

Dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah mengenai memperbanyak

jumlah SMK harus diimbangi dengan pelatihan-pelatihan serta menanamkan

minat berwirausaha kepada siswa sejak dini. Dengan ditanamkannya minat

berwirausaha sejak dini, nantinya siswa SMK tidak hanya akan berorientasi untuk

mencari pekerjaan saja, melainkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan atau

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3

menjadi seorang wirausaha. Wirausaha merupakan cara efektif untuk mengatasi

ketimpangan antara angkatan kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.

Idealnya, suatu negara bisa dikatakan sebagai negara manju harus memiliki

wirausaha mandiri minimal adalah 2% dari total populasi penduduk.

Untuk membentuk wirausahawan tentunya harus dimulai dari pembentukan

minat berwirausaha, karena tanpa adanya minat berwirausaha seseorang tidak

akan tertarik untuk melakukan kegiatan kewirausahaan. Minat berwirausaha

adalah sebagai langkah awal dari suatu proses pendirian sebuah usaha yang

umumnya bersifat jangka panjang. Namun, sejauh ini niat siswa SMK untuk

menjadi wirausaha masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari masih sedikitnya

lulusan SMK yang memilih menjadi seorang wirausaha, mayoritas memilih untuk

mencari dan melamar pekerjaan (job seeker). Sedikitnya lulusan SMK yang

memilih untuk menjadi seorang wirausaha dapat dilihat dari data beberapa

sekolah yang menunjukan hasil sebagai berikut : SMK N 2 Sukawati pada tahun

ajaran 2014/2015 sebesar 38,5% dari lulusannya yang melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi, 61,5% langsung bekerja, dan 0% yang berwirausaha. Pada

SMK N 1 Sukawati pada tahun ajaran 2014/2015 memperoleh hasil sebesar 49%

dari lulusan langsung bekerja,51% melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan

0% yang berwirausaha. Pada SMK N 1 Gianyar pada tahun ajaran 2014/2015

memperoleh hasil sebesar 47,8% melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, 52,2%

langsung bekerja dan 0% yang berwirausaha. Pada SMK N 1 Mas-Ubud pada

tahun ajaran 2014/2015 memperoleh hasil sebesar 70% melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi, 30% langsung menuju ke dunia kerja dan 0% yang

berwirausaha.

Berdasarkan hasil pengamatan di sekolah, rendahnya minat berwirausaha

siswa disebabkan oleh beberapa faktor yang misalnya seperti materi pelajaran di

kelas, metode pengajaran guru, media ajar yang digunakan oleh guru, alat bantu

dalam pembelajaran serta evaluasi yang digunakan oleh guru. Salah satu faktor

yang sangat penting adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru, karena

dengan adanya media pembelajaran yang bagus maka siswa akan lebih mudah

untuk memahami pelajaran di sekolah. Salah satu media pembelajaran yang bisa

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4

dikembangkan adalah modul, khususnya modul Prakarya dan Kewirausahaan.

Modul merupakan media pembelajaran cetak yang dikemas secara utuh dan

sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana

dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar yang spesifik.

Dengan adanya modul yang bagus dan menarik akan bisa menciptakan

pembelajaran yang efektif dikelas serta bisa mempermudah guru untuk

menyampaiakan materi kepada siswa khususnya pada pelajaran prakarya dan

kewirausahaan yang nantinya disamping bisa untuk meningkatkan nilai siswa juga

akan bisa meningkatkan minat berwirausaha siswa.

Pada kurikulum 2013 mata pelajaran kewirausahaan di SMK sudah dipadukan

menjadi prakarya dan kewirausahaan, di mana dalam berwirausaha peserta didik

harus bisa menciptakan produk hasil karyanya untuk bisa dijadikan peluang usaha.

Indonesia yang dikenal akan kebudayaannya yang beraneka ragam dan dengan

kerajinan-kerajinan daerah yang terkenal dan diminati banyak masyarakat.

Daerah-daerah di Indonesia banyak sabagai tempat wisata yang dikunjungi

wisatawan dari antar kota dan luar negeri, maka dalam usaha yang berhubungan

dengan kebudayaan daerah adalah peluang yang sangat besar untuk menarik para

wisatawan untuk datang kenegara kita.

Gianyar merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Bali yang

menjadi daerah tujuan wisata internasional dan domestik, yang memiliki berbagai

obyek wisata dan kaya akan khasanah seni, budaya dan kerajinan dimana hal

tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan. Pemandangan alam pegunungan yang

luas, keindahan pantai, serta kreatifitas seni dan kerajinan tangan yang merupakan

aspek lain dari keunikan budaya Kabupaten Gianyar juga menjadi daya tarik

wisatawan. Posisi Gianyar sangat strategis sekali baik dilihat secara geografis

maupun dari sudut pandang lalu lintas perjalanan wisata di Bali. Desa-desa

kabupaten yang terkenal karena prestasi artistiknya di bidang kerajinan patung,

perak, lukisan, kesenian dan sejenisnya terletak di tepi jalan utama Denpasar-

Gianyar-Klungkung-Karangasem. Kabupaten Gianyar menjadi salah satu tempat

yang paling sering di kunjungi oleh para wisatawan karena masih menjaga

kebudayaan-kebudayaan yang ada. Banyak potensi-potensi kebudayaan yang bisa

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5

dijadikan peluang usaha di kabupaten gianyar, selain yang kerajinan patung,

perak, lukisan, kesenian-kesenian yang biasanya di jual kepada para wisatawan

domestik dan mancanegara. Peluang usaha lain yang memanfaatkan potensi-

potensi kebudayaan setempat misalnya seperti usaha dibidang alat-alat upacara

keagamaan dan lain sebagainya. Salah satu contoh peluang usaha tersebut seperti

usaha pembuatan hiasan penjor, dekorasi pernikahan, sarana dan prasarana

upacara, pembuatan tempat untuk menaruh bunga yang biasa dibawa saat

bersembahyang dan masih banyak lagi yang bisa dijadikan sebagai peluang usaha.

Selain bisa dijadikan sebagai peluang usaha, hal tersebut nantinya juga akan

berdampak kepada pelestarian kebudayaa-kebudayaan setempat.

Sayangnya seiring dengan kemajuan teknologi dan kehidupan masyarakat

yang serba modern menyebabkan kebudayaan-kebudayaan tersebut mulai di

lupakan oleh para generasi muda. Itu semua menyebabkan keberadaan budaya

tradisional di negara kita mulai memprihatinkan. Dahulu, budaya tradisional di

negara kita tak terhitung jumlahnya karena begitu banyak ragamnya, mulai dari

tarian tradisional, bahasa tradisional, alat musik tradisional, dan masih banyak

lagi. Jarang sekali sekarang kita temui ada anak muda yang mau untuk

memperhatikan kebudayaan tradisional negaranya, itu semua karena anggapan

mereka tentang kebudayaan tradisional salah. Mereka menganggap kebudayaan

itu merupaka suatu hal yang kuno, sehingga mereka malu untuk mengakui jika

kebudayaan tadisional adalah kebuadayaan mereka.

Apabila pemikiran para generasi muda tidak pulih kembali untuk mencintai

budaya tradisionalnya, cepat atau lambat pasti kebudayaan kita akan jauh lebih

terkikis. Oleh karenanya, sebelum itu semua terjadi, kita sebagai para generasi

muda harus berani memperjuangkan kembali kebudayaan tradisional yang sudah

nenek moyang kita wariskan kepada kita. Sebagai para generasi muda penerus

bangsa, jiwa dan sikap nasionalis sangatlah diperlukan. Bukan hanya untuk

kepentingan politik saja kita dituntut untuk berjiwa nasionalis, tetapi dalam

mempertahankan dan melestarikan budayapun juga demikian. Kita butuh untuk

menyadari bahwa untuk mempertahankan budaya peninggalan sejarah itu tidak

mudah dan membutuhkan pengorbanan yang besar. Oleh karenanya tak cukup

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6

apabila hanya ada satu generasi muda yang mau untuk melestarikan budayanya

tapi dalam melakukannya dibutuhkan kebersamaan untuk saling mendukung dan

mengisi satu sama lain. Dengan kata lain dalam menjaga kelestarian budaya juga

diperlukan kekompakan untuk saling mengisi dan mendukung.

Dengan adanya beberapa masalah tersebut membuat tantangan yang dihadapi

dunia pendidikan semakin berat serta menuntut agar pendidikan untuk

berorientasi pada kecakapan hidup (Life skill) sehingga nantinya setelah tamat

peserta didik sudah memiliki keterampilan serta bekal. Salah satu cara yang bisa

dilakukan adalah dengan menciptakan modul pembelajaran yang diintergrasikan

dengan kearifan lokal di masing-masing daerah. Berbasis lokal adalah segala

sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi,

budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain. Sumber lain

mengatakan bahwa keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi,

budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya

yang menjadi keunggulan suatu daerah.

Modul adalah suatu media pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Dimopoulos, Ninik Sudarwati, Chetty, Jongdee TO-IM, Alias, Matanluk. O, Sri

Susilogati Sumarti, di dalam penelitiannya mereka menyimpulkan bahwa modul

bisa digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari beberapa penelitain

yang telah dilakukan tersebut belum ada yang mengembangkan modul yang

berbasis potensi kearifan lokal atau mengembangkan modul yang memasukan

unsur-unsur kebudayaan didalamnya. Sedangkan penelitian lain baru memadukan

kearifan lokal dalam kegiatan pembelajaran saja, tanpa menuangkannya dalam

media pembelajaran, seperti penelitian yang dilakukan oleh Suastra W, Sukra

Warpala, Putu Sudura dan wagiran. Dalam penelitiannya mereka mencoba

memadukan kearifan lokal di dalam proses pembelajaran, dan hal ini juga bisa

dibilang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari beberapa penelitian-

penelitian yang dilakukan selama ini baru mengembangkan modul dengan

mengganti metode dan model pembelajarannya saja, atau hanya memasukan

kearifan lokal langsung pada saat proses pembelajaran di kelas. Disamping itu

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7

rata-rata modul yang dikembangkan lebih banyak untuk mengukur hasil belajar

dan hampir belum ada untuk mengukur minat berwirausaha siswa. Oleh karena itu

dalam penelitian ini akan mencoba untuk mengembangkan modul dengan

memasukan unsur-unsur potensi kearifan lokal didalamnya untuk meningkatkan

minat berwirausaha siswa.

Bahan ajar berupa modul dirancang untuk membantu guru dalam memberikan

pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi

antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar

lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi yang diharapkan. Pengalaman

belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, yang memuat kecakapan hidup

yang perlu mereka kuasai agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan globalisasi.

Oleh sebab itu, dalam menyusun atau memilih bahan ajar mata pelajaran prakarya

dan kewirausahaan SMK harus mempertimbangkan konten yang mampu

mendukung proses pembelajaran prakarya dan kewirausahaan.

Landasan operasional dalam pengembangan modul berbasis potensi lokal

yaitu Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,

pasal 50 ayat (5) yang menyatakan bahwa pemerintah kabupaten/kota mengelola

pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta satuan pendidikan yang

berbasis keunggulan lokal. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentng

standar nsional pendidikan Bab III pasal 14 ayat (1,2) bahwa kurikulum SMK

dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal, yang merupakan

bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,

pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan

kelompok mata pelajaran estetika atau kelompok mata pelajaran pendidikan

jasmani, olah raga dan kesehatan. Maka, sekolah harus mampu menangkap

keunggulan atau kompetensi internal maupun eksternal yang bernuansa

kedaerahan sebagai potensi sumber belajar untuk memperkaya kontent bidang

studi yang memiliki keterkaitan dengan Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya

Manusia (SDM) dan karakteristik kedaerahan. Dengan demikian, bidang studi

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8

Prakarya dan Kewirausahaan benar-benar memiliki kontent spesifik kedaerahan

yang dapat dijadikan sebagai suatu bidang studi unggulan sekolah yang memiliki

relevansi dengan konteks dan sumber daya kedaerahan.

Pada kenyataannya buku-buku atau bahan ajar mata pelajaran prakarya dan

kewirausahaan yang beredar di lapangan lebih banyak membahas tentang hal-hal

teoritis dan tidak dilengkapi dengan hal-hal bersifat praktis yang disesuaikan

dengan konteks kebutuhan dan kompetensi peserta didik SMK. Sebagai contoh,

Buku Sekolah Elektronik (BSE) SMK yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

pada tahun 2008. Materi perintah kerja tertulis yang disajikan dalam buku tersebut

belum mengarah pada orientasi budaya kerja yang sesuai dengan konteks

kompetensi program kejuruan.

Kurikulum 2013 sudah dibekali buku pegangan guru dan buku pegangan

peserta didik, namun bahan ajar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan

masih perlu dikembangkan agar lebih spesifik, dan dapat meningkatkan minat

berwirausaha pada peserta didik serta sekaligus juga mampu untuk melestarikan

budaya-budaya setempat. Selain itu bahan ajar mata pelajaran prakarya dan

kewirausahaan juga tidak hanya membahas mengenai bagaimana cara membuat

produk saja, tetapi bagaimana membuat produk yang memiliki nilai jual tinggi,

dan bagaimana cara memasarkannya, serta bagaimana menumbuhkan jiwa

wirausaha pada peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi awal di SMK Negeri 1 Mas dan SMK N 1

Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali, ditemukan kendala dalam pelaksanaan

pembelajran prakarya dan kewirausahaan, yaitu: (1) kurangnya bahan ajar atau

materi ajar khususnya pada pembelajaran tentang materi kerajinan bahan lunak

dan kewirausahaan yang dapat digunakan oleh guru dalam mata pelajaran

prakarya dan kewirausahaan pada kurikulum 2013; (2) belum ada bahan ajar yang

spesifik mengenai kerajinan bahan lunak dan kewirausahaan untuk pelajaran

prakarya dan kewirausahaan pada kurikulum 2013; (3) pola mengajar guru yang

masih terpusat kepada guru serta kurang menanamkan mindset untuk

berwirausaha kepada peserta didik; (4) metode yang digunakan guru dalam

pembelajaran belum bervariatif; (5) media pembelajaran untuk mata pelajaran

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9

prakarya dan kewirausahaan yang belum mendukung proses keaktifan peserta

didik pada kegiatan pembelajaran.

Dalam modul pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh

Kepmendikbud mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan yang terbagi dalam

empat strand, yaitu: kerajinan tangan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Pada

masing-masing strand itu sebaiknya memiliki bahan ajarnya masing-masing. Pada

materi kerajinan bahan lunak dan wirausaha yang merupakan membuat,

menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat dimanfaatkan.

Dengan kata lain mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan

mencampur dan/atau memodifikasi bahan tersebut, yang kemudian produk

tersebut yang akan menjadi peluang usaha untuk melakukan kegiatan

berwirausaha. Selain memproses bahan mentah menjadi produk siap jual

seharusnya produk-produk yang dibuat juga memperhatikan faktor budaya atau

kearifan lokal didaerah setempat, sehingga secara tidak langsung siswa akan bisa

melestarikan budaya-budaya yang ada melalui apa yang telah mereka kerjakan.

Untuk membelajarkan hal tersebut jelas memerlukan bahan ajar yang spesifik.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan terkait semakin memudarnya

kebudayaan-kebudayaan di setiap daerah dan banyaknya pengangguran terdidik

serta hasil observasi di lapangan terkait dengan pembelajaran di SMK peneliti

menyimpulkan bahwa sangat memungkinkan dan perlu untuk memasukkan unsur-

unsur potensi kearifan lokal setempat ke dalam pembelajaran khususnya pada

pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

membuat sebuah media ajar berupa modul yang didalamnya terintegrasi dengan

kebudayaan-kebudayaan setempat. Hal tersebut dirasa perlu dan penting karena

akan berdampak pada pelestarian kebudayaan-kebudayaan yang ada. Keunggulan

dari modul yang dikembangkan ini disamping mengangkat kebudayaan-

kebudayaan lokal di Kabupaten Gianyar lewat contoh-contoh beberapa produk

yang berpotensi dijadikan sebagai peluang usaha, didalam modul ini juga

langsung disajikan bagaimana cara membuat produk-produk tersebut. Dengan

dimasukannya unsur-unsur potensi kearifan lokal setempat kedalam media

pembelajaran diharapkan nantinya akan lebih merangsang siswa untuk lebih aktif

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10

serta lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan berwirausaha, karena siswa

nantinya secara tidak langsung juga akan ikut melestarikan kebudayaan-

kebudayaannya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ingin berusaha memberikan

kontribusi dalam mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan, untuk

meningkatkan minat berwirausaha peserta didik SMK. Diharapkan nantinya

lulusan SMK lebih berminat untuk berwirausaha agar dapat menambah jumlah

wirausaha di Indonesia dan mengurangi pengangguran. Disamping itu juga

diharapkan agar siswa mampu melestarikan kebudayaan yang ada di daerahnya

masing-masing serta mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia, sehingga

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan

Modul Prakarya dan Kewirausahaan Berbasis Potensi Kearifan Lokal untuk

Meningkatkan Minat Berwirausaha Siswa SMK N di Kabupaten Gianyar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana analisis kebutuhan pengembangan modul prakarya dan

kewirausahaan bebasis potensi kearifan lokal pada kelas XI SMK N di

Kabupaten Gianyar, Bali ?

2. Bagaimana pengembangan modul prakarya dan kewirausahaan berbasis

potensi kearifan lokal yang layak/valid pada kelas XI SMK N di Kabupaten

Gianyar, Bali untuk meningkatkan minat berwirausaha siswa?

3. Bagaimana efektivitas modul prakarya dan kewirausahaan berbasis potensi

kearifan lokal pada kelas XI SMK N di Kabupaten Gianyar, Bali dalam

meningkatkan minat berwirausaha siswa?

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11

C. Tujuan Pengembangan

Tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui analisis kebutuhan dalam pengembangan modul prakarya

dan kewirausahaan bebasis potensi kearifan lokal pada kelas XI SMK N di

Kabupaten Gianyar, Bali.

2. Menguji kelayakan modul prakarya dan kewirausahaan berbasis potensi

kearifan lokal pada kelas XI SMK N di Kabupaten Gianyar, Bali.

3. Menguji efektivitas modul prakarya dan kewirausahaan berbasis potensi

kearifan lokal pada kelas XI SMK N di Kabupaten Gianyar, Bali dalam

meningkatkan minat berwirausaha siswa.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Pengembangan modul prakarya dan kewirausahaan berbasis potensi kearifan lokal

yang dikembangkan dalam penelitian ini memuat tentang modul secara umum

yang terdiri dari beberapa bagian yaitu halaman sampul, kata pengantar, daftar isi,

peta isi modul, petunjuk penggunaan modul, kompetensi inti, kompetesi dasar dan

indikator pembelajaran, alur kegiatan, lembar kerja siswa, evaluasi, latihan soal,

dan kunci jawaban. Semua yang terdapat dalam modul nantinya diharapkan bisa

meningkatkan minat berwirausaha siswa.

E. Pentingnya Pengembangan

Pengembangan modul prakarya dan kewirausahaan berbasis potensi kearifan

lokal penting dilakukan lebih lanjut guna untuk menunjang proses belajar-

mengajar di kelas sehingga nantinya akan meningkatkan minat berwirausaha

siswa sesuai dengan apa yang diharapan oleh guru. Modul berbasis potensi

kearifan lokal ini juga penting untuk menjaga kelestarian budaya daerah karena

materi yang nantinya akan disajikan diitegrasikan dengan budaya-budaya serta

potensi lokal dari daerah tersebut. Materi-materi yang nantinya akan disajikan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12

lebih terfokos kepada potensi-potensi kebudayaan setempat. Pada pelajaran

prakarya dan kewirausahaan dimana siswa dituntut untuk menghasilkan produk

kreatif serta memiliki nilai jual, sehingga nantinya penulis bisa memasukan

contoh-contoh produk lokal setempat ke dalam modul. Dalam kewirausahaannya

juga akan disesuaikan dengan daerah setempat, karena di kabupaten gianyar yang

akan menjadi tempat penelitian adalah merupakan salah satu destinasi pariwisata

di Bali.

F. Asumsi Dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi

Penggunaan modul prakarya dan kewirausahaan berbasis potensi kearifan

lokal sesuai dengan prosedur, teknik dan kebudayaan yang ada maupun yang

sedang berkembang di daerah itu diharapkan bisa untuk menumbuhkan minat

berwirausaha siswa.

2. Keterbatasan pengembangan

Penelitian pengembangan ini memiliki keterbatasan yaitu hanya pada

pengembangan produk modul prakarya dan kewirausahaan berbasis potensi

kearifan lokal pada materi kerajinan bahan lunak. Keterbatasan yang dimiliki

dalam modul ini juga dalam pengembangannya hanya berpatokan pada

potensi kearifan lokal di daerah Kabupaten Gianyar Bali.

G. Definisi Istilah

1. Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan

sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang

terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan

belajar yang spesifik.

2. Potensi Kearifan lokal adalah suatu konsep kearifan lokal yang selalu terkait

dengan kehidupan manusia dan lingkungannya. Kearifan lokal muncul

sebagai penjaga atau filter iklim global yang melanda kehidupan manusia.

Potensi kearifan lokal yang dimiliki oleh setiap daerah berbeda-beda sesuai

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah€¦ · A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13

dengan tradisi dan budaya yang dianut, misalnya budaya daerah jawa akan

berbeda dengan budaya masyarakat daerah bali. Dengan potensi kearifan

lokal yang dimiliki oleh setiap daerah sebenarnya bisa menjadi peluang dalam

melakukan kegiatan berwirausaha. Misalnya dengan memasukan usur budaya

dalam setiap produk yang akan jual.

3. Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yaitu mengembangkan pengetahuan

dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi

berbasis ekonomis”. Pembelajaran prakarya dan kewirausahaan berawal

dengan melatih kemampuan kreatifitas dalam menuangkan ide dan gagasan

agar menjadi pribadi yang produktif dan mandiri. Prakarya dan

kewirausahaan secara teknologis dapat meningkatkan keterampilan yang

bermuara pada apresiasi teknologi terbarukan, hasil agronomis dan aplikatif

dalam menggunakan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak

ekosistem, manajemen, ekonomis dan kearifan budaya lokal. Dalam

penelitian ini strand yang akan dikembangkan oleh peneliti di dalam modul

adalah strand kerajinan tangan, hal ini di pilih mengingat potensi-potensi

kearifan lokal yang terdapat di daerah tempat peneliti lebih banyak dalam hal

kerajinan tangan, disamping itu strand kerajinan tangan dipilih karena

menyesuaikan dengan pihak sekolah.

4. Minat berwirausaha adalah kombinasi dari perhatian, keinginan, perasaan senang,

ketertarikan, harapan dan kemauan atau kecenderungan-kecenderungan untuk

berbuat atau beraktivitas yang mengarahkan kepada suatu pilihan bidang kerja

wirausaha.