Upload
hanhan
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
64
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa Klapagading Kulon merupakan salah satu desa yang ada di
Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Desa Klapagading Kulon memiliki
luas wilayah kira-kira 351.365 ha. Desa Klapagading Kulon merupakan desa yang
berbasis pada pertanian dengan tanah sawah yang menggunakan pengairan irigasi
tehnis seluas 125.060 ha, luas tanah kering berupa pekarangan dan pemukiman
seluas 156.193 ha. Masyarakatnya bekerja sebagai buruh tani, pedagang, PNS,
pengusaha, ABRI, dan bebagai macam mata pencaharian lainnya. Kebanyakan
dari petani memiliki lahan pertanian sendiri. Hasil pertanian berupa padi, jagung
dan jeruk, tetapi tanaman padi sangat mendominasi (Data Monografi Desa).
Menurut Edi Susilo yang diwawancarai tanggal 10 Mei 2016,
penduduk desa Klapagading Kulon mayoritas beragama Islam dan sisanya
menganut Kristen dan Katolik. Meskipun ada agama minoritas warga Desa
Klapagading Kulon tetap hidup rukun dan bergotong-royong dalam kegiatan
bersama baik kegiatan hari raya keagamaan maupun kegiatan sosial.
Keberagaman agama yang ada di Desa Klapagading Kulon ini tentunya semakin
menumbuhkan toleransi antar umat beragama (Wawancara Edi Susilo tanggal 10
Mei 2016).
Hal yang sama yaitu toleransi antar umat juga ditunjukkan oleh salah
satu tokoh yang cukup terkenal di Kecamatan Wangon, ia sangat berjasa dalam
hal pengobatan jiwa, suatu penyakit yang kini banyak diderita oleh masyarakat
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
2
karena berbagai tekanan hidup yang dialami. Gangguan jiwa adalah gangguan
pada fungsi mental, yang meliputi emosi, pikiran, perilaku, motivasi daya tilik diri
dan persepsi yang menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama
minat dan motivasi sehingga mengganggu seseorang dalam proses hidup di
masyarakat (Nasir & Muhith, 2011).
Jumlah penduduk yang mengalami gangguan jiwa diperkirakan terus
meningkat. Hal ini disebabkan karena seseorang tidak bisa menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan suatu perubahan atau gejolak hidup. Apalagi di era serba
modern ini, perubahan demi perubahan terjadi dengan begitu cepat yang membuat
kondisi semakin tidak menentu. Perubahan dari berbagai aspek pun tidak dapat
dihindari mulai dari aspek sosial, ekonomi hingga lingkungan sosial yang semakin
keras dapat mengganggu proses hidup di masyarakat. Akibatnya banyak orang
mengalami stress dan kesulitan dalam menyukapi berbagai perubahan tersebut
hingga timbullah gejala penyakit gangguan jiwa.
Melihat kenyataan tersebut, sudah pasti harus ada penanganan khusus
bagi para pengidap gangguan jiwa. Dalam hal ini terdapat salah satu tokoh yang
merupakan salah satu warga di Desa Klapagading Kulon yang memiliki
kemampuan terapis bagi para penderita gangguan kejiwaan, dari kemampuannya
tersebut beliau telah mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan
Pondok Lali Jiwa Raga yang dikhususkan bagi para pasien yang memiliki
penyakit gangguan kejiwaan.
Beliau adalah H. Ali Misno yang merupakan seorang tokoh agama
dari organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia, namun beliau sangat terbuka
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
3
dan ramah terhadap masyarakat disekitarnya. Beliau juga turut melakukan
beberapa pembangunan yang berkesinambungan terutama bagi lingkungan
disekitarnya hal itu pula yang menjadikan H Ali Misno menjadi tokoh yang cukup
dikenal oleh masyarakat. Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga tersebut sudah
menangani banyak pasien mulai dari daerah sekitar hingga daerah di luar
kabupaten bahkan hingga luar provinsi. Selain keahlian terapis tersebut, H Ali
Misno juga merupakan ahli bela diri, beliau mendalami ilmu bela diri tersebut
sejak masih menginjak usia muda. Sosok yang kerap dipanggil Pak Tabib ini
selain menangani pasiennya juga sekaligus menjadi guru spiritual. H. Ali Misno
merupakan seorang pekerja keras, menurut peninjauan yang sudah dilakukan
penulis kepada teman semasa kecil beliau, sejak masa kecilnya beliau sudah
mandiri hingga beliau mempelajari ilmu terapis bagi gangguan kejiwaan dan
mendalami ilmu bela diri.
Peneliti memilih H. Ali Misno sebagai bahan penelitian karena
didukung dengan berbagai alasan, pertama karena keahlian beliau yang sangat
jarang ditemui yaitu mampu mengobati penyakit gangguan jiwa. Seperti yang
diketahui di zaman yang makin berkembang ini semakin banyak masyarakat yang
mengidap penyakit ini namun penanganannya tidak tepat dan penyakit semacam
ini membutuhkan seseorang yang profesional. Di Kabupaten Banyumas sendiri
jarang ditemui profesional seperti H. Ali Misno yang ahli dalam mengobati
penyakit gangguan jiwa selain penanganan secara medis yang dilakukan di RSUD
Banyumas. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui
lebih dalam mengenai riwayat hidup dan perjuangan H Ali Misno dalam bidang
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
4
kesehatan jiwa dan seberapa besar peran dan sumbangsih H Ali Misno bagi
lingkungan masyarakat dan bidang keagamaan di Desa Klapagading Kulon
Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus maka peneliti harus menetapkan
bahasa batasan penelitian. Berikut ini beberapa persoalan yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut.
1. Riwayat kehidupan H Ali Misno.
2. Peran H Ali Misno dalam bidang kesehatan jiwa.
3. Peran H Ali Misno dalam bidang keagamaan.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui riwayat kehidupan H Ali Misno.
2. Untuk menjelaskan peran H Ali Misno dalam bidang kesehatan jiwa.
3. Untuk mengetahui peran H Ali Misno dalam bidang organisasi keagamaan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
5
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kekhasan kesejahteraan
lokal sebagai bagian dari penulisan sejarah nasional.
b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai salah satu referensi dalam
menganalisis tentang seorang tokoh dan peranannya dalam masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk semakin menumbuhkan
rasa perjuangan agar tercipta sebuah perubahan dalam diri pembaca baik bagi
diri sendiri maupun lingkungannya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah semangat bagi
pembaca untuk senantiasa menerapkan nilai-nilai ke-Islaman dalam segala
hal.
E. Tinjauan Pustaka
1. Biografi
Biografi atau catatan tentang hidup seseorang, meskipun sangat
mikro, menjadi bagian dalam mosaik sejarah yang lebih besar. Ada juga yang
berpendapat bahwa sejarah adalah penjumlahan dari biografi. Memang, dengan
biografi dapat dipahami para pelaku sejarah, zaman yang menjadi latar belakang
biografi, lingkungan sosial-politiknya. Akan tetapi, sebenarnya sebuah biografi
tidak perlu menulis tentang hero yang menentukan jalan sejarah, cukup
partisipan, bahkan the unknown (Kuntowijoyo, 2003: 204).
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
6
Secara etimologi, kata biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“bios” yang berarti hidup dan “graphien” yang berarti tulis. Dengan kata lain,
biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi, secara
sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi
dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari
satu buku. Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup
seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari
tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan
mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita
tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian,
biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat
atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah,
namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis
secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan
berdasar tema-tema utama tertentu (http://www.biografiku.com, diakses tanggal
29 Desember 2015 ).
Penulisan biografi dapat digunakan untuk mengangkat kiprah
orang-orang yang memiliki pengaruh besar terutama dalam lingkungan sekitar
ataupun bagi kepentingan masyarakat luas. Biografi dapat bercerita tentang tokoh
sejarah maupun tokoh yang masih hidup, orang terkenal ataupun orang yang tidak
terkenal kebanyakan biografi ditulis secara kronologis, dan dibagi kepada
beberapa bagian. Ada pula beberapa biografi yang hanya berfokus kepada bagian-
bagian atau pencapaian-pencapaian tertentu. Buku sejarah yang patut dicatat
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
7
sebagai karya yang memang khusus direncanakan untuk diterbitkan secara
mandiri ialah biografi. Biografi sebenarnya merupakan kombinasi antara sejarah
dan seni artinya faktor-faktor dijaring lewat prosedur ilmiah, sementara
penyajiannya dikerjakan dengan prosedur kerja artistik (Kuntowijoyo, 1995: 28)
Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung.
Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau
kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain,
buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu.
2. Terapi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terapi merupakan usaha
untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit. Dalam hal ini H. Ali
Misno merupakan seorang terapis bagi para penderita gangguan jiwa atau
psikoterapi. Artinya, beliau melakukan sebuah usaha untuk membantu
memulihkan para pasien yang memiliki gangguan kesehatan jiwa. Sedangkan
dalam Kamus Inggris Indonesia kata psikoterapis ditulis dengan kata
“psychotherapy” dan diartikan dengan pengobatan penyakit dengan cara
kebatinan.
Jika dilihat dari segi ilmu pengobatan penderita gangguan kejiwaan
tentu sering mengalami depresi, depresi yang dialami oleh pasien gangguan
kejiwaan ini dapat diatasi dengan terapi kognitif. Terapi kognitif adalah terapi
terstruktur jangka pendek yang menggunakan kerja sama aktif antara pasien dan
ahli terapi untuk mencapai tujuan terapetik. Terapi ini berorientasi terhadap
masalah sekarang dan pemecahannya. Terapi biasanya dilakukan atas dasar
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
8
individual, walaupun metode kelompok juga digunakan. Terapi juga dapat
digunakan bersama-sama dengan obat. Terapi kognitif telah diterapkan terutama
untuk gangguan depresif (dengan atau tanpa gagasan bunuh diri) (Wening M.
Astusi, dkk).
Menurut Kaplan, terapi depresi dapat berperan sebagai paradigma
pendekatan kognitif. Teori kognitif tentang depresi menyatakan bahwa disfungsi
kognitif adalah inti dari depresi dan bahwa perubahan afektif dan fisik serta ciri
penyerta lainnya dari depresi adalah akibat dari disfungsi kognitif (Wening M.
Astusi, dkk). Macam-macam penanganan atau terapi bagi penderita gangguan
jiwa :
1) Terapi Psikofarmaka
Psikofarmaka atau obat psikomotorik adalah obat yang bekerja secara
selektif pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap
aktifitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang
berpengaruh terhadap kualitas hidup klien ( Hawari, 2001)
Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan di antaranya:
antipsikosis, antidepresi, antimania, antiansietas, antiinsomnia, antipanik, dan anti
obsesifkompulsif. Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain:
transquilizer, neuroleptic, antidepressant dan psikomimetika ( Hawari, 2001)
2) Terapi Somatic
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat
gangguan jiwa sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh lain.
Salah satu bentuk terapi ini adalah Electro Convulsive Therapy.
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
9
Terapi elektrokonvulsif (ECT) merupakan suatu jenis pengobatan
somatic dimana arus listrik digunakan pada otak melalui elektroda yang
ditempatkan pada pelipis. Arus tersebut cukup menumbulkan kejang grand mal,
yang darinya diharapkan efek yang terapeutik tercapai. Mekanisme kerja ECT
sebenarnya tidak diketahui, tetapi diperkirakan bahwa ECT menghasilkan
perubahan-perubahan biokimia di dalam otak ( Peningkatan kadar norepinefrin
dan serotinin ) mirip dengan obat anti depresan (Townsend alih bahasa Daulima,
2006)
3) Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah suatu pendekatan penanganan klien gangguan
yang bervariasi yang bertujuan mengubah perilaku klien gangguan jiwa dengan
perilaku maladaptifnya menjadi perilaku adaptif. Beberapa jenis modalitas yaitu :
a) Terapi individual
Terapi individual adalah penanganan pasien gangguan jiwa dengan
pendekatan hubungan individual antara seorang terapis dengan pendekatan
hubungan individual antara seorang terapis dengan pasien. Suatu hubungan yang
terstruktur dan terjalin antara perawat dengan pasien untuk mengubah perilaku
pasien. Hubungan yang terstruktur dalam terapi individual bertujuan agar pasien
mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu pasien juga diharapkan
mampu meredakan penderitaan (distress) emosional, serta mengembangkan cara
yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
10
b) Terapi lingkungan
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar
terjadi perubahan perilaku pada pasien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku
adaptif. Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam terapeutik.
Bentuknya adalah memberi kesempatan pasien untuk tumbuh dan berubah
perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.
c) Terapi kognitif
Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap
yang mempengaruhi perasaan dan perilaku pasien. Proses yang diterapkan adalah
membantu mempertimbangkan stressor dan kemudian dilanjutkan dengan
mengidentifikasi pola berfikir dan keyakinan yang tidak akurat tentang stressor
tersebut. Gangguan perilaku terjadi akibat pasien mengalami pola keyakinan dan
berfikir yang tidak akurat. Untuk itu, salah satu modifikasi perilaku adalah dengan
mengubah pola berfikir dan keyakinan tersebut. Focus asuhan adalah membantu
pasien untuk re-evaluasi ide, nilai yang diyakini, harapan-harapan, dan kemudian
dilanjutkan dengan menyusun perubahan kognitif.
d) Terapi keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota
keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah
agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi
jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi, tidak bisa melaksanakan
fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya.
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
11
e) Terapi kelompok
Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada pasien yang dibentuk
dalam kelompok, suatu pendekatan perubahan perilaku melalui media kelompok.
Dalam terapi kelompok perawat berinteraksi dengan sekelompok pasien secara
teratur. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran diri pasien, meningkatkan
hubungan interpersonal, dan mengubah perilaku maladaptif.
f) Terapi bermain
Terapi bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-
anak dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan daripada dengan
ekspresi verbal. Dengan bermain perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan
status emosional anak, hipotesa diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk
mengatasi masalah anak tersebut.
3. Hipnoterapi
Hipnoterapi merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan
perilaku (Setiawan, 2009). Hipnoterapi adalah salah satu hypnosis sebagai sarana
penyembuhan gangguan psikologis maupun fisik (psikomatis) (Batbual, 2010).
Selain itu hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran
menggunakan hypnosis (Setiawan, 2009).
Menurut Wong & Andri (2010) hipnosis dapat diartikan sebagai suatu
kondisi relaks, fokus atau konsentrasi. Dengan demikian, hipnoterapi efektif
digunakan dalam penanganan gangguan-gangguan yang bersifat psikologis untuk
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
12
mengubah mekanisme pikiran manusia dalam menginterpretasikan pengalaman
hidupnya serta menghasilkan perubahan pada persepsi dan tingkah laku (Wong,
2010).
Tahapan Proses Hipnoterapi
Menurut Wong & Andri (2009) dan Setiawan (2009), kondisi
hipnoterapi dapat dicapai dalam beberapa proses yaitu tahap Pre Induction,
Induction, Deepening, Suggestion, dan Termination.
1) Pre Induction
Pre Induction merupakan suatu proses mempersiapkan suatu simulasi
dan kondisi yang bersifat kondusif antara terapis dengan orang yang akan
dihipnosis (klien). Agar proses Pre Induction berlangsung dengan baik maka
sebelumnya terapis harus dapat mengenali aspek-aspek psikologis dari klien,
antara lain hal yang diminati, hal yang tidak diminati, apa yang diketahui klien
terhadap proses hipnoterapi.
Pre Induction dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan, serta hal-
hal lain yang bersifat mendekatkan seorang terapis secara mental terhadap seorang klien.
Pre induction merupakan tahapan yang bersifat kritis, seringkali kegagalan proses
hipnoterapi diawali dari proses pre induction yang tidak tepat.
Salah satu yang harus dilakukan pada Pre induction adalah
suggestivity test yang harus dilakukan untuk mengetahui tingkat sugestivitas
alamiah klien. Tes ini merupakan standar yang harus dilakukan setiap
menghipnoterapi pada saat melakukan hipnoterapi kepada orang yang belum
pernah merasakan hypnosis langsung.
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
13
2) Induction
Induction (induksi) merupakan teknik untuk membawa subjek berada
dalam kondisi hypnosis. Induksi ini dilakukan dengan memberikan suatu kejutan
pada subjek sehingga critical area terbuka secara tiba-tiba dan terjadi masa tegang
(blank). Pada masa tegang tersebut kita berikan perintah sederhana kepada subjek.
3) Deepening
Deepening merupakan suatu teknik yang bertujuan membawa subjek
memasuki kondisi hypnosis yang lebih dalam lagi dengan memberikan suatu
sentuhan imajinasi. Konsep dasar dari deepening ini adalah membimbing subyek
klien untuk berimajinasi melakukan sesuatu kegiatan atau berada di suatu tempat
yang mudah dirasakan oleh subyek. Rasa mengalami secara dalam ini akan
membimbing subyek memasuki trance level lebih dalam.
4) Suggestion
Suggestion merupakan suatu kalimat-kalimat saran yang disampaikan
oleh hipnosis ke bawah sadar obyek. Dalam hal ini, sugesti tersebutlah yang
menjadi tujuan kegiatan hipnosis dilakukan.
5) Termination
Termination merupakan tahap pengakhiran untuk mengembalikan
subyek pada keadaan semula. Sebuah terminasi dilakukan dengan memberikan
kalimat lanjutan setelah kalimat-kalimat sugesti.
4. Penelitian Yang Relevan
Penelitian dan penulisan biografi seorang tokoh masyarakat memang
sudah sering dilakukan oleh para sejarawan. Pada dasarnya penulisan biografi
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
14
tokoh yang terkenal maupun tokoh yang berjasa dalam suatu lingkup masyarakat,
mempunyai alur pemikiran yang terfokus pada alur kehidupan tokoh dan prestasi
yang diraihnya tersebut maupun pemikiran-pemikirannya yang bermanfaat bagi
masyarakat. Berikut ini beberapa hasil penelitian sejarah yang menjadi referensi
peneliti adalah sebagai berikut.
Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sutrismi (2014) dengan judul
“Biografi Kusno : Mantan Kepala Desa Di Desa Bengbukang Kecamatan
Karangpucung Kabupaten Cilacap”, menyimpulkan bahwa kegigihan Kusno dan
keteladanannya sebagai pemimpin yang dapat dicontoh oleh masyarakat. Beranjak
dari keluarga yang sederhana, dan juga tentang bagaimana Kusno memperlakukan
anaknya dengan baik serta mengedepankan pendidikannya. Kepemimpinan Kusno
dan rasa tanggung jawabnya itu, dianggap sebagai suatu keberhasilan yang
membuatnya menjadi salah satu pemimpin yang dapat dipercaya masyarakat.
Menurut Yani (2004) dengan skripsinya yang berjudul “Sulastri
Tokoh Panutan Masyarakat yang Berhasil mendidik Anak-anaknya dari Desa
Pekuncen, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga”, menyimpulkan bahwa
latar belakang Sulastri yang mendorong leberhasilan keluarganya, bukan karena
kekayaan yang dimiliki, tetapi berangkat dari kesederhanaan dan keprihatinan
yang berdampak bai keberhasilan anak-anaknya. Kesederhanaan dan keprihatinan
itulah yan menimbulkan rasa semangat bagi dirinya, keluarga serta pandangan
masyarakat itu sendiri, sosoknya menjadi inspirasi untuk terus memperjuangkan
hidup yan lebih baik demi keberhasilan yang sesuai harapan.
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
15
Menurut Lestari (2005) dalam skripsinya yang berjudul “Biografi
Karsinah (Mantan Lengger) di Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan,
Kabupaten Cilacap”, menyimpulkan bahwa Karsinah sudah menjadi lengger di
umur belasan tahun. Kesenian lengger merupakan bakatnya dan untuk
menyalurkan bakatnya itu ia mempelajari lengger dari salahsatu seniornya,
kemudian juga tidak segan untuk berbagi ilmu kepada anak-anak atau orang yang
ingin mempelajari lengger seperti dirinya. Saat sudah menikah ia kemudian
menghentikan kegiatannya sebegai seorang lener demi mengurus keluarga, suami
dan anak-anaknya. Padahal saat itu usianya yang masih produktif untuk berkarya.
Saat menjadi lengger Karsinah pernah tampil di depan tamu Negara dan para turis
mancanegara.
Menurut Ni’amah (2013) dengan judul skripsinya yaitu mengenai
“Biografi Syaikh Mahfudh Al-Hasani Somalungu Kebumen (1901 M – 1950 M)”,
menyimpulkan bahwa seorang tokoh keagamaan yaitu Syaikh Mahfudh Al-Hasani
sangatlah berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat pada saat itu. Latar
belakang keluarga dan pendidikan yang baik membuat masyarakat memilihnya
menjadi seorang tokoh panutan. Kemampuan cara pandangnya tentang berbagai
masalah yang dialami pada saat itu dan caranya untuk memecahkan masalah
tersebut membuat kagum masyarakat. Banyak ketertarikan masyarakat terhadap
Syeikh Mahfudh Al-Hasani yang sangat dihormati.
Menurut Shiswary (2015) dalam penelitiannya yang berjudul
“Biografi Yakut Aghib Ganta Nuraidin: Kiprah dan Prestasi Dalang Muda
Banyumas tahun 1997-2004”. Menyimpulkan bahwa biografi Yakut Aghib Ganta
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
16
Nuraidin membahas mengenai riwayat kehidupannya, kiprah Yakut Aghib Ganta
Nuraidin dalam dunia seni pertunjukkan pewayangan, dan prestasi yang ia
dapatkan selama ini. Dalam biografi ini dapat disimpulkan bahwa untuk meraih
kesuksesan tidaklah mudah perlu adanya proses dan perjuangan seperti halnya
Yakut Aghib Ganta Nuraidin yang kini sukses menjadi dalang walaupun masih
pada usia muda.
Penelitian terdahulu tersebut menjadi referensi bagi peneliti untuk
melakukan tindakan. Beberapa penelitian terdahulu tersebut memanglah berbeda
dari segi objek kajian penelitiannya, namun pada dasarnya penelitian biografi
suatu tokoh mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memaparkan kehidupan
suatu tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh. Dari beberapa contoh peneliti
diatas yang merupakan sebuah penelitian politik dan budaya atau seni pertunjukan
maka penelitian biografi kali ini merupakan jenis biografi keagamaan. Penelitian
ini memaparkan kehidupan dari tokoh masyarakat yang tergolong penting dan
menjadi panutan bagi masyarakat sekitar.
F. Kajian Teori dan Pendekatan
1. Kajian Teori
a. Biografi
Biografi adalah sejarah, sama halnya dengan sejarah kota, Negara,
atau bangsa. Sayang banyak biografi ditulis, tidak oleh sejarawan tetapi oleh
pengarang dan jurnalis. Padahal, biografi lebih marketable daripada buku-buku
sejarah biasa. Ladang yang subur ini belum mendapat perhatian yang memadai
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
17
dari sejarawan dan mahasiswa sejarah. Mungkin karena kesulitan mencari sumber,
sebab wawancara untuk biografi memerlukan kepercayaan tinggi dari narasumber
yang tentu sukar diperoleh dari mahasiswa atau sejarawan muda. Seperti diketahui
sejarawan adalah detektif yang menyelidik ingin tahu, yang pasti membuat orang
tak enak (Kuntowijoyo, 2003: 203).
Biografi harus dibedakan dengan novel biografis. Demikianlah,
misalnya, novel biografis Soekarno yang ditulis oleh Ramadhan K.H., Kuantar ke
Gerbang mengantar kita untuk memahami keadaan Bandung tahun-tahun 20-an,
mahasiswa, dan perjuangan kemerdekaan. Sebagaimana biografi adalah sejarah,
novel biografis adalah novel sejarah. Sebagai novel sejarah, ia memiliki historical
authenticity, historical faithfulness, dan historical of local colour sebagaimana
dituntut oleh novel sejarah. Sekalipun demikian, kita tidak dapat menggunakan
detilnya sebagai sumber, karena memang buku semacam itu adalah hasil sastra
yang merupakan produk imajinasi, dan tidak dimaksudkan sebagai sejarah yang
factual. Namun, untuk mengalami sejarah buku seperti itu sangat penting
(Kuntowijoyo, 2003 : 204).
Secara singkat dinyatakan oleh Leon Edel bahwa biographer menulis
riwayat hidup (biographers write lives). Pengertian ini tidak sederhana karena
menyangkut irama hidup seseorang, merupakan manifesto dari pembuatan
biografi. Writing lives menyangkut konotasi yang tampaknya lebih besar dari
sekadar membatasi diri dari penulisan perseorangan. Ada aturan-aturan yang
harus dianut dan dipahami untuk menulis biografi yang bersifat praktis bagi
pelaksanaan metode kualitatif (Salim 2001 : 169).
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
18
Selain biografi, pengetahuan tentang otobiografi, memorie dan
prosopography diperlukan dalam penelitian ini agar penelitian biografi pada tokoh
ini menghasilkan kualitas yang baik. Bedanya dengan autobiografi, sebuah tidak
ditulis sendiri oleh tokoh yang bersangkutan melainkan oleh orang lain
berdasarkan data yang ada, diantaranya wawancara. Akan tetapi otobiografi juga
mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam penulisannya. Kekuatan otobiografi
terletak dalam keterpaduan yang utuh (coherency) sehingga pembaca tahu
bagaimana penulis memahami diri, lingkungan sosial-budaya, dan keadaan pada
zamannya. Otobiografi merupakan refleksi yang otentik dari pengalaman
seseorang karena otobiografi dapat ditulis sebagai usaha pembelaan diri. Adapun
kelemahannya otobiografi adalah pandangan yang partial pada zamannya,
subjektif, dan proses sejarah yang belum final. Sama halnya dengan otobiografi,
memorie ditulis sendiri namun biasanyahanya mengenai satu peristiwa saja.
Sedangkan prosopography atau biografi kolektif merupakan penelitian tentang
sekelompok orang yang mempunyai karakteristik latar belakang yang sama
dengan mempelajari kehidupan mereka (Kuntowijoyo, 2003 : 205-212).
Setiap penelitian tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan tak
terkecuali penelitian biografi. Menurut Sartono Kartodirdjo (1992 : 76-77),
biografi dipandang mempunyai kelemahan pada teknik penulisan. Teknik
penulisan biografi membutuhkan kemahiran dalam pemakaian bahasa dan retorik
tertentu, pendeknya seni menulis. Disamping itu biografi juga mempunyai
kelebihan. Menurut pandangan Sartono Kartodirdjo, biografi mempunyai fungsi
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
19
penting dalam pendidikan apabila biografi yang ditulis dengan baik sangat mampu
membangkitkan inspirasi kepada pembaca.
Untuk dapat membuat sebuah biografi, seorang penulis harus mampu
menempatkan diri pada subjek yang diteliti seakan – akan peneliti terlibat dalam
proses kejiwaan yang dialami tokohnya, dan sekaligus berada di luarnya agar
mengetahui hal – hal yang tidak terjangkau indera dan kesadaran sang tokoh.
Biografi adalah mikro sejarah yang paling basis, dan sering disebut sebagai salah
satu genre dari sastra yang merupakan rekaman kejadian, dan situasi yang
mengitari kehidupan sang tokoh (Abdullah, 1987 : 5).
Rekonstruksi biografis amat memerlukan imajinasi yang besar agar
dapat dibuat sulaman yang indah dari biodata yang tersedia, tentu saja tidak
menyimpang dari faktor historitas. Memang tetap menjadi tuntutan untuk
memakai dasar bukti-bukti sejarah, antara lain dokumen-dokumen. Lebih dari
cerita sejarah lainnya biografi membutuhkan emphaty atau einfuhlung seperti yang
digariskan oleh Dilthey sebagai metode interperatif. Dengan emphaty itu kita
dapat menempatkan diri seolah-olah ada dalam situasi tokoh itu, bagaimana
emosinya, motivasi dan sikapnya, persepsi dan konsepsinya, yang kesemuanya
dapat direproduksi dalam diri sejarawan. Di samping itu, sejarawan juga dituntut
untuk mengindahkan historical-mindedness, yaitu bagaimana kita menempatkan
diri dalam konteks zamannya, hal yang juga memerlukan emphaty tersebut. Setiap
zaman mempunyai jiwa zamannya sendiri. Kita harapkan mengalihkan imajinasi
ke masa itu untuk dapat meresapkan suasana atau iklimnya (Kartodirdjo, 1992 :7).
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
20
Dari definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa penulisan biografi
sangat mudah dibedakan dengan penulisan lainnya. Penulisan biografi mempunyai
kekhasan penulisan tersendiri dilihat dari ciri-ciri teks biografinya. Setiap
penulisan biografi mempunyai ciri khas yang pertama dengan struktur teks
meliputi orientasi, peristiwa atau masalah, dan reorientasi, teks orientasi
merupakan bagian dari pengenalan tokoh yang berisi gambaran awal tentang
tokoh atau pelaku di dalam teks biografi. Bagian teks peristiwa atau masalah yang
dialami tokoh berisi penjelasan peristiwa yang terjadi atau dialami tokoh berisi
penjelasan peristiwa yang terjadi atau dialami tokoh. Teks reorientasi merupakan
bagian penutup yang berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan.
Kemudian ciri khas penulisan biografi yang kedua yaitu memuat informasi
berdasarkan fakta dalam bentuk narasi. Ciri khas ketiga, fakta berdasarkan
pengalaman hidup seorang tokoh yang patut diteladani.
Hal yang menarik bagi peneliti sehingga melakukan penelitian
biografi karena mengungkapkan sesuatu yang nyata (tidak fiktif) dan mengandung
pelajaran berharga sekalipun peneliti sama sekali belum pernah mengenal tokoh
yang diceritakan serta tidak tahu banyak mengenai bidang yang ditekuni tokoh
tersebut. Sebuah biografi menceritakan proses mulai dari kanak-kanak tokoh
tersebut termasuk latar belakang lingkungan dan keluarga, timbulnya cita-cita
dalam benak sang tokoh untuk terjun dalam bidang yang disukainya.
Perkembangan dari awal karir tidak selalu mulus, sampai saat ia berhasil
mewujudkan keinginannya. Selain itu, penelitian biorafi tokoh masyarakat pada
suatu daerah baik tokoh politik, maupun tokoh agama dapat bermanfaat untuk
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
21
memperkaya wawasan dan pengetahuan peneliti dan pembaca, karena setiap
tokoh memiliki gagasan dan karya yang berbeda-beda dalam hidupnya yang
berguna bagi masyarakat luas.
2. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
psikologis. Menurut (Kartodirjo, 2014 : 158), dalam cerita sejarah aktor senantiasa
mendapat sorotan yang kuat, baik sebagai individu maupun sebagai partisipan
dalam kelompok. Aktor dalam kelompok menunjukkan kelakuan kolektif, suatu
gejala yang menjadi obek khusus studi psikologi sosial. Dalam berbagai peristiwa
sejarah kelakuakn kolektif sangat mencolok, antara laian seperti gerakan huru
hara, masa menamuk, gerakan sosial atau gerakan protes atau gerakan
revolusioner, yang kesemuanya menuntut penjelasan berdasarkan motivasi, sikap,
dan tindakan kolektif. Peranan, sikap, dan tindakan radikal membuat situasi masak
untuk meledak. Yang diperlukan sebagai sebab peledakan itu ialah peristiwa yang
provokatif. Suatu ketegangan lazimnya disebabkan oleh meluasnya keresahan
sosial. Adapun keresahan terjadi apabila rakyat kehilangan arah oleh karena
kehidupan lamaa mengalami krisis.
Peranan yang dilakukan seseorang dikatakan berhasil apabila
memenuhi unsur-unsur yang meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat sebagai organisasi, dan dapat
dikatakan sebagai individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat
(Soekanto 2010 : 213).
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
22
G. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara untuk mencapai ilmu pengetahuan. Jika
sebuah ilmu tidak mempunyai metode, maka ia tidak layak dikatakan sebagai
ilmu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode
sejarah adalah bagaimana seorang sejarawan mengungkap peristiwa yang serba
kompleks dalam hal faktor, tokoh, dan kausal (Priyadi, 2013 : 48).
Metode merupakan sebuah cara procedural untuk berbuat dan
mengerjakan sesuatu dalam sebuah sistem yang teratur dan terencana. Jadi,
terdapat persyaratan yang ketat dalam melakukan sebuah penelitian, yaitu
prosedur yang sistematis (Kartodirdjo, 1992 : 1-4).
Adapun langkah-langkah dalam metode sejarah adalah sebagai
berikut.
1. Heuristik
Data sejarah itu harus dicari dan juga ditemukan. Itulah maksud dari
istilah heuristik. Sejarawan mencari data tidak mudah seperti membalikkan
telapak tangan. Data sejarah tidak selalu tersedia dengan mudah sehingga untuk
memperolehnya harus bekerja keras mencari data lapangan, khususnya artifact,
baik pada situs-situs sejarah maupun lembaga museum (milik pemerintah atau
pribadi), atau mencari data sejarah lisan yang menyangkut para pelaku dan
penyaksi sejarah, atau dokumen yang tersimpan pada lembaga, baik kearsipan
maupun arsip perorangan, atau naskah-naskah yang juga tersimpan pada lembaga,
baik perpustakaan maupun perorangan (Priyadi, 2013 : 112).
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
23
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik yang dipaparkan
sebagai berikut.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, peneliti
mengadakan wawancara langsung atau tanya jawab dengan H Ali Misno selaku
pendiri Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga. Selain itu untuk mengetahui biografi
beliau maka peneliti melakukan wawancara dengan keluarga, dan karyawan yang
bekerja di Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga, serta warga tinggal di sekitar Yayasan
Pondok Lali Jiwa Raga untuk memperoleh data mengenai peran H Ali Misno dan
Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga. Dalam wawancara ini peneliti akan menyiapkan
daftar pertanyaan dan menggunakan alat perekam dari telephon selular serta
kamera digital untuk mengambil gambar pada saat proses wawancara dan gambar
mengenai lingkungan sekitar yayasan.
2. Verifikasi (Kritik Sumber)
Setelah data dokumen, manuskrip (naskah-naskah lama), artifact,
folklore, dan sejarah lisan diperoleh, sejarawan harus melakukan langkah kritik
atau verifikasi. Verifikasi berusaha menilai apakah data itu asli atau selanjutnya
bisa dipercaya. Di sini, ada dua hal yang dituntut, yaitu keotentikan melalui kritik
ekstern dan kekredibilitasan dengan cara kritik intern. Keotentikan melihat dari
sisi luar data, kekredibilitas mengkritisi hal-hal berkaitan dengan isi data (Priyadi,
2013 : 118). Tujuan dari kegiatan ini ialah bahwa setelah peneliti berhasil
mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitiannya, ia tidak akan menerima
begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber itu. Langkah
selanjutnya ia harus menyaring secara kritis, terutama terhadap sumber-sumber
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
24
pertama, agar terjaring fakta yang menjadi pilihannya. Langkah-langkah inilah
yang disebut kritik sumber, baik terhadap bahan materi (ekstern) sumber maupun
terhadap substansi (isi) sumber (Helius Sjamsudin, 2007 : 131).
Sumber tertulis dikritik dengan cara membandingkan sumber yang
satu dengan sumber yang lainnya yang sudah terkumpul. Baik dari segi isi,
bahasa, maupun segi fisiknya. Sementara sumber lisan dikritik dengan cara
membandingkan informasi-informasi yang sudah dikumpulkan dari para
informan, dan kondisi fisik informan tersebut, apakah masuh keturunan atau
bukan. Selain sumber tertulis, sumber lisan juga dapat diakui kredibilitasnya
apabila memenuhi syarat. Apabila syarat disampaikan oleh saksi yang berantai
dan dilaporkan oleh orang tersebut. Sumber lisan mengandung kejadian yang
diketahui umum dan telah menjadi kepercayaan umum pada masa tertentu.
3. Interpretasi
Penafsiran sejarah juga disebut dangan analisis sejarah. Dalam
penelitian ini, peneliti meneliti fakta-fakta yang terdapat pada sumber sejarah
yang telah terkumpul dan sudah mengalami tahap verifikasi kemudian peneliti
menafsirkan data tersebut. Penafsiran dilakukan sesuai dengan teori dan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang tercantu dalam
landasan teori.
Dalam penulisan sejarah diperlukan dua komponen, yaitu fakta
sejarah dan interpretasi. Fakta sejarah cenderung akan diam dan yang
membunyikan adalah sejarawan melalui interpretasi. Fakta yang tidak
diinterpretasikan bukanlah sejarah. Ia baru masuk dalam katagori kronik.
Interpretasi yang tidak didasarkan fakta merupakan fenomena spekulatif. Hal itu
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
25
terjadi karena keterbatasan fakta. Interpretasi sifatnya subjektif karena ada
pemikiran sejarawan, sedangkan fakta sejarah bersifat objektivitas sehingga karya
sejarah bersifat objetivitas yang subjektif (Priyadi, 2013 : 121).
3. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Langkah terakhir atau puncak metode sejarah, yaitu penulisan sejarah
atau sering disebut historiografi. Trend historiografi yang menonjol sebelum
Kartodirdjo (1982) adalah sejarah naratif. Artinya, sejarah dipandang sebagai
kisah, sehingga karyanya itu disebut sejarah sebagaimana dikisahkan. Di sini,
sejarah dipandang semata-mata sebagai suatu cerita, yang kemudian juga sulit
dibedakan dengan karya-karya sastra, seperti novel (roman sejarah) (Priyadi, 2013
: 122).
Penulisan sejarah atau historiografi merupakan penyusunan sejarah
yang didahului oleh penelitian terhadap peristiwa-peristiwa masa lalu (Yatim,
1995). Historiografi di sini merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan
hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan (Abdulrahman, 2001).
Pada tahap penulisan, peneliti menyajikan laporan hasil penelitian dari
awal hingga akhir, yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab. Tujuan
penelitian adalah menjawab masalah-masalah yang telah diajukan. Pada
hakikatnya penyajian historiografi meliputi (1) pengantar, (2) hasil penelitian, (3)
simpulan. Penulisan sejarah sebagai laporan seringkali disebut karya historiografi
yang harus memperhatikan aspek kronologis, periodesasi, serialisasi, dan
kausalitas, sedangkan pada penelitian antropologi tidak boleh menabaikan aspek
holistic (menyeluruh) (Priyadi, 2011 : 92).
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
26
Aspek ini sangat penting karena arah penelitian ini adalah penelitian
sejarah sehingga proses peristiwa dijabarkan secara detail. Data atau fakta tersebut
selanjutnya ditulis dan disajikan dalam beberapa bab berikutnya yang terkait satu
sama lain agar mudah dipahami oleh pembaca.
H. Sistematika Penulisan
Penyusunan yang dilakukan dalam sebuah penelitian secara ilmiah
harus sesuai dengan sistematika penulisan yang telah ditentukan. Tujuan dari
sistematika penulisan ini adalah agar penelitian yang dilakukan dan hasil yang
diperoleh dapat lebih sistematis dan terinci dengan baik. Adapun sistematika
penulisan dalam penelitian ini membagi kedalam berapa bagian.
Bab satu pendahuluan, pada bab ini berisi beberapa bagian mengenai
gambaran secara singkat mengapa peneliti mengambil tema penelitiannya. Bab ini
terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori dan pendekatan, metode penelitian,
dan sistematika penelitian.
Bab dua menguraikan latar belakang riwayat hidup atau kehidupan
awal yang meliputi riwayat masa kecil, riwayat pendidikan, serta awal mula H.
Ali Misno mempelajari ilmu pengobatan gangguan kejiwaan.
Bab tiga memaparkan bagaimana peran H. Ali Misno dalam bidang
kesehatan jiwa yang meliputi awal mula H. Ali Misno mempelajari dan
melakukan pengobatan terhadap pasien gangguan kejiwaan, awal berdirinya
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016
27
Yayasan Pondok Lali Jiwa Raga, serta penanganan pasien di Yayasan Pondok
Lali Jiwa Raga.
Bab empat menguraikan bagaimana peran H. Ali Misno dalam bidang
keagamaan yang meliputi peran H. Ali Misno dalam organisasi Lembaga Dakwah
Islam Indonesia, peran H. Ali Misno sebagai pengurus Majelis Ulama Indonesia
Kecamatan Wangon, peran H. Ali Misno sebagai penggerak toleransi umat
beragama, penghargaan yang pernah diperoleh H. Ali Misno.
Bab lima berisi tentang kesimpulan dan saran.
Biografi H. Ali Misno..., Monika Yuli Hartanti, FKIP UMP, 2016