86
Page |1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Aceh memiliki luas laut 591.089 Km 2 dan dikelilingi tidak kurang 1.865 km garis pantai menjadikan Aceh sebagai Provinsi yang memiliki wilayah pesisir terbesar di Pulau Sumatera. Provinsi Aceh juga berbatasan langsung dengan dua perairan laut yang sangat penting, yaitu: Laut Andaman dan Selat Malaka di bagian utara dan timur serta Laut India di bagian barat. Dengan demikian, tidak heran Aceh kaya akan sumber daya laut baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya non hayati. Salah satu sumberdaya hayati yang dimiliki Provinsi Aceh adalah sumberdaya perikanan dan kelautan. Selama ini, sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor andalan di Provinsi Aceh dimana lebih dari 55% penduduk Aceh bergantung kepada sektor ini baik secara langsung maupun tidak langsung (Yusuf, 2003). Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena berbagai hal. Selain itu, potensi kelautan dan perikanan ini masih belum bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang hidup di sekitar sumber daya alam tersebut dimana sudah menjadi fakta umum bahwa sebagian besar nelayan di Aceh masih hidup dibawah garis kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah. Oleh karena itu, pengembangan sektor perikanan harus menjadi salah satu prioritas pembangunan di Provinsi Aceh sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi secara umum di kawasan ini (Muchlisin et al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Aceh memiliki luas laut 591.089 Km2 dan dikelilingi tidak kurang 1.865

km garis pantai menjadikan Aceh sebagai Provinsi yang memiliki wilayah pesisir

terbesar di Pulau Sumatera. Provinsi Aceh juga berbatasan langsung dengan dua

perairan laut yang sangat penting, yaitu: Laut Andaman dan Selat Malaka di

bagian utara dan timur serta Laut India di bagian barat. Dengan demikian, tidak

heran Aceh kaya akan sumber daya laut baik sumberdaya hayati maupun

sumberdaya non hayati. Salah satu sumberdaya hayati yang dimiliki Provinsi

Aceh adalah sumberdaya perikanan dan kelautan. Selama ini, sektor perikanan

dan kelautan merupakan salah satu sektor andalan di Provinsi Aceh dimana lebih

dari 55% penduduk Aceh bergantung kepada sektor ini baik secara langsung

maupun tidak langsung (Yusuf, 2003).

Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum

bisa dimanfaatkan secara optimal karena berbagai hal. Selain itu, potensi kelautan

dan perikanan ini masih belum bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat yang hidup di sekitar sumber daya alam tersebut

dimana sudah menjadi fakta umum bahwa sebagian besar nelayan di Aceh masih

hidup dibawah garis kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah. Oleh karena

itu, pengembangan sektor perikanan harus menjadi salah satu prioritas

pembangunan di Provinsi Aceh sehingga dapat memberikan dampak positif bagi

perkembangan ekonomi secara umum di kawasan ini (Muchlisin et al., 2012).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |2

Dalam rangka memenuhi harapan tersebut, dalam menyusun kebijakan

pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan sebuah kebijakan yang

visioner (sesuai dengan kondisi masa depan), strategis, terintegrasi, tepat, inovatif

dan efektif serta didasarkan pada realitas permasalahan. Pembangunan perikanan

Indonesia selama ini secara umum dinilai belum berhasil mengangkat

perekonomian masyarakat nelayan secara nyata, oleh karena itu diperlukan suatu

terobosan baru untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada selama ini.

Pembangunan yang bersifat sektoral dan tidak terencana dengan baik

diduga sebagai salah satu sebab belum berhasilnya pembangunan perikanan

Indonesia selama ini. Untuk itu diperlukan perubahan cara berpikir dan orientasi

pembangunan dari daratan ke lautan (maritime), yang disebut dengan “Revolusi

Biru”. Salah satu instrument untuk pengembangan perikanan yang diterapkan di

Pidie Jaya adalah dilakukan Studi Penetapan Komoditas Unggulan Perikanan

Budidaya. Studi ini merupakan salah satu upaya untuk menjadikan sektor

perikanan sebagai sektor unggulan dalam pembangunan daerah yang kawasannya

memiliki potensi perikanan. Output dari studi ini diharapkan menjadi referensi

stakeholder di instansi pemerintahan dalam menentukan kebijakan pembangunan

sektor perikanan budidaya yang nantinya akan menghasilkan pertumbuhan

ekonomi masyarakat di wilayah tersebut.

1.2. TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1. Tujuan

Studi penetapan komoditas unggulan perikanan di Kabupaten Pidie Jaya

dilaksanakan untuk menyiapkan suatu dokumen perencanaan yang terstruktur dan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |3

komprehensif dalam pengembangan perikanan lintas sektoral di Kabupaten Pidie

Jaya. Adapun manfaat dari kajian ini adalah:

- Meningkatkan produksi, produktivitas, dan nilai tambah produk perikanan

budidaya yang berdaya saing tinggi berorientasi pasar,

- Mempercepat pembangunan ekonomi berbasis perikanan budidaya melalui

modernisasi sistem produksi dan manajemen,

- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan budidaya.

- Bagi Pemerintah, sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan

prioritas pembangunan.

1.2.2. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen

pengembangan komoditas unggulan perikanan budidaya di Kabupaten Pidie Jaya

sehingga arah pembangunan perikanan budidaya Kabupaten Pidie Jaya akan

terfokus dan memberi dampak yang nyata bagi kemajuan daerah secara umum.

1.3 METODOLOGI

1.3.1 Lokasi dan Waktu

Studi Penetapan Komoditas Unggulan Perikanan dilakukan dalam jangka

waktu selama 2 (dua) bulan kelender. Fokus kegiatan adalah sektor perikanan

budidaya dengan berbagai media pemeliharaan seperti: budidaya air payau

(utama), budidaya air tawar dan budiaya laut. Studi komoditas unggulan

perikanan budidaya ini dilakukan di Kabupaten Pidie Jaya meliputi delapan

Kecamatan di dalamnya yaitu:Kecamatan Bandar Baru, Kecamatan Pante Raja,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |4

Kecamatan Tringgadeng, Kecamatan Meureudu, Kecamatan Meurah Dua,

Kecamatan Ulim, Kecamatan Jangka Buya dan Kecamatan Bandar Dua.

1.3.2 Analisa Data

1.3.2.1 Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis Location Quotient (LQ) adalah salah satu tehnik pengukuran yang

paling terkenal dari model basis ekonomi untuk menentukan sektor basis atau non

basis (Prasetyo, 2001; Lincolyn, 1997). Analisis LQ dimaksudkan untuk

mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergeseran sektor-sektor basis

suatu wilayah dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

sebagai indikator pertumbuhan wilayah.

Dengan dasar pemikiran economic base kemampuan suatu sektor dalam

suatu daerah dapat dihitung dari rasio barikut:

LQ = (Lij/Lj)/(Nip/Np)

Dimana:

Lij = Nilai tambahan sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota)

Lj = Total nialai tambah sektor di daerah j

Nip = Nilai tambah sektor i di daerah p (Privinsi/Nasional)

Np = Total nilai tambah sektor di p

P = Provinsi/Nasional

Lij/Lj = Presentasi employment regional dalam sektor i

Nip/Np= Prosentase employment nasional dalam sektor i

Atau melalui formulasi berikut:

LQ = (V1R/VR)/(V1/V)

Dimana:

V1R = Jumlah PDRB suatu sektor Kabupaten/Kota

VR = Jumlah PDRB seluruh sektor Kabupaten/Kota

V1 = Jumlah PDRB suatu sektor tingkat Provinsi

V = Jumlah PDRB seluruh sektor tingkat Provinsi

Berdasarkan hasil perhitungan LQ tersebut dapat dianalisis dan disimpulkan

sebagai berikut:

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |5

- Jika LQ ˃ 1, merupakan sektor basis, artinya tingkat spesialisasi

Kabupaten/Kota lebih tinggi dari tingkat provinsi

- Jika LQ = 1, berarti tingkat spesialisasi Kabupaten/Kota sama dengan di

tingkat provinsi

- Jika LQ ˂ 1, adalah merupakan sektor non basis, yaitu sektor yang tingkat

spesialisasi Kabupaten/Kota lebh rendah dari tingkat provinsi.

1.3.2.2 Analytical Hierarcy Process (AHP)

Kebijakan merupakan dasar pelaksanaan kegiatan atau pengambilan

keputusan dengan maksud membangun landasan yang jelas dalam mengambil

keputusan dan langkah yang akan dilaksanakan. Analisis kebijakan merupakan

analisis yang menghasilkan dan menyajikan informasi sedemikian rupa, sehingga

dapat memberikan landasan bagi para pembuat kebijakan dalam mengambil

keputusan. Analisis kebijakan juga didefinisikan sebagai setiap analisis yang

menghasilkan informasi sehingga dapat menjadi dasar bagi pengambil kebijakan

atau keputusan, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan pada tingkat politik dalam

rangka pemecahan masalah publik.

Pengambilan keputusan atau kebijakan akan lebih mudah bila

menggunakan model kebijakan karena merupakan sajian sederhana mengenai

aspek terpilih dari situasi problematik didasari atas tujuan-tujuan khusus. Lebih

lanjut disebutkan bahwa dari beberapa model yang dikenali dalam merumuskan

kebijakan tidak ada satupun model yang dianggap baik, karena masing-masing

model memfokuskan perhatian pada aspek yang berbeda.

Salah satu model analisis data yang dapat digunakan untuk menelaah

kebijakan adalah AHP. Model ini banyak digunakan pada pengambilan keputusan

dengan banyak kriteria perencanaan, alokasi sumber daya dan penentuan prioritas

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |6

strategi yang dimiliki pengambil keputusan dalam situasi konflik. Dalam

perkembangannya metode ini tidak saja digunakan untuk penentuan prioritas

pilihan dengan banyak kriteria (multikriteria) tetapi dalam penerapannya telah

meluas sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam

masalah. Hal ini dimungkinkan karena metode AHP dapat digunakan dengan

cukup mengandalkan intuisi atau persepsi sebagai masukan utamanya, namun

intuisi atau persepsi tersebut harus datang dari orang yang mengerti permasalahan,

pelaku dan pembuat keputusan yang memiliki cukup informasi dan memahami

masalah keputusan yang dihadapi.

Metode sampling yang dipakai adalah purposive sampling dengan jumlah

responden sebanyak 15 orang yang merupakan stakeholder terkait kegiatan

perikanan terdiri atas unsur-unsur pemerintah daerah, tokoh masyarakat nelayan

danpanglima laot. Pemilihan responden dilakukan sedemikian rupa terhadap

pihak-pihak yang memiliki pemahaman baik terkait dengan pembangunan

perikanan di Kabupaten Pidie Jaya.

Pembangunan dan pengembangan sektor perikanan budidaya di Kabupaten

Pidie Jaya memiliki beberapa kegiatan yang potensial antara lain budidaya, dan

peningkatan nilai tambah melalui proses pengolahan. Langkah awal proses ini

adalah merinci tujuan atau permasalahan kedalam komponen-komponen,

kemudian diatur kedalam tingkatan-tingkatan hirarki. Hirarki yang paling atas

diturunkan kedalam beberapa set kriteria atau elemen, sehingga diperoleh elemen-

elemen spesifik yang mempengaruhi alternatif pengambilan keputusan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |7

Setelah hirarki tersusun, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas

elemen-elemen pada masing-masing tingkatan. Kemudian dibangun set matriks-

matriks perbandingan dari semua elemen pada suatu tingkat hirarki dan

pengaruhnya terhadap elemen pada tingkatan yang lebih tinggi untuk menentukan

prioritas serta mengkonversi penilaian komparatif individu ke dalam pengukuran

skala rasio. Penentuan tingkat kepentingan pada tiap hirarki dilakukan dengan

teknik perbandingan berpasangan (pairwise comparison) yang menghasilkan

suatu matriks peringkat relatif untuk masing-masing tingkat hirarki.

Struktur hirarki dari permasalahan yang ingin diteliti yaitu pemilihan

prioritas pembangunan perikanan budidaya di Kabupaten Pidie Jaya berdasarkan

lima faktor, yaitu potensi sumber daya perikanan (SDI), sumber daya manusia

(SDM), sarana dan prasarana (Sarpras), faktor pemasaran atau permintaan

konsumen (Pasar) dan ketersediaan Biaya. Level 1 merupakan tujuan yang ingin

dicapai dari kegiatan yang dilakukan pada level 3. Faktor-faktor pada level 2

diukur dengan perbandingan berpasangan berarah ke level 1. Misalnya di dalam

pemilihan kegiatan pembangunan, mana yang lebih penting antara sumber daya

perikanan dan sumber daya manusia, antara sumber daya perikanan dengan sarana

prasarana, pasar, biaya dan seterusnya.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada level 2 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor SDI, menunjukkan ketersediaan (stok) dan potensi sumber daya ikan

dan kegiatan budiaya petambak yang ada di wilayah Kabupaten Pidie Jaya.

2. Faktor SDM, sebagai pelaku utama berbagai aktivitas perikanan meliputi

pembudidaya ikan dan pengolah hasil perikanan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |8

3. Faktor Sarpras, merupakan fasilitas pendukung untuk kelancaran usaha

perikanan, antara lain; pabrik es, cold storage, hatchery, UPP, dan lain-lain.

4. Faktor Biaya, merupakan komponen untuk investasi dan operasional

pelaksanaan kegiatan usaha perikanan; dapat disediakan oleh lembaga

keuangan Bank maupun non Bank.

5. Faktor Pasar, menentukan tingkat permintaan produk hasil perikanan. Pasar

dapat berupa pasar lokal, regional maupun internasional.

1.3.2.3. Analisa Finansial

Kelayakan usaha komoditas unggulan dianalis dengan menggunakan

kriteria net benefit, Net Present Value (NPV), payback period, Benefit Cost Ratio

(B/C) dan Internal Rate of Return (Kadariah et al. 1999). Analisa sensitifitas juga

digunakan untuk menentukan tingkat sensitifitas usaha dengan perubahan input

produksi. Kriteria-kriteria digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

penentuan komoditas unggulan yang dikembangkan di Kabupaten Pidie Jaya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |9

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PIDIE JAYA

2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

Kabupaten Pidie Jaya merupakan Kabupaten yang terbentuk pada 15 Juni

2007 hasil pemekaran dari Kabupaten Pidie berdasarkan Undang Undang

Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Pidie

Jaya. Secara geografis Kabupaten Pidie Jaya berada pada posisi 04006’ - 04047’

Lintang Utaradan 95052’ - 96030’ Bujur Timur. Dengan luas daerah 1.162,84 km2,

terbagi dalam 8 (delapan) kecamatan, 34 mukim, serta 222 desa. Kabupaten Pidie

Jaya berbatasan sebelah Utara dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan

Kabupaten Pidie, sebelah Timur dengan Kabupaten Bireun, dan sebelah Barat

berbatasan Kabupaten Pidie (Gambar 2.1).

Kecamatan Jangka Buya merupakan wilayah terkecil yaitu 33,47 km2

(2,88%) dari total wilayah kabupaten dan Kecamatan Meurah Dua merupakan

kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 307,85 km2 (26,47%), lebih jelas

luas wilayah per masing-masing Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |10

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh

Tabel 1. Luas Wilayah Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya,

Provinsi Aceh

No Kecamatan Luas Wilayah (km) Persentase (%)

1 Bandar Dua 172,00 14,79

2 Jangka Buya 33,47 2,88

3 Ulim 64,67 5,56

4 Meurah Dua 307,85 26,47

5 Meureudu 143,96 12,38

6 Trienggadeng 119,94 10,31

7 Panteraja 52,39 4,51

8 Bandar Baru 268,56 23,1

Total 1162,84 100 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Dari luas wilayah kabupaten Pidie Jaya seluas 1.162,84 km2 yang terbagi

menjadi 8 kecamatan dan masing-masing kecamatan sangat bervariasi,

kecamatan Jangka Buya hanya sekitar 29,64 km2 atau2,55 persen dari total

wilayah kabupaten, akan tetapi ada kecamatan yang mencakup hampir 25,13

persen (292,2 km2) wilayah kabupaten itu. Kecamatan Meurah Dua merupakan

kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 307,85 km2 atau 26,47 persen

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |11

diikuti kecamatan Bandar Baru yaitu 268,56 km2 atau 23,10 persen dari luas

wilayah kabupaten. Sementara itu Kecamatan Jangka Buya mempunyai luas

wilayah terkecil yaitu sekitar 33,47 km2 atau 2,88 persen dari wilayah

kabupaten. Sedangkan 5 kecamatan lainnya mempunyai luas wilayah yang

hampir sama yaitu berkisar antara 5 sampai dengan 15 persen dari total wilayah

kabupaten.

Kabupaten Pidie Jaya yang semula merupakan bagian wilayah Kabupaten

Pidie mempunyai potensi ekonomi dibidang pertanian, perdagangan dan industri

pengolahan. Hal ini didukung oleh kondisi iklim wilayah Pidie Jayayang

memiliki iklim tropis dan tanah yang subur, sehingga sangat cocok sebagai

wilayah budidaya berbagai macam komoditi pertanianterutama tanaman pangan.

Jarak tempuh masing-masing dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten

relatif dekat, kecuali dari Kecamatan Bandar Baru yang mesti ditempuh sejauh

26 kilometer dan Kecamatan Panteraja sejauh 21 kilometer.

2.1.1 Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2013 berjumlah

138.415 jiwa yang tersebar di delapan kecamatan. Penduduk laki-laki berjumlah

67.584 jiwa (48,83%) dan perempuan 70.831 jiwa (51,17%), dengan demikian

rasio/perbandingan jenis kelamin hampir seimbang. Rata-rata kepadatan

penduduk di Kabupaten Pidie Jaya mencapai 117 orang perkilometer persegi.

Kecamatan Jangka Buya merupakan kecamatan terpadat penduduknya sekitar 260

orang per km2, disusul Kecamatan Ulim 206 orang per km2. Sebaliknya wilayah

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |12

paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Meurah Dua yang hanya didiami

oleh 33 orang per km2.

Persebaran penduduk antar kecamatan terlihat masih belum merata.

Kepadatan penduduk biasanya terkonsentrasi di pusat perekonomian yang

umumnya memiliki fasilitas yeng lengkap yang dibutuhkan oleh penduduk.

Masalah yang mengenai sering timbul akibat kepadatan penduduk adalah

masalah perumahan, kesehatan, dan keamanan. Oleh karena itu, persebaran

penduduk harus menjadi perhatian khusus pemerintah dalam melaksanakan

pembangunan, dan harus menjadi memprioritas utama dalam pembangunan

yang dilaksanakan dan sebaiknya diarahkan ke daerah-daerah terpencil yang

kekurangan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan dan aktivitas

perekonomian masyarakat setempat. Hal ini sekaligus harus berkaitan dengan

daya dukung lingkungan dan dapat menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya

bagi penduduk setempat.

Persebaran penduduk di Kabupaten Pidie Jaya terkonsentrasi di

Kecamatan Bandar Baru yang dihuni oleh 23 persen jumlah penduduk yaitu

sebesar 23.656 jiwa dari total penduduk Kabupaten Pidie Jayasebesar 136.000

jiwa. Sedangkan kecamatan yang paling sedikit penduduknya yaitu

Kecamatan Panteraja yang dihuni oleh 6 persen jumlah penduduk atau sebesar

7.533 jiwa.

Kepadatan penduduk merupakan ukuran yang mengambarkan ideal

tidaknya suatu wilayah yang dihuni oleh penduduknya diukur dari rata-rata

jumlah penduduk pada setiap satu kilometer persegi luas wilayah sama dengan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |13

jumlah penduduk dibagi luas wilayah. Rata-rata kepadatan penduduk di

kabupatenini mencapai 117 orang per kilometer persegi. Kecamatan Jangka Buya

merupakan kecamatan terpadat penduduknya dengan berpenghuni sekitar 260

orang per km2, disusul Kecamatan Ulim 206 orang per km2. Sebaliknya,

wilayah paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Meurah Dua yang hanya

didiami oleh33 orang per km2 .

2.2 PEREKONOMIAN DAERAH (STRUKTUR PDRB)

Berbagai indikator penting guna melihat tingkat kesejahteraan dan

pemerataan ekonomi diantaranya seperti Pertumbuhan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), Laju Inflasi, PDRB per Kapita, Indeks Gini, dan tingkat

kemiskinan.

2.2.1 Pertumbuhan PDRB

Sejalan dengan pertambahan usia Kabupaten Pidie Jaya yang telah

memasuki tahun ke-7, perkembangan pembangunan khususnya pada bidang

ekonomi telah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat

terlihat dalam pertumbuhan PDRB kabupaten setiap tahunnya, baik dihitung

berdasarkan Harga Konstan (Hk) ataupun dengan Harga Berlaku (Hb).

Pertumbuhan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |14

Tabel 2. Nilai Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2009

s.d 2012 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah)

Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya 2013.

PDRB Kabupaten Pidie Jaya menurut lapangan usaha tahun 2012 yang

dihitung dengan Harga Konstan (PDRB Rill) tahun 2000 mencapai 716.577,19

(juta). Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 5,01% jika

dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat sebesar 682.398,35 (juta). Bila

dilihat per sektor maka penyumbang terbesar PDRB kabupaten ada pada sektor

pertanian yang menjadi keunggulan daerah yaitu sebesar 375.791,00 (juta)

atau sebesar 52,2% dari total PDRB tahun 2012. Urutan kedua diikuti sektor

jasa-jasa sebesar 137.699,87 atau 19,2% dan pada urutan ketiga sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 99.844,11 (juta) atau 13,9%.

Pada tahun 2012 terjadi pertumbuhan PDRB tertinggi pada sektor

Listrik Gas & Air Bersih yaitu sebesar 12,17%. Sektor Perdagangan, Hotel &

Restoran menempati urutan kedua yaitu 10,30%. Urutan ketiga yaitu sektor

Konstruksi yaitu 9,97%. Sedangkan pada sektor-sektor lain rata-rata

meningkat antara 1,5 – 8%.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |15

Lebih lanjut PDRB Kabupaten Pidie Jaya tahun 2012 yang dihitung

berdasarkan harga berlaku (PDRB Nominal) dapat dilihat pada Tabel 2.3

sebagai berikut:

Tabel 3. Nilai Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2009

s.d 2012 Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya 2013.

PDRB Kabupaten Pidie Jaya yang dihitung berdasarkan Harga Berlaku

(PDRB Nominal) tahun 2012 dimana jumlahnya mengalami peningkatan

sebesar 1.544.295,61 (juta) atau meningkat sebesar 11,6% dari tahun 2011

yang berjumlah 1.383.363,18 (juta). Sektor yang paling menonjol

kontribusinya terhadap PDRB masih didominasi oleh sektor pertanian yang

berjumlah 896.568,44 (juta) atau 58,1% dari total PDRB kabupaten tahun

2012. Selanjutnya diikuti oleh sektor jasa-jasa dan perdagangan, hotel, &

restoran dimana masing-masing memberi kontribusi 13,2% dan 10,5%.

Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilihat pada Gambar 2.9

sebagai berikut:

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |16

Gambar 2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Pidie

Jaya Tahun 2012.

Perkembangan kontribusi sektor dalam PDRB tahun 2009 s.d 2012

kombinasi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan

(ADHK) Kabupaten Pidie Jaya dapat dilihat pada Tabel 2.4:

Tabel 4. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009 s.d 2012

Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kab. Pidie

Jaya

Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.

Tabel 5. Pertumbuhan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Pidie Jaya Atas

Dasar Harga Berlaku (Hb)dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2009 s.d 2012

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |17

Sumber: BPS Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.

Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh PDRB Atas Dasar Harga

Konstan, secara umum pertumbuhan ekonomi Pidie Jaya tahun 2012

mengalami pertumbuhan yang positif dan meningkat sebesar 5,01%. Pada

tahun 2011 PDRB Atas Dasar Harga Konstan adalah 4,61%.

Indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi lainnya dapat

ditunjukkan dengan perkiraan Indeks Gini Kabupaten Pidie Jaya yang

berkisar 0,3 pada tahun 2012. Ini menunjukkan bahwa ketimpangan

distribusi pendapatan masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya masih tergolong

baik karena berada di bawah 0,5.

Kabupaten Pidie Jaya termasuk salah satu kategori daerah tertinggal di

Indonesia. Hal ini disebabkan karena tingginya angka kemiskinan dan

fasilitas infrastruktur dasar masyarakat yang belum terpenuhi. Ada beberapa

indikator utama yang menjadi dasar penilaian tingginya angka kemiskinan di

Kabupaten Pidie Jaya oleh BPS diantaranya adalah pendapatan masyarakat

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |18

yang masih rendah (banyaknya rumah yang tidak layak huni, serta sarana dan

prasarana pendukung lainnya yang masih minim).

Berdasarkan data BPS melalui pengolahan dari Tim TNP2K Tahun 2009,

Indikator kinerja kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya berada pada 27,97%.

Pada Tahun 2012 angka kemiskinan turun menjadi 24,35%. Meskipun dari tahun

ke tahun mengalami penurunan, namun Angka kemiskinan Pidie Jaya masih

tinggi di atas rata-rata Provinsi Aceh yaitu sebesar 18,58% dan Nasional sebesar

11,66%.

Penurunan tingkat kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya secara umum

relevan dengan pencapaian penurunan angka kemiskinan pada tingkat

Propinsi Aceh dan Nasional. Grafik relevansi tingkat kemiskinan Kabupaten

Pidie Jaya terhadap Propinsi Aceh dan Nasional seperti terlihat pada Gambar

berikut:

Sumber: TKPK Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.

Gambar 3. Relevansi Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pidie Jaya terhadap

Propinsi dan Nasional

Berdasarkan data kemiskinan kecamatan yang telah dilakukan oleh

Bappeda Kabupaten Pidie Jaya pada tahun 2013, kecamatan yang

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |19

penduduknya paling miskin terdapat dikecamatan Bandar Baru, Bandar Dua dan

Trienggadeng. Tabel 2.6 merupakan jumlah KK Miskin Pidie Jaya per

Kecamatan adalah sebagai Berikut:

Tabel 6. Jumlah KK Miskin per Kecamatan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Sumber: Bappeda Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2014

Sebagai daerah yang penduduk miskin tertinggi di Kabupaten Pidie

Jaya, Bandar Baru memiliki penduduk 36.480 jiwa yang mayoritas bekerja

pada sektor pertanian. Rata-rata penghasilan masyarakat 200 ribu s.d 1 juta per

bulan. KK miskin rata-rata berusia masih produktif yakni berkisar antara 20-40

tahun dengan tanggungan dalam keluarga 3-6 orang.

Begitu juga dengan Kecamatan Bandar Dua yang tingkat kemiskinannya

tertinggi kedua di Kabupaten Pidie Jaya. Jumlah penduduk kecamatan

Bandar Baru 26.817 jiwa, mayoritas penduduk bekerja pada sektor pertanian

yang mencapaian 58,28%. Rata-rata pendapatan berkisar antara 240 ribu s.d 1

juta per bulan. Tingkat pendidikan KK miskin rata-rata hanya menempuh

pendidikan dasar (SD).

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |20

2.3 PERIKANAN

2.3.1 Perikanan Tangkap

Nelayan di Kabupaten Pidie Jaya dikelompokkan atas dua kategori yaitu

nelayan tetap dan sambilan, total jumlah nelayan 2.303 orang yang terdiri dari

1.878 nelayan tetap dan 425 nelayan sambilan masing-masing tersebar dalam 7

kecamatan (Tabel 2.15).

Tabel 7. Sebaran Kategori Nelayan Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Pidie

Jaya pada Tahun 2013

No Kecamatan

Kategori Nelayan

Nelayan Tetap

(orang)

Nelayan Sambilan

(orang)

Jumlah

(orang)

1 Bandar Baru 96 25 121

2 Panteraja 458 81 539

3 Trienggadeng 236 110 346

4 Meureudu 320 65 385

5 Meurah Dua 255 59 314

6 Ulim 198 36 234

7 Jangka Buya 315 49 364

Jumlah Total 1.878 425 2.303

Sumber: Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Jumlah nelayan paling banyak berada di Kecamatan Panteraja (23,40%)

diikuti Kecamatan Meureudu (16,72%) dan Kecamatan Trienggadeng (15,02%),

serta yang paling rendah di Kecamatan Bandar Baru (5,25%). Jumlah nelayan

tetap di Kecamatan Panteraja paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya

mencapai 24,39% disusul Kecamatan Meureudu dan Jangka Buya masing-masing

17,04% dan 16,77%. Sedangkan jumlah nelayan sambilan paling banyak dijumpai

di Kecamatan Trienggadeng (25,88%), Kecamatan Panteraja (19,06%) dan

terendah di Kecamatan Bandar Baru (5,88%).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |21

Jumlah kapal penangkapan ikan tercatat 741 unit armada, yang

didominasi oleh kapal berkapasitas kecil (0 - 5 GT) sebanyak 370 unit (50%) dan

sampan mesin sebanyak 283 unit (38%) dari total armada penangkapan. Sebaran

jumlah kapal motor ukuran 0 - 5 GT terbanyak ditemukan di Kecamatan

Meureudu yaitu 129 unit (34,86%) dan Kecamatan Panteraja sebanyak 74 unit

(20%), sedangkan sebaran sampan mesin paling banyak dijumpai di Kecamatan

Jangka Buya sebanyak 90 (31,8%) unit dan Kecamatan Trienggadeng 61 unit

(21,55%) seperti pada Tabel 2.16

Tabel 8 Sebaran Armada Penangkapan Ikan Menurut Kecamatan di Kabupaten

Pidie Jaya pada Tahun 2013

No Kecamatan

Ukuran kapal (unit/GT) Sampan

Mesin

(unit)

Perahu

tanpa

motor

(unit)

Jumlah <5 6-10 11-20 20-30 >30

1 Bandar Baru 29 - - - - 27 - 56

2 Panteraja 74 27 18 - - 40 1 160

3 Trienggadeng 57 1 - - - 61 2 121

4 Meureudu 129 - 1 - 8 - 1 139

5 Meurah Dua 40 - - 4 3 40 - 87

6 Ulim 35 9 - - - 25 2 71

7 Jangka Buya 6 7 - - - 90 2 105

Jumlah 370 44 19 4 11 283 10 741

Sumber: Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Sampai saat ini armada penangkapan yang berukuran 21 – 30 GT hanya 4

unit terdapat di Kecamatan Meureudu. Demikian juga ukuran 31 – 50 GT hanya

ada di dua kecamatan yaitu Kecamatan Meureudu 8 unit (72,73%) dan Kecamatan

Meurah Dua 3 unit (27,27%). Ditinjau dari penyebaran jenis armada

penangkapan, ukuran kapal 0 – 5 GT, sampan mesin dan perahu tanpa motor

tersebar hampir semua kecamatan kecuali armada >11 GT hanya ada di beberapa

kecamatan.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |22

Jenis alat tangkap yang paling banyak digunakan oleh nelayan di

Kabupaten Pidie Jaya adalah pancing tonda 175 unit (22%), pancing rawai 150

unit (19%) dan jaring insang (gill net) 149 unit (18%). Jenis alat tangkap tersebut

paling banyak ditemukan di Kecamatan Meureudu (Tabel 2.17), hal ini

berbanding lurus dengan jumlah armada penangkapan yang lebih banyak di

kecamatan tersebut.

Tabel 9. Jenis Alat Menangkap Ikan Menurut Kecamatan di Kabupaten Pidie

Jaya pada Tahun 2013

No Kecamatan

Alat Tangkap (Unit)

Purse

Saine

Purse

mini

Tramel

net

Gill

net

Pancing

tonda

Pancing

rawai

Pancing

ulur

Pukat

pantai

1 Bandar Baru - - - 5 29 16 - -

2 Panteraja - 45 30 27 10 - 32 2

3 Trienggadeng - - 32 29 21 32 - 1

4 Meureudu 11 1 10 - 80 - 47 1

5 Meurah Dua 6 1 32 23 35 15 30 -

6 Ulim - 9 25 25 - 35 - 4

7 Jangka Buya - 7 - 40 - 52 - 2

Jumlah 17 63 129 149 175 150 109 10

Jumlah total 802

Sumber : Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Penyebaran alat tangkap hampir merata di setiap kecamatan, kecuali alat

tangkap purse saine hanya ada di Kecamatan Meureudu dan Meurah Dua. Jumlah

alat tangkap paling banyak ditemukan di Kecamatan Meureudu 150 unit

(18,70%), diikuti Kecamatan Panteraja 146 unit (18,20%) dan Kecamatan Meurah

Dua 142 unit (17,71%). Kecamatan Bandar Baru merupakan kecamatan paling

sedikit memiliki alat tangkap yaitu 60 unit (6,23%), sesuai dengan jumlah armada

yang hanya 50 unit.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |23

Secara umum hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Pidie Jaya didominasi

ikan teri, tongkol, cakalang, dencis, dan tuna. Total jumlah produksi hasil

tangkapan nelayan pada Tahun 2013 adalah 10.641 ton yang didaratkan di

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang tersebar

pada masing-masing kecamatan dalam Kabupaten Pidie Jaya, dimana sebahagian

besar didaratkan di Kecamatan Panteraja, Meureudu, Ulim dan Meurah Dua

(Tabel 2.18).

Tabel 10 Sebaran Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan tempat Pelelangan Ikan

(TPI) menurut Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya pada Tahun 2013

No Kecamatan Lokasi

Keterangan Nama PPI Nama TPI

1 Meureudu PPI Mns. Balek TPI Mns. Balek Utama

2 Bandar Baru - TPI Lancang -

3 Panteraja PPI Kuala

Panteraja

TPI Kuala Panteraja Pendamping

4 Trienggadeng TPI Kuala Pangwa

5 Ulim TPI Tanjong Ulim

6 Jangka Buya TPI Pasi Aron

TPI Kuala Kiran

7 Meurah Dua TPI Mns. Jurong

Sumber : DKP Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 2.19 terlihat jenis ikan yang banyak tertangkap

selama tahun 2013 di Kabupaten Pidie Jaya adalah ikan teri 2.175 ton (20,36%),

ikan tuna 2.159 ton (20,21%), dencis 1.953 ton (18,28%), cakalang 1.838 ton

(17,21%) dan tongkol 1.643 ton (15,38%). Produksi hasil tangkapan paling

banyak di Kecamatan Meureudu sebesar 3.012 ton (28%), Kecamatan Panteraja

2.340 ton (22%) dan Kecamatan Meurah Dua 2.139 ton (20%).

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |24

Tabel 11 Produksi Perikanan Tangkap Menurut Jenis Ikan di Kabupaten Pidie

Jaya pada Tahun 2013

No Jenis ikan Volume Produksi (Ton)

Jumlah BB Prj Trg Mrd Mda Ulm Jkb

1 Teri - 1300 110 35 - 210 520 2.175

2 Dencis - 435 - 475 300 523 220 1.953

3 Tongkol 140 350 43 375 350 243 142 1.643

4 Peperek 10 20 16 - 10 39 23 118

5 Tuna 200 34 95 980 850 - - 2.159

6 Cakalang 75 - 53 850 450 - 10 1.438

7 Tenggiri 16 35 37 25 11 18 12 154

8 Layur - 5 12 - - 7 8 32

9 Turisi 55 10 27 - - 28 12 132

10 Kuwe 70 17 16 27 29 24 20 203

11 Kembung 15 120 22 85 45 50 56 393

12 Lamadang 5 - 4 85 32 - - 126

13 Kakap - - - 75 42 - - 117

14 Udang - 14 4 - 20 - - 38

Jumlah 586 2.340 439 3.012 2.139 1.142 1.023 10.681

Sumber : DKP Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Keterangan: BB: Bandar Baru, Prj: Panteraja, Trg: Trienggadeng, Mrd:

Meureudu, Mda: Meurah Dua, Ulm; Ulim dan Jkb: Jangka Buya

2.3.2 Perikanan Budidaya

Kegiatan perikanan budidaya di Kabupaten Pidie Jaya terdiri dari

budidaya air payau dan air tawar, dari keduanya kegiatan budidaya air payau

lebih dominan dengan total luas lahan tambak Tahun 2013 mencapai 2.076,23 Ha

(Tabel 2.20) yang tersebar dalam tujuh kecamatan. Sedangkan kegiatan budidaya

air tawar tersebar pada delapan kecamatan (Tabel 2.21). Namun demikian,

Kabupaten Pidie Jaya juga memiliki potensi perairan umum yang dapat

dikembangkan untuk lahan budidaya air tawar, namun potensi ini belum

dimanfaatkan secara optimal.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |25

Berdasarkan Tabel 2.21, tambak terluas di Kecamatan Bandar Baru

mencapai 51,11%, Kecamatan Ulim dan Trienggadeng terbesar kedua dan ketiga

masing-masing 14,91% dan 11,67%. Sedangkan budidaya air tawar tersebar di

seluruh kecamatan, kolam terluas di Kecamatan Bandar Dua mencapai 23,40%,

Kecamatan Meurah Dua (17,58%) dan Kecamatan Bandar Baru (16,10%) serta

luas wilayah terendah di Kecamatan Jangka Buya (5,26%).

Tabel 12 Luas Areal Potensial Budidaya dan Pemanfaatannya di Kabupaten

Pidie Jaya pada Tahun 2013

No Jenis budidaya Potensi

(Ha)

Areal produktif

(Ha)

Lahan telantar

(Ha)

Pemanfaatan

(%)

1 Tambak 2.076,23 1.548.45 528,78 74,6

2 Kolam 49,82 35,54 14,28 71,35

3 Perairan umum 69,35 - 69,35 -

Jumlah 2.197,40 1.584,99 612,4 -

Sumber : Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Tabel 13 Luas Lahan Budidaya Tambak dan Kolam Menurut Kecamatan

Kabupaten Pidie Jaya pada Tahun 2013

No Kecamatan

Luas lahan Air Payau (Ha) Luas Lahan Air Tawar (Ha)

Prokduktif Non

produktif Produktif Non produktif

1 Jangka Buya 133 38,15 2,52 0,6

2 Ulim 229 80,8 4,21 2,13

3 Meurah Dua 78,1 4,25 5,77 2,99

4 Meureudu 104 13,9 2,23 1,37

5 Trienggadeng 198 44,56 1,75 1,37

6 Panteraja 69,55 22,81 4 1,2

7 Bandar Baru 737,8 324,31 5,34 2,68

8 Bandar Dua - - 9,72 1,94

Jumlah 1.549,45 528,78 35,54 14,28

Sumber : Statistik DKP Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Secara umum kegiatan budidaya air tawar di Kabupaten Pidie Jaya

merupakan kegiatan sambilan saja, berbeda dengan budidaya air payau yang

merupakan mata pencaharian utama pembudidaya ikan. Total pembudidaya air

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |26

payau 2.158 orang dan pembudidaya air tawar 453 orang yang tersebar di delapan

Kecamatan (Tabel 2.22).

Tabel 14. Sebaran Jumlah Pembudidaya Ikan Berdasarkan Kecamatan di

Kabupaten Pidie Jaya pada Tahun 2013

No Kecamatan Jumlah Pembudidaya ikan (orang)

Payau Tawar

1 Bandar Baru 950 73

2 Panteraja 111 29

3 Trienggadeng 311 42

4 Meureudu 118 83

5 Meurah Dua 112 68

6 Ulim 361 60

7 Jangka Buya 195 8

8 Bandar Dua - 90

Jumlah 2.158 453

Sumber : Statistik DKP Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Kecamatan Bandar Baru merupakan kecamatan yang paling banyak

pembudidaya air payau mencapai 44,02%, hal ini didukung oleh luasnya lahan

yang tersedia di kecamatan ini. Sedangkan jumlah pembudidaya air tawar

terbanyak terdapat di Kecamatan Bandar Dua (19,87%), diikuti Kecamatan

Meureudu dan Bandar Baru masing-masing 18,32% dan 16,11%.

Jenis komoditi utama budidaya air payau terdiri dari udang windu

(Penaeus monodon), udang vaname (Penaeus vannamei) dan bandeng (Chanos

chanos). Sedangkan jenis komoditi air tawar hanya budidaya nila (Oreochromis

niloticus) dan lele dumbo (Clarias gariepinus). Khusus budidaya udang vaname

di Kabupaten Pidie Jaya baru berkembang selama tahun 2013 (Tabel 2.23).

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |27

Tabel 15 Jumlah Produksi Budidaya Berdasarkan Komoditas di Kabupaten Pidie

Jaya No Jenis Ikan Nama Ilmiah Jumlah (Kg) Persentase (%)

1 Udang windu Penaeus monodon 161.732 17,16

2 Udang Vaname Penaeus vannamei 57.833 6,14

3 Bandeng Chanos chanos 507.786 53,87

4 Kakap Lutjanus sp 80 0,01

5 Nila Oreochromis niloticus 140.288 14,88

6 Lele Clarias gariepinus 11.960 1,27

7 Ikan Lainnya

62.930 6,68

Jumlah 942.609 100 Sumber : Statistik DKP Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

2.3.3 Pengolahan

Kegiatan pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Pidie Jaya lebih

dominan pada pengolahan ikan teri dengan sentra utama unit pengolahan ikan

(UPI) yand tersebar di Kecamatan Panteraja, Trienggadeng, Meureudu dan Jangka

Buya (Tabel 2.24), terlihat bahwa sentra pengolaahan teri paling banyak di

Kecamatan Panteraja (60,61%), Kecamatan Panteraja (31,82%) dan Kecamatan

Trienggadeng (7,56%). Sedangkan jenis usaha bandeng tanpa duri hanya ada di

Kecamatan Trienggadeng serta pengolahan kerupuk ikan berada di Kecamatan

Meureudu.

Tabel 16 Jumlah Unit Pengolah Ikan (UPI) Berdasarkan Jenis Usaha di Kabupaten

Pidie Jaya pada Tahun 2013

No Kecamatan

Jenis Usaha

Pengolahan

teri (unit)

Bandeng tanpa duri

(orang)

Kerupuk ikan

(orang)

1 Panteraja 40 - -

2 Trienggadeng 5 10 -

3 Meureudu - - 10

4 Jangka Buya 21 - -

Jumlah 66 10 10 Sumber : Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Jumlah pengolah ikan paling banyak tersebar di Kecamatan Panteraja

(46,24%) dan paling rendah di Kecamatan Meureudu (5,78%) dapat dilihat pada

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |28

Tabel 2.25. Sedangkan tenaga kerja pemasaran tersebar dalam delapan

kecamatan, sebaran paling banyak di Kecamatan Meureudu (26%), Kecamatan

Panteraja (24%), Kecamatan Bandar Baru dan Trienggadeng masing-masing 15%

serta yang terendah di Kecamatan Bandar Dua hanya 4% (Tabel 2.26).

Sedangkan hasil produksi pengolahan ikan di Kabupaten Pidie Jaya didominasi

oleh pengolahan teri mencapai 69,96% , pengasinan ikan 15,02%, pengolahan

kerupuk ikan (8,14%) dan pengolahan bandeng tanpa duri (6,88%) seperti pada

Tabel 2.27.

Tabel 17 Jumlah Pengolah Ikan Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya

pada Tahun 2013

No Kecamatan Jumlah tenaga kerja

(orang)

Persentase tenaga kerja

(%)

1 Panteraja 80 46,24

2 Trienggadeng 20 11,56

3 Meureudu 10 5,78

4 Jangka Buya 63 36,42

Jumlah 173 100

Sumber : Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Tabel 18 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya

pada Tahun 2013

No Kecamatan Jumlah Tenaga Kerja

(orang)

Sebaran Tenaga

Kerja (%)

1 Bandar Baru 80 15

2 Panteraja 122 24

3 Trienggadeng 77 15

4 Meureudu 133 26

5 Meurah Dua 28 5

6 Ulim 26 5

7 Jangka Buya 34 7

8 Bandar Dua 19 4

Jumlah 519 100 Sumber : Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |29

Tabel 19 Jumlah Produksi Hasil Pengolahan Ikan di Kabupaten Pidie Jaya pada

Tahun 2013

No Jenis Usaha Jumlah (Kg)

1 Pengolahan Teri 1.676,54

2 Pengolahan Bandeng Tanpa duri 165

3 Pengolahan Kerupuk ikan 195

4 Pengasinan ikan 360

Jumlah 2.396,54 Sumber : Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |30

BAB III

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN

3.1 IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN

3.1.1 Potensi Perikanan Budidaya

Kabupaten Pidie Jaya memiliki potensi untuk perikanan budidaya baik

budidaya air payau, air tawar dan budidaya laut. Total area budidaya bertambah

dari tahun ke tahun tapi dalam jumlah yang tidak signifikan. Pada tahun 2009 luas

area budidaya sebesar 2.111,96 ha dan pada tahun 2013 luas area budidaya

bertambah menjadi 2.128.06 ha atau terjadi penambahan 16,1 ha. Rerata area

budidaya terluas yaitu Kecamatan Bandar Baru (1.064,73 ha) diikuti oleh

kecamatan Ulim (317,03 ha), Tringgadeng (246,35 ha), Jangka Buya (172,26 ha),

Meuredue (119,78 ha), Pante Raja (96,24 ha), Meurah Dua (90,07 ha) dan Bandar

Dua (7,85 ha). Kecamatan Bandar Baru memiliki area budidaya terluas sedangkan

Kecamatan Bandar Dua memiliki lahan budidaya paling sedikit (Tabel 5.1).

Tabel 20 Luas Area Budidaya Kabupaten Pidie Jaya

Tahun

Luas Area Budidaya (ha)

Total Meureudu

Meurah

Dua

Jangka

Buya Ulim Trienggadeng Panteraja

Bandar

Baru

Banda

r Dua

2009 121,50 91,68 173,63 314,42 246,70 95,33 1.062,13 6,57 2.111,96

2010 121,50 91,68 169,65 314,44 247,15 95,56 1.062,13 6,57 2.108,68

2011 117,18 85,35 171,10 322,05 247,50 96,38 1.062,13 7,23 2.108,92

2012 118,18 89,32 173,15 318,06 244,51 96,36 1.067,11 7,23 2.113,92

2013 120,55 92,31 173,75 316,19 245,89 97,56 1.070,15 11,67 2.128,06

Rerata 119,78 90,07 172,26 317,03 246,35 96,24 1.064,73 7,85

Dari total luas area budidaya, area budidaya air payau (tambak)

mendominasi dari seluruh area budidaya. Pada tahun 2009 luas area budidaya air

payau sebesar 2.094,59 ha sedangkan pada tahun 2013 luas area menjadi 2.078,23

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |31

ha atau terjadi penyusutan 16,36 ha. Rerata area budidaya air payau yang terluas

adalah kecamatan Kecamatan Bandar Baru (1.062,12 ha) diikuti oleh kecamatan

Ulim (311,70 ha), Tringgadeng (244,28 ha), Jangka Buya (170,94 ha), Meuredue

(118,54 ha), Pante Raja (93,60 ha), Meurah Dua (83,72 ha). Kecamatan Bandar

Baru memiliki area budidaya air payau terluas sedangkan Kecamatan Meurah Dua

memiliki lahan budidaya air paling sedikit (Tabel 5.2).

Tabel 21. Luas Area Budidaya Air Payau (Tambak) Kabupaten Pidie Jaya

Tahun

Luas Area Tambak(ha)

Total

Meureudu

Meurah

Dua

Jangka

Buya Ulim Trienggadeng Panteraja

Bandar

Baru

2009 121,50 86,25 173,63 310,55 245,20 95,33 1.062,13 2.094,59

2010 121,50 86,25 169,65 310,57 245,55 95,56 1.062,13 2.091,21

2011 115,90 79,38 169,10 317,79 245,55 92,38 1.062,13 2.082,23

2012 116,90 83,35 171,15 309,80 242,56 92,36 1.062,11 2.078,23

2013 116,90 83,35 171,15 309,80 242,56 92,36 1.062,12 2.078,23

Total 118,54 83,72 170,94 311,70 244,28 93,60 1,062,12

Dari total luas area budidaya, area budidaya air tawar (kolam) sangat

rendah dibandingkan dengan budidaya air payau. Pada tahun 2009 luas area

budidaya air tawar sebesar 17,36 ha sedangkan pada tahun 2013 luas area

budidaya menjadi 49,83 ha atau terjadi penambahan 32,46 ha. Rerata area

budidaya air tawar yang terluas adalah kecamatan Kecamatan Bandar Dua

(7,85 ha) diikuti oleh kecamatan Meurah Dua (6,35 ha), Ulim (5,33 ha), Pante

Raja (2,64 ha), Bandar Baru (2,61 ha), Jangka Buya (1,32 ha), Meuredue

(1,24 ha). Kecamatan Bandar Dua memiliki area budidaya air tawar terluas

sedangkan Kecamatan Meuredue memiliki lahan budidaya air tawar paling sedikit

(Tabel 5.3).

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |32

Tabel 22. Luas Area Budidaya Air Tawar (Kolam) Kabupaten Pidie Jaya

Tahun

Luas Area Kolam (ha)

Total Meureudu

Meurah

Dua

Jangka

Buya Ulim Trienggadeng Panteraja

Bandar

Baru

Bandar

Dua

2009

5,43

3,87 1,50

6,57 17,37

2010

5,43

3,87 1,60

6,57 17,47

2011 1,28 5,97 2,00 4,26 1,95 4,00

7,23 26,69

2012 1,28 5,97 2,00 8,26 1,95 4,00 5,00 7,23 35,69

2013 3,65 8,96 2,60 6,39 3,33 5,20 8,04 11,67 49,83

Rerata 1,24 6,35 1,32 5,33 2,07 2,64 2,61 7,85

Secara umum produksi perikanan budidaya di Kabupaten Pidie Jaya pada

tahun 2013 lebih rendah dibandingkan tahun 2009 yaitu mengalami penurunan

sebesar -433 ton. Rerata produksi perikanan budidaya tertinggi di Kecamatan

Bandar Baru (260,56 ton), Ulim (173,02 ton), Tringgadeng (117,55 ton), Jangka

Buya (109,71 ha), Meurah Dua (99,51 ton), Meuredue (76,51 ton), Pante Raja

(70,42 ton) dan Bandar Dua (7,34 ton) (Tabel 5.4).

Tabel 23. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Pidie Jaya

Tahun

Produksi Budidaya (ton)

Total Meureudu

Meurah

Dua

Jangka

Buya Ulim Trienggadeng Panteraja

Bandar

Baru

Bandar

Dua

2009 95,00 95,00 202,30 293,61 131,70 68,40 499,30 - 1.385

2010 66,00 63,20 99,11 159,91 91,25 61,88 222,55 10,00 764

2011 53,00 53,20 79,11 136,91 89,15 61,68 201,55 11,00 675

2012 75,03 104,21 77,31 123,94 65,40 76,07 238,57 6,00 761

2013 93,50 181,94 90,70 150,73 210,22 84,09 140,81 9,69 952

Rerata 76,51 99,51 109,71 173,02 117,55 70,42 260,56 7,34

Secara umum produksi budidaya air payau pada tahun 2013 menunjukkan

peningkatan dibandingkan tahun 2012 tapi menunjukkan penurunan dibandingkan

tahun 2009. Rerata produksi air payau (tambak) tertinggi di kecamatan Bandar

Baru (256,17 ton), Ulim (167,48 ton), Tringgadeng (108,88 ton), Jangka Buya

(106,94 ton), Meurah Dua (93,97 ton), Pante Raja (67,46 ton), Meuredue (69,25

ton) (Tabel 5.5).

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |33

Tabel 24. Produksi Budidaya Air Payau (Tambak) Kabupaten Pidie Jaya

Tahun

Produksi Tambak (ton)

Total Meureudu

Meurah

Dua

Jangka

Buya Ulim Trienggadeng Panteraja

Bandar

Baru

Bandar

Dua

2009 95,00 95,00 202,30 293,61 131,70 68,40 499,30 - 1.385

2010 58,00 63,20 99,11 154,91 83,25 61,88 222,55 - 743

2011 48,00 53,20 79,11 133,91 79,15 61,68 201,55 - 657

2012 74,03 104,21 77,31 122,94 63,40 76,07 238,57 - 757

2013 71,24 154,26 76,89 132,03 186,90 69,27 118,88 - 809

Rerata 69,25 93,97 106,94 167,48 108,88 67,46 256,17

Sedangkan budidaya air tawar mengalami peningkatan dibandingkan tahun

sebelumnya (Tabel 5.6). Produksi budidaya air tawar pada tahun 2013 meningkat

signifikan dibandingkan tahun sebelumnya dengan Kecamatan Tringgadeng

sebagai produsen tertinggi (8,66 ton) diikuti oleh Bandar Dua (7,34 ton). Secara

umum ada beberapa komoditas yang dibudidaya oleh pembudidaya ikan air tawar

adalah ikan nila dan lele.

Tabel 25. Produksi Budidaya Air Tawar (Kolam) Kabupaten Pidie Jaya

Tahun

Produksi Kolam (ton)

Total Meureudu

Meurah

Dua

Jangka

Buya Ulim Trienggadeng Panteraja

Bandar

Baru

Bandar

Dua

2009 - - - - - - - - -

2010 8,00 - - 5,00 8,00 - - 10,00 31,00

2011 5,00 - - 3,00 10,00 - - 11,00 29,00

2012 1,00 - - 1,00 2,00 - - 6,00 10,00

2013 22,26 27,68 2,76 18,71 23,32 14,82 21.93 9,69 152,23

Rerata 7,25 27,68 2,76 5,54 8,66 14,82 21,93 7,34

Produksi ikan Bandeng masih merupakan komoditas andalan di sektor

perikanan budidaya air payau dengan total produksi pada tahun 2013 sebesar

507,78 ton. Pada tahun 2013 Kecamatan Tringgadeng menghasilkan 138,99 ton

komoditas Bandeng diikuti oleh Meurah Dua dan Ulim. Meskipun Bandar Baru

rerata produksi ikan Bandeng tinggi tapi produksi pada tahun 2013 rendah

dibandingkan dengan luas area tambak (Tabel 5.7).

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |34

Tabel 26. Produksi Bandeng Kabupaten Pidie Jaya Tahun Produksi Bandeng (ton) Total

Meureudu

Meurah

Dua

Jangka

Buya Ulim Trienggadeng Panteraja Bandar Baru

2009 54,00 64,00 156,00 170,70 70,50 53,50 307,20 875.9

2010 20,00 29,00 51,00 65,40 35,50 26,50 143,20 370,6

2011 10,00 19,00 41,00 57,40 35,40 26,30 143,20 332,3

2012 50,00 37,00 51,26 85,40 25,50 56,50 173,20 478,86

2013 46,21 88,06 49,84 76,49 138,99 49,70 58,51 507,78

Rerata 36,04 47,41 69,82 91,08 61,18 42,50 165,06

Produksi udang windu masih merupakan komoditas andalan di sektor

perikanan budidaya air payau dengan total produksi pada tahun 2013 sebesar

161,67 ton. Pada tahun 2013 Kecamatan Meurah Dua menghasilkan 54,01 ton

komoditas udang windu diikuti oleh Tringgadeng dan Ulim. Meskipun Bandar

Baru memiliki area budidaya yang luas tetapi rerata produksi udang windu lebih

tinggi di kecamatan Ulim dan Tringgadeng (Tabel 5.8).

Tabel 27. Produksi Udang Windu Kabupaten Pidie Jaya

Tahun

Produksi Udang Windu (ton)

Total Meureudu

Meurah

Dua

Jangka

Buya Ulim Trienggadeng Panteraja Bandar Baru

2009 9,00 3,00 12,50 33,71 1,10 4,50 18,30 82,11

2010 30,00 25,00 34,21 66,71 35,65 29,38 49,35 270,30

2011 30,00 25,00 34,21 66,71 35,65 29,38 49,35 270,30

2012 14,03 56,01 12,15 14,74 25,80 10,57 15,37 148,67

2013 14,03 54,01 12,15 24,74 35,80 10,57 10,37 161,67

Rerata 19,41 32,60 21,04 41,32 26,80 16,88 28,55

Produksi ikan mujair masih merupakan komoditas yang dibudidaya di

sektor perikanan budidaya air payau dengan total produksi pada tahun 2013

sebesar 140 ton. Pada tahun 2013 Kecamatan Bandar Baru menghasilkan 50 ton

komoditas mujair diikuti oleh kecamatan Ulim dan Jangka Buya. Ikan Mujair

adalah ikan yang dipelihara secara tradisional dalam tambak, dan biasanya benih

mujair masuk dari saluran secara tidak sengaja (Tabel 5.9).

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |35

Tabel 28. Produksi Mujair Kabupaten Pidie Jaya Tahun Produksi Mujair (ton) Total

Meureudu Meurah

Dua

Jangka

Buya

Ulim Trienggadeng Panteraja Bandar Baru

2009 32,00 28,00 33,80 89,20 60,10 10,40 173,80 427,30

2010 8,00 9,20 13,90 22,80 12,10 6,00 30,00 102,00

2011 8,00 9,20 3,90 9,80 8,10 6,00 9,00 54,00

2012 10,00 11,20 13,90 22,80 12,10 9,00 50,00 129,00

2013 11,00 12,20 14,90 30,80 12,10 9,00 50,00 140,00

Rerata 13,80 13,96 16,08 35,08 20,90 8,08 62,56

Budidaya air tawar di Kabupaten Pidie Jaya didominasi dua komoditas

yaitu ikan nila dan ikan lele yang dijual ke pasar lokal. Produksi ikan nila baru

dimulai pada tahun 2013 dengan total produksi sebanyak 140,27 ton. Kecamatan

Meurah Dua menghasilkan 27,68 ton, Bandar Baru menghasilkan 21.93 ton,

sedangkan Bandar Dua yang memiliki potensi sumber air tawar hanya

menhasilkan 7,41 ton (Tabel 5.10).

Tabel 29. Produksi Ikan Nila Kabupaten Pidie Jaya Tahun Produksi Nila (ton) Total

Meureudu Meurah

Dua

Jangka

Buya

Ulim Trienggadeng Panteraja Bandar

Baru

Bandar

Dua

2009

2010

2011

2012

2013 19,51 27,68 13,82 16,61 18,50 14,82 21,93 7,41 140,27

Rerata 19,51 27,68 13,82 16,61 18,50 14,82 21,93 7,41 140,27

Budidaya ikan lele sudah dimulai dari tahun 2010 dan hanya dihasilkan di

beberapa kecamatan yaitu Bandar Dua, Tringgadeng, Ulim dan Meuredue.

Produksi ikan lele pada tahun 2013 lebih rendah dibandingkan tahun 2012

disebabkan fluktuasi harga lele di pasaran serta tinggi biaya input untuk budidaya

ikan lele (Tabel 5.11).

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |36

Tabel 30. Produksi Ikan Lele Kabupaten Pidie Jaya Tahun Produksi Lele (ton) Total

Meureudu

Meurah

Dua

Jangka

Buya Ulim Trienggadeng Panteraja

Bandar

Baru Bandar Dua

2009 0

2010 8,00 5,00 8,00 10,00 31

2011 5,00 3,00 10,00 11,00 29

2012 1,00 1,00 2,00 6,00 10

2013 2,75 2,10 4,82 2,28 11,96

Rerata 3,35 0.00 0.00 2,22 4,96 0.00 0.00 5,86

Jumlah pembudidaya ikan air payau pada tahun 2013 yaitu sebanyak 2158

orang, dengan jumlah pembudidaya dengan semi intensif sebanyak 2054 orang

dan Intensif 104 orang. Pembudidaya terbanyak adalah di Kecamatan Bandar

Baru (950 pembudidaya) dan Ulim (346 pembudidaya), disusul Tringgadeng (303

pembudidaya), Jangka Buya (187 pembudidaya), Meuredue (113 pembudidaya),

Pante Raja (111 pembudidaya) dan Meurah Dua (44 pembudidaya). Dari total

pembudidaya ikan atau udang, 95% menjalankan usahanya dengan semi intensif

sedangkan 5% dengan system intensif. Pada budidaya air tawar jumlah

pembudidaya ikan sebanyak 453 orang, 23% membudidaya ikan secara tradisional

dan 77% dengan system semi intensif (Tabel 5.12).

Tabel 31. Pembudidaya ikan atau udang di Kabupaten Pidie Jaya No

Kecamatan Pembudidaya Air Payau (orang) Pembudidaya Air Tawar

Tradisional Semi Intensif Intensif Tradisional Semi Intensif Intensif

1 Bandar Baru - 950 - 18 55 -

2 Panteraja - 111 - 9 20 -

3 Trienggadeng - 303 8 15 27 -

4 Meureudu - 113 5 16 67 -

5 Meurah Dua - 44 68 22 46 -

6 Ulim - 346 15 11 49 -

7 Jangka Buya - 187 8 - 8 -

8 Bandar Dua - - - 17 73 -

Jumlah 2054 104 108 345

Produktifitas perikanan budidaya di Kabupaten Pidie Jaya antara 0.24-1.1

ton/ha/tahun dengan produktifitas paling tinggi di Kecamatan Meurah Dua dan

terendah di Kecamatan Bandar Baru. Bila diasumsikan produksi budidaya

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |37

dilakukan 3 siklus pertahun maka rata-rata produksi sebesar 221 kg/ha/siklus. Hal

ini menunjukkan bahwa produktifitas perikanan budidaya di Kabupaten Pidie Jaya

sangat rendah (Tabel 5.13).

Tabel 32. Produktifitas perikanan budidaya di Kabupaten Pidie Jaya

Tahun

Produktifitas Budidaya (ton/ha/tahun)

Meureudu Meurah

Dua

Jangka

Buya

Ulim Trienggadeng Panteraja Bandar

Baru

Bandar

Dua

2009 0,78 1,04 1,17 0,93 0,53 0,72 0,47 0,00

2010 0,54 0,69 0,58 0,51 0,37 0,65 0,21 1,52

2011 0,45 0,62 0,46 0,43 0,36 0,64 0,19 1,52

2012 0,63 1,17 0,45 0,39 0,27 0,79 0,22 0,83

2013 0,78 1,97 0,52 0,48 0,85 0,86 0,13 0,83

Rerata 0,64 1,10 0,64 0,55 0,48 0,73 0,24 0,94

Produktifitas budidaya air payau yang didominasi oleh bandeng, udang

windu dan mujair berkisar 0,24-1,12 ton/ha/tahun dengan produktifitas paling

tinggi di Kecamatan Meurah Dua dan terendah di Kecamatan Bandar Baru. Bila

diasumsikan produksi 3 siklus pertahun maka rata-rata produktifitas adalah 0,61

ton/tahun atau 200 kg/siklus. Bila dilihat dari potensi lahan, budidaya air payau

tidak dilaksanakan secara optimal karena hampir sebagian besar masih

menjalankan pola tradisional dan semi intensif (Tabel 5.14).

Tabel. 33. Produktifitas budidaya air payau di Kabupaten Pidie Jaya Tahun Produktifitas Budidaya Air Payau (ton/ha/tahun)

Meureudu

Meurah

Dua

Jangka

Buya Ulim Trienggadeng Panteraja Bandar Baru

2009 0,78 1,10 1,17 0,95 0,54 0,72 0,47

2010 0,48 0,73 0,58 0,50 0,34 0,65 0,21

2011 0,41 0,67 0,47 0,42 0,32 0,67 0,19

2012 0,63 1,25 0,45 0,40 0,26 0,82 0,22

2013 0,61 1,85 0,45 0,43 0,77 0,75 0,11

Rerata 0,58 1,12 0,62 0,54 0,45 0,72 0,24

3.1.2 Permasalahan Perikanan Budidaya

Kendala terbesar para pembudidaya di Kabupaten Pidie Jaya adalah masih

rendahnya penguasaan teknologi budidaya baik budidaya air payau maupun air

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |38

tawar (Tabel 5.15). Sebahagian besar budidaya ikan masih dilakukan secara

tradisional dengan padat tebar yang rendah serta pemberian pakan pada akhir

masa pemeliharaan. Petani ikan sangat sedikit mendapat pelatihan dari instansi

terkait, rata-rata mendapatkan sekali pelatihan selama beberapa tahun belakang

dan juga minimnya pendampingan dari penyuluh perikanan. Perlunya pelatihan

dan pendampingan terus menerus dari instansi terkait untuk meningkatkan

produktifitas pembudidaya ikan.

Tabel 34. Potensi dan Kendala Perikanan Budidaya di Kabupaten Pidie Jaya

Peluang Kendala Potensi sumberdaya perikanan budidaya air payau

(tambak) dengan potensi cukup besar di Kabupaten

Pidie Jaya, dengan lahan yang luas dan tersebar di

beberapa kecamatan, dan belum termanfaatkan secara

optimal (masih tradisional dan semi intensif, serta

monokultur dan polikultur).

Lemahnya tingkat kemampuan teknologi

untuk budidaya udang dan bandeng

(tradisional dan semi intensif) dengan

tingkat produktifitas rendah.

Lokasi strategis untuk kegiatan pemasaran produk-

produk perikanan budidaya

Usaha perikanan dimiliki oleh petani yang

dalam pengembangannya mengalami

kekurangan modal investasi dan modal kerja

Terdapat supply air yang cukup baik dari beberapa

DAS dan Sub DAS dengan kualitas perairan yang

mendukung usaha pertambakan dan kolam ikan

Penguasaan teknologi budidaya yang masih

terbatas. Tingkat penguasaan teknologi

masih skala tradisional.

Tambak dan kolam masih baru dan status

kepemilikan adalah milik sendiri. Masih banyak

lahan untuk kegiatan tambak udang dan bandeng

yang belum digarap secara optimal

Rusaknya ekosistem hutan mangrove di

pesisir akan mengancam kesuburan lahan

dan kelestarian sumberdaya udang akibat

penebangan hutan bakau.

3.2 ANALISIS PENETAPAN KOMODITAS UNGGULAN

Pengembangan kawasan perikanan budidaya sangat ditentukan oleh

pengembangan komoditas unggulan di setiap kawasan. Pengertian dari

keberadaan komoditas unggulan yaitu melimpah atau dapat dibudidayak dengan

baik dengan prospek pengembangan tinggi dimasa mendatang. Penetapan

komoditas unggulan sangat bermanfaat dalam menentukan prioritas

pengembangan di suatu wilayah.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |39

Menurut Badan Litbang pertanian (2003), komoditas unggulan merupakan

komoditas andalan yang memiliki posisi strategis untuk di kembangkan di suatu

wilayah yang penetapannya didasarkan pada berbagai pertimbangan baik secara

teknis (kondisi tanah dan iklim)maupun sosial ekonomi dan kelembagaan

(pengusaan teknologi, kemampuan sumber daya, manusia, infrastruktur, dan

kondisi sosial budaya setempat). Ditambahkan pula oleh Bachrein (2003) bahwa

penetapan komoditas unggulan di suatu wilayah menjadi suatu keharusan dengan

pertimbangan bahwa komoditas-komoditas yang mampu bersaing secara

berkelanjutan dengan komoditas yang sama di wilayah yang lain adalah

komoditas yang diusahakan secara efisien dari sisi teknologi dan sosial ekonomi

serta memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif.

Selain itu kemampuan suatu wilayah untuk memproduksi dan memasarkan

komoditas yang sesuai dengan kondisi lahan dan iklim di wilayah tertentu juga

sangat terbatas. Menurut Ambardi (2002) mengemukakan bahwa ada beberapa

ciri komoditas unggulan antara lain: komoditas unggulan harus mampu menjadi

penggerak utama (prime mover) pembangunan yang artinya mempunyai

kontribusi yang menjanjikan pada peningkatan produksi dan pendapatan,

memiliki keterkaitan kedepan yang kuat, baik secara komoditas unggulan maupun

komoditas lainnya, mampu bersaing dengan produksi sejenis dari wilayah lain

dipasar nasional baik dalam harga produk, biaya produksi, kualitas pelayanan,

maupun aspek-aspek lainnya, memiliki keterkaitan dengan daerah lain baik dalam

hal pasar (konsumen) maupun pemasok bahan baku.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |40

3.2.1. Analisa Location Quotient

Untuk mengidentifikasi sektor basis di Kabupaten Pidie Jaya dilakukan

dengan menggunakan metode perhitungan Location Quotient (LQ). Dengan

menggunakanmetoda LQ ini akan diketahui potensi sektor yang di wilayah yang

bersangkutan.

Tabel 35. Nilai PDRB perikanan dari tahun 2009-2012

Uraian Juta Rupiah

2009 2010 2011 2012

PDRB perikanan 99290.7 107710 119061 131461

PDRB Pidie Jaya 619026 652352 682398 716577

Dari Tabel 4.2 menunjukkan peningkatan nilai PDRB perikanan setiap

tahunnya. Hasil analisis sub sektor perikanan budidaya air payau yang memiliki

nilai LQ 1,13 merupakan salah satu komoditas unggulan yang dapat berkembang

dan mampu mendongkrak perekonomian kabupaten Pidie Jaya serta memiliki

peluang pasar yang prospektif sehingga kegiatan/aktivitas usaha tersebut mampu

menyumbang PAD dan memberikan kontribusi PDRB di sektor perikanan.

Dukungan pada sub sektor perikanan budidaya air payau di kabupaten Pidie Jaya

akan berdampak positif sebagai potensi ekonomi ditinjau produksi yang

dihasilkan. Adapun yang termasuk dalam sub sektor perikanan budidaya air payau

di kabupaten Pidie Jaya adalah jenis ikan Bandeng, udang Windu, udang

Vannamei, ikan Kerapu, Ikan Kakap dan jenis lainnya.

a. Ikan Bandeng

Hasil analisis komponen pertumbuhan pangsa komoditas perikanan

budidaya air payau jenis ikan Bandeng masing-masing kecamatan di kabupaten

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |41

Pidie Jaya dapat dilihat di Gambar 3. Kecamatan-kecamatan di kabupaten Pidie

Jaya yang berpotensi untuk mendorong peningkatan pertumbuhan basis kawasan

komoditas perikanan budidaya air payau jenis ikan Bandeng berdasarkan nilai

rata-rata LQ masing-masing kecamatan adalah kecamatan Bandar Baru (1,03),

kecamatan Pante Raja (1,01) dan kecamatan Trienggadeng (1,11), kecamatan

Ulim (1.00) dan Jangka Buya (1.04). Sedangakan kecamatan Meureudu (0,83) dan

kecamatan Meurah Dua (0,92) merupakan Kawasan sub basis komoditas

perikanan budidaya air payau jenis ikan Bandeng.

Gambar 3. Nilai LQ Komoditas Ikan Bandeng masing-masing kecamatan di

Kabupaten Pidie Jaya tahun 2009-2012.

b. Udang Windu

Hasil analisis komponen pertumbuhan pangsa komoditas perikanan

budidaya air payau jenis udang Windu masing-masing kecamatan di kabupaten

Pidie Jaya dapat dilihat di Gambar 4. Kecamatan-kecamatan di kabupaten Pidie

Jaya yang berpotensi untuk mendorong peningkatan pertumbuhan basis komoditas

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |42

perikanan budidaya air payau jenis udang Windu berdasarkan nilai rata-rata LQ

masing-masing kecamatan adalah kecamatan Bandar Baru (1,12), kecamatan

Pante Raja (1,05) dan kecamatan Trienggadeng (1,10), kecamatan Ulim (1.01) dan

Jangka Buya (1.03). Sedangakan kecamatan Meureudu (0,82) dan kecamatan

Meurah Dua (0,88) merupakan Kawasan sub basis komoditas perikanan budidaya

air payau jenis udang Windu.

Gambar 4. Nilai LQ Komoditas Udang Windu masing-masing kecamatan di

Kabupaten Pidie Jaya tahun 2009-2012.

c. Udang Vannamei

Hasil analisis komponen pertumbuhan pangsaKawasan komoditas

perikanan budidaya air payau jenis udang Vannamei masing-masing kecamatan di

kabupaten Pidie Jaya dapat dilihat di Gambar 5. Kecamatan-kecamatan di

kabupaten Pidie Jaya yang berpotensi untuk mendorong peningkatan pertumbuhan

basis komoditas perikanan budidaya air payau jenis udang Vannamei berdasarkan

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |43

nilai rata-rata LQ masing-masing kecamatan adalah kecamatan, kecamatan

Meureudu (1,01) dan kecamatan Meurah Dua (1,02) kecamatan Ulim (1.05) dan

Jangka Buya (1.06). Sedangkan Bandar Baru (0,92), kecamatan Pante Raja (0,94)

dan kecamatan Trienggadeng (0,96) merupakan kawasan sub basis komoditas

perikanan budidaya air payau jenis udang Vannamei.

Gambar 5. Nilai LQ Komoditas Udang Vannamei masing-masing kecamatan di

Kabupaten Pidie Jaya tahun 2009-2012.

d. Komoditas Ikan Kakap

Hasil analisis komponen pertumbuhan pangsa komoditas perikanan

budidaya air payau jenis ikan Kakap masing-masing kecamatan di kabupaten

Pidie Jaya dapat dilihat di Gambar 6. Kecamatan-kecamatan di kabupaten Pidie

Jaya yang berpotensi untuk mendorong peningkatan pertumbuhan basis komoditas

perikanan budidaya air payau jenis ikan Kakap berdasarkan nilai rata-rata LQ

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |44

masing-masing kecamatan adalah kecamatan Bandar Baru (1,02), kecamatan

Pante Raja (1,03) dan kecamatan Trienggadeng (1,22), kecamatan Ulim (1.07) dan

Jangka Buya (1.03). Sedangakan kecamatan Meureudu (0,73) dan kecamatan

Meurah Dua (0,84) merupakan kawasan sub basis komoditas perikanan budidaya

air payau jenis ikan Kakap.

Gambar 6. Nilai LQ Komoditas Perikanan Budidaya Air Payau Jenis Ikan Kakap

masing-masing kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2009-2012.

e. Komoditas Ikan Kerapu

Hasil analisis komponen pertumbuhan pangsaKawasan komoditas

perikanan budidaya air payau jenis ikan Kerapu masing-masing kecamatan di

kabupaten Pidie Jaya dapat dilihat di Gambar 7. Kecamatan-kecamatan di

kabupaten Pidie Jaya yang berpotensi untuk mendorong peningkatan pertumbuhan

basis komoditas perikanan budidaya air payau jenis ikan Kerapu berdasarkan nilai

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |45

rata-rata LQ masing-masing kecamatan adalah kecamatan Bandar Baru (1,02),

kecamatan Ulim (1.03) dan Jangka Buya (1.01). Sedangkan kecamatan Meureudu

(0,92), kecamatan Pante Raja (0,94), kecamatan Trienggadeng (0,90) dan

kecamatan Meurah Dua (0,96) merupakan kawasan sub basis komoditas

perikanan budidaya air payau jenis ikan Kerapu.

Gambar 7. Nilai LQ Komoditas Perikanan Budidaya Air Payau Jenis Ikan Kerapu

masing-masing kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2009-2012.

3.2.2. Analisis AHP

Berkembangnya kawasan perikanan budidaya sangat ditentukan oleh

pengembangan komoditas unggulan di setiap kawasan. Pengertian dari

keberadaan komoditas unggulan yaitu melimpah atau dapat dibudidayakan dengan

baik dengan prospek pengembangan tinggi dimasa mendatang. Penetapan

komoditas unggulan perikanan Budidaya di Kabupaten Pidie Jaya dilakukan

menggunakan analisis AHP (Analysis Hirearki Priority).

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |46

Selain itu, penetapan komoditas unggulan juga ditentukan oleh beberapa

faktor seperti daya dukung lahan, nilai ekonomi dan peluang pasar, kemudahan

pemeliharaan, keberlanjutan usaha serta sarana dan prasarana. Adapun komoditas

yang tersedia di Kabupaten Pidie Jaya yang dianalisis yaitu udang windu, udang

vannamei, ikan nila, ikan kakap, ikan kerapu, ikan mujair, ikan bandeng dan

kepiting.

Gambar 8. kriteria penetapan komoditas unggulan perikanan

di Kabupaten Pidie Jaya

Kriteria pertama dalam penentapan komoditas unggulan perikanan di

Kabupaten Pidie Jaya adalah Nilai ekonomi. Berdasarkan analisis AHP, nilai

ekonomi mendapatkan persentase terbesar yaitu 33,9% dalam penentuan

komoditas unggulan di Kabupaten Pidie Jaya. Selanjutnya factor keberlanjutan

usaha sebesar 24,2%, peluang pasar dengan nilai 18,6%, kemudahan pemeliharaan

14,7 % dan daya dukung lahan dengan nilai 4,9% serta kelengkapan sarana dan

prasarana sebesar 3,8% (Gambar 8). Penjelasan faktor-faktor penentuan

komoditas unggulan di kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai berikut.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |47

a. Nilai Ekonomi

Kriteria pertama dalam penentapan komoditas unggulan perikanan di

Kabupaten Pidie Jaya adalah Nilai ekonomi. Berdasarkan analisis AHP, nilai

ekonomi mendapatkan persentase terbesar yaitu 33,9% dalam penentuan

komoditas unggulan di Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan nilai ekonomi, udang

windu mendapatakan prioritas utama untuk dikembangkan dengan nilai 28,2%

diikuti kakap dan kerapu dengan nilai 24% dan yang terkecil atau tidak

diunggulkan adalah ikan mujair dengan nilai hanya sebesar 2,6% (Gambar 9).

Gambar 9. Nilai ekonomi dalam Penetapan komoditas unggulan perikanan

b. Keberlanjutan Usaha

Kriteria kedua dalam penentapan komoditas unggulan perikanan di

Kabupaten Pidie Jaya adalah keberlanjutan usaha. Berdasarkan analisis AHP,

keberlanjutan usaha mendapatkan persentase terbesar yaitu 24,2% dalam

penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan

keberlanjutan usaha, udang vannamei mendapatakan prioritas utama untuk

Model Name: Komoditi Perikanan Budidaya Kab

Synthesis: Summary

Page 1 of 112/15/2014 10:58:04 AM

Muhammad NazirMuhammad Nazir

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |48

dikembangkan dengan nilai 21,5 % diikuti ikan nila dan ikan kakap dengan nilai

masing-masing 19,5% dan 15,8% serta yang terkecil atau tidak diunggulkan

adalah udang windu dengan nilai hanya sebesar 9,6% (Gambar 10).

Model Name: Komoditi Perikanan Budidaya Kab

Synthesis: Summary

Page 1 of 112/15/2014 10:59:38 AM

Muhammad NazirMuhammad Nazir

Gambar 10. Keberlanjutan usaha dalam Penetapan komoditas unggulan perikanan

c. Peluang Pasar

Kriteria ketiga dalam penentapan komoditas unggulan perikanan di

Kabupaten Pidie Jaya adalah peluang pasar. Berdasarkan analisis AHP, peluang

pasar mendapatkan persentase terbesar yaitu 18,6% dalam penentuan komoditas

unggulan di Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan peluang pasar, ikan kakap dan

ikan kerapu mendapatakan prioritas utama untuk dikembangkan dengan nilai

sama sebesar 24,4 % diikuti udang windu dan udang vannamei dengan nilai

masing-masing 17,7 % dan 11,5 % (Gambar 11).

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |49

Model Name: Komoditi Perikanan Budidaya Kab

Synthesis: Summary

Page 1 of 112/15/2014 10:54:31 AM

Muhammad NazirMuhammad Nazir

Gambar 11. Peluang pasar dalam Penetapan komoditas unggulan perikanan

d. Kemudahan Pemeliharaan

Kriteria keempat dalam penentapan komoditas unggulan perikanan di

Kabupaten Pidie Jaya adalah kemudahan pemeliharaan. Berdasarkan analisis

AHP, kemudahan pemeliharaan mendapatkan persentase terbesar yaitu 14,7%

dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan

kemudahan pemeliharaan, ikan mujair mendapatakan prioritas utama untuk

dikembangkan dengan nilai sebesar 3,49 % diikuti kepiting dan ikan nila dengan

nilai sama yaitu 17% (Gambar 12).

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |50

Model Name: Komoditi Perikanan Budidaya Kab

Synthesis: Summary

Page 1 of 112/15/2014 10:59:04 AM

Muhammad NazirMuhammad Nazir

Gambar 12. Kemudahan pemeliharaan dalam Penetapan komoditas unggulan

perikanan

e. Daya Dukung Lahan

Kriteria kelima dalam penentapan komoditas unggulan perikanan di

Kabupaten Pidie Jaya adalah daya dukung lahan. Berdasarkan analisis AHP, daya

dukung lahan mendapatkan persentase terbesar yaitu 4,9% dalam penentuan

komoditas unggulan di Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan daya dukung lahan,

kepiting mendapatkan prioritas utama untuk dikembangkan dengan nilai sebesar

24,7 % diikuti ikan nila dan bandeng dengan nilai masing-masing 21,3 % dan

19 %. Sedangkan udang windu menempati peringkat terakhir untuk kriteria daya

dukung lahan mengingat sulitnya membudidaya udang windu dalam criteria ini

dengan nilai sebesar 2,8% (Gambar 13).

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |51

Model Name: Komoditi Perikanan Budidaya Kab

Synthesis: Summary

Page 1 of 112/15/2014 10:51:08 AM

Muhammad NazirMuhammad Nazir

Gambar 13. Daya dukung lahan dalam Penetapan komoditas unggulan perikanan

f. Sarana dan Prasarana

Kriteria terakhir dalam penentapan komoditas unggulan perikanan di

Kabupaten Pidie Jaya adalah sarana dan prasarana. Berdasarkan analisis AHP,

sarana dan prasarana mendapatkan persentase terbesar yaitu 3,8% dalam

penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan sarana dan

prasarana, udang windu mendapatkan prioritas utama untuk dikembangkan

dengan nilai sebesar 29,6 % diikuti udang vannamei dengan nilai sebesar dan

19,5%, ikan kerapu (15,6%) dan ikan kakap dengan nilai 15% (Gambar 14).

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |52

Model Name: Komoditi Perikanan Budidaya Kab

Synthesis: Summary

Page 1 of 112/15/2014 11:00:06 AM

Muhammad NazirMuhammad Nazir

Gambar 14. Sarana dan prasarana dalam Penetapan komoditas unggulan

perikanan

Berdasarkan hasil analisis AHP dalam penentuan komoditas unggulan

yang didasarkan kepada criteria-kriteria di atas, maka didapatkan lima komoditi

unggulan utama perikanan budidaya di Kabupaten Pidie Jaya berturut-turut adalah

ikan kakap (18,2%), ikan kerapu (16,5%), udang windu (15,5%), udang vannamei

(13,6%) dan ikan nila (10,9%) (Gambar 15).

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |53

Model Name: Komoditi Perikanan Budidaya Kab

Synthesis: Summary

Synthesis with respect to:

Page 1 of 112/15/2014 11:03:15 AM

Muhammad NazirMuhammad Nazir

Gambar 15. Penetapan komoditas unggulan perikanan budidaya di Kabupaten

Pidie Jaya

3.3.3. Analisa Ekonomi Komoditas Unggulan

Analisa ekonomi komoditas unggulan dilakukan untuk memberikan

gambaran keuangan yang mencakup pembahasan informasi basis (asumsi),

investasi, arus kas dan kemampuan memenuhi kewajiban keuangan serta prospek

keuangan. Untuk itu dilakukan sajian data investasi, operasional, perhitungan

laba-rugi, pola arus kas dan pelunasan hutang serta analisis kelayakan usaha

dengan alat Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |54

Cost Ratio (Net BC), Break even price, Break-even production dan Biaya per kg

udang atau ikan.

Ada beberapa komoditas perikanan budidaya yang akan dikembangkan di

Kabupaten Pidie Jaya dengan mempertimpangkan aspek ekonomi, teknis,

pemasaran, sosial. Komoditas yang sudah umum di Kabupaten Pidie Jaya adalah

Bandeng, udang windu, udang vannamei,mujair, kepiting dan ikan nila.

Komoditas unggulan yang akan dikembangkan adalah komoditas yang

berorientasi ekspor karena permintaan pasar dan harga yang tinggi menghasilkan

arus kas yang positif. Beberapa komoditas unggulan perikanan budidaya di

Kabupaten Pidie Jaya adalah udang windu, udang vannamei, ikan kakap, ikan

kerapu, dan ikan nila.

Udang

Budidaya udang windu di beberapa kecamatan Kabupaten Pidie Jaya

masih dilakukan dengan cara tradisional sehinga perlu peningkatan produktifitas

dengan peralihan ke pola semi intensif, intensif. Selain itu pengembangan udang

windu organik juga salah satu alternatif produk dengan comparative advantage

yang kuat karena lahan produksi masih sangat sedikit tercemar pestisida dan racun

lainnya. Beberapa langkah pengembangan komoditas unggulan udang windu yaitu

semi intensif, intensif dan budidaya udang organik.

a. Budidaya Semi-Intensif

Intensifikasi diartikan sebagai peningkatan hasil dengan menambah input

produksi tanpa adanya perluasan lahan. Dengan perkataan lain intensifikasi adalah

peningkatan hasil produksi dengan memaksimalkan daya dukung lahan yang ada.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |55

Terdapat sebuah relevansi yang erat antara produksi dengan daya dukung

lingkungan (carrying capacity). Daya dukung lingkungan (atau hasil produksi),

dapat diperbesar sampai pada tahap tertentu, bukannya tanpa batas. Dan perlu

diketahui bahwa daya dukung lahan adalah suatu yang dinamis, akanberubah

setiap saat. Karenanya budidaya udang windu semi intensif adalah suatu solusi

pemeliharaan udang dengan memperhatikan lingkungan sehingga bisa menjaga

kelestarian lingkungan dan produksi tambak.

Pola budidaya semi intensif, pada tebar pada kisaran 5-10 ekor/m2 dengan

masa tanam 3-4 bulan. Pola semi intensif diawali dengan persiapan lahan dengan

pengapuran, pemupukan serta biofiltrasi air secara alami yaitu memanfaatkan

reservoir yang sudah ditanami bakau ditengah atau sekelilingnya sehingga air

yang masuk ketambak sudah bebas dari residu racun atau hama lainnya. Benih

udang yang ditebar dipesan dari balai benih yang sudah menerapkan standar BAP

seperti BBI Ujung Batee. Benih yang dibeli sudah diuji di laboratorium sehingga

benih kuat dan tingkat kehidupan tinggi ketika di tebar di tambak.

Pemberian pakan pada awal masa pemeliharaan ditiadakan karena udang

masih memakan pakan alami dalam tambak. Untuk menjaga produktifitas tambak,

pemupukan secara bertahap dilakukan sehingga bisa menjaga kepadatan

fitoplankton dalam tambak. Pemberian pakan hanya dilakukan pada bulan kedua

dan ketiga dan disesuaikan dengan biomassa udang dalam tambak. Pergantian air

harus dilakukan secara rutin sebesar 10-20% per hari sejak bulan kedua namun

tetap dengan air yang telah diendapkan selama empat hari dalam kolam

tandon. Pergantian air diperlukan untuk memasok unsur-unsur mikro bagi

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |56

pertumbuhan fitoplankton dan untuk membuang sisa metabolik yang larut di

dalam air.

Pada komponen biaya produksi, biaya pakan adalah faktor penentu

keuntungan yang didapatkan oleh pembudidaya udang. Salah satu efisiensi pakan

adalah dengan menjaga kesuburan kolam secara berkelanjutan dengan pemberian

pupuk serta pergantian air secara periodik. Secara ekonomi, budidaya semi

intensif sangat menguntungkan karena petani tambak mendapatkan keuntungan

dengan biaya produksi yang tidak terlalu tinggi.

Proyeksi Laba Rugi

Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat

diperhitungkan proyeksi laba-rugi usaha budidaya pembesaran udang windu

dengan menggunakan standar luasan kolam 5.000 m2. Tabel di bawah

menunjukkan bahwa pada tahun pertama budidaya pembesaran udang windu

telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 91.715.000,-. Proyeksi laba-

rugi usaha budidaya pembesaran udang windu dapat dilihat pada tabel 36.

Tabel 36. Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pembesaran Udang Windu No Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 Pendapatan 0 202.500.000 202.500.000 202.500.000 202.500.000 202.500.000

2 Pengeluaran 84.287.000 110.785.000 110.785.000 149.432.000 110.785.000 110.785.000

3 Keuntungan bersih -84.287.000 91.715.000 91.715.000 53.068.000 91.715.000 91.715.000

Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha budidaya pembesaran udang ini

menguntungkan karena pada discount factor 20% per tahun NPV sebesar

Rp.139.693.192,-, IRR 99,6%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi 83%,

jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi < 1 tahun, titik impas harga

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |57

Rp. 49.238, titik impas produksi 1.231 kg. Berdasarkan perhitungan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya pembesaran udang windu dengan sistem

semi-intensif Layak dan Menguntungkan (Tabel 37).

Tabel 37 Kelayakan Usaha Budidaya Pembesaran Udang Windu

Cumulative cash flow 335.641.000

NPV 139.693.192

IRR 99,6%

Rasio keuntungan ke biaya produksi 0,83

Payback Period 0,92

Titik Impas Harga 49.238

Titik Impas Produksi 1.231

b. Budidaya Udang Windu dengan Sistem Intensif

Dasar perhitungan yang akan dilakukan menggunakan asumsi dengan

pendekatan satuan luas budidaya. Satuan luas yang diambil sebagai dasar

perhitungan yaitu satuan luas tambak 5.000 m2, padat tebar 20 ekor/m2, sintasan

kehidupan 80%, konversi pakan 1:2, periode pemeliharaan 4 bulan, ukuran panen

25 gram/ekor (ukuran 40 ekor/kg), produksi 6.000 kg/tahun (2 siklus), periode

proyek diasumsikan selama 5 (lima) tahun.

Proyeksi Laba Rugi

Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat

diperhitungkan proyeksi laba-rugi usaha budidaya pembesaran udang windu

dengan menggunakan standar luasan kolam 5.000 m2. Tabel di bawah

menunjukkan bahwa pada tahun pertama budidaya pembesaran udang windu

telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 202.100.000,-. Proyeksi laba-

rugi usaha budidaya pembesaran udang windu dapat dilihat pada tabel 38.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |58

Tabel 38. Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pembesaran Udang Windu No Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 Pendapatan

540.000.000 540.000.000 540.000.000 540.000.000 540.000.000

2 Pengeluaran 108.287.000 337.900.000 337.900.000 376.547.000 337.900.000 337.900.000

3 Keuntungan bersih -108.287.000 202.100.000 202.100.000 163.453.000 202.100.000 202.100.000

Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha budidaya pembesaran udang

ini menguntungkan karena pada discount factor 20% per tahun NPV sebesar

Rp.394.792.126,-, IRR 182,7%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi 60%,

jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi < 1 tahun, titik impas harga

Rp. 56.317, titik impas produksi 3.754 kg. Berdasarkan perhitungan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya pembesaran udang windu dengan sistem

intensif Layak dan Menguntungkan (Tabel 39).

Tabel 39. Kelayakan Usaha Budidaya Pembesaran Udang Windu Cumulative cash flow 863.566.000

NPV 394.792.126

IRR 182,7%

Rasio keuntungan ke biaya produksi 60%

Payback Period 0,54

Titik Impas Harga 56.317

Titik Impas Produksi 3.754

c. Budidaya Udang Vannamei dengan Sistem Intensif

Dasar perhitungan yang akan dilakukan menggunakan asumsi dengan

pendekatan satuan luas budidaya. Satuan luas yang diambil sebagai dasar

perhitungan yaitu satuan luas tambak 5.000 m2, padat tebar 50 ekor/m2, sintasan

kehidupan 80%, konversi pakan 1:2, periode pemeliharaan 3 bulan, ukuran panen

25 gram/ekor (ukuran 60 ekor/kg), produksi 12.000 kg/tahun ( 3 siklus), periode

proyek diasumsikan selama 5 (lima) tahun.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |59

Proyeksi Laba Rugi

Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat

diperhitungkan proyeksi laba-rugi usaha budidaya pembesaran udang vannamei

dengan menggunakan standar luasan kolam 5,000 m2. Tabel di bawah

menunjukkan bahwa pada tahun pertama budidaya pembesaran udang vannamei

telah mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 347.875.000,-. Proyeksi laba-

rugi usaha budidaya pembesaran udang vannamei dapat dilihat pada tabel 40.

Tabel 40. Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pembesaran Udang Vannamei No Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 Pendapatan

900.000.000 900.000.000 900.000.000 900.000.000 900.000.000

2 Pengeluaran 107.055.000 552.125.000 552.125.000 619.040.000 552.125.000 552.125.000

3 Keuntungan bersih 107.055.000 347.875.000 347.875.000 280.960.000 347.875.000 347.875.000

Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha budidaya pembesaran udang

vannamei ini menguntungkan karena pada discount factor 20% per tahun NPV

sebesar Rp.745.483.533-, IRR 322%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi

63%, jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi < 1 tahun, titik impas

harga Rp. 46.010, titik impas produksi 3.754 kg. Berdasarkan perhitungan di atas

maka dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya pembesaran udang vannamei

dengan sistem intensif Layak dan Menguntungkan (Tabel 41).

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |60

Tabel 41. Kelayakan Usaha Budidaya Pembesaran Udang Vannamei Cumulative cash flow 1.565.405.000

NPV 745.483.533

IRR 322,0%

Rasio keuntungan ke biaya produksi 63%

Payback Period 0,31

Titik Impas Harga 46.010

Titik Impas Produksi 7.362

d. Kakap Putih

Budidaya Ikan Kakap Putih dengan Sistim Intensif

Kakap putih di dunia internasional dikenal dengan nama seabass. Ikan ini

bila di dalam air kelihatan cokelat tua atau kehitaman, tetapi bila diamari secara

cermat ada warna putih atau keperakan yang mendominasi terutama bagian perut;

Dua jenis kakap yang sekarang dibudidayakan adalah ikan jenis Lates calcarifer

dan Psammoperca waigiensis. Kedua jenis ini sepintas mirip sekali meskipun

genusnya berbeda. Oleh masyarakat. L. calcarifer dikenal dengan nama petak,

sedangkan jenis Psammoperca waigiensis dikenal dengan nama kakap mata

kucing. Kedua jenis ikan ini mempunyai bentuk memanjang agak pipih, badannya

lebih pendek dibandingkan kakap merah.

Pemilihan habitat atau tempat pemeliharan merupakan salah satu factor

yang paling penting dalam membudidayakan ikan kakap. Seperti yang telah

diketahui, ikan kakap memiliki toleransi terhadap salinitas yang cukup tinggi. Hal

tersebut berarti bahwa ikan kakap dapat dipelihara di segala tipe air. Tempat

pemeliharan ikan kakap dapat dilakukan di tambak, kolam, ataupun pinggiran

pantai. Ikan kakap merupakan ikan tropis, pastikan bahwa suhu kolam berkisar

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |61

antar 27-32 derajat celcius. Ikan kakap merupakan salah satu ikan karnivora yang

memangsa makhluk hidup lebih kecil lainnya.

Oleh karena itu, pemberian makan ikan kakap dapat dilakukan dengan

memberikan ikan rucah atau ikan teri. Ikan kakap juga akan memakan makhluk

kecil seperti plankton,cumi-cumi, udang, dan ikan kecil lainnya. Ikan kakap

memiliki ketahanan dalam mencerna protein dalam jumlah besar dibandingkan

ikan lainnya. Ikan kakap juga dapat diberi makan pelet meskipun ikan yang diberi

makan secara alami cenderung lebih nikmat dagingnya dibanding yang makan

pelet.

Dasar perhitungan yang akan dilakukan untuk menghitung nilai ekonomi

ikan kakap putih yaitu menggunakan asumsi dengan pendekatan satuan luas

budidaya. Satuan luas yang diambil sebagai dasar perhitungan yaitu satuan luas

tambak 5000 m2, padat tebar 5 ekor/m2, sintasan kehidupan 80%, konversi pakan

1:2, periode pemeliharaan 5-6 bulan, ukuran panen 400-500 gram/ekor, produksi

16,000 kg/tahun ( 2 siklus), periode proyek diasumsikan selama 5 (lima) tahun.

Laba Rugi

Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat

diperhitungkan proyeksi laba-rugi usaha budidaya pembesaran ikan kakap dengan

menggunakan standar luasan kolam 5.000 m2. Tabel di bawah menunjukkan

bahwa pada tahun pertama budidaya pembesaran ikan kakap telah mampu

menghasilkan keuntungan sebesar Rp 208.140.000,-. Proyeksi laba-rugi usaha

budidaya pembesaran ikan kakap dapat dilihat pada tabel 42.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |62

Tabel 42. Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Kakap No Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 Pendapatan

720.000.000 720.000.000 720.000.000 720.000.000 720.000.000

2 Pengeluaran 108.287.000 511.860.000 511.860.000 550.507.000 511.860.000 511.860.000

3 Keuntungan bersih -108.287.000 208.140.000 208.140.000 169.493.000 208.140.000 208.140.000

Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha budidaya pembesaran ikan

kakap ini menguntungkan karena pada discount factor 20% per tahun NPV

sebesar Rp.409.766.000,-, IRR 188.4%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi

41%, jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi < 1 tahun, titik impas

harga Rp. 31.991, titik impas produksi 11.375 kg. Berdasarkan perhitungan di atas

maka dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya pembesaran ikan Kakap dengan

system intensif Layak dan Menguntungkan (Tabel 43).

Tabel 43. Kelayakan Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Kakap Cumulative cash flow 893,766,000

NPV 409.844.874

IRR 188,4

Rasio keuntungan ke biaya produksi 41%

Payback Period 0,52

Titik Impas Harga 31.991

Titik Impas Produksi 11.375

e. Kerapu

Budidaya Ikan Kerapu dengan Sistim Intensif di Tambak

Ikan kerapu atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Groupers”

merupakan salah satu jenis ikan yang belakangan ini mulai diminati pasar lokal

maupun internasional. Kelezatan dagingnya yang sangat gurih dan tingginya

kandungan gizi yang terdapat pada seekor ikan kerapu, menjadikannya sebagai

produk komoditas perikanan yang memiliki harga jual cukup mahal. enis ikan

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |63

kerapu yang saat ini mulai digemari masyarakat yaitu ikan kerapu macan, kerapu

lumpur dan kerapu bebek. Melihat permintaan pasar yang semakin tinggi,

sekarang ini target pasar yang bisa Anda bidik antara lain konsumen rumah

tangga, pelaku bisnis kuliner serba seafood, pedagang ikan di pasar tradisional,

maupun para pengepul dan eksportir yang membutuhkan stok ikan kerapu untuk

memenuhi kebutuhan pasar mancanegara.

Pemasaran ikan kerapu dilakukan dalam keadaan masih hidup, harga jual

ikan kerapu segar bisa mencapai dua kali lipat ikan kerapu yang dijual dalam

keadaan mati. Para pelaku bisnis budidaya ikan kerapu memasarkan produk

unggulannya ke para pedagang ikan segar di pasar tradisional, menyetorkannya

langsung ke beberapa restoran besar yang menyediakan menu seafood, serta

melalui jasa agen maupun para pengepul yang akan melanjutkan distribusinya

hingga pasar mancanegara. Selama ini jangkauan pasar ikan kerapu ternyata tidak

hanya berhasil memenuhi kebutuhan pasar nasional namun juga berhasil

mencukupi permintaan pasar internasional. Beberapa negara besar seperti Cina,

Taiwan dan Hongkong, menjadi target utama para petani ikan kerapu untuk

memasarkan produk-produk unggulan mereka.

Dasar perhitungan yang akan dilakukan menggunakan asumsi dengan

pendekatan satuan luas budidaya. Satuan luas yang diambil sebagai dasar

perhitungan yaitu satuan luas tambak 5.000 m2, padat tebar 5 ekor/m2, sintasan

kehidupan 80%, konversi pakan 1:2, periode pemeliharaan 5-6 bulan, ukuran

panen 400-500 gram/ekor, produksi 16.000 kg/tahun (2 siklus), periode proyek

diasumsikan selama 5 (lima) tahun.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |64

Proyeksi Laba Rugi

Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat

diperhitungkan proyeksi laba-rugi usaha budidaya pembesaran ikan kerapu

dengan menggunakan standar luasan kolam 5.000 m2. Tabel di bawah

menunjukkan bahwa pada tahun pertama budidaya pembesaran ikan kerapu telah

mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 228.840.000,-. Proyeksi laba-rugi

usaha budidaya pembesaran ikan kerapu dapat dilihat pada tabel 44.

Tabel 44. Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Kerapu No Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 Pendapatan

800.000.000 800.000.000 800.000.000 800.000.000 800.000.000

2 Pengeluaran 108.287.000 577.160.000 577.160.000 615.807.000 577.160.000 577.160.000

3 Keuntungan bersih -108.287.000 222.840.000 222.840.000 184.193.000 222.840.000 222.840.000

Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha budidaya pembesaran ikan

kerapu ini menguntungkan karena pada discount factor 20% per tahun NPV

sebesar Rp.446.479.873,-, IRR 202,4%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi

39%, jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi < 1 tahun, titik impas

harga Rp. 36.073, titik impas produksi 11.543 kg. Berdasarkan perhitungan di atas

maka dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya pembesaran ikan Kerapu dengan

system intensif Layak dan Menguntungkan (Tabel 45).

Tabel 45. Kelayakan Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Kerapu Cumulative cash flow 967.266.000

NPV 446.479.873

IRR 202,4%

Rasio keuntungan ke biaya produksi 39%

Payback Period 0,49

Titik Impas Harga 36.073

Titik Impas Produksi 11.543

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |65

f. Ikan Nila

Ikan nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan hidup di air tawar.

Ikan ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah

dipasarkan karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling sering dikonsumsi

sehari-hari oleh Masyarakat. Dengan teknik budidaya yang sangat mudah, serta

pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan nila sangat layak

dilakukan, baik skala rumah tangga maupin skala besar atau perusahaan.

Pemeliharaan ikan nila dilakukan selama 4 bulan atau hingga ukuran berat

ikan nila sudah mencapai ukuran pasar. Dalam pemberian makanan ikan nila

diberikan setiap hari dengan komposisi makanan alami dan juga makanan

tambahan. Makanan ikan nila ini bisa terdiri dari dedak, ampas kelapa, pelet dan

juga sisa-sisa makanan dapur. Pakan yang diberikan berupa pelet apung dengan

dosis 3 – 4% bobot total ikan.

Frekuensi pemberiannya, 3 kali sehari pada pagi, siang dan sore dengan

rasio konversi pakan (FCR) 1,3. Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan

setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan dengan tingkat kelangsungan hidup (SR)

80%. Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang

bevariasi, yaitu antara 400-600 gram/ekor. Bila ukuran berat dari masing-masing

ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem

bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar).

Budidaya ikan Nila pola intensif adalah salah satu strategi dalam

peningkatan produktifitas budidaya air tawar di Kecamatan Bandar Dua. Kawasan

ini memiliki lahan yang potensial pengembangan budidaya ikan nila dengan pola

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |66

intensif. Pengembangan budidaya ikan nila selain untuk target pasar lokal juga

pasar internasional yaitu produk fillet nila.

Dasar perhitungan yang akan dilakukan menggunakan asumsi dengan

pendekatan satuan luas budidaya. Satuan luas yang diambil sebagai dasar

perhitungan yaitu satuan luas kolam 100 m2,kolam 10 unit, padat tebar 25

ekor/m2, sintasan kehidupan 80%, konversi pakan 1:1,3, periode pemeliharaan 3-4

bulan, ukuran panen 250-300 gram/ekor, produksi 15.000 kg/tahun (3 siklus),

periode proyek diasumsikan selama 5 (lima) tahun.

3) Proyeksi Laba Rugi

Dengan menggunakan data dan asumsi yang ada, maka dapat diperhitungkan

proyeksi laba-rugi usaha budidaya pembesaran ikan nila dengan menggunakan

standar luasan kolam 100m2 x 10 unit. Tabel di bawah menunjukkan bahwa pada

tahun pertama budidaya pembesaran ikan nila telah mampu menghasilkan

keuntungan sebesar Rp. 79.980.000,-. Proyeksi laba-rugi usaha budidaya

pembesaran ikan nila dapat dilihat pada tabel 46.

Tabel 46. Proyeksi Laba Rugi Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Nila No Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1 Pendapatan 0 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000

2 Pengeluaran 19.981.667 220.020.000 220.020.000 265.235.000 220.020.000 220.020.000

3 Keuntungan bersih -19.981.667 79.980.000 79.980.000 34.765.000 79.980.000 79.980.000

Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha budidaya pembesaran ikan

kerapu ini menguntungkan karena pada discount factor 20% per tahun NPV

sebesar Rp.160.867.837,-, IRR 392,7%, rasio keuntungan terhadap biaya produksi

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |67

27%, jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi < 1 tahun, titik impas

harga Rp. 14.668, titik impas produksi 4.000 kg. Berdasarkan perhitungan di atas

maka dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya pembesaran ikan nila dengan

sistem intensif Layak dan Menguntungkan (Tabel 47).

Tabel 47. Kelayakan Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Nila Cumulative cash flow 334.703.333

NPV 160.867.837

IRR 392,7%

Rasio keuntungan ke biaya produksi 27%

Payback Period 0,25

Titik Impas Harga 14.668

Titik Impas Produksi 4.000

3.4. Rencana Kebutuhan Sarana dan Prasarana

3.4.1. Rencana Kebutuhan Benih

Analisa kebutuhan benih udang dan ikan berdasarkan persentase

pemanfaatan lahan untuk budidaya diperlukan 1,02 milyar benih dengan perkiraan

benih udang windu sebanyak 374.081.400,00 ekor, udang vannamei 623.469.000

ekor, kakap 20.782.300 ekor dan kerapu 10.391.150 ekor. Kebutuhan benih udang

dan ikan harus disuplai oleh HSRT dan UPR lokal sehingga menciptakan peluang

usaha bagi masyarakat sekitar area budidaya (Tabel 48).

Tabel 48. Rencana Kebutuhan Benih Udang dan Ikan di Kabupaten Pidie Jaya Kecamatan Area (ha) Rencana Kebutuhan Benih Komoditas (ekor)

Udang windu Udang Windu Vannamei Kakap Kerapu Nila

Semi Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif

Meuredue 116,9 7.014.000 14.028.000 35.070.000 1.169.000 584.500 1.250.000

Meurah Dua 83,35 5.001.000 10.002.000 25.005.000 833.500 416,750 2.500.000

Jangka Buya 171,15 10.269.000 20.538.000 51.345.000 1.711.500 855.750 1.750.000

Ulim 309,8 18.588.000 37.176.000 92.940.000 3.098.000 1.549.000 1.250.000

Tringgadeng 242,56 14.553.600 29.107.200 72.768.000 2.425.600 1.212.800 1.250.000

Panteraja 92,36 5.541.600 11.083.200 27.708.000 923.600 461.800 1.250.000

Bandar Baru 1.062,11 63.726.600 127.453.200 318.633.000 10.621.100 5.310.550 2.500.000

Bandar Dua 3.000.000

Total 2.078,23 124.693.800 249.387.600 623.469.000 20.782.300 10.391.150 14.750.000

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |68

3.4.2. Rencana Kebutuhan Pakan

Analisa kebutuhan pakan udang udang dan ikan berdasarkan persentase

pemanfaatan lahan untuk budidaya diperlukan 53.050,02 ton pakan dengan

perkiraan pakan udang windu sebanyak 11.939,43 ton, udang vannamei 16.459,58

ton, kakap 13.300,67 ton,kerapu 3.398 ton dan nila 4.700 ton. Kebutuhan pakan

udang dan ikan disuplai dari Sumatera Utara sehingga perlu usaha pemerintah

daerah mendirikan usaha produksi pakan mini yang dimiliki oleh pembudidaya

untuk mengurangi porsi pakan yang harus dibeli dari produsen pakan (Tabel 49).

Tabel 49. Rencana Kebutuhan Pakan di Kabupaten Pidie Jaya Kecamatan Rencana Kebutuhan Pakan (ton) Total

(ton) Udang windu Udang Windu Vannamei Kakap Kerapu Nila

Semi Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif

Meuredue 110,47 561,12 925,85 748,16 374,08 500,00 3.219,68

Meurah Dua 78,77 400,08 660,13 533,44 266,72 1,000,00 2.939,14

Jangka Buya 161,74 821,52 1.355,51 1.095,36 547,68 700,00 4.681,80

Ulim 292,76 1.487,04 2.453,62 1.982,72 991,36 500,00 7.707,50

Tringgadeng 229,22 1,164.29 1.921,08 1.552,38 776,19 500,00 6.143,16

Panteraja 87,28 443,33 731,49 591,10 295,55 500,00 2.648,76

Bandar Baru 1.003,69 5,098,13 8.411,91 6.797,50 3.398,75 1.000,00 25.709.99

Bandar Dua 1.200 1.200

Total 1.963,93 9.975,50 16.459,58 13.300,67 6.650,34 5.900,00 54.250,02

3.5. Estimasi Produksi

Berdasarkan analisa pemanfaatan lahan serta jumlah benih yang ditebar,

maka diprediksi 28.348,66 ton produksi budidaya yang dihasilkan selama setahun

dengan asumsi yang tersebut pada sub bab sebelumnya. Produksi udang windu

sebesar 7.793,36 ton, udang vannamei 8.229,79 ton, kakap 6.650,34 ton, kerapu

3.325,17 ton dan Nila 2.350 ton. Sebagian hasil produksi dijual kepasar

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |69

internasional (udang windu, vannamei) atau lokal (vannamei, kakap dan kerapu

dan nila) (Tabel 50).

Tabel 50. Estimasi Produksi Perikanan Budidaya di Kabupaten Pidie Jaya Kecamatan Rencana Panen (ton) Total

(ton) Udang windu Udang Windu Vannamei Kakap Kerapu Nila

Semi Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif

Meuredue 157,82 280,56 462,92 374,08 187,04 250,00 1.712,42

Meurah Dua 112,52 200,04 330,07 266,72 133,36 500,00 1.542,71

Jangka Buya 231,05 410,76 677,75 547,68 273,84 350,00 2.491,09

Ulim 418,23 743,52 1,226,81 991,36 495,68 250,00 4.125,60 Tringgadeng 327,46 582,14 960,54 776,19 388,10 250,00 3.284,43

Panteraja 124,69 221,66 365,75 295,55 147,78 250,00 1.405,42

Bandar Baru 1,433,85 2.549,06 4.205,96 3.398,75 1.699,38 500,00 13.787,00 Bandar Dua 600,00 600,00

Total 2.805,61 4.987,75 8.229,79 6.650,34 3.325,17 2.950,00 28.948,66

3.6. Investasi dan Pendapatan

Keberhasilan kegiatan perikanan di pengaruhi oleh infrastruktur

pendukung yang berperan besar dalam kelangsungan operasional kegiatan

perikanan budidaya. Infrastruktur pendukung baik yang mendukung di kegiatan

hulu dan hilir harus di siapkan sehingga produksi ikan di tambak bisa

ditingkatkan. Berdasarkan pengamatan di kawasan minapolitan, infrastruktur

perikanan masih kurang memadai dan perlu adaanya investasi dari pemerintah dan

swasta sehingga investasi dalam infrastruktur tersebut member manfaat bagi

masyarakat.

Pada kegiatan hulu, investasi yang sangat penting adalah pembangunan

balai benih air payau sehingga supplai benih udang dan ikan tetap tersedia

sepanjang tahun. Selain itu Unit Pembenihan rakyak harus di perbanyak dan bisa

menjadi rantai usaha bagi masyarakat dalam bentuk pendederan ikan. Dalam

usaha meningkatkan produksi ikan dan udang di kawasan minapolitan perlu

adanya investasi dalam bentuk cetak tambak baru dan revitalisasi saluran tersier

(saluran pemasukan dan pembuangan).

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |70

Meskipun investasi dalam komponen sangat mahal tapi pemerintah

setempat maupun pihak swasta akan mendapatkan keuntungan jangka panjang

yaitu peningkatan produksi yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan

masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas hasil panen, pabrik es harus dibangun

di Kabupaten Pidie Jaya khususnya di kawasan minapolitan. Dengan ketersediaan

pabrik es, nelayan dan pembudidaya ikan bisa menyimpan lebih lama hasil

tangkapan maupun panen. Dalam investasi pabrik es ada beberapa hal yang harus

dipertimbangkan: 1). Lokasi pabrik harus dekat dengan konsumen dan

ketersediaan kendaraan untuk distribus produk; 2). Operasional pabrik es harus

diserahkan kepada perusahaan swasta yang memiliki kinerja yang baik dan

berpengalaman dalam mengelola pabrik sejenis.

Investasi dalam armada pengangkutan berperan besar dalam pengiriman

hasil tangkapan atau panen ke pasar-pasar tradisional dan cold storage di

Sumatera Utara. Armada pengangkutan yang dilengkapi dengan fiber juga

berfungsi untuk pengangkutan induk-induk ikan yang harus didatangkan dari luar

kawasan. Armada pengangkutan dengan kapasitas fiber yang besar bisa

meminimalkan biaya pengangkutan ikan ke luar daerah. Pemerintah daerah harus

mendorong swasta berinvestasi dalam armada pengangkutan dengan dukungan

kredit dari bank pemerintah daerah.

Estimasi biaya investasi untuk kegiatan perikanan budidaya air payau

berkisar Rp. 419 milyar sedangkan budidaya air tawar Rp. 11 milyar. Porsi

terbesar di budidaya udang windu semi intensif (Rp. 105 milyar dan terendah

pada budidaya kerapu intensif (45 milyar). Biaya investasi digunakan untuk

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |71

rehabilitasi tambak, saluran masuk, pembangunan rumah jaga, pompa air dan

kincir (Tabel 51).

Tabel 51 Estimasi Biaya Investasi Perikanan Budidaya di Kabupaten Pidie Jaya

Kecamatan Estimasi Nilai Investasi (Rp) Total

Udang windu Udang Windu Vannamei Kakap Kerapu Nila

Semi Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif

Meuredue 5.911.890.180 5.063.500.120 5.005.891.800 5.063.500.120 2.531.750.060 999.083.333 24.575.615.613

Meurah Dua 4.215.192.870 3.610.288.580 3.569.213.700 3.610.288.580 1.805.144.290 1.998.166.667 18.808.294.687

Jangka Buya 8.655.432.030 7.413.328.020 7.328.985.300 7.413.328.020 3.706.664.010 1.398.716.667 35.916.454.047

Ulim 15.667.267.560 13.418.925.040 13.266.255.600 13.418.925.040 6.709.462.520 999.083.333 63.479.919.093

Tringgadeng 12.266.792.832 10.506.437.888 10.386.904.320 10.506.437.888 5.253.218.944 999.083.333 49.918.875.205

Panteraja 4.670.848.392 4.000.554.928 3.955.039.920 4.000.554.928 2.000.277.464 999.083.333 19.626.358.965

Bandar Baru 53.713.239.342 46.005.082.228 45.481.674.420 46.005.082.228 23.002.541.114 1.998.166.667 216.205.785.999

Bandar Dua 2.397.800.000 2.397.800.000

Total 105.100.663.206 90.018.116.804 88.993.965.060 90.018.116.804 45.009.058.402 11.789.183.333 430.929.103.609

Estimasi biaya operasional untuk kegiatan perikanan budidaya air payau

berkisar Rp. 1,64 trilyun dengan porsi terbesar di budidaya udang vannamei

intensif (Rp. 458 milyar dan terendah pada budidaya nila intensif (103 milyar).

Biaya investasi digunakan untuk pembelian pakan, benih, listrik, sewa

mobil,buruh dll. Komponen terbesar dari biaya operasional adalah pembelian

pakan yang rata-rata sebesar 55% dari total biaya operasional. Dengan asumsi

55% untuk biaya pakan maka diperkirakan Rp.907 milyar uang dari kegiatan

budidaya air payau mengalir ke luar Aceh karena semua pabrik pakan berada di

Sumatera Utara. Pemerintah Daerah harus terus mengalakkan usaha pendirian

pabrik pakan mini per kluster atau setiap pembudidaya memiliki mesin pellet yang

bisa menghasilkan pellet dengan komposisi protein yang memadai untuk

pertumbuhan ikan atau udang (Tabel 52).

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |72

Tabel 52. Estimasi Biaya Operasional Perikanan Budidaya di Kabupaten Pidie

Jaya Kecamatan Estimasi Biaya Operasional (Rp) Total

Udang windu Udang Windu Vannamei Kakap Kerapu Nila

Semi Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif

Meuredue 7.770.459.900 15.807.685.600 25.817.365.000 23.934.573.600 13.494.000.800 11.000.000.000 97.824.084.900

Meurah Dua 5.540.357.850 11.270.920.400 18.407.847.500 17.065.412.400 9.621.257.200 22.000.000.000 83.905.795.350

Jangka Buya 11.376.511.650 23.143.587.600 37.798.477.500 35.041.935.600 19.756.186.800 15.400.000.000 142.516.699.150

Ulim 20.592.715.800 41.892.395.200 68.419.330.000 63.429.691.200 35.760.833.600 11.000.000.000 241.094.965.800

Tringgadeng 16.123.205.760 32.799.933.440 53.569.376.000 49.662.704.640 27.999.185.920 11.000.000.000 191.154.405.760

Panteraja 6.139.261.560 12.489.288.640 20.397.706.000 18.910.155.840 10.661.299.520 11.000.000.000 79.597.711.560

Bandar Baru 70.599.513.810 143.622.762.640 234.566.993.500 217.460.649.840 122.601.481.520 22.000.000.000 810.851.401.310

Bandar Dua 2.640.000.000 2.640.000.000

Total 138.142.026.330 281.026.573.520 458.977.095.500 425.505.123.120 239.894.245.360 106.040.000.000 1.649.585.063.830

Estimasi pendapatan pembudidaya ikan atau udang di Kabupaten Pidie

Jaya berkisar Rp.846 milyar dengan asumsi bahwa seluruh tambak air payau di

kelola sesuai dengan rencana pengembangan komoditas unggul yaitu pembesaran

dalam tambak 5.000m2, padat tebar udang windu 10-20 ekor/m2, udang vannamei

50 ekor/m2, ikan kakap dan kerapu 5 ekor/m2, sintasan kehidupan 80% dan

penggunaan pakan yang effisien. Dengan jumlah pembudidaya 2.158 orang maka

diprediksi pendapatan pembudidaya ikan atau udang rata-rata memperoleh Rp.

130.779.271.-/tahun atau Rp. 10.898.272,-/bulan (Tabel 53).

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |73

Tabel 53. Estimasi Pendapatan Perikanan Budidaya di Kabupaten Pidie Jaya

Kecamatan Estimasi Pendapatan (Rp) Total

Udang windu Udang Windu Vannamei Kakap Kerapu Nila

Semi Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif Intensif

Meuredue 6.432.890.100 9.442.714.400 16.266.635.000 9.732.626.400 5.209.999.200 3.999.000.000 47.084.865.100

Meurah Dua 4.586.667.150 6.732.679.600 11.598.152.500 6.939.387.600 3.714.742.800 7.998.000.000 33.571.629.650

Jangka Buya 9.418.213.350 13.824.812.400 23.815.522.500 14.249.264.400 7.627.813.200 5.598.600.000 68.935.625.850

Ulim 17.047.984.200 25.024.404.800 43.108.670.000 25.792.708.800 13.807.166.400 3.999.000.000 124.780.934.200

Tringgadeng 13.347.834.240 19.593.026.560 33.752.224.000 20.194.575.360 10.810.414.080 3.999.000.000 97.698.074.240

Panteraja 5.082.478.440 7.460.471.360 12.851.894.000 7.689.524.160 4.116.300.480 3.999.000.000 37.200.668.440

Bandar Baru 58.446.851.190 85.792.997.360 147.792.606.500 88.427.030.160 47.336.118.480 7.998.000.000 427.795.603.690

Bandar Dua 9.597.600.000 9.597.600.000

Total 114.362.918.670 167.871.106.480 289.185.704.500 173.025.116.880 92.622.554.640 37.590.600.000 846.665.001.170

3.7. Pengembangan Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia berperan besar dalam keberhasilan produksi

sehingga perlu adanya peningkatan kapasitas pengetahuan pembudidaya ikan.

Pelatihan-pelatihan bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta sikap

pembudidaya dalam mengelola usahanya, terutama kegiatan pengelolaan input

produksi budidaya perikanan. Pada pelatihan teknis pemijahan, pembudidaya ikan

mendapatkan pengetahuan tentang teknis pemijahan udang atau ikan sehingga

pelaku di komponen ini bisa bertambah jumlahnya bila teknis pemijahan dikuasai

oleh pembudidaya ikan. Pada teknis pembesaran, pelatihan harus difokuskan pada

3 parameter keberhasilan proses pembesaran yaitu manajemen kualitas air,

manajemen pakan dan manajemen penyakit.

Pembudidaya harus diajarkan tentang pengetahun dasar parameter fisika

dan kimia air serta perlakuan untuk meningkatkan kesuburan perairan. Pelatihan

manajemen pakan berkenaan dengan kuantitas pakan yang diberikan per hari serta

teknis efisiensi pemberian pakan. Manajemen pakan sangat berguna bagi

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |74

pembudidaya ikan karena besarnya biaya pakan dalam usaha produksi dan

pembudidaya ikan mempunyai pengetahuan tentang teknis efisiensi ketika skala

usahanya beralih ke semi intensif atau intensif. Pelatihan penyakit harus diadakan

minimal tiap tahun sehingga pembudidaya ikan mengetahui trend infestasi

penyakit pada ikan budidaya.

Selain permasalahan teknis budidaya, pembudidaya ikan juga mengalami

kendala dalam pengelolaan keuangan yaitu belum mampu mengelola penghasilan

yang didapatkan secara efisiesn dan efektif. Hal ini disebabkan terbatasnya

pengetahun nelayan dalam hal pengelola keuangan dan tidak adanya kemampuan

dalam menyusun anggaran keuangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan

hidupnya selama setahun. Pelatihan manajemen sangat penting sehingga

pembudidaya ikan bisa meningkatkan wawasan pengetahuan tentang manajemen

keuangan. Pelatihan ini juga bisa meningkatlam ketrampilan untuk mengatur

pendapatan dan pengeluaran rumah tangga dalam rangka pembiayaan kebutuhan

pokok. Selain pelatihan ini juga bisa meningkatkan ketrampilan dalam

penyusunan anggaran keuangan usaha dan anggaran rumah tangga. Pelatihan ini

dituntun oleh instruktur oleh tutor berpengalaman dan menggunana teknik dan

metode yang sesuai dengan kebutuhan dan pengetahun pembudidaya ikan (Tabel

54).

Tabel 54. Jenis pelatihan perikanan budidaya untuk peningkatan sumberdaya

manusia di kawasan perikanan Budidaya No Jenis Pelatihan Materi Pelatihan Keterangan

1. Teknis Pemeliharaan 1. Teknik Pemijahan

2. Teknik pembesaran

a. Manajemen

kualitas air

b. Manajemen Pakan

c. Manajemen

1. Meningkat pengetahuan

teknis tentang pemijahan ikan

2. Meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan, serta sikap

pembudidaya dalam mengelola

usahanya, terutama kegiatan

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |75

Penyakit

3. Teknik Paska Panen

pengelolaan input produksi

budidaya perikanan

3. Memberikan pemahaman

akan pentingnya melakukan

produksi yang ramah

lingkungan serta sesuai kaidah

cara budidaya ikan yang baik

2. Manajemen Keuangan 1. Konsep Majemen

Keuangan

2. Pengelolaan cash

flow

1. Meningkatkan wawasan

pengetahuan tentang

manajemen keuangan.

2. Meningkatkan ketrampilan

untuk mengatur pendapatan

dan pengeluaran rumah tangga

dalam rangka pembiayaan

kebutuhan pokok.

3. Meningkatkan ketrampilan

dalam penyusunan anggaran

keuangan usaha dan anggaran

rumah tangga.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |76

BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan hasil kajian pengembangan komoditas unggulan perikanan

budidaya di Kabupaten Pidie Jaya dapat diambil beberapa kesimpulan penting,

diantaranya:

1. Luas area untuk budidaya ikan dan udang 2.128,06 ha sedangkan produksi

perikanan budidaya sebesar 952 ton. Produksi ikan Bandeng masih

merupakan komoditas andalan di sektor perikanan budidaya air payau

dengan total produksi pada tahun 2013 sebesar 507,78 ton, kemudian

udang windu dengan total produksi sebesar 161,67 ton. Jumlah

pembudidaya ikan air payau sebanyak 2.158 orang, 95% menjalankan

usahanya dengan semi intensif sedangkan 5% dengan sistem intensif.

2. Pengembangan wilayah berbasis komoditas mempertimbangkan kelayakan

kawasan untuk pengembangan komoditas unggulan. Pengembangan

kawasan perikanan budidaya menitik beratkan pada komoditas lokal tapi

bernilai ekspor tinggi dengan pola pembesaran yang ramah lingkungan

serta berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan teknis, ekonomi dan

lingkungan di rencanakan 30% dari tiap kecamatan di fokuskan untuk

kegiatan pembesaran udang windu pola semi intensif, 20% untuk

pembesaran udang windu pola intensif, 20% pembesaran udang vannamei

pola intensif, 20% pembesaran kakap putih dan 10% pembesaran kerapu

intensif, sedangkan budidaya air tawar di lakukan sesuai dengan

ketersediaan lahan potensi di tiap kecamatan.

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |77

3. Komoditas yang sudah umum di Kabupaten Pidie Jaya adalah bandeng,

udang windu, udang vannamei,mujair, kepiting dan ikan nila. Komoditas

unggulan yang akan dikembangkan adalah komoditas yang berorientasi

ekspor karena permintaan pasar dan harga yang tinggi menghasilkan arus

kas yang positif. Beberapa komoditas unggulan perikanan budidaya di

Kabupaten Pidie Jaya adalah udang windu, udang vannamei, ikan

kakap, ikan kerapu, dan ikan nila.

4. Analisis indikator keuangan budidaya udang windu, vannamei, kakap,

kerapu dan nila menunjukkan usaha budidaya komoditas unggulan

menghasilkan arus kas kumulatif dan NPV positif, nilai IRR diatas 100%,

rasio keuntungan terhadap biaya produksi diatas 30% serta periode

pengembalian biaya investasi < 1 tahun, sehingga menunjukkan kelayakan

usaha budidaya komoditas unggulan tersebut. Budidaya komoditas ini

udang vannamei masih menunjukkan prospek yang positif selama harga

yang ditawarkan oleh pasar masih tinggi. Ikan kerapu dan kakap memiliki

prospek yang positif karena masih banyaknya permintaan ikan berkualitas

tinggi di pasar internasional.

5. Analisa kebutuhan benih udang dan ikan berdasarkan persentase

pemanfaatan lahan untuk budidaya diperlukan 1,02 milyar benih,

kebutuhan pakan sebesar 53.050,02 ton dengan produksi 28.348,66 ton,

yaitu produksi udang windu sebesar 7.793,36 ton, udang vannamei

8.229,79 ton, kakap 6.650,34 ton, kerapu 3.325,17 ton dan Nila 2.350 ton.

Estimasi biaya investasi untuk kegiatan perikanan budidaya air payau

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e |78

berkisar Rp. 419 milyar sedangkan budidaya air tawar Rp. 11 milyar,

estimasi biaya operasional untuk kegiatan perikanan budidaya air payau

berkisar Rp. 1,64 trilyun dan estimasi pendapatan pembudidaya ikan atau

udang di Kabupaten Pidie Jaya berkisar Rp.846 milyar. Dengan jumlah

pembudidaya 2.158 orang maka diprediksi pendapatan pembudidaya ikan

atau udang rata-rata memperoleh Rp. 130.779.271,-/tahun atau

Rp. 10.898.272,-/bulan.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e | 79

DAFTAR PUSTAKA

Agus, M. 2008. Analisis Carrying Capacity Tambak pada Sentra Budidaya Kepiting

Bakau (Scilla sp) di Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah. TESIS. Universitas

Diponegoro.Semarang.

Ambardi, U.M. 2002, Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah, Kajian Konsep dan

Pengembangan pasar Pengkajian Kebijkan Teknologi Pengembangan Wilayah,

Jakarta

Bachrein S. 2003. Penetapan Komoidtas Unggulan Propinis. BP2TP Working Paper.

Bogor. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Badan Litbang Pertanian 2003. Panduan Umum: Pelaksanaan Pengkajian dan Program

Informasi, Komunikasi dan Desiminasi BPTP. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Depertemen Pertanian, Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie Jaya. 2013. Pidie Jaya dalam Angka 2013. BPS.

Pidie Jaya. Meureudu.

Boyd, C. E., 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama Agricultural

Experiment Station, Auburn University, Alabama. 482 p.

BPS Aceh 2011. Rata-rata konsumsi ikan sehari (gram) menurut kelompok makanan.

Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, Banda Aceh.

Budiharsono, S. 2001. Teknis Analisis Pembangunan Kawasan Pesisir dan Lautan. Jakarta

: PT. Pradnya Paramita.

Canadian Council of Ministers of the Environment (CCME). 2001. Canadian water quality

guidelines for the protection of aquatic life: CCME Water Quality Index 1.0,

Technical Report, Canadian Council of Ministers of the Environment Winnipeg,

MB, Canada.

Departemen Kelautan dan Perikanan (Direktorat Jenderal kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil), 2006. Satuan Kerja Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (MCRMP).

Laporan Akhir Identification of Pelagic And Demersal Fisheris Resources PAKET

MRC-AC2. PT. Waindo Spec Terra. Jakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan (Direktorat Jenderal kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil). 2006. Laporan Akhir MCRMP-E Survey Pesisir dan Perairan Dangkal Aceh

dan Draf Zonasi. PT. Exsa International, PT. Multi Tekniktama Prakarsa. Jakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan (Direktorat Jenderal kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil), 2006. Satuan Kerja Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (MCRMP).

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e | 80

Laporan Akhir Perencanaan Tata Ruang untuk Kawasan Permukiman di Kabupaten

Aceh Barat, Kabupaten Aceh Jaya, dan Kabupaten Nagan Raya Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam (Paket MCR-AC1). PT. Sumaplan Adicipta Persada. Bandung.

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2010. Rencana Pengembangan

Kawasan Minapolitan Kabupaten Bogor.

DKP. 2012. Kelautan dan Perikanan dalam Angka Tahun 2011. Kementrian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia, Jakarta.

Douglas, M. 1986. , Regional Networks Development, UNHCS-Bappenas.

Hamdani dan Irwansyah. 2012. Wind Power Generator for Small Scale Fish Processing

Unit at Coastal Area in Aceh, Indonesia. Proc. Annual International Conference

Syiah Kuala University, Banda Aceh 22-24 November 2012. Hal 212-217.

Hendayana, R. 2003. Aplikasi Metode Location Quetient (LQ) dalam Penentuan

Komoditas Unggulan Nasional. Informatika Pertanian 12 ( I ) : 658-675.

Kemalawaty, M. 1999. Analisis konsumsi pangan sumber protein hewani Provinsi

Istimewa Aceh. Tesis, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Pedoman Umum Minapolitan. Jakarta.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Pedoman Umum Minapolitan. Jakarta.

Lincolyn, A. 1999. Pengantar Perencanaan Dan Pembangunan EkonomiDaerah,Edisi

Pertama, BPFE – UGM, Yogyakarta.

Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau. 2004. Kumpulan Materi. Pelatihan

Riyadi dan Bratakusumah, Deddy Supriady, (2005), Perencanaan Pembangunan Daerah :

Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Identification and Investigation of ASS – October 2004. Acid Sulfate Soils Guideline

Series. Department of Environment western Australia.

Pamungkas, C.B. 2010. Profil Wirausahawan di Bidang Agribisnis. Skripsi. Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Supratno, T.K.P. 2006. Evaluasi Lahan Tambak Wilayah Pesisir Jepara Untuk Pemanfaatan

Budidaya Ikan Kerapu. Tesis. Fakultas Perikanan Universitas Diponegoro.

Semarang.

Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e | 81

Meade, J.W., 1989. Aquaculture Management. An Avi Book, Van Nostrand Reinhold,

175 p.

Effendi, H . 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan

Perairan. Kanisius. Jogjakarta

Boyd, C. E., 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama Agricultural

Experiment Station, Auburn University, Alabama. 482 p.

Hardjowigeno,S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. CV. Akademika

Pressindo.Jakarta.

Tianren, Y. 1985. Physical Chemistry of Paddy Soils. Science Press. Beijing and

Springer-Verlag, Berlin.

Suyanto, S.R, dan A.Mujiman. 2003. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya.

Perikanan Budidaya. BPAP, Jepara. Petugas Teknis Inbudkan Tgl 24-30 Mei 2004, Jepara.

Direktorat Jendral

Meade, J.W., 1989. Aquaculture Management. An Avi Book, Van Nostrand Reinhold, 175

p.

Meirina, B. 2005. Gaya Hidup Komunitas Nelayan: Studi deskriptif pada komunitas

nelayan perahu payang di desa Puger Wetan kecamatan Puger Kabupaten Jember.

Skripsi: FISIP, Universitas Jember.

Muchlisin, Z.A., N. Fadli, A.M. Nasution, R. Astuti, Marzuki, D. Musni. 2012a. Analisis

subsidi bahan bakar minyak (BBM) solar bagi nelayan di Kabupaten Aceh Besar,

Provinsi Aceh. Depik, 1(2): 107-113

Muchlisin, Z.A., M. Nazir dan M. Musman. 2012b. Pemetaan potensi daerah untuk

pengembangan kawasan minapolitan di beberapa kawasan dalam Provinsi Aceh.

Depik 1(1): 68-77.

Porter, M.E. 1992. Keunggulan Bersaing: Menciptakan danMempertahankanKinerja

Unggul. (Terjemahan). Erlangga. Jakarta.

Prasetyo, S. 2001. Teori Pertumbuhan Berbasis Ekonomi (eksport) Posisi

danSumbangannya bagi Perbendaharaan Alat-alat Analisis Regional.

JurnalEkonomi dan Bisnis Indonesia.Vol.16 No.1.

Rahardjo M.F., M. Imron, G. Yulianto dan A. Arifin. 1999. Studi Komoditas Unggulan

Perikanan Laut di Jawa Barat. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.

Rahmat, A. 2011. Minapolitan Sebagai Strategi Pembangunan Daerah. Laporan Penelitian,

Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e | 82

Rangkuti, F., 1990. Analisis SWOT TeknikMembedah Kasus Bisnis. ReorientasiKonsep

Perencanaan Strategis untukMenghadapi Abad 21. PT. GramediaPustaka

Utama.Jakarta.

Riyadi, B. dan D. Supriady. 2005., Perencanaan Pembangunan Daerah : Strategi Menggali

Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Umar, H. 2001. Strategic Management in Action. Penerbit: PT. Gramedia Jakarta: Pustaka

Utama.

Yusuf, Q. 2003. Empowerment of Panglima Laot in Aceh. International workshopon

Marine Science and Resource. Banda Aceh, 11-13 March, 2003.

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e | 83

Lampiran 1. Foto Kegiatan Lapangan

Persiapan alat dan bahan Pengukuran suhu dan DO

Pengukuran pH tanah pengukuran pH air

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e | 84

Pengukuran salinitas Pengukuran kecerahan

Penyaringan plankton Pengambilan sampel tanah

Pengambilan sampel air Tagging lokasi

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e | 85

Tambak tradisional Tambak intensif

Balai benih multy species fish Lahan tambak terlantar

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Lap. Studi Penetapan...Namun demikian, potensi kelautan dan perikanan tersebut masih belum ... pembangunan perikanan dan kelautan di Aceh diperlukan

P a g e | 86

Diskusi dengan pemilik tambak Obat berak putih udang vanamei.