Upload
hoangdieu
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit merupakan penyebab gangguan kesehatan pada tubuh manusia
dan semua itu tidaklah asing lagi bagi masyarakat, ini semua merupakan kendala
yang sering dihadapi oleh masyarakat. Semua manusia sudah tahu kalau tubuhnya
mengalami gangguan kesehatannya, tetapi sebagian besar masyarakat tidak tahu
penyakit apa yang sedang menyerang tubuhnya serta bagaimana cara
mengobatinya. Sehingga untuk mengetahui penyakit yang sedang menyerang
tubuh manusia dibutuhkan seorang ahli yang memahami masalah kesehatan
(dokter, bidan, atau perawat).
Berdasarkan kemajuan dalam bidang komputer dan informatika, kerumitan
dan kesulitan dapat ditanggulangi dengan menyediakan suatu perangkat lunak
(sistem pakar). Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar computer dapat
menyelesaikan masalah seperti layaknya para pakar (expert). Sistem pakar yang
baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan
meniru kerja dari para pakar/ahli.
Dengan pengembangan sistem pakar, diharapkan bahwa orang awampun
dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat
diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan
membantu aktifitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.
Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan
lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar.
Proses ini membutuhkan 4 aktifitas, yaitu: tambahan pengetahuan, representasi
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 2
pengetahuan, inferensi pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke pengguna.
Pengetahuan yang disimpan ke komputer disebut sebagai basis pengetahuan.
Sistem pakar dikembangkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam
bidang medis. Saat ini kebutuhan manusia akan pelayanan medis yang lebih baik
sangat mendesak, yang berarti dukungan instrumentasi dan informatika medis
modern (telemedis) menjadi sangat dibutuhkan termasuk metode untuk membantu
analisisnya sehingga dihasilkan diagnosis yang lebih optimal.
Penelitian tentang pembuatan sistem pakar diagnosa penyakit THT
menggunakan PHP dan My SQL. ini, sangatlah berguna untuk menghilangkan
ketergantungan masyarakat terhadap para medis, memberikan informasi tentang
diagnose penyakit THT, alternative pengobatannya dan bias melihat rekam medis
yang dengan mudah bisa dipahami oleh masyarakat, dengan demikian program ini
akan memberikan pembelajaran kepada masyarakat akan pentingnya teknologi
informasi yang bias dimanfaatkan sebagai penyedia informasi tentang berbagai
macam penyakit dan solusi pengobatan.
Sistem pakar ini tidak berarti menggantikan kedudukan dokter, tetapi
hanya membantu dalam mengkonfirmasikan keputusannya dan mempermudah
dalam pengambilan keputusan, karena mungkin bisa terdapat banyak alternatif
yang harus dipilih secara tepat.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka perumusan masalah dapat
dirumuskan yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat sistem pakar untuk diagnosa penyakit THT.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 3
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang ada maka batasan masalah dalam sistem
ini adalah:
1. Pembuatan sistem pakar ini berdasarkan gejala-gejala yang umum dan
klinis yang sering dialami oleh seseorang dan tidak berdasarkan hasil tes
laboraturium.
2. Sistem ini hanya membahas penyakit THT, diantaranya contract ulcers,
abses parafaringeal, abses peritonsiler (penimbunan nanah disekitar
amandel), barotitis media, deviasi septum (pergeseran dinding hidung),
faringitis (radang tenggorokkan), kanker laring, kanker leher dan kepala,
kanker leher metastatic.
3. Aplikasi yang dibuat merupakan aplikasi berbasis web.
1.4. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan sistem pakar ini adalah:
1. Membuat perangkat lunak yang dapat mengidentifikasi penyakit THT
pada manusia menggunakan rekayasa sistem pakar.
1.5. Metode
Metodologi yang digunakan pada project yaitu ; Studi Literatur dan SDLC
(System Development Life Cycle) yang meliputi tahap Analysis, Design,
Implementation, Testing dan Maintenance, (Pressman, 2002).
Studi Literatur
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan informasi dan literatur yang
diperlukan untuk pembuatan sistem. Adapun informasi dan literatur yang
dipergunakan diantaranya mengenai diagnosis penyakit, sistem pakar, forward
chaining.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kecerdasan Buatan
Kecerdasan Buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau AI)
didefinisikan sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan.
Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan
dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan
seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang
menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer
(games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.
Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi
untuk Informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan
persamaan, menyelesaikan persamaan integral, membuat permainan catur atau
Backgammon. Di sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit
kecerdasan, sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam Informatika.
Seperti contoh: Pengenalan Obyek/Muka, bermain sepak bola.
Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang
yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku,
pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin.
Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin untuk
mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk
contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk
menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan,
suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang
memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah kehidupan yang nyata.
Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang ekonomi, obat-obatan,
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 5
teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat
lunak komputer rumah dan video game.
'Kecerdasan buatan' ini bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem
kecerdasan, tapi juga mengkonstruksinya. Tidak ada definisi yang memuaskan
untuk 'kecerdasan':
1. Kecerdasan: kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan
menggunakannya, atau
2. Kecerdasan yaitu apa yang diukur oleh sebuah 'Test Kecerdasan'
Faham Pemikiran
Secara garis besar, AI terbagi ke dalam dua faham pemikiran yaitu AI
Konvensional dan Kecerdasan Komputasional (CI, Computational Intelligence).
AI konvensional kebanyakan melibatkan metoda-metoda yang sekarang
diklasifiksikan sebagai pembelajaran mesin, yang ditandai dengan formalisme dan
analisis statistik. Dikenal juga sebagai AI simbolis, AI logis, AI murni dan AI cara
lama (GOFAI, Good Old Fashioned Artificial Intelligence). Metoda-metodanya
meliputi:
Sistem pakar: menerapkan kapabilitas pertimbangan untuk mencapai
kesimpulan. Sebuah sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi
yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada
informasi-informasi tersebut.
Petimbangan berdasar kasus
Jaringan Bayesian
AI berdasar tingkah laku: metoda modular pada pembentukan sistem AI
secara manual
Kecerdasan komputasional melibatkan pengembangan atau pembelajaran
interaktif (misalnya penalaan parameter seperti dalam sistem koneksionis).
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 6
Pembelajaran ini berdasarkan pada data empiris dan diasosiasikan dengan AI non-
simbolis, AI yang tak teratur dan perhitungan lunak. Metoda-metoda pokoknya
meliputi:
Jaringan Syaraf: sistem dengan kemampuan pengenalan pola yang sangat
kuat.
Sistem Fuzzy: teknik-teknik untuk pertimbangan di bawah ketidakpastian,
telah digunakan secara meluas dalam industri modern dan sistem kendali
produk konsumen.
Komputasi Evolusioner: menerapkan konsep-konsep yang terinspirasi secara
biologis seperti populasi, mutasi dan “survival of the fittest” untuk
menghasilkan pemecahan masalah yang lebih baik.
Metoda-metoda ini terutama dibagi menjadi algoritma evolusioner (misalnya
algoritma genetik) dan kecerdasan berkelompok (misalnya algoritma semut).
Dengan sistem cerdas hibrid, percobaan-percobaan dibuat untuk
menggabungkan kedua kelompok ini. Aturan inferensi pakar dapat
dibangkitkan melalui jaringan syaraf atau aturan produksi dari pembelajaran
statistik seperti dalam ACT-R. Sebuah pendekatan baru yang menjanjikan
disebutkan bahwa penguatan kecerdasan mencoba untuk mencapai kecerdasan
buatan dalam proses pengembangan evolusioner sebagai efek samping dari
penguatan kecerdasan manusia melalui teknologi.
2.2. System Pakar
2.2.1. Pengertian Sistem Pakar
Secara umum, sistem pakar (Expert system) adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Kusumadewi,
2003). Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu
permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar
ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang
sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli,
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 7
sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat
berpengalaman.
Menurut Turban (1995) konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian
(expertise), pakar (expert), pengalihan keahlian (transfering expertise), inferensi
(inferencing), aturan (rules) dan kemampuan menjelaskan (explanation
capability).
Keahlian (expertise) adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di
bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.
Pengetahuan tersebut memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil keputusan
lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang yang bukan ahli.
Pakar (Expert) adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu
tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain),
menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika
dibutuhkan, dan menentukan relevan tidaknya keahlian mereka.
Pengalihan keahlian (transfering expertise) dari para ahli ke komputer
untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, hal inilah yang
merupakan tujuan utama dari system pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas
yaitu :
a. Tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya)
b. Representasi pengetahuan (ke komputer)
c. Inferensi pengetahuan
d. dan pengalihan pengetahuan ke user.
Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut dengan nama basis
pengetahuan. Ada dua tipe pengetahuan, yaitu fakta dan prosedur (biasanya
berupa aturan). Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah
kemampuan untuk menalar, Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis
pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu mengakses basisdata, maka
computer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 8
dikemas dalam bentuk motor inferensi (inference engine). Sebagian besar sistem
pakar komersial dibuat dalam bentuk rule based systems, yang mana pengetahuan
disimpan dalam bentuk aturan-aturan.
Aturan tersebut biasanya berbentuk IF-THEN. Fitur lainnya dari sistem
pakar adalah kemampuan untuk memberikan nasehat atau merekomendasi.
Kemampuan inilah yang membedakan sistem pakar dengan system konvensional.
2.2.2. Struktur Sistem Pakar
Komponen utama pada struktur sistem pakar (Hu et al, 1987) meliputi:
1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa
representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan
kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah
adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah
diketahui. Menurut Gondran (1986) dalam Utami (2002), basis pengetahuan
merupakan representasi dari seorang pakar, yang kemudian dapat dimasukkan
kedalam bahasa pemrograman khusus untuk kecerdasan buatan (misalnya
PROLOG atau LISP) atau shell sistem pakar (misalnya EXSYS, PC-PLUS,
CRYSTAL, dsb.)
2. Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi
berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan
pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses
untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan
dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam
prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi
pengendalian.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 9
Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning)
dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan
dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan
tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.
Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan
prose penalaran. Terdapat tiga tehnik pengendalian yang sering digunakan, yaitu
forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua tehnik
pengendalian tersebut.
Mesin inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme fungsi
berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar
(Turban, 1995). Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah tertentu dan
selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan terbaik.
Ada dua teknik yang dapat dikerjakan dalam melakukan inferensi, yaitu :
a. Forward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF
dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk
menguji kebenaran hipotesis.
b. Backward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan
(THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu,
dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada
dalam basis pengetahuan.
Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam
penelusuran, yaitu Depth-first search, Breadth-first search dan Best-first search.
Breadth-first search, Pencarian dimulai dari simpul akar terus ke level 1
dari kiri ke kanan dalam 1 level sebelum berpindah ke level berikutnya.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 10
Depth-first search, Pencarian dimulai dari simpul akar ke level yang lebih
tinggi. Proses ini dilakukan terus hingga solusinya ditemukan atau jika
menemui jalan buntu.
Best-first search, bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode
sebelumnya.
3. Basis Data (Database)
Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana fakta-fakta
tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem.
Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai
beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan
kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data
hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.
4. Antarmuka Pemakai (User Interface)
Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai dengan
sistem. Hubungan antar komponen penyusun struktur sistem pakar dapat dilihat
pada Gambar di bawah ini :
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 11
2.2.3. Keuntungan Sistem Pakar
Ada banyak keuntungan bila menggunakan system pakar, diantaranya adalah :
a. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.
b. Meningkatkan output dan produktivitas.
c. Menyimpan kemampuan dan keahlian seorang pakar.
d. Meningkatkan penyelesaian masalah yang khusus.
e. Meningkatkan reliabilitas.
f. Memberikan respons (jawaban) yang cepat.
g. Merupakan panduan yang cerdas.
h. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung
ketidakpastian.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 12
i. Sebagai basis data cerdas, bahwa system pakar dapat digunakan untuk
mengakses basis data dengan cara cerdas.
2.2.4. Orang-Orang yang Terlibat Dalam System Pakar
Menurut Turban (1995), terdapat tiga orang yang terlibat dalam lingkungan sistem
pakar, yaitu:
Pakar : Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat,
pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya
tersebut guna menyelesaikan masalah.
Perekayasa Sistem ( Knowledge engineer ) : Perekayasa sistem adalah orang yang
membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan menginterpretasikan
dan mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan,
menggambarkan analogi, mengajukan counter example dan menerangkan
kesulitan-kesulitan konseptual.
Pemakai : Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu pemakai bukan pakar,
pelajar, pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah basis
pengetahuan, dan pakar.
2.3. Penyakit THT (Otolaryngology)
Dalam laporan ini hanya membehas mengenai penyakit THT yang terdapat
dalam system.
1. Contact Ulcers
Definisi
Contact Ulcers adalah luka/koreng yang terasa nyeri pada selaput lendir
yang membungkus kartilago (tulang rawan) tempat melekatnya pita suara.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 13
Penyebab
Contact ulcers biasanya disebakan oleh penyalahgunaan suara (berbicara
sekuat tenaga). Luka ini sering ditemukan pada penceramah (pendeta, mubalig),
sales representative dan pengacara.
Contact ulcers juga bisa disebabkan oleh:
1. rokok
2. batuk menahun
3. aliran balik asam dari lambung (refluks asam lambung).
Gejala
Gejalanya berupa nyeri ringan ketika penderita berbicara atau menelan dan
suara serak.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya. Untuk memastikan bahwa
bukan merupakan keganasan, dilakukan pengambilan jaringan untuk diperiksa
secara mikroskopis.
Pengobatan
Penderita diharuskan istirahat berbicara atau berbicara seperlunya,
minimal selama 6 minggu. Untuk menghindari kekambuhan, penderita harus
mengetahui batas-batas suaranya dan belajar menyesuaikan suaranya. Bisa
dilakukan terapi suara. Jika hasil rontgen menunjukkan adanya refluks asam
lambung, diberikan antasid atau obat anti-ulkus (misalnya penghambat histamin)
dan penderita tidur dengan posisi kepala lebih tinggi.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 14
2. Abses Parafaringeal
Definisi
Abses Parafaringeal adalah penimbunan nanah di dalam kelenjar getah
bening yang terletak di samping tenggorokan (faring). Abses parafaringeal
biasanya terjadi setelah faringitis atau tonsilitis.
Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri atau virus.
Gejala
Leher bagian depan (di bawah rahang) tampak membengkak. Penderita
mengalami gangguan menelan dan nyeri tenggorokan.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Pengobatan
Pada awalnya diberikan suntikan penicillin, lalu dilanjutkan dengan
penicillin per-oral (melalui mulut).
3. Abses Peritonsiler
Definisi
Abses Peritonsiler adalah penimbunan nanah di daerah sekitar tonsil
(amandel). Abses peritonsiler merupakan komplikasi dari tonsilitis. Abses
peritonsiler bisa menyerang anak-anak yang lebih besar, remaja dan dewasa
muda. Tetapi sejak penggunaan antibiotik untuk mengobati tonsilitis, penyakit ini
sekarang relatif jarang ditemukan.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 15
Penyebab
Penyebabnya biasanya adalah bakteri streptokokus beta hemolitik grup A.
Salah satu atau kedua tonsil terinfeksi, terbentuk nanah dan menyebar dari tonsil
ke jaringan di sekitarnya. Infeksi bisa menyebar ke langit-langit mulut, leher
ataupun dada (termasuk paru-paru).
Gejala
Gejalanya berupa:
nyeri tenggorokan
pembengkakan kelenjar getah bening leher
air liur menetes
sakit kepala
demam
suara serak (kadang-kadang).
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada
pemeriksaan leher dan tenggorokan, tonsil, langit-langit, tenggorokan, leher dan
kulit dada tampak merah dan membengkak. Pembiakan cairan yang berasal dari
abses bisa menunjukkan adanya bakteri.
Pengobatan
Diberikan antibiotik. Untuk mengatasi nyeri bisa diberikan analgetik (obat pereda
nyeri). Nanah biasanya dibuang dengan cara menyedotnya dengan jarum suntik
atau dengan membuat sayatan pada abses.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 16
4. Barotitis Media (Aerotitis, Barotrauma)
Definisi
Barotitis Media (Aerotitis, Barotrauma) adalah gangguan telinga yang
terjadi akibat perubahan tekanan udara di telinga luar dan telinga tengah yang
dipisahkan oleh gendang telinga. Gendang telinga merupakan pemisah antara
saluran telinga dan telinga tengah. Jika tekanan udara di dalam saluran telinga dan
tekanan udara di dalam telinga tengah tidak sama, maka bisa terjadi kerusakan
pada gendang telinga.
Dalam keadaan normal, tuba eustakius (yang merupakan penghubung
antara telinga tengah dan hidung bagian belakang) membantu menjaga agar
tekanan di kedua tempat tersebut tetap sama dengan cara membiarkan udara dari
luar masuk ke telinga tengah atau sebaliknya.
Penyebab
Penyebab terjadinya barotrauma adalah penyumbatan pada tuba eustakius.
Jika tuba eustakius mengalami penyumbatan sebagian maupun penyumbatan total
akibat adanya jaringan parut, infeksi atau alergi, maka udara tidak akan sampai ke
telinga tengah dan terjadilah perbedaan tekanan. Faktor resiko terjadinya
barotrauma adalah:
Perubahan ketinggian : misalnya penerbangan, menyelam atau bepergian
ke daerah pegunungan.
Hidung tersumbat akibat alergi, pilek atau infeksi saluran nafas atas.
Gejala
Penderita akan merasakan nyeri pada salah satu atau kedua telinganya,
yang disertai dengan hilangnya pendengaran yang sifatnya ringan. Penderita juga
merasakan telinganya penuh dan pusing. Jika keadaannya berat atau berlangsung
lama maka ketulian bisa bertambah berat, penderita merasakan adanya tekanan di
dalam telinganya dan mungkin akan terjadi perdarahan hidung.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 17
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pada pemeriksaan
telinga dengan otoskop akan tampak penggembungan ringan atau retraksi (tarikan
ke dalam) pada gendang telinga.
Pengobatan
Jika selama mengikuti penerbangan perubahan tekanan yang terjadi secara
tiba-tiba menyebabkan rasa penuh atau nyeri di telinga, maka untuk menyamakan
tekanan di telinga tengah dan mengurangi rasa nyeri bisa diatasi dengan:
Menguap
mengunyah permen karet
mengisap permen
menelan.
Mengunyah atau menelan bisa membantu membuka tuba eustakius
sehingga udara bisa keluar-masuk untuk menyamakan tekanan dengan udara luar.
Penderita infeksi atau alergi hidung dan tenggorokan bisa mengalami rasa nyeri
ketika bepergian dengan pesawat terbang atau menyelam. Untuk meringankan
penyumbatan dan membantu membuka tuba eustakius bisa diberikan dekongestan,
misalnya penilefrin dalam bentuk tetes hidung atau obat semprot.
Pencegahan
Gunakan dekongestan atau antihistamin sebelum mengalami perubahan
ketinggian. Selama menderita infeksi saluran nafas atas atau selama serangan
alergi sebaiknya tidak mengikuti penerbangan, menyelam atau bepergian ke
daerah dengan ketinggian yang berbeda.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 18
5. Deviasi Septum
Definisi
Septum adalah pembatas lubang hidung kiri dan kanan, merupakan
kerangka penunjang yang dilapisi oleh selaput lendir dan sebagian besar terdiri
dari tulang rawan (kartilago). Idealnya, septum hidung terletak pada garis tengah
hidung. Diperkirakan 80% dari septum terletak menyimpang dari garis tengah,
dan hal ini seringkali tidak diperhatikan. Deviasi septum terjadi jika septum
bergeser sangat jauh dari garis tengah.
Penyebab
Deviasi septum biasanya terjadi akibat cacat bawaan atau cedera.
Gejala
Deviasi septum bisa menyebabkan satu atau beberapa gejala berikut:
Penyumbatan pada salah satu atau kedua lubang hidung
Perdarahan hidung berulang
Infeksi sinus berulang
Nyeri wajah, sakit kepala, post nasal drip
Mendengkur ketika tidur (pada bayi dan anak-anak).
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pengobatan
Jika deviasi septum menyebabkan perdarahan hidung atau infeksi sinus
berulang, dianjurkan untuk menjalani pembedahan septoplasti.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 19
6. Faringitis
Definisi
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).
Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan
disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus,
mononukleosis atau HIV. Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah
streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae
atau Chlamydia pneumoniae.
Gejala
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri
tenggorokan dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring mengalami
peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan
atau mengeluarkan nanah.
Gejala lainnya adalah:
demam
pembesaran kelenjar getah bening di leher
peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi
lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
Jenis Faringitis
Faringitis Virus Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan nanah di
tenggorokan.
Sering ditemukan nanah di
tenggorokan.
Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 20
Jumlah sel darah putih normal atau
agak meningkat.
Jumlah sel darah putih meningkat
ringan sampai sedang.
Kelenjar getah bening normal atau
sedikit membesar.
Pembengkakan ringan sampai sedang
pada kelenjar getah bening.
Tes apus tenggorokan memberikan
hasil negative.
Tes apus tenggorokan memberikan
hasil positif untuk strep throat.
Pada biakan di laboratorium tidak
tumbuh bakteri.
Bakteri tumbuh pada biakan di
laboratorium.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika
diduga suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.
Pengobatan
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri
(analgetik), obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat. Aspirin tidak
boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun
karena bisa menyebabkan sindroma Reye.
Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Untuk
mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik), jika
penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita memiliki
alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau antibiotik
lainnya.
7. Kanker Laring
Definisi
Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah
lainnya di tenggorokan.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 21
Penyebab
Kanker laring lebih banyak ditemukan pada pria dan berhubungan dengan rokok
serta pemakaian alkohol.
Gejala
Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak.
Seseorang yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera
memeriksakan diri. Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan
kesulitan menelan. Kadang sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran
kanker ke kelenjar getah bening, muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya
timbul.
Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
nyeri tenggorokan
nyeri leher
penurunan berat badan
batuk
batuk darah
bunyi pernafasan yang abnormal.
Diagnosa
Untuk menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksan laringoskop dan biopsi. CT
scan dan MRI kepala atau leher juga bisa menunjukkan adanya kanker laring.
Pengobatan
Pengobatan tergantung kepada lokasi kanker di dalam laring. Kanker
stadium awal diatasi dengan pembedahan atau terapi penyinaran. Jika menyerang
pita suara, lebih sering dilakukan terapi penyinaran karena bisa mempertahankan
suara yang normal. Kanker stadium lanjut biasanya diatasi dengan pembedahan,
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 22
yang bisa meliputi pengangkatan seluruh bagian laring (laringektomi total atau
parsial), diikuti dengan terapi penyinaran.
Pengangkatan seluruh pita suara menyebabkan penderita tidak memiliki
suara.
Suara yang baru dibuat dengan salah satu dari cara berikut:
Esophageal speech, penderita diajari untuk membawa udara ke dalam
kerongkongan ketika bernafas dan secara perlahan menghembuskannya untuk
menghasilkan suara.
Fistula trakeoesofageal, merupakan katup satu arah yang dimasukkan
diantara trakea dan kerongkongan.
Katup ini mendorong udara ke dalam kerongkongan ketika penderita
bernafas, sehingga menghasilkan suara.
Jika katup mengalami kelainan fungsi, cairan dan makanan bisa secara
tidak sengaja masuk ke dalam trakea.
Elektrolaring adalah suatu alat yang bertindak sebagai sumber suara dan
dipasang di leher.
Suara yang dihasilkan oleh ketiga cara tersebut dirubah menjadi
percakapan dengan menggunakan mulut, hidung, gigi, lidah dan bibir. Suara yang
dihasilkan lebih lemah dibandingkan suara normal.
Pencegahan
Kurangi atau hindari rokok dan alkohol.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 23
8. Kanker Leher dan Kepala
Definisi
Kanker kepala dan leher (diluar kanker otak, mata dan tulang belakang)
rata-rata muncul pada usia 59 tahun. Biasanya kanker kelenjar ludah, kelenjar
tiroid atau sinus menyerang usia di bawah 59 tahun dan kanker mulut,
tenggorokan (faring) atau kotak suara (laring) menyerang usia diatas 59 tahun.
Pada awalnya, kanker kepala dan leher menyebar ke kelenjar getah bening
di dekatnya. Dalam waktu 6 bulan sampai 3 tahun, kanker biasanya tidak
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Metastase (penyebaran kanker ke bagian tubuh
lainnya) biasanya berasal dari tumor yang besar atau tumor yang menetap dan
lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan.
Staging
Staging merupakan suatu metoda untuk menentukan penyebaran kanker
guna membantu jenis pengobatan dan menilai prognosis. Kanker kepala dan leher
ditentukan stadiumnya berdasarkan ukuran dan lokasi tumor, jumlah dan ukuran
metastase ke kelenjar getah bening leher serta adanya metastase ke bagian tubuh
lainnya.
Penyebab
Sekitar 85% penderita merupakan perokok dan peminum alkohol.
Kanker mulut juga bisa terjadi akibat:
kebersihan mulut yang buruk
gigi palsu yang tidak pas
menghirup atau mengunyah tembakau.
Virus Epstein-Barr (penyebab mononukleosis infeksiosa) berperan dalam
terjadinya kanker nasofaring (faring bagian atas). Seseorang yang pernah
menjalani terapi penyinaran dosis rendah untuk jerawat, pertumbuhan rambut
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 24
berlebih, pembesaran kelenjar thymus atau pembesaran tonsil serta adenoid,
memiliki resiko tinggi untuk menderita kanker tiroid dan kelenjar ludah. Pada saat
ini, terapi penyinaran tidak lagi digunakan untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut.
Gejala
Benjolan di leher
Kanker yang berasal dari kepala atau leher biasanya menyebar ke kelenjar
getah bening di leher sebelum menyebar ke bagian tubuh lainnya. Suatu benjolan
di leher yang menetap lebih dari 2 minggu harus segera diperiksakan ke dokter.
Memang tidak semua benjolan merupakan kanker, tetapi 1 atau beberapa benjolan
di leher bisa merupakan pertanda awal dari kanker mulut, tenggorokan laring,
kelenjar tiroid atau sejenis limfoma maupun kanker darah. Benjolan biasanya
tidak menimbulkan nyeri dan terus membesar.
Perubahan suara.
Kebanyakan kanker laring menyebabkan perubahan suara. Suara serak
atau perubahan suara lainnya yang berlangsung lebih dari 2 minggu harus segera
diperiksakan ke dokter. Seorang otolaringologis adalah ahli kepala dan leher yang
bisa menilai pita suara kita.
Suatu pertumbuhan di dalam mulut.
Kebanyakan kanker mulut atau lidah menyebabkan suatu luka terbuka atau
pembengkakan yang tidak sembuh-sembuh. Luka dan pembengkakan tersebut
tidak menimbulkan nyeri, kecuali jika terinfeksi.
Perdarahan biasanya terjadi pada stadium lanjut. Jika luka atau
pembengkakan disertai dengan benjolan di leher, maka kita harus waspada. Untuk
memastikan bahwa itu bukan merupakan suatu keganasan, sebaiknya dilakukan
biopsi (pemeriksaan contoh jaringan secara mikroskopis).
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 25
Perdarahan.
Perdarahan seringkali disebabkan oleh penyakit selain kanker. Tetapi
tumor di dalam hidung, mulut, tenggorokan atau paru-paru bisa menyebabkan
perdarahan. Jika selama beberapa hari atau lebih di dalam ludah atau dahak
terdapat darah, sebaiknya segera perksakan diri ke dokter.
Kesulitan menelan.
Kanker tenggorokan atau kerongkongan (saluran untuk menelan)
menimbulkan kesulitan dalam menelan makanan padat. Kadang menelan
cairanpun sulit. Makanan bisa tersangkut pada daerah tertentu dan masuk ke
dalam lambung atau kembali ke kerongkongan.
Jika kesulitan ini hampir selalu terjadi setiap hendak menelan sesuatu,
sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Untuk mengetahui penyebabnya,
biasanya dilakukan rontgen barium swallow atau esofagoskopi.
Perubahan kulit.
Kanker kepala dan leher yang paling sering ditemukan adalah kanker sel
basal kulit. Jika segera diobati, jarang menimbulkan masalah yang gawat. Kanker
sel basal tumbuh di daerah yang paling sering terkena sinar matahari, seperti dahi,
wajah dan telinga; meskipun bisa juga ditemukan pada kulit di bagian tubuh
lainnya. Kanker sel basal berawal sebagai suatu bercak kecil yang pucat, yang
kemudian membesar secara perlahan, membentuk lekukan di tengahnya dan
akhirnya membentuk suatu ulkus (borok, luka terbuka).
Sebagian kecil dari ulkus mungkin membaik, tetapi sebagian besar tetap
mengalami ulserasi. Beberapa kanker sel basal menunjukkan perubahan warna.
Kanker lainnya adalah kanker sel skuamosa dan melanoma maligna, juga tumbuh
pada kulit di kepala dan leher.
Kebanyakan kanker sel skuamosa tumbuh di bibir bawah dan telinga.
Kanker ini tampak seperti kanker sel basal dan jika diobati secara cepat dan tepat,
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 26
biasanya tidak terlalu berbahaya. Jika terdapat sebuah luka terbuka di bibir, wajah
bagian bawah atau telinga yang tidak sembuh-sembuh, segera periksakan ke
dokter.
Melanoma maligna menyebabkan pewarnaan biru-hitam atau hitam pada
kulit. Setiap tahi lalat yang ukuran dan warnanya berubah atau menyebabkan
perdarahan, harus segera diperiksakan. Bintik berwarna hitam atau biru-hitam di
wajah atau leher, terutama jika bentuk atau ukurannya berubah, harus segera
diperiksakan.
Sakit telinga yang menetap.
Nyeri ketika menelan yang menetap di dalam atau di sekitar telinga, bisa
merupakan pertanda dari infeksi atau tumor di dalam tenggorokan. Ini merupakan
masalah yang serius, terutama jika disertai dengan kesulitan menelan, suara serak
atau benjolan di leher.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan didukung oleh hasil
pemeriksaan berikut:
Nasofaringoskopi
Laringoskopi
Panendoskcopi (termasuk laringoskopi, esofagoskopi dan bronkoskopi).
Biopsi
CT scan, membantu menentukan ukuran tumor, penyebaran tumor ke jaringan
sekitarnya maupun ke kelenjar getah bening leher
MRI scan
Barium swallow merupakan serangkaian rontgen yang diambil setelah
penderita menelan cairan yang mengandung barium sehingga bisa terlihat pada
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 27
hasil rontgen. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai mekanisme menelan dan
bisa menggambarkan keadaan hipofaring.
Rontgen dada dilakukan secara rutin karena merokok bisa menyebabkan
kanker paru, emfisema, kanker laring dan kanker hipofaring. Rontgen dada juga
dilaukan untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru.
Pemeriksaan darah rutin bisa membantu menilai keadaan penderita secara
keseluruhan.
Pengobatan
Pengobatan tergantung kepada stadium kanker. Kanker stadium I,
dimanapun lokasinya pada kepala dan leher, memberikan respon yang hampir
sama terhadap pembedahan dan terapi penyinaran. Biasanya penyinaran tidak
hanya ditujukan kepada kanker, tetapi juga kepada kelenjar getah bening pada
leher kiri dan kanan, karena lebih dari 20% kanker menyebar ke kelenjar getah
bening.
Beberapa tumor, termasuk tumor yang memiliki garis tengah lebih dari 2
cm dan tumor yang telah menyusup ke dalam tulang atau tulang rawan, diangkat
melalui pembedahan. Jika kanker ditemukan atau dicurigai terdapat di dalam
kelenjar getah bening, setelah pembedahan biasanya diikuti dengan terapi
penyinaran. Pada kasus-kasus tertentu, dilakukan terapi penyinaran dengan atau
tanpa kemoterapi; jika kankernya kambuh biasanya dilakukan pembedahan. Untuk
kanker stadium lanjut, prognosis yang lebih baik diperoleh jika dilakukan
pembedahan dan terapi penyinaran.
Kemoterapi membunuh sel-sel kanker pada tempat tumbuhnya kanker,
pada kelenjar getah bening dan di seluruh tubuh. Belum diketahui apakah
kombinasi kemoterapi dengan pembedahan atau terapi penyinaran bisa
memperbaiki angka kesembuhan, yang pasti terapi kombinasi bisa
memperpanjang masa remisi. Jika kankernya terlalu luas untuk diobati dengan
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 28
pembedahan maupun terapi penyinaran, maka untuk membantu mengurangi nyeri
dan ukuran tumor bisa dilakukan kemoterapi.
Pengobatan hampir selalu menyebabkan efek samping. Pembedahan selalu
mempengaruhi proses menelan dan berbicara sehingga penderita perlu menjalani
rehabilitasi. Penyinaran bisa menyebabkan perubahan kulit (misalnya peradangan,
gatal-gatal dan kerontokan rambut), pembentukan jaringan parut, hilangnya indera
perasa dan mulut kering.
Kemoterapi bisa menyebabkan mual dan muntah, kerontokan rambut yang
bersifat sementara dan peradangan pada selaput lambung dan usus
(gastroenteritis). Kemoterapi juga menyebabkan penurunan jumlah sel darah
merah dan sel darah putih dan menyebabkan gangguan sistem kekebalan yang
bersifat sementara.
Prognosis
Tumor yang menonjol ke luar cenderung memberikan respon yang lebih
baik terhadap pengobatan dibandingkan dengan tumor yang tumbuh ke dalam
jaringan di sekitarnya, tumor yang membentuk ulkus/borok maupun tumor yang
keras. Jika telah terjadi metastase, maka peluang bertahan sampai lebih dari 2
tahun adalah buruk. Kanker yang menyebar di sepanjang jalur saraf,
menyebabkan nyeri, kelumpuhan atau mati rasa, biasanya lebih agresif dan sulit
diobati.
65% penderita yang kankernya belum menyebar bertahan hidup sampai 5
tahun; sedangkan jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, hanya
30% penderitanya yang bertahan sampai 5 tahun. Penderita yang berusia lebih
dari 70 tahun memiliki masa remisi (bebas penyakit) yang lebih panjang dan
memiliki angka harapan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan penderita
yang lebih muda.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 29
9. Kanker Leher Metastatic
Definisi
Kanker Leher Metastatik adalah kanker leher yang terjadi sebagai akibat
dari penyebaran kanker di bagian tubuh lainnya.
Gejala
Teraba benjolan di leher.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
CT scan kepala, leher dan dada
Laringoskopi (pemeriksaan laring)
Bronkoskopi (pemeriksaan bronkus)
Esofagoskopi (pemeriksaan kerongkongan)
Biopsi (pengangkatan contoh jaringan untuk diperiksa secara
mikroskopis).
Pengobatan
Jika sel-sel kanker ditemukan di dalam kelenjar getah bening leher yang
membesar dan sumber kankernya tidak dapat ditemukan, maka dilakukan terapi
penyinaran terhadap faring, tonsil, dasar lidah dan kedua sisi leher. Selain itu,
dilakukan pengangkatan kelenjar getah bening dan jaringan lainnya yang terkena.
Kelenjar getah bening leher merupakan tempat penyebaran kanker dari
bagian tubuh lainnya. Kanker bisa berasal dari faring (tenggorokan), laring (kotak
suara), tonsil (amandel), dasar lidah atau paru-paru, prostat, payudara, lambung,
usus besar maupun ginjal.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 30
BAB III
ANALISA DAN DESAIN SISTEM
3.1. Analisis Dan Perancangan
Pada tahap ini dilakukan analisis serta desain yang diperlukan dalam
membuat sistem, diantaranya akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan,
mekanisme inferensi, perancangan basisdata dan perancangan user interface
Akuisisi pengetahuan adalah proses pengumpulan pengetahuan. Pada
tugas besar ini informasi mengenai diagnosis penyakit ini diperoleh dari seorang
pakar yang dilengkapi dengan buku-buku mengenai penyakit dan kesehatan, serta
sumber-sumber lainnya dari internet.
Pengetahuan yang diperoleh meliputi : Gejala-gejala yang diderita, Jenis
penyakit dan cara pengobatannya. Setelah akuisisi pengetahuan diperoleh,
selanjutnya dilakukan representasi pengetahuan yang dikumpulkan. Tujuan
representasi pengetahuan adalah untuk mengembangkan suatu struktur yang akan
membantu pengkodean pengetahuan ke dalam program. Dalam projek ini basis
pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu
berupa IF – THEN. IF Kondisi1 (AND Kondisi2 …) THEN Kesimpulan
Kaidah produksi merupakan statemen dua bagian yang disatukan menjadi
sepenggal kecil pengetahuan. Kaidah bagian pertama IF yang menyatakan premis,
kondisi atau antecedent, dan kaidah bagian kedua THEN yang menyatakan suatu
kesimpulan atau konklusi. Pada contoh berikut diberikan beberapa inputan
antecedent dan memberikan satu kesimpulan berdasarkan premis yang ada untuk
menentukan jenis atau nama penyakit yang diderita pada manusia.
IF Demam
AND Nyeri saat bicara atau menelan
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 31
AND Nyeri tenggorokan
AND Nyeri leher
AND Pembengkakan kelenjar getah bening
THEN penyakit Faringitis
(Demam, Nyeri saat bicara atau menelan, Nyeri tenggorokan, Nyeri leher, dan
Pembengkakan kelenjar getah bening) benar, maka mesin inferensi mengambil
kesimpulan bahwa pasien menderita penyakit Faringitis.
Setelah representasi selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah
menentukan mekanisme inferensi atau sistem pelacakan. Dalam penelitian ini
sistem pelacakan yang dilakukan adalah menggunakan forward chaining dengan
metode penelusuran Depth First Search. Proses pelacakan ini bermula dari simpul
akar dan bergerak ke bawah ke tingkat dalam yang berurutan. Proses ini
berlangsung terus sampai kesimpulan ditemukan.
3.1.1. Penyusunan Basis Pengetahuan
Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit telinga, hidung dan
tenggorokan pada manusia ini membutuhkan pengetahuan dan mesin informasi
untuk mendiagnosa penyakit yang dialami pengguna. Basis pengetahuan ini
berisikan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh sistem. Sedangkan mesin inferensi
digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang dimasukan pengguna sehingga
dapat ditemukan suatu kesimpulan basis pengetahuan yang diperlukan sistem
terdiri dari gejala penyakit, jenis penyakit dan pengobatan. Data yang menjadi
input sistem adalah data gejala yang dapat dari pemeriksaan yang dilakukan oleh
para medis. Data tersebut digunakan oleh sistem untuk menentukan jenis penyakit
yang diderita pasien.
Daftar jenis penyakit THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan) beserta
gejala-gejalanya, yang digunakan untuk membangun sistem pakar yang dijelaskan
pada laporan ini disajikan pada Tabel 2.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 32
Pada tabel ini, terdapat 9 jenis penyakit THT yang diberikan notai P1, P2,
P3, … P9 dengan 21 gejala.
Jenis penyakit P1, P2, P3, … P10 berturut-turut adalah (P1) contract
ulcers, (P2) abses parafaringeal, (P3) abses peritonsiler (penimbunan nanah
disekitar amandel), (P4) barotitis media, (P5) deviasi septum (pergeseran dinding
hidung), (P6) faringitis (radang tenggorokkan), (P7) kanker laring, (P8) kanker
leher dan kepala, (P9) kanker leher metastatic.
Sebagai contoh, penyakit Faringitis (P6) mempunyai gejala: demam, nyeri
saat bicara atau menelan, nyeri tenggorokan, nyeri leher, pembengkakan kelenjar
getah bening.
Beberapa penelitian yang menggunakan sistem pakar telah dilakukan,
antara lain (Mutaqin, 2002) mengimplementasikan sistem pakar dalam dunia
medis : suatu pengembangan sistem diagnosis kesehatan gigi dan mulut. Sistem
ini dapat memberikan informasi tentang hasil diagnosis jenis penyakit gigi dan
mulut berdasarkan gejal-gejala yang diderita oleh pasien yang dimasukkan
sebagai entri data melalui disain dialog yang diberikan ke sistem. (Yuwono, 2007)
membuat sistem pakar untuk diagnosa penyakit ayam menggunakan program
prolog. (Martono, 2008) sistem pakar berbasis web untuk mendiagnosa penyakit
dalam pada manusia dengan terapi herbal sebagai obat, membahas tentang nama
penyakit yang menyerang pada bagian tubuh manusia terutama organ dalam
manusia.
Tabel 1. Table Penyakit
No. Macam Penyakit
P1 Contract ulcers
P2 Abses Parafaringeal
P3 Abses Peritonsiler (Penimbunan Nanah
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 33
Disekitar Amandel)
P4 Barotitis Media
P5 Deviasi Septum (Pergeseran Dinding
Hidung)
P6 Faringitis (Radang Tenggorokkan),
P7 Kanker Laring
P8 Kanker Leher dan Kepala
P9 Kanker Leher Metastatic
Tabel 2. Jenis Penyakit THT dan Gejala-gejalanya
G Gejala
Penyakit
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
1 Demam * * *
2 Sakit kepala * *
3 Nyeri saat
bicara atau
menelan
* * * * *
4 Batuk *
5 Hidung
tersumbat *
6 Nyeri telinga *
7 Nyeri
tenggorokan * * *
8 Ada benjolan
di leher *
9 Nyeri leher *
10 Pembengkakan
kelenjar getah
bening
*
11 Pendarahan
hidung * *
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 34
12 Suara serak *
13 Leher bengkak *
14 Ada yang
tumbuh di
mulut
*
15 Air liur
menetes *
16 Berat badan
turun *
17 Bunyi nafas
abnormal *
18 Infeksi sinus *
19 Nyeri wajah *
20 Perubahan
kulit *
21 Perubahan
suara *
Table 3. Rule Based (Aturan Produksi)
Rule If Then
1 G3, G12 P1
2 G3, G13 P2
3 G1, G2, G7, G15 P3
4 G2, G6 P4
5 G1, G5, G11, G18, G19 P5
6 G1, G3, G7, G10 P6
7 G3, G4, G7, G9 P7
8 G3,G11, G14, G16, G17, G20, G21 P8
9 G8 P9
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 35
3.1.2. Proses Diagnosis Penyakit
Proses diagnostik merupakan perpaduan dari aktifitas intelektual dan
manipulatif. Diagnosis sendiri didefinisikan sebagai suatu proses penting
pemberian nama dan pengklasifikasian penyakit pasien, yang menunjukkan
kemungkinan nasib pasien dan yang mengarahkan pada pengobatan tertentu.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dengan metode hipotesis ini menjadikan penyakit-penyakit begitu mudah
dikenali hanya dengan suatu kesimpulan diagnostik.
Diagnosis dimulai sejak permulaan wawancara medis dan berlangsung
selama melakukan pemeriksaan fisik. Dari diagnosis tersebut akan diperoleh
pertanyaan-pertanyaan yang terarah, perincian pemeriksaan fisik yang dilakukan
untuk menentukan pilihan tes-tes serta pemeriksaan khusus yang akan dikerjakan.
Data yang berhasil dihimpun, akan dipertimbangkan dan diklasifikasikan
berdasarkan keluhan-keluhan dari pasien serta hubungannya terhadap penyakit
tertentu.
Berdasarkan gejala-gejala serta tanda-tanda yang dialami oleh penderita,
maka penegakkan diagnosis akan lebih terpusat pada bagian-bagian tubuh
tertentu. Dengan demikian penyebab dari gejala-gejala dan tanda-tanda tersebut
dapat diketahui dengan mudah dan akhirnya diperoleh kesimpulan awal mengenai
penyakit tertentu.
Tabel 4. Tabel Loncatan Pertanyaan Yang Akan Diajukan Kepada User
id ps_ina bila_benar bila_salah mulia selesai
0 Maaf untuk sementara, Sistem belum
dapat mendeteksi penyakit Anda 0 0 N Y
1 Apakah Anda demam ? 2 2 Y N
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 36
2 Apakah Anda merasakan sakit kepala ? 6 3 N N
3 Apakah Anda merasakan nyeri saat bicara
atau menelan ? 4 5 N N
4 Apakah Anda batuk ? 7 7 N N
5 Apakah hidung anda tersumbat ? 7 6 N N
6 Apakah telinga anda terasa nyeri ? 25 7 N N
7 Apakah tenggorokan anda terasa nyeri? 9 8 N N
8 Apakah di leher anda terdapat benjolan ? 30 9 N N
9 Apakah leher anda terasa nyeri ? 28 10 N N
10 Apakah terjadi pembengkakan kelanjar
getah bening ? 27 11 N N
11 Apakah dihidung anda terjadi pendarahan
? 14 12 N N
12 Apakah suara anda serak ? 22 13 N N
13 Apakah leher anda bengkak ? 23 14 N N
14 Apakah anda merasakan sesuatu tumbuh
di mulut anda ? 16 15 N N
15 Apakah air liur anda selalu menetes ? 24 16 N N
16 Apakah berat badan anda turun ? 17 18 N N
17 Apakah bunyi nafas anda abnormal ? 20 18 N N
18 Apakah anda mereasakan infeksi sinus? 19 19 N N
19 Apakah anda merasakan nyeri di wajah
anda ? 26 20 N N
20 Apakah kulit anda terasa ada perubahan ? 21 0 N N
21 Apakah anda merasa terjadi perubahan
terhadap suara anda ? 29 0 N N
22 Kemungkinan Anda menderita Penyakit
Contract ulcers ? 0 0 N Y
23 Kemungkinan Anda menderita Penyakit
Abses Parafaringeal ? 0 0 N Y
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 37
24 Kemungkinan Anda menderita Penyakit
Abses Peritonsiler. 0 0 N Y
25 Kemungkinan Anda menderita Penyakit
Barotitis Media. 0 0 N Y
26 Kemungkinan Anda menderita Penyakit
Deviasi Septum. 0 0 N Y
27 Kemungkinan Anda menderita Penyakit
Faringitis. 0 0 N Y
28 Kemungkinan Anda menderita Penyakit
Kanker Laring. 0 0 N Y
29 Kemungkinan Anda menderita Penyakit
Kanker Leher dan Kepala. 0 0 N Y
30 Kemungkinan Anda menderita Penyakit
Kanker Leher Metastatic. 0 0 N Y
31 Kemungkinan Anda menderita Penyakit
Kanker Nasofaring. 0 0 N Y
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 38
Mesin Inferensi
G2
G3
G4
G15
P3
G1
G3
G7
P6
G10
G5
G19
G11
G18
P5
G3
G7
G4
G9
P7
G11
G14
G21
G16
G17
G20
P8
G12
P1
G12
G12
G2
G6
P4
G2
G2
P9
3.2. Desain Database Sistem Pakar
Database system pakar tht terdiri dari empat table yaitu: admin, tb_part,
tb_solusi, dan user.
Pada table admin terdiri dari dua field yakni; username dan password.
Table ini digunakan untuk validasi saat masuk di halaman login admin. Berikut
disajikan gambar table admin pada localhost/phpmyadmin.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 39
Gambar 1. Table admin
Table tb_part merupakan table yang digunakan dalam desain systesm user
interface. Terdiri dari empat field, yakni: id, id_part, content, language. Berikut
disajikan gambar table tb_part pada localhost/phpmyadmin.
Gambar 2. Table tb_part
Table tb_solusi merupakan table yang digunakan untuk inputan database
loncatan pertanyaan yang akan diajukan pada user/pasien yang menggunakan
system (field ps_ina) dan database yang akan ditampilkan pada halaman detail
penyakit saat pengguna/pasien telah mengetahui hasil diagnose yang diberikan
oleh system dan mengklik tombol selengkapnya pada user interface system (field
detail_ina). Table ini terdiri atas tujuh field, yakni id, ps_ina, bila_benar,
bila_salah, mulai, selesai, dan detail_ina. Berikut disajikan gambar table tb_solusi
pada localhost/phpmyadmin.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 40
Gambar 3. Table tb_solusi
Table user merupakan table yang digunakan sebagai tempat penyimpanan
database atau merekam data yang pengguna/pasien input saat mengisi form
biodata pada user interface system. Semua data yang diinputkan oleh
pengguna/pasien akan masuk secara otomatis ke dalam table user di
phpMyAdmin. Dan data tersebut juga dapat ditampilkan pada halaman data user
di level admin pada user interface system. Berikut disajikan gambar table user
pada localhost/phpmyadmin.
Gambar 4. Table user
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 41
3.3. Perancangan User Interface
Aplikasi program telah diuji cobakan dengan cara memasukkan beberapa
data atau jawaban berdasarkan pertanyaan sistem yang ada. Sistem dapat
menjalankan fungsinya sebagaimana yang diharapkan. Dengan berbagai variasi
jawaban yang diperlihatkan pada masukan data berupa jawaban pendek “ya” atau
“tidak” ke sistem, ternyata sistem telah dapat bekerja dengan baik. Jika jawaban
pertanyaan yang diberikan ke sistem dengan memasukkan jawaban ya atau tidak
yang disesuaikan dengan kondisi atau gejala yang ada memenuhi syarat terhadap
salah satu jenis penyakit tertentu, maka sistem akan memberikan kesimpulan
tentang jenis penyakit tertentu dan dihalaman lainnya disertai dengan saran cara
pengobatannya. Demikian sebaliknya, jika jawaban tidak memenuhi syarat atas
gejala yang ditanyakan sistem kepada pemakai, maka sistem akan memberikan
kesimpulan, “Maaf untuk sementara, Sistem belum dapat mendeteksi penyakit
Anda”.
Pemakai bisa melakukan konsultasi dengan sistem untuk mengetahui
kondisi berdasarkan keluhan yang dialami oleh pasien. Pemakai cukup menjawab
dengan mengatakan yes atau No atau memilih tombol ‘Ya’ atau ’Tidak’.
Halaman muka sistem pakar yang telah didesain untuk diagnosis penyakit
THT (Telinga Hidung Tenggorokan) sesuai dengan gejala-gejalanya untuk
mendiagnosis penyakit THT apa yang sedang dialami penderita terdiri dari:
Home, Login, dan About Us serta Tombol Next untuk melanjutkan ke halaman
Login admin dan User.
Jika dipilih level admin maka system akan melanjutkan ke halaman login
admin dan diminta untuk memasukkan username dan password. Ketika telah
masuk di halaman admin maka admin dapat mengedit data pengetahuan; melihat,
mengedit, dan menghapus data admin; serta melihat, mengedit dan menghapus
data pengguna/pasien.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 42
Jika dipilih level user dan login sebagai user maka pengguna/pasien bias
langsung berinteraksi dengan system dengan mengisi form biodata terlebih
dahulu.
Mesin inferensi akan melakukan penelusuran aturan dengan kombinasi
runut-balik dan runut maju. Runut-balik digunakan untuk menentukan aturan yang
hendak dibuktikan untuk menyelesaikan goal serta pertanyaan yang akan diajukan
ke pengguna, sementara runut maju digunakan untuk mencoba beberapa aturan
yang ada ketika sebuah masukan diperoleh dari pengguna. Penelusuran dihentikan
ketika jawaban terhadap goal sudah ditemukan dan sistem pakar kemudian
menampilkan hasil akhir.
Setelah semua pertanyaan oleh system dijawab oleh pengguna/pasien
maka secara langsung akan muncul diagnose penyakit yang diderita oleh
pengguna/pasien. Selanjutnya dengan mengklik tombol selengkapnya maka dapat
dilihat secara detil mengenai penyakit hasil diagnose system dan cara
pengobatannya.
Semua data mengenai pengguna/pasien masuk ke database dan dapat
dilihat di halaman data pengguna dengan cara mengklik tombol data pengguna
pada level admin.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 43
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
4.1. Implementasi
Pada tahap ini, rancangan sistem yang telah dibuat diimplementasikan
menggunakan PHP dan My SQL.
4.1.1. Implementasi Proses Sistem
4.1.1.1. Menu Utama
Pada menu utama ini terdiri dari Home, Login, dan About Us yang masing
masing halaman mempunyai fungsinya tersendiri.
Gambar 5. Halaman Menu Utama (Home)
Home menampilkan halaman menu utama seperti yang tersaji pada
gambar.
Login menampilkan halaman login untuk admin (untuk menuju ke
halaman ini juga bias dengan cara meng-klik tombol next di halaman
menu utama.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 44
About Us menampilkan halaman tentang keterangan mahasiswa yang
merancang system pakar diagnose penyakit tht ini. Berikut disajikan
gambar dari halaman About Us.
Gambar 6. Halaman About Us
4.1.1.2. Login
Pada halaman login pengguna diharuskan untuk memilih level apakah sebagai
admin atau user biasa.
a. Level Admin
Pada level admin ketika diklik tombol login maka system akan masuk ke
halaman login dan admin diminta untuk memasukkan username dan password.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 45
Gambar 7. Halaman Level (Admin)
Gambar 8. Halaman Login (Admin)
Setelah diklik tombol Login pada halaman Login maka system akan
masuk ke halaman dashboard admin. Dihalaman ini user bisa memanipulasi
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 46
database, seperti: mengedit dan menghapus data pengetahuan, data admin, dan
data pengguna/pasien
Gambar 9. Halaman Dashboard (Admin)
Gambar 10. Menu Edit Pengetahuan (Halaman Dashboard Admin)
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 47
Gambar 11. Menu Data Admin (Halaman Dashboard Admin)
Gambar 12. Menu Data Pengguna (Halaman Dashboard Admin)
b. Level User
Pada level user ketika diklik tombol login maka system akan masuk ke halaman
informasi user. Pada halaman ini user diminta untuk mengisikan data diri, jika
data diri belum diisikan pada halaman ini maka user tidak dapat melanjutkan ke
halaman berikutnya.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 48
Gambar 13. Halaman Level (User)
Gambar 14. Halaman Informasi User
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 49
Gambar 15. Form Informasi User yang Telah Diisi
Gambar 16. Form Informasi User yang Belum diisi lengkap
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 50
Berikut proses diagnose penyakit, ditampilkan beberapa pertanyaan yang diajukan
kepada user di halaman diagnose:
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 51
Hasil Diagnosa:
Gambar 17. Pertanyaan pada User Interface
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 52
Selengkapnya mengenai penyakit, diagnose dan pengobatannya.
Gambar 18. Detail Penyakit (Hasil Diagnosa)
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 53
4.2. Pengujian Sistem dengan Black Box
“Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat
lunak, dengan demikian pengujian memungkinkan perekayasa perangkat lunak
mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua
persyaratan fungsional untuk suatu program” (Roger S. Pressman, Phd. 2002.
Rekayasa Perangkat Lunak., Penerbit Andi, hal 533. Yogyakarta).
Pada pengujian ini hanya diambil sebuah contoh fungsi untuk mewakili
dari fungsi-fungsi yang ada, yaitu fungsi edit data, hapus data, pada data admin.
4.2.1.Fungsi Edit Data
Misalnya username “intan” akan diedit menjadi “nurintan” dengan
password yang sama yaitu “456”.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 54
Gambar 19. Data Admin Belum Edit
Gambar 20. Halaman Edit Admin (Mengisi Data Baru)
Klik tombol
edit
Klik tombol
go
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 55
Gambar 21. Halaman Edit Admin (Data Lama Terupdate)
4.2.2. Fungsi Hapus Data
Misalnya username “akram” akan dihapus.
Gambar 22. Halaman Edit Admin (Data Admin yang akan dihapus)
Klik tombol
hapus
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 56
Gambar 23. Halaman Edit Admin (Data Admin “akram” telah dihapus)
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 57
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab sebelumya,dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Telinga, Hidung Dan Tenggorokan ini
telah mampu:
1. Memberikan informasi kepada pemakai mengenai jenis penyakit yang
dideritanya (diagnosa awal) berdasarkan gejala-gejala yang diberikan.
2. Memberikan informasi tentang cara pengobantannya.
3. Data yang terdapat pada program aplikasi dapat di update atau di tambah jika
ditemukan data yang baru.
5.2. Saran
Untuk yang bermaksud mengembangkan system pakar ini diharapkan
lebih memahami informasi yang bisa diserap dari buku atau dari pakar itu sendiri.
Disamping itu antar muka program harus lebih diperhatikan agar pengguna
merasa nyaman ketika menggunakan system pakar ini.
S i s t e m P a k a r M e n d i a g n o s i s P e n y a k i t T H T – K e l o m p o k 1
Page 58
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta Hanif dan Wibowo Sutopo. System Pakar untuk Mendiagnosis Penyakit
Telinga Hidung Tenggorokan pada Manusia. STMIK AMIKOM. Yogyakarta.
Laga Fatmawati. Desain Dan Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa
Penyakit Tht Dan Penanggulangannya Menggunakan Metode Forward Chaining.
Universitas Muhammadiyah Malang.
Suraya. Jurusan Teknik Informatika, Institut Sains & Teknpologi
AKPRIND.Yogyakarta.
http://adrianasari.wordpress.com/tag/keunggulan-sistem-pakar/
http://gaptechnology.wordpress.com/2010/03/23/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-
pakar/
http://ibumei.wordpress.com/tag/struktur-sistem-pakar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pakar
http://nanie90.blogspot.com/2012/05/analisis-expert-system-mengenai-jenis.html
http://sehat-enak.blogspot.com/2010/01/abses-parafaringeal.html
http://sehat-enak.blogspot.com/2010/01/abses-peritonsiler.html
http://sehat-enak.blogspot.com/2010/01/barotitis-media-aerotitis-barotrauma.html
http://sehat-enak.blogspot.com/2010/01/contact-ulcers.html
http://sehat-enak.blogspot.com/2010/01/penyakit-tht.html
http://sehat-enak.blogspot.com/2010/01/faringitis-radang-tenggorokan.html
http://sehat-enak.blogspot.com/2010/01/kanker-laring-ii.html
http://sehat-enak.blogspot.com/2009/07/kanker-leher-kepala.html
http://sehat-enak.blogspot.com/2009/07/kanker-leher-metastatik.html
http://sehat-enak.blogspot.com/2009/07/kanker-nasofaring.html