35
1 Bab I Penelitian Dan Dunia Bisnis Kompetensi Dasar: Setelah menyelesaikan bab ini, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis penelitian, jenis-jenis metode penelitian, karakteristik proses penelitian, serta tahapan- tahapan penelitian secara garis besar PENDAHULUAN uku ajar metode penelitian bisnis ini dibuat agar mahasiswa mampu memahami metode penelitian dalam rangka memecahkan permasalahan bisnis dan juga dapat digunakan untuk penyusunan karya tulis ilmiah. Buku ini diawali pembahasan urgensi mempelajari penelitian, apa manfaat penelitian bagi manajer perusahaan, dan apa manfaatnya bagi mahasiswa, dandilanjutkan dengan definisi penelitian. Definisi perlu diketahui untuk memperoleh pemahaman penelitian dengan baik, sehingga dapat dipahami arti dan manfaat penelitian khususnya dalam dunia bisnis. Pembahasan dilanjutkan dengan memberikan pengertian serta karakteristik dari metode ilmiah. Metode ilmiah penting menjadi pijakan prosedur atau cara-cara tertentu untuk memperoleh pengetahuan yang disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah. Beberapa peneliti mempunyai pendapat bahwa penelitian itu harus dilakukan secara ilmiah. Untuk itu perlu diketahui beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu penelitian dikatakan suatu penelitian ilmiah. Selanjutnya dibahas beberapa tujuan yang akan dicapai dalam melakukan penelitian, dan pada akhir bab ini dibahas syarat-syarat penelitian serta klasifikasi penelitian dalam dunia bisnis. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga B

Bab I Penelitian Dan Dunia Bisnis penelitian dapat digunakan untuk membantu usaha rintisan dalam membuat produk yang menakjubkan, menentukan lokasi strategis untuk pendirian perusahaan

Embed Size (px)

Citation preview

1

Bab I Penelitian Dan Dunia Bisnis

Kompetensi Dasar: Setelah menyelesaikan bab

ini, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis penelitian, jenis-jenis metode penelitian,

karakteristik proses penelitian, serta tahapan-

tahapan penelitian secara garis besar

PENDAHULUAN

uku ajar metode penelitian bisnis ini dibuat agar mahasiswa mampu

memahami metode penelitian dalam rangka memecahkan permasalahan

bisnis dan juga dapat digunakan untuk penyusunan karya tulis ilmiah.

Buku ini diawali pembahasan urgensi mempelajari penelitian, apa manfaat

penelitian bagi manajer perusahaan, dan apa manfaatnya bagi mahasiswa,

dandilanjutkan dengan definisi penelitian. Definisi perlu diketahui untuk

memperoleh pemahaman penelitian dengan baik, sehingga dapat dipahami arti

dan manfaat penelitian khususnya dalam dunia bisnis.

Pembahasan dilanjutkan dengan memberikan pengertian serta karakteristik dari

metode ilmiah. Metode ilmiah penting menjadi pijakan prosedur atau cara-cara

tertentu untuk memperoleh pengetahuan yang disebut dengan ilmu/pengetahuan

ilmiah. Beberapa peneliti mempunyai pendapat bahwa penelitian itu harus

dilakukan secara ilmiah. Untuk itu perlu diketahui beberapa kriteria yang harus

dipenuhi agar suatu penelitian dikatakan suatu penelitian ilmiah.

Selanjutnya dibahas beberapa tujuan yang akan dicapai dalam melakukan

penelitian, dan pada akhir bab ini dibahas syarat-syarat penelitian serta klasifikasi

penelitian dalam dunia bisnis. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir

yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan

sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga

B

2

menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria

pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian.

Bab dua dan selanjutnya dalam buku ini akan menguraikan tentang cara

menyusun kerangka teori dan kerangka konsep penelitian, menentukan jenis-jenis

variabel dan definisi operasional variabel penelitian, menyusun hipotesis,

menentukan populasi dan sampel, rancangan penelitian, instrumen penelitian,

pengumpulan dan analisa data, serta memahami prosedur-prosedur penelitian dan

membuat laporan penelitian.

KOMPETENSI DASAR

Kompetensi dasar yang diharapkan setelah mempelajari Metode Penelitian Bisnis

ini mahasiswa mampu menganalisis penelitian, jenis-jenis metode penelitian,

karakteristik proses penelitian, serta tahapan-tahapan penelitian secara garis besar.

INDIKATOR

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskanpengertian pentingnya penelitian

2. Menjelaskan jenis-jenis metode penelitian

3. Menjelaskan karakteristik proses penelitian

4. Menjelaskan tahapan-tahapan penelitian secara garis besar

PENYAJIAN MATERI

1.1 Kebutuhan Dunia Bisnis Terhadap Penelitian

Riset atau penelitian merupakan bagian penting dalam kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan bahkan sebelum perusahaan didirikan. Saat memulai sebuah

usaha baru, pelaku usaha baik skala individu maupun perusahaan akan melakukan

3

penelitian tentang kelayakan usahanya. Minimal melakukan penelitian tenang

pasar agar dapat diketahui secara jelas mengenai ada atau tidaknya kebutuhan

terhadap layanan atau produk yang akan kita sediakan, dan jika memang ada

kebutuhan yang belum terpenuhi dalam pasar, kita juga harus ketahui secara

persis seberapa besar kebutuhan tersebut.

Semua pelaku usaha harus menyadari akan pentingnya pengetahuan mengenai

ceruk pasar yang mereka garap dan kekuatan yang mereka coba tawarkan ke

pasar. Hasil penelitian dapat digunakan untuk membantu usaha rintisan dalam

membuat produk yang menakjubkan, menentukan lokasi strategis untuk pendirian

perusahaan serta kondisi persaingan yang ada. Oleh karena itu, dunia bisnis sangat

memerlukan informasi yang didadapat dari hasil penelitian untuk digunakan

sebagai dasar penentuan dan kebijakan perusahaan bisnis.

Penelitian sendiri didefinisikan sebagai proses investigasi

ilmiah terhadap sebuah masalah yang dilakukan secara

teroganisir, sistematik, berdasarkan pada data yang

terpercaya, bersifat kritikal dan objektifyang mempunyai

tujuan untuk menemukan jawaban atau pemecahan atas

satu atau beberapa masalah yang diteliti.

Secara diagramatik definisi penelitian adalah seperti yang disajikan pada gambar

berikut ini.

4

Gambar 1.1 Definisi Penelitian

Dengan demikian penelitian yang baik harus berangkat dari adanya masalah

tertentu, sehingga langkah kritikal pertama yang pertama dilakukan adalah

pengungkapan masalah yang menjadi landasan diperlukannya sebuah penelitian.

Masalah dapat dikembangkan dari berbagai sumber antara lain dari fenomena

bisnis atau fenomena manajemen berupa data bisnis atau manajemen organisasi

atau perusahaan yang menunjukkan adanya sebuah penyimpangan, atau

bersumber darai kesenjangan temuan penelitian yang sudah dilakukan (research

gap) atau dari kesenjangan teori yang kurang/tidak mampu memecahkan atai

menjelaskan sebuah situasi tertentu (Theory Gap). Dengan demikian, paling tidak

seorang peneliti ilmiah dapat menemukan masalah dari salah satu sumber masalah

seperti yang disajikan dalam gambar berikut ini.

Definisi

Penelitian

INVESTIGASI

ILMIAH

JAWABAN

SOLUSI

MASALAH

Terorganisir

Sistematik

Berbasis

data

Kritikal

Obyektif

5

Gambar 1.2 Sumber Masalah Penelitian Ilmiah

Dari sumber mana masalah penelitian digali? Sesuai dengan jenjang pendidikan

mahasiswa, dapat dilihat bahwa mahasiswa sarjana strata satu umumnya

diarahkan untuk mengembangkan masalah penelitiannya dari fenomena

bisnis/manajemen. Hal ini dilakukan dengan mengobservasi sebuah perusahaan

atau industri dan atas dasar data yang ada di perusahaan atau industri itu ia

merumuskan masalah sebagai titik pijak untuk melakukan sebuah penelitian yang

lengkap.

Pada jenjang magister/master strata dua, mahasiswa umunya mengembangkan

penelitiannya atas dasar research gap dan fenomena bisnis yang ditemukannya.

Sementara itu para mahasiswa doctor strata tiga mengembangkan masalah atas

dasar kesenjangan teori dan atau kesenjangan penelitian yang sudah ada

dilengkapi dengan fenomena manajemen yang diobservasi. Secara diagramatis

sumber-sumber masalah yang dapat dirujuk untuk memunculkan masalah dan

masalah penelitian adalah seperti apa yang disajikan pada gambar berikut ini.

FENOMENA BISNIS /

MANAJEMEN

KESENJANGAN

PENELETIAN

(Research gap)

KESENJANGAN

TEORI (Theory Gap)

MASALAH

6

Gambar 1.3 Rujukan Sumber Masalah

Penelitian ilmiah harus dilakukan secara terorganisir dengan baik artinya tahapan-

tahapan pengembangannya diatur sedemikian rupa sehingga menunjukkan adanya

tata urut tindakan yang jelas dengan pertanggung-jawaban ilmiah yang baik.

Sebagai sebuah investigasi ilmiah yang terorganisasi baik, sebuah penelitian

ilmiah harus menunjukkan adanya perencanaan yang baik, eksekusi yang baik,

melalui sebuah proses yang dapat dikendalikan dengan baik oleh peneliti yang

tercermin dalam rancangan penelitian yang baik.

Penelitian ilmiah dilakukansecara sistematik yang menunjukkan adanya tata urut

penelitian yang jelas, dengan langkah-langkah kritikal yang tertata baik, dengan

orientasi pada suatu atau sekelompok pohon ilmu yang tersaji secara jelas.

Penelitian ilmiah dilakukan berbasis pada data yang dikumpulkan dan digunakan

secara obyektif. Penelitian tidak dapat dilakukan dengan menggunakan data yang

diperoleh melalui proses yang tidak obyektif. Penelitian ilmiah dilakukan secara

obyektif, yang membuka peluang untuk perdebatan umum yang mampu

STRATA 1

STRATA 2

STRATA 3

FENOMENA MANAJEMEN

DATA LAPANGAN

FENOMENA MANAJEMEN

DATA LAPANGAN

RESEARCH GAP

(KESENJANGANPENELTIAN)

RESEARCH GAP

(KESENJANGAN PENELITIAN

FENOMENA MANAJEMEN

(DATA LAPANGAN)

THEORY GAP (KESENJANGAN

PENELITIAN)

7

meningkatkan derajat obyektivitasnya. Proses investigasi ilmiah yang dilakukan

tersebut akan menghasilkan informasi yang akan digunakan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi.

1.2 Sains dan Metode Penelitian

Ganjar dan Purwanto (2009) menjelaskan enam sumber pengetahuan yang

menjadi dasar manusia berpikir dalam menghadapi berbagai masalah dan

pertanyaan yang berkaitan dengan perilakunya dan perilaku orang lain. Seorang

manajer menghadapi variasi kinerja karyawan yang cukup tinggi dan ia berusaha

memahami sebab dari variasi kinerja yang cukup tinggi tersebut. Dia mungkin

memiliki pengetahuan untuk memahami variasi kinerja karyawan, namun masih

banyak hal yang tidak ia pahami mengenai kinerja karyawan. Untuk mempelajari

lebih banyak dan lebih dalam mengenai perilaku karyawan, ia perlu melakukan

atau didukung dengan penelitian ilmiah yang dapat mengisi kesenjangan

pengetahuan yang dimilikinya.

Ada berbagai sumber atau pendekatan yang dapat digunakan untuk mendapatkan

informasi dan pengetahuan mengenai suatu fenomenon atau situasi,yaitu antara

lain takhayul (superstition), intuisi (intutition), atau otoritas (authority),

rasionalisme (rationalism), pengalaman empiris (empiricism), dan sains (science).

Takhayul

Takhayul merupakan keyakinan yang kuat terhadap sesuatu dan seolah-olah

sesuatu tersebut merupakan fakta. Sebagai ilustrasi, beberapa orang percaya

bahwa angka 13 adalah angka pembawa sial. Seorang salesman yang percaya

akan hal tersebut menghabiskan waktu seharian pada tanggal 13 menghubungi

pembeli potensial untuk menawarkan barangnya. Ia tidak berhasil menjual

satupun barang yang ditawarkan; bahkan ia mengalami kecelakaan.

Peristiwatersebut meneguhkan keyakinannya bahwa angka 13 adalah angka sial.

Meskipun statistik tidak dapat menunjukkan bahwa kecelakaan terbanyak terjadi

8

pada tanggal 13; demikian pula statistik tidak menunjukkan bahwa penjualan pada

tanggal 13 selalu merupakan penjualan terendah. Namun, sepanjang hidupnya ia

selalu berusaha menghindari angka 13; jika ia bermain sepakbola ia tidak akan

menggunakan kaos bernomor 13; ia tidak akan duduk di kursi no 13 (jika ada).

Intuisi

Intuisi merupakan cara mendapatkan pengetahuan tanpa melalui proses penalaran.

Seorang cenayang (psychic) banyak mendapatkan pengetahuan dari intuisi.

Prediksi dan deskripsi yang dilakukan oleh seorang cenayang tidak berdasar pada

penalaran, sehingga prediksi dan deskripsi tersebut bukan merupakan prediksi dan

deskripsi yang ilmiah, meskipun prediksi bermanfaat.

Otoritas

Otoritas dapat merupakan individu atau lembaga yang sangat dihormati sehingga

dipercaya sebagai sumber informasi. Otoritas banyak terdapat di lingkungan

agama dan lingkungan adat. Otoritas berbeda dengan ahli (expert). Otoritas

mendikte pengetahuan yang harus kita terima tanpa perlu diperdebatkan dan

bersifat final. Ahli merupakan sumber pengetahuan ilmiah. Penerimaan terhadap

pengetahuan ilmiah dari ahli mengetahui proses perdebatan dan pengujian, dan

kita bebas menerima atau menolak pengetahuan tersebut.

Rasionalisme

Rasionalisme merupakan pendekatan untuk mendapatkan pengetahuan melalui

proses penalaran (reasoning). Pendekatan ini beranggapan bahwa pengetahuan

yang valid bisa diperoleh melalui proses penalaran yang benar. Pada dasarnya

penalaran merupakan elemen penting dalam proses ilmiah. Dalam proses ilmiah,

penalaran diperlukan untuk membangun hipotesis, hipotesis kemudian di uji

menggukan metode ilmiah untuk menentukan validitas hipotesis tersebut.

9

Empirisisme

Empirisisme merupakan pendekatan untuk mendapatkan pengetahuan melalui

pengalaman. Dalam empirisisme, sesuatu yang muncul dalam pengalaman

seseorang diterima sebagai pengetahuan yang valid. Terdapat kelemahan jika

seseorang mendasarkan pengetahuan yang diterimanya semata-mata dari

pengalaman personalnya. Pengalaman personal melibatkan persepsi dan persepsi

seseorang mengenai sesuatu yang dialaminya dipengaruhi oleh motivasi dan

ingatan. Motivasi dan ingatan dapat mendistorsi persepsi seseorang terhadap fakta

yang muncul dalam pengalaman orang tersebut.

Empirisisme merupakan elemen penting dalam sains. Dalam sains, emperisisme

merupakan proses pengumpulan data menggunakan metode ilmiah- bukan

menggunakan pengalaman personal. Metode terbaik untuk mendapatkan

pengetahuan adalah metode ilmiah. Metode ilmiah berkaitan erat dengan sains

(sience). Sains merupakan proses atau metode untuk membangun pengetahuan

(body of knowledge) yang meliputi lima tahap yaitu: identifikasi masalah dan

pengembangan hipotesis, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen,

menguji hipotesis, dan mengkomunikasikan hasil penelitian.

Sains

Sains merupakan logic of inquirydan merupakan metode akuisisi informasi yang

lebih baik dari metode lainnya- takhayul, intuisi, raionalisme, otoritas, dan

pengalaman personal. Dalam sains data diperoleh melalui metode ilmiah. Metode

ilmiah mengacu pada observasi empiris yang sistematik dan logis. Penggunaan

observasi yang sistematik dan logis ditujukan agar peneliti melaksakan observasi

sevara objektif. Metode ilmiah menjamin observasi bebas dari opini, bias, dan

prasangka. Takhayul intuisi, rasionalisme, otoritas,dan pengalaman personal tidak

bebas dari opini, bias, dan prasangka.

Sains didasarkan pada asusmsi bahwa objek, peristiwa, dan hal-hal lain memiliki

uniformity (keseragaman), order(aturan), dan lawful relations (hubungan

10

antarafenomena yang didasarkan akan hukum-hukum tertentu). Tanpa uniformity,

order,dan lawful relations maka tidak akan terbentuk pemahaman, pengetahuan,

dan penjelasan akan sesuatu.

1.3 Definisi Metode Penelitian

Dalam bukunya yang berjudul Metode Riset Bisnis dan Ekonomi, Kuncoro (2003)

menjelaskan bahwa pada mulanya mahasiswa dan praktisi bisnis memandang

bahwa diskusi mengenai ilmu pengetahuan dan metode ilmiah agak jauh dari

bidang penelitian bisnis. Namun saat ini, hubungan antara pengetahuan,

penelitian, dan manajemen bisnis yang efektif semakin terlihat kuat dan jelas.

Faktor utama dibalik trend ini kemungkinan adalah perubahan-perubahan

dramatis yang membuat lingkungan bisnis semakin kompleks. Dua faktor utama

yang merupakan pendorong makin meningkatnya minat bagi pengambilan

keputusan yang lebih ilmiah, yaitu: pertama, meningkatnya kebutuhan manajer

atas informasi yang semakin baik; kedua, tersedianya teknik dan alat analisis yang

semakin baik untuk memenuhi kebutuhan manajer atau pengambilan keputusan

(Cooper & Emory, 1995: 5).

Setiap ilmu pengetahuan selalu diperoleh dari penelitian. Ilmuwan sosial

cenderung memiliki pandangan yang agak ketat mengenai apa yang disebut

penelitian ilmiah dan bukan penelitian ilmiah. Secara umum, penelitian ilmiah

dapat didefinisikan sebagai investasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan

kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena

(Kerlinger, 1986: 17-8).

Masalahnya, dari sudut pandang manajerial, penggunaan definisi diatas tidak

memasukkan beberapa jenis penelitian yang mungkin diperlukan bagi

pengambilan keputusan. Sebagai contoh, ketika sepeda motor merek Cina

membanjiri Indonesia, para pemain lama dalam industri sepeda motor

memerlukan berbagai informasi yang sifatnya deskriptif. Informasi yang

diperlukan mencakup deskripsi kondisi pasar saat ini, para pesaing utama

11

terutama para pendatang baru, faktor-faktor yang mempengaruhi kesusksesan dan

kegagalan, dan pengetahuan menyeluruh mengenai keinginan konsumen dalam

setipa jenis produk. Bila definisi ilmiah mengikuti apa yang diajukan oleh

Kerlinger, maka jenis penelitian ini tidak termasuk dalam domain dalam

penelitian ilmiah.

Agaknya jelas bahwa untuk dunia bisnis yang berorientasi pada pengambilan

keputusan yang sebagian besar bersifat aplikatif, diperlukan definisi yang lebih

sesuai. Kuncoro (2003) menyebutkan beberapa penulis mencoba memberikan

definisi penelitian bisnis sebagai berikut :

Suatu proses sistematis dan objektif yang meliputi pengumpulan,

pencatatan, dan analisis data untuk membantu pengambilan keputusan

bisnis ( Zikmund, 2000: 5)

Suatu penyelidikan sistematis yang memberikan informasi untuk menuntut

keputusan bisnis ( Cooper & Emory, 1995: 11)

Suatu upaya sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah

yang muncul dalam dunia kerja yang memerlukan solusi (Sekaran, 2000:

3)

Suatu investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis mengenai

suatu fenomena yang menjadi perhatian pengambil keputusan manajerial

(Davis & Cosenza, 1993: 9)

Dari beberapa definisi tersebut, Kuncoro (2003) menyebutkan benang merah yang

dapat ditarik tentang penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal dan sistematis

dari metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab permasalahan.Tujuan

penelitian identik dengan tujuan ilmu pengetahuan pada umumnya, yaitu

membuat penjelasan, menyusun prediksi, serta mengendalikan fenomena yang

terjadi di dalam suatu batasan yang ditentukan.

Penelitian adalah proses, sedangkan ilmu pengetahuan adalah hasil dari penelitian

( Nazir, 1988: 13-17). Karena itu bahasa dasar bagi seorang peneliti ditemukan

dalam filsafat ilmu. Bangunan dasar suatu ilmu pengetahuan meliputi: observasi,

12

fakta, konsep, definisi, variabel, masalah, hipotesis, hukum, teori, dan model

(Davis dan Conseza, 1993 Bab 2).

1.3. Aplikasi Metode Ilmiah Dalam Bisnis

Dalam lingkungan bisnis, manajemen selalu dihadapkan kepada permasalahan

yang harus segera diputuskan. Penerapan metode ilmiah oleh para manajer

berorientasi kepada pengambilan keputusan untuk menjawab permasalahan yang

ada dalam lingkup bisnis. Perbedaan utama dari penelitian bisnis dengan

penelitian ilmiah yang lain adalah sifat dari fenomena yang dipelajari. Penelitian

bisnis adalah juga seperti penelitian yang lain, hanya saja lebih di titikberatkan

kepada upaya untuk menjawab permasalahan manajerial. Sebagai contoh :

Seorang manjer keuangan mungkin bertanya, “Apakah lingkungan bisnis

untuk pembiayaaan jangka panjang akan lebih baik dalam dua tahun

mendatang ?”

Seorang manajer personalia barangkali tertarik akan pertanyaan berikut,

“Apa jenis penelitian yang diperlukan bagi karyawan bagian produksi?

Mengapa banyak karyawan yang keluar dari perusahaan?”

Seorang manajer pemasaran mungkin bertanya, Bagaimana cara saya

memantau penjualan dalam aktivitas perdagangan eceran?”

Masing masing pertanyaan di atas memerlukan informasi mengenai bagaimana

linkungan bisnis, karyawan, pelanggan, atau perekonomian akan merespon

keputusan eksekutif perusahaan. Penelitian merupakan salah satu alat utama guna

menjawab pertanyaan praktis tersebut. Dengan demikian, penelitian bisnis

merupakan suatu penyelidikan secara sistematis, terkendali, empiris dan kritis dari

fenomena yang berhubungan dengan pengambilan keputusan manajerial. Dalam

kerangka ini, penelitian bisnis dikenal sebagai penyelidikan khusus yang

mempunyai karakteristik melalui uji hubungan hipotesis.

Ada dua hal penting yang terkait dengan pengertian penelitian bisnis ini. Pertama,

penelitian bisnis merupakan penyelidikan secara sistematis dan kritis tentang

13

fenomena empiris yang dikendalikan peneliti.Dari hal ini pengertian penelitian

bisnis bukan merupakan proses random, melainkan merupakan suatu tipe khusus

dari penyelidikan yang menuntut peneliti mengikuti prosedur dan metode tertentu

untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam kondisi tertentu.Hal yang kedua

adalah kejelasan dari lingkup fenomena yang diteliti, yaitu segala macam

fenomena yang berkaitan dengan pengambilan keputusan manajerial.

1.4. Syarat Ilmiah Penelitian Bisnis

Kuncoro (2003) mengutip Ignas Kleden yang mengatakan bahwa setiap jenis

pemikiran yang mencoba bergulat dengan persoalan sosial akan menghadapi

kesulitan yang tetap, yaitu: pilihan untuk mencari pemikiran yang secara

intelektual cukup berdasar dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan resiko

terlambat memenuhi sebuah kebutuhan sosial, atau pilihan untuk menjadi relevan

secara sosial pada waktu yang tepat, dengan resiko bahwa pemikiran tersebut akan

compang camping secara intelektual (Kleden, 1987).

Benturan antara tuntutan praktis dengan tuntutan adanya pengetahuan yang tahan

uji membuahkan suatu tuntutan normatif untuk adanya suatu metode ilmiah.

Meskipun tidak ada konsensus tentang urutan dalam metode ilmiah, metode

ilmiah umumnya memiliki karakteristik umum sebagai berikut (Daviz &

Consenza, 1993: 37).

Metode ilmiah bersifat kritis dan analitis. Karakteristik ini mendorong

suatu kepastian dan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi masalah

dan metode untuk mendapatkan solusinya.

Metode ilmiah adalah logis. Logis merujuk pada metode dari argumentasi

ilmiah. Kesimpulan secara rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada.

Metode ilmiah adalah objektif. Objektifitas mengandung makna bahwa

hasil yang diperoleh ilmuan yang lain kan sama apabila study yang sama

dilakukan pada kondisi yang sama. Dengan kata lain, hasil penelitian

dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.

14

Metode ilmiah bersifat konseptual. Ilmu pengetahuan mengandung arti

pengembangan strukur konsep dan teoritis untuk menuntun dan

mengarahkan upaya penelitian.

Metode ilmiah adalah empiris. Metode ini pada prinsipnya bersandar pada

realitas.

Metode ilmiah adalah sistematis. Sistematis mengandung arti suatu

prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu yang baku.

Sasaran dari usaha peningkatan pengetahuan secara ilmiah adalah menjelaskan,

memprediksi, dan tahu mengendalikan fenomena. Sasaran ini berdasarkan asumsi

bahwa semua prilaku dan kejadian adalah berurutan, dan dari kejadian tersebut

terdapat dampak yang ditemukan penyebabnya. Perkembangan dari pencapaian

sasaran tersebut meliputi penguasaan ilmu pengetahuan, perkembangan serta uji

teori.

Berdasarkan teori yang telah ditemukan, ilmu pengetahuan ini terus berkembang

melalui penjelasan berbagai fenomena secara simultan. Dibandingkan dengan

sumber pengatahuan lain, misalnya pengalaman dan kekuasaan, tidak perlu

diragukan lagi bahwa aplikasi dari pengetahuan ilmiah adalah yang paling efisien

dan dapat diandalkan.

Sejak jaman dahulu, dikenal adanya metode berpikir kritis. Orang mulai

mengunakan alur pemikiran kritis melalui silogisma, yaitu membuat kesimpulan

berdasarkan premis yang ada. Umumnya dibedakan antara pola berfikir deduktif

dan induktif.

Pola berpikir deduktif adalah penarikan kesimpulan untuk hal spesifik dari gejala

umum. Contoh dari pola berpikir ini adalah:

Semua mahasiswa harus mengambil matakuliah metodologi penelitian.

Ita adalah mahasiswa.

Oleh karena itu, Ita harus mengambil mata kuliah metodelogi penelitian.

15

Pola berpikir induktif adalah suatu penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan

spesifik untuk hal-hal yang umum. Contoh pola pemikiran ini adalah :

Mahasiswa A membawa buku teks pada saat kuliah metodologi

penelitian.

Mahasiswa B membawa buku teks pada saat kuliah metodologi

penelitian.

Kesimpulan: semua mahasiswa membawa buku teks pada saat kuliah

metodologi penelitian.

Apabila dipergunakan secara sendiri-sendiri, sangat mungkin bahwa pola berpikir

tersebut kurang memuaskan.Namun apabila dipergunakan secara bersama bagian

integral dari ilmu pengetahuan, pola pemikiran ini sangat bermanfaat.

Sekaran (2003) menyebut ciri khas atau syarat penelitian ilmiah sebagai “the

hallmarks of scientific research” yang mempunyai ciri khas sebagai berikut:

Gambar 1.7 The Hallmarks of Scientific Research

THE

HALLMARKS

OF SCIENTIFIC

RESEARCH

PURPOSIVENESS

RIGOR

TESTABILITY

REPLICABILITY

PRECISION AND

CONFIDENCE

OBJECTIVITY

GENERALISABILITY

PARSIMONY

16

Purposiviness :

Sebuah penelitian ilmiah yang baik adalah penelitian yang memiliki tujuan dan

focus yang relevan, jelas dan perlu. Misalnya seorang peneliti melihat bahwa

terdapat masalah yaitu rendahnya efektivitas promosi yaitu peningkatan penjualan

tidak sesuai dengan harapan atas investasi iklan yang dilakukan, karena itu ia

ingin meneliti mengapa promosi yang dilakukan tidak efektif serta bagaimana

meningkatkan efektivitas iklan tersebut. Penelitian seperti ini adalah penelitian

dengan fokus yang relevan dengan masalah, jelas arahnya dan diperlukan untuk

mengatasi masalah yang dihadapi, yang secara skematis disajikan dalam gambar

berikut ini.

Gambar 1.8 Aspek Purposiviness

Contoh lainnya adalah sebagai berikut: seorang mahasiswa program sarjana strata

1 datang ke perusahaan dan ingin meneliti pengaruh marketing mix terhadap

kinerja perusahaan, sementara perusahaan tidak mengalami masalah dengan

kinerja dan maupun instrument-instrumen marketing mixnya. Penelitian semacam

ini mungkin jelas tujuannya tetapi tidak relevan dengan masalah yang dihadapi

dan karena itu tidaklah perlu atau tidak urgen untuk dilakukan. Oleh karena itu

sebuah penelitian hanya dapat dilakukan dengan tujuan yang jelas bila terdapat

masalah yang jelas yang membutuhkan sebuah penyelesaian.

PURPOSIVINESS

FOKUS

TUJUAN

RELEVAN

DENGAN

MASALAH

JUSTIFIKASI

PENTING

17

Rigor:

Sebuah penelitian ilmiah yang baik dengan tujuan yang jelas akan menjadi lebih

“rigor” bila penelitian itu dilakukan dengan dasar teoretikal yang kuat serta

rancangan metodologi yang baik dan benar. Rigor dimaksudkan sebagai sesuatu

yang dilakukan dengan hati-hati, akurat dengan derajad exactitude yang baik.

Gambar 1.9 Aspek Rigor

Hal ini menjadi sangat penting terutama pada saat proses telaah pustaka untuk

mendapatkan variable konstruk serta berbagai variable proksi atau variabel

indicator yang relevan dengan apa yang hendak diteliti.

Testability

Sebuah penelitian yang baik adalah bila ide-ide solutif yang dikembangkan dalam

penelitian itu dapat diuji tingkat “acceptance”nya atau tingkat “kebenarannya”.

Uji yang dilakukan adalah baik terhadap instrument yang digunakan, model yang

dikembangkan maupun hipotesis-hipotesis ikutannya.Pertanyaannya adalah

bagaimana menguji tingkat akseptasi konsep atau kebenaran hipotesis yang

diajukan. Teknik-teknik statistik dapat digunakan untuk menguji ide-ide dasar

yang diteliti.

RIGOR

HATI-HATI

CAREFULNESS

AKURASI

SCRUPULOUNESS

DERAJAD PASTI

DEGREE OF

EXACTITUDE

18

Gambar 1.10 Aspek Testability

Replicability

Penelitian yang baik adalah bila penelitian itu dilakukan dengan instrumen yang

sama akan menghasilkan hasil yang sama juga, sehingga disebut tingkat

replikasbilitasnya tinggi. Sebuah contoh dari Sekaran (2003) menyatakan bahwa

misalnya seorang peneliti berdasarkan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan mempengaruhi tingkat

komitmen karyawan terhadap organisasi. Kita akan menjadi lebih percaya dan

yakin atas temuan dan kesimpulan penelitian itu bila kesimpulan yang sama dapat

dihasilkan pada saat penelitian yang lain dengan metode yang sama dilakukan.

Gambar 1.11 Aspek Replicability

TESTABILITY

UJI KESESUAIAN

INTRUMEN

UJI AKSEPTANSI

MODEL

UJI KEBENARAN

HIPOTESIS

REPLICABILITY

KESIMPULAN

YANG SAMA

PADA

SITUASI

YANG SAMA

KESIMPULAN

YANG SAMA

DENGAN

METODE

YANG SAMA

PENERIMAAN

HIPOTESIS

BUKAN

KARENA

KEBETULAN

TETTAPI

KARENA

“THE TRUE

STATE OF

AFFAIR”

19

Dengan replikabilitas berarti hipotesis yang sama berkali-kali diuji pada situasi

yang sama menghasilkan kesimpulan yang sama. Karena kemampuan replikasinya

itulah, kita dapat menyimpulkan bahwa hipotesis yang kita kembangkan benar-

benar diterima bukan secara kebetulan (supported by chance) tetapi ia benar-benar

telah mencerminkan “the true state of affair” dalam populasi.Replikabilitas itu

juga dapat menghasilkan peluang penelitian yang lebih luas akibat dari rendahnya

tingkat replikabilitas suatu penelitian. Misalnya dua buah penelitian menghasilkan

kesimpulan yang tidak sama seperti yang disajikan dalam gambar berikut ini.

Gambar 1.12 Research Gap

Sepintas terlihat bahwa tingkat replikabilitas instrumen penelitian diatas rendah,

karena penelitian pertama (gambar a) menghasilkan temuan yang signifikan

sedangkan pada penelitian yang kedua (gambar b) menghasilkan temuan yang

tidak signifikan. Bila terjadi demikian, mungkin saja kedua penelitian itu

menhasilkan sebuah research gap baru yang dapat diteliti lebih lanjut dengan

masalah penelitian mengapa terjadi hasil yang kontradiksi. Hassilnya mungkin

akan muncul sebuah penelitian baru seperti yang dicontohkan dalam gambar

berikut ini.

Gambar 1.13 Pengembangan Research Gap

H1

Signifikan

(a)

H1

Tidak

Signifikan

(b)

INTENSITAS

PROMOSI

KINERJA

PENJUALAN

INTENSITAS

PROMOSI

KINERJA

PENJUALAN

H1 INTENSITAS

PROMOSI

DAYA BELI

MASYARAKAT

KINERJA

PENJUALAN

20

Model penelitian diatas menjawab research gap yang muncul karena tingkat

replikabilitas yang rendah dari dua penelitian diatas, yang memberikan sebuah car

apandang baru bahwa pengaruh intensitas promosi terhadap kinerja penjualan

bersifat “kontingensi” bergantung pada tinggi rendahnya daya beli masyarakat.

Model ini lalu dikembangkan dalam bentuk moderasi yang menyatakan bahwa

intensitas promosi akan kuat pengaruhnya terhadap kinerja penjualan bila terjadi

pada saat atau ditempat dimana masyarakat memiliki daya beli yang tinggi.

Precision & Confidence

Dalam penelitian manajemen sangat jarang kita dapat dengan mudah nebdapatkan

kesimpulan yang definitive dan pasti, antara lain karena sulitnya melakukan studi

universe, melainkan hanya melalui sampel, apalagi sangat boleh jadi sampel juga

tidak dapat merefleksikan karakteristik dari fenomena secara eksakt. Dengan

perkataan lain sangat boleh jadi terdapat “measurement error” dan error ini yang

harus diperkecil agar kita dapat menyaksikan penelitian yang lebi dekat ke

realitas. Dua hal yang harus menjadi perhatian peneliti adalah derajad presisi dan

derajad konfidens dari penelitiannya, seperti pada gambar.

Gambar 1.13 Aspek Precision & Confidence

PRECISION &

CONFIDENCE

HASILNYA

MENDEKATI

REALITAS

(CONFIDENCE

INTERVAL)

KEMUNGKINAN

BENAR: TINGGI,

KEMUNGKINAN

SALAH: RENDAH

(CONFIDENCE LEVEL)

21

Presisi adalah konsep yang menjelaskan mengenai temuan penelitian kita dengan

realitas (the closeness of the findings to “reality”) atas dasar sampel yang

digunakan. Misalnya hasil penelitian mengestimasi jumlah hari produksi yang

hilang dalam setahun adalah 30-40 hari sementara dalam kenyataannya adalah 35,

sedangkan penelitian yang lain mengestimasi 20-50. Tentu penelitian pertama

(30-40) lebih mendekati kenyataan (35) daripada penelitian kedua (20-50).

Pengelolaan proses dalam penelitian ini disebut mengelola “confidence interval”.

Konfidens adalah probabilitas bahwa estimasi yang dilakukan benar. Dalam

penelitian adalah penting bahwa bukan saja hasil yang didapatkan memiliki

presisi yang tinggi, tetapi juga bahwa peneliti dalam mengklaim dengan yakin

bahwa bila diulang-ulang 95% dari peristiwa pengulangan itu akan memunculkan

hasil yang benar dan hanya 5% yang memunculkan hasil yang salah. Dalam

penelitian, hal ini disebut derajad kepercayaan-confidence level.

Objectivity

Objektif artinya kesimpulan yang ditarik haruslah didasarkan pada fakta dari

temuan yang diturunkan dari data yang actual dan bukan pendapat subyektif.

Misalnya peneliti menghipotesiskan bahwa partisipasi yang tinggi dalam

pengambilan keputusan akan meningkatkan komitmen organisasional dan

hipotesis ini tidak terbukti, maka peneliti tidak dapat berargumentasi lagi bahwa

bagaimanapun juga peningkatkan partisipasi karyawan adalah penting. Hal ini

karena argument seperti itu adalah bukan berdasarkan fakta-temuan penelitian

berbasis data, melainkan hanyalah opini pribadi peneliti karena itu derajad

objektivitasnya rendah. Sekaran menulis: “the more objective the interpretation of

the data, the more scientific the research investigation becomes”.

Generalizability

Generalizability adalah kemampuan sebuah penelitian menghasilkan lingkup

aplikasi yang luas dari satu organisasi ke organisasi lain. Dengan demikian

semakin luas rentang aplikasi dari solusi yang dihasilkan sebuah penelitian maka

akan semakin berguna penelitian itu bagi pemakainya.

22

Parsimony

Parsimony berhubungan dengan derajat kerumitan sebuah penelitian berikut

variabel-variabel penelitian serta interrelasinya. Simplisitas dalam menjelaskan

sebuah fenomena dan dalam menghasilkan solusi terhadap sebuah masalah tentu

saja lebih dikehendaki dibandingkan dengan yang kompleks atau rumit. Misalnya

dengan 3 variabel kita telah dapat menjelaskan 45% variabilitas dalam kinerja

penjualan, sementara memperluas kerangka model yang sama diperoleh 10

variabel yang mampu menjelaskan 47% variabilitas dalam kinerja penjualan,

maka kita akan mengatakan bahwa model yang pertama dengan 3 variabel adalah

lebih baik daripada model yang kedua.

Lain halnya kalau dengan model yang kedua dapat menjelaskan 88% variabilitas

dari variabel dependen dalam hal ini kinerja penjualan. Untuk mendapatkan

tingkat parsimony yang baik dalam penelitian, kuncinya terletak pada pemahaman

peneliti atas maslah dan spesifikasi model yaitu mana variabel-variabel yang

sdcara teoritis adalah yang paling penting dan berpengaruh besar berdasarkan

telaah pustaka yang luas dan mendalam serta panel ahli yang luas dan terarah.

1.5 Jenis-Jenis Penelitian Bisnis

Jenis-jenis penelitian dapat dibedakan sesuai dengan sifat dari tujuan penelitian,

sifat eksplanasi yang diarah oleh penelitian serta orientasi bangunan teori yang

didasari oleh penelitian tersebut, seperti yan disajikan dalam gambar berikut ini.

23

Gambar 1.4 Jenis Penelitian

SIFAT EKSPLORASI ILMU

Seperti digambarkan diatas ditinjau dari sifat kedalaman

eksplorasi ilmu, maka penelitian dapat dibedakan atas

penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan

(applied research).

2.1 Penelitian Dasar (Basic Research)

Tujuan penelitian yang pertama adalah mengembangkan ilmu (to generate a body

of knowledge) untuk mencari jawaban baru atas masalah manajemen tertentu yang

terjadi dalam organisasi, perusahaan atau masyarakat. Hasil penelitian ini

berotensi untuk digunakan oleh organisasi atau perusahaan disuatu waktu di masa

yang akan datang, pada saat mereka menghadapi masalah seperti yang diteliti oleh

penelitian ini.

Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian dasar (basic research atau

fundamental research atau pure research) yang sasarannya adalah pada

pengembangan ilmu atau bidang ilmu tertentu dengan derajat“contribution to the

JENIS

PENELITIAN

HYPOTHESIS

GENERATING

RESEARCH

NONCASUAL-

COMPARATIVE

RESEARCH

CASUAL

RESEARCH

APPLIED

RESEARCH

BASIC RESEARCH

METODE

EKSPLANASI

ILMU

EKSPLANASI

ILMU

EKSPLORASI

ILMU

HYPOTHESIS

TESTING

RESEARCH

24

body of knowledge” tertentu. Penelitian seperti inilah yang dilakukan oleh para

mahasiswa jenjang strata satu, dua, dan tiga diperguruan tinggi, walaupun tidak

tertutup kemungkinan bahwa penelitian seperti ini juga menjadi bidang penelitian

utama dari banyak perusahaan konsultan dalam bidang manajemen. Temuan dari

penelitian seperti ini adalah pengembangan ilmu atau bagian ilmu tertentu dalam

bidang manajemen.

2.2 Penelitian Terapan (Applied Research)

Sifat tujuan yang kedua adalah penelitian terapan. Penelitian jenis ini dilakukan

dengan tujuan untuk memecahkan sebuah masalah yang saat ini dihadapi oleh

manajemen atau organisasi perusahaan tertentu. Misalnya sebuah perusahaan

sedang menghadapi masalah yaitu rendahnya dampak yang dihasilkan oleh

promosi periklanan yang telah dilakukan secara intensif dan mahal melalui

tayangan televisi lokal.

Menghadapi masalah ini perusahaan ingin segera mengetahui apa penyebab dari

gagalnya iklan intensif yang baru saja dilakukan atau rendahnya dampak dari

iklan yang intensif tersebut. Dengan demikian diharapkan diperoleh informasi

yang baik mengenai penyebab rendahnya dampak iklan ini dan karena itu

perusahaan dapat merencanakan langkah-langkah perbaikan selanjutnya.

Penelitian ini disebut penelitian terapan (applied research). Penelitian seperti ini

sangat jarang dilakukan mahasiswa pendidikan strata formal, biasanya dilakukan

oleh para konsultan penelitian atau bagian penelitian dan pengembangan

perusahaan (R&D).

Penelitian ilmiah dapat dilakukan baik untuk penelitian terapan maupun penelitian

dasar. Walaupun harapan utama dari sebuah penelitian dasar adalah menghasilkan

“kemampuan generalisasi” yang cukup dan luas, penelitian terapan juga

mempunyai peluang untuk dapat digeneralisasi pada organisasi atau perusahaan

yang lain. Kemampuan digeneralisasi itu bergantung pada seberapa besar

perbedaan yang ada dari organisasi yang lain terhadap obyek penelitian misalnya

25

perbedaan dalam ukuran, lingkungan kerja, karakteristik karyawan, struktur

organisasi dan sebagainya. Oleh karena itu penelitian terapan juga harus dilakukan

melalui sebuah proses yang terorganisasi dan sistematik dimana masalah

diidentifikasi dengan baik dan benar, data dikumpulkan dan dianalisis secara

ilmiah serta kesimpulan ditarik secara obyektif untuk pengambilan keputusan

yang efektif.

SIFAT EKSPALANASI ILMU

Penelitian ilmiah dapat juga dilakukan sesuai dengan

cakupan dan jenis eksplanasi atau jenis penjelasan ilmu

yang akan dihasilkan oleh suatu penelitian. Sesuai dengan

cakupan eksplanasinya penelitian dapat dibedakan atas

penelitian kausalitas serta penelitian nonkausalitas

komparatif.

2.3 Penelitian Kausalitas

Penelitian kausalitas adalah penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam

bentuk hubungan sebab-akibat (cause-effect) antar beberapa konsep atau beberapa

variabel atau beberapa strategi yang dikembangkan dalam manajemen. Penelitian

ini diarahkan untuk menggambarkan adanya hubungan sebab-akibat antara

beberapa situasi yang digambarkan dalam variabel, dan atas dasar itu ditariklah

sebuah kesimpulan umum.

Hipotesis-hipotesis yang disajikan disini adalah hipotesis kausalitas. Studi kausal

seperti ini akan dilakukan misalnya untuk meneliti bagaimana pengaruh strategi

bersaing terhadap kinerja penjualan. Dapat juga dilakukan dalam jenjang yang

lebih luas misalnya seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan sebab

akibat antara orientasi pasar- kualitas strategi- dan kinerja pemasaran.

Berdasarkan telaah pustaka yang mendalam ia berpandangan bahwa derajat

orientasi pasar akan mempengaruhi tingkat kualitas dari strategi yang

dikembangkan dari strategi yang bermutu pada gilirannya akan menghasilkan

26

kinerja pemasaran yang baik. Penelitian seperti ini dapat disebut sebagai

penelitian kausalitas.

2.4 Penelitian Non Kausalitas – Komparatif

Penelitian ini dilakukan tidak untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab

akibat, teteapi melakukan perbandingan antara beberapa situasi dan atas dasar itu

dilakukan sebuah dugaan mengenai apa penyebab perbedaan situasi yang terjadi.

Studi non kausal seperti ini dapat dilakukan misalnya untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan yang signifikan dalam cara memandang “perilaku bohong –

bluffing behaviour” antara para manajer pemasaran dibandingkan dengan para

manajer SDM.

Dapat juga penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan

tingkat kompetensi antara dua situasi yaitu situasi sebelum dilatih dan setelah

dilatih. Misalnya peneliti melakukan eksperimen terhadap tenaga penjualan untuk

melihat apakah pelatihan salesmanship yang dilakukan memberi dampak pada

kinerja salestalk (wawancara penjualan) yang dilakukan oleh seorang tenaga

penjualan. Hal ini dilakukan dengan membandingkan kinerja salestalk sebelum

dan sesudah pelatihan salesmanship. Penelitian seperti ini adalah penelitian yang

bukan mengeksplanasi kausalitas tetapi mengeksplanasi perbedaan antara dua

situasi tersebut.

SIFAT METODE EKSPLANASI ILMU

Penelitian dapat dibedakan sesuai dengan metode

eksplanasi ilmu dalam bangunan teori yang tercakup dalam

kegiatan penelitian tersebut. Menurut metode eksplanasi

bangunan teori yang dikembangkan, penelitian dapat

dibedakan atas penelitian yang bertujuan membangun

proposisi dan hipotesis (hypothesis generating research) serta

penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis

(hypothesis testing research).

27

2.5 Penelitian untuk Membangun Hipotesis

Dalam dunia penelitian akademik, banyak sekali penelitian yang

orientasinyahanya untuk membangun konsepsi teori melalui apa yang disebut

proposisi dari hipotesis. Salah satu contoh yang dapat disajikan untuk jenis

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Bharadwaj, S.G.,

Varadarajan, P.R., & Fahy, J. (1993) berjudul “Sustainable Competitive

Advantage in Service Industries: A Conceptual Model and Research

Proposition”, yang dimuat dalam Journal of Marketing, 57(October). pp. 83-100.

Hasil pengembangan modelnya disajikan dalam gambar berikut ini.

Gambar 1.5 Model Kontingensi dari Bharadwaj dkk. mengenai

Keunggulan Bersaing Berkelanjutan dalam Industri Jasa

Karakteristik Jasa dan Industi

Jasa

Kinerja

Jangka

Panjang

Sumber Potensial bagi

Keunggulan Bersaing

(resources and skills)

Keunggulan

Posisional

Bersaing

Karakteristik

Perusahaan Jasa

Hambatan Peniruan

atas Resources &

Skills (High-Low)

Sustainabilitas

dari

Keunggulan

Posisional

Bersaing

Reinvestasi

atas

Resources

& Skills

28

Penelitian Bharadwaj dan kawan-kawannya ini tidak sampai pada pengujian

empiris tetapi hanya menyajikan model konseptual yang dibangun dengan

berbagai proposisi – hipotesis.

2.6 Penelitian untuk Menguji Hipotesis

Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang sangat banyak diminati dan

dilakukan oleh para mahasiswa dan peneliti yang tujuannya adalah

mengembangkan hipotesis dan menguji secara empirik hipotesis yang

dikembangkan tersebut.

Hal penting dalam penelitian jenis ini adalah telaah pustaka yang dilakukan untuk

menghasilkan hipotesis sehingga penelitiannya tidak bersifat “reinventing the

wheel” dengan mengembangkan hipotesis yang memang diperlukan, karena

belum cukupnya penjelasan empiris mengenai konsepsi yang terkandung dalam

hipotesis tersebut. Setelah hipotesis dikembangkan proses penelitian dilanjutkan

dengan pengembangan instrumen penelitian, pengumpulan data serta analisis data

untuk pengujian hipotesis dan atas dasar itu temuan penelitian disajian sebagai

jawaban atas masalah penelitian.

lasifikasi di atas tidak dimaksudkan untuk menunjukkan jenis

penelitian yang tidak saling overlapping, karena dalam kenyataannya

akan terjadi overlapping antar beberapa jenis penelitian yang

diklasifikasikan tersebut. Oleh karena itu sesuai dengan klasifikasi di atas, seorang

peneliti dapat memilih satu dari beberapa jenis penelitian seperti yang disajikan

dalam gambar berikut ini.

K

29

Gambar 1.6 Pilihan Penelitian

1.6 Klasifikasi dan Ruang Lingkup Penelitian Bisnis

Berdasarkan metode penelitian yang dilakukan, penelitian dapat diklasifikasikan

menjadi penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian korelasional,

penelitian kausal komparatif, dan penelitian eksperimental (Kuncoro, 2003).

Berikut ini akan diuraikan masing-masing jenis penelitian ini.

1.6.1 Penelitian Historis

Penelitian historis meliputi kegiatan penyelidikan, pemahaman, dan penjelasan

keadaan yang telah lalu. Tujuan penelitian historis adalah sampai dengan suatu

kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau perkembangan dari kejadian

yang telah lalu yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan kejadian sekarang,

dan mengantisipasi kejadian yang akan datang. Penelitian historis pada umumnya

tidak mengumpulkan data kejadian yang telah ada. Sumber data yang digunakan

dapat bersumber dari data primer maupun sekunder. Contoh sumber data primer

adalah salopan saksi mata dan dokumen original. Sumber data sekunder misalnya

deskripsi yang disusun orang lain namun bukan saksi mata.

BASIC

RESEARCH

BASIC

RESEARCH

BASIC

RESEARCH

BASIC

RESEARCH

APPLIED

RESEARCH

APPLIED

RESEARCH

CASUAL

RESEARCH

COMPARATIVE

RESEARCH

COMPARATIVE

RESEARCH

CASUAL

RESEARCH

COMPARATIVE

RESEARCH

CASUAL

RESEARCH

HYPOTHESIS

GENERATING

RESEARCH

HYPOTHESIS

GENERATING

RESEARCH

HYPOTHESIS

GENERATING

RESEARCH

HYPOTHESIS

GENERATING

RESEARCH

HYPOTHESIS

GENERATING

RESEARCH

HYPOTHESIS

GENERATING

RESEARCH

HYPOTHESIS

TESTING

RESEARCH

HYPOTHESIS

TESTING

RESEARCH

HYPOTHESIS

TESTING

RESEARCH

HYPOTHESIS

TESTING

RESEARCH

30

Evaluasi data historis meliputi kritik eksternal dan internal. Kritik eksternal

berhubungan dengan keotentikan data, sementara kritik internal berhubungan

dengan nilai dari data tersebut. Nilai dapat ditentukan oleh tingkat akurasi dan

reliabilitas serta dukungan kepada hipotesis. Beberapa contoh penelitian historis

antara lain:

Perkembangan industri kecil selama puluhan tahun terakhir.

Dampak deregulasi terhadap ekspor non migas.

1.6.2 Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau

menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Tipe yang

paling umum dari penelitian deskriptif ini meliputi penilaian sikap atau pendapat

terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur. Contoh dari penilaian

ini antara lain adalah survey pasar. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan

melalui daftar pertanyaan dalam survey, wawancara, ataupun observasi.

Penelitian deskriptif berbeda dengan penelitian eksploratif terutama dalam

formalitas pembetukannya. Penelitian eksploratif ditandai dengan fleksibilitas,

sementara penelitian deskriptif berupaya untuk memperoleh deskripsi yang

lengkap dan akurat dari suatu situasi (Boyd, at all, 1989: 129). Desain formal

diperlukan untuk meyakinkan bahwa deskripsi mencakup semua tahapan yang

diinginkan. Desain ini juga diperlukan untuk mencegah dikumpulkannya data

yang tidak perlu. Kendati penekanan analisisnya adalah pada deskripsi data, studi

semacam ini tidak hanya mengumpulkan fakta.

Kelemahan utama dalam penelitian deskriptif adalah kurangnya tanggapan subjek

penelitian. Kelalaian subjek penelitian untuk mengembalikan daftar pertanyaan

atau data ketempat wawancara yang telah ditentukan menyebabkan rendahnya

tanggapan terhadap penelitian yang dilakukan. Jika tanggapan yang ada rendah,

31

simpulan yang benar atau valid tidak dapat ditemukan. Beberapa contoh

pertanyaan dari penelitian deskriptif antara lain adalah:

Bagaimanakah tingkat kepuasan karyawaan pada perusahaan swasta?

Bagaimanakah tanggapan karyawan terhadap peraturan absensi kerja yang

baru?

Bagaimanakah tanggapan mahasiswa Administrasi Bisnis terhadap

pelayanan perpustakaan dan bagian pengajaran ?

Bagaimanakah karakter dan jenis pekerjaan para alumni program magister

manajemen?

Setidaknya ada dua manfaat penggunaan penelitian deskriptif. Pertama, untuk

studi dalam bidang bisnis terutama digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan bisnis. Kedua, studi deskriptif di perlukan untuk mengenali distribusi

dan perilaku data yang kita miliki. Dalam pemasaran misalnya, setelah

menganalisis data, para peneliti akan berusaha memprediksi hasil dari beberapa

langkah bisnis. Sebagai contoh:

Peneliti ingin mengamati apakah fokus iklan pada kelompok masyarakat

berpenghasilan menengah keatas akan meningkatkan volume penjualan.

Peneliti ingin mengetahui profil dari konsumen utama suatu produk, yang

diperinci menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan,

tempat tinggal, jumlah anggota keluarga, frekuensi penggunaan produk,

dan lain-lain karakter konsumen.

1.6.3 Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional berusaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan

(asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada di

antara variabel yang diteliti. Yang dimaksud dengan variabel adalah suatu konsep

yang dapat diasumsikan sebagai suatu kisaran nilai. Contoh variabel adalah

pendapatan, umur, tingkat pendidikan, motivasi dan keberhasilan.

32

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian korelasi tidak menjelaskan

sebab akibat, melainkan hanya menjelaskan ada atau tidak adanya hubungan

antara variabel yang diteliti. Kalau dalam suatu penelitian diperoleh kesimpulan

bahwa terdapat hubungan yang kuat antara biaya penjualan dengan jumlah

penjualan, belum diketahui hubungan kausalitasnya. Sebagai contoh: Apakah

biaya penjualan yang mempengaruhi penjualan, ataukah sebaliknya. Beberapa

contoh dari penelitian korelasional adalah:

Hubungan antara produktivitas dan struktur tugas.

Hubungan antara kekhawatiran dan ketelitian.

Penggunaan tes kecerdasan untuk memprediksi keberhasilan dalam

pekerjaan.

Untuk keperluan mengukur asosiasi ini, ada beberapa alternatif teknik, yaitu:

korelasi bivariat, korelasi berganda, korelasi sekuensial, korelasi kanonikal, dan

analisis frekuensi multiarah (multiway frequency analysis) (Tabachnick & Fidell,

1996: 20-21). Mana teknik yang dipilih tergantung dari jumlah variabel yang

diamati, macam data yang digunakan (kontinyu atau diskrit), dan apakah variabel

independen dapat dikonseptualkan sebagai kovariat (bila dampak beberapa

variabel independen diukur setelah dampak variabel independen lain dihilangkan).

Inti dari analisis korelasi adalah mengukur kekuatan hubungan antarvariabel,

tanpa menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat.

Korelasi bivariat merupakan jenis korelasi yang paling popular. Korelasi bivariat

menjelaskan hubungan linier antara 2 variabel, x dan y. Korelasi antara x dan y

secara numerik dapat dihitung dengan koefisien korelasi Pearson product moment

(rxy), sebagai berikut:

rxy = (SSXY)/ √SSxxSSyy

Nilai rxyadalah antara -1 dan +1. Nilai korelasi yang positif berarti arah hubungan

antara x dan y adalah satu arah: bila y naik maka x juga naik, bila y turun maka x

juga turun. Nilai korelasi yang negatif berarti arah hubungan antara x dan y

berkebalikan: bila y turun maka x naik, bila y naik maka x turun.

33

Untuk mengetahui hubungan sebab akibat, diperlukan analisis lebih jauh terhadap

perilaku masing-masing variabel yang diteliti. Walaupun hubungan sebab-akibat

belum diketahui, namun adanya hubungan yang kuat di antara variabel

memungkinkan adanya penyusunan prediksi. Sebagai contoh, adanya hubungan

kuat antara Indeks Prestasi (IP) dengan kesuksesan studi. Jika seorang siswa

selalu mempunyai IP yang tinggi, dapat diprediksi bahwa siswa tersebut kelak

akan memperoleh kesuksesan studi manakala menjadi mahasiswa.

1.6.4 Penelitian Kausal Komparatif dan Eksperimental

Berbeda dengan korelasi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel

atau lebih, studi kausalitas juga menunjukkan arah hubungan antara variabel.

RANGKUMAN

Penelitian adalah proses investigasi ilmiah terhadap sebuah masalah yang

dilakukan secara teroganisir, sistematik, berdasarkan pada data yang

terpercaya, bersifat kritikal dan objektif yang mempunyai tujuan untuk

menemukan jawaban atau pemecahan atas satu atau beberapa masalah

yang diteliti.

Penelitian ilmiah tidak dapat dilakukan menggunakan data yang diperoleh

melalui proses yang tidak obyektif. Berbagai sumber atau pendekatan

untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai suatu fenomena

atau situasiantara lain takhayul (superstition), intuisi (intutition), atau

otoritas (authority), rasionalisme (rationalism), pengalaman empiris

(empiricism), dan sains (science).

Aplikasi Metode Ilmiah Dalam Bisnis. Penerapan metode ilmiah oleh

para manajer berorientasi kepada pengambilan keputusan untuk menjawab

permasalahan dalam lingkup bisnis. Perbedaan utama dari penelitian bisnis

dengan penelitian ilmiah yang lain adalah sifat dari fenomena yang

34

dipelajari. Penelitian bisnis lebih dititikberatkan pada upaya menjawab

permasalahan manajerial

Metode ilmiah memiliki karakteristik umum sebagai berikut (Daviz &

Consenza, 1993: 37): bersifat kritis dan analitis, logis, objektif, konseptual,

empiris, dan sistematis.

Ciri khas atau syarat penelitian ilmiah oleh Sekaran (2003) disebut sebagai

“the hallmarks of scientific research”terdiri atas purposiveness, rigor,

testability, replicability, precision and confidence, objectivity,

generalizability, parsimony

Jenis-Jenis penelitian bisnis dibedakan sesuai sifat dari tujuan penelitian,

sifat eksplanasi yang diarah oleh penelitian serta orientasi bangunan teori

yang didasari oleh penelitian tersebut.

o Ditinjau dari sifat eksplorasi ilmu dibedakan atas penelitian dasar

(basic research) dan penelitian terapan (applied research).

o Ditinjau dari sifat ekspalanasi ilmu dibedakan atas penelitian

kausalitas serta penelitian nonkausalitas komparatif.

o Dintinjau dari sifat metode eksplanasi ilmu dibedakan atas

penelitian yang bertujuan membangun proposisi dan hipotesis

(hypothesis generating research) serta penelitian yang bertujuan

untuk menguji hipotesis (hypothesis testing research).

Berdasarkan metode penelitian yang dilakukan, penelitian dapat

diklasifikasikan menjadi penelitian historis, penelitian deskriptif,

penelitian korelasional, penelitian kausal komparatif, dan penelitian

eksperimental (Kuncoro, 2003).

LATIHAN/TUGAS/PERCOBAAN

1. Jelaskan mengapa dunia bisnis butuh riset atau penelitian?

2. Sebut dan jelaskan sumber-sumber pengetahuan?

3. Jelaskan definisi metode penelitian bisnis?

4. Sebut dan jelaskan syarat-syarat penelitian dikatakan ilmiah?

35

5. Sebut dan jelaskan klasifikasi jenis penelitian bisnis?

6. Sebut dan jelaskan klasifikasi penelitian berdasarkan metodenya?

PUSTAKA RUJUKAN

1. Burhan Bungin, 2010. Metodologi Penelitian Sosial; Format-faormat

Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

2. Haris Herdiansyah,2010. Metode Penelitian Kualitatif. Salemba

Humanika. Jakarta.

3. Emzir, 2010. Analisis Data: Metode Penelitian Kualitatif. Rajawali

Pers.

4. Sofian Effendi, 2012. Metode Penelitian Survei. LP3ES.

5. Anselm Strauss & Juliet Corbin. 2003. Dasar-Dasar Penelitian

Kualitatif: Tatalangkah dan Teknik-teknik Teorisasi Data. Pustaka

Pelajar.

6. Nur Indriantoro & Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis.

BPFE. Yogjakarta.

7. Donald R. Cooper, Pamela S. Schindler.2006. Business Research

Methods. Mc Graw Hill.

8. Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

9. Uma Sekaran, 2003. Research Methods For Business. John Wiley &

Sons. Inc.

10. Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.

Penerbit Erlangga, Jakarta

11. Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro