28
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR UNIT PERCOBAAN EL. 01 PANGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR Oleh : Nama : Yoyok Umar Cahyo Nugroho No.Mhs : 111042021 Gol/Kel : 2/2A Asisten : Bpk Subandi LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

UNIT PERCOBAAN EL. 01

PANGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN

PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR

Oleh :

Nama : Yoyok Umar Cahyo Nugroho

No.Mhs : 111042021

Gol/Kel : 2/2A

Asisten : Bpk Subandi

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

201

Page 2: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

BAB I

UNIT PERCOBAAN EL-01

PENGENALAN KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN

PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR

1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan

Dalam praktikum unit 01 elektronika dasar ini bertujuan utuk mengetahui

komponen elektronika dan dapat mempergunakan alat-alat ukur yang digunakan

dalam bidang elektronika.

1.2. Alat Percobaan

Multitester

Osciloscope

Unit percobaan 01 dan perlengkapannya

Kabel jamper

Pembangkit frekuensi

1.3. Teori Singkat

1. Pengenalan Komponen Elektronika

A. Tahanan (Resistor)

Tahanan atau resistor merupakan salah satu komponen yang penting dalam

sebuah rangkaian elektronika, walaupun dalam rangkaian modern sekalipun. Nilai

dari komponen ini dapat dilihat dari kode berupa pita warna yang melingkar pada

badannya. Kode dari warna itu menunjukan nilai tahanan dan toleransinya.Warna-

warna tersebut melambangkan angka-angka sebagai berikut:

Hitam : 0 (nol) Kode warna untuk toleransinya sebagai berikut:

Coklat : 1 (satu) Emas : 5%

Merah : 2 (dua) Perak : 10%

Jingga : 3 (tiga) Tanpa warna : 20%

Kuning : 4 (empat)

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 3: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

Hijau : 5 (lima)

Biru : 6 (enam)

Ungu : 7 (tujuh)

Kelabu : 8 (delapan)

Putih : 9 (sembilan)

GAMBAR 1.1

PENUNJUK KODE WARNA

Angka pertama

Angka kedua

Toleransi

Banyaknya angka nol

Keterangan gambar :

Pita warna pertama melambangkan angka pertama

Pita warna kedua melambangkan angka kedua

Pita warna ketiga melambangkan banyaknya angka nol

Pita warna keempat melambangkan besarnya toleransi

Contoh :

1. Merah, ungu, jingga, emas : artinya 27 K Ohm dengan toleransi 5%

2. Jingga, putih, jingga, perak : artinya 39 K Ohm dengan toleransi 10%

3. Kuning, ungu, merah : artinya 4K7 Ohm dengan toleransi 20%

Bila hanya terdapat tiga pita warna, sedangkan pita warna keempat tidak ada berarti

toleransinya adalah 20%.

Jika pita warna ketiga itu emas maka dua angka yang dilambangkan pada warna

pertama dan kedua dikalikan 0,1 dan bila warna ketiga itu perak pengalinya adalah

0,01.

Contoh :

1. Merah, hitam, emas : artinya 2 Ohm dengan toleransi 20%

2. Kuning, ungu, perak : artinya 0,47 Ohm dengan toleransi 20%.

GAMBAR 1.2

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 4: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

SIMBOL TAHANAN (RESISTOR)

Tahanan Tetap Tahanan Variabel

Rumus-rumus tahanan:

1. Tahanan seri

Re = R1 + R2 + R3 + ….+Rn (1-1)

Re = Tahanan ekivalen Rn = Tahanan ke-n

2. Tahanan paralel

R1

R2

R3

R4

(1-2)

3. Khusus untuk dua tahanan yang paralel

(1-3)

B. Kapasitor

Kapasitor mempunyai satuan Farad dan besar kapasitasnya ditulis dengan

angka pada lapisan luar badannya. Satuan yang lebih kecil dari pada farad adalah:

1 farad = 106 mikro farad disingkat 1F = 106 μF

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 5: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

1 mikro farad = 103 nano farad disingkat 1 μF

1 nano farad = 103 piko farad disingkat 1nF = 103 pF.

Jika ditulis :

0,01 μF artinya 10-2 μF

1000 μF artinya 103 μF

Ada yang ditulis dengan notasi berikut:

103 artinya 10.000 piko farad

472 artinya 4.700 piko farad

Jenis-jenis kapasitor :

1. Kapasitor mika 4. Kapasitor milar

2. Kapasitor tantalum 5. Kapasitor elektrolit

3. Kapasitor kertas 6. Kapasitor keramik

GAMBAR 1.3

SIMBOL KAPASITOR TETAP VARIABEL BERKUTUB

Tetap Variabel Berkutub

Rumus-rumus kapasitor

1. Kapasitor seri

C1 C2 C3 Cn

(1-4)

2. Kapasitor paralel :

C1

C2

C3

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 6: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

Cn

Ct = C1 + C2 + C3 +…..+ Cn (1-5)

Ct = Kapasitor total ; Cn = Kapasitor ke-n

C. Induktor

Induktor biasanya dinyatakan dengan lambang L dan mempunyai satuan

Henry. Satuan yang lebih kecil dari Henry:

1 Henry = 1000 mili Henry disigkat 1H = 103 mH

1 mili Henry = 1000 mikro Henry disingkat 1mH = 103 μH

GAMBAR 1.4

INDUKTOR

Ind

uktor dengan inti udara Satu lapis Beberapa lapis

Besar induktansi:

1. Untuk induktor satu lapis

L = μH (1-6)

Keterangan:

L = Induktansi (mikro henry)

a = Radius coil (inchi)

b = Lebar coil (inchi)

N = Jumlah lilitan

2. Untuk induktor beberapa lapis

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 7: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

L = (1-7)

C = Tebal rata-rata (inchi).

Untuk induktor dengan inti bukan udara perhitungannya lain dan lebih sulit.

D. Transistor

Notasi transistor biasa dengan kode yang berlainan untuk setiap pabrik yang

mengeluarkannya.

Khusus untuk transistor buatan Jepang atau Taiwan mempunyai notasio sebagai

berikut:

SA berarti transistor jenis PNP untuk frekuensi tinggi

SB berarti transistor jenis PNP untuk frekuensi rendah

SC berarti transistor jenis NPN untuk frekuensi tinggi

SD berarti transistor jenis NPN untuk frekuensi rendah.

Sedangkan huruf dibelakangnya nomer seri adalah kualitas contoh:

Tr 2 SA 70 C

2 = transistor (satu dioda)

SA = jenis PNP frekuensi tinggi

70 = nomer seri

C = kualitas baik

Untuk menunjukan kualitas ada bermacam-macam, misalnya A, B, C dan seterusnya.

Urutan abjad ke kanan makin baik. Jadi B lebih baik dari A, begitu pula C lebih baik

dari B, dan seterusnya.

E. Intergrated Circuit (IC)

IC sebenarnya merupakan suatu untai rangkaian tertentu yang di

sederhanakan dan dicetak dalam suatu bentuk yang kompak dan kompleks. IC

mempunyai jenis dan kegunaan yang bermacam-macam. Ada yang beribu-ribu jenis

dan seri, kebanyakan dari IC tersebut sudah dirancang untuk kegunaan yang khusus.

Jadi untuk setiap pabrik tidak sama, untuk menggunakan IC sebagai salah satu

komponen, harus diketahui terlebih dahulu watak dan susunan dari IC tersebut.

2. Penggunaan Alat-alat Ukur

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 8: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

A. Multitester

Tujuan percobaan adalah bagaimana cara mempelajari serta menggunakan

multitester untuk menganalisis suatu rangkaian ataupun menghitung suatu besaran

tertentu dalam pengukuran sebenarnya.

Alat percobaan:

Multitester SANWA 501 ZX TR

Satu unit rangkaian objektif.

Multitester adalah suatu alat yang dipakai untuk bermacam-macam jenis pengukuran,

seperti untuk menganalisa suatu kerusakan pada alat listrik, mengukur tegangan AC,

DC, arus DC, polaritas suatu sumber tegangan, polaritas dioda, mengukur atau

mengetahui kontak atau tidaknya suatu hubungan pengantar dan kegunaan lainnya.

Karena multitester disusun sangat ringkas, maka mudah dibawa kemana-mana.

Multitester termasuk alat yang sensitif, oleh karena itu dalam penggunaanya harus

sangat hati-hati dan sesuai dengan petunjuk yang ada. Misalnya salah dalam

pengarahan switch maka ada kemungkinan multitester akan terbakar dan menjadi

rusak. Khusus untuk pengukuran “High Power System” tidak diperkenankan sama

sekali melakukan kesalahan dalam pengoperasian alat ini, karena dapat

membahayakan pemakainya.

Berikut ini petunjuk pemakaian multitester:

1. Pointer Zero Correction

Bagian ini digunakan untuk menyetel agar jarum (pointer) dari meter benar-benar

tepat pada angka nol pada sebelah kiri dari skala sebelum alat digunakan untuk

mengukur.

2. Test Lead Conection

Sebagai pedoman bahwa colok (test lead) merah dihubungkan jeck positif (+) dan

hitam pada jeck negatif (-) / com. Untuk mengukur arus sampai 10A DC, maka

colok merah dihubungkan dengan jeck 10A positif, colok hitam pada 10A negatif.

3. Pembacaan Skala

Skala berwarna hitam paling atas digunakan untuk mengukur tahanan. Bilangan

pada garis skala 1x menunjukan nilai besar 34 Ohm sebenarnya AC 10 Volt lebih.

Skala berwarna merah tepat diatas cermin digunakan untuk membaca AC Volt.

Khusus untuk tegangan 2,5 Volt AC dibuat tersendiri di bawah skala merah

ditandai dengan AC 2,5 Volt.

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 9: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

HFE : Skala berwarna merah tepat diatas cermin adalah untuk membaca faktor

penguat arus DC atau IC / IB dari suatu transistor. Skala 0-300 dibagi

menjadi 30 bagian.

Db : Skala dibawah hitam untuk pembacaan daya output AF dimana 0 Db

ditetapkan pada 0,775 Volt AC. Tetapi pembacaan Db pada skala

berhubungan dengan AC Volt sesuai degan rumus berikut:

Db = 20 log10 (1-8)

4. Pengukuran DC Volt (100 mV – 1 KV)

Sebagai aturan “Polarity Switch” dipasang pada posisi positif (+)

Colok negatif selalu dihubungkan dengan jalur “Ground” untuk tegangan

negatif, “Skala Polaritas” digeser ke arah posisi negatif (-), untuk mengatasi

kesulitan dari pada arus membalik kedua colok.

5. Pemakaian Probe HV (High Voltage)

Probe HV ukuran kecil dipakai untuk pengukuran tegangan tinggi DC sampai

25 KV.

Jalur 0-25 digunakan untuk pembacaan 25 KV untuk skala penuh.

Penggunaan Probe HV hanya untuk tegangan tinggi dalam rangkaian

impedansi tinggi, misalnya televisi.

6. Pengukuran Positif (+) DC A ( μA, mA, dan A)

Jika pada pengukuran tegangan DC, tester dipasang paralel terhadap bahan

atau daya, tetapi pada pengukuran arus DC harus dipasang secara seri karena

itu rangkaian harus dibuka ditempat yang harus diukur.

Tester ini dilengkapi dengan jangkauan pengukuran arus DC mulai dari

tingkat μA sampai 10A. Hal ini berguna untuk pemeriksaan rangkaian

transistor pada waktu mengatur bias. Skala jangkauan dipasang pada tempat

yang sesuai.

Untuk pengukuran mendekati 10A saklar pemilih jangkauan dipasang pada

posisi DC mA – 250A. Colok merah ditempatkan pada jeck 10A (+) dan

colok hitam pada 10A negatif (-).

7. Pengukuran Ohm

Kedua colok pada posisi positif (+) dan negatif (-) com, kemudian saling

dihubungkan (shorted) dan jarum diatur oleh 0 Adj/zero agar kedudukannya

tepat 0 disebelah kiri pada skala paling atas.

Bila pengaturan 0 seperti diatas sulit dilakukan maka battery harus diganti.

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 10: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

Bila dilakukan pengukuran pada posisi saklar x10K. Polarity Switch harus

pada posisi positif (+). Jika pada posisi negatif (-) maka jarum akan berputar

terbalik sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran.

Polarity switch pada posisi positif (+) maka colok yang berhubungan dengan

(-) com adalah kutub positif dan colok pada (+) adalah kutub negatif.

Cara menyimpan multitester yang benar :

1. Putar posisi switch pemilih jangkauan pada posisi AC Volt (1K)

2. Lepaskan kedua coloknya (kabel merah dan kabel hitam).

Cara pembacaan multitester yang benar :

Tempatkan switch pada posisi yang dikehendaki lalu pasang coloknya pada posisi

dan terminal yang benar. Jangan sekali-kali colok dipasang pada rangkaian apapun

sebelum menentukan besaran apa yang akan diukur, baru setelah itu switch dapat

dirubah-rubah.

1. Dalam pembacaan ada skala, jarum harus menutupi bayangan pada cermin.

Jadi membacanya harus tegak lurus diatas bidang skala.

2. Perlu diketahui terlebih dahulu berapa harga-harga tiap skala yang akan

diukur.

B. Osciloscope

Maksud percobaan adalah mempelajari penggunaan osciloscope untuk

menganalisa suatu rangkaian, mengadakan pengukuran besaran tertentu dan melihat

bentuk-bentuk gelombang pada suatu keadaan.

Alat percobaan:

Satu buah osciloscope (CRO)

Satu buah Audio Frekuensi Generator (AFG)

Satu buah rangkaian percobaan unit EL 01

Satu buah multitester

4 buah kabel penghubung.

Cathode Ray Osciloscope (CRO) merupakan suatu alat berguna untuk menganalisa

sinyal-sinyal listrik, terutama untuk menyelidiki gejala-gejala periodis diantaranya :

Bentuk gelombang

Beda phase

Amplitudo

Frekuensi

dll.

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 11: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

Bagian-bagian CRO adalah:

Tabung sinar katoda (cathoda ray tube)

Penguat (amplifier)

Catu daya (power supply)

Tabung sinar katoda mempunyai komponen pokok:

Elektron Gun

Deflection System

Display Screen

Elektron yang dihasilkan oleh elektron gun bergerak dengan kecepatan tinggi,

menunjukan ketabir (screen). Elektron menumbuk layar menyebabkan tabir atau

screen berpendar. Gerakan elektron dipengaruhi oleh medan listrik yang dipasang

pada deflection system, yaitu sistem yang dapat menyimpangkan elektron tersebut

kekanan dan kekiri oleh sepasang lempeng horozontal. Bila sebuah sinyal tegangan

berbentuk sinus dipasang pada lempeng penyimpang horizontal, maka elektron akan

bergerak ke arah vertikal sebagai garis lurus. Panjang garis lurus ini menunjukan

amplitudo yang panjang garisnya dipengaruhi oleh tegangan sesaat. Bila pada

lempeng penyimpang arah horizontal dipasang tegangan periodik yang besarnya

berbanding lurus dengan waktu, sedangkan frekuensinya sama dengan frekuensi

tegangan itu maka garis vertikal yang sebenarnya terjadi oleh titik-titik yang naik

turun, yang sekarang mempunyai gerakan kekanan dan kekiri juga. Pada tabir akan

terlihat suatu gambar yang mempunyai pola seperti jika membuat grafik dari suatu

gejala periodik dengan absis waktu dan ordinat tegangan dari gejala periodik tersebut.

GAMBAR 1.7

TEGANGAN BERBENTUK GELOMBANG SINUS

Tegangan Gigi Gergaji

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 12: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

Misalnya suatu tegangan periodis yang besarnya berbanding lurus dengan waktu dan

digambarkan sebagai tegangan fungsi waktu yang mempunyai bentuk seperti gigi

gergaji.

GAMBAR 1.8

TEGANGAN BERBENTUK GIGI GERGAJI (TGG)

V

ωt

Karena bentuknya seperti gigi gergaji maka dalam prakteknya juga dinamakan

tegangan gigi gergaji (TGG). Ini dihasilkan oleh suatu alat yang terdapat pada CRO

sendiri (alat tersebut biasanya dinamakan multivibrator). TGG dalam teknik CRO

dinamakan alas waktu (time base) yang dapat dipakai untuk mengamati pola

tegangan yang akan dipelajari. Penggunaan time base pada CRO mirip dengan guna

absis waktu dalam gambar grafik.

Synchronisasi

Sinkron berarti sama waktu atau sama saat, maka sinchronisasi berarti

penyamaan waktu. Sinkronisasi diusahakan pada permulaan TGG, sehingga diperoleh

gambar yang tunggal. Syncron dapat dijalankan oleh alat dalam CRO itu sendiri

(internal synchr) atau dapat diusahakan dengan alat dari luar CRO (external synchr).

Bila penyelidikan bentuk tegangan tak dikenal dengan potongan suatu tegangan gigi

gergaji yang dipasang pada horizontal, maka cara demikian ini disebut “INTERN”.

Cara lain untuk memasukan TGG dari luar (EXTERN) bila dimasukan dari luar

berupa gelombang sinusoidal (tegangan harmonis) dengan perbagai frekuensi dan

beda phase diantaranya akan diperoleh hasil berupa gambar Lissayous.

Untuk menggunakan CRO sebagai alat dan sarana untuk menganalisa suatu kesalahan

maupun meneliti kualitas suatu output dan lain-lain sebaiknya dipelajari juga dengan

seksama bagian-bagian dari CRO, sehingga dapat mengoperasikannya dengan benar

dan aman.

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 13: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

1.4. Langkah Kerja dalam Pengamatan

1. Penggunaan CRO

A. Pengukuran Tegangan ke Puncak (Vpp)

1) Melakukan persiapan pengoperasian CRO sebagai berikut:

– Menekan switch power pada CRO

– Mengatur switch AC/GND/DC pada posisi AC, akan terlihat garis horizontal.

– Variabel kontrol (knop kecil VOLTS/DIVE) pada posisi maksimum (putar

searah jarum jam).

– Switch V MODE pada channel yang digunakan (CH-1, CH-2, DUAL).

– Tombol variabel pada CAL.

– Switch Trigger mode pada AUTO.

– Swtch Trigger Source pada Vert.

– Kontrol Trigger Level pada posisi tengah-tengah.

– Menggunakan tombol pengatur posisi vertikal dan posisi horizontal agar garis

horintal tersebut pada posisi tengah layar.

2) Menghubungkan ground alat unit 01 dangan ground pada CRO,

menghubungkan vertikal output unit 01 dengan vertikal CRO (CH-2 – Y-in),

saklar unit 01 pada posisi A.

3) Mengatur switch TIME/DIVE untuk mendapatkan dua atau tiga siklus bentuk

gelombang sinus dan mengatur VOLTS/DIVE untuk mendapatkan besar/kecil

amplitudo sehingga gambar gelombang dapat terlihat pada layar CRO.

4) Melakukan pengamatan untuk tegangan puncak ke puncak untuk 3 macam

besaran VOLTS/DIVE untuk macam-macam besaran. Mencatat skala

amplitudo dan gambar bentuk gelombang pada lembar data. Menghitung

tegangan puncak ke puncak.

Rumus :

Vpp = Skala Amplitudo x VOLT/DIVE………..Volt

B. Pengukuran Frekuensi dengan Pola Lissayous

1) Memutar switch TIME/DIVE pada posisi X-Y (maksimum searah jarum jam)

VOLTS/DIVE CH-1 & CH-2 diatur pada kedudukan yang sama.

2) Menghubungkan semua ground dari alat unit 01, AFG ,dan CRO.

3) Menghubungkan vertikal output alat dengan vertikal output CRO (CH-2 – Y-

in), variabel kontrol (knop kecil VOLTS/DIVE CH-2) diatur sehingga

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 14: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

menghasilkan amplitudo 3-4 cm, mengatur switch AC/GND/DC pada posisi

GND.

4) Menghubungkan Output AFG dengan horizontal CRO (CH-1 – X-in), variabel

kontrol (knop kecil VOLTS/DIVE CH-1) diatur sehingga menghasilkan satu

garis horizontal 3-4 cm.

5) Mengatur kembali switch AC/GND/DC pada posisi AC, dengan cara mengatur

frekuensi AFG maka akan didapatkan gambar pola Lissayous.

6) Mengamati pola Lissayous yang lainnya sesuai pada gambar data, mencatat

besarnya frekuensi AFG yang menghasilkan pola lissayous tersebut.

Pada gambar pola lissayous yang berbentuk lingkaran ini merupakan besar

frekuensi alat yang sebenarnya.

C. Pengukuran Frekuensi dengan Perbandingan Panjang Gelombang

1) Pengamatan panjang Gelombang dari AFG

– Menghubungkan Output AFG dengan CH-2 atau CH-1 CRO dan Groundnya

– Mengatur TIME/DIVE sehingga mendapatkan gambar gelombang yang

tenang

– Mengatur AFG untuk 3 macam harga frekuensi yang berbeda

– Mencatat skala panjang gelombang untuk satu gelombang sinus dan

menggambar bentuk gelombangnya. TIME/DIVE tidak dirubah lagi.

2) Panjang Gelombang dari Alat

– Menghubungkan alat dengan vertikal input CRO (pada CH-2). Apabila

gambar sinus pada layar CRO masih bergerak, maka atur tombol variabelnya,

tetapi jangan mengatur TIME/DIVE lagi.

– Mencatat satu gelombang sinus ada berapa skala panjangnya. Untuk lebih

teliti, amati dua/tiga gelombang ada berapa skalanya, kemudian dibagi skala

gelombangnya.

3) Membandingkan kedua buah hasil pengukuran pada AFG dan unit alat, maka

frekuensi alat dapat dicari.

Frekuensi = Skala AFG x frekuensi AFG

Skala Alat

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 15: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

D. Pengamatan Beda Phase

1) Mengatur saklar unit alat pada posisi A

2) TIME/DIVE pada posisi X-Y (memutar kearah maksimum searah jarum jam)

VOLTS/DIVE CH-1 & CH-2 diatur pada kedudukan yang sama.

3) Menghubungkan vertikal unit alat dengan vertikal input CRO (CH-2).

Mengatur variabel kontrol CH-2 (knop kecil VOLTS/DIVE CH-2) untuk

mendapatkan skala amplitudo 3 - 4 cm. Kemudian mengatur switch

AC/GND/AC pada posisi GND.

4) Menghubungkan horiontal unit alat dengan horizontal input CRO (CH-1).

Mengatur variabel kontrol CH-1 (knop kecil VOLTS/DIVE CH-1) untuk

mendapatkan satu garis horizontal 3-4 cm.

5) Kemudian mengatur switch pada posisi AC.

6) Mengatur tahanan geser pada unit 01 sehingga membentuk beda phase sesuai

dengan lembar data yang diinginkan.

7) Menghitung besarnya harga beda phase : Arc sin

GAMBAR 1.11

FREKUENSI POLA LYSSAYOUS

Vert : Hor = 1:1 Vert : Hor = 3:2

Vert : Hor = 1:2 Vert : Hor = 2:1

Mengatur horizontal gain dan vertikal gain sehingga membentuk gambar

lissayous pada layar CRO.

8) Mengatur tahanan geser pada unit 01 sehingga membentuk beda phase yang

diamati. Menggambar pada kertas grafik setiap beda phase yaitu :

1800, 1350, 900, 450, 00.

9) Mengatur letak posisi R pada unit 01 kira-kira ditengah-tengah, sehingga

terbentuk gambar lissayous berupa lingkaran.

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 16: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

GAMBAR 1.12

SKEMA RANGKAIAN PERCOBAAN UNIT 01

10 K Ω TRAFO

D1 200μF 820Ω + DC CT SA

V DZ SB

D2 500Ω 2,2μF H

- GND

GAMBAR 1.13

BEDA PHASE POLA LISSAYOUS

1800 1350

(2250)

x

X

00

450 (3600) 900 (2150) (3150)

1.5. Data Hasil Pengamatan

I. Pengukuran tahanan (resistor)Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 17: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

N

o.

Kode warna dari resistor Pembacaan Pengukuran

1. Coklat,Hijau,Jingga,Emas 15 KΩ ; ±

5%

17 KΩ

2. Coklat,Merah,Jingga,Emas 12 KΩ ; ±

5%

13 KΩ

3. Jingga,Jingga,Jingga,Emas 33 KΩ ; ±

5%

34 KΩ

4. Hijau,Biru,Jingga 56 KΩ ; ±

20%

56KΩ

5. Jingga, Hijau, kuning 150KΩ ; ±

20%

150KΩ

II. Pengukuran Tegangan AC dari Trafo Pengukuran Tegangan DC

a. 0 – 6 volt = 5,9 volt. a. Minimum : 0 volt.

b. 0 – 9 volt = 9 volt. b. Medium : 3,5 vot.

c. 6 – 9 volt = 2,8 volt. c. Maximum : 7,9 volt.

III. Pengamatan Gambar Gelombang dengan Osciloscope

Kalibrasi CRO 0,5 volt

No Frekuensi AFG λ Time/Dive SA Volt/Dive Gambar Gelombang

1. 50 5 5 2 1

2. 75 10 5 2 1

3. 100 17 5 2 1

IV. Pengukuran Frekuensi dengan Gelombang Lissayous

No. Frekuensi AFG Bentuk Gelombang pada CRO Perbandingan V : H

1. 50 Hz V : H = 1 : 1

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 18: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

2. 100 Hz V : H = 1 : 2

3. 25 Hz V : H = 2 : 1

4. 33 Hz V : H = 3 : 2

V. Mengukur Frekuensi dengan perbandingan Panjang Gelombang

1. Gelombang AFG

2. Gelombang Alat

VI. Mengamati Beda Phase

Gambar Skema Unit

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

No Frekuensi dari AFG Skala amplitudo

1 50 2

2 100 2

3 175 2

Gambar Gelombang Skala

3 cm

Page 19: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

10 K Ω TRAFO

D1 200μF 820Ω + DC CT SA

V DZ SB

D2 500Ω 2,2μF H

- GND

Bentuk Gambar Beda Phase dibawah ini

x = 0,4 x = 1,2 x = 2,6 x = 1,2 x = 0,4

X = 2,8 X = 2,8 X = 2,6 X = 2,8 X = 2,8

1.6. Kesimpulan

1. Nilai resistor yang dilambangkan dengan gelang warna tidak selalu tepat, tetapi

selalu ada nilai toleransi (mendekati).

2. Nilai pembacaan sebuah besaran pada suatu alat ukur tidak akan selalu sama,

tergantung oleh ketelitian seorang praktikan.

3. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan osciloscope, dapat diketahui bahwa

semakin besar frekuensi maka panjang gelombang yang dihasilkan akan semakin

rapat.

1.7. Tugas

1. Jelaskan perbedaan transistor SA dan SB?

Jawab :Untuk transistor jenis SA adalah transistor jenis PNP untuk frekuensi tinggi

sedangkan untuk transistor jenis SB adalah transistor jenis PNP untuk frekuensi

rendah.

2. Apa fungsi osiloscope (CRO) terangkan dan apa kepanjangan dari CRO?

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012

Page 20: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

Jawab : Fungsi osiloscope itu sendiri adalahuntuk menganalisa sinyal-sinyal

listrik,terutama untuk menyelidiki gejala-gejala periodis diantaranya yaitu bentuk

gelombang, beda pashe, amplitudo, frekuensi dan lain sebagainya. Sedangkan

kepanjangan CRO adalah Cathade Ray Osiloscope.

3. Apa yang anda ketahui tentang AC dan DC jelaskan?

Jawab: AC adalah singkatan dari Alternating Curent,yaitu merupakan arus bolak

balik sedangkan DC adalah singkatan dari Direct Curent yaitu merupakan arus

searah.

4. Sebagai apa fungsi dari AFG dan apa kepanjangan AFG?

Jawab: AFG adalah berfungsi sebagai alat pembangkit frekuensi dan

kepanjangannya adalah Audio Frekuensi Generator.

5. Bagaimana untuk mengetahui kalau kapasitor itu masih baik atau rusak jelaskan?

Jawab: Yaitu dengan mrnggunakan multitester caranya yaitu kapasitor diukur pada

posisi volt dan diberi tegangan sesaat, lalu dilihat penurunan tegangannya. Kalau

cepat tentunya kapasitor short atau nilai kapasitansinya kecil, kalau lambat berarti

kapasitor masih baik.

Yoyok Umar Cahyo Nugroho/111042021/ELD – Unit 01/20-04-2012