BAB I scabies.FiX

Embed Size (px)

DESCRIPTION

scabies, dermatology, pendahuluan

Citation preview

BAB I

2

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Meski sekarang sudah sangat jarang dan sulit ditemukan laporan terbaru tentang kasus skabies diberbagai media di Indonesia (terlepas dari faktor penyebabnya), namun tak dapat dipungkiri bahwa penyakit kulit ini masih merupakan salah satu penyakit yang sangat mengganggu aktivitas hidup dan kerja sehari-hari. Di berbagai belahan dunia, laporan kasus skabies masih sering ditemukan pada keadaan lingkungan yang padat penduduk, status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan kualitas higienis pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa gatal yang ditimbulkannya terutama waktu malam hari, secara tidak langsung juga ikut mengganggu kelangsungan hidup masyarakat terutama tersitanya waktu untuk istirahat tidur, sehingga kegiatan yang akan dilakukannya disiang hari juga ikut terganggu. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka efisiensi dan efektifitas kerja menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas hidup masyarakat. (Sardjono et. al., 1998).

Penyakit skabies pada manusia dapat menimbulkan gejala klinis gatal, oleh karena itu dapat menyebabkan kegelisahan pada penderita. Penyakit ini banyak dijumpai di daerah tropis terutama di kalangan anak-anak dari masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang tertutup atau berkelompok, dengan tingkat sanitasi dan sosial ekonomi yang relatif rendah. Timbulnya penyakit ini disebabkan pola dan kebiasaan hidup yang kurang bersih dan benar, salah satu faktor yang dominan yaitu, penyediaan air yang kurang atau kehidupan bersama dengan kontak yang relatif erat (Sungkar, 1991; Poeranto et.al, 1995).

Scabies merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan iklim tropis Indonesia sangat mendukung perkembangan agen penyebab scabies. Selain itu, kepekaan individu juga berpengaruh terhadap infestasi oleh agen. Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 1986 adalah 4,6 % - 12,95 % dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Bagian Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM pada tahun 1988, melaporkan 704 kasus skabies yang merupakan 5,77 % dari seluruh kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6 % dan 3,9 % (Sungkar,S, 1991).

Tujuan Penulisan

Pada referat ini akan dikemukakan injauan pustaka tentang penyakit skabies secara umum mulai dari definisi, etiologi, cara menegakkan diagnosis, manifestasi dan gambaran klinis hingga serta penatalaksanaan dan pencegahan skabies. Sehingga dapat mengenali lebih jauh tentang skabies, dalam hal mengenai gejala, tanda, menegakkan diagnosis sampai melakukan tindakan terapi.