Upload
rukiah
View
128
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 1/21
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Pengertian
Beberapa pengertian gastritis yaitu
a. Gastritis adalah penyakit radang pada lambung yang biasa dikenal
orang sebagai penyakit maag, gastritis biasa bersifat akut dan kronis
(http://www.infosehat.com 2010)
b. Gastritis adalah inflamasi pada mukosa gaster baik bersifat akut
maupun kronik (Ovedoff Dafid, 2002, hal: 217)
c. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal ( Price,
Sylvia Anderson 2005, hal : 422 )
2. Pembagian gastritis
Didasarkan pada manifestasi kliniknya gastritis dibagi menjadi dua yaitu :
a. Gastritis akut1) Gastritis akut adalah suatu peradangan permukosa lambung dengan
kerusakan – kerusakan erosi, erosif karena perlukaannya hanya
bagian mukosa (Inayah Lin, 2004, hal : 57 )
2) Gastritis akut adalah inflamasi yang diakibatkan oleh diet yang
sembrono karenaa terlalu cepat makan, makan makanan yang terlalu
berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit (
Brunner & Suddarth, 2002, hal: 1062 )
b. Gastritis kronik
1) Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukosa lambung
yang menahun ( Inayah Lin, 2004, hal : 57)
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 2/21
9
2) Gastritis kronik adalah peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang berlangsung lama disebabkan oleh ulkus benigna atau
malignaa dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori
(Brunner & Suddarth, 2002, hal :1062 )
3. Anatomi dan Fisiologi sistem pencernaan
a. Anatomi lambung
Lambung adalah ruang berbentuk kantung mirip huruf J yang
terletak diantara esofagus dan usus halus. Secara anatomis lambung
terbagi atas fundus yaitu bagian lambung yang terletak di atas lubang
esofagus, bagian tengah atau utama lambung adalah corpus ( badan ),
kemudian bagian bawah lambung adalah antrum. Kapasitas normal
lambung 1 sampai 2 liter. Sebelah kanan atas lambung terdapat cekungan
kurvatura minor dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor.
Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah mengalirkan makanan masuk
ke dalam lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan
nama daerah kardia. Di saat sfingter pilorikum berelaksasi, makanan
masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi, sfingter ini akanmencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung.
Lambung terdiri dari empat lapisan :
1) Tunika serosa atau lapisan luar merupakan bagian dari peritonium
viseralis.
2) Lapisan berotot yang tersusun dari tiga lapis meliputi : lapisan
longitudinal di luar, sirkular di tengah, oblik di bagian dalam.
Susunan serat otot yang unik ini memungkinkan berbagai macam
kombinasi kontraksi yang diperlukan untuk memecahkan makanan
menjadi partikel-partikel yang kecil, mengaduk dan mencampur
makanan tersebut dengan cairan lambung, dan mendorongnya ke arah
duodenum.
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 3/21
10
3) Submukosa terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan
lapisan mukosa dan lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan
mukosa bergerak bersama gerakan peristaltik. Lapisan ini juga
mengandung fleksus saraf, pembuluh darah dan saluran limfe.
4) Mukosa, lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-lipatan
longitudinal yang disebut rugae. Dengan adanya lipatan-lipatan ini
lambung dapat berdistensi sewaktu diisi makanan. Ada beberapa tipe
kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan menurut bagian anatomi
lambung yang ditempatinya.
a) Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini
mensekresikan mukus yang berfungsi sebagai sawar protektif.
b) Kelenjar fundus atau gastrik terletak di fundus dan pada hampir
seluruh corpus lambung. kelenjar gastrik memiliki empat tipe
utama sel meliputi :
(1) Sel leher mukosa yang mensekresikan mukus yang berfungsi
sebagai sawar protektif untuk melindungi mukosa lambung
dari cedera.(2) Parietal cells mensekresikan asam hidroklorida dan faktor
intrinsik.
Asam hidroklorida dapat membunuh bakteri dan mengaktivasi
pepsinogen. Faktor intrinsik yaitu suatu produk sekretorik yang
befungsi untuk absorbsi vitamin B12 di dalam usus halus.
Kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia
pernisiosa.
(3) Chief cells mensekresikan pepsinogen yang berfungsi untuk
pencernaan protein dengan cara memecahkan ikatan asam
amino protein untuk menghasilkan peptida.
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 4/21
11
(4) Endocrine cells mensekresikan gastrin yang berfungsi untuk
merangsang chief cells dan parietal cells untuk meningkatkan
sekresi getah lambung yang sangat asam.
Lambung dipersarafi oleh saraf otonom. Suplai saraf parasimpatis
untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui
saraf vagus. Persarafan simpatis melalui saraf splangnikus mayor dan
ganglia seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri
yang dirangsang oleh peregangan. Kontraksi eferen simpatis menghambat
pergerakan dan sekresi lambung. Fleksus saraf mesenterikus ( Auerbach)
dan submukosa ( Meissner ) membentuk persarafan intrinsik dinding
lambung dan mengkoordinasikan aktivitas motorik dan sekresi mukosa
lambung.
Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas terutama berasal dari
arteri seliaka atau trunkus seliakus yang mempercabangkan cabang-
cabang yang mensuplai kurvatura minor dan mayor.
Gambar 1. Anatomi lambung
b. Fisiologi lambung
1. Fungsi motorik lambung
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 5/21
12
a. Fungsi reservoir
Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi
sedikit dicernakan dan bergerak pada saluran cerna. Menyesuaikan
peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan relaksasi
reseptif otot polos ; diperantarai oleh saraf vagus dan dirangsangan
oleh gastrin.
b. Fungsi mencampur
Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan
mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang
mengelilingi lambung. Kontraksi peristaltik diatur oleh suatu irama
listrik intrinsik dasar.
c. Fungsi pengosongan lambung
Diatur oleh pembukaan sfingter pilorus yang dipengaruhi oleh
viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotik, keadaan fisik,
serta oleh emosi, obat-obatan, dan kerja. Pengosongan lambung
diatur oleh faktor saraf dan hormonal.
2. Fungsi pencernaan dan sekresi :a. Pencernaan protein oleh pepsin dan HCl dimulai di sini ;
pencernaan karbohidrat dan lemak oleh amilase dan lipase dalam
lambung kecil peranannya.
b. Sintetis dan pelepasan gastrin dipengaruhi oleh protein yang
dimakan, peregangan antrum, alkalinasi antrum, dan rangsangan
vagus.
c. Sekresi faktor intrinsik memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari
usus halus bagian distal.
d. Sekresi mukus membentuk selubung yang melindungi lambung
serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah
diangkut.
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 6/21
13
3. Pengaturan sekresi lambung
Fase sekresi pada saluran pencernaan terbagi dalam 3 fase seperti di
bawah ini, yaitu :
a. Fase sefalik
Fase sefalik berawal dari penciuman makanan yang merangsang
batang otak sehingga meningkatkan sekresi apabila merangsang
parasimpatik dan menurunkan sekresi jika merangsang simpatik.
b. Fase gastrik
Fase gastrik berawal dari peregangan yang dikarenakan makanan
yang masuk ke lambung sehingga merangsang pleksus mienterika
untuk melakukan gerakan di lambung. Makanan yang masuk ke
lambung juga merangsang pleksus meissner untuk mensekresi di
lambung. Reaksi tersebut dihambat oleh adanya chyme dan
Glukosa Independen Phosphat (GIP).
c. Fase intestinal
Adanya protein di intestinal merangsang pengeluaran
cholecistokinin (CCK) dan adanya chyme di intestinal merangsangpengeluaran sekretin di intestinal. CCK dan sekretin yang
dikeluarkan akan merangsang pengeluaran cairan empedu dan
sekresi pancreas. Glukosa lipid di intestinal akan merangsang
pengeluaran GIP sehingga insulin dikeluarkan. Dengan adanya
insulin di intestinal, maka akan menurunkan motilitas lambung.
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 7/21
14
Tabel 1. Mekanisme Kerja Gastrin
Kerja gastrin Makna Fisiologis
Merangsang sekresi hidroklorida dan
pepsin
Merangsang sekresi faktor intrinsik
(suatu produk sekretorik sel parietal).
Merangsang sekresi enzim pankreas.
Merangsang peningkatan aliran
empedu hati.
Merangsang pengeluaran insulin.
Merangsang pergerakan lambung
dan usus.
Mempermudah relaksasi reseptif lambung.
Meningkatkan tonus istirahat sfingter
esofagus bagian bawah.
Menghambat pengosongan lambung.
Mempermudah pencernaan
Mempermudah absorbsi
vitamin B12 dalam usus
halus.
Mempermudah pencernaan
Mempermudah pencernaan
Mempermudah
motabolisme glukosa
Mempermudah pencampu-
ran dan pendorongan ma-
kanan yang telah ditelan.
Lambung dapat menambahvolumenya dengan sangat
mudah tanpa peningkatan
tekanan.
Mencegah refluks lambung
waktu pencampuran dan
pengadukan.
Memungkinkan pencam-
puran seluruh isi lambung
sebelum diteruskan ke usus
Sumber : Sylvia A. Price,(1995,hal.375)
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 8/21
15
4. Etiologi
Secara umum penyebab gastritis adalah :
a. Perubahan pola makan, berbagai jenis makanan dilaporkan dapat
mencetuskan serangan antara lain: buah yang asam, asinan serta makanan
terlalu berbumbu.
b. Obat analgetik – anti inflamasi ( aspirin, antalgin, postan, silicylat,
indometahacin, sulfonamide, steroid ). Golongan non – steroid anti
inflammation Drugs ( NSAID ) ini dosis yang rendah sudah dapat
menyebabkan keluhan pada mukosa lambung.
c. Alkohol dan nikotin rokok, karena nikotin akan mengurangi sekresi
bikarbonat pancreas dan menghambat netralisasi dalam lambung ke dalam
duodenum.
d. Stress, berhubungan dengan sistem parasimpatis yang berespon dengan
meningkatnya hiperaktifitas lambung dan meningkatnya sekresi lambung.
Etiologi berdasarkan jenis gastritis :
a. Gastritis akut, dapat disebabkan oleh :
1) Refluks usus lambung2) Bahan kimia misalnya lisol
3) Merokok
4) Obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin
5) Alcohol dan endotoksin
6) Stress fisis yang dapat disebabkan dengan luka bakar, sepsis,
trauma, pembedahan, gagal pernapasan, gagal ginjal, kerusakan
susunan saraf pusat.
b. Gastritis kronik
1) Ulkus lambung kronik
2) Imunologi
3) Anemiakekurangan besi idiopatik
4) Anemia penyakit Addison dan gondok
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 9/21
16
5. Insiden
Pada tahun 2006, di Indonesia terutama di Garut, gastritis
merupakan penyakit saluran pencernaan yang menduduki peringkat kedua
yang diderita oleh pasien dengan angka prevalensi yang sangat tinggi yaitu
151.833 pasien ( 14,8 pasien ), terutama disebabkan oleh pola makan
yang buruk akibat rendahnya daya beli atau akibat stress dan perilaku yang
emosional ( www.gafra.com).
Pada tahun 2005, di RSUD Blambangan Banyuwangi, gastritis
menduduki peringkat ketiga dengan jumlah penderita405 pasien
disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur (www.republika.co.id).
6. Patofisiologi
a. Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya
obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada
para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV
(Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di
dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akanmenimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.
Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel
epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi
produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa
lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena
penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa
gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl
(terutama daerah fundus) dan pembuluh darah.
Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl
meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini
ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon
mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 10/21
17
(pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi
pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya
perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita,
namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi
menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.
2. Gastritis Kronis
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini
menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel
dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar
dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh
terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya
dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat
maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung
melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastic
maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisanlambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan
mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.
(Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999 : 162)
7. Manifestasi klinis
Secara umum manifestasi klinis gastritis yaitu :
a) Rasa nyeri di ulu hati akibat peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung.
b) Mual, kadang – kadang sampai muntah atau regurgitasi ( keluarnya
cairan lambung secara tiba – tiba ).
c) Anorexia akibat peningkatan produksi HCL pada lambung melalui
nervus vagel yang menyebabkan penurunan nafsu makan.
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 11/21
18
d) Rasa lekas kenyang akibat peningkatan produksi HCL pada lambung
yang berlebihan sehingga menimbulkan perut terasa penuh.
e) Perut kembung, disebabkan karena adanya pelepasan gas dalam
lambung.
Menurut jenis gastritis, manifestasi klinisnya adalah
a) Gastritis akut
Pasien biasanya mengalami ketidaknyamanan, sakit pada kepala,
malas, mual dan anorexia, sering disertai dengan cegukan. Pada
beberapa pasien bersifat asimtomatik ( Smeltzer Susane. C, 2002,
hal: 1062 ).
b) Gastritis kronik
Gejala yang dirasakan yaitu nyeri pada ulu hati, anorexia dan nausea,
nyeri seperti ulkus peptic, anemia dan nyeri tekan epigastrium, perut
kembung, cairan lambung terganggu, kadar gastrin serum tinggi (
Inayah Lin, 2004, hal: 58 ).
8. Tes diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama. Untuk memastikan penyakitnya selain dengan observasi langsung diperlukan beberapa
pemeriksaan :
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan
untuk menyingkirkan penyebab organic lainnya seperti pangkreatitis
kronik, diabetes mellitus, dan lainnya. Pada dyspepsia fungsional
biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
b. Radiologis
Pemeriksaan radiologist banyak menunjang diagnosis suatu penyakit di
saluran makan. Setik – tdaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologist
terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras
ganda. Adapun beberapa pemeriksaan radiologis yang dianjurkan adalah:
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 12/21
19
1) Endoskopi ( Esofago – Gastro – Duodenoskopi )
2) USG ( Ultrasonografi )
Merupakan diagnostic yang tidak invasive, akhir – akhir ini makin
banyaak dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostic dari satu
penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat
digunaakan setiap saat dan padaa kondisi klien yang beratpun dapat
dimanfaatkan.
9. Penatalaksanaan medik
a. Penatalaksanaan non – farmakologis yaitu :
1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam
lambung.
2) Menghindari factor resiko seperti alcohol, makanan yang
pedas.
3) Obat – obatan yang berlebihan, nikotin, rokok dan stress.
b. Penatalaksanaan farmakologis
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang memuaskan terutama
dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karenaproses patofisiologinya pun belum jelas. Obat – obatan yang diberikan
meliputi antasid ( menetralkan asam lambung ) golongan anti koligernik (
menghambat pengeluaran asam lambung ) dan prokinetik ( mencegah
terjadinya muntah ).
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 13/21
20
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan proses dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu : mengumpulkan data, mengelompokan data dan analisa data.
Data focus yang berhubungan dengan gastritis meliputi adanya nyeri perut,
rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan menurun,
rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitas
(keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
Berdasarkan KMB Vol.2, Hal 1063 data dasar pengkajian yang
biasanya didapat pada pasien dengan gastritis adalah pasien mengeluh nyeri ulu
hati, tidak dapat makan, mual dan muntah. Pada saat terjadi gejala, apakah
sebelumnya mencerna makanan pedas, obat-obatan atau alkohol. Timbulnya
gejala berhubungan dengan ansietas, stress, minum alkohol terlalu banyak atau
makan terlalu cepat, mempunyai riwayat penyakit lambung sebelumnya, ada
perasaan muntah darah atau tidak, timbul nyeri tekan abdomen, dehidrasi atau
perubahan turgor kulit atau membran mukosa kering, dan bukti adanya
gangguan sistemik dapat menyebabkan gejala gastritis.
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 14/21
21
2. Penyimpangan KDM
stress fisik
makan tidak teratur
konsumsi obat aspirin, alcohol
Adanya peradangan dan peningkatan asam lambung
Merangsang pengeluaran zat kimia(bradikinin, histamine, serotin )
Rangsangan dihantarkan ke thalamus
Adanya gangguan fungsi
mokosa sbg bariermerangsang medulla
vomiting center
Menyebabkan iritasi mukosa lambung mual dan muntahkarena peningkatan asam lambung stimulus nyeri
kelemahan fisik
anoreksiaMerangsang Medula mrangsang susunan saraf otonom,
vomiting center mengaktifkan norephineprin
intoleransi aktivitasMual dan muntah
saraf simpatis terangsang untuk
mengakifkan RAS
intake nutrisi tidak adekuat
REM menurun
Nyeri dipersepsikan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Klien terjaga
Deficit perawatan diri
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 15/21
22
3. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rasa tidak enak
setelah makan, anoreksia.
c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
adanya mual dan muntah.
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
e. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
4. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan
dengan tujuan :
a. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan: Menunjukkan koping yang positif dan
mengungkapkanpenurunan kecemasan,
Dengan kriteria :Menyatakan pemahaman tentang penyakitnya,pasien tampak rileks.
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat kecemasan.
2. Berikan dorongan dan waktu
1. Mengetahui sejauh mana
tingkat kecemasan yang
dirasakan klien, sehingga
memudahkan dalam
pemberian tindakan
selanjutnya.
2. Klien merasa ada yang
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 16/21
23
untuk
kecemasanmengungkapkan
pikiran dan dengarkan semua
keluhannya.
3. Jelaskan semua prosedur
pengobatan.
4. Beri dorongan spiritual.
memperhatikan sehingga
klien merasa aman dalam
segala hal tindakan yang
diberikan.
. Klien memahami dan
mengerti tentang prosedur
sehingga mau bekerja sama
dalam perawatan/
pengobatan.
. Bahwa segala tindakan yang
diberikan untuk proses
penyembuhan penyakitnya,
masih ada yang berkuasa
menyembuhkannya yaitu
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake tidak adekuat
Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai
rentang yang diharapkan individu
Dengan kriteria: Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
Intervensi :
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 17/21
24
Intervensi Rasional
1. Kaji asupan nutrisi klien
2. Berikan makanan sedikit demi
tapi sering.
3. Buatlah pilihan menu yang ada
dan izinkan pasien untuk
mengontrol pilihan sebanyak
mungkin.
4. Lakukan penimbangan berat
badan
1. Malnutrisi adalah gangguan
mental yang dapat
menyebabkan depresi,
agitasi dan mempengaruhi
fungsi kognitif/ pengambilan
keputussan perbaikan status
nutrisi meningkatkan
kemampuan berpikir dan
kerja psikologis.
2. Dilatasi gaster dapat terjadi
bila pemberian makan terlalu
banyak.
3. Pasien yang meningkatkepercayaan dirinya dan
merasa mengontrol
lingkungan lebih suka
menyediakan makanan
untuk makan.
4. Penimbangan berat badan
secara teratur sebagai salah
satu indicator untuk
mengetahui status nutrisi.
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 18/21
25
c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan adanya mual, muntah.
Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan
perilaku untuk memperbaiki deficit cairan,
Dengan kriteria :Mempertahankan atau menunjukkan
perubahan keseimbangan cairan, turgor kulit
baik,membran mukosa lembab
Intervensi:
Intervensi Rasional
1. Awasi tekanan darah dan
nadi, pengisian kapiler, status
membran mukosa, turgor
kulit.
2. Awasi jumlah dan tipe
masukan cairan, ukur
haluaran urin dengan akurat.
3. Diskusikan strategi untuk
menghentikan muntah dan
penggunaan laksatif/ diuretik.
1. Indikator keadekuatan
volume sirkulasi perifer dan
hidrasi seluler.
2. Pasien tidak mengkonsumsi
cairan sama sekali
mengakibatkan dehidrasi atau
mengganti cairan untuk
masukan kalori yang
berdampak pada
keseimbangan elektrolit.
3. Membantu pasien menerima
perasaan bahwa akibat
muntah dan atau penggunaan
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 19/21
26
4. Berikan/ awasi hiperlimentasi
iv
laksatif/ diuretik mencegah
kehilangan cairan lanjut.
4. Tindakan darurat untuk
memperbaiki
ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit.
d. Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan diet dan proses penyakit
Tujuan : meningkatkan kesadaran tentang pelaksanaan diet
Kriteria : memiliki program pengobatan
intervensi
INTERVENSI RASIONAL
1.tentukan tingkat pengetahuan
untuk memahami penyakitnya
2. kaji kebutuhan diet
3.yakinkan klien bahwa penyakit
dapat diatasi
1.belajar lebih mudah bila
dimulai bari pengetahuan klien
2. klien atau keluargamemerlukan bantuan dalam
perencanaan untuk pola makan
klien
3. meyakinkan klien dapat
memberikan pengaruh positif
pada perubahan perilaku
e. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa
nyeri
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 20/21
27
Dengan kriteria: Klien melaporkan terjadinya penurunan atau
hilangnya rasa nyeri
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Kaji skala nyeri, beratnya
(skala 0 -10)
2. Berikan istirahat dengan
posisi semi-fowler
3. Anjurkan klien untuk
menghindari makanan yang
dapat meningkatkan kerja
asam lambung4. Anjurkan klien untuk tetap
mengatur waktu makannya
5. Observasi TTV tiap 24 jam
6. Diskusikan dan ajarkan teknik
relaksasi
7. Kolaborasi dengan pemberian
obat analgesic
1. Berguna dalam pengawasan
keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan.
2. Dengan posisi semi-fowler dapat
menghilangkan tegangan
abdomen yang bertambah
dengan posisi terlentang.
3. Dapat menghilangkan nyeri akut/
hebat dan menurunkan aktifitas
peristaltik.
4. Mencegah terjadinya pedih padaulu hati/ epigastrium.
5. Sebagai indikator untuk
melanjutkan intervensi
berikutnya.
6. Mengurangi rasa nyeri atau nyeri
dapat terkontrol.
7. Menghilangkan rasa nyeri dan
mempermudah kerjasama
dengan intervensi terapi lain.
5/14/2018 BAB II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 21/21
28
5. Implementasi
Implementasi keperawatan selalu mengacu kepada rencana asuhan
keperawatan yang disusun sebelumnya pada tiap diagnosa keperawatan
yang kemungkinan dapat terjadi.
6. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian
terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak dan apabila tidak
berhasil perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam jngka waktu
panjang dan pendek tergantung respon klien dalam keefektifan
intervensi.