21
 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP DASAR MEDIS 1. Pengertian Beberapa pengertian gastritis yaitu a. Gastritis adalah penyakit radang pada lambung yang biasa dikenal orang sebagai penyakit maag, gastritis biasa bersifat akut dan kronis (http://www.infosehat.com  2010) b. Gastritis adalah inflamasi pada mukosa gaster baik bersifat akut maupun kronik (Ovedoff Dafid, 2002, hal: 217) c. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal ( Price, Sylvia Anderson 2005, hal : 422 ) 2. Pembagian gastritis Didasarkan pada manifestasi kliniknya gastritis dibagi menjadi dua yaitu : a. Gastritis akut 1) Gastritis akut adalah suatu peradangan permukosa lambung dengan kerusakan   kerusakan erosi, erosif karena perlukaannya hanya bagian mukosa (Inayah Lin, 2004, hal : 57 ) 2) Gastritis akut adalah inflamasi yang diakibatkan oleh diet yang sembrono karenaa terlalu cepat makan, makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit ( Brunner & Suddarth, 2002, hal: 1062 ) b. Gastritis kronik 1) Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukosa lambung yang menahun ( Inayah Lin, 2004, hal : 57)

BAB II

  • Upload
    rukiah

  • View
    128

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 1/21

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  KONSEP DASAR MEDIS

1.  Pengertian

Beberapa pengertian gastritis yaitu

a. Gastritis adalah penyakit radang pada lambung yang biasa dikenal

orang sebagai penyakit maag, gastritis biasa bersifat akut dan kronis

(http://www.infosehat.com 2010)

b. Gastritis adalah inflamasi pada mukosa gaster baik bersifat akut

maupun kronik (Ovedoff Dafid, 2002, hal: 217)

c. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal ( Price,

Sylvia Anderson 2005, hal : 422 )

2.  Pembagian gastritis

Didasarkan pada manifestasi kliniknya gastritis dibagi menjadi dua yaitu :

a.  Gastritis akut1) Gastritis akut adalah suatu peradangan permukosa lambung dengan

kerusakan  –  kerusakan erosi, erosif karena perlukaannya hanya

bagian mukosa (Inayah Lin, 2004, hal : 57 )

2) Gastritis akut adalah inflamasi yang diakibatkan oleh diet yang

sembrono karenaa terlalu cepat makan, makan makanan yang terlalu

berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit (

Brunner & Suddarth, 2002, hal: 1062 )

b.  Gastritis kronik 

1) Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukosa lambung

yang menahun ( Inayah Lin, 2004, hal : 57)

Page 2: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 2/21

9

2) Gastritis kronik adalah peradangan bagian permukaan mukosa

lambung yang berlangsung lama disebabkan oleh ulkus benigna atau

malignaa dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori

(Brunner & Suddarth, 2002, hal :1062 )

3.  Anatomi dan Fisiologi sistem pencernaan

a.  Anatomi lambung

Lambung adalah ruang berbentuk kantung mirip huruf J yang

terletak diantara esofagus dan usus halus. Secara anatomis lambung

terbagi atas fundus yaitu bagian lambung yang terletak di atas lubang

esofagus, bagian tengah atau utama lambung adalah corpus ( badan ),

kemudian bagian bawah lambung adalah antrum. Kapasitas normal

lambung 1 sampai 2 liter. Sebelah kanan atas lambung terdapat cekungan

kurvatura minor dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor.

Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah mengalirkan makanan masuk 

ke dalam lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan

nama daerah kardia. Di saat sfingter pilorikum berelaksasi, makanan

masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi, sfingter ini akanmencegah terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung.

Lambung terdiri dari empat lapisan :

1)  Tunika serosa atau lapisan luar merupakan bagian dari peritonium

viseralis.

2)  Lapisan berotot yang tersusun dari tiga lapis meliputi : lapisan

longitudinal di luar, sirkular di tengah, oblik di bagian dalam.

Susunan serat otot yang unik ini memungkinkan berbagai macam

kombinasi kontraksi yang diperlukan untuk memecahkan makanan

menjadi partikel-partikel yang kecil, mengaduk dan mencampur

makanan tersebut dengan cairan lambung, dan mendorongnya ke arah

duodenum.

Page 3: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 3/21

10

3)  Submukosa terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan

lapisan mukosa dan lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan

mukosa bergerak bersama gerakan peristaltik. Lapisan ini juga

mengandung fleksus saraf, pembuluh darah dan saluran limfe.

4)  Mukosa, lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-lipatan

longitudinal yang disebut rugae. Dengan adanya lipatan-lipatan ini

lambung dapat berdistensi sewaktu diisi makanan. Ada beberapa tipe

kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan menurut bagian anatomi

lambung yang ditempatinya.

a)  Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini

mensekresikan mukus yang berfungsi sebagai sawar protektif.

b)  Kelenjar fundus atau gastrik terletak di fundus dan pada hampir

seluruh corpus lambung. kelenjar gastrik memiliki empat tipe

utama sel meliputi :

(1) Sel leher mukosa yang mensekresikan mukus yang berfungsi

sebagai sawar protektif untuk melindungi mukosa lambung

dari cedera.(2) Parietal cells mensekresikan asam hidroklorida dan faktor

intrinsik.

Asam hidroklorida dapat membunuh bakteri dan mengaktivasi

pepsinogen. Faktor intrinsik yaitu suatu produk sekretorik yang

befungsi untuk absorbsi vitamin B12 di dalam usus halus.

Kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia

pernisiosa.

(3) Chief cells mensekresikan pepsinogen yang berfungsi untuk 

pencernaan protein dengan cara memecahkan ikatan asam

amino protein untuk menghasilkan peptida.

Page 4: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 4/21

11

(4) Endocrine cells mensekresikan gastrin yang berfungsi untuk 

merangsang chief cells dan parietal cells untuk meningkatkan

sekresi getah lambung yang sangat asam.

Lambung dipersarafi oleh saraf otonom. Suplai saraf parasimpatis

untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui

saraf vagus. Persarafan simpatis melalui saraf splangnikus mayor dan

ganglia seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri

yang dirangsang oleh peregangan. Kontraksi eferen simpatis menghambat

pergerakan dan sekresi lambung. Fleksus saraf mesenterikus ( Auerbach)

dan submukosa ( Meissner ) membentuk persarafan intrinsik dinding

lambung dan mengkoordinasikan aktivitas motorik dan sekresi mukosa

lambung.

Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas terutama berasal dari

arteri seliaka atau trunkus seliakus yang mempercabangkan cabang-

cabang yang mensuplai kurvatura minor dan mayor.

Gambar 1. Anatomi lambung

b.  Fisiologi lambung

1.  Fungsi motorik lambung

Page 5: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 5/21

12

a.  Fungsi reservoir

Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi

sedikit dicernakan dan bergerak pada saluran cerna. Menyesuaikan

peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan relaksasi

reseptif otot polos ; diperantarai oleh saraf vagus dan dirangsangan

oleh gastrin.

b.  Fungsi mencampur

Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan

mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang

mengelilingi lambung. Kontraksi peristaltik diatur oleh suatu irama

listrik intrinsik dasar.

c.  Fungsi pengosongan lambung

Diatur oleh pembukaan sfingter pilorus yang dipengaruhi oleh

viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotik, keadaan fisik,

serta oleh emosi, obat-obatan, dan kerja. Pengosongan lambung

diatur oleh faktor saraf dan hormonal.

2.  Fungsi pencernaan dan sekresi :a.  Pencernaan protein oleh pepsin dan HCl dimulai di sini ;

pencernaan karbohidrat dan lemak oleh amilase dan lipase dalam

lambung kecil peranannya.

b.  Sintetis dan pelepasan gastrin dipengaruhi oleh protein yang

dimakan, peregangan antrum, alkalinasi antrum, dan rangsangan

vagus.

c.  Sekresi faktor intrinsik memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari

usus halus bagian distal.

d.  Sekresi mukus membentuk selubung yang melindungi lambung

serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah

diangkut.

Page 6: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 6/21

13

3.  Pengaturan sekresi lambung

Fase sekresi pada saluran pencernaan terbagi dalam 3 fase seperti di

bawah ini, yaitu :

a.  Fase sefalik 

Fase sefalik berawal dari penciuman makanan yang merangsang

batang otak sehingga meningkatkan sekresi apabila merangsang

parasimpatik dan menurunkan sekresi jika merangsang simpatik.

b.  Fase gastrik 

Fase gastrik berawal dari peregangan yang dikarenakan makanan

yang masuk ke lambung sehingga merangsang pleksus mienterika

untuk melakukan gerakan di lambung. Makanan yang masuk ke

lambung juga merangsang pleksus meissner untuk mensekresi di

lambung. Reaksi tersebut dihambat oleh adanya chyme dan

Glukosa Independen Phosphat (GIP).

c.  Fase intestinal

Adanya protein di intestinal merangsang pengeluaran

cholecistokinin (CCK) dan adanya chyme di intestinal merangsangpengeluaran sekretin di intestinal. CCK dan sekretin yang

dikeluarkan akan merangsang pengeluaran cairan empedu dan

sekresi pancreas. Glukosa lipid di intestinal akan merangsang

pengeluaran GIP sehingga insulin dikeluarkan. Dengan adanya

insulin di intestinal, maka akan menurunkan motilitas lambung.

Page 7: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 7/21

14

Tabel 1. Mekanisme Kerja Gastrin

Kerja gastrin Makna Fisiologis

Merangsang sekresi hidroklorida dan

pepsin

Merangsang sekresi faktor intrinsik 

(suatu produk sekretorik sel parietal).

Merangsang sekresi enzim pankreas.

Merangsang peningkatan aliran

empedu hati.

Merangsang pengeluaran insulin.

Merangsang pergerakan lambung

dan usus.

Mempermudah relaksasi reseptif lambung.

Meningkatkan tonus istirahat sfingter

esofagus bagian bawah.

Menghambat pengosongan lambung.

Mempermudah pencernaan

Mempermudah absorbsi

vitamin B12 dalam usus

halus.

Mempermudah pencernaan

Mempermudah pencernaan

Mempermudah

motabolisme glukosa

Mempermudah pencampu-

ran dan pendorongan ma-

kanan yang telah ditelan.

Lambung dapat menambahvolumenya dengan sangat

mudah tanpa peningkatan

tekanan.

Mencegah refluks lambung

waktu pencampuran dan

pengadukan.

Memungkinkan pencam-

puran seluruh isi lambung

sebelum diteruskan ke usus

Sumber : Sylvia A. Price,(1995,hal.375)

Page 8: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 8/21

15

4.  Etiologi

Secara umum penyebab gastritis adalah :

a.  Perubahan pola makan, berbagai jenis makanan dilaporkan dapat

mencetuskan serangan antara lain: buah yang asam, asinan serta makanan

terlalu berbumbu.

b.  Obat analgetik   –  anti inflamasi ( aspirin, antalgin, postan, silicylat,

indometahacin, sulfonamide, steroid ). Golongan non  –  steroid anti

inflammation Drugs ( NSAID ) ini dosis yang rendah sudah dapat

menyebabkan keluhan pada mukosa lambung.

c.  Alkohol dan nikotin rokok, karena nikotin akan mengurangi sekresi

bikarbonat pancreas dan menghambat netralisasi dalam lambung ke dalam

duodenum.

d.  Stress, berhubungan dengan sistem parasimpatis yang berespon dengan

meningkatnya hiperaktifitas lambung dan meningkatnya sekresi lambung.

Etiologi berdasarkan jenis gastritis :

a.  Gastritis akut, dapat disebabkan oleh :

1)  Refluks usus lambung2)  Bahan kimia misalnya lisol

3)  Merokok 

4)  Obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin

5)  Alcohol dan endotoksin

6)  Stress fisis yang dapat disebabkan dengan luka bakar, sepsis,

trauma, pembedahan, gagal pernapasan, gagal ginjal, kerusakan

susunan saraf pusat.

b.  Gastritis kronik 

1)  Ulkus lambung kronik 

2)  Imunologi

3)  Anemiakekurangan besi idiopatik 

4)  Anemia penyakit Addison dan gondok 

Page 9: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 9/21

16

5.  Insiden

Pada tahun 2006, di Indonesia terutama di Garut, gastritis

merupakan penyakit saluran pencernaan yang menduduki peringkat kedua

yang diderita oleh pasien dengan angka prevalensi yang sangat tinggi yaitu

151.833 pasien ( 14,8 pasien ), terutama disebabkan oleh pola makan

yang buruk akibat rendahnya daya beli atau akibat stress dan perilaku yang

emosional ( www.gafra.com).

Pada tahun 2005, di RSUD Blambangan Banyuwangi, gastritis

menduduki peringkat ketiga dengan jumlah penderita405 pasien

disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur (www.republika.co.id).

6.  Patofisiologi

a. Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya

obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada

para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV

(Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di

dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akanmenimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.

Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel

epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi

produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa

lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena

penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa

gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl

(terutama daerah fundus) dan pembuluh darah.

Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl

meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini

ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon

mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi

Page 10: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 10/21

17

(pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi

pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya

perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita,

namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi

menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.

2. Gastritis Kronis

Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini

menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel

dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar

dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh

terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya

dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat

maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung

melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastic

maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri.

Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisanlambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan

mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.

(Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999 : 162)

7.  Manifestasi klinis

Secara umum manifestasi klinis gastritis yaitu :

a)  Rasa nyeri di ulu hati akibat peningkatan produksi HCL yang akan

merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung.

b)  Mual, kadang  – kadang sampai muntah atau regurgitasi ( keluarnya

cairan lambung secara tiba  – tiba ).

c)  Anorexia akibat peningkatan produksi HCL pada lambung melalui

nervus vagel yang menyebabkan penurunan nafsu makan.

Page 11: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 11/21

18

d)  Rasa lekas kenyang akibat peningkatan produksi HCL pada lambung

yang berlebihan sehingga menimbulkan perut terasa penuh.

e)  Perut kembung, disebabkan karena adanya pelepasan gas dalam

lambung.

Menurut jenis gastritis, manifestasi klinisnya adalah

a)  Gastritis akut

Pasien biasanya mengalami ketidaknyamanan, sakit pada kepala,

malas, mual dan anorexia, sering disertai dengan cegukan. Pada

beberapa pasien bersifat asimtomatik ( Smeltzer Susane. C, 2002,

hal: 1062 ).

b)  Gastritis kronik 

Gejala yang dirasakan yaitu nyeri pada ulu hati, anorexia dan nausea,

nyeri seperti ulkus peptic, anemia dan nyeri tekan epigastrium, perut

kembung, cairan lambung terganggu, kadar gastrin serum tinggi (

Inayah Lin, 2004, hal: 58 ).

8.  Tes diagnostik 

Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama. Untuk memastikan penyakitnya selain dengan observasi langsung diperlukan beberapa

pemeriksaan :

a.  Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan

untuk menyingkirkan penyebab organic lainnya seperti pangkreatitis

kronik, diabetes mellitus, dan lainnya. Pada dyspepsia fungsional

biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.

b.  Radiologis

Pemeriksaan radiologist banyak menunjang diagnosis suatu penyakit di

saluran makan. Setik  –  tdaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologist

terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras

ganda. Adapun beberapa pemeriksaan radiologis yang dianjurkan adalah:

Page 12: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 12/21

19

1)  Endoskopi ( Esofago – Gastro – Duodenoskopi )

2)  USG ( Ultrasonografi )

Merupakan diagnostic yang tidak invasive, akhir  –  akhir ini makin

banyaak dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostic dari satu

penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat

digunaakan setiap saat dan padaa kondisi klien yang beratpun dapat

dimanfaatkan.

9.  Penatalaksanaan medik 

a.  Penatalaksanaan non – farmakologis yaitu :

1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam

lambung.

2) Menghindari factor resiko seperti alcohol, makanan yang

pedas.

3) Obat – obatan yang berlebihan, nikotin, rokok dan stress.

b.  Penatalaksanaan farmakologis

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang memuaskan terutama

dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karenaproses patofisiologinya pun belum jelas. Obat  –  obatan yang diberikan

meliputi antasid ( menetralkan asam lambung ) golongan anti koligernik (

menghambat pengeluaran asam lambung ) dan prokinetik ( mencegah

terjadinya muntah ).

Page 13: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 13/21

20

B.  KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.  Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan proses dimana kegiatan yang

dilakukan yaitu : mengumpulkan data, mengelompokan data dan analisa data.

Data focus yang berhubungan dengan gastritis meliputi adanya nyeri perut,

rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan menurun,

rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitas

(keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

Berdasarkan KMB Vol.2, Hal 1063 data dasar pengkajian yang

biasanya didapat pada pasien dengan gastritis adalah pasien mengeluh nyeri ulu

hati, tidak dapat makan, mual dan muntah. Pada saat terjadi gejala, apakah

sebelumnya mencerna makanan pedas, obat-obatan atau alkohol. Timbulnya

gejala berhubungan dengan ansietas, stress, minum alkohol terlalu banyak atau

makan terlalu cepat, mempunyai riwayat penyakit lambung sebelumnya, ada

perasaan muntah darah atau tidak, timbul nyeri tekan abdomen, dehidrasi atau

perubahan turgor kulit atau membran mukosa kering, dan bukti adanya

gangguan sistemik dapat menyebabkan gejala gastritis.

Page 14: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 14/21

21

2.  Penyimpangan KDM

stress fisik 

makan tidak teratur

konsumsi obat aspirin, alcohol

Adanya peradangan dan peningkatan asam lambung

Merangsang pengeluaran zat kimia(bradikinin, histamine, serotin )

Rangsangan dihantarkan ke thalamus

Adanya gangguan fungsi

mokosa sbg bariermerangsang medulla

vomiting center

Menyebabkan iritasi mukosa lambung mual dan muntahkarena peningkatan asam lambung stimulus nyeri

kelemahan fisik 

anoreksiaMerangsang Medula mrangsang susunan saraf otonom,

vomiting center mengaktifkan norephineprin

intoleransi aktivitasMual dan muntah

saraf simpatis terangsang untuk 

mengakifkan RAS

intake nutrisi tidak adekuat

REM menurun

Nyeri dipersepsikan

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

Klien terjaga

Deficit perawatan diri

Page 15: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 15/21

22

3.  Diagnosa Keperawatan

a.  Ansietas berhubungan dengan pengobatan 

b.  Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rasa tidak enak 

setelah makan, anoreksia.

c.  Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

adanya mual dan muntah.

d.  Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

e.  Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.

4.  Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan untuk menanggulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan

dengan tujuan :

a.  Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Tujuan: Menunjukkan koping yang positif dan

mengungkapkanpenurunan kecemasan,

Dengan kriteria :Menyatakan pemahaman tentang penyakitnya,pasien tampak rileks.

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.  Kaji tingkat kecemasan.

2.  Berikan dorongan dan waktu

1.  Mengetahui sejauh mana

tingkat kecemasan yang

dirasakan klien, sehingga

memudahkan dalam

pemberian tindakan

selanjutnya.

2.  Klien merasa ada yang

Page 16: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 16/21

23

untuk 

kecemasanmengungkapkan

pikiran dan dengarkan semua

keluhannya.

3.  Jelaskan semua prosedur

pengobatan.

4.  Beri dorongan spiritual.

memperhatikan sehingga

klien merasa aman dalam

segala hal tindakan yang

diberikan.

.  Klien memahami dan

mengerti tentang prosedur

sehingga mau bekerja sama

dalam perawatan/ 

pengobatan.

.  Bahwa segala tindakan yang

diberikan untuk proses

penyembuhan penyakitnya,

masih ada yang berkuasa

menyembuhkannya yaitu

Tuhan Yang Maha Esa.

b.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake tidak adekuat

Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai

rentang yang diharapkan individu

Dengan kriteria: Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi

Intervensi :

Page 17: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 17/21

24

Intervensi Rasional

1.  Kaji asupan nutrisi klien

2.  Berikan makanan sedikit demi

tapi sering.

3.  Buatlah pilihan menu yang ada

dan izinkan pasien untuk 

mengontrol pilihan sebanyak 

mungkin.

4.  Lakukan penimbangan berat

badan

1.  Malnutrisi adalah gangguan

mental yang dapat

menyebabkan depresi,

agitasi dan mempengaruhi

fungsi kognitif/ pengambilan

keputussan perbaikan status

nutrisi meningkatkan

kemampuan berpikir dan

kerja psikologis.

2.  Dilatasi gaster dapat terjadi

bila pemberian makan terlalu

banyak.

3.  Pasien yang meningkatkepercayaan dirinya dan

merasa mengontrol

lingkungan lebih suka

menyediakan makanan

untuk makan.

4.  Penimbangan berat badan

secara teratur sebagai salah

satu indicator untuk 

mengetahui status nutrisi.

Page 18: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 18/21

25

c.  Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan

dengan adanya mual, muntah.

Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan

perilaku untuk memperbaiki deficit cairan,

Dengan kriteria :Mempertahankan atau menunjukkan

perubahan keseimbangan cairan, turgor kulit

baik,membran mukosa lembab

Intervensi:

Intervensi Rasional

1.  Awasi tekanan darah dan

nadi, pengisian kapiler, status

membran mukosa, turgor

kulit.

2.  Awasi jumlah dan tipe

masukan cairan, ukur

haluaran urin dengan akurat.

3.  Diskusikan strategi untuk 

menghentikan muntah dan

penggunaan laksatif/ diuretik.

1. Indikator keadekuatan

volume sirkulasi perifer dan

hidrasi seluler.

2. Pasien tidak mengkonsumsi

cairan sama sekali

mengakibatkan dehidrasi atau

mengganti cairan untuk 

masukan kalori yang

berdampak pada

keseimbangan elektrolit.

3. Membantu pasien menerima

perasaan bahwa akibat

muntah dan atau penggunaan

Page 19: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 19/21

26

4.  Berikan/ awasi hiperlimentasi

iv

laksatif/ diuretik mencegah

kehilangan cairan lanjut.

4. Tindakan darurat untuk 

memperbaiki

ketidakseimbangan cairan

dan elektrolit.

d.  Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan diet dan proses penyakit

Tujuan : meningkatkan kesadaran tentang pelaksanaan diet

Kriteria : memiliki program pengobatan

intervensi

INTERVENSI RASIONAL

1.tentukan tingkat pengetahuan

untuk memahami penyakitnya

2. kaji kebutuhan diet

3.yakinkan klien bahwa penyakit

dapat diatasi

1.belajar lebih mudah bila

dimulai bari pengetahuan klien

2. klien atau keluargamemerlukan bantuan dalam

perencanaan untuk pola makan

klien

3. meyakinkan klien dapat

memberikan pengaruh positif 

pada perubahan perilaku

e.  Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung

Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa

nyeri

Page 20: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 20/21

27

Dengan kriteria: Klien melaporkan terjadinya penurunan atau

hilangnya rasa nyeri

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.  Kaji skala nyeri, beratnya

(skala 0 -10)

2.  Berikan istirahat dengan

posisi semi-fowler

3.  Anjurkan klien untuk 

menghindari makanan yang

dapat meningkatkan kerja

asam lambung4.  Anjurkan klien untuk tetap

mengatur waktu makannya

5.  Observasi TTV tiap 24 jam

6.  Diskusikan dan ajarkan teknik 

relaksasi

7.  Kolaborasi dengan pemberian

obat analgesic

1. Berguna dalam pengawasan

keefektifan obat, kemajuan

penyembuhan.

2. Dengan posisi semi-fowler dapat

menghilangkan tegangan

abdomen yang bertambah

dengan posisi terlentang.

3. Dapat menghilangkan nyeri akut/ 

hebat dan menurunkan aktifitas

peristaltik.

4. Mencegah terjadinya pedih padaulu hati/ epigastrium.

5.  Sebagai indikator untuk 

melanjutkan intervensi

berikutnya.

6. Mengurangi rasa nyeri atau nyeri

dapat terkontrol.

7. Menghilangkan rasa nyeri dan

mempermudah kerjasama

dengan intervensi terapi lain.

Page 21: BAB II

5/14/2018 BAB II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-55ab4ed0cabff 21/21

28

5.  Implementasi

Implementasi keperawatan selalu mengacu kepada rencana asuhan

keperawatan yang disusun sebelumnya pada tiap diagnosa keperawatan

yang kemungkinan dapat terjadi.

6.  Evaluasi

Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian

terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak dan apabila tidak 

berhasil perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam jngka waktu

panjang dan pendek tergantung respon klien dalam keefektifan

intervensi.