57
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Pengertian Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mendukung terwujudnya kecamatan sehat. 1,2 2. Prinsip Penyelenggaraan Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: 2 a. Paradigma sehat Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. b. Pertanggungjawaban wilayah Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

IKM

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA1. Puskesmas1. PengertianPuskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mendukung terwujudnya kecamatan sehat.1,21. Prinsip PenyelenggaraanPrinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: 21. Paradigma sehatPuskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.1. Pertanggungjawaban wilayahPuskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. 1. PemerataanPuskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.1. Kemandirian masyarakatPuskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.1. Teknologi tepat gunaPuskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.1. Keterpaduan dan kesinambunganPuskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen puskesmas.1. FungsiAda tiga (3) fungsi puskesmas, yaitu :1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatanPuskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan dan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.21. Pusat pemberdayaan masyarakatPuskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.21. Pusat pelayanan kesehatan strata pertamaPuskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi: 2(1) Pelayanan kesehatan peroangan adalah layanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.2(2) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.2

1. Upaya KesehatanPuskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan.1,21. Upaya Kesehatan Masyarakat/UKMUpaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:1,2(1) pelayanan pengobatan;(2) pelayanan promosi kesehatan;(3) pelayanan kesehatan lingkungan;(4) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;(5) pelayanan gizi; dan(6) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.1,2

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:1,2 (1) Upaya Kesehatan Sekolah (2) Upaya Kesehatan Olah Raga (3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (4) Upaya Kesehatan Kerja (5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (6) Upaya Kesehatan Jiwa (7) Upaya Kesehatan Mata (8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut (9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya Kesehatan Perseorangan/UKPUpaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care, dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.1,2Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan tersebut maka puskesmas harus menyelenggarakan manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat dan pelayanan laboratorium.1,21. Gizi Kurang Unsur gizi merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan SDM yang berkualitas yaitu manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasandan produktivitas ketika dewasa. Pertumbuhan dapat terganggu karena tidak tercapainya surplus nitrogen.31. Satus GiziStatus gizi berarti penggolongan suatu hasil pengukuran ke dalam tingkat kebutuhan gizi fisiologis seseorang. Sedangkan pengertian lain menyebutkan, status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari status tubuh yang berhubungan dengan gizi dalam bentuk variabel tertentu.Tujuan penilaian status gizi adalah untuk :4a. Menngidentifikasi individu yang membutuhkan dukungan nutrisi yang cukupb. Mempertahankan status gizi seseorangc. Mengidentifikasi penatalaksanaan medis yang sesuaid. Memonitor efektifitas intervensi yang telah dilakukan tersebutMetode dalam penilaian status gizi dibagi menjadi kedalam tiga kelompok yaitu secara langsung, tidak langsung dan dengan melihat variabel ekologi. Penilaian status gizi secara langsung terdiri dari tes laboratorium, pemeriksaan tanda-tanda klinis, dan pemeriksaan antropometri. Adapun penilaian status gizi secara tak langsung misalnya dengan menggunakan informasi angka kematian pada umur tertentu, ataupun angka penyebab kesakitan dan kematian. Sedangkan pada penilaian variabel ekologi, dilakukan pengumpulan data lapangan misalnya 24-hour food recall.3,42. Penilaian Status GiziAda berbagai cara melakukan penilaian status gizi. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan atropometri. Pengukuran antropometri yang dapat digunakan antara lain : berat badan (BB), panjang badan (PB), atau tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), dan lapisan lemak bawah kulit (LLBK). Namun disini pengukuran antropometri hanya menggunakan berat badan dan panjang/tinggi badan.5Dalam penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain, seperti : berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan lain-lain. Masing-masing indeks atropometr tersebut memiliki baku rujukan atau nilai patokan untuk memperkirakan status gizi seseorang atau masyarakat. Baku rujukan tersebut dapat menggunakan nilai mean dan standar deviasi, persentil, presentase, maupun perhitungan z-score. Namun, untuk mempermudah dalam penilaian status gizi terdapat grafik pertumbuhan standar yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2000 dengan menggunakan kurva persentil dan World Health Organization (WHO) tahun 2005 dengan menggunakan kurva z-score.4,5Status gizi yang digambarkan oleh masing-masing indeks mempunyai arti yang berbeda. Jika antropometri ditujukan untuk mengukur seseorang yang kurus (wasting), pendek (stunting), atau keterhambatan pertumbuhan, maka indeks BB/TB dan TB/U adalah yang cocok digunakan. Kurus kering dan kecil pendek ini pada umumnya menggambarkan keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun. Alternatif pengukuran lain yang paling banyak digunakan adalah indeks BB/U, atau melakukan penilaian dengan melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan. Penggunaan indeks BB/U ini sangat mudah dilakukan, akan tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu.4,5Ada tiga kondisi dalam penilaian status gizi :4a. Ditujukan untuk perorangan atau kelompok masyarakatb. Pelaksanaan pengukuran : satu kali atau berulang secara berkalac. Situasi dan kondisi pengukuran baik perorangan atau kelompok masyarakat : pada saat kritis, darurat, kronis dan sebagainya.Penilaian status gizi dapat diaplikasikan menjadi :4a. Screening atau penapisan : penilaian status gizi perorangan untuk keperluan rujukan, dari kelompok masyarakat atau dari puskesmas, dalam kaitannya dengan tindakan atau intervensib. Pemantauan pertumbuhan anak, dalam kaitannya dengan kegiatan penyuluhanc. Penilaian status gizi pada kelompok masyarakat, yang dapat digunakan untuk evaluasi program, sebagai bahan perencanaan program atau kebijakanPengelompokan wilayah berdasarkan presentase kasus gizi kurang dan gizi buruk :4a. Rendah29%3. Klasifikasi Status GiziDalam menentukan status gizi harus ada ukuran baku (reference). Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah baku World Health Organization-National Centre for Health Statistic (WHO-NCHS). Terakhir, berdasarkan Temu Pakar Gizi di Bogor tanggal 19-21 Januari dan di Semarang tanggal 24-26 Mei 2000, merekomendasikan baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai baku antropometri di Indonesia.6 Menurut WHO, data berat dan tinggi badan yang dikumpulkan oleh United States-National Centre for Health Statistic merupakan pilihan terbaik baku rujukan.4Departemen Kesehatan Republik Indonesia membuat rujukan penilaian status gizi anak balita yang terpisah antara anak laki-laki dan perempuan. Hal ini sesuai dengan yang telah disampaikan diatas. Kriteria jenis kelamin inilah yang membedakan baku WHO-NCHS dengan Baku Harvard yang sebelumnya digunakan. Adapun baku WHO 2005 belum digunakan di Indonesia sebagai rujukan baku WHO-NCHS.4Penggolongan status gizi pada tabel indeks berat badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan didasarkan kepada standar deviasi (SD). Dari indeks berat badan menurut umur (BB/U), status gizi dapat digolongkan menjadi empat kelas yaitu gizi buruk (BB/U