30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan suatu objek tertentu yaitu indera penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan apa sesuatu itu (Notoatmodjo, 2010). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Novita (2011) pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif ada enam tingkat yaitu : 7

BAB II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 2

Citation preview

18

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan2.1.1 Pengertian PengetahuanPengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan suatu objek tertentu yaitu indera penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo 2007). Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan what. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan apa sesuatu itu (Notoatmodjo, 2010).2.1.2 Tingkat PengetahuanMenurut Novita (2011) pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif ada enam tingkat yaitu :1. Tahu (know)Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali terhadap rangsangan yang sudah diberikan.2. Memahami (comprehension)Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan objek tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)Merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.4. Analisis (Analysis)Merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.5. Sintesis (Synthesis)Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.6. Evaluasi (Evaluation)Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

2.1.3 Cara Mengukur PengetahuanPengetahuan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang menjadi tahu. Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang. Untuk memenuhi rasa ingin tahunya, manusia menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh kebenaran yang dapat dikelompokkan menjadi 2 cara yaitu : (Notoatmodjo, 2010).

2.1.3.1 Cara Tradisional1. Coba-coba salah (Trial and Error)Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.2. Cara kekuasaan (Otoritas)Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama dalam penemuan ilmu pengetahuan. 3. Berdasarkan pengalaman pribadiPengalaman adalah guru yang baik demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. 4. Melalui jalan pikirSejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

2.1.3.2 Cara ModernCara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah, cara ini disebut penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Setelah diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif, induktif, verifikatif maka lahirlah suatu cara penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah. Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Notoatmodjo, 2010) antara lain:1. PengalamanPengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.2. Pengetahuan Pengetahuan dapat menambah wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.3. FasitasFasilitas - fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.4. PenghasilanPenghasilan tidak berpengaruh langsung dalam pengetahuan seseorang, namun bila seseorang mempunyai penghasilan tinggi, maka akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas - fasilitas sumber informasi.5. Sosial Budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.2.2 Sikap2.2.1 Pengertian SikapSikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup stimulus atau objek (Soekidjo, 2003). Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka.Sikap adalah bentuk evaluasi atau reaksi terhadap suatu objek, memihak atau tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Safuddin, 2006).

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukkan sikapBeberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap. Faktor tersebut dibagi atas (Azwar, 2010) :

1. Pengalaman pribadiUntuk menjadi dasar pembentukkan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Oleh karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.2. Pengaruh orang lain yang dianggap pentingPada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang lain yang di anggap penting tersebut.3. Pengaruh KebudayaanTanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakat, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.4. Media MassaDalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap pemiliknya, akibat berpengaruh terhadap sikap konsumennya.5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga AgamaKonsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.6. Faktor EmosionalKadangkala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.2.3 Fungsi SikapSikap mempunyai empat fungsi menurut Katz dikutip dalam (Wawan, 2010).1. Fungsi InstrumentalSikap merupakan sarana mencapai tujuan dimana fungsi ini berkaitan dengan sarana tujuan. Orang memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau sebagai alat dalam mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya maka orang akan bersikap positif terhadap obyek tersebut, demikian sebaliknya bila menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang akan bersifat negatif terhadap obyek sikap yang bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi ini disebut juga fungsi manfaat, yaitu sampai sejauh mana manfaat obyek sikap dalam rangka pencapaian tujuan.2. Fungsi Pertahanan EgoFungsi pertahanan ego merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi mempertahankan ego atau angkuhnya. Sikap ini diambil seseorang pada waktu orang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya. Demi untuk mempertahankan egonya, orang yang bersangkutan mengambil sikap tertentu untuk mempertahankan egonya, dalam keadaan terdesak pada waktu diskusi pada anaknya.3. Fungsi Ekspresi NilaiSikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya, dengan mengkoreksikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan untuk menunjukkan pada dirinya.4. Fungsi PengetahuanInduvidu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalaman-pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Elemen-elemen dari pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh induvidu, akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga menjadi konsisten. Hal ini dapat menunjukkan seseorang yang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, tentang pengetahuan orang tersebut terhadap obyek sikap yang bersangkuta

2.2.4 Tingkatan sikapSikap terdiri dari berbagai tingkatan.1. Menerima (receiving)Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan(obyek).Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.2. Merespon (responding)Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.3. Menghargai (valuing)Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya,saudaranya dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.4. Bertanggungjawab (responsible)Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi aseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

2.2.5 Sifat sikapsikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif (Wawan, 2010) :1. Sikap positif kecenderungan tindakannya adalah menerima, mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.2. Sikap negatif kecenderungan untuk menolak, menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

2.2.6 Komponen sikapStruktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang (Azwar, 2010) :1. Komponen KognitifKomponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap.2. Komponen AfektifKomponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu sikap.3. Komponen Perilaku atau Komponen KonatifKomponen Konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecendurungan berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.

2.2.7 Pengukuran sikapSkala pengukurang sikap oleh likert (Gable, 1986) di kutip dalam (Azwar, 2010) merupakan metode pengskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi menerima sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Pendekatan ini tidak diperlukan adanya kelompok panel penilai (judging group) dikarenakan nilai skala setiap pernyataan tidak akan ditentukan oleh derajat favorablenya masing-masing, akan tetapi ditentukan oleh distribusi menerima, setuju atau tidak setuju dari sekelompok uji coba (pilot study).Sikap dapat diukur dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk penyataan tertutup dengan empat alternatif jawaban (skala likert). Pernyataan favourable adalah pernyataan yang memiliki sikap positif terhadap obyek, sedangkan pernyataan unfavourable adalah pernyataan yang memiliki sikap negatif terhadap obyek. Untuk melakuakan penskalaan dengan metode ini, pernyataan sikap telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pernyataan akan didasarkan pada rancangan skala yang telah ditetapkan. Pencarian presentase bertujuan untuk mengetahui status sesuatu yang dipresentasekan dan disajikan tetap berupa presentase. Setelah dipersentasekan sikap seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan cara pengukuran yaitu dengan menentukan skor rata-rata dari jawaban responden.Positif jika skor yang diperoleh responden T meanNegatif jika skor yang diperoleh responden < T meanResponden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya tehadap isi pernyataan dalam empat macam kategori jawaba, yaitu : sangat tidak setuju(STS), tidak setuju(TS), setuju(S), Ragu-ragu (N), sangat setuju(SS).Dalam hal ini, bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan yang masuk dlam skala likert (Azwar, 2007) :

Pernyataan favorableNilaiPeryataan unfavorableNilai

Sangat setuju (SS)5Sangat setuju (SS)1

Setuju (S)4Setuju (S)2

Ragu-ragu (N)3Ragu-ragu (N)3

Tidak setuju (TS)2Tidak setuju (TS4

Sangat tidak setuju (STS)1Sangat tidak setuju (STS)5

2.3 Remaja2.3.1 Definisi RemajaMasa remaja merupaka masa pemeliharan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang telah mencapai usia 10 sampai 19 tahun dengan terjadinya perubahan fisik, mental dan psikologi yang cepat dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan selanjutnya (Sibagariang dkk, 2010).Menurut stanley Hall, seorang Bapak pelopor Psikologi Perkembangan Remaja, masa remaja dianggap sebagai masa topan badai dan stress (strom and stress), karena mereka telah memiliki keinginan untuk bebas menentukan nasib dari diri sendiri (Mansur, 2009). Menurut Piget masa remaja adalah masa berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana individu tidak lagi merasa dibawah ptingkatan orang orang dewasa, akan tetapi sudah dalam tingkatan yang sama (Pieter, 2010).Kusmiran (2011), mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang di alami sebagai persiapan memasuki masa dewasa

2.3.2 Pembangian Perkembangan Masa RemajaMenurut Mansur (2009), masa remaja menjadi tiga bagian, yaitu :1. Masa remaja awal atau dini (early adolescence), adalah anak yang telah mencapai usia 11 sampai 13 tahun.2. Masa remaja pertengahan (middle adolenscence), adalah anak yang telah mencapai usia 14 sampai 16 tahun.3. Masa remaja lanjut (late adolenscence), adalah anak yang telah Mencapai usia 17 sampai 20 tahun

2.3.3 Karakteristik RemajaMenurut Mansur (2009), perubahan fisik remaja berhubungan dengan karateristik fisik remaja, perubahan hormonal remaja, tanda kematangan seksual dan reaksi terhadap menarche. Menarhce merupakan tanda-tanda dari kematangan fungsi seksual pada wanita. Karateristik remaja (Adolescence) adalah tumbuh menjadi dewasa, secara fisik, remaja ditandai dengan ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual (Kusmiran, 2011).1. Karateristik Perubahan Fisik Remaja WanitaPerubahan fisik remaja yaitu terjadinya perubahan secara biologi yang ditandai dengan kematangan organ seks primer dan sekunder, kondisi tersebut dipengaruhi oleh kematangan hormon seksual, seperti :2. Pertumbuhan payudara, terjadi pada anak yang telah mencapai usia 7 sampai 13 tahun.3. Pertumbuhan rambut kemaluan, terjadi pada anak yang telah mencapai usia 7 sampai 14 tahun.4. Pertumbuhan badan atau tubuh, terjadi pada anak yang telah mencapai usia 9,5 sampai 14,5 tahun.5. Menarche, pada anak yang telah berusia 10 sampai 16,5 tahun.6. Pertumbuhan bulu ketiak, terjadi pada 1 sampai 2 tahun setelah tumbuhnya rambut pubis (pubic hair). Remaja wanita memiliki kematangan organ-organ seks yang ditandai dengan berkembangnya rahim, vagina dan ovarium (indung telur). Ovarium menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormon-hormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan perkembangan seks sekunder. Ciri ciri sekunder remaja wanita, yaitu:1. Tumbuh rambut pubis disekitar kemaluan dan ketiak2. Bertambah besar buah dada3. Bertambah besarnya pinggul4. Kulit halus5. Suara melenting tinggi7. Karateristik Perubahan Hormonal RemajaMenurut mansur (2009), perubahan hormonal merupakan awal dari masa puberitas remaja yang terjadi sekitar usia 11 sampai 12 tahun. Pengaruh hormonal perkembangan organ-organ tubuh remaja wanita, yaitu, menambah lemak tubuh, memperkuat kematangan organ tubuh dan memperbesar payudara.

2.4 Kehamilan2.4.1 Pengertian KehamilanMenurut (Wiknjosastro, 2006) kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang dimulai dengan terjadinya konsepsi sampai lahirnya bayi, lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut dengan kehamilan matur (cukup bulan) Bila kehamilan lebih dari 43 hari disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis. Kehamilan wanita dibagi menjadi tiga tribulan (trimester), trimester pertama 0-12 minggu, trimester kedua 13-28 minggu, dan trimester ketiga 20-40 minggu (Bandiyah, 2009).

2.4.2 Umur kehamilanUmur kehamilan dapat ditentukan atau diperkirakan dengan menghitung mulai dari pertama haid terakhir. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing 1) kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu), kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu), kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).Pada trimester pertama alat-alat mulai terbentuk, trimester kedua alat-alat telah dibentuk, tetapi belum sempura dan vialibilias janin masih diasingkan. Janin yang dilahirkan pada trimester terakhir telah viabel (dapat hidup). Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan dibawah 28 minggu, disebut abortus (keguguran). Bila hal ini terjadi dibawah 36 minggu disebut partus prematurus (persalinan prematur). Kelahiran dari 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm (Wiknjosastro, 2006)

2.4.2 Dampak kehamilan diniPerkawinan dan kehamilan yang dilangsungkan pada usia muda (remaja) umumnya akan menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut : (Lesnapurnawan. 2009,IBG.2010, Romauli, S. 2011).1. Dampak biologisRemaja yang akan menikah kelak akan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang sehat sehingga dapat menurunkan generasi penerus yang sehat. Untuk itu memerlukan perhatian karena belum siapnya alat reproduksi untuk menerima kehamilan yang akhirnya akan menimbulkan berbagai bentuk komplikasi. Selain itu kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun2. Dampak psikologisUmumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum matang, sehingga masih lebih dalam menghadapi masalah yang timbul dalam perkawinan. Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian, karena kawin cerai biasanya terjadi pada pasangan yang relatif masih muda, tetapi untuk remaja yang hamil di luar nikah menghadapi masalah psikologi seperti rasa takut, kecewa, menyesal, rendah diri dan lain lain, terlebih lagi masyarakat belum dapat menerima anak yang orang tuanya belum jelas.3. Dampak sosial ekonomiMakin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada umumnya dengan bertambahnya umur akan makin kuatlah dorongan mencari nafkah sebagai penopang. Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga stress (tekanan batin).Dampak fisik yang terjadi pada kehamilan usia muda adalah (Asfriyanti, 2009 dan Manuaba, IBG. 2010) :1. Abortus (keguguran) Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki. Abortus yang dilakukan oleh tenaga non-profesional dapat menimbulkan tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi dan menimbulkan kemandulan.2. Persalinan Prematur, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan kelainan BawaanKekurangan berbagai zat yang dibutuhkan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan tingginya prematur, BBLR dan cacat bawaan.3. Mudah TerinfeksiKeadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi yang rendah dan stres memudahkan terjadinya infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas.4. Anemia Kehamilan5. Keracunan Kehamilan (Gestosis)Merupakan kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkat terjadinya keracunan saat hamil dalam bentuk ekslampsi dan preeklampsi sehingga dapat menyebabkan kematian, keracunan kehamilan merupakan penyebab kematian ibu yang terbesar ketiga.6. Kematian ibu yang tinggiRemaja yang stres pada kehamilannya sering mengambil jalan yang pintas untuk melakukan abortus oleh tenaga non-profesional. Angka kematian abortus yang dilakukan oleh dukun cukup tinggi. Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi. Penyebab kematian ibu dikenal dengan trias klasik yaitu perdarahan, infeksi dan gestosis.

7