Upload
dinhdien
View
269
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Sejarah Perusahaan
PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta
berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT.
Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit pengolahan minyak sawit kasar (Dept.
Refinery), unit pengolahan inti sawit (Dept. Palm kernel Plant), dan unit
pengolahan kelapa sawit (Dept. PKS) yang dikelola secara terpisah.
PT. Multimas Nabati Asahan terletak di Kuala Tanjung Kecamatan Sei
Suka, Kabupaten Asahan. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Inalum, sebelah
timur berbatasan dengan PT. Bakrie Plantation, sebelah utara berbatasan dengan
Selat Malaka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alay.
PT. Multimas Nabati Asahan awalnya hanya mendirikan satu Plant
Refinery dengan kapasitas 1500 ton perhari dan mulai berproduksi pada 9
September 1996. Untuk mengantisipasi permintaan pasar yang terus meningkat
maka pada tahun 1999, PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan plant kedua
dengan kapasitas 1000 ton perhari. Plant Refinery ini terdiri dari beberapa stasiun,
yaitu, refined deodorized palm oil, refined bleached deodorized stearin, refined
bleached deodorized olein, dan palm fatty acid destilat.
Bahan baku yang berupa Crude Palm Oil (CPO) yang dipasok dari
berbagai supplier untuk bahan baku produksi ternyata belum dapat memenuhi
kapasitas produksi perusahaan. Maka untuk memenuhi kapasitas produksi, PT.
Multimas Nabati Asahan mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS) yang berlokasi di
areal perusahaan itu sendiri.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Multimas Nabati Asahan didirikan tahun
2004. Pembangunan pabrik dimulai tahun 2004 dengan kapasitas 60 mt. ffb/hr
dan selesai pembangunan tahun 2005. Oktober 2005 pabrik mulai beroperasi
sebagai langkah awal, dilakukan trial run, pemanasan perlahan-lahan, individual
tes, dan pembersihan.
3.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PKS PT. Multimas Nabati Asahan bergerak dalam bidang pengolahan
kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm
Kernel). Kelapa sawit yang diolah termasuk dalam varietas dura dan tenera
berasal dari perkebunan rakyat. Hasil sampingan proses pengolahan kelapa sawit
seperti serat, cangkang dan serat tandan kosong digunakan untuk bahan bakar
boiler. PKS PT. Multimas Nabati Asahan memiliki kapasitas olah 1200 mt.
ffb/days. Konsep pengolahan kelapa sawit yang diterapkan masih tetap pada
tahapan proses seperti perebusan, pembantingan, pengepresan, pemurnian minyak
dan pemisahaan inti sawit.
Pemasaran hasil produksi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dikelola
oleh Kantor Pusat (Main Office) yang berada di kawasan PT. Multimas Nabati
Asahan. Hasil produksi dikirimkan langsung ke unit pengolahan Crude Palm Oil
(CPO) dan unit pengolahan inti sawit (palm kernel). Jadi CPO dan inti sawit yang
dihasilkan, diolah kembali oleh perusahaan itu sendiri menjadi minyak goreng dan
minyak inti pada unit pengolahan yang berbeda.
3.3. Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PKS PT. Multimas Nabati Asahan akan ditunjukkan
pada Gambar 2.1. Jenis struktur organisasi yang digunakan adalah struktur
organisasi campuran antara struktur organisasi lini dan fungsional. Struktur
organisasi lini adalah suatu struktur organisasi di mana wewenang dan kebijakan
pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya
menurut garis vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur
organisasi di mana organisasi diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan
tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi, operasi,
pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi yang
terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih
tinggi lagi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan
dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung.
Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa struktur organisasi perusahaan ini
mengharuskan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan
organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Selain itu, dilakukan juga
pengelompokan secara terpisah yang didasarkan pada fungsi yang berbeda dari
masing-masing aktivitas. Sebagai contoh, bagian maintenance dibuat terpisah
dengan bagian laboratorium. Atau bagian proses tidak disatukan dengan bagian
logistik. Hal ini menunjukkan bahwa tiap-tiap bagian dibuat terpisah berdasarkan
fungsinya masing-masing, karena urusan proses berbeda dengan urusan logistik
dan ruang lingkup maintenance berbeda dengan ruang lingkup yang ada pada
laboratorium.
Factory
Coordinator
Mills Head(Dept. PKS) Mill HeadMill Head
Ass. Mills
Spv. ProsesSpv. Maintenace Spv. LogistikSpv. Sortasi
Ass Spv Ass Spv. Mekanik
Ass Spv. Teknis
Ass Spv. Shift I
Ass Spv. Shift II Ass Spv
Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman Foreman QC Foreman Effluent
Operator Operator Operator Operator Operator Operator - Sample boy- Analis
- Sample boy- Analis
Ass Spv
Keterangan :Hubungan liniHubungan Fungsional
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PKS PT. Multimas Nabati Asahan
Dari sisi kebijakan, kebijakan yang berasal pimpinan atau atasan
dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis vertikal.
Sebagai contoh, supervisi Maintenance akan bertanggung jawab dalam
melaksanakan segala kebijakan yang berasal dari asisten milling. Atau asisten
supervisi mekanik dan asisten supervisi teknis yang melaksanakan tugas yang
diberikan oleh supervisi maintenance. Begitu pula, supervisi proses yang berhak
untuk melimpahkan kebijakan-kebijakan yang ditetapkannya untuk dilaksanakan
oleh asisten supervisi proses.
2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga kerja yang berkerja di PKS PT. Multimas Nabati Asahan
berjumlah 113 orang yang terdiri dari staff, non staff (karyawan SKU B,
Karyawan SKU H) ditambahkan dengan karyawan kontraktor yang berasal dari
pusat jasa tenaga kerja swasta yang ada di sekitar lokasi perusahaan. Adapun
rincian jumlah keseluruhan tenaga kerja di PKS PT. Multimas Nabati Asahan
pada saat ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan adalah dengan
pembagian jam kerja menjadi 2 shift selama 7 hari kerja dalam seminggu kecuali
hari minggu yaitu sebagai berikut:
1. Shift I : Pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB
2. Shift II : Pukul 16.00 WIB – 00.00 WIB
3. Minggu : Pukul 16.00 WIB – 00.00 WIB
Karyawan di bagian kantor masa kerja selama 6 hari kerja dalam
seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah sebagai berikut :
1. Senin - Kamis
Pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB : Jam Kerja
Pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB : Jam Istirahat
Pukul 14.00 WIB – 16.30 WIB : Jam Kerja setelah Istirahat
2. Sabtu
Pukul 08.00 WIB – 13.00 WIB : Jam Kerja
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PKS PT. Multimas Nabati Asahan
No Jabatan Jumlah Orang
1 Mills Head 1
2 Asisten Mills 1
3 Supervisor 4
4 Asisten Supervisor 6
5 Foreman 8
6 Operator 47
7 Teknisi 14
8 Analis 4
9 Sampel Boy 5
10 Kontraktor 23
Total 113 Sumber : PKS PT. Multimas Nabati Asahan
2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Upah yang diberikan oleh PT. Multimas Nabati Asahan kepada karyawan
adalah di atas Upah Minimum Regional (UMR) sesuai dengan peraturan
pemerintah. Tenaga kerja yang berkerja di PT. Multimas Nabati Asahan terdiri
dari 90 orang karyawan yang berasal dari rekrutmen perusahaan dan 23 orang
yang berasal dari kontraktor. Pemberian upah pada setiap pekerja kontrak
dilakukan oleh pihak perusahaan kontraktor sendiri.
Sistem pengupahan yang berlaku untuk karyawan PT. Multimas Nabati
Asahan, yaitu:
1. Pekerja dapat menerima langsung seluruh upah selama satu bulan bekerja
secara langsung (dalam sekali pembayaran).
2. Pekerja dapat manerima seluruh upah selama satu bulan kerja dalam dua tahap
pembayaran, yaitu pada minggu ke dua dalam setiap bulannya, pekerja dapat
menerima setengah dari upah pokok ditambah dengan overtime dan dikurangi
dengan pajak penghasilan.
PT. Multimas Nabati Asahan menyediakan beberapa fasilitas yang
dibutuhkan guna meningkatkan kesejahteraan dari karyawan. Fasilitas-fasilitas
yang diberikan berupa:
1. Pemberian tunjangan hari raya, bonus tahunan.
2. Pendaftaran asuransi seperti Jamsostek dan asuransi lainnya.
3. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang telah ditunjuk oleh perusahaaan.
4. Tersedianya sarana transportasi untuk para karyawan.
3.4. Standar Mutu Produk dan Bahan Baku
Standar mutu produk yang dihasilkan PKS PT. Multimas Nabati Asahan,
yaitu:
FFA CPO : < 3,00 %
Kadar air CPO : < 0,18 %
Kadar kotoran CPO : < 0,015 %
FFA Kernel : < 1,00 %
Kadar air Kernel : < 7,00 %
Kadar kotoran Kernel : < 7,00 %
Broken Kernel : 14,00 %
Bahan baku yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah
kelapa sawit yang berasal dari perkebunan rakyat. Kelapa sawit milik perkebunan
rakyat termasuk dalam varietas dura dan tenera. Tenera merupakan hasil
persilangan antara dura dengan pesifera. Berdasarkan ketebalan cangkang dan
daging buah varietas dura dan tenera dapat dibedakan. Dura memiliki tebal
cangkang 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang,
daging buah realtif tipis 35-50 % terhadap buah, inti besar dan rendemen minyak
16-18 %. Sedangkan tenera memiliki tebal cangkang sangat tipis 0,5-4 mm,
daging buah sangat tebal 60-96 %, terdapat lingkaran serabut disekeliling
cangkang, dan rendemen minyak 22-24 %.
Bahan penolong yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan
adalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO3). Penggunaan air yang tinggi
menyebabkan pemilihan lokasi pembangunan pabrik selalu dicari yang potensi
airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai
sumber uap dan air panas. Fungsi utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan
sebagai pembangkit listrik, proses perebusan, dan proses pelumatan. Fungsi
utama air panas adalah memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan
Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan
memanfaatkan perbedaan berat jenis di claybath.
3.5. Proses Produksi
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dan inti
sawit di PKS PT. Multimas Nabati Asahan secara garis besar dibagi atas 6
tahapan produksi, yaitu: penerimaan buah, perebusan, pembantingan, pelumatan
dan pengepresan, pengolahan biji dan pemurnian minyak sawit.
2.5.1. Penerimaan Buah
Hasil pemanenan tandan buah sawit (TBS) dari perkebunan rakyat
diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Lalu dilakukan penimbangan untuk
mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan dilakukan dengan
menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang diterima didapat dengan
menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam
keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun sortasi. TBS disortir untuk
mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan karena buah milik perkebunan
rakyat memiliki varietas dan tingkat kematangan yang berbeda-beda. Tingkat
kematangan TBS yang diterima di pabrik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading ramp
dengan menggunakan loader untuk memudahkan pengisian ke dalam lori. Lantai
loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai 52
pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan
tenaga hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah:
1. Pintu loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam
lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 10,5 mt TBS.
2. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan,
sling belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer.
Tabel 2.2. Derajat Kematangan Tandan Buah Sawit
Fraksi Derajat Kematangan Jumlah Brondolan
00 Sangat Mentah Tidak ada brondolan lepas
0 Mentah 12,5 % dari permukaan luar
1 Kurang Matang 12,5%-25% dari permukaan luar
2 Matang I 25%-50% dari permukaan luar
3 Matang II 50%-75% dari permukaan luar
4 Lewat Matang 75%-100% dari permukaan luar
5 Sangat Matang Buah dalam ikut membrondol Sumber: PKS PT. Multimas Nabati Asahan
2.5.2. Perebusan (Sterilizing)
Perebusan dilakukan dengan menggunakan Sterilizer. Sterilizer adalah
bejana uap tekan untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV (Back
Pressure Vessel). Kapasitas tiap Sterilizer adalah 6 lori dengan tekanan kerja 3,5
kg/cm2 dan temperatur 120 – 1400C. Proses perebusan berlangsung 76 menit.
Sistem perebusan yang digunakan sistem perebusan tiga puncak.
Grafik perebusan dengan menggunakan sistem tiga puncak adalah seperti
pada Gambar 2.2.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
5 16 18 32 34 45 70 76
Tekanan (bar
(Menit)
2 3
1
4 5
6
7
8
Gambar 2.2. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak
Keterangan gambar:
1. Buang udara : 5 menit
2. Menaikkan tekanan sampai 1,5 bar : 11 menit
3. Buang steam : 2 menit
4. Menaikkan tekanan sampai 2,2 bar : 14 menit
5. Buang steam : 2 menit
6. Menaikkan tekanan sampai 2,8 bar : 11 menit
7. Merebus pada tekanan 2,8 bar : 25 menit
8. Buang steam : 6 menit
Tujuan dari proses perebusan adalah:
1. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan FFA.
2. Menguraikan kadar air dalam buah.
3. Mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak.
4. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam
protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan
osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat
keluar.
5. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pelumatan
(digesting).
6. Mempermudah proses pembantingan (threshing).
2.5.3. Pembantingan (Threshing)
Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari tandan (bunch).
Pembantingan dilakukan dengan menggunakan 3 unit thresher. Jenis thresher
yang digunakan adalah thresher with shaft yang memiliki striper. Cara kerja
thresher adalah berputar dengan kecepatan 23-25 rpm, kemudian TBS ikut
berputar dan terangkat hingga jatuh terbanting. Dengan proses ini terjadi
berulang-ulang maka buah lepas dari tandan.
Pembantingan pertama dilakukan di thresher pertama dan kedua. Buah
yang terlepas jatuh ke under thresser conveyor melalui kisi-kisi thresher untuk
diangkut ke proses pelumatan (digesting). Sedangkan tandan terdorong keluar dan
jatuh ke empty bunch scrapper untuk diangkut ke crusher. Crusher berfungsi
mencabik janjangan untuk memperkecil losses buah sawit. Tandan yang telah
tercabik kemudian masuk ke thresher ketiga untuk dibanting kembali. Tandan
kosong yang terdorong keluar jatuh empty bunch scrapper untuk diangkut ke
empty bunch press.
2.5.4. Pelumatan (Digesting) dan Pengepresan (Pressing)
Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur
dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk
menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan
dengan menggunakan digester. Jenis digester yang digunakan vertical digester.
Digester adalah bejana silinder yang di dalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk
(stirring arms) sebanyak enam tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan
oleh motor listrik. Cara kerja digester adalah buah yang masuk ke dalam digester
akan dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm dan short arm) yang berputar. Setelah
dilumatkan kemudian didorong keluar oleh pisau pendorong (expeller arm)
menuju proses pengepresan. Untuk memudahkan proses pelumatan digester
dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap 90-95 0C.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam digesting adalah :
1. Pengisian digester harus penuh atau ¾.
2. Kebocoran minyak dihindari.
3. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak
tergenang.
4. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester.
Proses pengepresan bertujuan untuk memisahkan minyak dari daging
buah. Pengepresan dilakukan secara kontinu dengan menggunakan twin screw
press. Proses pemisahan terjadi akibat putaran dari worm screw yang memiliki
perbedaan ruang antar screw untuk mendesak daging buah hancur ke arah
adjusting cone. Dan akibat tekanan dari sisi lain yang diberikan pada cone guide
maka aliran itu akan tertahan di adjusting cone. Worm screw berada di dalam
press cage yang memiliki 32000 lubang (⊘ = 4 mm) di seluruh dinding agar
minyak dapat keluar dan melalui oil outlet akan dialirkan ke oil gutter. Dan celah
yang terbentuk antara adjusting cone dan press cage adalah 6 mm. Ukuran ini
didapat pada saat mesin tidak sedang beroperasi.
2.5.5. Pengolahan Biji (Kernel Plant)
Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai
dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari
beberapa proses sebagai berikut:
1. Penguraian cake
Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serat.
Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor. Cara
kerja cake breaker conveyor adalah mengurai cake dengan cara berputar sambil
mendorong cake untuk dipisahkan antara biji dan serabut di depericarper. Cake
breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-pedal yang melekat pada
poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan injeksi uap sehingga cake
akan menjadi kering dan mudah terurai.
2. Pemisahan biji dari serat dan kotoran
Pemisahan biji dari serat dilakukan dengan menggunakan depericarper.
depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serat. Depericarper terdiri
kolom pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah
terurai masuk kedalam separating coloumn. Pemisahan yang terjadi di separating
coloumn dikarenakan oleh daya hisapan blower. Biji yang berat jenisnya lebih
besar jatuh ke dalam nut polishing drum, sedangkan serat kering terhisap ke dalam
fibre cyclone kemudian jatuh ke fuel conveyor melalui air lock.
Pemisahan biji dari gumpalan serat dan kotoran dilakukan menggunakan
nut polishing drum. Biji akan terpisah karena putaran polishing drum dengan
kecepatan 32 rpm yang memliki striper dan lubang diseluruh dinding. Sehingga
selama biji melewati polishing drum, gumpalan serat dan kotoran akan terpisah
dan biji akan jatuh ke nut botom cross conveyor.
Pemisahan biji kosong dari gumpalan serat dan kotoran seperti batu atau
kayu dilakukan dengan menggunakan destoner system. Destoner system terdiri
dari kolom pemisah (separating coloumn) dan shell cyclone. Pemisahan yang
terjadi di separating coloumn dikarenakan perbedaan berat jenis dan daya hisapan
blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, gumpalan serat akan jatuh ke
cake breaker conveyor dan biji kosong akan masuk ke shell hopper melalui air
lock.
3. Pengeraman biji
Biji dari nut botom cross conveyor diangkut ke top wet nut conveyor
dengan menggunakan nut elevator. Proses penyebaran biji-biji yang masuk ke nut
silo dilakukan menggunakan top wet nut conveyor. Lalu dilakukan proese
pengeraman biji di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air
agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah
menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi
kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji ± 9%. nut silo
dilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah untuk mengatur biji
yang akan masuk ke pemecah biji (ripple mill).
4. Pemecahan biji
Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan
biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari
rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad). Rotating rotor berfungsi sebagai
alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan biji. Rotating
rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari high carbon steel.
Dimana, 15 batang dipasang di bagian dalam dan 15 batang lagi di bagian luar.
Stationary plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari
high carbon steel.
5. Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan
Light Tenera Dust Separating (LTDS). Inti sawit dan cangkang dari ripple mill
diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit,
cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis
dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan. Di mana pecahan cangkang
ringan dan kotoran ringan akan terdorong masuk ke dalam shell hopper dan inti
sawit akan jatuh ke vibrating grade melalui air lock.
Di vibrating grade dilakukan pemisahan inti sawit dari biji pecah
berdasarkan besar partikel dengan menggunakan getaran. Dimana biji pecah akan
tertahan dan jatuh ke nut botom cross conveyor. Sedangkan inti sawit dan
cangkang pecah lolos dan jatuh ke claybath melalui talang.
6. Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah
Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan
menggunakan claybath. Prinsip kerja Claybath adalah menggunakan kalsium
karbonat (CaCO3) dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan
cangkang berdasarkan perbedaan berat jenis. Campuran kalsium karbonat
memiliki berat jenis 1,13-1,15. Karena berat jenis inti sawit lebih kecil
dibandingkan campuran kalsium karbonat dan berat jenis cangkang pecah lebih
besar dari campuran kalsium karbonat, maka inti sawit akan terapung dan masuk
ke vibrating screen kernel. Sedangkan cangkang pecah akan tenggelam dan
masuk ke vibrating screen shell.
Inti sawit akan dibawa ke kernel silo melalui wet kernel conveyor lalu
wet kernel elevator dan top wet kernel conveyor. menuju kernel silo. Sedangkan
cangkang pecah akan dibawa ke shell hopper menggunakan wet shell conveyor.
7. Pengeringan Kernel
Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo
adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan.
Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo
berbeda-beda. Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu: 60-700C, 50-
600C, dan 40-500C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas yang
kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7%. Kemudian inti sawit
dihembuskan ke kernel bunker dengan menggunakan pneumatic transport untuk
disimpan sebelum dilakukan pengiriman ke PK Plant.
2.5.6. Pemurnian Minyak (Clarification)
Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar
yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pemurnian minyak
terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:
1. Pemisahan minyak dari sludge dan pasir
Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan dengan menggunakan
modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk
silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut. Fungsinya untuk
mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar.
Sandtrap tank yang telah dimodifikasi ini terdiri dari tiga ruang yaitu:
- Ruang pertama : untuk penampungan minyak kasar dari oil gutter.
- Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai
berat jenis lebih kecil dari sludge dan pasir akan berada
dibagian paling atas akan dialirkan ke vibrating screen,
sedangkan sludge dan pasir yang mempunyai berat jenis
lebih besar dari pada minyak akan masuk ke ruang ketiga
melalui lubang bawah pemisah.
- Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke reclaimed
tank 2 lalu dialirkan ke oil tank untuk diendapkan
dipanaskan kembali. Sludge memiliki berat jenis lebih kecil
dari pasir berada dibagian atas. Sedangkan pasir berada
pada dasar tangki yang akan keluar melalui lubang kecil
didasar tangki dan dialirkan ke sludge pit melalui parit.
2. Penyaringan minyak
Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating screen.
Fungsinya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau
kotoran lainnya dari minyak. Vibrating screen terdiri dari dua buah saringan
kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-
benda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke fruit
elevator untuk diproses kembali. Sedangkan minyak dari vibrating screen
ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank).
3. Pemanasan minyak
Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di
sand cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan dengan
menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Cara kerja Crude Oil Tank
adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap. Temperatur yang
diharapkan 90-950C.
4. Pemisahan minyak dari partikel padat
Minyak dari partikel padat dilakukan dengan menggunakan sand cyclone
dan decanter. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya
sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan
materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk. Aliran fluida akan
diinjeksikan melalui pipa input. Karena bentuk kerucut cyclone akan
menginduksikan aliran fluida untuk berputar menciptakan vortex. Partikel dengan
ukuran atau kerapatan yang lebih besar akan didorong ke arah luar vortex. Gaya
gravitasi menyebabkan partikel padat jatuh ke sisi kerucut menuju tempat
pengeluaran menuju sludge pit. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih
kecil keluar melalui bagian atas cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah
menuju sludge distribution 1. Input bagi decanter adalah minyak yang ada di
sludge distribustion 1 dengan tujuan untuk memisahkan minyak dari slurry. Cara
kerja decanter adalah memisahkan slurry menjadi tiga fasa seperti dua
diantaranya cairan tak dapat tercampur dan berbeda massa jenisnya serta fasa
padat. Dua cairan yang tak dapat dicampur akan dialirkan ke sludge drain tank
lalu ke reclaimed tank 1 untuk diendapkan kembali. Sedangkan fasa padat
dialirkan ke sludge pit.
5. Pemurnian minyak
Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil
tank yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Pemurnian
minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk
mengurangi kadar air hingga 0,3 – 0,4 % , kadar kotoran hingga 0,01 – 0,15 %
dan temperatur 90-950C.
6. Pengeringan minyak
Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer.
Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15 % dan kadar
kotoran hingga 0,013 - 0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari oil
purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan ini
terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle) yang
berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa didalam tabung
pengering secara terus menerus.
Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle
yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor yang berbentuk
pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus
(spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor
sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut
kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara.
Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung pengering dan
langsung dihisap dengan pompa ke bulk storage tank (BST).
Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level kontrol yang
dihubungkan ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol
ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara
jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka
katupnya sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa by-pass.
7. Penampungan minyak sawit kasar (CPO)
Penampungan minyak sawit kasar (CPO) sebelum pengiriman ke Dept.
Refinery dilakukan di storage tank (ST). CPO harus selalu dipanaskan dengan
cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalamnya diatur 50–
550C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA.
8. Penampungan sludge
Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di stasiun klarifikasi
ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Air
kondesat dari condensat pit juga dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Sludge
hasil endapan dialirkan ke collect tank dan endapan dialirkan ke colling pond.
9. Pengambilan minyak kembali
Penampungan ini bertujuan untuk mengambil minyak kembali karena
kadar minyak yang masih terkandung 0,1-0,3 % didalam sludge. Minyak yang
berada dibagian atas akan dipompakan ke sludge distribution 2 lalu dipompakan
kembali ke sludge separator untuk memperoleh minyak dan memperkecil oil
losses. Minyak akan dipompakan ke reclaimed tank 1 sedangkan buangan dari
hasil pemisahan akan dialirkan ke colling pond.
3.6. Mesin dan Peralatan
2.6.1. Mesin Produksi
Mesin produksi adalah semua peralatan yang memerlukan penggerak,
yang digunakan dalam proses produksi. Adapun mesin produksi yang ada di PKS
PT. Multimas Nabati Asahan untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut.
a. Stasiun Penerimaan
1. Loading Ramp c.w Hydrolic System
Fungsi : Tempat penimbunan sementara dan pemindahan TBS ke lori
Jumlah : 3 unit (24 pintu, 14 pintu, 14 pintu)
Ukuran : p = 10200 mm, l = 5300 mm, kemiringan = 270
Kapasitas : 146 ton TBS
Elektromotor : Daya (55 kw )
b. Stasiun Perebusan
1. Capstan
Fungsi : Menarik lori dengan tali sling yang dililitkan di bollard
Jumlah : 4 unit
Model : Flender
Ukuran Head : d = 610 mm
Line Pull : 20 lbs
Bollard rate : 300.000 lbs
Elektromotor : Daya (5,5 hp ; 20 rpm)
2. Transfer Carriage
Fungsi : Memindahkan lori dari satu rail track ke rail track lainnya
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 2 lori/angkut
Elektromotor : Daya (11kw; 23 A; 1450 rpm; 380 v)
3. Condesate Pump
Fungsi : Memompakan air kondensat dari sterilizer ke fat fit
Jumlah : 2 unit
Model : 3 N6
Flow : 22 m3/jam
Elektromotor : Daya(11 kw ; 2950 rpm)
4. Sterilizer
Fungsi : Merebus buah untuk menonaktifkan enzim lipase yang
menyebabkan naiknya asam lemak bebas, memudahkan
lepasnya buah dari tandannya, melunakkan daging buah dan
mengurangi kadar air
Tipe : 2100 OXP
Jumlah : 2 unit
Ukuran : p = 3300 mm, d = 1200 mm, tebal = 16mm
Tekanan Kerja: 3,0 kg/cm2
Tekanan Uji : 6,5 kg/cm2
Kapasitas : 6 lori/siklus
c. Stasiun Pembantingan
1. Cage Tippler
Fungsi : Menuangkan TBS masak dari lori ke hopper
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 1 lori/siklus
Elektromotor : Daya (3 hp ; 5 A ; 940 rpm ; 380 v)
2. Fruit Bunch Scrapper
Fungsi : Mengangkut TBS masak dari hopper ke auto feeder
Jumlah : 2 line
Kapasitas : 60 ton/ jam
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
3. Thresher
Fungsi : Melepaskan atau memisahkan buah dari janjangan
Jenis : Tresher with shaft
Jumlah : 3 unit
Ukuran : p = 4000 mm, d = 2000 mm
Kecepatan : 23-25 rpm
Kapasitas : 60 ton TBS/jam
Elektromotor : Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v)
4. Under Thresher Conveyor
Fungsi : Mengangkut buah dari thresher ke bottom cross conveyor
Type : screw
Jumlah : 3 unit
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
5. Empty Bunch Conveyor To Crusher
Fungsi : Mengangkut janjangan dari thresher ke crusher.
Type : screpper
Jumlah : 1 line
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
6. Bunch Crusher
Fungsi : Mencabik-cabik janjangan
Jumlah : 1 unit
Ukuran Roda : 310 mm
Dimensi : 2050 mm; 1000 mm; 1380 mm
Kapasitas : 6 ton/jam
Elektromotor : Daya (30 kw ; 35 rpm)
7. Horizontal Empty Bunch Scrapper
Fungsi : Mengangkut janjangan dari thresher ke F.B. Hopper.
Type : screpper
Jumlah : 1 line
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
8. Bottom Cross Conveyor
Fungsi : Mengangkut buah dari under thresher conveyor ke fruit
elevator
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
d. Stasiun Pengepresan
1. Fruit Bunch Elevator
Fungsi : Mengangkut buah dari bottom cross conveyor ke top cross
conveyor
Jumlah : 2 line
Kapasitas : 30 ton/ jam
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
2. Top Cross Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan buah dari fruit elevator ke digester
Type : screw
Jumlah : 2 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
3. Digester
Fungsi : Untuk melumatkan buah hingga hancur
Model : LD 3500
Jumlah : 5 unit
Ukuran : t = 3200 mm, d = 1200 mm
Berat : 5500 kg
Kecepatan : 10-15 rpm
Volume : 3500 l
Tekanan uap : 3,5 kg/cm2
Elektromotor : Daya (30 pk)
Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2005
4. Twin Screw Press
Fungsi : Untuk memisahkan minyak kasar (crude oil)
Jumlah : 5 unit
Ukuran : p = 5150 mm, l = 1560 mm
Kapasitas : 15-18 ton/jam
Elektromotor : Daya (30 kw; 45 A; 1460 rpm; 380 v)
Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2005
e. Stasiun Pengolahan Biji
1. Cake Breaker Conveyor
Fungsi : Untuk mengeringkan dan mengurai cake
Type : screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 17000 mm, d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw; 29 rpm)
2. Depericarper
- Separating Coloumn
Fungsi : Ruang pemisah antara serat dan biji
Jumlah : 1 unit
Ukuran : t = 17000 mm, d = 1270 mm
Electro blower: Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v)
Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
- Nut Polyshing Drum
Fungsi : Untuk membersihkan serat yang melekat pada biji
Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 7480 mm, d = 1270 mm
Kecepatan : 32 rpm
Kapasitas : 6 ton/jam
Elektromotor : Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v)
Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
3. Wet Nut Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan biji dari nut polyshing drum ke destoner
system
Type : screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
4. Destoner System
Fungsi : Untuk memisahkan biji dari batu, dan biji kosong
Jumlah : 1 unit
Ukuran : t = 17000 mm, d = 700 mm
Electro blower: Daya (11kw; 23A; 1450 rpm; 380 v)
5. Nut Grading Drum
Fungsi : Untuk memisahkan biji menurut besar diameternya
Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 1570 mm, d = 700 mm
Kecepatan : 1420 rpm
Kapasitas : 16 ton/jam
Elektromotor : Daya (4 kw; 9,4 A; 940 rpm; 380 v)
Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
6. Ripple Mill
Fungsi : Untuk memecahkan biji
Jumlah : 2 unit
Kecepatan : 1440 rpm
Kapasitas : 3 ton/jam
Elektromotor : Daya ( 15 hp; 22,6 A; 2935 rpm; 380 v)
Merk : Teco Elec dan Mech
7. Craked Mixture Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan craked mixture dari ripple mill ke craked
mixture elevator
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
8. Craked Mixture Elevator
Fungsi : Mengangkut biji dari craked mixture Conveyor ke LTDS 1
Jumlah : 1 line
Kapasitas : 6 ton/ jam
Elektromotor : Daya (5,5 kw; 29 rpm)
9. Light Tenera Dust Separating (LTDS)
Fungsi : Memisahkan inti sawit utuh dari pecahan cangkang
Jumlah : 1 unit
Ukuran : p = 14700 mm, d = 700 mm
Kapasitas : 14300 m3/jam
Electro fan : Daya (11 kw; 23A; 1450 rpm; 380 v)
10.Claybath
Fungsi : Memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang
Jumlah : 2 unit
Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
- Pump
Elektromotor: Daya ( 10 kw; 15,33 A; 1440 rpm; 380 v)
- Screening
Ukuran : p = 1070 mm, d = 700 mm
11.Wet Kernel Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari hydrocyclone ke wet kernel
elevator
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
12.Wet Kernel Elevator
Fungsi : Mengangkut inti sawit dari wet kernel conveyor ke kernel
distribution conveyor
Jumlah : 1 line
Kapasitas : 6 ton/ jam
Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
13.Top Wet Kernel Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari ke kernel silo
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
14.Dry Wet Kernel Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari dry kernel ke kernel transport
fan
Type : screw
Jumlah : 1 line
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor: Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
15.Kernel Transport Fan
Fungsi : Mendistribusikan inti sawit dari kernel silo ke kernel bunker
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
16.Fibre Shell Conveyor
Fungsi : Mendistribusikan fibre, shell dari hopper ke boiler.
Type : screw
Jumlah : 1 unit
Ukuran : d = 537 mm
Kapasitas : 26 mc/ h
Elektromotor : Daya (5,5 kw ; 29 rpm)
f. Stasiun Pemurnian Minyak
1. Vibrating Screen
Fungsi : Menyaring serat dan kotoran dari minyak kasar
Model : VS70
Jumlah : 2 unit
Ukuran : d = 1800 mm
Penggerak : 1500 rpm(2 seperasi)
Elektromotor : Daya (5,5 pk; 3 fasa; 50 Hz; 380 v)
Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
2. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier)
Fungsi : Memurnikan minyak yang berasal dari oil tank
Jumlah : 2 unit
Ukuran : t = 700 mm, d = 400 mm
Kecepatan : 1450 rpm
Kapasitas : 6 ton /jam
Buatan/ Tahun: PT. Sumatera Raya Sari Indonesia/ 2000
3. Purifier Feed Pump
Fungsi : Memompakan minyak dari oil purifier ke vacum drier
Jumlah : 2 unit
Model : 3 N6
Flow : 22 m3/jam
Elektromotor : Daya(11 kw ; 2950 rpm)
4. Pengeringan Minyak (Vacum Drier)
Fungsi : Mengurangi kadar air dalam minyak
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 9 ton /jam
Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v)
5. Dried Oil Pump
Fungsi : Memompakan minyak dari vacum drier ke storage tank.
Jumlah : 1 unit
Model : SK
Speed : 2825 rpm
Flow : 27 m3/jam
Elektromotor : Daya(1,1 kw)
6. Sand Cyclone
Fungsi : Memisahkan partikel padat
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 30 ton /jam
Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1440 rpm; 380 v)
7. Precleaner Pump
Fungsi : Memompakan minyak dari COT ke sand cyclone
Jumlah : 2 unit
Model : SK
Speed : 2825 rpm
Flow : 27 m3/jam
Elektromotor : Daya(11 KW)
8. Decanter
Fungsi : Memisahkan fasa cair dan padat
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 20-30 ton TBS /jam
Kecepatan bowl
Max. : 3500 rpm
Elektromotor : Daya (60 kw)
Berat kotor : 6400 kg
Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2007
9. Sludge Centrifuge Separator
Fungsi : Memisahkan minyak dari sludge
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 10 ton /jam
Elektromotor : Daya (15 kw; 22,5 A; 1400 rpm; 380 v)
Buatan/ Tahun: Malaysia/ 2007
10.Reclaimed Oil Pump
Fungsi : Memompakan minyak dari collect tank ke centrifugal
separator
Jumlah : 2 unit
Model : SK
Speed : 2825 rpm
Flow : 27 m3/jam
Elektromotor : Daya(11 kw)
2.6.2. Peralatan (Equipment)
Peralatan produksi adalah semua peralatan yang tidak memerlukan
penggerak yang digunakan dalam proses produksi. Adapun penjelasan mengenai
peralatan produksi yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan untuk tiap
stasiun adalah sebagai berikut.
a. Stasiun Penerimaan
1. Jembatan Timbang
Fungsi : Menimbang berat TBS yang diangkut dengan truk.
Kapasitas : 50 ton
2. Lori
Fungsi : Pengangkut TBS dari Loading Ramp ke sterilizer dan cage
tippler
Kapasitas : 10,5 ton TBS
3. Rail Track
Fungsi : Landasan jalur lori dan canti lever
b. Stasiun Perebusan
1. Trolley/canti lever
Fungsi : Landasan jalur lori yang menghubungkan mesin sterilizer
dengan rail track
2. Back Pressure Vessel (BPV)
Fungsi : Menampung steam yang akan didistribusikan ke seluruh proses
c. Stasiun Pengepresan
1. Oil Gutter
Fungsi : Talang minyak yang akan di proses di sand trap tank
2. Sand Trap Tank
Fungsi : Memisahakan minyak dengan pasir
e. Stasiun Pengolahan Biji
1. Nut Silo
Fungsi : Tempat pengeraman biji yang akan di pecah
2. Kernel Silo
Fungsi : Memanaskan kernel untuk mengurangi kadar airnya
3. Kernel Bunker
Fungsi : Tempat penyimpanan sementara kernel yang akan dikirim
4. Shell Hopper
Fungsi : Tempat penyimpanan cangkang
5. Fibre Hopper
Fungsi : Tempat penyimpanan serabut
f. Stasiun Pemurnian Minyak
1. Crude Oil Tank
Fungsi : Menampung minyak yang akan dialirkan ke CS tank
2. Sludge Distribution 1 dan 2
Fungsi : Memanaskan, mengencerkan dan mengendapkan sludge
3. Oil Tank
Fungsi : Menampung minyak dari reclaimed tank 1 dan 2
4. Sludge Drain Tank
Fungsi : Menampung sludge yang akan diolah kembali di purifier
5. Hot Water Tank
Fungsi : Menampung air panas dari dearator tank
2.7. Utilitas
Yang dimaksud utilitas disini adalah merupakan unit pembantu produksi
yang tidak terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses
agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PKS PT.
Multimas Nabati Asahan antara lain sebagai berikut:
1. Unit Pemeliharaan
Agar tercapai keadaan produksi yang maksimal sesuai dengan yang
direncanakan maka perlu dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan adalah kegiatan
untuk memelihara atau menjaga peralatan pabrik dengan mengadakan perbaikan
atau pergantian yang diperlukan.
PKS PT. Multimas Nabati Asahan menetapkan program pemeliharaan
seperti General Maintenance dan Preventif Maintenance secara harian, mingguan,
bulanan dan tahunan agar pabrik dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Pemeliharaan yang dilakukan unit ini mencakup pemeliharaan mesin dan
peralatan pabrik, instalasi listrik, pemeliharaan unit pengolahan limbah, serta
penyediaan dan perawatan suku cadang pabrik.
2. Laboratorium
Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun
hasil dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa kadar
rendemen CPO dan inti sawit sebagai informasi untuk mengevaluasi kinerja
pemasok. Analisa-analisa yang dilakukan di laboratorium PKS PT. Multimas
Nabati Asahan antara lain meliputi :
a. Analisa terhadap kualitas produk
Analisa ini meliputi pemeriksaan terhadap persentasi FFA, air, kotoran,
Dobi, Qarotene yang terkandung dalam CPO dan pemeriksaan terhadap
persentasi air, kotoran, inti pecah, FFA, dan kandungan minyak dalam inti sawit.
b. Analisa terhadap oil losses dan kernel losses
Analisa ini meliputi pemeriksaan persentasi minyak yang masih
terkandung dalam air kondensat sterilizer, tandan kosong, ampas proses
pengepresan, biji, sludge centrifuge. Dan pemeriksaan persentasi kernel yang ada
di cyclone fibre, shell hopper.
c. Analisa terhadap Ekstraksi
Analisa ini meliputi perhitungan terhadap persentasi dari rata-rata
ekstraksi minyak, rata-rata ekstraksi minyak, efisiensi ektraksi minyak, efisiensi
ekstraksi kernel.
3. Unit Penanganan Limbah
Sistem penanganan limbah cair (waste) yang dihasilkan dari proses
produksi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dapat dilihat pada Gambar 2.3.
2.8. Safety and Fire Protection
Safety and Fire Protection yang ada di PKS PT. Multimas Nabati Asahan
didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan. Adapun
sarana dan prasarana tersebut antara lain:
1. Keamanan
Petugas keamanan bekerja secara bergantian yang dibagi atas 3 shift
dalam waktu 24 jam. Kegiatan keamanannya dilaksanakan oleh Satuan Pengaman
(Satpam).
2. Keselamatan
Kegiatan keselamatan kerja dilengkapi peralatan kerja pendukung yang
minimal seperti sarung tangan, kaca mata pelindung, baju pelindung kimia, sepatu
boot karet, sepatu safety, penutup telinga dan helm.
Untuk kegiatan penanggulangan bahaya kebakaran perusahaan juga
melengkapinya dengan peralatan kerja pendukung seperti; racun api, mesin
pompa dan penyemprot air.
3. Kondisi Lingkungan Kerja
Potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja berhubungan dengan
gangguan terhadap kebisingan (noise) terdapat area kerja. PKS PT. Multimas
Nabati Asahan sebenarnya telah memiliki kebijakan dalam hal safety terhadap
bahaya. Namun, pelaksanaannya belum maksimal karena para pekerja belum
seluruhnya yang mematuhi kebijakan yang telah dibuat. Kemungkinan terjadinya
potensi kebisingan adalah di stasiun boiler dan sebagian besar pada departemen
produksi. Kesadaran para pekerja akan pentingnya kebijakan yang dibuat masih
sangat rendah. Sama halnya dengan sistem manajemen yang belum maksimal
dalam mensosialisasikan pentingnya kebijakan yang telah dibuat.
19
4
3 2 1
5
6
9
7
10
1311
8 12
14
1615
18
17
Jalur gas
KETERANGAN GAMBAR1. COOLING POND 960 M3
2. MIXING/ACIDIVICATION POND I 1200 M3
3. MIXING/ACIDIVICATION POND II 1200 M3
4. NETRALIZATION / RETENTION POND 3280 M3
5. ANAEROBIC DIGESTER I 1300 M3
6. ANAEROBIC DIGESTER II 1300 M3
7. ANAEROBIC DIGESTER III 1300 M3
8. PREMARY CLARIFIER 250 M3
9. ANAEROBIC DIGESTER IV 800 M3
10. ANAEROBIC DIGESTER V 800 M3
11. ANAEROBIC DIGESTER VI 800 M3
12. SECONDARY CLARIFIER 250 M3
13. TERTIARY CLARIFIER 250 M3
14. MINI POND15. FISH POND 1250 M3
16. BLOWER MECHINE17. FAT PIT TANK18. SLURRY POND 1650 M3
19.POLISHING POND 2650 M3
Gambar 2.3. Sistem Penanganan Limbah PKS PT. Multimas Nabati Asahan