42
7 BAB II KAJIAN LITERATURE 2.1. DEFINISI PROYEK 2.1.1 Pengertian Judul 2.1.1.1. Nama Proyek Desain Interior Pusat Tari Balet di Jakarta dengan konsep modern. 2.1.1.2. Definisi Proyek Pengertian judul proyek ditelaah berdasarkan tiap kata yang menyusunnya, adalah sebagai berikut : Desain adalah menemukan komponen fisik yang tepat dari suatu struktur fisik. (Alexander,1963) Interior adalah bagian dari gedung atau bangunan. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed.2, Jakarta: Balai Pustaka,1996,p.741) Pusat adalah Titik, tempat yang menjadi pokok kegiatan untuk melakukan suatu hal dengan segala fasilitas. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Online) Tari adalah Ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak yang indah dan ritmis. (Drs. Soedarsono Pringgobroto, 1978) Ballet adalah Seni tari aktifitas tarian dari Italia yang menggunakan ciri khas kostum, gerak langkah, musik, serta tata rias sehingga dapat membangkitkan imajinasi para penonton. (wikipedia.com) Desain Interior Pusat Tari Balet adalah Perencanaan dan perancangan interior yang mewadahi aktifitas tarian dari Italia yang menggunakan ciri khas kostum, gerak langkah, musik, serta tata rias sehingga dapat membangkitkan imajinasi para penonton. 2.2. TINJAUAN UMUM BALET 2.2.1. Unsur-unsur Tari 2.2.1.1. Gerak

BAB II KAJIAN LITERATURE DEFINISI PROYEK 2.1.1 Definisi Proyek · 7 BAB II KAJIAN LITERATURE 2.1. DEFINISI PROYEK 2.1.1 Pengertian Judul 2.1.1.1. Nama Proyek Desain Interior Pusat

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

7

BAB II

KAJIAN LITERATURE

2.1. DEFINISI PROYEK

2.1.1 Pengertian Judul

2.1.1.1. Nama Proyek

Desain Interior Pusat Tari Balet di Jakarta dengan konsep modern.

2.1.1.2. Definisi Proyek

Pengertian judul proyek ditelaah berdasarkan tiap kata yang menyusunnya,

adalah sebagai berikut :

Desain adalah menemukan komponen fisik yang tepat dari suatu struktur

fisik. (Alexander,1963)

Interior adalah bagian dari gedung atau bangunan. (Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed.2, Jakarta: Balai

Pustaka,1996,p.741)

Pusat adalah Titik, tempat yang menjadi pokok kegiatan untuk melakukan

suatu hal dengan segala fasilitas. (Kamus Besar Bahasa Indonesia – Kamus

Online)

Tari adalah Ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak yang indah dan

ritmis. (Drs. Soedarsono Pringgobroto, 1978)

Ballet adalah Seni tari aktifitas tarian dari Italia yang menggunakan ciri

khas kostum, gerak langkah, musik, serta tata rias sehingga dapat

membangkitkan imajinasi para penonton. (wikipedia.com)

Desain Interior Pusat Tari Balet adalah Perencanaan dan perancangan

interior yang mewadahi aktifitas tarian dari Italia yang menggunakan ciri

khas kostum, gerak langkah, musik, serta tata rias sehingga dapat

membangkitkan imajinasi para penonton.

2.2. TINJAUAN UMUM BALET

2.2.1. Unsur-unsur Tari

2.2.1.1. Gerak

8

Aspek gerak ada 3 (Rudolf Von Laban, 1947) yakni tenaga,ruang,dan

waktu. Tenaga merupakan suatu kekuatan atau muatan stamina yang

dibangun dalam gerakan. Tanpa adanya pengaturan tenaga yang jelas, maka

gerak tari bagaikan sebuah benda yang bergerak melintas begitu saja

Ruang adalah tempat di sekitar obyek bergerak. Kata lain, ruang

adalah keseluruhan arena yang nampak di udara. Bagaimana bentuk gerak

tari dan bagaimana kedudukan penari dalam suatu panggung agar bisa

sesuai dengan gerakannya, juga merupakan masalah ruang. Kesan ruang

bisa hadir dari posisi gerak tubuh, volume gerak tubuh,

kedudukan/penempatan penari di atas panggung. Kesan ruang dalam tubuh

akan nampak dari posisi anggota badan dalam membentuk suatu gerakan.

Kemudian nampaklah kesan-kesan gerakan seperti berikut: luas-sempit,

kuat-lemah, jauh-dekat, diagonal, vertikal, melengkung, horizontal.

Waktu merupakan perjalanan setiap gerak tari yang akan

menghadirkan kesan tertentu. Bagaimana gerak itu dibuat dan dilakukan

untuk memperoleh kesan tersebut, tergantung pada pola waktu atau

penataan unsur waktu, yaitu tentang penggarapan cepat-lambat maupun

panjang-pendeknya suatu gerak tari.

2.2.1.2. Ekspresi

Suatu daya ungkap melalui tubuh ,aktivitas ,pengalaman seseorang

untuk dikomunikasikan kepada orang lain untuk menyatakan perasaan atau

pikiran melalui tubuh.Gerak tubuh manusia merupakan ungkapan dari

gerakan jiwa pribadinya yang dapat berupa akal , kehendak dan emosi.

2.2.1.3. Iringan

Gerak dan musik merupakan suatu kesatuan dalam tari. Namun

demikian bukan berarti setiap gerakan atau tarian memerlukan musik

iringan yang jelas secara auditif, tetapi bisa berupa kesan musikal saja.

Kesan musik tersebut bisa dilihat/dirasakan pada unsur ritme atau irama.

Dari pemahaman irama tersebut terjalinlah nafas kehidupan, sehingga dapat

menghasilkan suasana tertentu dalam penghayatan. Peranan musik iringan

dalam tari dapat membantu menguatkan suasana dan adegan, memperjelas

dinamika, menuntun rasa/perasaan/pengungkapan, memperjelas irama,

9

harmonisasi, memperjelas daya emosional, memperjelas intensitas (tekanan)

gerak.

2.1.2 Jenis-jenis Tari

2.1.2.1 Berdasarkan Pola Garapan

Tari tradisional yaitu suatu tarian yang telah mengalami perjalanan

sejarah yang cukup lama, sudah memiliki kemapanan bentuk, teknik,

kualitas maupun rasa tari. Dibagi menjadi dua yakni Tari tradisi / tari klasik

dan kerakyatan. Tari tradisi adalah Tari yang dibuat atau ditata di keraton.

Pada awal perkembangannya tari ini hanya dipertunjukkan atau dipentaskan

dihadapan raja atau tamu-tamu kerajaan (Soedarsono,1976:31). Tetapi

kemudian sekarang sebagian berkembang sehingga dapat dilihat oleh

masyarakat kebanyakan. Tarian jenis ini telah mencapai kristalisasi artistic

yang cukup tinggi. Tari tradisi kerakyatan adalah Tari yang sejak awal

perkembangannya adalah di lingkungan masyarakat di luar keraton atau

kalangan rakyat.

Tari kreasi/modern/kontemporer adalah suatu bentuk penataan baru

karya tari yang diungkapkan dan dikembangkan secara bebas, baik masih

berpijak pada materi lama (tradisional) maupun yang sama sekali lepas atau

tidak terikat oleh tatanan-tatanan yang sudah ada. Mengutip pernyataan

Dr.Fuad Hasan,kontemporer adalah seni yang menggabarkan “zeit-geist”

atau jiwa waktu masa kini (Sedyawati,1981:122). Tari kontemporer terdiri

dari berpola tradisi dan berpola nontradisi

2.1.2.2 Berdasar Jumlah Pendukung

Tarian tunggal yaitu bentuk tari yang disajikan oleh seorang penari

sedangkan tarian kelompok suatu tari yang dilakukan olah lebih dari

seorang penari. Jenis tari ini bisa dibedakan menjadi tari berpasangan,tari

berkelompok/group/rampak, dan tari massa.

2.1.2.3 Berdasarkan Bentuk

Representasional yaitu bentuk tari yang menggambarkan sesuatu

secara jelas atau bersumber dari kehidupan sehari-hari sedangkan Non

10

representasional yaitu bentuk tari yang hanya menekankan pada keindahan

gerak semata.

2.1.2.4 Berdasarkan Tema

Literer adalah bentuk tari yang menyampaikan pesan berupa cerita,

pengalaman pribadi, interpretasi karya sastra, dongeng, cerita rakyat,

sejarah. Sedangkan, Nonliterer adalah bentuk tari yang semata-mata diolah

berdasarkan penjelajahan dan penggarapan unsur-unsurnya.

Penggarapannya meliputi penjelajahan gerak, interpretasi (tafsiran) musik,

eksplorasi permainan suara, permainan cahaya, atau unsur-unsur estetis

lainnya.

2.1.2.5 Berdasarkan Cara Penyajiannya

Statis adalah bentuk tari yang cara penyajiannya / dipentaskan di satu

tempat tertentu. Tempat pertunjukannya berupa stage, baik yang berupa

arena maupun proscenium. Sedangkan, Mobile / berpindah adalah bentuk

tari yang cara penyajiannya / dipentaskan secara berpindah dari satu tempat

ke tempat yang lain. Sebagai contoh: pawai dan arak-arakan.

2.1.2.6 Berdasarkan Penggarapan koreografinya

Tari Putra adalah tari yang penggarapannya berdasarkan kondisi putra.

Tari Putri adalah tari yang penggarapannya berdasarkan kondisi putri, dan

Campuran putra & putri adalah tari yang penggarapannya berdasarkan

campuran kondisi putra dan putri secara terpadu dan harmonis.

2.1.3. Asal Usul Balet

Menurut majalah Treasure dengan judul Ballet Movemen Througth the

Century, Ballet tumbuh dalam masaRenaissance di Italia abad ke-15. Ballet

mewarnai berbagai acara kelas bangsawan Italia pada masa itu, khususnya

pesta pernikahan. Pada abad ke-16, Catherine de Medici, seorang wanita

aristokrat dari Italia sekaligus istri Raja Henry II dari Prancis, memperkenalkan

Ballet ke dalam bentuk yang lebih kompleks. Layaknya sebuah festival,

terdapat banyak komponen di dalamnya. Ballet tak sekadar tarian, tapi juga

disertai lagu, puisi, sampaipada dekorasi yang membangun suasana.

11

Seiring perkembangannya, Ballet menuju ke arah profesional. Bermula di

Italia, balet justru semakin populer di Prancis. Kecintaan Raja Louis XIV pada

seni mendorongnya mengangkat nilai seni melalui Ballet dengan mendirikan

Académie Royale de Danse tahun 1661. Guru tari Sang Raja, Pierre

Beauchamp, turut serta dalam eksistensi akademi ini sebagai direktur.

Beauchamp adalah pencipta lima posisi kaki dan lengan dalam gerakan

Ballet.Pengaruh raja dalam mempertahankan eksistensi balet tidak hanya

dilakukan melalui pendirian akademi profesional, tetapi juga ikut serta dalam

berbagai pertunjukan ballet. Satu dari beberapa pertunjukan Ballet yang

diperankan Louis XIV adalah de BalletLully’s la Nuit karya Jean-Baptiste

Lully tahun 1653.

Pergeseran nilai pada Ballet kian terasa pada tahun 1681. Tarian yang

awal mula hanya sebagai hiburan dalam acara pernikahan kalangan aristokrat

berubah menjadi pertunjukan mewah kalangan atas. Para penari Ballet

profesional melakukan tur pertunjukan ke berbagai negara di Eropa yang

ditonton oleh para aristokrat setiap negara. Ballet pun semakin disempurnakan

melalui gagasan Jean Georges Noverre, seorang master Ballet asal Prancis. Ia

memperkenalkan Ballet d’action. Gagasan ini kian mengangkat nilai Ballet

sebagai sebuah seni. Ballet dianggap sebagai sebuah ekspresi dan drama yang

tergambar dari hubungan antar-karakter yang ada di dalamnya. Inilah cikal

bakal narrative ballet pada abad ke-19.

Abad ke-19 adalah masa paling revolusioner dalam sejarah Ballet. Masa

yang dikenal dengan The Romantic Era ini memberikan warna baru bagi seni

pertunjukan Ballet yang telah menyebar sampai Rusia. Jika Prancis memainkan

peranan penting di awal perkembangan Ballet, maka Rusia adalah tempat di

mana Ballet diadopsi dan dikembangkan. Ballet yang mulai memudar di

Prancis, dihidupkan lagi oleh Rusia. Di sinilah narrative ballet semakin

populer. Berbagai karya komposer dan koreografer Rusia menjadi pertunjukan

Ballet yang melegenda. Sebagian besar karya mereka didominasi oleh tokoh

perempuan. Karya Ballet yang terkenal pada masa ini, antara lain The

Nutracker, The Sleeping Beauty, dan Swan Lake, karya Marius Petipa dan Lev

Ivanov. Ketiga karya terkenal itu adalah wujud narrative ballet di era romantis.

12

Gerakan yang digunakan dalam karya tersebut mengadopsi gerakan classic

ballet. Kekhasan dalam classic ballet adalah pointe work, gerakan jinjit hingga

ujung jari kaki. Pointe work dan pointe shoes mewarnai tari Ballet pada masa

romantis ini, sehingga membuat para penari Ballet, khususnya perempuan,

terkenal dan dikagumi. Pointe membuat Ballet semakin indah. Gerakan pointe

memberikan kesan tubuh penari yang lentur, ringan, dan seakan melayang di

udara. Anna Pavlova adalah satu ballerina asal Rusia yang terkenal pada masa

ini lewat The Dying Swan. Ballet terus berkembang mengikuti zaman.

Memasuki abad ke-20, mulai muncul Balet neo-klasik. Tipe ini

menggabungkan antara Balet klasik dan kontemporer. Balet kontemporer

sendiri dipopulerkan Amerika pada awal 1970-an. Twyla Tharp (koreografer

tari modern) bekerja sama dengan Robert Joffrey dari Joffrey Balet

menciptakan Deuce Coupe dengan menggabungkan tari Balet dengan musik

pop dan teknik tari modern. Sampai saat ini Balet masih menjadi seni

pertunjukan mendunia.

2.1.4. Jenis- jenis Tarian Balet

2.1.4.1. Periode Abad 18

Pada awal abad 18 ini, aliran Romantisme berkembang pesat. Karya

seni lukisan, puisi dan tarian bertajuk puitis dan romantis sangat menonjol

pada zaman ini. Pada masa inilah tarian ballet mulai berakar di Eropa.

Tarian ballet mulai ditarikan secara berpasangan dalam sebuah opera

sebagai wujud dari sebuah karya sastra. Persentuhan karya sastra ke dalam

sendra tari dan opera mewarnai perkembangan kebudayaan Eropa pada

masa ini.

Beberapa karya yang berkembang pada periode awalabad 19 berserta

konfigurasi dan filosofi tariannya adalah sebagai berikut :

1) La Sylphide

Dibuat tahun 1836 oleh Bournoville dan aransemen musik oleh

Lovenskjold. Konfigurasi tarian pase de deux dan corps de ballet. Ballet

La Sylphide adalah salah satu pertunjukan Ballet tertua yang menceritakan

tentang sebuah plot yang lucu. James, seorang pemuda Scotland, lari dari

13

pesta pernikahannya sendiri untuk menari dengan impiannya di hutan.

Cerita ini tidak memiliki happy ending, baik itu untuk James sendiri, atau

impiannya, Sylphide yang cantik.

Gbr. 2.1. Konfigurasi Tarian La Sylphide

(Sumber:mmr_la_sylphide_silja_schandorff_kristoffer_sakurai_corps_50

diakses pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB )

2) Giselle

Dibuat tahun 1841 oleh Coralli dan Perrot dan aransemen musik oleh

Lovenskjold. Konfigurasi tarian solo dancer dan corps de ballet .Salah

satu pertunjukan Ballet yang paling terkenal sepanjang masa, Giselle telah

dipentaskan hampir di seluruh dunia. Ballet romantis ini sering dibawakan

oleh ballerina-ballerina terbaik sebagai peran utamanya. Ballet-blanc

dalam Ballet Giselle, atau sering disebut juga corps of women in white,

telah menjadi simbol Ballet klasik.

Gbr. 2.2. Konfigurasi Tarian Gisselle

(Sumber :http://www.saltcreekballet.org/photo/giselle.shtm pada 23 April

2015 pukul 09.11 WIB )

14

3) Napoli

Dibuat tahun 1842 oleh Bournonville dan aransemen musik oleh

Pauli, Helsted. Konfigurasi tarian pas de deux dan corps de ballet .

Bercerita tentang Teresina , seorang gadis muda Italia yang jatuh cinta

dengan Gennaro , seorang nelayan . Kisah ini memuncak dalam

pernikahan.

Gbr. 2.3. Konfigurasi Tarian Napoli

(Sumber:http://www.ballet-

dance.com/200404/articles/royaldanish20040327.htm diakses pada 23 April

2015 pukul 09.11 WIB l)

4) A folk tale

Sebuah cerita rakyat dalam kisah tiga, dibuat pada tahun 1854 untuk

Royal Ballet Denmark koreografer Agustus Bournoville, musik oleh

Johan Peter Emilius Hartmann dan Niels. Kombinasi solo dancer, pas de

deux dan corps de ballet. Bercerita tentang kehidupan raksasa Troll dan

manusia.

Gbr. 2.4. Konfigurasi Folk Tale

(Sumber : http://www.danceinternational.org/archive/fall2005.html diakses

pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)

15

2.1.4.2. Periode Abad 19

Pada akhir abad 19 ini, ballet sangat berkembang pesat. Seni tari ballet

mulai dipakai sebagai kombinasi antara perwujudan karya sastra, perpaduan

budaya serta penampilan alunan musik klasik yang mengiringinya.

1) Don Quixote

Dibuat tahun 1869 oleh Petipa dan aransemen musik oleh Petipa.

Konfigurasi tarian solo dancer dan pas de deux. Ballet bersejarah

berdasarkan maha karya Miguel de Cervantes, Don Quixote merupakan

sebuah cerita dinamis tentang cinta, petualangan, dan kehilangan.

Pertunjukan Ballet Don Quixote ditutup dengan pas de deux yang paling

terkenal di sepanjang sejarah Ballet, yaitu pas de deux oleh Kitri dan

Basilio.

Gbr. 2.5. Konfigurasi Don Quixote

(Sumber:http://www.balet.by/theatre_repertoire.php diakses pada 23 April

2015 pukul 09.11 WIB)

2) Coppelia

Dibuat tahun 1870 oleh St. Leon dan aransemen musik oleh Delibes.

Konfigurasi tarian pas de deux. Ballet Coppelia menceritakan tentang

kisah sepasang kekasih: Franz dan Swanhilda. Ballet klasik ini, seperti The

Nutcracker, merupakan pertunjukan Ballet yang menyenangkan dan

ringan, cocok sebagai pengalaman Ballet pertama untuk anak-anak.

Gbr. 2.6. Konfigurasi Coppelia

(Sumber:http://www.ballet.co.uk/ip_rev_russian_classical_ballet_theatre_0

906.htm diakses pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)

16

3) La Bayadere

Dibuat tahun 1877 oleh Petipa dan aransemen musik oleh Minkus.

Konfigurasi tarian pas de deux dan corps de ballet. Cerita tentang cinta

abadi, misteri, takdir, dendam, dan keadilan, Ballet La Bayadere

merupakan suatu Ballet yang meriah. Karakter utamanya adalah seorang

penari pura bernama Nikiya. Kata “bayadere” sendiri dalam bahasa

Perancis berarti “penari pura India”. Nikiya jatuh cinta dengan seorang

prajurit tampan, Solor, yang juga mencintainya. Tapi Nikiya juga dicintai

oleh seseorang dari kasta tinggi.

Gbr. 2.7. Konfigurasi La Bayadere

(Sumber : http://robertarood.wordpress.com/ diakses pada 23 April 2015

pukul 09.11 WIB )

4) The Sleeping Beauty

Dibuat tahun 1890 oleh Petipa dan aransemen musik oleh

Tchaikovsky. Konfigurasi tarian Solo dancer dan pas de deux. Pertunjukan

Ballet pertama yang sukses bagi komposer Tchaikovsky, Ballet Sleeping

Beauty pertama ditonton oleh seorang anak 8 tahun yang sakit bernama

Anna Pavlova. Setelah pertunjukkan berakhir, Anna memutuskan untuk

menjadi ballerina.

Gbr 2.8. Konfigurasi Sleeping Beauty

(Sumber : http://www.victorhochhauser.co.uk/la_scala diakses pada 23

April 2015 pukul 09.11 WIB)

17

5) The Nutracker

Dibuat tahun 1892 oleh Ivanov dan aransemen musik oleh

Tchaikovsky. Konfigurasi tarian pase de deux dan corps de ballet. Ballet

The Nutcracker Ballet menceritakan tentang seorang gadis muda yang

bermimpi tentang pangeran nutcracker dan pertempuran melawan Raja

Tikus yang memiliki tujuh kepala.

Gbr.2.9. Konfigurasi The Nutraker

(Sumber :http://www.saltcreekballet.org/photo/nutcracker.shtm diakses

pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB l)

6) Swan Lake

Dibuat tahun 1895 oleh Petipa dan Ivanov dan aransemen musik oleh

Tchaikovsky. Konfigurasi tarian Solo dancer,Pase de deux dan corps de

ballet. Sering disebut sebagai pelopor Ballet klasik, Ballet Swan Lake

adalah kisah cinta, pengkhianatan, dan kemenangan kebaikan atas

kejahatan. Odette, seorang gadis muda yang terkutuk oleh penyihir jahat

menjadi seekor angsa di siang hari, dan manusia di malam hari. Odette

adalah ratu dari semua angsa, dan yang paling cantik. Kutuk tersebut

hanya bisa diangkat apabila ada seorang pria yang menyatakan cinta

abadinya kepada Odette.

Gbr. 2.10. Konfigurasi Swan Lake

(Sumber : http://flickr.com/photos/paata/465915522/in/photostream diakses

pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)

18

7) Raymonda

Dibuat tahun 1898 oleh Petipa dan aransemen musik oleh Glazunov.

Konfigurasi Pase de deux dan corps de ballet.Bercerita tentang Raymonda

yang ingin menikah dengan Jean de Brianne terhalang karena Jean sedang

perang salib dan Raymonda terpincut dengan lelaki lain yang mencoba

menghasut. Dengan akhir Jena berhasil membunuh laki-laki yang mencoba

menghasut Raymonda, sehingga Raymonda bisa menikah dengan Jean.

Gbr. 2.11. Konfigurasi Raymonda

(Sumber: http://www.nj.com/entertainment/index.ssf/2008/03/23-week

diakses pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)

2.1.4.3. Periode Awal abad 20

Pada abad ini, ballet sangat berkembang pesat di Rusia. Namun sedikit

terjadi pergeseran terhadap teknik tariannya. Penggabungan antara seni tari

ballet dan perbaduan budaya setempat membuat ballet ditarikan dengan

lebih ekspresif. Kostum, sepatu dan aksesoris juga mulai digunakan secara

bebas tanpa adanya aturan yang berlaku. Pada masa ini banyak terjadi

kolaborasi antara tarian ballet dengan tarian jazz maupun taruian

kontemporer lainnya. Beberapa karya yang berkembang pada periode awal

abad 20 berserta konfigurasi dan filosofi tariannya adalah sebagai berikut :

1) The Fire Bird

Dibuat tahun 1910 oleh Vokine dan aransemen musik oleh Stravinsky.

Konfigurasi Pase de deux dan Solo dancer.

Didasarkan pada dongeng Rusia burung bercahaya magis yang dapat berka

t dan kutukan bagi pemiliknya. Di premiere pada 25 Juni 1910 di Paris, pe

kerjaan adalah sebuah sukses instan dengan penonton dan para kritikus.

19

Gbr. 2.12. Konfigurasi Firebird

(Sumber : http://www.dancehelp.com/articles/photos/ballet-photos.aspx

diakses pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)

2) Le Spectre de la Rose

Dibuat tahun 1911 oleh Vokine dan aransemen musik oleh Weber.

Konfigurasi Pase de deux. Bercerita tentang seorang gadis yang menari

bahagia bersama bayangannya.

Gbr. 2.13. Konfigurasi La Spectre de La Rose

(Sumber : http://www.exploredance.com/article.htm?id=2246 diakses pada

23 April 2015 pukul 09.11 WIB)

3) Apolllo

Dibuat tahun 1928 oleh Balanchine dan aransemen musik oleh

Stravinsky. Konfigurasi Solo dancer dan pas de deux.Bercerita Dewa

Apollo yang menyinggung Dewa Eros, karena sebal Dewa Eros

menancapkan 2 anak panah cinta pada Apollo, sedangkan anak panah

kebencian ditancapkan pada Dafne. Sehingga Apollo mengejar-ngejar

Dafne hingga ke ujung dunia, Dafne lelah lalu meninta pada ayahnya

dewa sungai untuk menjadikan ia pohon salam. Sejak itu, Apollo

menggunakan daun salam di kepalanya karena tidak bisa memiliki Dafne.

20

Gbr. 2.14. Konfigurasi Apollo

(Sumber:http://www.dancephotooftheday.com diakses pada 23 April 2015

pukul 09.11 WIB)

4) The Prodigal Son

Dibuat tahun 1829 oleh Balanchine dan aransemen musik oleh

Prokofievy. Konfigurasi Solo dancer dan Corps de ballet Bercerita tentang

Seorang anak yang menjadi pemberontak dan kembali menjadi pengikut

setia Yesus, cerita ini diadaptasi dari alkitab.

Gbr. 2.15. Konfigurasi The Prodigal Son

(Sumber:http://www.ballet-dance.com diakses pada 23 April 2015 pukul

09.11 WIB)

5) The Green Table

Dibuat tahun 1932 oleh Kurt Jooss dan aransemen musik oleh Fritz

Cohen. Konfigurasi tarian Corps de ballet menggambarkan kesia-

siaan negosiasi damai Perang II tahun 1930-an.

Gbr. 2.16. Konfigurasi The Green Table

(Sumber:http://www.poetryfoundation.org/images/features/greentable.jpg

diakses pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)

21

2.1.5. Teknik Dasar Ballet

2.1.5.1. Plié merupakan gerakan kelas balet anak sederhana dan dipelajari di tingkat

dasar. Prinsip gerakan plié adalah menekukkan lutut ke arah samping

dengan posisi badan, leher, dan kepala tetap tegak. Latihan plié sebaiknya

dilakukan menggunakan bar Balet agar dapat menjaga posisi leher dan

tubuh dengan baik.

Gambar 2.17. Teknik Dasar Plie

(Sumber: http://www.Baletnotonlydance.blogspot.com diakses pada 23

April 2015 pukul 10.00 WIB)

2.1.5.2. Adage ialah gerakan lambat yang ditahan untuk memperbaiki keseimbangan

dan control

Gambar 2.18 .Teknik Dasar Adage

(Sumber: http://www.balletnotonlydance.blogspot.com diakses pada 23

April 2015 pukul 10.00 WIB)

2.1.5.3. Allegro ialah gerakan dengan putaran, lompatan kecil dan lebar serta deretan

langkah ke sekeliling studio.

Gambar 2.19. Teknik Dasar Allegro

(Sumber: http://www.balletnotonlydance.blogspot.com diakses pada 23

April 2015 pukul 10.00 WIB)

22

2.1.5.4. Jete adalah sejenis gerak lompatan.

Gambar 2.20. Teknik Dasar Jete

(Sumber: http://www.balletnotonlydance.blogspot.com diakses pada 23

April 2015 pukul 10.00 WIB)

2.1.5.5. Pirouette adala gerakan putaran

Gambar 2.21. Teknik Dasar Pirroutte

(Sumber: http://www.balletnotonlydance.blogspot.com diakses pada 23

April 2015 pukul 10.00 WIB)

2.1.5.6. Pointe / on pointe adalah menari tegak lurus diatas ibu jari, dan biasanya

sang penari mengenakan sepatu khusus dengan potongan kayu kecil yang di

letakan didalam ujung sepatu sebagai tumpuan.

Gambar 2.22. Teknik Dasar Pointe

(Sumber: http://www.balletnotonlydance.blogspot.co diakses pada 23 April

2015 pukul 10.00 WIB)

23

2.1.6. Kostum

2.1.6.1. Leotard

Leotard didesain agar dapat bergerak lebih bebas, Leotard harus pas di

badan agar postur dan kesalahan gerakan dapat telihat oleh guru Balet.

Gambar 2.23. Leotard

(Sumber: http://www.elfratiwysimarmata1.blogspot.co.id diakses pada 23

April 2015 pukul 10.00 WIB)

2.1.6.2. Skirt Tutu

Skirt biasanya dipakai oleh kelas Balet pemula , di gunakan sebagai

media belajar untuk membantu pembentukan posisi tangan dan lengan

dalam Balet. Skirt balet sering disebut juga Tutu.

Gambar 2.24. Skirt

(Sumber: http://www.elfratiwysimarmata1.blogspot.co.id diakses pada 23

April 2015 pukul 10.00 WIB)

2.1.6.3. Stocking

Stocking berfungsi untuk menopang bagian tubuh khususnya

pinggang kebawah yang kurang kencang. Biasanya murid yang baru belajar

Balet di wajibkan mengenakan kaos kaki agar gerakan kaki lebih terlihat

Gambar 2.25. Stocking

(Sumber: http://www.elfratiwysimarmata1.blogspot.co.id diakses pada 23

April 2015 pukul 10.00 WIB)

24

2.1.6.4. Sepatu Balet

Sepatu Balet harus benar-benar pas dikaki, tidak boleh kesempitan

atau kebesaran karena akan mempersulit gerakan, ada dua jenis sepatu

Balet. soft shoes di gunakan oleh semua siswa pemula Balet baik wanita

atau laki-laki, sedangkan penari Balet laki-laki akan terus memakai soft

shoes sepanjang karirnya. Point shoes di gunakan oleh penari Balet wanita,

untuk menggunakan pointe shoes ballerina harus mengambil kelas khusus

belajar pointe shoes, karena kaki mereka harus cukup kuat.

Gambar 2.26. Sepatu Balet

(Sumber: http://www.elfratiwysimarmata1.blogspot.co.id)

2.1.6.5. Rambut

Rambut harus diikat rapi, tidak menutupi wajah agar tidak

mengganggu selama belajar, dan pada saat pentas penonton bisa melihat

jelas mimik muka ballerina

Gambar 2.27. rambut pebalet

(Sumber: http://www.elfratiwysimarmata1.blogspot.co.id)

2.1.6.6. Aksesoris

Pada saat berlatih ballet disarankan untuk tidak mengenakan perhiasan

yang berlebihan, selain mengganggu juga bisa mengakibatkan cedera.

25

2.3. TINJAUAN UMUM KONSEP MODERN

Perancangan interior Pusat Tari Balet ini menggunakan konsep modern

sesuai gaya hidup masyarakat yang praktis dan simpel. Modern adalah terbuka atau

termutakhir (Rahmanu Widayat, 2010:96). Sisi seni gaya modern terletak pada

kesederhanaan bentuknya. Aliran modern juga sangat mementingkan fungsi suatu

benda. Arsitek ternama Mies van der Rohe merangkum istilah modern dengan

pernyataan “less is more”. Menurutnya tanpa detailpun desain dapat menjadi indah

dan bernilai tinggi.

Era modern juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dan pola

pikir kaum urban. Kesibukan membuat orang tak lagi menginginkan sesuatu yang

rumit. Kata simplicity, menjadi kunci dalam era ini tak hanya bentuk yang menjadi

lebih sederhana. Satu nilai yang menjadi prinsip utama konsep modern adalah

perwujudan desain yang bebas dan tidak terikat dengan sejarah dan tradisi setempat

serta fungsional secara maksimal. (Imelda Akmal,2013:8)

Penggunaan bahan dan warnapun menjadi lebih sedehana. Kehadiran

hunian yang makin terbatas ukurannya seperti apartemen juga mendorong lahirnya

gerakan modern. Dengan desain yang sederhana, ergonomis, dan sangat fungsional.

Ruangan yang tadinya sempit terasa lebh lapang (Amorani,2009:40).

Ciri-ciri arsitektur modern diantaranya

1) satu gaya internasional yang dapat menembus segala budaya dan geografis

2) bentuk mengikuti fungsi

3) semakin sederhana semakin baik

4) ornamen adalah sebuah bentuk kejahatan

5) singular dan nihilsm.

2.4. TINJAUAN KOTA JAKARTA

Menurut website jakarta.go.id Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI

Jakarta) adalah ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta merupakan satu-

satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak

di Tatar Pasundan, bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan

nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia,

atau Jaccatra (1619-1942), Jakarta Tokubetsu Shi (1942-1945) dan Djakarta (1945-

26

1972). Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town atau

lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York

City (Big Apple) diIndonesia.

Gambar 2.28. Peta Wilayah Jakarta

(Sumber: http://www. jakarta.go.id diakses 23 April 2015 pukul 07.49 WIB)

2.4.1. Kondisi Geografis

Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota administrasi dan

satu Kabupaten administratif, yakni Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2,

Jakarta Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2,

Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2, Jakarta Timur dengan luas 187,73

km2, dan Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2.

Batas Utara : Laut Jawa

Batas Selatan dan Timur : Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan

Kabupaten Bekasi.

Batas Barat : Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang

2.4.2. Kondisi Demografi

Jumlah penduduk dalam periode 2002-2006 terus mengalami

peningkatan walaupun pertumbuhannya mengalami penurunan. Tahun 2002

jumlah penduduk sekitar 8,50 juta jiwa, tahun 2006 meningkat menjadi 8,96

juta jiwa, dan dalam lima tahun ke depan jumlahnya diperkirakan mencapai 9,1

juta orang. Kepadatan penduduk pada tahun 2002 mencapai 12.664 penduduk

per km2, tahun 2006 mencapai 13.545 penduduk per km2 dan diperkirakan

dalam lima tahun kedepan mencapai 13.756 penduduk per km2.

27

2.5. TINJAUAN INTERIOR PERANCANGAN PUSAT TARI BALET

2.5.1. FASILITAS DAN BESARAN RUANG

2.5.1.1. Tinjauan Lobby

Lobby atau reception area adalah ruang untuk menerima tamu sebelum

dipersilahkan duduk di ruang tunggu. (Delbert J. Duncan). Reception berada

di ruang paling depan setelah pintu masuk.

Fungsi Lobby dapat dibedakan menjadi 2, yakni umum dan khusus .

Fungsi Umum sebagai tempat atau wadah seluruh karyawan kantor dalam

melaksanakan tugas mengurus serta mengelola segala macam yang

berhubungan dengan management di perusahaan tersebut. Fungsi Khusus

sebagai wadah dapi pihak perusahaan untuk penerimaan awal pengunjung.

Tempat informasi dan melayani segala macam keperluan dari pengunjung,

tempat bertemu janji. Fasilitas lobby sebagai area tempat duduk,area

komunikasi,area resepsionis. Lokasi dari resepsionis harus dapat melihat

dan mengontrol arah masuk pengunjung.

2.5.1.2. Studio Balet

Sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang

untuk melakukan suatu kegiatan tari balet. (www.wikipedia.com).

Berdasarkan Architect Data hal 179 tinggi minimum untuk ruang dansa dan

tari 4 meter.

2.5.1.3. Tata Pentas

Tata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar

belakang(Background) tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam

pengertian luas adalah suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua

elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran

dalam pementasan.

1) 3 macam panggung.

i. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura

28

Gambar 2.29. Denah panggung Prosenium

(Sumber: Prasetio, Lea, 1986:96)

Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang

memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana

penonton menyaksikan pertunjukan. Arah dari panggung ini hanya satu

jurusan yaitu kearah penonton saja, agar pandangan penonton lebih

terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas panggung juga agar

lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam kesadaran

itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi

melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya.

ii. Panggung Arena

Gambar 2.30. Denah panggung Arena

(Sumber:Prasetio, Lea, 1986:96)

Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut

Panggung arena tapal kuda adalah panggung dimana separuh bagian

pentas atau panggung masuk kebagian penonton sehingga membentuk

lingkaran tapal kuda, Panggung arena ¾, berarti ¾ dari panggung

masuk kearah penonton atau dengan kata lain penonton dapat

menyaksikan pementasan dari tiga sisi atau arah penjuru panggung.

Panggung arena ¾ biasanya berupa pentas arena bentuk U. Panggung

arena penuh yaitu dimana penonton dapat menyaksikan pertunjukan

29

dari segala sudut atau arah dan arena permainan berada di tengah-

tengah penonton. Panggung arena penuh biasanya panggung arena

bujur sangkar atau panggung arena bentuk lingkaran.

iii.Panggung Campuran

Gambar 2.31. Denah panggung Arena

(Sumber:Prasetio, Lea, 1986:96)

Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga

bagian depannya menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang

menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung

Panggung thrust nampak seperti gabungan antara panggung arena dan

proscenium.

2) Pola Penataan Tempat Duduk

i. Bentuk penataan tempat duduk berdasar sirkulasi

Gambar 2.32. penataan tempat duduk sistem kontinental dan

conventional

(Sumber: De Chiara, 1992:974)

Sistem Continental yaitu penataan tempat duduk tanpa lorong

ditengah antar tempat duduk, tempat duduk memenuhi seluruh ruangan

dan penempatan lorong sirkulasi hanya ada pada sekeliling tempat

duduk. Sistem Conventional yaitu system penataan tempat duduk dalam

30

ruang auditorium dimana antar tempat duduk terdapat lorong yang

berfungsi untuk sirkulasi

ii. Bentuk penataan tempat duduk berdasarkan tipe baris tempat duduk

Gambar 2.33. Penataan tempat duduk baris lurus

(Sumber: Neufert, 1995:139)

Baris Lurus yaitu bentuk baris tempat duduk adalah lurus arah

pandangan adalah tegak lurus dengan panggung. Baris yang lurus

sejajar dari paling depan sampai belakang. Bentuk ini mempunyai

kekurangan yaitu penonton yang duduk paling tepi kurang nyaman

posisi duduknya jika melihat pada tengah panggung.

Baris Lurus dimiringkan pada tepi memberikan kenyamanan

posisi memandang pusat panggung yang lebih baik. Namun jika pada

lorong bertrap, kurang aman untuk sirkulasi.

Baris Melengkung ini merupakan bentuk yang paling

memberikan kenyamanan melihat pusat panggung dan aman.

3) Dinding

Gambar 2.34 Bentuk-bentuk dinding belakang auditorium

(Sumber:Prasetio, Lea, 1986:66)

Pada suatu ruang pentas dinding berfungsi sebagai media

pemantulan, pengarah dan penyerapan suara. Dengan pemilihan bahan

dan bentuk dinding yang dapat mendukung akustik ruang dan

penempatan posisi pada tempat yang tepat, maka akan didapat posisi

mendengar yang baik. Dinding sebagai pembatas ruang akustik

mempunyai aturan umum yaitu bahan penyerap bunyi harus dipasang

pada permukaan batas auditorium yang mempunyai kemungkinan

31

terbesar menghasilkan cacat akustik seperti gema, gaung, pemantulan

berkepanjangan dan pemusatan bunyi. (Doelle, 1972)

Contoh bahan yang dapat dipergunakan adalah kayu, plywood,

hardboard, logam, plesteran, dan serat gelas yang kuat yang dapat

digunakan untuk konstruksi (Doelle, 1972:102) .

4) Langit-langit

Langit-langit membantu penyebaran bunyi vertical dan dapat

digunakan sebagai peredam bunyi. Langit-langit juga digunakan untuk

menyebarkan bunyi pantul agar dapat ditangkap oleh pendengar secara

merata disemua bagian ruangan.

Gambar 2.35. Bentuk-bentuk Langit-langit

(Sumber: Egan: 1988:66)

2.5.1.4. Galeri

Galeri adalah ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau

karya seni dan sebagainya. (istilahkata.com). Tujuan dari sebuah galeri

menurut kakanwil perdagangan adalah memberikan informasi mengenai

benda-benda yang hasil karya seni, baik yang merupakan hasil kaeya para

seniman maupun produk industry terhadap para pengunjung dengan jalan

memamerkan barang-barang tersebut dalam peragaan yang sesungguhnya.

(e-journal.uajy.ac.id)

Sedangkan fungsi galeri adalah sebagai wadah komunikasi antara

konsumen dengan produsen, yang mempunyai beberapa fungsi sebagai

berikut

1) Sebagai wadah promosi barang seni.

2) Sebagai wadah pembinaan bagi para senima dalam mengembangkan dan

memasarkan hasil karya seninya.

32

3) Sebagai sarana komunikasi antara pengelola dengan pengunjung di

dalam suasana yang rekreatif.

Gambar 2.36. Sudut Pandang Penataan Galeri

(Sumber: Neufert, 1995:250)

2.5.1.5. Ruang Ganti Kostum dan Tata Rias

Ruang ganti kostum dan tata rias adalah Perangkat ganti mencakup

ruang ganti dan tempat penyimpanan pakaian baik pakaian, yang dikenakan

di rumah maupun kostum sebuah pentas. Letak ruang ganti sebaiknya

terletak tidak jauh dari tempat pentas,sehingga mudah dijangkau. (Neufert,

1995:70)

Gambar 2.37. Jalur Ruang Ganti

(Sumber: Neufert, 1995:70)

2.5.1.6. Display

1) Sistem Display

Serambi pamer untuk menarik perhatian, pada area penjualan biasanya

dilengkapi dengan serambi pamer. Pemilihan barang yang dipajang

dengan mempertimbangkan musim atau gaya. Suatu serambi pamer dapat

memberikan kesan yang efektif, kesan tersebut tentu saja berhubungan

dengan berbagai ide dan harga.

Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander (1997:468)

mengelompokkan display interior menjadi :

33

i. Open display

Merupakan bentuk display yang memberikan kemungkinan pada

pembelian untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan

pelayanan toko.

ii. Closed display

Berisi barang dagangan yang memperlihatkan dalam almari

dinding (wall case). Keuntunga utamanya adalah terjaganya barang

dagangan dari pencurian dan menjaga kondisi siap jual.

iii. Architectural display

Display ini merupakan ketepatan penyusunan guna menunjukkan

bermacam-macam barang dagangan sesuai dengan bangunan, seperti

model bangunan perumahan, dapur, kamar mandi secara menyeluruh.

Keuntungan utamanya adalah tepat memberikan gambaran utuh yang

nyata lewat peragaan dalam display ini.

iv. Vendor display

Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat

penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak panjang.

v. Store sign and decoration

Istilah store sign meliputi tanda pembayaran, kartu harga/hadiah,

hiasan gantung, poster, bendera, spanduk dan alat serupa.

2) Perlengkapan Display

Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa

etalase dan showroom.

3) Macam-macam etalase :

i. Etalase sistem terbuka

Etalase tanpa pembatas antara ruangan display dengan ruangan

pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interior

ruangan dalamnya. Tidak ada penghalang kasat mata dan arah

pandang kurang terfokus.

ii. Etalase sistem tertutup

34

Etalase mempunyai pembatas antara ruangan display dengan

ruangan pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan

mempunyai pandangan visual lebih terfokus.

iii. Etalase khusus

Etalase yang memiliki bangunan sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan dari pemilik.

iv. Etalase sudut

Etalase yang memiliki bangunan yang terletak dipersimpangan

jalan dan posisinya tepat disudut.

v. Etalase atas

Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan bertingkat.

Etalaseini berfungsi sebagai papan reklame. Etalase atas terbagi

manjadi 3 yakni Etalase Benam, Bertingkat, dan Arcade, Etalase

Benam merupakan etalase yang memiliki lantai lebih rendah dari pada

lantai sekitarnya.Etalase bertingkat penggabungan antara etalase atas

dan etalase benam dan lebih lagi dengan etalase terbuka. Sudut

pandang kurang sesuai dengan sudut pandang pengamat. Sedangkan,

Etalase arcade menjorok ke dalam ruangan akibat bangunan yang

memanjang di belakang dengan bagian muka yang sempit, sehingga

ada ruang yang kurang efisien.

2.5.2. Sirkulasi Ruang

2.5.2.1. Sirkulasi Linear

Gambar 2.38. Sirkulasi Linear

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265)

Jalan yg lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang.

Memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (Loop)

.

35

2.5.2.2. Sirkulasi Radial

Gambar 2.39. Sirkulasi Radial

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265)

Konfigurasi Radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari

sebuah pusat bersama.

2.5.2.3 Sirkulasi Spiral (Berputar)

Gambar 2.40. Sirkulasi Spiral

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:265)

Konfigurasi Spiral memiliki suatu jalan tunggal menerus yang berasal dari

titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah.

2.5.2.4 Sirkulasi Jaringan

Gambar 2.41. Sirkulasi Jaringan

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265)

Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik

tertentu dalam ruang.

2.5.2.5 Sirkulasi Grid

Gambar 2.42. Sirkulasi Grid

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265)

36

Konfigurasi Grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling

berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau

kawasan ruang segi empat.

2.5.3. Organisasi Ruang

2.5.3.1. Organisasi Terpusat

Gambar 2.43. Organisasi Terpusat

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 188)

1) Organisasi yang bersifat stabil. Merupakan komposisi terpusat yang

terdiri dari sejumlah ruang-ruang sekunder yang dikelompokkan

mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan dominan.

2) Ruang pusat sebagai ruang pemersatu dari organisasi terpusat, pada

umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk

mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di sekitar bentuknya.

3) Ruang sekunder mungkin setara satu sama lain dari fungsi,bentuk dan

ukuran serta menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang secara

geometris teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.

4) Ruang sekunder kemungkinan berbeda dalam bentuk dan ukuran sesuai

kebutuhan fungsi, tingkat kepentingan dan lingkungan suasana sekitar.

2.5.3.2 Organisasi Linier

Gambar 2.44. Organisasi Linier

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 188)

1) Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang mirip

dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Dapat juga terdiri dari ruang-ruang

linier yang diorganisisr menurut panjangnya sederetan ruang-ruang yang

berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.

37

2) Masing-masing ruangan berhubungan langsung.

3) Bentuk organisasi ruang linier dengan sendirinya fleksibel dan cepat

tanggap terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini biasanya

mengadaptasi adanya perubahanperubahan topografi. Bentuk dapat lurus,

persegi atau melengkung.

2.5.3.3 Organisasi Radial

Gambar 2.45. Organisasi Radial

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:188)

1) Organisasi radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun

linier.

2) Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan dimana sejumlah

organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya.

Sedangkan suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvet

yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya. Sedangkan

organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovet yang mengembang

keluar lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat

meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur tertentu atau

benda-benda lapangan lainnya.

2.5.3.4 Organisasi Cluster/Mengelompok

Gambar 2.46. Organisasi Cluster

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:188)

1) Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan

sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya.

38

2) Seringkali penghubungnya berupa sel-sel ruang yang berulang dan

memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan sifat visual

seperti halnya bentuk dan orientasi.

3) Bentuk organisasi bersifat luwes dan dapat menerima pertumbuhan dan

perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.

2.5.3.5 Organisasi Grid

Gambar 2.47. Organisasi Grid

(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:188)

1) Terdiri dari beberapa ruang yang tersusun secara grid tiga dimensi atau

bidang.

2) Organisasi grid membentuk hubungan antara ruang dari seluruh fungsi

posisi dan sirkulasi.

3) Bentuk grid terdiri dari dua set jalan yang sejajar yang saling

berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujursangkar/

kawasan-kawasan segi empat.

2.5.4. Komponen Pembentuk Ruang

2.5.4.1. Lantai

Lantai merupakan salah satu bagian yang penting dari ruang. Lantai

dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi dalam ruang, dapat

memberi karakter dan dapat memperjelas sifat ruang. Persyaratan lantai (P.

Suptandar 1982;5-6 ):

1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.

2) Mudah dibersihkan

3) Kedap suara

4) Tahan terhadap kelembaban

5) Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya

39

2.5.4.2. Dinding

Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukan ruang, baik

sebagai unsur penyekat/ pembagi ruang maupun sebagai unsur dekoratif.

Dalam proses perancangan suatu ”ruang dalam”mdinding mempunyai

peranan yang cukup dominan dan memerlukan perhatian khusus, di

samping unsur-unsur lain seperti tata letak, desain furniture serta

peralatan-peralatan lain yang akan disusun bersama dalam suatu kesatuan

dengan dinding.

Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah,keindahan

ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest” dari ruang dinding

samping memberi atau menambah keindahan,ruang. Dinding juga dapat

merusak suasana ruang, yaitu apabila,dalam perencanaannya sangat

dipaksakan, terutama dikarenakan bahwa dinding tersebut telah ada

sebelumnya. Ini terjadi pada renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding

berfungsi struktural. (Pamudji Suptandar, 1999)

2.5.4.3. Ceiling

Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata

”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga

terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan : ceiling adalah

sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandangan normal

manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan

sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya.

Dengan jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen

penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap bangunan.

(Pamudji Suptandar, 1999). Dasar pertimbangan dalam perencanaan

langit-langit adalah

1) 1) Fungsi langit-langit

Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga sebagai

pengatur udara dan ventilasi.

2) Penentuan ketinggian

Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi

ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan ceiling.

40

3) 3) Bentuk penyelesaian

Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan fungsinya seperti

melengkung, berpola, polos, memperlihatkan struktur, dan sebagainya.

(Djoko Panuwun, 1999:72)

2.5.5. Elemen Pengisi Ruang

Kata "furniture" berdasarkan Encyclopedia Americana adalah sebagai

berikut : Furniture, morable obyects in a room designated are that useful for

men' activities (suatu obyek/benda didalam ruangan yang didesain dengan

tujuan untuk aktivitas manusia). Sifat Peletakan pada elamen pengisi ruang

dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Bulit In

Jenis furniture yang perletakannya menempel pada dinding, misalnya

almari, rak, konter dan sebagainya kebutuhannya.

2) Moveable

Jenis furniture yang bergerak bebas dan dapat dipindahpindahkan, misalnya

tempat tidur, meja, kursi dan sebagainya sesuai kebutuhan.

2.5.6. Bentuk Furniture

Syarat bentuk furniture yang baik meliputi aspek berikut :

1) Fungsional / Struktural

Merupakan furniture yang didesain atas dasar kepentingan aman dan

pemanfaatan bahan dan teknik maksimal.

2) Tema

Merupakan kelompok furniture yang secara visual memberi suatu tema

tertentu, misalnya menggunakan unsur suatu gaya kesenian/kebudayaan

masa lalu atau unsur kedaerahan

3) Penyusunan letak furniture

Penyusunan letak funiture berdasarkan pada penentuan daerah aktif dan

pasif. Daerah aktif adalah daerah dimana terjadi kegiatan dengan frekuensi

tinggi dan bersifat cepat, misalnya lalulintas, gang, foyer, dan sebagainya

.

41

2.5.7. Warna

Warna merupakan unsur yang sangat penting di dalam kehidupan ini.

Fungsi warna saat ini telah lebih berkembang, dimana tidak hanya sebagai

pemberi sentuhan estetis dari suatu benda, tapi juga bisa sebagai alat

komunikasi yang baik. Warna adalah suatu kebutuhan yang mendasar. Nenek

moyang kita menyadari hal ini, dan banyak tradisi penyembuhan kuno dari

berbagai kebudayaan yang menggunakan warna dalam praktiknya. Penggunaan

warna dalam terapi penyembuhan ini biasa disebut dengan terapi warna. (Helen

Graham, 1998:4).

Seperti yang telah kita ketahui, setiap warna yang ditampilkan memiliki

dampak psikologis yang berbeda-beda pula bagi penikmatnya. Dalam dunian

interior, pengaplikasian warna baik dalam ruang ataupun furniture sangatlah

penting. Dikemukakan oleh Helen Graham, beberapa efek psikologis yang

dapat ditimbulkan dari warna :

1) Merah

i. Memberi energi lebih pada beberapa anggota tubuh, seperti kaki,

tungkai, pinggul, saluran kemih dan kelamin.

ii. Merangsang aktivitas fisik dan vitalitas. Dimana menimbulkan perasaan

aman, stabil, percaya diri dan kehangatan.

iii. Warna ini dapat digunakan pada benda-benda atau hal-hal didalam

ruang atau gedung dimana dibutuhkan aktivitas fisik yang tinggi dan

diruang bermain anak-anak.

2) Oranye

i. Warna ini memberikan energy pada hati, limpa, pankreas, ginjal dan

kandung kemih. Warna ini merangsang metabolism, penceranaa dan

penghilangan racun.

ii. Sebaiknya jangan menggunakan warna ini pada ruang istirahat.

iii. Warna ini baik digunakan pada araea bermain, ruang latihan, sanggar

tari dan ruang olahraga (tempat aktivitas social).

3) Kuning

42

i. Kuning memberi energy pada kelenjar adrenalin, sistem saraf simpatik

sehingga memberi energy pada otot, denyut jantung, pencernaan dan

peredaran darah.

ii. Gunakan warna kuning di ruang baca dan belajar, ruang pertemuan social

dan tempat dimana diperlukan pembicaraan yang hidup.

iii. Jangan gunakan warna ini ada anak dan orang dewasa yang hiperaktif,

agresif atau memiliki kelaianan perilaku dan juga ruang istirahat.

4) Hijau

i. Memberi energy pada kelenjar timus, warna ini merangsang jantung, paru-

paru, bronchulus, lengan, tangan dan juga kulit.

ii. Gunakan warna ini pada setiap ruangan, bangunan dan juga ruang kerja

dimana dibutuhkan ketenangan dan kedamaian, kepekaan dan juga hal-hal

yang berhubungan dengan aktivitas fisik.

iii. Baik digunakan pada ruang istirahat dan jangan digunakan pada

laboratorium atau ruangan yanv memeprlukan pemikiran analitis.

5) Biru langit

i. Memberi energy pada kelenjar tiroid sehinggan memberikan energy pada

metabolisme dan pengendalian suhu tubuh. Warna ini dapat merangsang

suara, ungkapan diri, komunikasi dan tanggung jawab pribadi.

ii. Gunakan warna ini untuk kamar tidur, ruang istirahat, klinik, penyimpanan

produk susu dan ruangan bagi mereka yang menderita insomnia dan

mengalami syok.

iii. Jangan gunakan warna ini pada orang dewasa atau anak-anak yang

menderita kedinginan atau menggigil, dan bagi penderita metabolisme

lambat.

6) Biru gelap atau indigo

i. Memberi energy pada kelenjar pineal. Warna ini merangsang otak bagian

bawah, sistem syaraf pusat dan sistem endokrin. Karena itu warna biru

gelap merangsang aktivitas hormonal di seluruh tubuh, proses-proses yang

tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri dan kemampuan psikis atau

paranormal.

ii. Gunakan warna ini untuk area meditasi atau perenungan.

43

iii. Jangan gunakan warna ini pada ruang bermain atau pusat aktivitas fisik.

7) Ungu atau violet

i. Memberikan energy pada kelenjar pituitary. Warna ini merangsang otak

bagian atas dan sistem syaraf, kreatifitas, ilham, estetika, artistic dan

cita-cita luhur.

ii. Gunakan pada ruangan dimana terdapat orang-orang yang ingin

mengilhami aktivitas artistic, estetik dan juga imajinatif. Baik juga

untuk ruang teater dan juga ruang kelas untuk anak-anak.

iii. Jangan gunakan warna ini di dalam ruangan yang digunakan untuk

hiburan datau dimana kita menginginkan adanya percakapan, atau di

ruangan yang ditinggali oleh mereka yang memiliki gangguan mental,

terutama mereka yang menderita delursi (pkirian atau pandangan yang

tidak berdasar atau tidak rasional).

2.5.8. Interior Sistem

2.5.8.1. Sistem Penghawaan (Thermal System)

Merupakan pengaturan sirkulasi udara dalam ruang, berupa

penghawaan alamiah melalui bukaan / ventilasi maupun penghawaan

buatan yaitu dengan sistem AC atau penghawaan lainnya yaitu exhauser

fan.

Gambar 2.48. Unit Indoor AC Split yang dipasang di dinding

(Sumber: http://www.airconditioningdr.com/images/ductless-ac-1.jpg

diakses 23 April 2015 pukul 07.49 WIB)

Tujuan dari direncanakan penghawaan ini adalah terwujudnya

kenyamanan user dengan standart kenyamanan ruang, yaitu :

Temperatur Udara : 18o – 26o Celcius

Pergerakan Udara : 0,1 – 0,15 m/s

Kelembaban Relatif : 50% - 55%

Kebutuhan Udara Bersih : 0,85 m3 / s / orang

44

Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

seseorang terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kenyamanan tidak

dapat diwakili oleh satu angka tunggal.

Faktor lain yang sering dikaitkan dengan kenyamanan tertentu, yaitu

1) Ras, sebenarnya tidak ditemukan bukti bahwa ras mempengaruhi

penilaian kenyamanan. Manusia mempunyai kemampuan adaptasi

terhadap iklim (aklimatisasi) dengan baik. Normalnya orang dapat

menyesuaikan diri dalam 2 minggu.

2) Jenis kelamin, perempuan pada umumnya menyukai lingkungan yang

1o C lebih hangat daripada laki-laki.

3) Usia, orang berusia lanjut lebih suka di lingkungan yang lebih hangat

dan tidak berangin. Hal ini disebabkan metabolisme pada orang usia

lanjut cenderung menurun.

2.5.8.2. Sistem Pencahayan (Lighting System)

Pencahayaan adalah suatu penerangan yang digunakan untuk

menerangi bangunan maupun ruangan. Pencahayaan merupakan faktor

yang pokok dalam perencanaan suatu bangunan, karena apabila sistem dari

pencahayaan itu kurang baik maka dapat membuat suasana bangunan /

ruangan menjadi gelap, remang-remang dan terang benerang. Oleh karena

itu untuk perencanaan sistem pencahayaan ini harus disesuaikan dengan

jenis bangunan / ruangan yang akan dibuat. Sebagai contoh adalah sistem

pencahayaan di mall dan di cafe, di mall sistem pencahayaannya harus

terang dan dapat menerangai secara maksimal bangunan / ruangan

tersebut. Karena akan mempengaruhi barang yang diperdagangkan di mall

tersebut. Sedangkan untuk di cafe mereka tidak membutuhkan suatu

pencahayaan yang terang, karena untuk suasana di cafe biasanya

membutuhkan penerangan yang agak remang-remang dan juga tidak

terlalu gelap. Sehingga dari kedua contoh bangunan tersebut dapat

disimpulkan bahwa penerangan pada setiap bangunan/ruangan itu

tergantung atau sesuai kebutuhan dan jenis dari bangunan itu.

1) Sistem pencahayaan dibagi lagi menjadi 2, yaitu :

i.Pencahayaan alami ( Natural Lighting )

45

Pencahayaan alami (natural lighting) adalah suatu sistem

pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya alam yaitu sinar

matahari. Sifat dari sistem ini hanya sementara, artinya hanya pada

waktu matahari terbit hingga tenggelam, jadi tidak dapat dimanfaatkan

sepanjang hari. Fungsi dari adanya sistem pencahayaan alami adalah

Sumber cahaya diwaktu pagi hingga petang hari, menciptakan adanya

cahaya pantul sebagai unsur estetik,dan memberikan cahaya yang

sangat terang diwaktu pagi hingga sore hari

ii.Pencahayaan Buatan (artificial lighting)

Sistem pencahayaan buatan (artificial lighting) adalah sistem

pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya buatan, seperti lampu,

armature dan peralatan yang memendarkan cahaya. Pencahayaan

buatan dalam ruangan terbagi menjadi pencahayaan utama (general

lighting), pencahayaan khusus (accent Lighting), pencahayaan

tambahan (Task Lighting), dan pencahayaan yang bersifat dekoratif

(decorative lighting). (Imelda Akmal, 2006:22)

Gambar 2.49 Jenis-jenis pencahayaan buatan dalam ruangan

(Sumber: Akmal, Imelda, 2006:22)

2) Faktor-faktor mempengaruhi tingkat penghitungan terhadap kualitas

pencahayaan adalah:

Aliran Cahaya (F)

Intensitas Cahaya (I)

Kuat Penerangan (E)

Luminansi (L)

3) Pertimbangan dalam perencanaan suatu penerangan pada artificial

lighting , antara lain adalah :

i. Distribusi cahaya

46

ii. Kekuatan penerangan rata-rata (E)

iii. Derajat pemerataan kekuatan penerangan mendatar

iv. Perbandingan tinggi dan jarak lampu

v. Derajat kesilauan perlu diperhatikan, antara lain: Kebutuhan titik

lampu pada ruang, dimana dapat dicari dengan menggunakan

E = kuat penerangan (lux)

A = luas ruangan (m2)

F = arus cahaya tiap lampu (lm)

UF= Utilisation Factor/koefisien pemakaian (tabel)

2.5.8.3. Akustik

Sedangkan menurut Satwiko (2004:124), akustik berarti ilmu tentang

bunyi. Dengan demikian, sistem akustik adalah ilmu yang mem-pelajari

tentang mutu suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri

berhubungan dengan organ pen-dengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem

akustik dalam sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang

mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya.

Akustik ruang ini sendiri banyak dikaitkan dengan hal yang mendasar

seperti perubahan suara karena pantulan dan juga gangguan suara

ketembusan suara dari ruang lain. Banyak material penyerap yang sangat

efektif untuk digunakan. Material-material tersebut biasanya digunakan

untuk memperjelas suara yang dihantarkan dalam ruang atau juga

mengurangi kejelasan suara yang timbul. (Satwiko, 2004). Faktor yang

harus diperhatikan pada sistem akustik ialah

1) Bunyi Langsung , bunyi dari sumber suara yang berjalan mencapai

pendengaran.

2) Bunyi pantul, Sumber suara mengenai bidang pantul dahulu lalu ke

pendengaran.

3) Bunyi Serap, Bunyi karena material absorbsi.

N=E.A

F.UF.LLF

47

2.5.9. Sistem Keamanan

2.5.9.1. Sistem Pengamanan Terhadap Kegiatan

Sistem pengamanan terhadap kegiatan menggunakan 2 sistem

yakni CCTV (Closed Circuit Television) dan Heavy duty door contact

(sensor yang dipasang pada pintu). CCTV (Closed Circuit Television)

adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang melalui

layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera

yang dipasang pada setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang

diinginkan oleh bagian keamanan.

Gambar 2.50. Contoh Kamera CCTV

(sumber: http//www.sekuritidankeamanan.wordpress.co diakses 23 April

2015 pukul 07.49 WIB)

2.5.9.2. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran

1) Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai 700C.

2) Fire alarm system. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada api atau

panas pada suhu 1350C - 1600C

3) Fire estinguisher

4) Sprinkler

Penempatan titik – titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar

yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat melayani

luas area 10-20 m dengan ketinggian ruang 3m. Ada beberapa cara

pemasangan sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau di pasang

pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang dekat dinding, harus

mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25 m dari dinding.

5) Hidrant Kebakaran

Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran

yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air.

48

2.5.9.3. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Asap

1) Fire damper

Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap

dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis,

kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa tersebut.

2) Smoke & heat ventilating

Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar.

Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat mengalir keluar,

sehingga para petugas pemadam kebakaran akan terhindar dari asap-

asap tersebut.

3) Vent & exhaust

Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi menghisap

asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat

pula dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan

udara untuk memberikan tekanan pada udara di dalam ruang tangga.

Gambar 2.51. Contoh Fire Security

(sumber: http//www.sekuritidankeamanan.wordpress.co diakses 23

April 2015 pukul 07.49 WIB)