15
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Hal tersebut dapat diartikan bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Disini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum didapatkan sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu. Definisi etimologis di atas mungkin sangat singkat dan sederhana, sehingga masih diperlukan penjelasan terminalogis mengenai belajar yang lebih mendalam. Dalam hal ini, banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar. Pertama Chatarina Tri Anni (2004:2), menurut Chatarina belajar adalah proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Morgan dan kawan -- kawan dalam Chatarina Tri Anni (2004:2) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan -- kawan ini senada dengan Slavin dalam Chatarina Tri Anni (2004:2) yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Bruner dalam Wahyudi (2013:20) Belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Bruner menyatakan ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu: 1). Proses perolehan informasi baru, 2). Proses mentransformasikan informasi yang diterima, dan 3). Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Udin S. Winataputra (2007:4) mengemukakan belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologis belajar memiliki arti

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Hal tersebut dapat diartikan bahwa belajar

adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Disini, usaha untuk

mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi

kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum didapatkan sebelumnya.

Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti dapat

melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.

Definisi etimologis di atas mungkin sangat singkat dan sederhana, sehingga masih

diperlukan penjelasan terminalogis mengenai belajar yang lebih mendalam. Dalam hal ini,

banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar. Pertama Chatarina Tri Anni (2004:2),

menurut Chatarina belajar adalah proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia

mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan

penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan

bahkan persepsi manusia.

Morgan dan kawan -- kawan dalam Chatarina Tri Anni (2004:2) menyatakan bahwa

belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau

pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan -- kawan ini senada dengan Slavin dalam

Chatarina Tri Anni (2004:2) yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan individu

yang disebabkan oleh pengalaman.

Menurut Bruner dalam Wahyudi (2013:20) Belajar merupakan suatu proses aktif

yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang

diberikan kepada dirinya. Bruner menyatakan ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam

belajar, yaitu: 1). Proses perolehan informasi baru, 2). Proses mentransformasikan

informasi yang diterima, dan 3). Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.

Udin S. Winataputra (2007:4) mengemukakan belajar adalah proses mendapatkan

pengetahuan dengan membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan

6

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

7

yang memandu perilaku pada masa yang akan datang. Jadi berdasarkan pendapat--

pendapat di atas dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mencapai

sesuatu yang lebih baik dan dilakukan dengan sadar melalui sebuah proses yang berupa

perubahan perilaku yang mencakup perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotorik

dalam diri individu.

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah

mengalami aktivitas belajar (Chatarina Tri Anni, 2004:4). Perolehan aspek-aspek

perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh

karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan

perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.

Menurut Aina Mulyana (2012) hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai

siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan

pembentukan tingkah laku seseorang.

Benyamin S. Bloom dalam Chatarina Tri Anni (2004: 6) mengatakan bahwa “hasil

belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik”, yang dapat diuraikan

sebagai berikut:

1). Domain kognitif adalah:

a. Knowledge (pengetahuan, ingatan)

b. Komprehensif ( pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),

c. Application( menerapkan)

d. Analisys ( menguraikan,menentukan hubungan)

e. Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru) dan

evaluation( menilai)

2). Domain Afektif adalah :

a. Receiving, (sikap menerima)

b. Responding ( memberikan respon)

c. Valuing ( nilai)

d. Organization(organisasi)

e. Characterization ( karakterisasi)

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

8

3). Domain psikomotorik meliputi:

a. Intiatory, pre-routine dan rountinized

b. Psikomotorik juga mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial

dan intelektual.

Seperangkat faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Chatarina Tri Anni,

(2004:11) adalah sebagai berikut:

a. Kondisi Internal

Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi

psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial, seperti bersosialisasi

dengan lingkungan. Pada kondisi internal ini erat kaitannya gaya belajar SAVI sebagai

pengaruh hasil belajar, yaitu pada aspek Kinestetik, Auditory, Visual dan Intelektual

pembelajar. Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki dalam diri fisik

pembelajar akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses dan hasil belajar.

b. Kondisi Eksternal

Kondisi eksternal antara lain kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim,

suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan,

proses dan hasil belajar.

Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian kelas

merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk pemberian keputusan

terhadap hasil belajar siswa. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam Aina Mulyana (2012)

mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar

tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang

lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai

berikut:

a) Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan

tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa

terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki

proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.

b) Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah

diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

9

daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes

subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan

diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

c) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan

pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua

bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat

keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes

sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking)

atau sebagai ukuran mutu sekolah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang

telah dicapai dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, dan menyenangkan

hati yang diperoleh dengan jalan ketekunan, baik secara individu maupun secara

kelompok.

2.1.3 Hakikat Matematika

Istilah “matematika” berasal dari bahasa Yunani, “mathein” atau “mathenein” yang

berarti mempelajari. Kata “matematika” juga diduga erat hubungannya dengan kata dari

bahasa sansekerta, “medha” atau “widya” yang berarti kepandaian, ketahuan, atau

intelegensia Wikipedia (2013).

Menurut Subarinah dalam Wahyudi dkk, (2013:10), “matematika merupakan ilmu

pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di

dalamnya”. Hal ini berarti belajar matematika pada hakikatnya adalah belajar konsep,

struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Wahyudi dkk, (2013:10) menyatakan bahwa “matematika adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari konsep-konsep abstrak yang disusun dengan menggunakan simbol dan

merupakan bahasa yang eksak, cermat, dan terbebas dari emosi”. Matematika berkenaan

dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut aturan

yang logis, berpola deduktif, dan berupa bahasa yang dikembangkan dengan simbol-

simbol.

Matematika SD digunakan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Tujuan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

10

matematika sekolah di SD dan MI yang telah ditetapkan oleh pemerintah dikutip dari

Aisyah dalam Wahyudi dkk, (2013:11), yaitu:

a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan rasa percaya diri dalam pemecahan masalah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika sebagai suatu ilmu memiliki

objek dasar yang berupa fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Dari objek dasar itu

berkembang menjadi objek-objek lain, misalnya: pola-pola dan struktur-struktur dalam

matematika yang ada dewasa ini. Pola pikir yang digunakan dalam matematika adalah

pola pikir deduktif, bahkan suatu struktur yang lengkap adalah deduktif aksiomatik.

2.1.4 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Konsep dasar pembelajaran telah dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20

tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam konsep

tersebut terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan

lingkungan belajar. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, namun tidak semua proses

belajar terjadi karena pembelajaran.

Wahyudi dkk, (2013:13) mengemukakan bahwa “Pembelajaran Matematika adalah

proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan

memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan proses tersebut

berpusat pada guru mengajar matematika”. Pembelajaran matematika harus memberikan

peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika

dalam batasan pengertian pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Pembelajaran

matematika dimaksudkan sebagai proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk

menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika

di sekolah.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

11

Menurut Wawan Junaidi (2010), “pembelajaran matematika adalah suatu proses

yang diselengarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu

pengetahuan dan keterampilan matematika”. Suatu proses pembelajaran yang dimaksud

adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan situasi agar siswa belajar

dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.

Ciri - ciri pembelajaran Matematika di SD menurut (John A. Van De Walle dalam

Neneng Inayati 2012) sebagai berikut :

a) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral. Pendekatan spiral dalam

pembelajaran matematika merupakan pendekatan di mana pembelajaran konsep

atau topik, matematika selalu mengaitkan atau menghubungkan dengan topik

sebelumnya.

b) Pembelajaran Matematika bertahap.

Materi pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap yang dimulai dari

konsep – konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit.

c) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif.

d) Pembelajaran matematika menganut kebenaran yang konsisten artinya tidak ada

pertentangan antara kebenaran yang satu dengan yang lainya,

e) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna.

Pembelajaran secara bermakna merupakan cara pengajaran materi pembelajaran

yang mengutamakan pengertian daripada hafalan.

Pada sekolah dasar umur siswa berkisar antara 6 hingga 13 tahun yang masih ada

pada fase kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah- kaidah logika

meskipun masih terikat dengan objek yang yang bersifat konkret. Piaget dalam Wahyudi

(2013:3) mengatakan usia pada masa sekolah dasar adalah usia pembelajaran melalui

tahapan dari konkret, semi konkret, semi abstark, dan selanjutnya abstrak. Dalam

mengajarkan matematika di Sekolah Dasar penyajian pembelajaran harus melalui tahapan

- tahapan pembelajaran yaitu tahap pemahaman dasar, penanaman konsep, pemahaman

konsep, dan pembinaan keterampilan. Matematika merupakan ilmu deduktif, namun

karena sesuai dengan tahap perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran

matematika di SD digunakan pendekatan induktif.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

12

Dari beberapa pendapat tentang pengertian pembelajaran matematika, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan serangkaian aktivitas guru

dalam memberikan pengajaran terhadap siswa untuk membangun konsep-konsep dan

prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri.

Pengertian pembelajaran matematika di sekolah tidak terlepas dari tujuan umum

pembelajaran matematika. Adapun tujuan pembelajaran matematika di SD dapat dilihat di

dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006 SD. Mata pelajaran matematika

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

(1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algortima, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Selain tujuan umum yang menekankan pada penataan nalar dan pembentukan

sikap siswa serta memberikan tekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika

juga memuat tujuan khusus matematika SD yaitu:

(1) menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai latihan dalam kehidupan sehari hari, (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, (3) mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, (4) membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. Berdasarkan pengertian di atas jelas kiranya bahwa unsur pokok dalam

pembelajaran matematika adalah guru sebagai salah satu perancang proses, proses yang

sengaja dirancang selanjutnya disebut sebagai proses pembelajaran, siswa sebagai

pelaksana kegiatan belajar, dan matematika sekolah sebagai objek yang dipelajari dalam

hal ini sebagai salah satu bidang studi dalam pelajaran.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

13

2.1.5 Model Pembelajaran SAVI dalam Pembelajaran Matematika

Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah

memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Menurut Herdian (2009), “SAVI

merupakan singkatan dari Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual”. Teori yang

mendukung model pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning (AL), Teori otak

kanan/kiri; Pilihan Modalitas (Visual, auditorial, dan Kinestetik); Teori kecerdasan ganda;

Pendidikan Menyeluruh (Holistic); Belajar berdasarkan pengalaman; belajar dengan

simbol.

Model pembelajaran SAVI sejalan dengan Accelerated Learning (AL) alasan yang

mendasari hal tersebut adalah karena AL membantu manusia untuk belajar lebih cepat

dan efisien dengan menghargai perbedaan proses belajar dari masing-masing individu

yang menekankan pada kemampuan Auditory, Visual dan Kinestetik. Lou Russel (2011:5).

Model pembelajaran ini didasari oleh fakta bahwa setiap orang memiliki gaya berfikir

dan gaya belajar yang berbeda-beda. Sebagian kita dapat belajar dengan baik hanya

dengan melihat orang lain melakukannya. Biasanya orang-orang seperti ini menyukai

penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan

fasilitator dan tidak terganggu oleh kebisingan. Pola belajar demikian disebut gaya belajar

visual. Disisi lain banyak pula pelajar yang mengandalkan kemampuan mendengar untuk

mengingat dan tidak sedikit siswa yang memiliki cara belajar paling efektif dengan terlibat

langsung dengan kegiatan.

Menurut Silberman (2006:28) “hanya sedikit siswa yang memiliki satu jenis cara

belajar”. Berdasarkan hasil observasi dari 30 siswa, 22 diantaranya dapat belajar dengan

sangat efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar yang berupa kombinasi

antara visual, auditorial, dan kinestetik. Namun 8 siswa lainnya hanya menyukai satu

bentuk cara pembelajaran sehingga mereka kesulitan memahami pelajaran jika metode

penyampainnya tidak sesuai dengan gaya belajar mereka. Guna memenuhi kebutuhan ini

pembelajaran harus bersifat multisensori dan penuh dengan variasi yaitu dengan melalui

model pembelajaran SAVI.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

14

1. Prinsip Dasar Model Pembelajaran SAVI (Somatik, Auditori, Visual,

Intelektual)

Menurut Herdian (2009), “dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan

Accelerated Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan Accelerated Learning

(AL)”. Sebagai guru kita harus memahami prinsip-prinsip SAVI sehingga mampu

menjalankan model pembelajaran dengan tepat. Prinsip tersebut adalah:

a) Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. b) Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi. c) Kerjasama membantu proses pembelajaran. d) Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. e) Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik. f) Emosi positif sangat membantu pembelajaran. g) Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

2. Karakteristik Metode Pembelajaran SAVI (Somatik, Auditori, Visual,

Intelektual)

Menurut Dwi Sarbini dan Siti Zulaekah (2012:463), sesuai dengan singkatan dari

SAVI sendiri yaitu Somatic, Auditori, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada

empat bagian yaitu:

1. Belajar somatic

Somatic berasal dari bahasa Yunani „soma‟ yang berarti tubuh. Belajar somatis

berarti belajar dengan indera peraba, kinestesis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan

serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar.

2. Belajar auditori

Pikiran auditori manusia lebih kuat daripada yang manusia sadari. Telinga manusia

terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa disadari.

Ketika manusia membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak

menjadi aktif. Bangsa Yunani kuno mendorong orang belajar dengan suara lantang lewat

dialog. Belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat sejak awal

sejarah.

3. Belajar Visual

Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat

dalam diri setiap orang. Alasannya adalah bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak

perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

15

4. Belajar Intelektual

Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan oleh pembelajar dalam pikiran mereka

secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu

pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman

tersebut. Intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah

dan membangun makna.

Belajar dapat optimal jika keempat karakteristik dari SAVI ada dalam satu peristiwa

pembelajaran. Misalnya, orang akan dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi

(V), tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu

ketika presentasi sedang berlangsung (S), membicarakan apa yg sedang mereka pelajari

(A), dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi tersebut dalam

pekerjaan mereka (I). Dengan kata lain akal menerima fakta dari indera untuk kemudian

diintreprestasikan dengan informasi terkait. Sehingga fakta dapat dimaknai dari

penggabungan informasi tersebut.

3. Tahapan-tahapan Penerapan Model Pembelajaran SAVI (Somatik, Auditori,

Visual, Intelektual)

Menurut Herdian (2009), Tahapan-tahapan model pembelajaran SAVI yang perlu

ditempuh adalah :

1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)

Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif

mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi

optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi hal:

a. Memberikan sugesti positif

b. Meberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa

c. Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna

d. Membangkitkan rasa ingin tahu

e. Menciptakan lingkungan fisik yang positif

f. Menciptakan lingkungan emosional yang positif

g. Menciptakan lingkungan sosial yang positif

h. Menenangkan rasa takut

i. Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

16

j. Banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah

k. Merangsang rasa ingin tahu siswa

l. Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal

2) Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan materi belajar yang

baru dengan cara melibatkan panca indera, dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal-hal

yang dapat dilakukan guru:

a. Uji coba kolaboratif dan berbagai pengetahuan

b. Pengamatan fenomena dunia nyata

c. Pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh

d. Presentasi interaktif

e. Grafik dan sarana yang presentasi berwarna-warni

f. Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar

g. Proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim

h. Latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)

i. Pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual

j. Pelatihan memecahkan masalah

3) Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap

pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Secara spesifik, yang

dilakukan guru yaitu:

a. Aktivitas pemrosesan siswa

b. Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali

c. Simulasi dunia-nyata

d. Permainan dalam belajar

e. Pelatihan aksi pembelajaran

f. Aktivitas pemecahan masalah

g. Refleksi dan artikulasi individu

h. Dialog berpasangan atau berkelompok

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

17

i. Pengajaran dan tinjauan kolaboratif

j. Aktivitas praktis membangun keterampilan

k. Mengajar balik

4) Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)

Pada tahap ini hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas

pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan

melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:

a. Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera

b. Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi

c. Aktivitas penguatan penerapan

d. Materi penguatan persepsi

e. Pelatihan terus menerus

f. Umpan balik dan evaluasi kinerja

g. Aktivitas dukungan kawan

h. Perubahan organisasi dan lingkungan yang mendukung.

Dari penjelasan-penjelasan mengenai tahapan model pembelajaran SAVI di atas

dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran SAVI dapat ditempuh dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1). Kegiatan Membuka Pelajaran

a. Melaksanakan apersepsi,yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya.

b. Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan

materi pelajaran yang akan diajarkan.

c. Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan

dalam mencapai tujuan pelajaran itu.

2). Kegiatan Inti Pelajaran

a. Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari melalui media LCD.

b. Membentuk kelompok dan mengemukakan tata cara kerja kelompok.

c. Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung

kepada semua siswa.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

18

d. Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri

kegiatan kerja kelompok.

e. Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan

kerja kelompok.

f. Siswa melakukan presentasi untuk pelaporan hasil kerja kelompoknya.

3). Kegiatan Mengakhiri Pelajaran

a. Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok.

b. Melakukan evaluasi hasil dan proses.

c. Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum

dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah

menguasai materi tersebut.

4. Kelebihan Model pembelajaran SAVI

Menurut Toni Agus Ardie (2012), model pembelajaran SAVI memiliki banyak

kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Berikut ini merupakan

kelebihan dalam proses pembelajaran SAVI:

a) Guru hanya sebagai fasilitator atau pendamping dalam pembelajaran

b) Proses berpikir siswa dari konkrit menjadi abstrak

c) SAVI terdiri dari ( Somatic, Auditory, Visiual, dan Intelektual ) yang

menekankan siswa selalu aktif dalam pembelajaran

d) Siswa mengkonstruksi atau membangun sendiri pemahamannya dalam

proses belajar mengajar

2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

1. Toni Agus Ardie (2012) dalam penelitiannya yang berjudul: Peningkatan Motivasi

dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran SAVI Pada Siswa Kelas

V SDN Salatiga 01 Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2011/2012. Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa Penerapan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar khususnya tentang pemahaman konsep sifat-sifat

cahaya pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Salatiga 01 kecamatan

Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 ada 46 siswa, kondisi awal

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

19

sebanyak 21,7% yang tuntas dan 78,3% belum tuntas. Setelah melakukan

penelitian dan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model SAVI

ketuntasan siswa meningkat menjasi 95,6% dengan rata-rata nilai 77, 8.

2. Stefanus Dwi Jantoro (2012) dalam penelitiannya yang berjudul: Perbedaan Hasil

Belajar IPA Siswa Kelas III Antara yang menggunakan Model Pembelajaran SAVI

dan Pembelajaran Konvensional. Pada penelitian ini menyimpulkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas III pada pembelajaran tema energi.

Dengan menggunakan model pembelajaran SAVI pada kelas eksperimen hasil

belajar yang dicapai lebih tinggi daripada kelas kontrol yang menggunakan model

pembelajaran konvensional.

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang baik adalah yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam

proses belajar mengajar. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika di

kelas VI adalah rendahnya hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran. Akar permasalahannya adalah model pembelajaran yang digunakan belum

mampu melibatkan keaktifan siswa secara menyeluruh dan media pembelajaran yang

digunakan kurang efektif. Terkait dengan permasalahan di atas, perlu dilakukan inovasi

pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran guna meningkatkan

hasil belajar siswa. Salah satu cara yang ditempuh adalah menggunakan model

pembelajaran SAVI dengan menyatukan keempat unsurnya. Pembelajaran dimulai dengan

guru memberi tahu materi yang akan disampaikan, tujuannya apa, tanya jawab sebagai

bentuk penerapan belajar Auditori (A). Guru menggunakan alat peraga berupa benda

kongkrit dan power point sebagai bentuk penerapan belajar Visual (V). Media power point

adalah sebuah program yang digunakan untuk membuat presentasi secara audio visual

yang sangat menarik. Adanya media power point, penyajian pelajaran menjadi lebih

menarik perhatian siswa. Setelah itu guru memberi soal latihan untuk dikerjakan secara

kelompok, lalu hasil kerja kelompok tersebut dipresentasikan di depan kelas untuk dibahas

bersama-sama. Kegiatan tersebut sebagai bentuk penerapan Somatic (S). Langkah

terakhir adalah guru memberikan latihan secara individu sebagai bentuk belajar Intelektual

(I). Dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai, maka akan membantu siswa

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar€¦ · belajar adalah perubahan relatif tetap yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan

20

untuk meningkatkan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan Penelitian

Tindakan Kelas Tersebut akan lebih mudah dipahami melalui skema berikut :

Bagan 2.1

Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir maka hipotesis tindakan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ”Dengan menggunakan model

pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika

dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan debit

bagi siswa kelas VI semester I SD Negeri Depok 01 Kecamatan Kandeman Kabupaten

Batang Tahun Pelajaran 2013/2014.”

Kondisi Awal

Guru : Masih menggunakan

pembelajaran

konvensional

Siswa : Hasil belajar siswa

masih rendah

≤ KKM (60)

Tindakan

Guru : Menggunakan model pembelajaran SAVI

Siklus I : Menerapkan model pembelajaran SAVI,

ada peningkatan namun belum tuntas

Kondidi

Akhir

Siklus II : Perbaikan terhadap siklus sebelumnya

dengan tetap menerapkan model pembelajaran SAVI, ada peningkatan dan

tuntas KKM

Guru : Diperkirakan melalui model pembelajaran

SAVI dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas VI tuntas KKM 80%