Upload
truongnhan
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Pendidikan Karakter
a. Nilai
Menurut pandangan Psikolog, nilai diartikan sebagai upaya
pengutan keyakinan terhadap kebenaran, kebaikan dan keindahan
perilaku peserta didik. Webster (1984) ”is a principle, standar, or
quality regarded as worthwhile or desirable”, yakni nilai adalah
prinsip, standar atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat
diperlukan. Nilai adalah “suatu keyakinan dan kepercayaan yang
menjadi dasar bagi seseorang atau sekelompok orang untuk memilih
tindakannya atau menilai suatu yang bermakna bagi kehidupannya.
Mustari (2011:XIV) yaitu prinsip umum yang menyediakan
masyarakat satu ukuran atau standar untuk membuat penilaian dan
pemilihan mengenai tindakan atau cita-cita tertentu, suatu konsep
pembentukan mental yang dirumuskan dari tingkah laku manusia dan
persepsi yang sangat penting, baik dan dihargai. Nilai juga dapat
dijadikan landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap baik di sadari
atau tidak.
Sedangkan menurut Adisusilo (2012:56) yaitu nilai sebagai
sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut
10
0
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
11
keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah sesuatu
yang abstrak, bukan konkrit nilai hanya bisa dipikirkan, dipahami dan
dihayati, nilai juga berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan dan
hal-hal yang bersifat batiniah, menilai berarti menimbang, yaitu
kegiatan manusia yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain untuk mengambil suatu keputusan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah
sesuatu yang paling penting, baik dan berharga. Dalam nilai
terkandung sesuatu yang ideal harapan yang dicita-citakan untuk
kebijakan. Menilai berarti menimbang suatu keinginan
menghubungkan sesuatu dengan yang lain dan kemudian mengambil
keputusan. Sesuatu dianggap punya nilai jika sesuatu itu dianggap
baik, penting dan berharga bagi kehidupan umat manusia.
b. Norma
Norma adalah sebuah aturan, patokan, atau ukuran yaitu yang
bersifat pasti dan tidak berubah. Dengan adanya norma kita dapat
memperbandingkan sesuatu hal lain yang hakikatnya ukurannya serta
kualitas kita ragukan, norma berguna untuk menilai baik, buruknya
tindakan dan perbuatan masyarakat sehari-hari.
Menurut Sastrapratedja dalam Adisusilo (2012:54)
menjelaskan norma adalah aturan, ukuran, patokan, kaidah bagi
pertimbangan dan penilaian perilaku manusia. Sedangkan menurut
Robert M.Z Lawang menjelaskan bahwa norma sebagai patokan
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
12
prilaku dalam suatu kelompok tertentu, norma memungkinkan
seseorang untuk menentukan terlebih dahulu, tindakan itu akan dinilai
oleh orang lain norma juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk
mendukung atau menolak prilaku seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan norma adalah
aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai tingkah laku,
sikap dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan
dilingkungan kehidupnya. Dengan adanya norma kita dapat
memperbandingkan sesuatu hal lain, berguna untuk menilai baik-
buruknya tindakan masyarakat sehari-hari.
c. Moral
Pengertian moral menurut kamus besar Bahasa Indonesia
adalah ajaran tentang baik, buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap kewajiban dan sebagainya. Pengertian moral juga
memiliki kesetaraan atau kesamaan arti dengan pengertian akhlak,
budi pekerti dan susila.
According to Gutmann’s (1989) definition, moral education is
a conscious efforth shared by parents, society and professional
educators to help, shape the character of less well educated people”
(dalam Benninga, 1994:4). Sedangkan menurut Imam Sukardi
kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran tindakan yang
diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan moral merupakan
perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
13
manusia apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa
yang berlaku di masyarakat. Tingkah laku dapat diterima serta
menyenangkan di lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menurut kamus psikologi, karakter adalah
kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran
seseorang dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.
Serta usaha secara sadar dan terencana yang diselenggarakan, oleh
masyarakat untuk membentuk watak dan perilaku warga bangsa agar
mereka memiliki rasa cinta yang mendalam terhadap bangsa dan
negara dan menjadi warga yang berkarakter kebangsaan sesuai dengan
pancasila, UUD 1945.
Menurut Benninga (1991:137) ”character education is a
national movement creating schools that foster ethical responsible and
caring young people by modeling and teaching good character
through emphasis on universal that we all share”.
Menurut Kemendiknas dalam Wibowo (2012:35) pendidikan
yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada peserta didik,
sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya
sebagai anggota masyarakat dan warga yang religius, nasionalis,
produktif dan kreatif. Nilai-nilai yang berkaitan dengan kesosialan,
dengan tujuan membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang
baik warga masyarakat dan warganegara yang baik.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
14
Menurut Aunillah (2011:18) menjelaskan pendidikan karakter
adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada
peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran
individu, adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
nilai, kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian
seseorang, sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan seseorang
dengan cara mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan
dengan bijak dan mempraktekkanya dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada
lingkungannya.
Sedangkan menurut Zaenul (2012:20) secara etimologi istilah
karakter berasal dari bahasa latin character yang artinya watak, sifat-
sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak, secara
terminologi istilah karakter diartikan sebagai sifat manusia pada
umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter
adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadikan ciri
khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat
istiadat, karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi
pekerti sehingga karakter bangsa sama dengan akhlak bangsa atau
berbudi pekerti. Sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
15
bangsa yang tidak berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan
prilaku yang baik.
Wanda Chrisiana (Zubaedi.2011:9) character determines
someone’s private thoughts and someone’s action done good character
is the inward motivation to do what is right, according to the highest
standart of behavior is every situation.
Karakter merupakan cermin sebagai identitas diri seseorang
karakter merupakan standar kualitas diri seseorang merupakan moral
dan kepribadian seseorang yang ada disetiap manusia yang dapat
dikendalikan oleh dirinya. Dengan adanya karakter manusia mampu
secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan
akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan pendidikan
karakter adalah penerapan nilai-nilai moral pada peserta didik melalui
ilmu pengetahuan, kesadaran/ kemauan terhadap diri sendiri, sesama
lingkungan bangsa dan negara maupun Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga menjadi manusia yang akhlaqul karimah. Pendidikan karakter
sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi cirri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa maupun Negara.
b. Ciri Pendidikan Karakter
Menurut Adisusilo (2012:78) terdapat empat ciri pendidikan
karakter yaitu sebagai berikut :
1) Keteguhan dan kesetiaan.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
16
2) Ketentuan interior setiap tindakan diukur berdasarkan seperangkat
nilai.
3) Koherensi yang memberikan keberanian yang membuat seseorang
teguh pada prinsipnya.
4) Otonomi, seseorang yang mengiternalisasikan nilai-nilai dari luar,
sehingga menjadi nilai pribadi, menjadi sifat tanpa paksaan dari
orang lain.
c. Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Zaenul (2012:22) pendidikan karakter bertujuan
membentuk dan membangun pola pikir, sikap dan perilaku peserta
didik agar menjadi pribadi yang positif berakhlak karimah, berjiwa
luhur dan bertanggung jawab serta membimbing anak agar memiliki
karkter yang baik. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan bertanggung
jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
3. Cinta Tanah Air
a. Pengertian Cinta Tanah Air
Menurut Mustari (2011:189), Nasionalis atau cinta tanah air
adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
Cinta tanah air melibatkan identifikasi identitas etnis dengan Negara,
identitas itu akan sangat terasa jika kita berada diluar negeri, dimana
poster tubuh, etnisitas, ras, bahasa, agama dan budaya kita berada
dengan sekeliling kita.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
17
Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki,
rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh
setiap individu pada negara tempat dimana ia tinggal. yang tercermin
dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah
airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya,
mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan
melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.
Menurut Isnani (2008), Nasionalisme atau Cinta Tanah air
adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok
manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Kesadaran
yang dilakukan dengan penuh semangat rela berkoran untuk
kemerdekaan, kemajuan, dan kemakmuran bangsa.
Menurut Depdiknas pengertian cinta tanah air adalah Cara
berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga negara
untuk mengabdi, melindungi tanah air dari segala ancaman dan
gangguan.
Menurut penjelasan di atas, cinta tanah air adalah suatu
tindakan yang dimiliki seseorang dalam melindungi dan menjaga
bangsanya dari hal kecil yang ada di lingkungan sekitar seperti
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Cinta tanah air yang ada
dalam diri seseorang saat diterapkan pada lingkungan sekitar itu dapat
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
18
melindungi anak bangsa dari pengaruh yang negatif, seperti narkoba,
merokok.
Nationalism it is an ideological movement aimed at attaining
and maitaining the identity, unity (through social cohesion) and
autonomy (through national self-determination) of a “nation” or a
peoples united under a “national” banner. (Smith,1991:1)
Menurut Isnani (2008), menjelaskan tentang unsur-unsur cinta
tanah air (nasionalisme) yang ada pada diri seseorang tidak datang
dengan sendiri, tetapi dipengaruhi oleh unsur-unsur sebagai berikut:
a) Perasaan nasional
b) Watak nasional
c) Batas nasional (yang memberikan pengaruh emosional dan
ekonomis pada diri individu).
d) Bahasa nasional
e) Peralatan nasional
f) Agama
Menurut penjelasan di atas unsur-unsur cinta tanah air dapat
disimpulkan bahwa unsur-unsur cinta tanah air dapat dipengaruhi oleh
perasaan nasional atau cinta tanah air yang tumbuh dalam diri
seseorang. Tidak hanya perasaan yang cinta tanah air yang termasuk
dalam unsur-unsur, watak seseorang dalam melakukan yang
mencerminkan cinta tanah air baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat. Cinta tanah air yang terdapat dalam diri seseorang bisa
dilihat pada bahasa yang dipakai dan perasaan yang dimiliki seseorang
dalam melakukan kecintaan terhadap bangsa. Cinta tanah air dapat
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
19
diterapkan di lingkungan sekitar. Untuk menerapkan cinta tanah air
yang terdapat di diri siswa SD dapat dilihat dari tingkah laku di
lingkungan sekolah dan di lingkungan sekitar.
Menurut Zaenul (2012: 42) indikator keberhasilan pendidikan
karakter cinta tanah air seperti dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Cinta Tanah Air
Nilai Indikator
Cinta Tanah Air
1. Menanamkan nasionalisme dan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar.
3. Memajang bendera Indonesia, pancasila,
gambar presiden serta symbol-simbol
Negara lain.
4. Bangga dengan karya bangsaa.
5. Melestarikan seni dan budaya bangsa.
4. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.
“ ... Achievement test had as their gool the end point evaluation of
students knowledge after a standard course of training. In such test,
validity is determined primarily by content-related evidence. In other
words these are considered valid if they adequately sample the do main of
the construct (e.g. math, science, or history) being assessed”.
Pengertian prestasi menurut Kaplan ini dapat diartikan bahwa
prestasi merupakan sebuah tes yang memuat menilai pengetahuan dari
pencapaian siswa dalam pembelajaran. Menurut pengertian secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
20
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi semua orang dan berlangsung seumur hidup.
Pengertian belajar menurut Schunk (2008:2) dalam buku “Learning
Theories An Educational perspective” yang menyatakan :
Learning is behavioral change or change in copacty for behavior.
People learn when they become capable of doing something differently
learning involves developing new actions or modifying exiting ones. From
cognitive perspective we say that learning is inferential, we do observe it
directly but rather in product or outcomes. Learning is assessed based on
what people say write and do.
Pendapat Schunk mengenai belajar dapat diartikan bahwa salah
satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah perubahan tingkah laku
dalam dirinya yang menyangkut perubahan yang bersifat, pengetahuan,
keterampilan maupun yang menyangkut nilai dan sikap.
Sedangkan menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Perubahan tingkah laku
relatif permanen, tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat kelelahan,
sakit, dan sebagainya.
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar
1) Perubahan terjadi secara sadar
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
21
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor interen dan
faktor ekstern.
1) Faktor Intern
Terdapat tiga faktor yaitu:
a) Faktor Jasmaniah
b) Faktor Psikologis
c) Faktor Kelelahan
2) Faktor-faktor Ekstern
Yang mempengaruhi belajar
a.) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar belajar, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
22
c) Faktor masyarakat
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa,
faktor yang mempengaruhi belajar siswa kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor
dari dalam diri siswa (internal) dan faktor dari lauar diri siswa
(eksternal)
b. Pengertian Prestasi Belajar
Hamdani (2011:138) menyatakan bahwa prestasi belajar
dibedakan mejadi lima aspek, yaitu kemampuan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.
Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang
dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah hasil dari
pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang di ukur
dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi
prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar
yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
23
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa
dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang
diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang
sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap
bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi
siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi
dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (inter) dan
faktor dari luar (ekstern).
1) Faktor Internal
a) Kecerdasan (inteligensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang
dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi-
rendahnya inteligensi yang normal selalu menunjukkan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya,
adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-
kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang
lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
24
tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan kawan
sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor inteligensi
merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan
belajar mengajar.
Hamdani (2011:139), kecerdasan merupakan salah satu
aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil-tidaknya
studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat
kecerdasan normal atau di atas normal secara potensi ia dapat
mencapai prestasi yang tinggi, sedangkan menurut Slameto
mengatakan bahwa tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih
berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteligensi yang
rendah, tingkat inteligensi sangat menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi inteligensi seorang
siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang
tinggi.
b) Faktor jasmaniah atau faktor fisologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya
sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.
Hamdani (2011:140) mengatakan bahwa faktor jasmaniah,
yaitu panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang
tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa
kelainan tingkah laku.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
25
c) Sikap
Suatu yang kecenderungan untuk mereaksi terhadap
suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh
tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor
pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.
d) Minat
Minat menurut para ahli psikolog adalah suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat
sesuatu secara-terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan
perasan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu
terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Memiliki
pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai
suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati
tanpa rasa beban.
Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.
Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap
sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa
yang diinginkannya dapat tercapai.
e) Bakat
Menurut Hamdani (2011:141) Bakat adalah
kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang
memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
26
sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-
masing. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat
ditentukan oleh bakat yang dimilkinya. Bakat mempengaruhi
tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat
memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan
prestasi yang baik.
f) Motivasi
Menurut Hamdani (2011:142) motivasi adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
motivasi menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan
sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Motivasi
dalam
belajar turut mempengaruhi keberhasilan belajar,
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
melakukan belajar. Dalam memberikan motivasi, guru harus
berusaha untuk mengarahkan perhatian siswa pada sasaran
tertentu. Dengan adanya dorongan dalam diri siswa akan
timbul inisiatif.
2) Faktor Ekternal
Menurut Slameto (2011:143), faktor ekstern yang dapat
mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah,
dan lingkungan masyarakat.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
27
a. Keadaan keluarga, keluarga adalah lembaga pendidikan
pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk
pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran
besar, yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Adanya
rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang
terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman
merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
menambah motivasi untuk belajar. Oleh karena itu orang tua
harusnya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga.
Hal ini karena anak memerlukan waktu, tempat, dan keadaan
yang baik untuk belajar.
b. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Hamdani (2011:144, guru dituntut untuk menguasai bahan
pelajaran yang akan diajarkan dan memiliki tingkah laku yang
tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus menguasai
bahan pelajaran yang disajikan dan memiliki metode yang
tepat dalam mengajar.
c. Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
28
kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan
lingkungan tempat ia berada.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan lingkungan
membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang
anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan
lingkungannya. Apabila anak bertempat tinggal di lingkungan yang
temannya rajin belajar, anak tersebut akan ikut rajin belajar, tapi
sebaliknya jika anak bertempat tinggal di lingkungan yang temanya malas
belajar, maka anak tersebut akan terpengaruh malas untuk belajar juga.
5. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran
yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosial-kultural,
bahasa, usia untuk menjadi warga negara yang cerdas terampil dan dan
berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk
mengembangkan potensi individu sehingga memiliki wawasan, sikap dan
keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk
berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Azra ( 2005:6) secara bahasa istilah Civic Education
Oleh sebagian pakar diterjemahan kedalam bahasa Indonesia menjadi
pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan yang cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
29
pendidiakan HAM. Karena, pendidikan kewargaan mencakup kajian
dan pembahsan tentang pemperintahan, konstitusi, lembaga-lembaga
demokrasi, rule of low, hak dan kewajiban warganegara, proses
demokrasi, partisipasi aktif dan keterlibatan warganegara dalam
masyarakat madani, pengetahuan tentang lembaga-lembaga dan sistem
yang terdapat dalam pemerintahan, warisan politik, administrasi publik
dan sistem hukum, pengetahuan tentang proses seperti
kewarganegaraan aktif, refleksi kritis penyelidikan dan kerjasama,
keadilan sosial, pengertian antar budaya dan kelestarian lingkungan
hidup dan hak asasi manusia.
Menurut Zamroni dalam Azra (2010:7) pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak
demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi
baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat
yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Pendidikan
Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakuakn oleh lembaga
pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan
perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political
knowlege, awarness, attitude, political efficacy dan political
participation serta kemampuan mengambil keputusan politik secara
rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan
bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
30
mencakup bidang politik, hukum dan moral. Ketiga cakupan tersebut
berisi ketrampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sehingga membentuk peserta didik yang memiliki karakter
percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan
moral luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan
individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat,
berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas
Menurut Jarolimek dan Clifford (1976: 5) menjelaskan tentang
“Citizenship education is take place through the formal study of such
subjects as history, government(civics), and through the indoctrination
of such values as freedom, human dignity, responsibility,
independence, individualism, democracy, respect for others, love of
country, and so on”.
Kewarganegaraan selalu menyangkut dimensi pengetahuan,
keterampilan dan nilai (value). Sejalan dengan ide pokok pendidikan
kewarganegaraan yang bertujuan membentuk Warga Negara yang
ideal, yaitu Warga Negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan
dan nilai sesuai dengan konsep dan prinsip pendidikan
kewarganegaraan.
Savage and Armstrong (1992:9) berpendapat bahwa:
Though views about the function of citizenship vary, three
common threads run through many discussions of this issue. First,
there is general agreement that young people need to be encouraged to
commit to core american values as democratic decision making.
Second, it is widely acknowledged that citizenship education lessons
should encourage pupils to critique present ways of doing things
(leming,1989). Third, it is expected that good citizenship education
programs will produse young people who will leuas school with a
predisposition to become actively involved in public affairs.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
31
Pendidikan kewarganegaraan adalah hal umum yang harus
dijalankan dalam pendidikan kewarganegaraan ini pertama, kaum
muda perlu didorong untuk berkomitmen pada nilai-nilai pengambilan
keputusan secara demokrasi, kedua pendidikan kewargaan harus
mendorong siswa untuk berpikir kritis, ketiga diharapkan bahwa
program pendidikan kewarganegaraan yang baik akan menghasilkan
orang-orang muda yang akan meninggalkan sekolah dengan cenderung
aktif dalam urusan publik.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan akan
kepentingan nilai-nilai hak dan kewajiban suatu negara agar setiap hal
yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak
melenceng dari yang diharapkan, karena dinilai penting, yang
diberikan/diterapkan sejak usia dini.
b. Tujuan Penidikan Kewarganegaraan
Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah
sebagai berikut ini:
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menangggapi isu
kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
32
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia
secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. (Kurikulum KTSP, 2006).
c. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan mencakup dimensi pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai kewarganegaraan. Sejalan dengan ide
pokok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang ingin
membentuk warga negara yang ideal yaitu warga negara yang
memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sesuai dengan konsep dan
prinsip-prinsip kewarganegaraan. Pada gilirannya yang baik tersebut
diharapkan dapat membantu terwujudnya masyarakat yang demokratis.
6. Motode Pembelajaran Gallery Walk
a. Pengertian Metode Gallery Walk
Gallery walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk,
gallery adalah pameran, pameran merupakan kegiatan untuk
memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai
sedangkan walk artinya berjalan, melangkah menurut Silberman
(2006:274) Gallery walk atau galeri belajar merupakan satu cara untuk
menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari selama ini,
berdasarkan uraian berikut gallery walk (galeri belajar) merupakan
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
33
suatu metode pembelajaran yang mampu mengakibatkan daya
emosional siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat
mempermudah daya ingat jika sesuatu yang ditemukan itu dilihat
secara langsung. Gallery walk (galeri belajar) juga dapat memotivasi
keaktivan siswa dalam proses belajar sebab bila sesuatu yang baru
ditemukan perbedaan antar satu dengan yang lainnya, maka dapat
saling mengoreksi antar siswa baik kelompok maupun siawa itu
sendiri.
Adapun menurut Francek dalam Journal of College Science
Teaching (2006:27)
“Gallery walk is a discussion technique that gets students out
of their chairs and actively involved in synthesizing important science
concepts, writing, and public speaking. The technique also cultivates
listening and team building skills”.
Metode gallery walk atau galeri belajar adalah metode
pembelajaran yang menuntut siswa untuk membuat suatu daftar baik
berupa gambar maupun skema, sesuai hal-hal apa yang ditemukan atau
diperoleh pada saat diskusi disetiap kelompok untuk di pajang di depan
kelas. Setiap kelompok menilai hasil karya kelompok lain yang
digalerikan, kemudian dipertanyakan pada saat diskusi kelompok dan
ditanggapi. Penggalerian hasil kerja dilakukan pada saat siswa telah
mengerjakan tugasnya. Setelah semua kelompok melaksanakan
tugasnya. Guru memberi kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada
yang perlu dibenarkan dari pemahaman siswa.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
34
b. Tujuan Gallery Walk
Metode Gallery walk ini disebut dengan istilah metode keliling
kelompok. Metode ini mempunyai tujuan agar masing-masing anggota
kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi
mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota
lainnya.
Tujuan-tujuan lain dari metode Gallery walk adalah sebagai
berikut:
1) Menarik siswa ke dalam topik yang akan dipelajari
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
pengetahuan dan keyakinan mereka tentang topik yang akan
dibahas (pemahaman yang benar maupun keliru).
3) Mengajak siswa menemukan hal yang lebih dalam dari
pengetahuan yang sudah mereka peroleh.
4) Memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya (seperti berpikir, meneliti, berkomunikasi dan
bekerjasama) dalam mengumpulkan informasi baru.
5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memilah, mengolah
dan menyajikan informasi dan pemahaman baru yang diperoleh.
6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan sendiri
cara mendemonstrasikan hal yang telah dipelajari (pemahaman,
keterampilan, sikap dan nilai).
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
35
c. Langkah-langkah Metode Gallery Walk
Pelaksanaan Gallery Walk menurut Silberman (2006:274)
yaitu:
1) Mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan dua hingga empat orang.
2) Memerintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang
didapatkan oleh pada anggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti,
hal itu boleh jadi mencakup berikut ini:
a) Pengetahuan baru
b) Keterampilan baru
c) Peningkatan dalam bidang
d) Minat baru dibidang
e) Percaya diri
Kemudian perintahkan mereka untuk membuat daftar pada
kertas lembar berisi hasil pembelajaran. Memerintahkan mereka
untuk memberi judul atau menemui daftar itu “hal-hal yang kita
dapatkan”
3) Tempelkan daftar tersebut pada dinding
4) Memerintahkan siswa untuk berjalan melewati tiap daftar perintah
hasil belajar yang siswa peroleh dari daftar selain dari kelompok
sendiri.
5) Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang paling umum
didapatkan menjelaskan sebagai hasil pembelajaran yang tidak bisa
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
36
atau tidak sesuai.
6) Kelompok siswa yang ditanggapi diberi kesempatan untuk
mempertahankan hasil karyanya.
Dalam penelitian, peneliti sedikit merubah langkah-langkah
pembelajaran yang disesuikan dengan keadaan, kondisi kelas
dalam satu kelas yang berjumlah 40 siswa (kelas gemuk), maka
pembelajaran di sesuaikan agar lebih efekif sehingga satu
kelompok terdiri dari enam sampai tujuh siswa. Dan dalam
kelompok ada ketua kelompok untuk memudahkan siswa untuk
berjalan mengelilingi galeri belajar (agar disetiap kelompok
terorganisir). Guru dan siswa membahas materi pada galeri untuk
menarik kesimpulan secara bersama-sama mengenai materi yang di
pelajari.
d. Kelebihan model Pembelajaran Gallery Walk
Kelebihan model pembelajaran gallery walk diantaranya adalah:
1) Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan
masalah dalam belajar.
2) Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan
pembelajaran.
3) Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengepresiasi
hasilbelajar kawannya.
4) Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar
5) Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik. (Rodgers,
2000).
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
37
e. Kelemahan model Pembelajaran Gallery Walk
Kelemahan model pembelajaran gallery walk diantaranya adalah:
1) Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian sisa
menggantungkan kerja kawannya.
2) Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan
individu dan kolektif.
3) Pengaturan setting kelas yang lebih rumit. (Rodgers, 2000).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa model
Gallery Walk merupakan model inovatif yang menyuruh siswa untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode ini dilakukan
seperti melihat suatu galeri yang dilakukan dengan keliling melihat
pekerjaan teman stelah semuanya mengerjakan soal. Siswa akan
berjalan dari pekerjaan temannya yang ditempel di dinding ruang
kelas. Dalam model ini seluruh siswa akan berperan aktif dalam
proses pembelajaran.
7. Materi Dalam Penelitian
Penelitian mengambil Standar Kompetensi 4. Menunjukkan sikap
terhadap globalisasi dilingkungan sekitarnya. Kompetensi Dasar 4.1.
mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam
misi kebudayaan internasinal:
Globalisasi sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau
proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dannegara di dunia
makin terikat satu sama lain. Tujuannya untuk mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
38
batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat.
a. Globalisasi kebudayaan
Sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang
berkembang secara global. Globalisasi memengaruhi hampir semua
aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut
oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi
berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang
terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi
penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan
seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari
kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan
budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau
world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari
persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para
penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini (Lucian W.
Pye, 1966), namun perkembangan globalisasi kebudayaan secara
intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi
komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
39
sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut
menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini
menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi
kebudayaan.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
2. Penyebaran prinsip multi kebudayaan (multiculturalism), dan
kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar
kebudayaannya.
3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film
dan lain lain.
6. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala
Dunia FIFA.
7. Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
8. Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan
media massa
Dampak positif globalisasi antara lain:
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
2. Mudah melakukan komunikasi
3. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
4. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
40
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi antara lain:
1. Informasi yang tidak tersaring
2. Perilaku konsumtif
3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
4. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan
atau kebudayaan suatu negara.
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Semakin hari teknologi informasi dan komunikasi semakin
canggih. Jika dulu masih sulit untuk mengadakan siaran langsung di
televisi, sekarang hal itu bahkan bisa dilakukan setiap hari sehingga
kita bisa menonton pertandingan liga Inggris yang berlangsung di
Eropa dalam waktu yang bersamaan dengan kejadian yang
sebenarnya. Koran, majalah, televisi dan radio, bisa mendapatkan
berita terkini hanya dalam waktu beberapa detik saja sejak peristiwa
sebenarnya terjadi. Informasi pun semakin cepat menyebar.
Masyarakat dapat segera melihat, mendengar, dan mengetahui
berbagai peristiwa yang terjadi dari berbagai penjuru dunia termasuk
gaya hidup. Masing-masing kelompok masyarakat tentu memiliki
gaya hidup yang berbeda. Tayangan-tayangan televisi dan berita-
berita di radio serta majalah dan koran seringkali menayangkan gaya
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
41
hidup suatu masyarakat sehingga gaya hidup yang dianggap sudah
maju dan modern dapat dengan cepat pula ditiru oleh masyarakat lain.
Dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi, kalian
pun dapat melakukan percakapan dengan orang lain di belahan dunia
lain tanpa harus beranjak jauh dari tempat kita berada. Jika dahulu,
untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan jasa kurir pembawa
pesan atau jasa pos membutuhkan waktu berhari-hari. Maka saat ini,
dengan kecanggihan teknologi internet seperti sarana email, chatting
yang dilengkapi webcam (kamera). Kamu dapat berbicara bertatap
muka dengan orang yang berada jauh dari kita. Bahkan sekarang,
telepon seluler (ponsel) tidak saja berguna untuk percakapan suara,
tapi juga dengan ponsel yang canggih kita dapat sekaligus menikmati
segala macam informasi dari seluruh penjuru dunia.
c. Transportasi
Dahulu, nenek moyang kita memerlukan waktu berhari-hari
untuk pergi ke luar kota karena belum ada kendaraan cepat seperti
mobil atau motor. Bahkan ketika mobil atau motor ditemukan pun,
perjalanan antarkota masih memerlukan waktu berjam-jam. Namun
sekarang, dengan semakin canggihnya alat transportasi, mobil dan
motor pun semakin cepat berkembang. Selain itu, dengan kereta api
cepat, jarak Jakarta – Surabaya bisa ditempuh dengan cepat. Bahkan
dengan ditemukannya kereta api super cepat, waktu yang ditempuh
semakin pendek.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
42
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hariyati Majiasih,
Program Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Paska Sarjana. yang ber judul “
The Effectiveness of Gallery Walk to Teach Speaking viewed from the
Students’Self-Esteem (Sebuah penelitian experimenttal pada siswa kelas XI
SMAN 3 Cilacap tahun pelajaran 2011/2012).” Penelitian ini merupakan
penelitian experiental dengan subyek siswa kelas XI SMA N 3 Cilacap tahun
pelajaran 2011/2012. Peneliti menyimpulkan berbicara siswa kelas XI SMA N
3 Cilacap tahun 2011/2012. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa Gallery Walk adalah teknik pengajaran yang efektif untuk
mengajar kemampuan berbicara pada siswa kelas XI SMA N 3 Cilacap.
C. Kerangka Berpikir
Dari permasalahan yang ada bahwa kelas IV dalam mata pelajaran
PKn Materi globalisasi kebudayaan, siswa kurang berhasil dalam menguasai
keterampilan proses maupun hasil belajar, disebabkan oleh ketidak tepatan
pembelajaran pada materi tersebut. Pada umumnya setiap individu
mempunyai keinginan dan kebutuhan untuk belajar perlu diarahkan agar
mencapai prestasi belajar yang optimal oleh karena itu perlu pembaharuan
dalam proses belajar.
Penerapan Gallery Walk yang dikemas sedemikian rupa akan
menimbulkan daya tarik tersendiri bagi peserta didik, sehingga dapat
menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan dan materi yang
didapat akan terkesan pada diri peserta didik. Berbagai pengetahuan yang
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
43
mereka dapat akan melekat dalam jangka panjang dan konsisten. Kerangka
pikir tersebut dapat digambarkan dalam bentuk skema berikut ini :
KONDISI
AWAL
A
W
A
TINDAKAN
HASIL
AKHIR
Guru masih menggunakan
pendekatan konversional
(ceramah ) dalam
pembelajaran PKn.
Siklus I
Guru menerapkan Gallery walk
dalam pembelajaran PKn materi
Globalisasi kebudayaan dengan
mendemonstrasikan alat peraga.
Guru menerapkan
Gallery walk dalam
pembelajaran PKn
materi Globalisasi
kebudayaan.
Hasil belajar PKn pada
materi globalisasi
kebudayaan rendah nilai
rata- rata 65.
Diduga melalui penerapan pembelajaran gallery walk dapat
meningkatkan prestasi belajar dan Cinta Tanah Air materi
globalisasi kebudayaan di kelas IV SD N 2 Berkoh .
Siklus II
Guru menerapkan Gallery walk dalam pembelajaran PKn melalui
kegiatan praktik yang dilakukan secara langsung oleh peserta didik serta
pengamatan lingkungan melalui bimbingan guru.
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014
44
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dan kerangka berpikir di atas, maka dapat
diasumsikan rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Melalui Gallery walk dapat meningkatkan Cinta tanah air siswa pada
materi globalisasi kebudayaan di kelas IV SD Negeri 2 Berkoh .
2. Melalui Gallery walk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
materi globalisasi kebudayaan di kelas IV SD Negeri 2 Berkoh .
Peningkatan Cinta Tanah…, Septiana Indah Chusumawati, FKIP, UMP, 2014